• Tidak ada hasil yang ditemukan

Table of Contents

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Table of Contents"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Table of Contents

No. Title Page

1 Potential Carbofuran Induced Oxidative Stress, Decreased Choline Esterase and Increased Brain Cell Embryonal Death

157 - 164 2 Crossbreds Entog and Duck Artificial Insemination Technology of Diluted and

Doses for Fertibily

165 - 170

3 Pengaruh Pemberian Alkaloid Daun Jarong (Achyranthes Aspera Linn) pada Mencit yang Terkena Kanker Mammae terhadap Gambaran Hitung Jenis Leukosit

171 - 174 4 Motilitas, Persentase Hidup dan Keutuhan Membran Spermatozoa Domba Ekor

Gemuk Post Thawing dalam Tiga Macam Diluter

175 - 180

5 The Quality of Ram Sperm After Washing With Brackett and Oliphant’s (BO) Medium at Skim Milk and Egg Yolk Diluent

181 - 186 6 Hematology Parameter Of Kacang Goats In Mojosarirejo Village Driyorejo Gresik 187 - 192 7 The Utilization Of Ginger (Zingiber officinale ) As Natural Antibacterial On

Pasteurized Milk Based On The Reduce Number Of Escherichia coli

193 - 196

8 Difference Optical Density405nm Value Antibody of Layer Vaccinated with Infectious Bronchitis Active Monovalent and Infectious Bronchitis Activebivalent (Ib-Nd) By Using Indirect Elisa

197 - 202

9 The Use of Recycle Soybean Fermented Cake (Tempe) with Cellulolytic Bacteria as Corn Substitution To Consumption Feed, Egg Production And Feed Convertion Ratio of Layer Duck

203 - 206

10 The Prevalence Of Helminthiasis Gastrointestinal Tract Of Sumatran Tiger (Panthera Tigris Sumatrae) And Bengal Tiger (Panthera Tigris Tigris) In Three Different Areas Of Conservation

207 - 212

11 Supplement of Acrosin To The Post Thawing Sperm of Half-Breed Of Etawa Goat (PE) Towards Capacitation and Acrosome Reaction of Spermatozoa

213 - 220

12 The Effectiveness Of Glutaraldehyde And Didecyl Dimethyl Ammonium Chloride Combination As A Disinfectant to Decrease Total Number Of Bacteria On Layer Chicken Cages

221 - 224

13 Anti Hy Preparation as Raw Material For Frozen Semen and Frozen Female Embryos

225 - 228

14 Aphrodisiac Bioscreening Models, Profile of Justicia Gendarussa Burm.F.,

Pimpinella Pruatjan Molkenb and Pangium Edule Reinw. Extracts on Isolated Frog Gastric Smooth Muscle

229 - 238

15 Application Of Human Menopose Gonadotrophin (hMG) toward Follicle Growth in Cows Ovary Hypofunction

239 - 245

(3)

Vol. 4 - No. 3 / 2011-11 TOC : 5, and page : 181 - 186

The Quality of Ram Sperm After Washing With Brackett and Oliphant’s (BO) Medium at Skim Milk and Egg Yolk Diluent

Kualitas Spermatozoa Domba setelah Pencucian dengan Medium Brackett And Oliphant’s (BO) pada Pengencer Susu Skim dan Susu Kuning Telur

Author :

Suherni Susilowati | scorpios_girl 88@yahoo.co.id Fakultas Kedokteran Hewan

Yosaliah F.S | .

Fakultas Kedokteran Hewan Jola Rahmahani | .

Fakultas Kedokteran Hewan Trilas Sardjito | .

Fakultas Kedokteran Hewan Abstract

The aim of this research was to know the effect of semen washing with Bracket and Oliphan’t (BO) medium at skim milk and egg yolk diluent to motility and viability of ram sperm. Semen of ram divided become four groups. P1 as treatment with washing and added skim milk diluent, P2 as treatment with washing and added skim milk combination with egg yolk, P3 as treatment without washing and added skim milk diluent and P4 as treatment without washing and added skim milk combination egg yolk. The data were analyzed by Anova Test. The result of motility and viability percentage of sperm there was difference but by Anova Test showed that not significant difference (P>0,05) between forth treatment. The conclusion of this research was treatment with washing and added milk combination with egg yolk can increasing motility and viability of sperm.

