• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Literatur

Literatur adalah bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktifitas baik secara intelektual maupun rekreasi. (ALA Glosary of Library and Information Science, 1983). Jenis-jenis literature adalah jurnal ilmiah, buku, literature kelabu (grey literature), karya tulis lepas dalam situs web.

2.1.1. Jurnal Ilmiah

Bagi mahasiswa dan dosen, jurnal ilmiah adalah salah satu referensi utama, karena jurnal ilmiah merupakan publikasi hasil riset yang dapat di pertanggungjawabkan.

Menurut American Psychological Association (2013), jurnal ilmiah adalah:

Scientific journals represent the most vital means for disseminating research findings and are usually specialized for different academic disciplines or subdisciplines. Often, the research challenges common assumptions and/or the research data presented in the published scientific literature in order to gain a clearer understanding of the facts and findings. Depending upon the policies of a given journal, articles may include reports of original research, re-analyses of others’ research, reviews of the literature in a specific area, proposals of new but untested theories, or opinion pieces.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa jurnal ilmiah merupakan cara yang paling penting untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan biasanya khusus untuk disiplin akademik yang berbeda atau sub disiplin. Seringkali, penelitian menantang asumsi umum dan / atau data penelitian yang disajikan dalam literatur ilmiah yang diterbitkan dalam rangka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dari fakta-fakta dan temuan. Tergantung pada kebijakan dari sebuah jurnal yang diberikan, artikel dapat mencakup laporan riset asli, re-analisis dari penelitian orang lain, tinjauan literatur pada area spesifik, usulan baru tapi belum teruji teori, atau opini.

(2)

2.1.2. Buku

Buku merupakan sarana utama dalam penyampaian informasi dan pengetahuan. Dengan membaca buku, sesorang dapat mendapatkan informasi apa saja yang ia butuhkan.

Menurut Kamus Oxford (2014) , “Book is written or printed work

consisting of pages glued or sewn together along one side and bound in covers”.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa buku adalah sebuah karya yang ditulis atau dicetak terdiri dari halaman direkatkan atau dijahit bersama-sama sepanjang satu sisi dan terikat dalam sampul.

2.1.3. Literatur Kelabu (Grey Literature)

Grey literature atau literatur kelabu adalah koleksi yang tidak diterbitkan

secara luas. Yang termasuk koleksi ini adalah skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian.

Menurut Konferensi Internasional Keempat tentang grey literature (GL '99) di Washington DC, pada bulan Oktober 1999 mendefinisikan grey literature sebagai berikut: "Grey literature is that which is produced on all levels of

government, academics, business and industry in print and electronic formats, but which is not controlled by commercial publishers".

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa grey literature adalah apa yang dihasilkan pada semua tingkat pemerintahan, akademisi, bisnis dan industri di media cetak dan format elektronik, tetapi yang tidak dikendalikan oleh penerbit komersial.

2.1.4. Karya Tulis Lepas Dalam Situs Web

Internet memiliki fungsi akses informasi, artinya kita dapat mengakses berbagai informasi yang di sajikan oleh berbagai surat kabar atau majalah tanpa harus berlangganan. Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya, mulai dari yang paling sederhana, seperti prakiraan cuaca, kurs valuta asing sampai pada hal-hal berkaitan dengan perkembangan sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta karya tulis ilmiah yang berbentuk artikel lepas yang terdapat di dalam situs web.

(3)

Menurut The American Heritage Desk Dictionary (1981, 59), artikel adalah bagian tulisan nonfiksi yang berbentuk bebas, bagian dari penerbitan seperti laporan esai.

Sedangkan pengertian artikel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988, 49),artikel adalah karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa artikel merupakan bagian tulisan nonfiksi yang berbentuk bebas, bagian dari penerbitan seperti laporan esai, karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.

2.2. Literasi Informasi

Agar proses pemenuhan kebutuhan informasi berjalan dengan baik, maka seseorang perlu memahami konsep literasi informasi ( information literacy). 2.2.1. Pengertian Literasi Informasi

Banyak definisi tentang literasi informasi digunakan oleh para pakar, dalam pengertian yang sederhana, literasi informasi sebagai kemampuan untuk mengakses, menilai dan menggunakan informasi dari berbagai sumber.

Menurut Jhonston (2003, 1)literasi informasi adalah :

Information literacy is the adoption of appropriate information behaviour to obtain, through whatever channel or medium, information well fitted to information needs, together with critical awareness of the importance of wise and ethical use of information in society.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa literasi informasi adalah adopsi dari perilaku informasi yang tepat untuk mendapatkan, melalui saluran atau media apa pun, informasi yang baik dilengkapi dengan kebutuhan informasi, bersama dengan kesadaran kritis akan pentingnya penggunaan yang bijaksana dan etika informasi dalam masyarakat.

Definisi literasi informasi yang paling sering di kutip adalah yang di rumuskan oleh American Library Association (ALA) Presidential Committee on

Information Literacy (1989) yaitu “To be information literate, a person must be able to recognise when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use effectively the needed information”.

(4)

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.

