• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN BAKTERI PROBIOTIK YANG DIISOLASI DARI MAKROALGA TERHADAP KUALITAS AIR DAN SINTASAN UDANG WINDU SKALA LABORATORIUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMAMPUAN BAKTERI PROBIOTIK YANG DIISOLASI DARI MAKROALGA TERHADAP KUALITAS AIR DAN SINTASAN UDANG WINDU SKALA LABORATORIUM"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN BAKTERI PROBIOTIK YANG DIISOLASI

DARI MAKROALGA TERHADAP KUALITAS AIR DAN SINTASAN

UDANG WINDU SKALA LABORATORIUM

M uliani, Nur baya, Nur hidayah, dan Endang Susianingsih

Balai Penelit ian dan Pengem bangan Budidaya Air Payau Jl. Makm ur Dg. Sit akka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selat an

E- m ail: mulianim@yahoo.com

(Naskah diterima: 21 Maret 2011; Disetujui publikasi: 8 Maret 2012)

ABST RAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri yang diisolasi dari makroalga terhadap perbaikan kualitas air dan sintasan udang windu skala laboratorium . Penelitian ini dilakukan di laboratorium basah, Balai Penelitian dan Pengem bangan Budidaya Air Payau, Maros, m ulai bulan Juli hingga Septem ber 2010 m enggunakan 15 buah akuarium berukuran 40 cm x 30 cm x 27 cm yang dilapisi dengan t anah t am bak set ebal 10 cm dan diisi air laut salinit as 28 ppt sebanyak 15 L. Hewan uji yang digunakan berupa benur windu PL- 25 sebanyak 30 ekor/ akuarium . Penelitian dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut : A= Isolat BM12 (diisolasi dari m akroalga), B= Isolat BM31(diisolasi dari m akroalga), C= Isolat BM58 (diisolasi dari m akroalga), D= BL542 (diisolasi dari sedim en laut), dan E= kont rol (t anpa probiot ik). Masi n g - m asi n g p er l ak u an d i u l an g 3 k al i . Pen el i t i an d i l ak u k an sel am a 2 b u l an . Pengam atan param eter kualitas air m eliputi; BOT, NH3- N, NO2- N, NO3- N, t ot al bakt eri, serta total Vibrio sp. dalam air dan sedim en dilakukan satu kali setiap 2 m inggu. Sintasan udang windu diam at i pada ak hir penelit ian. Hasil penelit ian m enunj uk k an bahwa konsent rasi BOT dan NH3- N pada akhir penelit ian t ert inggi pada perlakuan B yait u masing- masing 31,08 mg/ L dan 0,0772 mg/ L, sementara total Vibrio sp. pada perlakuan t er sebut r elat if lebih r endah dibanding per lak uan lainnya. Sint asan udang windu t ert inggi pada perlakuan A (BM12= bakt eri probiot ik yang diisolasi dari m akroalga) yaitu 55,55% dan terendah pada perlakuan D (BL542= bakt eri probiotik yang diisolasi dari sedim en laut ) yait u 25%. Hasil analisis st at ist ik m enunjuk k an bahwa sint asan udang windu pada perlakuan yang m enggunakan isolat BM12 berbeda nyata (P< 0,05) dengan sintasan udang windu pada perlakuan yang m enggunakan BL542.

KATA KUNCI: probiotik, sintasan, mikroalga, udang windu, Penaeus monodon

ABST RACT : Per f om an ce of b act er i a i sol at ed f r om m acr oal g ae on w at er quality and tiger shrim p survival rate in laboratory condition. By: M ul i ani , N ur b aya, N ur hi d ayah, and End ang Susi ani ng si h

(2)

BM12 (A= isolated from makroalgae), isolate BM31 (B= isolated from makroalgae), isolate BM58 (C= isolated from makroalgae), isolate BL542 (D= isolated from sea sediment), and control (E= without probiotic bacteria), with three replication. The postlarvae were reared until two months. Some water quality parameters include (Total Organic Matter, NH3-N, NH2-N, and NH3-N), total bacteria on water and sediment, and total Vibrio sp. on water and sediment were monitored by weekly. Survival rate of tiger shrimp were observed at the end of the experiment. The result showed that in the end of experiment, the highest concentration of TOM and NH3-N were treatment B ie; 31,08 mg/L and 0.0772 mg/L (NH3-N), although total of Vibrio sp. on those treatments relatively lower than other treatments. The highest of survival rate of black tiger shrimp was treatment A (BM12= probiotic bacteria isolated from macroalgae) i.e; 55.55% and the lowest was on treatment D (BL542= probiotic bacteria isolated from sea sediment) i.e; 25%. The statistical analysis showed that survival rate on treatment A were significantly different (P<0.05) with treatments D.

KEYWORD S: p r ob i ot i c, su r v i v al r at e, m acr oal g ae, t i g er sh i r m p , Penaeus monodon

