• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Tengah Semester APEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Tengah Semester APEB"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi

Daftar Isi

Pendahuluan

Pendahuluan

 ... ... ... 22

Alasan Pemilihan Lokasi Pengamatan

Alasan Pemilihan Lokasi Pengamatan

 ... 2 ... 2 Denah

Denah Lokasi Lokasi Pengamatan ...Pengamatan ... 5... 5

Latar Belakang Pemilik dan usaha terdahulu

Latar Belakang Pemilik dan usaha terdahulu

 ... ... .. 66

Asal nama ‘S Laundry’

Asal nama ‘S Laundry’

... 7... 7

Analisis Kompetitor 

Analisis Kompetitor 

... 8... 8

Laundry Cepat

Laundry Cepat

 ... ... ... 88

Laundry Harum

Laundry Harum

... ... 99

Sistem Operasi Laundry

Sistem Operasi Laundry

 ... ... ... 1010

Proses operasional S Laundry :

Proses operasional S Laundry :

 ... 10 ... 10

Jasa Laundry yang Ditawarkan

Jasa Laundry yang Ditawarkan

 ... 12 ... 12

Merekrut Pegawai : perlu atau tidak?

Merekrut Pegawai : perlu atau tidak?

... 12... 12

Tingginya Order Cucian

Tingginya Order Cucian

... 15... 15

Warung Susu dan Jus di Seberang S Laundry

Warung Susu dan Jus di Seberang S Laundry

... 15... 15

Implikasi dari adanya Pegawai

Implikasi dari adanya Pegawai

... 16... 16

Kesimpulan

(2)

Pendahuluan

Analisis Perilaku Ekonomi Bisnis, atau biasa disingkat APEB, merupakan salah satu

matakuliah yang saya ambil semester ini. APEB merupakan lanjutan dari matakuliah

Manusia Masyarakat Indonesia yang saya ambil tahun lalu. Pada matakuliah ini, tugas

kami sebagai mahasiswa adalah ‘mengamati’ dan menganalisis perilaku dari subyek

yang kami pilih, namun dalam konteks ekonomi dan bisnis. Misalkan, bapak A

melakukan tindakan B dikarenakan alasan C. Tidak semua perilaku merupakan perilaku

ekonomi dan bisnis, untuk itu tugas kami adalah mengamati : melakukan wawancara

dari narasumber tanpa ia sadari (berbeda dengan penelitian) yang dibatasi konteks

ekonomi dan bisnis. Sebagai mahasiswa, kami dituntut untuk peka dan kritis terhadap

lingkungan sekitar. Melalui matakuliah ini, kami belajar untuk memperdalam

 softskill 

dan kepekaan kami terhadap keadaan, kepekaan dalam memancing pertanyaan, dan

kepekaan dalam melihat acuan perilaku dalam kehidupan sosial disekit ar kami.

Alasan Pemilihan Lokasi Pengamatan

Subyek yang saya pilih untuk pengamatan ini yang awalnya adalah Warkop Puma

diganti menjadi laundry dimana saya berlangganan. Pemindahan lokasi observasi ini

dikarenakan sampai beberapa kali observasi, saya tidak juga bertemu dengan

 pemiliknya sehingga akhirnya saya memutuskan untuk pindah. Untuk observasi pada

laundry, saya sudah memastikan bahwa yang saya selalu temui adalah pemiliknya.

Disamping tempat tinggal saya, juga terdapat laundry bernama laundry Azkaa.

Awalnya saya sering laundry di landry azkaa karena dekat dengan kos saya sehingga

tidak perlu membawa berat kemana-mana, tetapi saya kurang puas dengan hasilnya

karena parfumnya yang begitu menyengat dan setrika pakaian yang sangat tidak rapi.

Semenjak itu, saya pindah ke S laundry, tempat yang saat ini saya jadikan observasi.

(3)

Walaupun tempat laundry, bukan tempat makan seperti pengamatan teman-teman saya

 pada umumnya, saya meyakini bahwa saya dapat menggali informasi yang cukup

 banyak karena walaupun laundry hanya

take and go

, saya sering duduk-duduk dulu dan

mengobrol menikmati susu murni atau jus (usaha lain selai n laundry, lebih sering dijaga

oleh istrinya) yang ada tepat di seberang S laundry.

