• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Ctb Ctrb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Ctb Ctrb"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN CTB (Cement Treated Base) dan

CTRB (Cement Treated Recycle Base)

Disusun untuk memenuhi tugas Perencanaan Perkerasan Jalan Tahun ajaran 2017

Disusun Oleh:

Muhammad Firas Andanawarih (41116320047)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA

(2)

2

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas Makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Perkerasan Jalan.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen, serta teman-teman sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Pengertian CTB (Cement Treated Base) dan CTRB (Cement Treated Recycle Base) yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universias Mercu Buana. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengajar saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Bekasi, 5 April 2017

(3)

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... 2 DAFTAR ISI ... 3 BAB I ... 4 PENDAHULUAN ... 4 1.1 Latar Belakang ... 4 1.2 Batasan Masalah ... 4 1.3 Tujuan ... 4 BAB II ... 5 PEMBAHASAN ... 5

2.1 CTB (Cement Treated Base) ... 5

2.2 CTRB ((Cement Treated Recycle Base) ... 5

2.3 Pelaksanaan Pekerjaan CTB dan CTRB ... 6

BAB III ... 8

PENUTUP... 8

(4)

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Namun untuk memperoleh kinerja perkerasan yang baik dan sesuai dengan tuntutan pengguna jalan biasanya sulit untuk dicapai. Salah satunya akibat kurang tepatnya dalam penggunaan bahan lapis pondasi atau pondasi bawah.

Melalui makalah ini penulis akan mencoba untuk menyampaikan teori yang sudah didapat pada perkuliahan, khususnya mata kuliah Perencanaan Perkerasan Jalan dengan menambahkan teori dari berbagai sumber lain sehingga para pembaca dapat lebih memahami gambaran secara umum tentang CTB (Cement Treated Base) dan CTRB (Cement Treated Recycle Base).

1.2 Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada makalah ini hanya pada teknik daur ulang perkerasan jalan (pavement recycling), pengembangan teknologi recycling ini terhadap perkerasan jalan yang rusak menjadi pondasi dan stabilisasi tanah dasar dengan semen.

1.3 Tujuan

Secara umum tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Perkerasan Jalan yang telah diberikan pengajar. Secara khusus tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian CTB (Cement Treated Base)

2. Untuk mengetahui pengertian CTRB (Cement Treated Recycle Base) 3. Untuk memahami pelaksanaan CTB dan CTRB.

(5)

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 CTB (Cement Treated Base)

CTB (Cement Treated Base) adalah campuran agregat halus dan kasar, semen, dan air. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan alat khusus sehingga dapat menghasilkan campuran beton setengah basah dengan kadar air minimum (Slump Nol). Penggunaan CTB biasanya pada konstruksi perkerasan jalan sebagai lapis konstruksi pondasi bawah (Sub Base) atau pondasi atas (Base Course). Keuntungan menggunakan metode CTB ini antara lain :

 Lapis konstruksi CTB tidak peka akan air, hal ini sangat membantu untuk struktur dengan muka air tinggi

 Masa pelaksanaan yang relative cepat

 CTB hanya memerlukan waktu curing 3 hari untuk dilalui kendaraan atau melajutkan konstruksi di atasnya setelah pemadatan

 Untuk kuat tekan yang sama dengan campuran beton, CTB memerlukan sedikit semen

 CTB tidak memerlukan bekisting atau cetakan tulangan

 CTB tidak memerlukan sir distalasi maupun construksi joint (sambungan konstruksi)

Metode pelaksanaan CTB ini hampir sama dengan metode CTRB hanya saja pada pelaksanaan pekerjaan CTB agregat yang dipakai adalah fresh agregat atau agregat baru. Metode CTB diterapkan untuk pembuatan jalan baru atau pelebaran jalan.

2.2 CTRB (Cement Treated Recycle Base)

CTRB(Cement Treated Recycling Base) adalah campuran dari agregat halus dan kasar, semen, dan air. Bahan-bahan tersebut dicampur dengan alat khusus sehingga dapat menghasilkan campuran beton setengah basah dengan kadar air minimum (Slump Nol).Hanya saja agregat yang digunakan bukanlah fresh agregat seperti pada pekerjaan CTB (Cement Treated Base).