PENDAHULUAN

Perkem bangan usaha budidaya di bidang p er i k anan m em acu p er k em b ang an p eng -gunaan probiot ik (Wast on et al., 2008), baik melalui pakan maupun ditebar langsung dalam media budidaya. Hal ini juga memacu kegiatan eksplorasi biot a alam yang pot ensial sebagai p r ob i ot i k an t ar a l ai n d ar i k ap an g sep er t i Streptomyces sp p . (Das et al., 2 0 1 0 ) d an bakt eri sepert i Bacillus sp., Basillus subtilis, Lactobacillus spp., Brevibacillus sp., Pseudomo-nas sp., Pseudoalteromonas sp., Pseudomona aeruginosa, Vibrio alginolyticus, Vibrio carcarie, dan lain- lain. Kajian tentang sumber-sumber bakteri probiotik serta pemanfaatannya di bidang budidaya perikanan t elah banyak d i l ak uk an. Beb er ap a p enel i t i d an p r ak t i si budidaya m engisolasi bakt eri probiot ik dari lingkungan sepert i dari laut (Tjahyadi et al., 1994; Hala, 1999; Haryanti et al., 2000; Muliani et al., 2003; Radjasa et al., 2005; Schulze et al., 2006), air perbenihan (Rosa et al., 1997; Schulze et al., 2006), m angrove (Muliani et al., 2004), t am bak (Vaseeharan & Ram asam y, 2003; Vaseeharan et al., 2004; Lio- Po et al., 2005; Vijayan et al., 2006; Banerjee et al., 2007), seabream (Sparus aurata L.) (Chabrillon et al., 2006), usus ikan lele (Sugita et al., 2007), ikan nila (Aly et al., 2008b), dan usus ikan (Balcazar et al., 2008), m oluska (Dever et al., 2 0 0 9 ), t el u r d an l ar va at l an t i k Hal i b u t , Hippoglossus hippoglossus L. (Bjornsdot t ir et al., 2010).

Di Indonesia perubahan pola budidaya udang t radisional dengan padat penebaran yang rendah ke pola int ensif dengan padat penebaran tinggi, memicu penggunaan pakan

(3)

gas-gas beracun tersebut dalam konsentrasi yang t inggi akan m eracuni secara langsung udang peliharaan.

Salah satu alternatif dalam upaya penang-gulangan penyakit pada kom oditas perikanan adalah pem anf aat an bakt eri probiot ik yang bersifat non patogen dan memiliki kemampuan m en g u r an g i k o l o n i b ak t er i p at o g en , m engham bat pert um buhan bakt eri pat ogen, menghambat komunikasi antara sel- sel bakteri sehingga tidak terjadi “korum sengsing” yang dapat m enyebabkan t im bulnya sif at pat ogen m em bunuh bakt eri pat ogen, dapat berfungsi sebagai bak t eri pengurai dan m enet ralisir k ualit as air, sert a m em ungk ink an sebagai makanan di dalam perairan.

Produk probiotik yang beredar di pasaran sangat beragam, baik produk dari luar maupun dalam negeri, dalam bent uk cairan m aupun bentuk padatan (serbuk). Munculnya berbagai j en i s p r o d u k b ak t er i p r o b i o t i k t er seb u t menimbulkan permasalahan tersendiri, karena biasanya para petani m enggunakan probiotik t er seb u t t an p a m en g et ah u i d en g an j el as perunt ukkan dari produk t ersebut . Selain it u, kom posisi jenis bakt eri yang t ercant um pada k em asan suat u produk belum t ent u sam a d en g an yan g t er k an d u n g d i d al am n ya, seh i n g g a m em er l u k an k eh at i - h at i an d an kecermatan dalam memilih satu produk bakteri probiot ik. Selain it u, jenis bakt eri probiot ik sangat dipengaruhi oleh lingkungan, dalam hal ini f ak t or lingk ungan di m ana bak t er i t er seb u t d i i so l asi san g at m em p en g ar u h i k em am p u an n ya b ai k u n t u k t u m b u h d an berk em bang m aupun unt uk m elak sanak an f ung si nya seb ag ai m ana yang d i har ap k an. Menurut Poernom o (2004), bahwa probiot ik yang diaplikasikan di t am bak harus m am pu hidup dalam tambak, mampu tumbuh, mampu berk em bang biak , dan m am pu berf ungsi/ bek erj a ak t if pada bidang m asing- m asing sesuai yang diharapkan.

Berdasark an hal t ersebut di at as m ak a d i co b a u n t u k m en g i so l asi d an m en g k aj i b eb er ap a b ak t er i yan g p ot en si al seb ag ai probiot ik yang berasal dari alam . Pada t ahun 2 0 0 2 h i n g g a 2 0 0 4 Bal ai Ri set Per i k an an Budidaya Air Payau mulai merintis mengisolasi kandidat probiot ik dari laut , daun m angrove (veget asi yang hidup di lingkungan t am bak), m aupun dari t am bak. Beberapa isolat bakt eri yang potensial sebagai bakteri probiotik telah dikoleksi dan dikem bangkan sebagai bakt eri probiotik. Untuk lebih melengkapi jenis bakteri

p r ob i ot i k yan g t el ah d i k ol ek si d an m en -dapat k an bak t eri yang lebih unggul m ak a dicoba mengisolasi dari sumber lain yaitu dari m ak r o al g a. Beb er ap a j en i s b ak t er i t el ah diisolasi dari m akroalga dan diuji pot ensinya sebagai bakt eri probiot ik secara invitro dan dalam penelit ian ini diuji secara invivo dalam wadah pem eliharaan udang windu.

Penelit ian bert ujuan unt uk m enget ahui performa bakteri yang diisolasi dari makroalga t erhadap kem am puan perbaikan kualit as air dan sintasan udang windu skala laboratorium. BAHAN DAN METODE

Penelit ian ini dilakukan di laborat orium basah, Balai Penelit ian dan Pengem bangan Budidaya Air Payau, Maros m ulai bulan Juli h i n g g a Sep t em b er 2 0 1 0 m en g g u n ak an akuarium berukuran 40 cm x 30 cm x 27 cm yang dasarnya dilapisi dengan t anah t am bak set eb al 1 0 cm . Tan ah d i p er si ap k an se-bagaim ana persiapan t anah dasar t am bak d i lap angan d an selanj ut nya d iisi air laut salinit as 28 ppt sebanyak 15 L. Hewan uji berupa benur windu PL- 25 sebanyak 30 ekor/ ak u ar i u m yan g t el ah m el al u i p en g ecek an bebas WSSV dengan uji PCR (m et ode kit IQ 2000).

