• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BEL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. Fahrurrozi, M.Pd

:

Ade Meiga Mujiyanti Hidayat

:

1815150849

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KELAS V SEKOLAH DASAR

Ade Meiga Mujiyanti Hidayat (1815150849)

Mahasiswi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Jakarta [email protected]

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap warga negara di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Dalam lembaga pendidikan formal, Sekolah Dasar adalah ujung tombak dari cikal bakal seorang anak untuk dapat menjalani, menata dan memahami kehidupannya sehingga menjadi fondasi seorang anak dalam mengenal lingkungannya.1 Pendidikan harus mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan cara membebaskan peserta didik dari ketidak tahuan,ketidak mampuan, ketidak berdayaan, ketidak benaran dan dari buruknya akhlak dan keimanan. Oleh karena itu, pendidikan mulai menyentuh manusia sejak dini termasuk di pendidikan sekolah dasar.2 Pendidikan wajib dilaksanakan sejak dini sebab untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan mendatang dibutuhkan bekal yang cukup, jika bekal yang dimiliki tidak cukup maka akan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang dapat menghambat kesuksesan.

Hal penting dalam proses pembelajaran adalah kegiatan menanamkan makna belajar bagi pembelajar agar hasil belajar bermanfaat untuk kehidupannya pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Hunt (2013:38) berpendapat bahwa, improved learning outcomes as a stategic objective, with varying degrees of detail on how they intend to achive this aim.3 Pembelajaran yang bermakna merupakan proses belajar yang diharapkan bagi peserta didik, di mana peserta didik dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta menemukan langsung pengetahuan tersebut. Untuk terjadinya pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran, pendidik harus mampu mengembangkan nalar, kemampuan

1

Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1. Hal 28.

2 Lucky Susilo, 2015, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Metode

Bermain Peran Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1. Hal 6.

3

(3)

berpikir dan konsep diri siswa sehingga menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik yang berdampak pada hasil belajar.4 Pembelajaran yang dibutuhkan siswa Sekolah Dasar adalah pembelajaran yang bermakna, sebab siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa terhadap pembelajaran tentu memberikan kesan tersendiri dalam memori siswa, hal ini yang menjadikan siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran yang dipelajari.

Tahap awal dalam pendidikan adalah sekolah dasar. Sekolah dasar meiliki tujuan yang dapat dicapai dengan cara mengajarkan berbagai mata pelajaran diantaranya pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan di dalam pembelajarannya memiliki tujuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dalam pembentukan kepribadian siswa yang bermoral. Hal ini sepadan dengan yang diutaran Rachmadtullah dan wardani (2016)

menyatakan bahwa “Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar

bertujuan agar siswa mampu mengembangakan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupan berbangsa, dan bernegara.”5

Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan peserta didik bagaimana bersikap dan membentuk kepribadian baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu sarana bagi peserta didik untuk membedakan hal yang baik dan buruk serta membentengi dirinya dari perilaku-perilaku yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.6

Depdiknas tahun 2006 menjelaskan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang berakhlak mulia, bermartabat, menghargai nilai-nilai kemanusiaan, memiliki hubungan harmonis antar sesama manusia, meningkatkan harkat dan martabat manusia, meningkatkan kepedulian dan menegakkan hukum dan keadilan secara lebih tegas pada pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.7

Achmad Sanusi dalam Mardenis (2016;4) menjelaskan “Pendidikan

kewarganegaraan, sesuai dengan predikatnya bukan atau program studi, melainkan program pendidikan yang kepentingannya terletak pada sistem nilai-nilai dan dengan demikian

4 Reza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 287.

5

Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 102.

6

Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 303.

7Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan So

(4)

cita, emosi, sikap, cara dan tingkah laku menurut keharusan/kepatuhan sebagaimana warga

negara yang baik.”. Sejalan dengan Wirman Burhan yang menyatakan “Pendidikan

kewarganegaraan merupakan suatu pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945.”8

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang harus diberikan kepada siswa karena di dalam materinya terkandung nilai-nilai sehingga dapat membentuk tingkah laku yang sesuai dengan cerminan bangsa Indonesia.