2.2.2. Standar Literasi Informasi pada Perguruan Tinggi

Untuk mengetahui atau mengukur kemampuan literasi informasi bagi setiap mahasiswa, dibutuhkan panduan atau standar. Beberapa negara telah mengembangkan standar untuk pengajaran dan penilaian tetap untuk information

skill. Salah satu negara yang telah menggunakan standar adalah USA. Rumusan

tentang standar kompetensi literasi informasi untuk pendidikan tinggi pernah dilakukan oleh Association of Collage and Research Libraries Standards

Committee dan hasilnya juga diakui oleh Tie Board of directors of the Association of Collage and Research Libraries (ACRL) dan pada suatu pertemuan yang

diselenggarakan oleh American Library Association di San Antonio, Texas ACRL (Association of Collage and Research Libraries, 2000).

Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan disetujui oleh Dewan Direksi ACRL pada 18 Januari 2000. ACRL telah mengeluarkan lima standard literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima standar tersebut memiliki 20 indikator.

Standar literasi informasi menurut ACRL (2014, 1) tersebut yaitu:

1. The information literate student determines the nature and extent of the information needed.

a. The information literate student defines and articulates the need for information.

b. The information literate student identifies a variety of types and formats of potential sources for information.

c. The information literate student considers the costs and benefits of acquiring the needed information.

d. The information literate student reevaluates the nature and extent of the information need.

2. The information literate student accesses needed information effectively and efficiently.

a. The information literate student selects the most appropriate investigative methods or information retrieval systems for accessing the needed information.

b. The information literate student constructs and implements effectively-designed search strategies.

(5)

c. The information literate student retrieves information online or in person using a variety of methods.

d. The information literate student refines the search strategy if necessary.

e. The information literate student extracts, records, and manages the information and its sources.

3. The information literate student evaluates information and its sources critically and incorporates selected information into his or her knowledge base and value system

a. The information literate student summarizes the main ideas to be extracted from the information gathered.

b. The information literate student articulates and applies initial criteria for evaluating both the information and its sources.

c. The information literate student synthesizes main ideas to construct new concepts.

d. The information literate student compares new knowledge with prior knowledge to determine the value added, contradictions, or other unique characteristics of the information.

e. The information literate student determines whether the new knowledge has an impact on the individual’s value system and takes steps to reconcile differences.

f. The information literate student validates understanding and interpretation of the information through discourse with other individuals, subject-area experts, and/or practitioners.

g. The information literate student determines whether the initial query should be revised.

4. The information literate student, individually or as a member of a group, uses information effectively to accomplish a specific purpose.

a. The information literate student applies new and prior information to the planning and creation of a particular product or performance. b. The information literate student revises the development process

for the product or performance.

c. The information literate student communicates the product or performance effectively to others.

5. The information literate student understands many of the economic, legal, and social issues surrounding the use of information and accesses and uses information ethically and legally.

a. The information literate student understands many of the ethical, legal and socio-economic issues surrounding information and information technology.

b. The information literate student follows laws, regulations, institutional policies, and etiquette related to the access and use of information resources.

c. The information literate student acknowledges the use of information sources in communicating the product or performance. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa standar literasi informasi menurut Association of Collage and Research Libraries yaitu mahasiswa yang

(6)

literat informasi mampu menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan, mahasiswa yang literat informasi mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien, mahasiswa yang literat mengevaluasi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan, mahasiswa yang literat menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien, serta mahasiswa yang literat informasi memahami isu ekonomi, hukum dan sosial sekitar penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis dan hukum.

2.2.3. Kemampuan Literasi Informasi

Kemampuan literasi informasi di lingkungan pendidikan utamanya di perguruan tinggi menjadi hal yang tidak bisa ditunda-tunda lagi agar menciptakan generasi yang literat. Misanya kemampuan untuk mengakses, menilai dan menggunakan informasi dari berbagai sumber.

Menurut Diao, et.al, (2010) tentang kemampuan literasi informasi : Kemampuan literasi informasi seseorang harus memilikinya karena untuk dapat bersaing di era globalisasi, kemampuan yang dimiliki tidak hanya seputar kemampuan untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan, menemukan, mengevalusi dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif saja, tetapi juga memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan sasaran. Banyak manfaat yang dapat dimiliki seseorang ketika mereka memiliki kemampuan literasi informasi yaitu agar seseorang dapat hidup sukses dalam masyarakat informasi dan dapat bersaing di era globalisasi.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa seseorang harus memiliki kemampuan literasi informasi untuk dapat bersaing di era globalisasi, serta banyak manfaat yang dapat di peroleh seseorang ketika dia memiliki kemampuan literasi informasi yaitu seseorang dapat sukses dalam masyarakat serta bersaing di era globalisasi.

(7)

2.2.4. Keterampilan Literasi Informasi

Keterampilan dan pengetahuan melakukan pencarian informasi yang benar sangat diperlukan oleh pengguna, sehingga akan diperoleh informasi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Menurut Arga (2009, 6) The American Library Association (ALA) mendefenisikan literasi informasi sebagai istilah yang diterapkan dalam keterampilan informasi untuk memecahkan masalah yang terdiri dari tujuh keterampilan, yaitu :

1. Mendefenisikan kebutuhan informasi, yaitu kemampuan seseorang dalam mengetahui bahwa pengetahuan yang dimilikinya tentang sesuatu subyek tertentu adalah tidak mencukupi. Namun, dia sadar bahwa disekelilingnya ada banyak sumber-sumber yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan berbagai permasalahannya. 2. Menetapkan strategi pencarian, yaitu sebuah proses sebelum pencarian

yang dengannya seseorang mampu mengorganisir data yang saat ini telah diketahuinya kedalam beberapa kategori atau subjek dan menentukan kriteria untuk sumber-sumber yang potensial, kemutakhiran bentuk/format dan sebagainya.