Penelit ian dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai b er i k u t : A= Iso l at BM1 2 (d i i so l asi d ar i m ak r oalg a), B= Isolat BM3 1 (d iisolasi d ar i m ak roalga), C= Isolat BM58 (diisolasi dari m akroalga), D= BL542 (diisolasi dari sedim en laut), dan E= kontrol (tanpa probiotik). Masing-m asing perlakuan diulang 3 kali, sehingga j u m l ah u n i t p en el i t i an seb an yak 1 5 u n i t . Penelitian dilakukan selam a 2 bulan.

Kultur dan Aplikasi Probiotik

(4)

Analisis Kualitas Air

Sampling dan analisis kualitas air meliputi: BOT, NH3- N, NO2- N, dan NO3- N dilakukan satu kali set iap 2 m inggu. Pengam bilan cont oh air dilakukan sebelum pemberian probiotik untuk m i ng g u b er j al an d eng an car a m eng am b i l sam pel air sebanyak 200 m L dan dibawa ke l ab o r at o r i u m ai r Bal ai Pen el i t i an d an Pengem bangan Budidaya Air Payau unt uk dianalisis berdasarkan prosedur dari Haryadi et al. (1992).

Pengamatan Total Bakteri dan Total

Vibrio spp.

Sampling d an p en g am at an p ar am et er biologi dilakukan sat u kali set iap 2 m inggu yang meliputi; total bakteri dan total Vibrio sp. dalam air dan sedim en. Sam pel air unt uk bakteri diambil sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke dalam bot ol sam pel yang berisi larut an g ar am f i si ol og i s (NaCl 0 ,8 5 %) yan g t el ah d i st er i l k an . Sed an g k an sam p el sed i m en dit im bang sebanyak 1 g, digerus, dan di-hom ogenkan. Selanjutnya dilakukan pengen-ceran secara berseri (100, 10- 1, 10- 2, 10- 3, dan set erusnya). Hasil pengenceran diinokulasi dalam m edia Triptic Soy Agar (TSA) unt uk m enget ahui t ot al bakt eri dan m edia Thiosul-fate-citrate-Bile sucrose (TCBS) Agar unt uk total vibrio.

Sintasan Udang Windu dan Analisis St a t i st i k

Sint asan udang windu diam at i pada akhir p en el i t i an d an u n t u k m en g et ah u i ad an ya pengaruh antar perlakuan, data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjut kan dengan uji Beda Nyat a Terkecil (St eel & Torrie, 1981). Sedangkan dat a param et er biologi dalam air dan sedimen dianalisis secara deskriptif dalam bentuk grafik.

HASIL DAN BAHASAN

Kualitas Air

BOT

Konsent rasi BOT selam a penelit ian di-sajikan pada Gam bar 1A. Pada Gam bar 1A t er lihat b ahwa k onsent r asi BOT d ar i awal hingga akhir penelit ian m engalam i f lukt uasi pada sem ua perlakuan. Dari awal penelit ian h i n g g a m i n g g u k e- 4 t er j ad i k en ai k an k o n sen t r asi BOT p ad a p er l ak u an k ecu al i

kontrol (E), pada minggu ke- 2 terjadi penurunan akan t et api t erjadi kenaikan kem bali set elah m inggu ke- 4. Mem asuki m inggu ke- 6 kon-sent rasi BOT kem bali m enurun pada sem ua perlakuan term asuk kontrol dan stabil hingga m inggu ke- 8 (akhir penelit ian). Konsent rasi BOT p ad a ak hi r p enel i t i an t er t i ng g i p ad a per lak uan B dan C yait u 3 1 ,0 8 m g/ L dan t erendah pada perlakuan kont rol yait u 26,53 mg/ L. Konsentrasi BOT pada penelitian ini jauh lebih t inggi dibanding konsent rasi BOT pada tambak yang menggunakan probiotik komersil yait u 7,05- 14,8 m g/ L (Gunart o et al., 2006), dem ikian pula dengan konsent rasi BOT pada penelitian yang m enggunakan probiotik yang d iisolasi d ar i laut , m angr ove d an t am b ak dengan kom binasi jenis dan kepadat an yang berbeda yaitu berkisar antara 11,0- 20,7 mg/ L (Muliani et al., 2007). Tingginya konsent rasi BOT p ad a p er l ak u an yan g m en g g u n ak an p r o b i o t i k d i b an d i n g d en g an k o n t r o l d an penelit ian sebelum nya diduga disebabk an oleh bahan ferm ent asi yang digunakan unt uk mengkultur probiotik terbawa masuk ke wadah pem eliharaan udang windu.