Proses belajar mengajar sangat berkaitan erat dengan hasil belajar, karena hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru yang telah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sehingga dapat diketahui apakah siswa telah menguasai mata pelajaran dengan baik atau tidak yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan.9 Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Siswa mempunyai kepentingan terhadap hasil belajar. Tanpa hasil belajar siswa mungkin tidak termotivasi untuk belajar dan berprestasi.10

Menurut Nawawi dalam K. Brahim (2014;224) “hasil belajar dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.” hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah belajar. Karena belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.11 Menurut (Abdurrahman, 1999) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar

8 Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token

Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 102.

9

Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 103.

10

Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 160.

11

(5)

(Abdurrahman, 1999).12 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu bentuk tingkat pencapaian keberhasilan siswa yang diperoleh siswa setelah siswa mempelajari materi pelajaran tertentu dalam proses belajar mengajar.

Meningkatkan hasil belajar sebagai tujuan stategis, dengan berbagai tingkat kelengkapan tentang bagaimana mereka berniat untuk mencapai tujuan ini. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir yang berupa angka maupun deskriptif setelah peserta didik melalui prosespembelajaran di kelas. Jika hasil belajar peserta didik baik maka secara otomatis tujuan pembelajaran telah tercapai. Bukan hanya hasil belajar yang menentukan pencapaian tujuan pembelajaran, ada banyak faktor yang mempengaruhi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan keinginan. Salah satu faktor yang menentukan tercapainya tujuan belajar adalah bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.13

Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal diperlukan proses pembelajaran yang menarik dan nyaman. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran merupakan kunci dari kesuksesan belajar dan merupakan kegiatan interaksi antara guru dan siswa maupun siswa dan siswa serta aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Dengan demikian, peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting terutama dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannnya. Oleh karena itu, guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif, kreatif, menarik dan efektif.14

Kenyatannya di lapangan, dari data yang didapat nilai rata-rata ulangan umum siswa Sekolah Dasar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan semester 1 tahun ajaran 2014/2015 baru mencapai angka 55.2 dengan batas ketuntasan minimalnya (KKM) yaitu 75. Berdasarkan data tersebut peserta didik yang mampu mencapai nilai ≥ 75 hanya sebesar 45%, sedangkan sisanya memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan minimal. berarti dapat dikatakan kemampuan siswa tersebut menguasai materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dikatakan masih mengalami kesulitan. Data tersebut peneliti dapatkan setelah melakukan wawancara dengan pendidik kelas V di Sekolah Dasar negeri 01

12 Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2. Hal 160.

13 Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar

Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 303.

14

(6)

kota Mempawah. Diakui dari pendidik, rendahnya prestasi belajar peserta didik tersebut antara lain disebabkan oleh faktor dari sarana dan prasarana serta peserta didik.15

Salah satu yang mempengaruhi hasil belajar dari luar diri siswa adalah media. Dalam proses pembelajaran yang merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa, menurut Gagne dan Briggs (1979: 175) “mediarepresent one component of delivery systems” yang

artinya media merupakan salah satu komponen dari sistem penyampaian. Penyampaian disini adalah penyampaian pesan dari guru ke siswa berupa informasi atau pengetahuan dalam proses pembelajaran.16

Menurut H.Rayandra Asyhar (2011:4) “Secara etimologis,media berasal dari bahasa

latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara atau

pengantar”. Menurut Suparman dalam H.Rayandra Asyhar (2011:4) “Media merupakan alat

yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan informasi dari pengirim pesan kepada

penerima pesan”. Sementara Briggs dalam Arif S. Sadiman,dkk (2005:6) menyatakan “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.

Menurut Rayandra Asyar (2011: 7) menyatakan bahwa, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien.17

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar yang digunakan sebagai suatu alat penyampaian materi pembelajaran yang akan disampaikan guru untuk mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut.

Secara umum media pendidikan mempunyai keunggulan sebagai berikut: a) Memperjelas, b) Mengatasi keterbatasan ruang dan c) Penggunaan media pendidikan gambar secara tepat, dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak di kelas.18

15

Reza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 289.

16

Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 315.

17 Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 6.