3. Mengumpulkan sumber-sumber, yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan proses pengumpulan berbagai sumber yang diperlukan baik dalam bentuk tercetak dan non cetak, online dan komputerisasi, interview, para pakar, permohonan dokumen-dokumen pemerintah yang cocok, konsultasi dengan para pustakawan dan para pakar lainnya untuk saran-saran tentang sumber tambahan yang diperlukan.

4. Menilai dan memahami informasi, yaitu proses mengorganisir dan menyaring. Kemampuan dalam menyaring dan meneliti kata kunci dan topik-topik terkait, mengevaluasi otoritas dari sumber-sumber, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan, pandangan-pandangan, beberapa keberpihakan (bias) dan kemudian kalau perlu, menjelaskan kembali pertanyaan untuk pencarian informasi yang dibutuhkannya. 5. Menerjemahkan informasi melibatkan analisa, sintesa dan evaluasi dan

pengorganisasian data terseleksi untuk penggunaan dan kemudian menarik sebuah kesimpulan dari semua yang terkait dengan penelitian tersebut.

6. Mengkomunikasikan informasi yaitu berbagai informasi dengan cara memberikan manfaat kepada orang lain dari pertanyaan riset dalam bentuk laporan, foster, grapik dan yang lainnya.

7. Mengevaluasi produk prosesnya, yaitu melakukan evaluasi terhadap produk dan proses penelitian yang dilakukannya. Keterampilan dalam mengevaluasi tersebut akan dapat menentukan sejauhmana baiknya data yang diperoleh memenuhi apa yang menjadi tujuan dari pada penelitian yang dilakukannya.

(8)

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa keterampilan literasi informasi menurut ALA terdiri dari mendefinisikan kebutuhan informasi, menetapkan strategi pencarian, mengumpulkan sumber-sumber informasi, menilai dan memahami informasi, menerjemahkan informasi dengan melibatkan analisa, mengkomunikasikan informasi, serta mengevaluasi produk prosesnya.

2.2.5. Tujuan Literasi

Menurut UNESCO (2005, 1) literasi informasi memampukan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga mengatakan bahwa tujuan literasi informasi adalah:

1.

Memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain.

2.

Memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka.

3.

Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa tujuan literasi informasi yaitu memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain, memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka, serta lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan.

2.2.6. Manfaat Literasi Informasi

Manfaat kompetensi literasi informasi menurut California State University dalam Hasugian (2008) adalah:

1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa kepada berbagai sumber informasi yang terus berkembang. 2. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya.

3. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut.

4. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap individu

(9)

memiliki kemampuan intelektual dalam berpikir secara kritis yang ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimilikinya maka individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.

Dari uraian tersebut dapat diketahui manfaat kompetensi literasi informasi menurut California State University yaitu menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa, mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi perkuliahan, serta meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi pendidikan tinggi.

2.3. Information Searching (Pencarian Informasi)

Pencarian informasi sangat penting karena informasi telah menjadi kebutuhan bagi setiap diri manusia. Seseorang akan melakukan pencarian informasi karena adanya sebuah kebutuhan, kebutuhan informasi ini didorong oleh keadaan diri seseorang dan peran dalam lingkungannya.

2.3.1. Pengertian Pencarian Informasi

Dalam melakukan pengumpulan data untuk penelitian, tentunya hal pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data itu sendiri. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data, salah satunya adalah melakukan pencarian informasi di internet (information searching).

Pencarian informasi menurut Pannen (1990) adalah :

Pencarian dan penggunaan informasi adalah keadaan ketika orang bergerak melewati ruang dan waktu dan menemukan dirinya pada suatu keadaan dimana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak.

Sedangkan menurut Krikelas (1983, 5-20) definisi pencarian informasi adalah :

Pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukkan perilaku pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa ada pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Tindakan menggunakan literatur adalah suatu perilaku yang kenyataannya menggambarkan berbagai tujuan.

(10)

Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa pencarian informasi adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi, dimana seseorang harus menjawab pertanyaan, memecahkan suatu masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak.

2.3.2. Model Pencarian Informasi

Ada beberapa model pencarian informasi, satu diantaranya adalah model menurut Kuhlthau (2000, 49), model proses pencarian informasi dapat diartikulasikan dalam pandangan menyeluruh dalam mencari informasi dari perspektif pengguna dalam enam tahap, yaitu:

1. Initiation (inisiasi), yaitu ketika seseorang menjadi sadar dari kurangnya pengetahuan atau pemahaman, perasaan ketidakpastian dan ketakutan. Pada tahap inisiasi ini seseorang masih ragu-ragu terhadap inti permasalahannya. Tahap ini muncul pada sat seseorang mesara pengetahuannya masih kurang dari yang dibutuhkannya.

2. Selection (seleksi), yaitu ketika sebuah topik atau masalah yang diidentifikasi dan ketidakpastian awal sering memberi cara untuk rasa singkat optimisme dan kesiapan untuk memulai pencarian. Pada tahap seleksi seseoranga akan merasa siap untuk memulai penelusuran

3. Exploration (eksplorasi), yaitu ketika tidak konsisten, informasi yang tidak kompatibel, kebingungan, dan keraguan sering membuat kurangnya kepercayaan pada diri mereka. Tahap ini sering merupakan tahap yang paling sulit bagi pemakai dan perantara (intermediary) atau petugas lembaga informasi. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan pemakai untuk menyatakan dengan tepat mengenai informasi yang dibutuhkannya.