Pertama, dekat dengan lokasi kos saya. Sehingga mudah mencari waktu untuk

melalukan pengamatan. Pengalaman saya pada matakuliah Manusia Masyarakat

Indonesia dimana dosen kami mewajibkan pengamatan berada di Lenteng Agung

membuat saya yakin untuk memilih area yang dekat dengan kos saya. Selain karena

mudah akses menuju ke tempat observasi (hanya jalan kaki, dulu ketika MMI harus

 bikun dan KRL), waktu yang ada bisa lebih dimaksimalkan sehingga tidak harus

memakan waktu yang lama hanya untuk perjalanan. Dengan area yang dekat pula bisa

meminimalisir kemungkian-kemungkinan yang menghambar perjalanan menuju lokasi

observasi misalkan hujan, macet, KRL yang seperti ‘pepes’.

Kedua, karena keluarga bapak ini memiliki bisnis selain laundry. Dengan adanya usaha

keluarga yang lebih dari satu, tentunya dapat digali acuan dalam hal ekonomi dan bisnis

mengapa ia memilih mempunyai dua bisnis? Apakah tuntutan keadaan ekonomi atau

memang hanya pengembangan? Mengapa usaha kedua tidak membuka laundry lagi?

Mengapa bisnis kedua terletak tepat di seberang bisnis pertama? Selain itu dengan

memiliki dua bisnis ini, saya bisa mengobrol bertanya-tanya mengenai laundry ketika

membeli susu atau sekalian mengambil laundry. Pada usaha susu dan jus yang ada

diseberang laundry, terdapat kursi untuk sekedar menunggu yang bisa dimaksimalkan

(4)

Alasan ketiga adalah karena bapak ini sangat ramah dan sering mengajak ngobrol. Ini

akan memperudah dalam memperdalam observasi. Bapak ini tidak sungkan

menanyakan kepada saya asal daerah, mengapa kuliah jauh, kuliah apa, bagaimana

kuliahnya, dan lain-lain. Dari sini saya ‘menebak’ jika nanti saya bertanya

-tanya ia

tidak akan merasa terlalu dan nyaman menceritakan semuanya. Dengan kesibukkan

yang tidak ‘setiap saat’ seperti ketika mewawancarai warung atau tempat makan

lainnya juga mempermudah saya untuk membuat narasumber mengobrol dengan

nyaman (tidak disela-sela masak atau cuci piring dan sebagainya).

(5)
(6)

Latar Belakang Pemilik dan usaha terdahulu

Baik pemilik maupun istri, keduanya merupakan warga asli Depok. Walaupun asli

Depok, logat betawi pemilik sangat kental. Menurut narasumber karena ayah ibunya

 betawi dan sejak kecil terbiasa menggunakan logat betawi. Awalnya, pemilik

merupakan satpam di salah satu kos-kosan yang berada di kukusan kelurahan dan istri

 pemilik merupakan pegawai dari usaha laundry yang ada di daerah kukusan kelurahan

 pula. Merasa terdesak dan karena kebutuhan ekonomi khususnya untuk anaknya (baik

secara finansial ataupun waktu), baik pemilik ataupun istri perlahan menabung dan

membuka usaha laundry ini. Ada beberapa alasan mengapa pemilik memilih usaha

laundry:

1.

Pemilik membuka usaha laundry bukan usaha lain karena pada awal

usahanya, laundry belum begitu banyak pesaing di kutek dan istri memiliki

 pengalaman menjadi pegawai laundry sehingga tahu

 flow  yang harus

dikerjakan dari laundry. Tahu proses mana yang harus didahulukan, yang

dapat dilakukan bersama-sama, dan dapat memperkirakan waktu dari

masing-masing proses sehingga dapat mempermudah pembentukan usaha

laundry ini.

2. Usaha laundry tidak membutuhkan

resource yang rumit. Baik sumber daya

kemampuan, modal, dan kebutuhan untuk berjalannya operasi tidak harus

setiap hari dibeli mengingat mereka mempunyai anak sehingga urusannya

tidak hanya mengurus usaha. Misalkan mereka membuka bisnis makanan

dimana pembelian bahan harus dilakukan setiap hari.