Agregat yang digunakan berasal dari perkerasan lama yang sudah ada di jalan tersebut sehingga disebut juga dengan metode recycling karena menggunakan material yang sudah ada untuk pekerjaannya.

Penggunaan CTRB (Cement Treated Recycling Base) biasanya pada konstruksi perkerasan jalan sebagai lapis konstruksi pondasi bawah (Sub Base) atau pondasi atas (Base Course). CTRB (Cement Treated Recycling Base) merupakan suatu inovasi baru dengan menggunakan teknologi dalam proses pencampuran aspal menggunakan bahan daur ulang yang berasal dari pengupasan sisa perkerasan lama yang ditambahkan dengan bahan yang baru. CTRB(Cement Treated Recycling Base) dikembangkan dengan maksud adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan jalan sebagai lapis pondasi dan

(6)

6 stabilisasi tanah dasar dengan semen. Adapun keuntungan dengan adanya inovasi dengan teknolgi baru ini adalah :

 Dari segi ekonomi, penggunaan metode ini tidak memerlukan biaya besar dalam pelaksanaannya karena memanfaatkan material lama sebagai bahan utamanya.

 Dari segi Lingkungan, penggunaan metode ini yang mana meminimalisasi penggalian material baru yang sehingga mengurangi aktivitas pengrusakan alam dan bisa mengurangai efek global warming yang mendunia.

 Selain itu juga menghemat energi untuk transportasi material sehingga bias mempertahankan geometric dan elevasi jalan.

 Waktu pelaksaan yang singkat juga menghindari dari kecelakaan lalu lintas dan gangguan lalu lintas saat pekerjaan perbaikan jalan yang sering terjadi.

 Memperkuat struktur jalan karena dapat menghasilkan kekuatan mendekati beton tetapi jalan lebih lentur, sehingga jika tanah dasarnya turun maka aspalnya juga ikut turun.

Pada penerapannya metode CTRB ini memperbaiki jalaan yang sudah ada. Jalan yang rusak di daur ulang untuk mendapatkan material recycling yang nantinya dipakai untuk material lapis pondasinya.

2.3 Pelaksanaan Pekerjaan CTB dan CTRB

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan CTB dan CTRB, sesuai dengan spesifikasi yang digunakan, yaitu:

2.3.1 Pelaksanaan Pekerjaan CTB

1. Agregat yang digunakan pada pembuatan lapis pondasi untuk metode CTB dan CTRB berbeda. Agregat yang dipakai untuk metode CTB adalah agregat yang masih baru atau fresh agregat. Perbedaan metode CTB dan CTRB adalah dari segi material yang digunakan pembuatan lapis pondasi. CTB tidak menggunakan material daur ulang dari lapis perkerasan yang sudah ada tetapi memakai material baru untuk

pembuatannya. CTB menggunakan fresh agregat atau agregat baru yang memenuhi standar untuk pembuatan lapis pondasi. Pada umunya agregat yang dipakai adalah agregat kelas B.

2. Pada salah satu contoh proyek pelebaran jalan jenis semen yang dipakai adalah semen Portland. Selain karena mudah didapat semen ini juga harganya tidak terlalu mahal. Untuk pekerjaan CTB dan CTRB persentase semen yang digunakan berbeda

dikarenakan jenis material yang digunakan. Penggunaan semen untuk CTB yang menggunakan material baru persentase semen yang dipakai adalah sekitar 6,5 %. 3. Pada salah satu contoh proyek pelebaran jalan ini dilakukan uji CBR. Nilai CBR

untuk jalan dengan kualitas tanah dasar yang baik adalah 6 % yang berarti tanah dasar tidak perlu dilakukan beberapa langkah perbaikan tanah. Pada salah satu contoh proyek pelebaran jalan ini nilai CBR yang didapat adalah sekitar mencapai 90% sampai 100% dari 6 % ketentuan CBR yang ada karena itu tanah dasarnya tidak perlu mengalami perbaikan terlebih dahulu.