Keyword : Sperm, Motility, Viability, Washing, Diluent, , Daftar Pustaka :

1. Rimayanti, B.Utomo, S. Susilowati, H.A. Hermadi, T. Hernawati, (1998). Pengaruh Pengenceran Media EBSS dan BO Pada Semen Beku Kambing Etawa Terhadap Kebuntingan Kambing Lokal. Surabaya : Puslit. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga

2. Wodzicka, M, Tomazweska, I.K. Sutama, I.G Putu dan T.D. Chaniago, (1991). Reproduksi, Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

3. Situmorang, P., (2003). Prospek Penggunaan Semen Dingin (Chilled Semen) Dalam Usaha Meningkatkan Produksi Sapi Perah. Bogor : Balai Penelitian Ternak

(4)

VETERINARIA Vol. 4 No. 3 Nopember 2011

181

Kualitas Spermatozoa Domba setelah Pencucian dengan Medium Brackett and Oliphant’s (BO) pada Pengencer Susu Skim dan Susu Kuning Telur

The Quality of Ram Sperm After Washing With Brackett and Oliphant’s (BO) Medium at Skim Milk and Egg Yolk Diluent

1

Suherni S; 2Yosaliah F.S; 1Yola R, 1Trilas S

1

Fakultas Kedokteran Hewan Unair 2

Mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Hewan Unair Kampus C Unair, Jl. Mulyorejo Surabaya-60115.

Telp. 031-5992785, Fax. 031-5993015 Email : scorpios_girl 88@yahoo.co.id

Abstract

The aim of this research was to know the effect of semen washing with Bracket and Oliphan’t (BO) medium at skim milk and egg yolk diluent to motility and viability of ram sperm. Semen of ram divided become four groups. P1 as treatment with washing and added skim milk diluent, P2 as treatment with washing and added skim milk combination with egg yolk, P3 as treatment without washing and added skim milk diluent and P4 as treatment without washing and added skim milk combination egg yolk. The data were analyzed by Anova Test. The result of motility and viability percentage of sperm there was difference but by Anova Test showed that not significant difference (P>0,05) between forth treatment. The conclusion of this research was treatment with washing and added milk combination with egg yolk can increasing motility and viability of sperm.

Keywords : sperm, motility, viability, washing and diluent

Pendahuluan

Usaha ternak domba sudah tidak asing lagi bagi masyarakat petani di Indonesia, karena ternak domba cukup menyebar secara merata ke seluruh wilayah meskipun masih dalam skala kecil. Usaha ini sebenarnya sangat menguntung-kan karena ternak ini mudah beradaptasi, dapat berkembang biak sepanjang tahun dan dapat dijual pada umur sapih 3 bulan hingga 1 tahun. Peternakan domba yang tadinya dalam skala kecil perlu diusahakan secara intensif atau secara komersial. Dalam skala komersial tujuan beternak adalah ingin mendapatkan anakan (bakalan) sebanyak mungkin yang dapat di-laksanakan lebih efektif dengan inseminasi buatan (Mulyono, 2000).

Dalam memasuki era globalissai tekno-logi inseminasi buatan masih banyak memerlu-kan dukungan penelitian kearah usaha perbaimemerlu-kan mutu genetik yang lebih baik (Sudardjat dan Pambudy, 2003).

Salah satu usaha perbaikan mutu genetik adalah peningkatan kualitas semen yang digunakan untuk inseminasi buatan. Usaha untuk meningkatkan kualitas semen tersebut dapat dilakukan dengan pencucian spermatozoa. Meskipun pencucian spermatozoa merupakan tindakan prekapasitasi untuk menunjang keber-hasilan fertilisasi in vitro, tetapi dengan pe-nambahan bahan pengencer pada spermatozoa setelah pencucian diharapkan dapat digunakan untuk pembuatan semen cair (chilled semen) sehingga juga menunjang keberhasilan fertilisasi in vitro dalam inseminasi buatan. Disamping itu, produksi semen cair dapat dilakukan secara sederhana dan tidak memerlukan peralatan laboratorium yang mahal. Keuntungan lain semen cair dibandingkan semen beku adalah produksi straw per pejantan dan fertilitas lebih tinggi dari pada semen beku, sehingga secara

langsung dapat meningkatkan pendapatan

peternak,s sedangkan pada semen beku 40-60% spermatozoa akan mati selama pembekuan,

(5)

Suherni S dkk. Kualitas Spermatozoa Domba setelah ...