3. Proses sebelum toko buka dan setelah toko tutup tidak menjadi sesuatu yang

esensial atau tidaklah rumit. Ketika buka, tidak ada hal-hal yang perlu

dipersiapkan. Hanya sekedar merapihkan tempat laundry saja begitupun

(7)

ketika tutup, hanya tinggal perekapan dalam sehari saja. Berbeda jika

mereka membuka usaha makanan dimana sebelum buka dan setelah tutup

 banyak sekali proses yang harus diperisapkapkan mulai dari mengecek

 barang yang sudah menipis persediaannya, memasak makanan,

mempersiapkan tempat, dan lain-lain.

Awalnya, tempat ini hanya merupakan lahan kosong yang berukuran sangat

tanggung 

 jika dibangun sebuah usaha. Untuk membangun kos-kosan terlalu kecil namun untuk

membaangun usaha makanan juga kurang cocok. Semenjak menjalankan usaha laundry

di tempat ini, keluarga pemilik juga ikut pindah ke tempat ini karena mereka tinggal di

 belakang laundry. Baik tanah tempat usaha maupun rumah tempat tinggal pemilik yang

 berada sangat dekat, keduanya merupakan sewa, bukan milik pribadi.

Asal nama ‘S Laundry’

Layaknya orangtua lainnya, anak merupakan kebanggan dan harta yang tak ternilai bagi

mereka. Begitupun bagi pemilik S Laundry, nama S Laundry dipilih sebagai inisial

depan nama anaknya yaitu Salwa dan Salsa. Karena anak merupakan wujud dari

 berkah, pemilik harap dengan penamaan tersebut usahanya pun diberkahi.

Ia sudah membuka laundry sejak harga perkilo masih 4000 rupiah hingga saat ini naik

menjadi 6000 rupiah per kilogramnya. Usaha ini didasari dari keinginan pemilik untuk

menjadi mandiri dan tidak bergantung orang lain dalam hal memperoleh penghasilan,

karena ia bisa mengatur sendiri hasil yang ia dapatkan dan disesuaikan dengan

keperluan.

(8)

Analisis Kompetitor

Di wilayah kukusan teknik (kutek) mulai berjamur pesaing laundry, dan semenjak semester ini,

 jumlah khususnya yang dekat dengan S Laundry membeludak secara signifikan. Dalam jarak

100-150 meter, terdapat dua buah laundry baru yang dapat menyaingi S Laundry. Saya

melakukan pengamatan dengan mencoba kedua laundry tersebut sembari mengobrol untuk

mencari informasi. Berikut adalah hasil pengamatan dalam dua pesaing tersebut :

Laundry Cepat

Lokasi

:

Laundry ini berada di dekat kos Amora, sejalan dengan arah S laundry.

Deskripsi

:

Laundry ini merupakan laundry baru, yang baru beroperasi kurang lebih dua

 bulan (baru ada ketika masa semester baru 2017/2018). Laundry ini

dioperasikan oleh pegawai, tidak ada pemilik yang ikut membantu usaha

laundry ini. Laundry ini merupakan salah satu usaha yang dimiliki oleh dosen

Fakultas Ilmu Budaya.

Kompetisi

:

Secara harga, karena merupakan laundry baru, Laundry Cepat menawarkan

harga promo yaitu hanya 5000 rupiah per kilogram baju. Namun tidak ada

keterangan jelas sampai kapan harga ini berlaku. Selain itu, ada jasa ambil-antar

laundry yang merupakan

competitive adventage  dari Laundry Cepat, karena

 banyak mahasiswa yang tidak mau repot membawa berat cukup hanya sms atau

whatsapp, laundry mereka akan dijemput selama masih dalam wilayah kutek.

Setelah selesaipun cucian yang sudah rapih dan bersih akan dikirimkan

langsung ke kos pemilik. Yang membedakan antara Laundry Cepat dengan S

(9)

selain laundry atau cuci unutk baju, S Laundry juga menerima pencucian

 boneka, karpet, sepatu, tas, dan lain-lain.