4. Formulation (perumusan), yaitu ketika suatu perspektif yang difokuskan dibentuk dan mengurangi ketidakpastian ketika keyakinan mulai meningkat. Pada tahap ini perasaan tidak pasti mulai mengikis, kepercayaan diri mulai meningkat. Pola pikir mereka menjadi lebih jelas dan terpusat pada masalah yang ditekuninya.

5. Collection (koleksi), yaitu ketika informasi yang berhubungan dengan fokus perspektif dan ketidakpastian dikumpulkan berhenti ketika minat diperdalam. pada tahap ini interaksi antara pemakai dan sistem informasio menjadi lebih efektif dan efisien. Mereka akan mengumpulkan informasi yang terfokus pada masalah yang dihadapainya.

6. Presentation (presentasi), yaitu ketika pencarian dilengkapi pemahaman baru yang memungkinkan orang untuk menjelaskan pelajarannya kepada orang lain atau meletakkan pelajaran itu digunakan. Presentasi terjadi pada saat tugas melengkapi penelusuran telah selesai. Suatu perasaan puas atau kecewa akan muncul pada tahap ini.

(11)

Dari uraian tersebut dapat diketahui model pencarian informasi menurut Khulthau yaitu inisiasi, seleksi, eksplorasi, perumusan, koleksi, dan presentasi.

Kuhlthau menguraikan bahwa pola pencarian informasi sifatnya berjenjang, dimulai dari sesuatu yang tidak jelas, sampai pada tahap kejelasan dari informasi yang dicarinya.

2.3.3. Proses Pencarian Informasi

Dalam melakukan pencarian informasi, dibutuhkan beberapa tahapan atau proses dalam melakukannya. Proses pencarian informasi menurut Ellis, Cox dan Hall (1993) melalui berberapa tahap yaitu :

1. Tahap starting atau permulaan, yaitu tahapan dimulainya kegiatan pencarian informasi.

2. Chaining atau penghubungan, yaitu tahap dimana seseorang mulai menampakkan kegiatannya dengan mengikuti rantai yang menghubungkan antara bentuk bahan acuan dengan alat penelusuran. 3. Browsing atau pencarian yaitu tahap yang ditandai dengan kegiatan

pencarian mulai diarahkan pada bidang yang menjadi minatnya.

4. Differentiating, atau pembedaan, merupakan tahap dimana pencari informasi mulai menggunakan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk menguji kualitas dari informasi yang dibutuhkannya.

5. Monitoring atau pengawasan, yaitu suatu tahap dimana pencari informasi mulai menyiapkan diri untuk pengembangan lebih lanjut dari pencarian informasi dengan cara memberi perhatian yang lebih serius terhadap sumber-sumber tertentu.

6. Extracting atau mensarikan, yaitu suatu tahap dimana kegiatan pencarian informasi dilakukan dengan lebih sistematis melalui pengelompokkan bahan-bahan yang menjadi minatnya.

7. Verifying atau pengujian ketepatan, yaitu tahap dimana pencari informasi mengecek apakah informasi yang didapat tepat atau sesuai dengan minatnya

8. Ending atau pengakhiran, yaitu tahap dimana pencari infromasi mengakhiri proses kegiatan pencariannya pada saat berakhirnya topik yang ditulisnya.

Dari uraian diatas dapat diketahui proses pencarian informasi menurut Ellis, Cox dan Hall terdiri dari tahap starting atau permulaan, chaining atau penghubungan, browsing atau pencarian, differentiating atau pembedaan,

extracting atau mensarikan, verifying atau pengujian ketepatan, serta ending atau

(12)

2.3.4. Strategi Pencarian Informasi

Saat ini, teknologi sudah berkembang dengan sangat pesat. Saat ini informasi dengan sangat mudah bisa di akses melalui internet, baik dari personal

computer (PC) maupun secara mobile melalui telepon pintar atau smartphone.

Namun tidak semua orang dapat dengan mudah menemukan informasi yang relevan sesuai kebutuhan mereka. Ada kalanya mereka mendapatkan banyak sekali informasi yang tidak relevan dengan kebutuhannya, kalau pun menemukan mereka akan memilih dan menyortir hasil temuan dalam jumlah besar . Hal ini bisa menyebabkan kejenuhan, bahkan keputusasaan sehingga mereka tidak mau lagi melakukan penelusuran melalui internet. Oleh sebab itu dalam penelusuran informasi diperlukan kemampuan menelusur dengan menggunakan strategi pencarian informasi.

Nicholson (2000) mengemukakan bagaimana cara mencari informasi yang efisien dalam database, terdiri dari:

1. Memahami topik

Pastikan topik yang dipilih benar-benar dipahami sebelum menemukan informasi untuk topik tersebut.

2. Mengidentifikasi query dan frase

Untuk menentukan kata kunci dan frase dari topik yang telah dipahami. Query adalah istilah pencarian awal untuk mencari informasi. Jika query yang dibuat benar maka informasi yang diperoleh benar, sebaliknya jika query yang dibuat salah, maka informasi yang diperoleh salah.