182

spermatozoa yang hidup post thawing sangat peka terhadap lingkungan dan fertilitas yang rendah (Situmorang, 2003).

Medium yang diperlukan untuk pencucian spermatozoa harus mengandung zat makanan sebagai pengganti hilangnya plasma semen, mampu mempertahankan pH dan tidak bersifat racun terhadap spermatozoa (Salisbury dan Van Demark, 1985). Medium Brackett and Oliphant’s (BO) merupakan medium fisiologis yang dapat digunakan untuk pencucian sperma-tozoa, disamping medium BO mengandung glu-kosa dan sodium pyruvat sebagai bahan nutrisi, di dalam medium BO juga terdapat medium Bovine Serum Albumin (BSA) yang berfungsi sebagai medium buffer untuk keseimbangan asam basa (Rimayanti, dkk, 1988) dan kafein yang dapat meningkatkan motilitas spermato-zoa, sehingga dengan penggunaan medium BO sebagai medium pencuci dan penambahan pengencer susu skim dan susu kuning telur dapat menghasilkan semen cair yang berkualitas baik untuk pelaksanaan Inseminasi Buatan.

Materi dan Metode Penelitian

Penampungan semen domba dilakukan dengan memakai vagina buatan. Penampungan semen dilakukan pada pagi hari satu kali dalam seminggu.Setelah ditampung dilakukan peme-riksaan makroskopis meliputi volume, pH, warna, konsistensi dan bau serta pemeriksaan mikroskopis meliputi konsentrasi, gerakan massa, gerakan individu dan spermatozoa yang hidup. Jika kualitas spermatozoa baik yaitu

persentase motilitas dan hidup tidak kurang dan sama dengan 70% dilanjutkan untuk dilakukan pencucian. Pencucian spermatozoa dilakukan dengan cara 0,5 ml semen tersebut ditambah dengan medium campuran Bracket and Oliphant (BO) + Bovine Serum Albumin (BSA) dan kafein sebanyak 3 ml kemudian disentrifus dengan kecepatan 1800 rpm selama 10 menit pada suhu kamar, kemudian supernatan dibuang dan pellet disisakan.

Spermatozoa dibagi menjadi empat kelompok yaitu : P1 : Kelompok perlakuan spermatozoa yang dicuci kemudian dimasukkan dalam pengencer susu skim, P2 : kelompok perlakuan spermatozoa yang dicuci kemudian dimasukkan dalam pengencer susu kuning telur, P3 : Kelompok kontrol spermatozoa tanpa dicuci yang dimasukkan dalam pengencer susu skim dan P4 : Kelompok kontrol spermatozoa tanpa dicuci yang dimasukkan dalam pengencer susu kuning telur.

Pemeriksaan motilitas dan jumlah hidup spermatozoa dilakukan dibawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali. Setelah pemeriksa-an hari pertama, semen dalam tabung perlakupemeriksa-an disimpan pada lemari es dan dilakukan peme-riksaan setiap hari sampai hari kelima.

Analisa data dilakukan dengan meng-gunakan Uji Anova dan apabila terdapat per-bedaan antara perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT (Kusriningrum, 1990).

Hasil dan Pembahasan

Semen domba sebelum diencerkan,

Tabel 1. Hasil pemeriksaan semen domba sebelum perlakuan: Sampel Vol

(ml)

Bau Warna Konsistensi pH Gerakan Massa

Gerakan individu

Hidup (%)

1 2 khas putih pekat 7 +++ P 90

2 1,1 khas putih sedang 7 +++ P 95

3 2 khas putih sedang 7 +++ P 80

4 1,2 khas putih pekat 7 +++ P 90

5 1,2 khas putih sedang 7 +++ P 85

6 1,3 khas putih sedang 7 +++ P 85

Keterangan : P …… Progresif (Gerakan aktif maju kedepan)