NH3- N

(5)

menurunkan kadar NH3- N lebih baik dibanding probiot ik yang digunakan sebelum nya. NO2- N

Ko n sen t r asi NO2- N sel am a p en el i t i an disajikan pada Gam bar 2A. Pada Gam bar 2A t erlihat bahwa konsent rasi NO2- N dari awal hingga akhir penelit ian m engalam i f lukt uasi pada sem ua perlakuan. Pada m inggu ke- 2 k andungan NO2-N m engalam i peningk at an pada sem ua perlakuan kecuali kont rol (t anpa probiotik) yang sedikit mengalami penurunan. Set elah m em asuki m inggu ke- 4 kandungan NO2- N p ad a k o n t r o l sed i k i t m en g al am i k enai k an, nam un p ad a p er l ak uan l ai nnya mengalami penurunan. Penurunan kandungan NO2- N pada saat itu sangat drastis terjadi pada perlakuan A yait u dari 1,3423–0,4773 m g/ L dan pada perlakuan B yaitu dari 0,8966 menjadi 0,3732 m g/ L m em asuki m inggu ke- 6 kan-dungan NO2- N m asih m engalam i penurunan pada sem ua perlakuan, dan t erus berlanjut hingga m inggu ke- 8 pada perlakuan A dan C, sedangk an pada per lak uan B r elat if st abil n am u n p ad a k o n t r o l sed i k i t m en g al am i k en ai k an . Kon sen t r asi NO2- N p ad a ak h i r penelit ian t ert inggi pada perlakuan A yait u 0,1691 m g/ m L dan t erendah pada kont rol yait u 0,0434 m g/ L. Konsent rasi NO2- N pada penelit ian ini jauh lebih rendah dibanding penelit ian sebelum nya yang m enggunak an probiot ik dengan k om posisi jenis dan k e-padat an yang berbeda yait u berkisar ant ara 0,2933- 1,6141 m g/ L (Muliani et al., 2007). Dem ikian pula konsent rasi NO2- N pada

per-l ak u an yan g m en g g u n ak an i so per-l at BL5 4 2 (0,0705 m g/ L) jauh lebih rendah dibanding p en el i t i an seb el u m n y a (0 , 2 3 9 0 m g / L), sed an g k an p ad a p er l ak u an yan g m en g -gunakan probiotik BR931, konsentrasi NO2- N mencapai 0,2670 mg/ L (Muliani et al., 2009a). Namun jika dibanding dengan perlakuan yang menggunakan probiotik MY1112 relatif sama yaitu 0,04016 m g/ L (Muliani et al., 2009b). NO3- N

Ko n sen t r asi NO3- N sel am a p en el i t i an disajikan pada Gam bar 2B. Pada Gam bar 2B terlihat bahwa konsentrasi NO3- N pada semua perlakuan m engalam i kenaikan pada m inggu ke- 2 dan menurun setelah minggu ke- 4 kecuali pada kont rol yang t erus m eningkat dari awal hingga akhir penelitian. Memasuki minggu ke-6 konsent rasi NO3- N kem bali m eningkat dan r el at i f st ab i l h i n g g a m i n g g u k e- 8 (ak h i r penelit ian), kecuali pada perlakuan A dan C yang t erus m eningkat m eskipun t idak t erlalu d r ast i s. Ko n sen t r asi NO3- N p ad a ak h i r penelit ian t ert inggi pada perlakuan C yait u 1,1617 m g/ L dan t erendah pada perlakuan perlakuan D yait u 0,6575 m g/ L. Konsent rasi NO3- N pada penelitian ini relatif sama dengan konsent rasi NO3 N pada penelit ian sebelum -n ya ya-n g m e-n g g u -n ak a-n p r o b i o t i k ya-n g diisolasi dari mangrove (MY1112) yaitu 1,3006 m g/ L; t et api relat if lebih rendah dibanding dengan konsent rasi NO3- N pada perlakuan yang m enggunakan probiot ik yang diisolasi dari sedim en t am bak (MR55) yait u 2,2037 mg/ L (Muliani et al., 2009a).

Gambar 1. Kisaran konsentrasi BOT (A) dan NH3- N (B) (mg/ L) dalam air pemeliharaan udang selama pemeliharaan

Figure 1. Concentration of TOM (A), and NH3-N (B) (mg/L) on tiger shrimp water rearing during experiment

Ket erangan (Remark):

(6)

Populasi Bakteri

T otal bak teri dan total Vibrio sp. pada air selama penelitian

Total bakteri dan total Vibrio sp. dalam air selam a penelit ian disajikan pada Gam bar 3A dan 3B. Pada gam bar t ersebut t erlihat bahwa total bakteri dalam air dari awal hingga minggu ke- IV cenderung m enurun dan m engalam i kenaikan kem bali pada m inggu ke- VI, dan setelah itu, menurun secara drastis pada akhir penelit ian yait u m inggu ke- VIII. Tot al bakt eri dalam air pada akhir penelitian tertinggi pada p er l ak u an A yai t u 1 ,7 8 x 1 04 cf u / m L d an

t erendah pada perlakuan D yait u 6,03x 103 cfu/ mL. Seperti halnya total bakteri, total Vibrio sp. pada akhir penelit ian juga t ert inggi pada perlakuan A yait u 2,14x 102 cf u/ m L dan dan t erendah pada perlakuan D yait u 4,68x 100 cf u/ m L. Mesk ip un d em ik ian secar a k ese-luruhan populasi Vibrio sp. pada perlakuan A cenderung lebih rendah. Pada akhir penelitian rasio t ot al bakt eri dan t ot al Vibrio sp. pada p er l ak u an A cu k u p t i n g g i yai t u 5 1 , 4 5 % sedangkan pada perlakuan D cukup rendah yait u 17,72%. Hal ini m enunj uk k an bahwa perlakuan D (Isolat BL542) m am pu m enekan t ot al bakt eri Vibrio sp. jauh lebih baik diban-ding dengan perlakuan A (isolat BM12) dan Gambar 2. Kisaran konsent rasi NO2- N (A) dan NO3- N (B) (m g/ L) dalam air pem eliharaan udang

selama penelitian

Figure 2. Concentration of NO2-N (A) and NO3-N (B) (mg/L) on tiger shrimp water rearing during experiment

Ket erangan (Remark):