Sejauh ini, laundry Cepat belum ada rencana untuk membuat layanan lain diluar

mencuci baju.

Laundry Harum

Lokasi

:

Berada tepat di seberang S Laundry, disebelah warung susu (usaha istri pemilik

S laundry).

Deskripsi

:

Laundry ini juga merupakan laundry baru yang ada di sekitar daerah ini, sama

dengan laundry CEPAT, laundry juga baru beroperasi pada awal semester

tahun ajaran 2017/2018. Laundry ini berukuran sangat kecil dan sederhana, dan

dari penampakan luarnya tidak terlihat adanya mesin cuci atau perlengkapan

lainnya. Untuk lebih dalam mengetahui, saya juga mencoba laundry pakaian

saya disini. Secara

layout 

  toko, laundry harum memiliki tempat yang lebih

rapih, tertata, bersih. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh faktor toko yang

masih baru. Laundry ini juga dijalankan oleh pegawai, tidak pemilik langsung.

Kompetisi

: Untuk harga, ia menawarkan harga yang sama dengan S

Laundry yaitu Rp. 6000/kg . Untuk ukuran laudry yang baru berjalan, laundry

harum telah perlahan menemukan pasar dan pangsa nya sendiri. Hal ini terlihat

dari setumpukan rak yang sudah banyak terisi pakaian yang telah dicuci.

(10)

Sistem Operasi Laundry

Untuk memahami bagaimana proses operasional laundry khususnya pada S Laundry,

 berikut adalah gambaran proses dari proses paling awal yaitu pelanggan memberikan

order 

  sampai berakhir kembali kepada pelanggan yaitu pelanggan menerima

order 

.

Dalam penggambaran proses ini merupakan gabungan dari pengalaman pribadi,

informasi pemilik, dan ketika pengamat (saya) turun langsung melihat prosesnya.

Proses operasional S Laundry :

-

Pertama, pelanggan datang dan meletakkan cuciannya yang sudah didalam satu

kantong plastik keatas timbangan

(11)

-

Penjual akan menanyakan adakah selimut atau sprei didalam plastik tersebut (karena

treatment 

 dan harganya beda

-

Penjual kadang menanyakan adakah pakaian yang butuh perlakukan khusus (misal,

tidak usah di setrika, tidak usah di gosok saat mencuci, dan lain-lain.

-

Setelah ditimbang, angka kilogram dan juga rupiah yang harus dibayar tertera pada

timbangan tersebut.

-

Pembayar akan diberikan pilihan untuk membayar disaat menyerahkan atau nanti jika

laundry sudah selesai. Slip nota putih akan diberikan kepada pelanggan jika sudah

membayar, atau jika sudah dibayar, slip biru akan diberikan kepada pel anggan. Bagian

nota (baik putih atau biru) yang diterima oleh penjual akan diikut sertakan diatas

keranjang agar tidak lupa nama pemilik. Nota tersebut berisi : jumlah kilogram cucian,

 jenis cucian (sepatu, pakaian, tas, selimut, atau yang lainnya), jenis pelayanan (ekspres

atau biasa), nama pelanggan, serta tanggal pengambilan.

-

Penjual mencatat tanggal masuk dari cucian yang diberikan di buku data pelanggan

-

Memisahkan pakaian pelanggan dalam keranjang-keranjang beserta notanya a gar tidak

salah nama dan juga tas laundry (beberapa pelanggan membawa pakaian kotor dengan

tas laundry) agar tidak tercecer. Tas pelanggan pada saat laundry telah selesai akan

dimasukkan menjadi satu dalam plastik baju bersih.

-

Melakukan proses operasional yaitu : mencuci, mengeringkan, menyetrika, mengepak

 pakaian yang sudah bersih, dan penyerahan kepada pelanggan.

-

Memberi hasil cucian yang sudah bersih kepada pelanggan. Pelanggan tidak peru

membawa nota, hanya perlu menyebutkan nama saja ketika mengambil kemudian

(12)

Jasa Laundry yang Ditawarkan

-

Jenis Cucian

Untuk dapat melakukan order di S laundry terdapat minimum kilogram per jasa yaitu

dua kilogram. Jika jumlah cucian dari pelanggan kurang dari itu maka akan diberikan

harga per dua kilogram yaitu 12.000 rupiah. Barang yang dapat di laundry pada S

Laundry adalah pakaian, selimut kecil dan besar, sepatu, tas kecil dan besar, boneka,

dan keset. Pelanggan juga dapat meminta keperluan khusus untuk barang misalkan :

 jangan dimasukkan mesin pengeringan.