Tabel 2. Rataan (± SD) persentase motilitas spermatozoa sampai hari ke-5

Perlakuan Rataan motilitas (%) ± SD

P1 (pencucian dan diluter susu skim) 57,50 a ± 5,24 P2 (pencucian dan diluter susu skim + kuning telur) 60,00 a ± 4,47 P3 (tanpa pencucian dan diluter susu skim) 55,83 a ± 4,92 P4 (tanpa pencucian dan diluter susu skim + kuning telur) 58,33 a ± 4,08 Notasi: Superskrip yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (p>0.05)

(6)

VETERINARIA Vol. 4 No. 3 Nopember 2011

183

terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makros-kopis meliputi volume, bau, pH, warna dan konsistensi. Pemeriksaan mikroskopis meliputi gerakan massa, gerakan individu, motilitas dan persentase hidup spermatozoa. Hasil pemeriksa-an semen domba sebelum perlakupemeriksa-an dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Penilaian positif tiga pada kolom gerakan massa artinya spermatozoa yang di-gunakan sangat baik, merupakan gambaran gelombang kecil sampai besar yang tebal dan gelap dalam jumlah banyak dan bergerak cepat (Hardijanto dkk, 2003). Tingginya angka per-sentase hidup dan motilitas spermatozoa domba dikarenakan masih pekatnya spermatozoa yang belum diencerkan. Dari data diatas menunjuk-kan bahwa sampel yang digunamenunjuk-kan telah me-menuhi kelayakan untuk dipakai dalam pene-litian.

Pemeriksaan Motilitas Spermatozoa

Setelah dilakukan pencucian sperma-tozoa dengan media BO maka segera dilakukan pengenceran spermatozoa dalam pengencer susu skim dan susu kuning telur dan dilakukan pemeriksaan terhadap motilitasnya.

Pemeriksaan motilitas spermatozoa

sampai hari kelima menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa tertinggi adalah perlakuan pada kelompok pencucian dengan medium BO pada pengencer susu kuning telur (P2). Ber-dasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji Anova terhadap persentase motilitas spermatozoa menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (p>0,05) diantara perlakuan baik pada kelompok pencucian spermatozoa P1 dan P2 maupun kelompok tanpa pencucian spermatozoa P3 dan P4.

Fungsi pergerakan spermatozoa adalah untuk membantu spermatozoa menembus sel pelindung yang mengelilingi sel telur dan juga untuk dapat melewati mukosa pada servik masuk kedalam uterus (terutama pada domba yang spermatozoanya ditempatkan di mulut servik) Gerakan maju spermatozoa pada saluran reproduksi berikutnya adalah lebih banyak karena kontraksi otot saluran reproduksi dank arena arah aliran sekresi dalam tuba falopii (oviduct) dari pada karena gerakan spermatozoa itu sendiri (Wodzicka dkk, 1991).

Adapun factor yang mempengaruhi motilitas spermatozoa baik yang bersifat endogen maupun eksogen. Faktor endogen adalah factor yang menyangkut keadaan spermatozoa itu sendiri, misalnya umur sperma-tozoa, tingkat kematangan spermatozoa yang juga menyangkut morfologi faali dan sifat biokimianya. Faktor eksogen merupakan factor lingkungan yang ada diluar spermatozoa yang meliputi factor biofisika misalnya viskositas, pH, temperature, komposisi ion dari media yang ada disekelilingnya (Hartranto, 1992).

Pada fertilisasi in vivo, proses kapa-sitasi spermatozoa terjadi didalam saluran reproduksi betina, sehingga peningkatan moti-litas spermatozoa diperlukan untuk sampai ketempat fertilisasi, disamping itu mengingat perjalanan yang harus ditempuh dalam organ reproduksi betina juga sangat panjang. Motilitas spermatozoa penting untuk melewati hambatan alamiah pada servik dalam rongga uterus, isthmus tuba falopii dan pada penetrasi spermatozoa ke dalam ovum (Toelihere, 1981).