3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait

Mengidentifikasi konsep-konsep utama adalah awal yang baik. Tidak ada jaminan bahwa database bisa mengidentifikasi query yang akan ditelusuri. Untuk memastikannya harus menemukan informasi tentang topik tersebut dengan mengidentifikasi banyaknya kata atau frase yang mungkin digunakan dalam penelusuran.

a. Broader Terms (istilah luas) yang akan membantu dalam menemukan informasi yang lebih umum

b. Narrower Terms (istilah sempit) yang akan membantu dalam menemukan informasi yang lebih spesifik.

c. Synonyms or Related Terms (istilah yang terkait) untuk memastikan agar tidak kehilangan apapun informasi dengan mengabaikan query yang terkait yang sama.

4. Membuat pernyataan penelusuran

a. Pemotongan dan wildcards yaitu mencari query yang sama namun artinya berbeda, biasanya menggunakan simbol bintang (*) misalnya: untuk pencarian *comput, termasuk compute, computable, computer, computers, computing, computation.

(13)

b. Boolean logic yaitu merumuskan query dengan beberapa istilah dapat menggunakan operator Boolean yang terdiri dari And, Ordan

Not. And (digunakan untuk mempersempit hasil pencarian dan

spesifik), Or (digunakan dalam laporan pencarian untuk memperluas pengambilan termasuk sinonim dan istilah yang terkait), dan Not (digunakan untuk mengecualikan catatan yang tidak diinginkan dari hasil pencarian karena berguna untuk membedakan kata kunci yang sama).

c. Phrase searching, yaitu mencari frase yang tepat dengan menentukan kalimat sendiri biasanya dilambangkan dengan tanda kutip (”).

d. Stop words adalah kata yang tidak bisa diindeks. Search engine tidak dapat menyimpan kata-kata yang sangat umum, misalnya pada, dengan, di, dll.

5. Memulai pencarian

Berbagai cara untuk mencari informasi tentang topik tersebut. Harus memperhatikan tempat penerbitnya, siapa pengarangnya, berkaitan dengan topik, dan isinya.

6. Mengevaluasi hasil pencarian

Mengevaluasi hasil pencarian terhadap dokumen/ artikel, batasi pencarian dengan menentukan: nama penulis, judul, abstrak, volume, isi, nama jurnal, kata kunci, teks penuh, jenis dokumen, dan waktunya. 7. Menyimpan hasil pencarian

Penyimpanan hasil pencarian ada dua manfaatnya, yaitu: dapat dilihat kembali jika suatu saat diperlukan dan hasil artikel tersebut dapat disimpan dalam email dan dapat dipublikasikan.

8. Mengambil referensi

Membuat catatan referensi terhadap hasil seluruh dokumen yang didapat. Ada beberapa sumber menawarkan fasilitas download dengan menyediakan file berbagai software yang digunakan.

Dari uraian tersebut dapat diketahui strategi pencarian informasi menurut Nicholson yaitu memahami topik, mengidentifikasi query dan frase, mengidentifikasi sinonim dan istilah yang terkait, memulai pencarian, mengevaluasi hasil pencarian, menyimpan hasil pencarian, serta mengambil referensi.

(14)

2.3.5. Fasilitas Pencarian Informasi

Secara garis besar internet memiliki beberapa fasilitas pencarian. Fasilitas tersebut banyak digunakan oleh pengguna, guna memenuhi kepentingannya. Di antara fasilitas tersebut adalah :

1. Boolean Query

Boolean query formulation atau yang lebih dikenal dengan operator Boolean Logic merupakan hubungan dari istilah-istilah yang ditelusur.Boolean Logic terdiri dari 3 operator logis, yaitu AND, OR dan NOT. Operator Boolean

berfungsi sebagai instruksi atas informasi yang diinginkan pengguna.“Operator

Boolean berperan sebagai pembentuk konsep dari apa yang hendak ditanyakan

oleh pemakai terhadap sistem temu kembali informasi” (Hasibuan dalam Hasugian, 2006, 4). Contoh penggunaan simbol dalam penelusuran:

1. Boolean Logic: OR

Simbol: information technology 2. Boolean Logic: AND

Simbol : +aids+adults 3. Boolean Logic: NOT

Simbol: kidney-bronchitis 4. Boolean Logic: OR, AND

Simbol: information technology+development, (Sayekti, 2001, 24-25). 2. Proximity Searching

Chowdhury (1999, 171) menyatakan “proximity searching is a common

feature of all text retrieval systems, including online databases and CD-ROM databases”, pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa proximity searching

(pendekatan penelusuran) adalah sebuah fitur yang biasa ada disemua teks sistem temu balik, yang dimasukkan pada database online dan CD-ROM online.Di bawah ini beberapa contoh proximity searches:

1. COLD SAME FLU

Akan menemubalik seluruh rekod dimana istilah penelusuran COLD dan FLU harus ada dalam paragraf yang sama;

2. OLD WITH FLU

Akan menemubalik semua rekod dimana istilah penelusuran COLD dan FLU harus ada dalam satu kalimat;

3. COLD ADJ FLU

Akan menemubalik semua rekod dimana istilah penelusuran COLD harus diikuti istilah FLU dalam satu kalimat, tetapi istilah FLU yang diikuti COLD tidak akan ditemubalik.

(15)

Akan menemubalik semua rekod dimana istilah penelusuran COLD diikuti istilah FLU, atau istilah FLU diikuti istilah COLD. (Berdasarkan contoh yang dipaparkan Chowdhury, 1999: 172).