-

Jenis Layanan

Terdapat laundry jasa biasa dan jasa ekspress dimana ekspress memakan waktu sehari

untuk cucian bisa selesai. Harga yang dipasang untuk cucian ekspress adalah Rp. 8000

rupiah.

Merekrut Pegawai : perlu atau tidak?

Dalam usaha yang tergolong kecil dan juga memiliki lingkup pasar yang kecil,

kebutuhan pegawai selalu jadi pertimbangan : apakah pendapatan yang didapatkan

sebanding dengan biaya untuk mempekerjakan pegawai. Keputusan ini sejatinya harus

didasari dengan pengukuran pendapatan, laba bersih, serta pengeluaran yang

komprehensif dan akurat. Karena jika keputusan ini salah, akan mempengarhui usaha

secara signifikan. Misalkan, dalam memperhitungkan biaya operasional, dikarenakan

keterbatasasn pengetahuan dan kemampuan, sebuah usaha men ghitung pengeluarannya

tidak secara detail sehingga seakan-akan laba bersih dari usaha itu sangat besar. Untuk

itu, usaha merasa aman untuk merekrut pegawai. Padahal, biaya pegawai memegang

 proporsi yang sangat besar jika didalam usaha kecil.

(13)

Selain pertimbangan biaya pegawai secara eksplisit, yang harus dipertimbangkan

adalah produktivitas dari ketika ada atau tidak ada pegawai. Usaha harus bisa

memperhitungkan produktivitas dari pegawai. Hal ini dapat diukur dari jumlah produk

atau jasa yang dihasilkan, apakah perubahan itu signifikan dan apakah biaya yang

digunakan untuk merekrut pegawai tersebut

worth to spend.

Jika diaplikasikan pada pengamatan pada S laundry, ternyata pada awalnya S Laundry

tidak merekrut pegawai. Mulai dari mencuci, menjemur, pengeringan, menyetrika,

 pengepakan, dan pembayaran. Meskipun usaha yang dijalankan kecil, tetapi untuk

assign

 waktu yang ada pada setiap proses terebut tidaklah mudah. Jika t erlalu lama pada

 bagian mencuci, cucian yang sebenarnya sudah selesai namun belum disetrika tidak

 bisa diambil oleh pelanggan. Pembagian waktu harus proporsional sehingga tidak ada

 proses terjadi

bottleneck 

, yaitu penghambatan produksi pada salah satu proses produksi

yang menghambat keberlanjutan proses selanjutnya. Dengan terlalu fokus pada

mencuci, kemudian berdampak pada proses penjemuran yang secara

massal 

.

Penjemuran dalam jumlah yang besar mempunyai resiko misalkan hujan. Jika terjadi

hujan dan cucian tersebut tidak terselamatkan, proses mencuci ulang yang jumlah besar

akan menghambat proses pencucian lain dan proses lainnya. Pada awal beroperasi, S

laundry merasa cukup sering mengalami kendala ini karena memang jam kerja belum

tinggi sehingga butuh adanya adaptasi dan belajar dari pola konsumen. Untuk

meminimalisir adanya kendala ini, perlu adanya pembagian kerja yang baik.

(14)

kerja yang pakem misal pemilik hanya mencuci, yang menyetrika baju yang telah bersih

istrinya. Tetapi, seiring dengan berjalannya usaha, terbentuklah pembagian kerja

tersebut secara tidak sengaja misal yang menyetrika adalah istri pemilik karena lebih

cekatan dan rapih dalam menyetrika. Tapi sewaktu-waktu bisa s aja istri melakukan hal

yang lain, pemilik melakukan hal yang lain. Dalam melakukan pekerjaan, pemilik dan

istrinya saling terbuka saja dalam meminta bantuan satu sama lain.