Hardjopranjoto (1987) menyatakan bah-wa plasma semen perlu dibuang karena cairan ini dapat mengganggu kemampuan sperma-tozoa untuk membuahi. Menurut Hinting (1989), plasma smen dapat dihilangkan melalui pencucian. Penelitian yang pernah dilakukan Sardjito (2003) membuktikan bahwa pencucian dengan kecepatan sentrifugasi 1000-2000 rpm

tidak menyebabkan kerusakan membrane

spermatozoa yang parah. Pada penelitian ini menggunakan kecepatan sentrifugasi 1800 rpm yang dianggap masih dalam batas yang tidak menyebabkan kerusakan membran spermatozoa yang parah. Meskipun pencucian spermatozoa

merupakan tindakan prekapasitasi untuk

menunjang keberhasilan fertilisasi in vitro, tetapi dengan penambahan bahan pengencer diharapkan dapat digunakan untuk pembuatan semen cair (chilled semen), sehingga juga menunjang keberhasilan keberhasilan fertilisasi in vivo dalam inseminasi buatan. Semen cair mempunyai keuntungan produksi straw per pejantan dan fertilitasnya lebih tinggi di-bandingkan semen beku, sehingga secara langsung dapat meningkatkan pendapatan pe-ternak (Situmorang, 2003)

Yanagimachi (1986) menyatakan bah-wa penggunaan medium BO sebagai medium pencuci dapat meningkatkan motilitas dan kematangan hidup spermatozoa. Penelitian ini

(7)

Suherni S dkk. Kualitas Spermatozoa Domba setelah ...

184

menggunakan medium BO yang di dalamnya terdapat BSA dan kafein, dimana glukosa pada medium BO berfungsi sebagai sumber energi melalui proses glikolisis. BSA dapat berfungsi mempertahankan tekanan osmotic spermatozoa. Kafein dalam medium pencuci dapat me-ningkatkan motilitas spermatozoa dengan cara menghambat kerja enzim fosfodiesterase yang berfungsi untuk menguraikan cAMP menjadi 5’ AMP. Penghambatan ini menyebabkan konsen-trasi cAMP dalam sel meningkat. Peningkatan cAMP ini akan merangsang proses produksi energi., dengan demikian ATP akan dihasilkan dalam jumlah yang banyak, sehingga semakin banyak ATP yang dihasilkan maka energi yang tersedia dapat memacu motilitas spermatozoa. Penambahan pengencer susu skim berfungsi sebagai sumber energi dan dapat memper-tahankan tekanan osmotic serta keseimbangan elektrolit (Toelihere, 1979). Sedangkan dalam kuning telur mengandung lipoprotein atau lesitin sebagai daya pelindung (protecting layer) terhadap spermatozoa (Salisbury and Van Demark, 1985).

Pemeriksaan persentase motilitas sper-matozoa selama lima hari mengalami penurunan dari hari pertama sampai hari kelima. Hal ini disebabkan karena motilitas spermatozoa mem-butuhkan energi yang berasal dari perombakan ATP, jika energi yang dilepaskan tidak terpakai maka energi ini dikeluarkan sebagai panas dan setiap hari persediaan energi semakin berkurang. Bila persediaan energi dalam ATP telah habis, kontraksi fibril spermatozoa akan berhenti dan gerakan spermatozoa juga berhenti (Toelihere, 1981).

Hasil penelitian terhadap motilitas sper-matozoa domba diantara kelompok perlakuan yaitu P1, P2, P3 dan P4 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05), tetapi dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pencucian spermatozoa dalam medium BO dan pe-nambahan pengencer susu kuning telur dapat

meningkatkan motilitas spermatozoa (P2)

meskipun perbedaannya tidak jauh

di-bandingkan perlakuan yang lain (P1) terutama kelompok kontrol (P3 dan P4). Hal ini disebabkan karena dalam pencucian terjadi seleksi motilitas spermatozoa, dimana sperma-tozoa yang bertahan hanya spermasperma-tozoa yang mempunyai gerakan progresif (aktif maju ke depan).

Pemeriksaan viabilitas spermatozoa.

Setelah dilakukan pencucian sperma-tozoa dengan media BO maka segera dilakukan pengenceran spermatozoa dalam pengencer susu skim dan susu kuning telur dan dilakukan pemeriksaan terhadap viabilitasnya.