(7)

7 4. Untuk uji UCS sampel CTB nilai kuat tekan yang diperoleh disesuaikan dengan

ketentuan yang ada di Spesification 2011. Uji kuat tekan yang dianjurkan adalah tidak kurang dari 40 kg/m2.

2.3.2 Pelaksanaan Pekerjaan CTRB

1. Jenis agregat yang dipakai dalam metode CTRB adalah agregat recycling hasil dari perkerasan yang lama. CTRB merupakan metode yang menggunakan material daur ulang (recycling) dari lapis perkerasan yang ada. Material agregat yang digunakan adalah hasil dari RAP (Reclaimed Asphalt Pavement). RAP merupakan hasil kupasan aspal yang lama yang masih mengandung agregat kasar dan agregat halus. Material hasil RAP yang bisa digunakan antara lain masih memiliki daya tahan yang baik untuk mempertahankan gradasinya . Jika material RAP tidak memenuhi standar pedoaman yang dipakai maka penambahan agregat baru dapat memperbaiki gradasinya. Material RAP yang digunakan untuk lapis pondasi mengacu pada spesifikasi yang dipakai sebagai pedoman pada proyek.

2. Pada proyek pelebaran jalan baypass Soekarno Hatta ini jenis semen yang dipakai adalah semen Portland. Selain karena mudah didapat semen ini juga harganya tidak terlalu mahal. Untuk pekerjaan CTB dan CTRB persentase semen yang digunakan berbeda dikarenakan jenis material yang digunakan. Material CTRB yang dipakai adalah material recycling sehingga persentase semen yang digunakan adalah 7,9%. 3. Pada proyek pelebaran jalan Baypass Seokarno Hatta ini dilakukan uji CBR. Nilai

CBR untuk jalan dengan kualitas tanah dasar yang baik adalah 6 % yang berarti tanah dasar tidak perlu dilakukan beberapa langkah perbaikan tanah. Pada proyek pelebaran jalan Baypass Seokarno Hatta ini nilai CBR yang didapat adalah sekitar mencapai 90% sampai 100% dari 6 % ketentuan CBR yang ada karena itu tanah dasarnya tidak perlu mengalami perbaikan terlebih dahulu.

4. Untuk uji UCS sampel CTRB nilai kuat tekan yang diperoleh disesuaikan dengan ketentuan yang ada di Spesification 2011. Uji kuat tekan yang dianjurkan adalah tidak kurang dari 40 kg/m2.

(8)

8

BAB III

PENUTUP

Metode daur ulang ini sangat berguna untuk mengurangi cost pada saat pekerjaan perkerasan jalan. Karena memanfaatkan material bekas untuk kepentingan pekerjaan perkerasan jalan.

Tetapi untuk memastikan keefektifan metode daur ulang, perlu dikaji lebih lanjut lagi untuk tinjauan pada pengaruh pengaplikasian lapisan pondasi dengan teknologi CTB dan CTRB pada umur jalan.

(9)

9 DAFTAR PUSTAKA digilib.unila.ac.id/2126/ sipilista.blogspot.com/2012/03/cement-treated-base.html https://www.slideshare.net/DeboraElluisaa/pemilihan-teknik-perbaikan-perkerasan-jalan-dan-biaya-penanganannya http://www.tindodi.com/?m1=5

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari jawaban masyarakat bahwa 80% masyarakat sekitar Kali Garang sangat mengetahui peralatan tersebut dan 15% mengetahui serta 5% tidak mengetahui peralatan

sedangkan empat ruangan lainnya yaitu Ruang Laundry, Ruang Teknisi, Ruang Gizi, Ruang Rekam Medis pada saat pengukuran pencahayaan menunjukkan hasil pengukuran

Dalam penetapan biaya pendidikan yang dibebankan ke mahasiswa, Politeknik Indonusa Surakarta belum dapat menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga mahasiswa

Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut. •

Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

"Pengaruh Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure) Terhadap Earnings Response Coefficient Studi Pada Perusahaan

Kejadian ini menyebabkan peningkatan iskemia pada saluran nafas yang rusak, selanjutnya Kejadian ini menyebabkan peningkatan iskemia pada saluran nafas yang rusak, selanjutnya terjadi