• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Final. STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE REDD dan HKm EKOSISTEM SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Oktober 2011-September 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Final. STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE REDD dan HKm EKOSISTEM SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Oktober 2011-September 2012"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Final

STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE REDD dan HKm

EKOSISTEM SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU

Oktober 2011-September 2012

Disusun oleh: Eddy Santoso-Yayorin

(Alumni Pride RARE-cohort 3 metamorfosa)

Kerjasama :

Didukung oleh :

Pangkalan Bun,

Oktober 2012

(2)

Peta usulan kawasan Hkm di bagian timur blok penyangga SM Sungai Lamandau sekaligus kawasan yang diinisiasi sebagai kawasan penyerapan karbon (REDD+)

Pendahuluan

Secara Nasional yang melatarbelakangi kampanye REDD melalui pola Hutan Kemasyarakatan (HKm) di

kawasan penyangga ekosistem Suaka Margasatwa

Sungai Lamandau (SM Sungai Lamandau/SMSL), karena adanya komitmen Pemerintah Indonesia yang tertuang pada Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca sebanyak 26% dengan usaha sendiri dan 42% jika ada bantuan internasional serta Kalimantan Tengah menjadi daerah percontohan REDD.

Kawasan penyangga hutan ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau pada proyek demonstrasi percontohan REDD di Kalimantan Tengah merupakan salah satu dari 5 (lima) demonstrasi percontohan REDD di Kalimantan Tengah dan salah satu dari 21 bentuk portofolio yang diajukan bagi demonstrasi REDD.

Program ini secara regional ditujukan untuk menggambarkan bagaimana proyek REDD dapat berkontribusi untuk membantu masyarakat yang hidup tergantung pada keberadaan hutan dapat keluar dari kemiskinan, melestarikan hutan tropis dan menyelamatkan keanekaragaman hayati, salah satunya orangutan dan memastikan adanya pengurangan yang nyata terhadap emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Hal ini dikaitkan dengan isu penggunaan/pengolahan lahan, perubahan tutupan lahan dan deforestasi.

Kampanye ini juga merupakan kelanjutan dari perjalanan kampanye untuk mengurangi aktivitas kebakaran lahan dan hutan akibat perladangan berpindah tebas bakar yang menjadi ancaman terbesar dari kelestarian SM Sungai Lamandau dan dapat berdampak pada perubahan suhu udara. Dalam penyusunan rencana kampanye ini juga menghasilkan sebuah model konseptual SM Sungai Lamandau dan salah satu masalah yang teridentifikasi adalah adanya peluang perluasan perkebunan sebagai bentuk ancaman. Untuk mencegah ini maka kegiatan dengan isu yang berkaitan upaya-upaya proyek penurunan emisi carbon berbasis masyarakat juga REDD+ difokuskan.

Sebagai strategi untuk masyarakat memahami kelima gambaran tujuan proyek REDD di atas, diperlukan upaya kampanye untuk mempromosikan, menyosialisasikan dan mendefinisikan REDD+ dan Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada tataran rakyat di pedesaan melalui metode pemasaran sosial yang dintegrasikan dengan metode FPIC.

Metode FPIC dilakukan untuk mendapatkan jaminan persetujuan di awal, dimana masyarakat berhak mendapatkan atau menerima informasi yang akan diberikan sebelum program dilaksanakan di wilayahnya dan secara bebas tanpa tekanan menyatakan setuju atau menolak program tersebut. Tentunya ini jaminan untuk mekanisme REDD bisa dijalankan.

Upaya selanjutnya yang diupayakan adalah bagaimana mendorong kelompok masyarakat tani hutan dan nelayan yang terbentuk sebelumnya membentuk sebuah forum kelompok HKm atau kelompok yang lebih besar dengan legalitas

(3)

status badan hukum (misalnya seperti Koperasi). Diharapkan melalui pendekatan pertemuan forum kelompok ini informasi mampu lebih cepat sampai dan diterima.

Masyarakat kelompok sasaran utama berada di 6 (enam) desa dengan status desa penyangga kawasan SM Sungai Lamandau. Desa-desa tersebut, Tempayung, Babual Baboti yang masuk administatif wilayah kecamatan Kotawaringin Lama, kemudian desa Tanjung Putri, desa Tanjung Terantang, kelurahan Mendawai dan kelurahan Mendawai Seberang di kecamatan Arut Selatan dan smeuanya masuk dalam administratif wialayah kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah bagian barat. Masyarakat kelompok sasaran meliputi para petani ladang desa/sekitar hutan, petani ikan, pengikan (nelayan), petani agroforestry berbasis karet dan kelompok penyadap getah jelutung (pemantung) yang rata-rata berusia 26 tahun sampai lebih dari 46 tahun.