Pemeriksaan daya hidup spermatozoa sampai hari kelima menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa tertinggi adalah perlakuan pada kelompok pencucian dengan medium BO pada pengencer susu kuning telur (P4). Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji F terhadap persentase motilitas spermatozoa menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05) diantara perlakuan baik pada kelompok pencucian spermatozoa P1 dan P2 maupun kelompok tanpa pencucian spermatozoa P3 dan P4

Persentase spermatozoa yang hidup adalah jumlah spermatozoa hidup (terlihat transparan) yang terhitung dalam persen dengan pembesaran 400 kali. Besarnya persentase spermatozoa yang hidup dari semen adalah

suatu nilai perbandingan antara jumlah

spermatozoa yang hidup di dalam suatu sample terhadap seluruh spermatozoa yang terdapat di dalam sample tersebut. Spermatozoa yang mati permeabilitas membrane selnya meningkat, terutama di daerah post nuclear cups, sehingga spermatozoa yang mati akan menyerap warna dari zat warna yang dipakai, sedangkan sperma-tozoa yang hidup ti dak berwarna (Hardijanto dkk, 2003).

Faktor yang dapat menurunkan daya hidup spermatozoa adalah amoniak dan

hydro-Tabel 3. Rataan (±SD) persentase viabilitas spermatozoa sampai hari ke -5

Perlakuan Rataan viabilitas (%)±SD

P1 (pencucian dan diluter susu skim) 60,33 a ± 3,01 P2 (pencucian dan diluter susu skim + kuning telur) 64,17 a ± 3,31 P3 (tanpa pencucian dan diluter susu skim) 63,00 a ± 3,46 P4 (tanpa pencucian dan diluter susu skim + kuning telur) 67,17 a ± 3,13 Notasi: Superskrip yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (P>0,05)

(8)

VETERINARIA Vol. 4 No. 3 Nopember 2011

185

gen peroksida hasil metabolit spermatozoa yang bersifat racun dalam plasma semen (Salisbury and Van Demark, 1985). Penggunaan medium BO yang didalamnya terdapat BSA dan kafein pada penelitian ini memenuhi persyaratan sebagai pencuci spermatozoa. Medium BO mengandung glukosa, piruvat dan asam amino sebagai nutrisi spermatozoa. Glukosa pada medium BO berfungsi sebagai sumber energi bagi spermatozoa untuk mempertahankan ke-hidupannya. BSA dapat berfungsi

memper-tahankan tekanan osmotic spermatozoa

(Rimayanti dkk, 1998). Penambahan pengencer susu skim berfungsi sebagai sumber energi dan dapat mempertahankan tekanan osmotic serta keseimbangan elektrolit (Toelihere, 1979). Sedangkan dalam kuning telur mengandung lipoprotein atau lesitin sebagai daya pelindung

(Protecting layer) terhadap spermatozoa

(Salisbury and Van Demark, 1985).

Temperatur merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi metabolisme dan daya hidup spermatozoa sehingga pada pene-litian ini spermatozoa disimpan dalam lemari es setelah pemeriksaan hari pertama sampai pe-meriksaan berikutnya karena penurunan tempe-rature dapat digunakan menekan proses meta-bolisme spermatozoa (Salisbury and Van Demark, 1985). Pemeriksaan persentase hidup spermatozoa setiap hari selama lima hari mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena sumber nutrisi yang tersedia dari medium pencuci dan penambahan pengencer digunakan dalam metabolisme spermatozoa untuk meng-hasilkan energi, selain itu juga dimeng-hasilkan asam laktat yang kemudian dioksidasi menjadi H2O

dan CO2 (Toelihere, 1981). Energi yang

se-makin banyak digunakan menyebabkan sumber nutrisi yang tersedia juga berkurang sehingga dapat menurunkan jumlah hidup spermatozoa

Hasil penelitian terhadap daya hidup spermatozoa domba diantara kelompok per-lakuan yaitu P1, P2, P3 dan P4 menunjukkan perbedaan yang tidak nyata (p>0,05), tetapi dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pen-cucian spermatozoa dalam medium dapat menurunkan jumlah hidup spermatozoa dan pada pemeriksaan persentase hidup tertinggi adalah kelompok control tanpa dicuci pada pengencer susu kuning telur (P4) meskipun perbedaannya tidak jauh dibandingkan perlaku-an yperlaku-ang lain. Hal ini disebabkperlaku-an karena seleksi motilitas spermatozoa terjadi dalam pencucian

mengakibatkan spermatozoa yang hidup tapi tidak mempunyai gerakan progresif akan ikut terbuang bersama supernatant hasil sentrifugasi, sehingga jumlah hidup spermatozoa berkurang, tetapi engan penambahan medium pencuci dapat mempertahankan kelangsungan hidup sperma-tozoa.