A= Isolat BM12, B= Isolat BM31, C= Isolat BM58, D= Isolat BL542, E= Kont rol (t anpa probiot ik)

Gambar 3. Total bakteri (A) dan total Vibrio sp. (B) dalam air pem eliharaan udang windu selam a penelitian

Figure 3. Total bacteria (A) and total Vibrio sp. (B) on tiger shrimp water rearing during experiment

Ket erangan (Remark):

(7)

p er l ak u an l ai n n ya. To t al b ak t er i d al am penelitian ini jauh lebih rendah dibanding pada penelit ian dengan kom posisi dan kepadat an yan g b er b ed a yan g m en cap ai k ep ad at an 3,1x108 cfu/ mL (Muliani et al., 2007). Demikian pula pada penelit ian penggunaan probiot ik dengan rasio yang berbeda yang m encapai kepadat an 1,51x 108 cf u/ m L (Muliani et al., 2008).

T otal bak teri dan total Vibrio sp. pada sedimen selama penelitian

Tot al bakt eri dan t ot al Vibrio sp. dalam sedim en selam a penelit ian disaj ik an pada Gam bar 4A dan 4B. Pada gam bar t ersebut t erlihat bahwa t ot al bakt eri pada sedim en dari awal hingga m inggu ke- IV m engalam i penurunan. Pada m inggu ke- VI t ot al bakt eri dalam sedim en kem bali m eningkat dan stabil hingga akhir penelit ian (Gam bar 4A). Adapun total Vibrio sp. dalam sedimen relatif stabil dari awal hingga m em asuki m inggu ke- IV. Pada m inggu ke- VI t ot al Vibrio sp. dalam sedim en m en g al am i p en i n g k at an p ad a b eb er ap a perlakuan seperti pada perlakuan A, B, dan D, sed an g k an p ad a p er l ak u an C m en g al am i penurunan dan pada k ont rol relat if st abil. Mem asuki m inggu ke- VIII (akhir penelit ian) t ot al Vibrio sp. relat if sam a dengan m inggu ke- VI, kecuali pada perlakuan D dan C yang m engalam i penurunan secara drast is. Tot al bakt eri dalam sedim en pada akhir penelit ian t ert inggi pada perlakuan A yait u 2,140x 106 cf u / m L d an t er en d ah p ad a p er l ak u an D yaitu 3,98x 105 cfu/ mL. Sedangkan total Vibrio sp. t ert inggi pada perlakuan B yait u 5,50x 104

cf u / m L d an t er en d ah p ad a p er l ak u an C yait u 3,63x 102 cf u/ m L. Hal ini m enunjukkan bahwa isolat BM58 (perlakuan C) m enekan pert um buhan Vibrio sp. dalam sedim en lebih baik dibanding dengan isolat lainnya.

Sintasan Udang Windu

Sint asan udang windu pada akhir pene-l i t i an d i saj i k an p ad a Tab epene-l 1 . Pad a t ab epene-l tersebut terlihat bahwa sintasan udang windu tertinggi pada perlakuan yang m enggunakan probiotik yang diisolasi dari m akroalga (isolat BM1 2 ) yai t u 5 5 ,5 5 % d an t er en d ah p ad a perlakuan yang m enggunakan probiotik yang diisolasi dari sedim en laut (BL542) yait u 25%. Hasil analisis st at ist ik m enunjukkan bahwa sint asan udang windu pada perlakuan yang m enggunak an isolat BM1 2 b er b ed a nyat a dengan (P< 0,05) sint asan udang windu pada perlakuan yang m enggunakan BL542. Isolat BM12 adalah golongan bakt eri Bacillus spp., d i m an a j en i s b ak t er i i n i p al i n g b an yak d igunak an seb agai b ak t er i p r ob iot ik b aik m elalui m edia pem eliharaan m aupun m elalui pak an. Baner j ee et al., 2 0 0 7 , m elapor k an bahwa Bacillus spp. dengan sporanya t elah b an yak d i g u n ak an seb ag ai p r ob i ot i k d an biok ont r ol. Pada penelit ian ini secar a k e-seluruhan populasi Vibrio sp. pada perlakuan yang m enggunakan BM12 cenderung lebih rendah k ecuali pada ak hir penelit ian yang sedikit mengalami peningkatan, hal ini diduga b ah w a f u n g si BM1 2 seb ag ai b i o k o n t r o l t erhadap vibrio pat ogen berf ungsi dengan b ai k seh i n g g a b er ef ek p ad a p en i n g k at an sint asan udang windu. Meskipun dem ikian

Gambar 4. Total bakteri (A) dan total Vibrio sp. (B) dalam sedimen selama penelitian

Figure 4. Total bacteria (A) and total Vibrio sp. (B) on tiger shrimp sediment during experi-ment

Ket erangan (Remark):