Beberapa hal penting yang perlu ditindak lanjuti untuk menjamin bahwa perubahan yang sedang terjadi dapat terus terjaga dan berlanjut di proyek kampanye ini, diantaranya adalah mendorong kelompok tani HKm dan kelompok tani agroforestry menjadi kelompok forum besar HKm, memantapkan sistem pengelolaan pertanian ladang menentap tebas tanpa bakar melalui pembelajaran demplot kebun campuran menetap tebas tanpa bakar, juga memfasilitasi penguatan keterampilan pengembangan usaha dan mempromosikan pemasaran hasil produk mata pencaharian berkelanjutan di bidang kehutanan non kayu, pertanian maupun perikanan dan kemudian memastikan ada rencana tindak lanjut yang tetap terintegrasi secara berkelanjutan sesuai misi program bersama para mitranya.

Semua hal yang akan dilakukan nantinya masuk menjadi bagian strategi kegiatan dalam rencana pengelolaan 20 tahun Ekosistem SM Sungai Lamandau yang pada tahun 2011 telah diketahui Direktorat Jenderal PHKA, Kementrian Kehutanan RI.

Bentuk dan Efek Media Saluran Pesan Kampanye

Hasil yang akan dicapai kali ini adalah melihat hasil kontribusi informasi kampanye REDD+ yang dipahami masyarakat. Dari hasil penjangkauan informasi dengan kegiatan penyebaran berbagai media kampanye bertajuk pemanasan global, perubahan iklim, HKm dan REDD+ serta menyosialisasikan informasi yang sama melalui kegiatan pendampingan dan pertemuan masyarakat, pelatihan/seminar dan forum diskusi kelompok diharapkan dapat memperoleh gambaran hasil sebuah peningkatan pengetahuan.

Dalam upaya terus meningkatkan pengetahuan dan dukungan masyarakat, kami sebarkan media sebagai saluran pemasaran pesan kampanye dan aksi nyata kepada masyarakat untuk mendukung tujuan program.

Sejak 12 Mei 2012, telah disiarkan iklan layanan masyarakat hutan kemasyarakatan dan REDD+ di radio Primadona FM. Radio ini mempunyai segmen sasaran generasi pemuda dan pelajar. Iklan ini disiarkan tiga kali sehari selama lima bulan sampai Oktober 2012. Selain itu untuk sasaran segmen orang dewasa

(4)

Agenda siar Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di dua radio lokal di Pangkalan Bun untuk menyiarkan 3 tema iklan ajakan untuk mendukung HKm dan REDD+ serta berladang menetap tanpa bakar

berumur 25-40 tahun ke atas dengan profesi petani ladang/pekebun juga nelayan) disiarkan melalui tiga tema iklan layanan masyarakat di Radio Gema Kahayan (Rageka) FM, yaitu ladang menetap tanpa tebas bakar, hutan kemasyarakatan dan REDD+. Iklan ini ditayangkan empat kali sehari selama empat bulan dan mulai tayang 30 Juni – Oktober 2012. Saat monitoring banyak masyarakat yang mendengar iklan ini. Sebagian yang masih tidak mempunyai radio besar mendengarkan melalui radio di handphone-nya.

Selain iklan layanan masyarakat di radio juga telah kami sebar pesan berantai melalui SMS Berantai yang dilakukan oleh tiga operator penyampai pesan kepada 150 orang di enam desa. Pesan yang disampaikan adalah ‘Petani beruntung, Petani Ladang/Kebun Tanpa

Bakar. Petani Bijak....Petani HKm...., Hutan lestari, air melimpah, iklim terjaga, panen lebih maksimal, masyarakat pasti makmur. (-pesan ini disampaikan oleh kampanye bangga HKm dan REDD+ Yayorin didukung RARE dan Clinton Foundation. Kirim ke teman, saudara, petani, pengikan, pekebun di desa kalian. Kirim dukungan ke 085214895404 untuk penyelamatan hutan SM Sungai Lamandau dan kawasan hutan penyangganya. Terima kasih mendukung kampanye ini’. Hasilnya beberapa SMS

dukungan kemudian muncul, baik dari pemerintah daerah kabupaten, masyarakat kelompok HKm maupun kepala desa serta jurnalis media massa (koran daerah) seperti Borneo News yang kemudian menjadikan SMS ini menjadi dasar untuk membuat berita himbauan di korannya.