Kesimpulan

Pencucian spermatozoa dengan me-dium BO+BSA+Kafein pada pengencer susu kuning telur dapat meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa domba lebih baik dibanding pada pengencer susu skim ataupun tanpa pencucian.

Daftar Pustaka

Hardijanto, T. Sardjito, T. Hernawati, S. Susilowati dan T.W. Suprayogi, 2003. Petunjuk Praktikum Teknik Repro-duksi. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya. Harjopranjoto, 1987. Pembuahan In Vitro dan

Transfer Embrio. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Sura-baya.

Hartranto, E, 1992. Pengaruh Pengenceran Sperma Terhadap Motilitas Sperma-tozoa. Lemlit. Universitas Airlangga. Surabaya.

Kusriningrum, R, 1989. Dasar Perancangan

Percobaan dan Rancangan Acak

Lengkap. Diktat Kuliah. Universitas Airlangga. Surabaya.

Mulyono, S.2000. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya. Jakarta. Rimayanti, B.Utomo, S. Susilowati, H.A.

Hermadi, T. Hernawati, 1998. Pengaruh Pengenceran Media EBSS dan BO Pada Semen Beku Kambing Etawa Terhadap Kebuntingan Kambing Lokal. Puslit.

Fakultas Kedokteran Hewan.

Universitas Airlangga.

Salisbury, C.W and N.L Van Demark, 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi

Buatan Pada Sapi. Gajah Mada

University Press. Yogyakarta.

Situmorang, P, 2003. Prospek Penggunaan Semen Dingin (Chilled Semen) Dalam Usaha Meningkatkan Produksi Sapi Perah. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Sudardjat, S dan R. Pambudy, 2003. Peduli

(9)

Suherni S dkk. Kualitas Spermatozoa Domba setelah ...

186

Sejarah Peternakan dan Kesehatan Hewan Indonesia. Yayasan Agrindo Mandiri. Jakarta.

Toelihere, M.R dan M.B. Taurin, 1979. Frozen Semen. Edisi Kedua. Departemen Re-produksi Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.

Toelihere, M.R, 1981. Fisiologi Reproduksi

Pada Ternak. Penerbit Angkasa

Bandung.

Wodzicka, M, Tomazweska, I.K. Sutama, I.G Putu dan T.D. Chaniago, 1991. Re-produksi, Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yanagimachi, R, 1986. The Movement of Goat Spermatozoa Before and After Capa-citacion. J. Reprod. Fertility.

Gambar

Tabel 1. Hasil pemeriksaan semen domba sebelum perlakuan:
Tabel 3. Rataan (±SD) persentase viabilitas spermatozoa sampai hari ke -5

Referensi

Dokumen terkait

Pemilik tempat kuliner di luar lokasi utama pengambilan gambar (daerah Jalan Prawirotaman), yaitu di seputar luar pusat kota Yogyakarta juga mendapat berkah dari product

Menuliskan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan benda, tempat atau seseorang tersebut di atas. Mengelompokkan kalimat-kalimat tersebut menurut generic

Adapun tujuan dari penelitian yang ditulisan pada artikel ini untuk mengetahui berapa persen metanil yellow yang dapat didegradasi secara fotolisis, sonolisis dan penyinaran

Walaupun kajian Olson hanya ditumpukan pada negara China pada awal abad ke-20 dan Rusia di awal tahun 1990-an, namun terdapat beberapa persamaan karakter antara Indonesia dengan

Kaum liberalis yang mengedepankan nilai kerjasama dapat dikatakan melihat organisasi internasional sebagai usaha untuk mencapai dunia yang lebih damai

Pada tahun ke I1 dititik beratkan pembuatan prototip sensor-sensor yang berbasis pada sensorjlflwcgate, antara lain sensor untuk mengukur medan magnetik lemah,

a) Sederhana, yang dimaksud sederhana adalah poster ditampilkan tidak banyak tulisan tetapi, antara gambar dan tulisan harus mempunyai maksud yang

Besarnya hubungan jenis lantai rumah dengan kejadian tuberkulosis paru dilihat pada nilai OR sebesar 3,7 yang artinya bahwa orang yang tinggal pada rumah yang jenis lantainya