3. Limiting Searching (Pembatasan Penelusuran)

Fasilitas penelusuran ini berfungsi untuk membatasi istilah penelusuran pada ruas data tertentu. Oleh sebab itu fasilitas ini juga sering disebut “field

searching”. Chowdhury (1999, 174) mendefenisikan “limiting search or field-specific search is a common feature of text retrieval systems, and online and CD-ROM databases also provide this search facility”. Contoh:

MANAGEMENT*BUSINESS/ (4)

Akan menemubalik rekod dimana kedua istilah penelusuran ini harus ada dalam satu ruas dan mengidentifikasi keberadaannya dalan ruas 4.

4. Truncation (Pemenggalan)

Penelusuran cara ini dimaksudkan untuk melakukan pemenggalan istilah penelusuran yang diarahkan pada semua bentuk kata yang berbeda, tetapi akar katanya tetap sama. “Truncation allows a search to be conducted for all the

different forms of a word having the same common root”, (Chowdhury, 1999,

174).

Fasilitas penelusuran ini menggunakan simbol-simbol untuk melakukan pemenggalan, seperti (#, ?, atau $, dsb).Contoh:

1. BOUND$,

Akan menemubalik semua cantuman yang berisi kata yang dimulai dengan istilah BOUND, seperti: BOUNDARY, BOUNDLESS, dsb.

2. $PORT

Akan menemubalik semua cantuman yang berisi istilah yang berakhiran

PORT, seperti: IMPORT, REPORT, dsb.

3. $FORM$

Akan menemubalik cantuman istilah yang mengandung kata FORM, seperti: INFORMATION. REFORMATION, CONFORMATION, dsb. (Berdasarkan contoh yang dipaparkan Chowdhury, 1999, 174).

5. String Searching

Menurut Chowdhury (1999, 176) string searching merupakan fasilitas penelusuran yang berfungsi mencocokan karakter istilah penelusuran dengan karakter istilah yang terdapat dalam database yang seringkali belum terindeks. Rumitnya lagi penelusuran ini bekerja sangat lamban pada database dengan

(16)

kapasitas besar.“String searching is the ability to search on character strings

within the body of the text in a record, wich is usually available for those fields whose text has not been included in an inverted file, and is, therefore, not pre-indexed”,

Contoh: KOLOID$,

maka database akan menemubalik istilah seperti: KOLOID+, KOLOID:, KOLOID~, KOLOID”, KOLOID%, dan sebagainya. 2.3.6. Search Engine (Mesin pencari)

Mesin pencari merupakan perangkat pencari informasi dari dokumen-dokumen yang tersedia. Menurut Kamus Oxford, mesin pencari adalah “A

program that searches for and identifies items in a database that correspond to keywords or characters specified by the user, used especially for finding particular sites on the World Wide Web.”

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa mesin pencari adalah sebuah program yang akan mencari dan mengidentifikasi item dalam database yang sesuai dengan kata kunci atau karakter ditentukan oleh pengguna, yang digunakan terutama untuk menemukan situs tertentu di World Wide Web.

1. PubMed

PubMed adalah sumber bebas yang dikembangkan dan dikelola oleh

National Center for Biotechnology Information ( NCBI ), di US National Library of Medicine ( NLM ), terletak di National Institutes of Health ( NIH ), Amerika

Serikat.

PubMed terdiri lebih dari 22 juta kutipan untuk literatur biomedis dari MEDLINE , jurnal ilmu kehidupan, dan buku online. Kutipan PubMed dan abstrak meliputi bidang biomedis dan kesehatan, meliputi bagian-bagian dari ilmu kehidupan, ilmu perilaku, ilmu kimia, dan bioteknologi. PubMed juga menyediakan akses ke situs web relevan tambahan dan link ke sumber informasi NCBI biologi molekuler lainnya.Penerbit jurnal dapat mengirimkan kutipan mereka untuk NCBI dan kemudian memberikan akses teks lengkap ke artikel di situs web jurnal menggunakan LinkOut.

(17)

2.4. Information Searching in Medicine

Dalam melakukan pencarian informasi, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar pengguna mendapatkan informasi yang relevan sesuai kebutuhannya. Dibawah ini adalah langkah-langkah dalam mencari informasi di bidang kedokteran yang dikemukakan oleh Lazlo.

2.4.

1. Ekspresi Pencarian Sederhana

Operator Boolean digunakan dalam melakukan pencarian dengan teknik: pencarian di internet, menggunakan catalog online, atau database. Pengguna bisa menggunakan mesin pencari yang sudah sangat familiar untuk melakukan ekspresi penelusuran menggunakan Boolean logic, seperti google, yahoo, Bing, dll., kemudian ketik kata-kata yang akan di cari di dalam kotak pencarian, kemudian tekan enter (atau klik pada tombol pencarian), dan pengguna akan mendapatkan hasil pencarian yang "hits".

Lazlo (2014, 1) menjelaskan bahwa ekspresi Boolean (dan operator) juga masuk ke dalam pencarian gambar ketika pengguna memiliki kondisi yang lebih rumit untuk mendapatkan hasil pencarian.Mari ambil sebuah contoh.

Pengguna ingin informasi kedokteran mengenai staphylococcus , Sehingga pengguna memasukkan query sebagai:

staphylococcus

Setelah menekan tombol "search" pengguna mendapatkan hasilnya: pertama beberapa di antara sekitar sembilan juta halaman web yang mengandung kata ini. Hasil query ini hanyalah kumpulan semua halaman web didalam internet yang mana kata ini dapat terlihat di suatu tempat.