(8)

secara k eseluruhan sint asan udang windu pada penelit ian ini relat if lebih rendah jika d i b an d i n g d en g an b eb er ap a p en el i t i an sebelum nya. Muliani et al. (2008) melaporkan bahwa sint asan udang windu pada penelit ian yang m enggunakan rasio bakt eri probiot ik dalam skala laboratorium berkisar antara 81,3%-93,3%. Rendahnya sintasan udang windu pada p en el i t i an i n i d i d u g a k ar en a t i n g g i n ya konsent rasi BOT sejak awal penelit ian yait u berkisar antara 8,29 pada perlakuan B hingga 32,58 m g/ L pada kont rol. Meskipun sem pat t urun pada m inggu kedua, nam un kem bali m en i n g k at d en g an t aj am p ad a m i n g g u keem pat , bahkan jauh lebih t inggi dibanding pada awal penelitian. Pada minggu berikutnya konsent rasi BOT kem bali m enurun, nam un t et ap l eb i h t i n g g i d i b an d i n g p ad a aw al penelitian dan hal ini berlangsung hingga akhir p en el i t i an . Hal i n i d i d u g a m en yeb ab k an rendahnya sint asan udang windu pada akhir penelitian. Selain itu, mutu benur yang kurang b ag u s d i d u g a m em eg an g an d i l t er h ad ap r en d ah n ya si n t asan u d an g w i n d u p ad a p enelit ian ini t er ut am a p ad a p er lak uan D (probiotik yang diisolasi dari laut). Hal ini terlihat dari kualitas air (BOT, NH3- N, NO2- N, dan NO3 -N) selam a penelit ian relat if lebih baik (lebih rendah) dibanding perlakuan lainnya, sehingga total Vibrio sp. baik dalam air maupun sedimen jauh lebih rendah dibanding pada perlakuan lainnya, namun pada akhir penelitian sintasan

udang windu just ru t erendah pada perlakuan ini.

KESIMPULAN

z Konsent rasi BOT dan NH3- N pada akhir p en el i t i an t er t i n g g i p ad a p er l ak u an B (BM31) yaitu masing- masing 31,08 mg/ L dan 0,0772 mg/ L.

z Total Vibrio sp. dalam air cenderung lebih rendah pada perlakuan A (BM12), nam un p ad a ak hi r p enel i t i an, t ot al Vibrio sp . terendah pada perlakuan D (BL542).

z Si n t asan u d an g wi n d u t er t i n g g i p ad a perlakuan A (probiot ik yang diisolasi dari m akroalga, isolat BM12) yaitu 55,55% dan terendah pada perlakuan D (probiotik yang diisolasi dari sedim en laut , isolat BL542) yait u 25% dan secara st at ist ik keduanya berbeda nyata (P< 0,05).

UCAPAN TERIMA KASIH

Kepada rekan- rekan penelit i dan t eknisi yang penuh dedik asi dan t anggung j awab m em b an t u t er l ak san an ya p en el i t i an i n i . Penelit ian ini dibiayai oleh APBN T.A. 2010. DAFTAR ACUAN

Aly, M.S., Mohamed, M.F., & John, G. 2008. Ef-fect of probiot ic on t he survival, growt h and challenge infect ion in Tilapia nilot ica Ket erangan (Note):

Nilai dalam kolom yang diikut i oleh huruf yang sam a m enunjukkan t idak berbeda nyat a (P> 0,05)

Value within the colum with the same letter are not significantly different (P>0.05) Tabel 1. Sintasan (%) udang windu pada akhir penelitian

Table 1. Survival rate (%) of black tiger shrimp in the end of experiment

Perlakuan (T r ea t m en t s) Sur viva l r a t eSint asan ( %)

A = BM12 (diisolasi dari makroalga/Isolated

from macroalgae)

55,55a

B = BM31 (diisolasi dari makroalga/Isolated

from macroalgae)

30,00ab

C = BM58 (diisolasi dari makroalga/Isolated

from macroalgae)

36,67ab

D = BL542 (diisolasi dari sedimen laut/Isolated

from sea sediment)

25,55b

(9)

(Oreochromis niloticus). Aquaculture Re-search, 39: 647- 656.

Balcazar, J.L., Vendrell, D., Blas, I.D., Zarzuela, I.R., Muzquiz, J.L., & Girones, O. 2008. Char-acterization of probiotic properties of lac-t ic acid baclac-t eria isolalac-t ed from inlac-t eslac-t inal microbiota of fish. Aquaculture, 278: 188-191.

Banerjee, S., Devaraja, T.N., Shariff, M., & Yusoff, F.M. 2007. Com parison of four antibiotics wit h indigenous m arine Bacillus spp. In co n t r o l l i n g p at h o g en i c b act er i a f r o m shrimp and artemia. Journal of Fish Diseases, 30: 383- 389.

Bjornsdottir, R., Karadottir, E.G., Johannsdottir, J., Thorarinsdottir, E.E., Smaradottir, Heiddis, Sigurgisladottir, S., & Gudmundsdottir, B.K. Select ion of bact eria and t he effect s of b act er ial t r eat m ent of At lant ic halib ut (Hippoglossus hippoglossus L.) eggs and larvae. Aquaculture, 302: 219- 227. Cast ex , M., Chim , L., Pham , D., Lem aire, P.,

Wabet e, N., Nicolas, J.L., Schm idely, P., & Mariojouls, C. 2008. Probiotic P. acidilactici ap p l i cat i o n i n sh r i m p Litopenaeus stylirostris cult ure subject t o vibriosis in New Caledonia. Aquaculture, 275: 182- 193. Chabrillon, M., Arijo, S., Rosales, P.D., Balebona, M.C., & Morinigo, M.A. 2006. Int erferent e of Listonelle anguillarum wit h pot ent ial probiot ic m icroorganism s isolat ed from farmed gilthead seabream (Sparus aurata, L.). Aquaculture Research, 37: 78- 86. Das, S., Ward, L.R., & Burke, C. 2010. Screening

of m arine Streptomyces spp. for potensial use as probiotics in Aquaculture. Aquacul-ture, 305: 32- 41.

Decamp, O., Moriaty, D.J.W., & Lavens, P. 2008. Probiot ics for shrim p larvicult ure: review of field dat a from Asia and Lat in Am erica. Aquaculture Research, 39: 334- 338. Dever, D., Bourgougnon, N., & Fleury, Y. 2009.