Salah satu kesulitan yang dirasa pemilik terkadang jadi hambatan kecil adalah

memisahkan hubungan pekerjaan dengan hubungan pribadi, karena ia bekerja dengan

istrinya sendiri. Terkadang muncul kata-kata yang kurang pas dalam meminta bantuan,

terkadang salah satu sedang repot mengurus anak sehingga dilain sisi bekerja sendirian,

atau susahnya mengatur

mood 

  agar tetap dapat bekerja dengan baik ketika sedang

 bertengkar kecil satu sama lain. Menurut pemilik hal ini kerap terjadi ketika sedang

 banyak-

 banyaknya order namun salah satu pihak ‘terlihat’ kurang

 perform

 dengan baik

di pekerjaan yang menimbulkan sisi lainnya iri atau cemburu. Misalkan waktu itu

 pemilik pernah sedang banyak mencuci ulang pakaian yang sudah bersih namun terkena

hujan (bercampur rasa capek) dan kemudian melihat istri menyetrika kurang cepat

(sehiingga tidak dapat segera membantu suami mencuci dan jemur ulang). Terkadang

lelah di pekerjaan terbawa juga pada kondisi

mood 

  dirumah, dimana yang ia temui

adalah orang yang sama dengan dalam pekerjaan sehingga terkadang sedikit menjadi

masalah. Kadang juga timbul perasaan ‘sungkan’ untuk menyuruh atau memin

ta

 bantuan sesuatu karena takut menambah beban pekerjaan.

Pada segala masalah yang kemungkinan timbul dari masalah sederahana : susah untuk

assign

 waktu untuk setiap proses agar produk berupa cucian bersih bisa selesai dalam

(15)

waktu yang telah dijanjikan yaitu 2 hari, seriring dengan bertambahnya order, jika

dikerjakan sendirian. Masalah ini akhirnya diatasi oleh S Laundry sejak menyentuh

tahun keempat dari empat tahun S Laundry beroperasi (baru ada pegawai baru bulan

maret tahun 2017), untuk akhirnya merekrut pegawai. Alasan yang mendasari

 perekrutan pegawai ini adalah semakin tingginya order cucian dan istri pemilik yang

membuka warung susu yang terletak tepat di seberang S laundry.

Tingginya Order Cucian

Menurut pemilik, pada awal ia mendirikan usaha laundry, jumlah laundry yang berada

di kutek tidak seberapa banyak. Tapi semakin lama semakin banyak yang membuka

usaha laundry seiring dengan semakin banyak pula jumlah kos bertingkat di kutek.

Walaupun semakin banyak pesaing, menurut pegawai, usaha akan

mempunyai ‘area

 pelanggan laundry’ masing-masing. Dan karena semua pesaing tidak ada yang terlalu

mendominasi dalam arti tidak memiliki

competitive adventage  yang terlalu besar, ia

merasa bermunculannya laundry baru tidak begitu masalah, karena

toh  pelanggan

memandang laundry begitu-begitu saja.

Warung Susu dan Jus di Seberang S Laundry

Usaha ini dijalankan oleh istri dari pemilik laundry. Tepatnya, usaha ini bukanlah

warung susu tapi lebih seperti ‘gerobak’ yang berfungsi sebagai etalase. Warung ini

 berbentuk

 stop and go, dimana tidak ada tempat untuk duduk dan mengobrol bagi

 pelanggan. Hanya ada satu kursi untuk duduk, tetapi fungsi tepatnya adalah untuk

menunggu pesanan. Warung susu ini menjual berbagai varian rasa, yang didasari

dengan susu murni kemudian dibubuhi bumbu berbagai rasa.