18 Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Ilmu

(7)

Menurut Rayandra Asyhar (2011:29) menyatakan tujuan media pembelajaran sebagi berikut : a)Membantu pendidik memfasilitasi proses belajar peserta didik, b) Membantu pendidik untuk memperjelas materi pembelajaran dengan beragam contoh yang kongkret, c) Mempermudah proses belajar dan d) Memfasilitasi interaksi dengan pembelajar dan memberi kesempatan praktik kepada mereka.19

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Media gambar yang merupakan reproduksi asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan merupakan salah satu jenis media grafis yang termasuk dalam kategori media berbasis visual menurut Arsyad (2011: 91) memegang peranan penting dalam proses pembelajaran karena dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Menurut Purwodarminto “Media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain”.20

Dari pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh siswa sebagai pengganti dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan dan benda-benda yang lain.

Tujuan media gambar pada umumnya untuk mengilustrasikan dan membantu pengajaran suatu topik pelajaran. Media gambar dapat digunakan oleh semua orang untuk bernagai fase pembelajaran, mulai dari topik pembelajaran sampai evaluasi. Menurut M. Subana, Sunarti (2009:322) Manfaat gambar sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa, b) Mempermudah pengertian/pemahaman siswa, c) Mempermudah penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud, d) Memperjelas bagian-bagian yang penting, melalui gambar kita dapat memperluas bagian-bagian yang penting atau bagian yang keil sehingga dapat diamati, dan e) Menyingkat suatu uraian, informasi yang dijelaskan dengan kata-kata mungkin membutuhkan uraian panjang. Uraian tersebut dapat ditunjukkan pada gambar.21

19 Lisnawati, 2013, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan

Menggunakan Media Gambar di Kelas III Mis Al-Ihsan Pontianak Utara”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 2 edisi 6 Hal 7.

20 Siska Oktavera, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Ipa

Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2. Hal 315

21

(8)

Menurut Santoso S. Hamidjoyo (1980) terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain: 1) Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran, 2) Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan, 3) Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif, 4) Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru, 5) Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar peserta didik akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya dan 6) Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun secara khusus.22

Prinsip-prinsip di atas harus diperhatikan saat menggunakan media pembelajaran berupa gambar, agar media yang digunakan dapat termanfaatkan dengan baik dan mampu memaksimalkan pencapaian pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas khususnya di kelas V Sekolah dasar yang masih membutuhkan media konkrit untuk mempermudah pemahamannnya dalam memahami materi-materi pembelajaran yang diberikan guru di kelas.

22 Dayang Yurniati, 2013, “Penggunaan Media Gambar untuk Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Ilmu

(9)

Reza Rachmadtullah, 2015, “ Kemampuan Berpikir Kritis dan Konsep Diri dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2.

Erlina, 2016, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Sosial terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 7 edisi 1.

Ruri Tria Astika, 2015, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 2.

Dwi Rifti Amelia dkk, 2017, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Token Economy pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2.

Lucky Susilo, 2015, “Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Metode Bermain Peran Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1.

Tunjungsari Sekaringtyas, 2017, “Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa SDN Sukatani IV”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 8 edisi 2.

Musakkir, 2015, “Pengaruh Media Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kabupaten Tanah Tidung”, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol 6 edisi 1.

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau perantara yang digunakan untuk memberikan atau menyalurkan pesan dari

Media pembelajaran hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (Teaching Aids). Alat bantu yang dimaksud disini adalah alat bantu visual yaitu gambar, model, objek, media

Dari beberapa pengertian media diatas maka dapat disimpulkan bahwa media itu bisa berbentuk softwere maupun hardware dan sebagai alat bantu proses belajar mengajar baik di dalam

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

Mengajar yang baik adalah mengajar yang menggunakan media sebagai alat bantu pembelajaran, oleh karena itu guru harus belajar cara mengerasikan alat bantu modern

1. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar, segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemampuan atau

Kenyataannya penggunaan alat bantu berupa media realia dalam membantu menyampaikan materi kepada anak masih jarang digunakan. Seharusnya guru memakai alat bantu

Dari beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwa alat peraga merupakan media yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu menanamkan konsep dalam proses belajar mengajar dan lebih