Screening for ant ibact erial and ant iviral act i v i t i es i n t h r ee b i v al v e an d t w o gast ropod m arine m olluscs. Aquaculture, 293: 1- 7.

Gunart o, Tangko, A.M., Tam pangallo, B.R., & Muliani. 2006a. Budidaya udang windu (Penaeus monodon) d i t am b ak d engan penambahan probiotik. J. Ris. Akuakultur, 1(3): 303- 313.

Gunart o, Muslim in, Muliani, & Sahabuddin. 2006b. Analisis kejadian serangan White Spot Syndrome Virus (WSSV) d en g an b eb er ap a p ar am et er k ual i t as ai r p ad a

b u d i d aya u d an g wi n d u m en g g u n ak an si st em t an d o n d an b i o f i l t er . J. Ris. Akuakultur, 1(2): 255- 270.

Hal a, Y. 1 9 9 9 . Penggunaan gen penanda molekular untuk deteksi pelekatan dan kolonisasi Vibr io har veyi pada larva udang windu (Pe n a e u s m o n o d o n). Disert asi. Bogor. Inst it ut Pert anian Bogor, Program Pascasarjana.

Haryadi, S., Suryodiputro, I.N.N., & Widigdo, B. 1992. Limnologi. Penuntun Praktikum dan metode analisa air. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan, 57 hlm.

Haryanti, Sugama, K., Tsamura, S., & Nishijima, T. 2000. Vibriost at ic bact erium isolat ed from seawat er: Pot ent ialit y as probiot ic agent in t he rearing of Penaeus monodon larvae. Ind. Fish. Res. J.,6: 26- 32.

Keysami, M.A., Saad, C.R., Sijam, K., Daud, H.M., & Alim on, A.R. 2007. Ef f ect of Bacillus subtilis on growt h developm ent and sur-vival of larvae Macrobrachium rosenbergii (de Man). Aquaculture Nutrition, 13: 131-136.

Lio- Po, G.E., Leoano, M.D., Penaranda, M.M.D., Villa- Franco, A.U., Sombito, C.D., & Guanson, N.G. 2005. Ant i- lum inous Vibrio fact ors associated with the ‘green water’ grow- out cu l t u r e o f t h e t i g er sh r i m p Penaeus monodon. Aquaculture, 250: 1- 7.

Meunpol, O., Lopinyosiri, K., & Menasvet a, P. 2003. The effects of ozone and probiotics on t h e su r vi val of b l ack t i g er sh r i m p (Penaeus monodon). Aquaculture, 220: 437-448.

Muliani, Suwant o, A., & Hala, Y. 2003. Isolasi dan karakterisasi bakteri asal laut Sulawesi unt uk biokont rol penyakit vibriosis pada larva udang windu (Penaeus monodon Fab.). Hayati, 10: 6- 11.

Muliani, Nurbaya, Atmomarsono, M., & Tompo, A. 2004. Eksplorasi Bakt eri Tam bak dari Tan am an Man g r o ve Seb ag ai Bak t er i Pr obiot ik pada Budidaya Udang Windu Penaeus monodon. Laporan Hasil Penelitian. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, 18 hlm.

(10)

-bangan Tek nologi Budidaya Perik anan. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut. Badan Riset Kelaut an dan Perikanan, hlm . 286- 294.

Muliani, Nurbaya, & Tam pangallo, B.R. 2008. Pengaruh rasio bakteri probiotik terhadap perubahan kualitas air dan sintasan udang windu, Penaeus monodon dalam akuarium. J. Ris. Akuakultur, 3(1): 33- 42.

Muliani, Nurbaya, & Atm om arsono, M. 2009a. Uj i perf orm ansi bak t eri probiot ik pada p em elihar aan p ascalar va udang wind u (Penaeus monodon) dalam bak terkontrol. Makalah t elah disem inarkan pada “Gelar Teknologi Budidaya” Pusat Riset Perikanan Bu d i d aya. Bad an Ri set Kel au t an d an Per i k an an . Dep ar t em en Kel au t an d an Perikanan di Manado pada tanggal 2- 3 Mei 2008.

Muliani, Nurbaya, & Kadriah, I.A.K. 2009b. Peubah kualit as air dan kelulushidupan udang windu (Penaeus monodon) pada penggunaan probiot ik yang diisolasi dari sedim en laut , sedim en t am bak dan daun mangrove. J. Aquacultura Indonesiana,8(3): 25- 34.

Muliani, Nurbaya, & Madeali, M.I. 2011. Teknik aplikasi probiotik pada pemeliharaan udang windu (Penaeus monodon) di laboratorium. J. Ris. Akuakultur, 1(1): 81- 92.

Nejad, S.Z., Resaei, M.H., Takami, G.A., Lovett, D.L., Mirvaghefi, A.R., & Shakouri, M. 2006. The effect of Bacillus spp. bact eria used as probiot ics on digest ive enzym e act iv-ity, survival and growth in the Indian white shrim p Fenneropenaeus indicus. Aquacul-ture, 252: 516- 524.

Poernom o, A. 2004. Technology of probiotics to solve the problems in shrimp pond cul-t ure and cul-t he culcul-t ure environm encul-t . Paper presented in the National Symposium on on Development and Scientific and Tech-nology Innovation in Aquaculture, Semarang, January 27- 29, 2004, 24 pp. Radj asa, O.K., Mart ens, T., Grassart , H.P.,

Sabdono, A., Simon, M., & Bachtiar, T. 2005. Antibacterial property of a coral- associated bacterium Pseudoalteromonas luteoviolcea against shrim p pat hogenic Vibrio harveyi (In vitro study). Hayati, 12: 71- 81. Rosa, D., Zafran, Tufik, I., & Girsang, M.A. 1997.