(16)

Usaha ini menjadi salah satu alasan dibalik keputusan merekrut pegawai, yaitu karena

terpecahnya fokus istri pemilik karena membuka usaha baru. Usaha ini pula muncul

sebagai antisipasi bermunculannya banyak pesaing di area usaha laundry

Implikasi dari adanya Pegawai

Sejak maret 2017 lalu, S laundry merekrut seorang pegawai. Pegawai ini dipekerjakan

 paruh waktu hanya mulai pukul satu siang hingga enam sore. Pegawai merupakan

seorang ibu kurang lebih berumur 30-40 tahun, merupakan tetangga jauh yang tinggal

di kukusan juga namun bagian belakang. Pegawai baru ini mempunyai tugas sebatas

mencuci, menjemur, menyetrika, dan mengepak. Untuk bagian menerima pemba yaran

 pelanggan, mencatat pesanan pelanggan, memisah pesanan pelanggan dan mengepak

 pesanan pelanggan ditangani langsung oleh pemilik ataupun istri pemilik. Dasar dari

 pembagian kerja kepada pegawai lebih didasarkan kepada kebutuhan kasar. Pemilik

hanya mengira-ngira dibagian pekerjaan mana ia merasa keberatan jika dilakukan

sendiri terlepas dari pertimbangan lainnya misal kerapihan, keuangan yang privat, atau

hal lainnya. Untuk menerima pesanan dan memberi pesanan dilakukan oleh pemilik

langsung karena pemilik merasa sudah kenal dekat dengan pelanggan-pelanggannya

sehingga lebih tahu kebiasaan pelanggan.

Sejauh ini, pemilik merasa sangat terbantu semenjak adanya kehadiran pegawai karena

ia merasa untuk memenuhi kriteria dua hari selesai, berat jika segala hal dipenuhi

sendiri mengingat sekarang sudah semakin banyak order dan terpecahnya fokus istri

untuk menjalankan usaha susu dan jus yang ada di seberang laundry.

(17)

Kesimpulan

Separuh semester ini, saya sebagai pengamat melihat bagaimana sebuah usaha

kecil didaerah sekitar saya dibentuk. Walaupun sederhana, ternyata proses pemilik

untuk mewujudkan segala mimpi kecilnya dan memenuhui kebutuhannya begitu

kompleks. Banyak sekali pertimbangan dalam membuat suatu usaha yang diiringi

dengan tekanan kebutuhan finansial keluarga sehingga pemilik harus terus memutar

otak agar dapat menjalankan usahanya dengan baik. Segala proses mulai dari

 pembentukan usaha, pemilihan jenis usaha, proses beroperasinya, hampir semua

didasari dengan pengetahuan dan pengalaman pribadi, walaupun tidak sekolah tinggi.

Dari pengalaman dan evaluasi pelangganlah pemilik belajar lebih baik lagi dalam

mengelola usahanya. Berdasarkan penuturan pemilik, saat ingin memulai usaha itu

 banyak sekali pertimbangannya dan rasa takut. Namun jika tidak dimulai atau dicoba,

kita tidak pernah tahu cara mengatasi masalah dan cara berkembang. Hanya dengan

turun langsung ke ‘lapangan’ lah kita dapat mengetahui dan belajar meng

elola.

Pembentukan flow operasi yang dimiliki S Laundry pun ada ketika ia sudah memulai,

sembari berjalan sembari memperbaiki dan meningkatkan, karena dulu ketika belum

memulai belum ada bayangan dan belum tahu mana proses yang paling baik. Untuk

itu, sebagai kesimpulan dari pengamatan pada S Laundry separuh semester ini didapat

 bahwa pertimbangan itu baik, namun memulai adalah lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Kajian ini dijalankan ke atas sekelompok pelajar yang mengikuti kursus kemahiran bertutur bahasa Arab, iaitu BA (LQS 0415) yang ditawarkan oleh CELPAD ( Centre for Languages &

Salah satu cara untuk  mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis – garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 -

14 Ketiga pendekatan tersebut digunakan bersamaan karena masalah yang dibahas dalam penelitian ini bersumber dari peraturan perundang-undangan yang tidak megatur

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D, h.. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

Jadi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata kuliah computer akuntansi dengan program (MYOB Accounting 13 pada materi Inventory Journal sangat tepat

Jenis Observasi Berdasarkan Partisipasi.. Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut. a) Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan. b) Harus

Adapun maksud dari karya ilmiah ini adalah untuk memberikan aspirasi bagi pembaca betapa besar peluang dalam dunia e-Commerce juga dengan tantangan yang lua

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan (Tabel 5) dapat dilihat bahwa rendemen oleoresin tertinggi diperoleh dari pelarut etanol yaitu 16,86 persen sehingga pelarut yang