2.4.

2. Ekspresi Pencarian Lanjutan

Pengguna mungkin berpikir bahwa ini adalah hasil yang terlalu banyak, dan pengguna ingin mempersempit hasil dengan meminta halaman yang mengandung kata "flu" juga. Jadi, pengguna perlu halaman yang memenuhi dua persyaratan secara bersamaan: mereka mengandung kata "staphylococcus" dan mengandung kata "flu" juga. Jadi permintaan query menjadi:

(18)

Dengan query ini pengguna mempersempit jumlah hasil temuan menjadi sekitar empat ratus ribu saja. Browsing melalui beberapa halaman pengguna dapat memutuskan bahwa halaman yang mengacu pada burung juga tidak relevan, sehingga ingin membuang halaman dengan kata "burung" di dalamnya. Jika pengguna menambahkan "AND bird," pengguna akan mendapatkan halaman yang meliputi "bird" daripada mereka tidak medapatkannya sama sekali. Jadi, pengguna harus meniadakan kondisi: mencari halaman-halaman yang tidak memenuhi kebutuhan pengguna. Cara yang tepat untuk mencapai hal ini tergantung pada sistem tertentu, yang mana pengguna dapat mencobanya.

staphylococcus AND flu AND NOT bird (Tidak bekerja di google) atau

staphylococcus AND flu BUT NOT bird

(Tidak bekerja juga). Kedua cara tersebut kurang lebih sama, yang kedua menjadi sedikit lebih dekat dengan gaya sehari-har. Sebagian besar mesin pencari di internet tidak mengerti operator AND NOT atau BUT NOT. Jika pengguna meniadakan kata-kata operator tersebut di Google, pengguna harus menempatkan tanda minus (dash) seketika sebelum kata yang tidak diinginkan:

staphylococcus AND flu AND -bird

Pengguna dapat mempersempit hasilnya dengan termasuk lebih (positif atau menegasikan) kata-kata, seperti

staphylococcus AND flu AND -bird AND –doctor AND hospital

yang mana hasil pencarian tersebut dapat meminta halaman yang tidak mengandung kata-kata "burung" dan "dokter," tetapi mengandung kata-kata tiga lainnya. Hasilnya adalah sedikit, lebih dari 100.000 halaman.

2.4.3. Menggabungkan Hasil

Sekarang pengguna mungkin memutuskan bahwa tidak hanya halaman-halaman dari hasil pencarian tersebut yang sangat penting, tetapi juga yang akan dikembalikan oleh query

quark AND universe AND h-bomb AND -japan

(Yaitu halaman harus berisi kata-kata "quark,""universe," dan "h-bom," tetapi bukan kata "Japan"). Dua query harus ditangani bersama-sama, yaitu jika

(19)

pengguna ingin melihat halaman yang memenuhi salah satu dari dua. Hal ini dapat dicapai dengan menggabungkan dua query oleh operator OR:

( staphylococcus AND flu AND -bird AND -doctor AND hospital ) OR

( quark AND universe AND h-bomb AND -japan )

(Query ini harus dibuat dalam satu baris, penulis memutus query itu dalam dua baris agar pengguna dapat melihat lebih jelas). Amati dua pasang tanda kurung: mereka dikelompokkan bersama dibagian-bagian tertentu dari ekspresi penelusuran sehingga pengguna (dan mesin pencari) akan tahu bagian mana hasil dicapai bersama-sama. Bandingkan query ini dengan yang satu berikut ini:

staphylococcus AND flu AND -bird AND -doctor AND ( hospital OR

quark ) AND universe AND h-bomb AND -japan

Dalam dalam halaman pertama terakhir ini hanya halaman yang mengandung baik "hospital" OR "quark" yang disimpan di antara query yang berisi "staphylococcus,""flu,""universe," dan "h-bom," dan mengandung kata-kata yang tidak ada "bird,""doctor," dan "Japan".

Bahkan, tidak ada yang melarang pengguna unruk memasukkan istilah pencarian yang benar-benar rumit, terdiri beberapa lapisan AND dan OR , tepat kurung:

( ( staphylococcus OR flu ) AND ( -bird OR hospital ) ) OR

( ( ( universe AND quark ) OR h-bomb ) AND -japan )

2.5. Database Bibligrafi ( Bibliography Database ) 2.5.1. ProQuest

ProQuest adalah database yang menyediakan akses ke lebih dari 3000 majalah teks lengkap dan jurnal yang mencakup berbagai macam topik. Sumber daya ini memberikan kemampuan untuk mencari, e-mail, dan artikel cetak

Ada beberapa metode pencarian di ProQuest yang dapat pengguna gunakan . Berikut beberapa pilihan metode yang pengguna gunakan, berdasarkan cara pengguna menemukan artikel apakah pengguna ingin untuk melakukan

(20)

pencarian sederhana , membangun sebuah pencarian yang kompleks , atau hanya ingin menelusuri artikel.

1. Pencarian Dasar (Basic Search)

Pencarian dasar memudahkan pengguna untuk mencari informasi . Cukup ketik kata kunci atau frase yang berhubungan dengan informasi yang pengguna inginkan . Jika pengguna hanya ingin artikel dari periode waktu tertentu , gunakan alat Date Range. Kemudian , klik

Search.