Pen g en d al i an Vibrio harveyi secar a biologis pada larva udang windu (Penaeus monodon): I. Isolasi Bakteri Penghambat. J. Pen. Perik. Indonesia, 3: 1- 10.

Schulze, A.D., Alabi, A.O., Tattersal- Sheldrake, A.R. & Miller, K.M. 2006. Bacterial diversity in a m arine hat chery: Balance bet ween pathogenic and potentially probiotic bac-terial strains. Aquaculture, 256: 50- 73. Schneider, O., Chong, T.L., Sereti, V., Schrama,

J.W., Eding, E.H., & Verret, J.A.J. 2006. Bacte-ria or com m ercial diet : t he preferences of Litopenaeus vannamei. Aquaculture Re-search, 37: 204- 207.

Steel, R.G.D. & Torrie, J.H. 1981. Principles and Prosedures of Statistics. Abiom etrical Ap-proach (2nd edition). International Student Edit ion. McGraw- Hill Int ernat ional Book Company, 633 pp.

Sugita, H., Ohta, K., Kuruma, A., & Sagesaka, T. 2007. An antibacterial effect of Lactococcus lactis isolat ed from t he int est inal t ract of t he am ur cat fish, Silurusasotus Linnaeus. Aquaculture Research, 38: 1002- 1004. Tjahjadi, M.R., Angka, S.L., & Suwanto, A. 1994.

Isolation and evaluation of marine bacteria for biocont rol of lum inous bact erial dis-eases i n t i g er shr i m p l ar vae (Penaeus monodon Fab . ). Asp ac. J. Mol. Biol. Biotechnol., 2: 347- 352.

Vaseeharan, B. & Ram asam y, P. 2003. Control of p at h og en i c Vibrio sp p . By Bacillus subtilis BT23, a possible probiot ik t reat -m en t f o r b l ack t i g er sh r i -m p Penaeus monodon. Lett. Appl. Microbiol., 37: 443-447; 36:83- 87.

Vaseeharan, B., Lin, J., & Ram asam y, P. 2004. Effect of probiot ics, ant ibiot ic sensit ivit y, pat hogenicit y, and plasm id pr of iles of Listonella anguillarum- like bact eria iso-lat ed from Penaeus monodon cult ure sys-tem. Aquaculture, 241: 77- 91.

Vijayan, K.K., Singh, I.S.B., Jayaprakash, N.S., Alavandi, S.V., Pai, S.S., Preet a, R., Rajan, J.J.S., & Santiago, T.C. 2006. A brackishwater isolate of Pseudomonas PS- 102, a pot en-tial antagonistic bacterium against patho-genic vibrios in penaeid and non- penaeid rearing syst em s. Aquaculture, 251: 192-200.

Villamil, I., Firgueras, A., Planas, M., & Novon, B. 2003. Cont rol of Vibrio alginolyticus in artemia culture by treatment with bacterial probiotics. Aquaculture, 219: 43- 56. Waston, A.K., Kaspar, H., Lategan, M.J., & Gibson,

Gambar

Gambar 1. Kisaran konsentrasi BOT (A) dan NH3- N (B) (mg/ L) dalam air pemeliharaan udang selamapemeliharaanFigure 1.A=  Isolat BM12, B=  Isolat BM31, C=  Isolat BM58, D=  Isolat BL542, E=  Kontrol (tanpa probiotik)Concentration of TOM (A), and NH3-N (B) (mg/L) on tiger shrimp water rearing duringexperiment
Gambar 2. Kisaran konsentrasi NO2- N (A) dan NO3- N (B) (mg/ L) dalam air pemeliharaan udangselama penelitianFigure 2.A=  Isolat BM12, B=  Isolat BM31, C=  Isolat BM58, D=  Isolat BL542, E=  Kontrol (tanpa probiotik)Concentration of NO2-N (A) and NO3-N (B) (mg/L) on tiger shrimp water rearingduring experiment
Figure 4.Remark):Gambar 4. Total bakteri (A) dan total Keterangan (A=  Isolat BM12, B=  Isolat BM31, C=  Isolat BM58, D=  Isolat BL542, E=  Kontrol (tanpa probiotik)Vibrio sp
Table 1.Survival rate (%) of  black tiger shrimp in the end of experiment

Referensi

Dokumen terkait

Data pertambahan panjang dan berat juvenil bandeng tertinggi pada perlakuan pakan larva kemudian disusul dengan perlakuan pakan larva kemudian disusul

Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sehingga metode inilah yang efektif digunakan untuk mengetahui nilai kedalaman lapisan

Sehingga akan didapatkan gambaran umum mengenai hubungan durasi bermain game online dengan tingkat stres pada siswa SMPN yang berada di kecamatan Sungai Raya

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor-faktor secara parsial maupun simultan dari sisi permintaan terhadap layanan keuangan yang berasal dari

Hukum perizinan merupakan hukum publik yang pelaksanaannya dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah di pusat maupun di daerah sebagai aparatur penyelenggaraan negara mengingat

Tersedianya modal kerja yang segera dapat digunakan dalam kegiatan operasional tergantung pada tipe atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki tetapi modal kerja harus

persamaan 17b ditunjukkan pada gambar 4dengan sampel varians diperoleh dari hasil simulasi untuk tiga koefisien variasi yang berbeda, V .Secara keseluruhan varians yang

The aim of Science Standard Curriculum for primary is to instil interest and develop creativity amongst pupils through experience and investigation so as to master knowledge