2. Pencarian dipandu (Guided Search)

Pencarian dipandu (Guided Search) adalah metode pencarian yang memungkinkan pengguna untuk membangun pencarian kompleks menggunakan Pencarian kerangka Dipandu , dengan operator seperti AND dan OR . Hal ini juga memungkinkan Anda membatasi pencarian Anda ke jenis artikel khusus seperti iklan display , dan halaman depan artikel .

3. Publikasi Pencarian (Publication Search)

Publikasi pencarian adalah cara sederhana untuk menelusuri surat kabar favorit Anda . Ini memungkinkan Anda mencari masalah tertentu atau untuk melihat semua artikel dalam edisi khusus surat kabar .

4. Pencarian Bahasa Alami (Natural LanguageSearch)

Pencarian menggunakan bahasa alami (Natural LanguageSearch) adalah pencarian yang memungkinkan pengguna menemukan artikel menggunakan pertanyaan dan frase seolah-olah pengguna sedang berbicara dengan seseorang . Pengguna dapat menjalankan pencarian tanpa mengetahui apa kata kunci yang harus pengguna gunakan atau bagaimana menggunakan simbol khusus.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa metode pencarian ProQuest terdiri dari pencarian dasar (basic search), publikasi pencarian (publicatiaon

search), serta pencarian bahasa alami (natural language search).

1. ProQuest Medical Library

Pengguna di perpustakaan akademik dapat menemukan informasi penelitian yang definitif di ProQuest Medical Library™. Basis data ini mempunyai lebih dari 1.000 judul, dengan lebih dari 910 judul kedokteran dalam teks lengkap (jurnal-jurnal pilihan tersedia dalam format berwarna) dengan abstrak dan pengindeksan dari basis data MEDLINE® yang terkenal itu.

ProQuest Medical Library memberikan landasan yang kuat dan stabil bagi setiap perpustakaan yang ingin membangun dan memperluas koleksi jurnal klinis dan biomedis. Basis data ini memuat semua bagan, diagram, grafik, tabel, foto, dan elemen grafis lain yang penting dalam penelitian kedokteran.

(21)

Jurnal-jurnalnya mencakup semua disiplin klinis dan layanan kesehatan utama, seperti penyakit kardiovaskuler, pediatrik, neurologi, penyakit pernafasan, kedokteran gigi, anestesiologi, dan lain-lain.

2.5.2. Medline

MEDLINE (Medical Literature Analysis and Retrieval System Online, or MEDLARS Online) adalah basisdata utama kedokteran di U.S. National Library ® (NLM) Basisdata ini berisi lebih dari 19 juta referensi dari artikel jurnal yang berkaitan dengan sains kehidupan dengan konsentrasi pada biomedis. Salah satu ciri khas dari MEDLINE adalah bahwa catatan yang diindeks dengan NLM Medis

Subject Headings (MESH ®).

Sebagian besar jurnal yang dipilih untuk MEDLINE berdasarkan rekomendasi dari Literature Selection Technical Review Committee (LSTRC), sebuah komite NIH melaporkan dari ahli-ahli luar negeri kepada komite/panitia yang mengabulkan pengaplikasian NIH. Beberapa jurnal tambahan dan laporan berkala dipilih berdasarkan ulasan yang diprakarsai oleh NLM, misalnya, sejarah kedokteran, penelitian pelayanan kesehatan, AIDS, toksikologi dan kesehatan lingkungan, biologi molekuler, dan pengobatan komplementer, yang merupakan prioritas khusus untuk NLM atau komponen NIH lainnya.

MEDLINE adalah komponen utama dari PubMed ® , bagian dari seri entri

database yang disediakan oleh National Center for Biotechnology Information

NLM (NCBI).

Kutipan yang ada di MEDLINE memiliki link ke pusat PubMed atau web penyedia lain yang menyediakan teks secara utuh, tergantung pada kebutuhan yang diminta oleh penyedia. Untuk artikel yang tidak tersedia secara gratis di web, fitur “LoansomeDoc” (dokumen pinjaman) menyediakan cara mudah untuk permintaan secara elektronik melalui NN/LM ( Jaringan nasional pustaka medis untuk kopian teks secara utuh mengenai artikel yang ada di MEDLINE.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini bahwa dengan luas desa cicapar 404 km2 yang terdiri dari 31 pelaku usaha dan 13 jenis usaha yang tadinya hanya menerapkan bentuk pemasaran

Hal yang terpenting untuk memiikirkan suatu rencana ialah mencari soal atau unsur pengetahuan lain yang sehubungan, dan dengan persoalan yang diajukan terdapat kaitan yang

PEMILIHAN SISTEM STRUKTUR SNI 1726:2019 • R, koefisien modifikasi respon • Ω0, faktor kuat lebih sistem • Cd, koefisien amplifikasi defleksi..  Perubahan SNI 2847:2013 menjadi

Bogdan dan Taylor, dalam Moleong (2007:248) menyebutkan bahwa “analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data, mengorganisasi data,

1) Rektor berdasarkan kebutuhan dan dengan persetujuan Senat Universitas dapat mengusulkan seseorang yang bekerja pada instansi/lembaga lain untuk diangkat sebagai

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi apendik, memahami patogenesa abses apendik, memahami dan mengerti diagnosa, pengelolaan

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani, yaitu semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang berdasar

Apakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program TUK Teknisi Otomotif di SMK Negeri 2 Salatiga bagi peserta TUK?. Apakah