(5)

Spanduk kampanye ajakan ladang menentap tanpa bakar untuk mengurangi kebakaran hutan Kalimantan dan REDD+ untuk cegah pemanasan global dan perubahan iklim

Untuk upaya terus menjaga dukungan masyarakat, media yang juga disebarkan berikutnya adalah sebanyak 10 spanduk ke 6 desa dengan tema ‘Petani

Bijaksana-Petani Ladang Menetap Tanpa Bakar. Menjaga Hutan dan Lahan Gambut Tetap Lestari, Iklim dan Sumber Air Terjaga, Panen Lebih Maksimal-Kampanye Mengurangi Kebakaran Hutan Kalimantan dan REDD+ untuk cegah Pemanasan Global dan Perubahan Iklim’. Di beberapa desa

warga tertarik dan meminta spanduk ini untuk dipasang juga di warung-warung warga dan pemerintah desa memohon untuk memasang di kantor desa dan di tempat rawan

aktivitas pembakaran/terjadi kebakaran. Respon warga saat ini

sudah sangat baik dan proaktif turut membantu memasangkannya.

Untuk melihat dampak kegiatan kampanye yang disosialisasikan melalui media saluran pemasaran pesan kampanye, baik cetak maupun elektronik serta pertemuan masyarakat efektif atau tidak, pada bulan Juli 2012 telah dilakukan survei mengukur dampak keberhasilan untuk melihat perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku ke masyarakat desa target dan kelompok target dan selesai analisa September 2012. Sasaran responden ada 11 kelompok berjumlah 300 orang dengan 50% sampel responden sebanyak 150 responden. Kuesioner inni terdiri dari 47 pertanyaan meliputi informasi sosial ekonomi dan demografi responden, pengetahuan tentang keuntungan ladang menetap tanpa bakar, HKm dan REDD+, Lahan Gambut juga saling keterkaitannya serta mengukur efektivitas media saluran pesan. Survei ini dilaksanakan oleh lima orang enumerator, terdiri dari dua orang staf Yayorin, dua orang kader pemuda tani desa, satu orang kader pelajar konservasi.

Hasilnya tercatat untuk tataran perubahan peningkatan pengetahuan, September 2012 diharapkan pengetahuan masyarakat khalayak di desa target mengenai fungsi hutan menjaga perubahan iklim meningkat dari 25,4% menjadi 50%, hasilnya meningkat menjadi 94,6% (meningkat 44,6%). Kemudian pada September 2012, pengetahuan masyarakat khalayak di desa target mengenai fungsi hutan bisa menyerap karbon meningkat dari 15,4% tidak mencapai 50% tapi menjadi 37,3% (meningkat 21,9%).

Meningkatnya pengetahuan ini dikarenakan seringnya masyarakat mendengar dan menerima informasi media dan sosialisasi. Terbukti dari catatan survei masyarakat lebih batak mengetahui informasi kegiatan melalui pertemuan kelompok (77%), kemudian iklan di radio yang mendengar (26%), spanduk (15%) dan brosur (14%). Tingginya informasi yang diterima oleh masyarakat terkait dengan masyarakat lebih menyenangi media informasi yang disebarkan dan tercatat proses penyebaran informasi melalui pertemuan lebih banyak diminati (69%) dan sebagian melalui iklan radio (39%).

(6)

Sosialisasi langsung ke masyarakat dilakukan di desa maupun di aula pemerintah daerah. Terlihat gambar bawah saat pertemuan sosialisasi HKm di aula Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat Juni 2012

Hal ini menjadi gambaran penting, ternyata pertemuan langsung disertai penjelasan langsung ke masyarakat sebuah informasi akan lebih cepat dapat

diterima, sedangkan mendengarkan radio sebuah

kebiasaan di saat sedang istirahat mendengar berita atau hiburan. Di sela-sela mendengarkan berita atau hiburan mereka menangkap iklan tersebut dan mereka paham dengan pesan dari bahasa lokal yang disampaikan. Brosur sedikit diminati dikarenakan tulisan terlalu kecil, sedangkan t-shirt pada tahap ini dilihat kurang efektif kemudian tidak dicetak. T-shirt akan di cetak apabila ada kegiatan keliling desa/sekolah serta event hari lingkungan, dan saat ini itu tidak menjadi prioritas dan kemudian tidak dibuat.

Pada tataran sikap, dihasilkan pada September 2012, masyarakat khalayak target di desa target menyikapi membuka

lahan tebas dan bakar di kawasan penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah meningkat dari 40% tidak mencapai 50% tapi menjadi 42,3% (meningkat 2,3%). Masyarakat mulai menyadari dan tahu dampak kebakaran lahan merugikan lahan pertanian orang lain dan menimbulkan masalah, seperti harus mengganti denda kerugian atau dikenakan sanksi hukuman.

Seperti yang terjadi di desa Tempayung dan Babual Baboti dimana masyarakat yang membakar dan mengenai lahan masyarakat lainnya akan dikenakan sanksi/denda dengan mengganti rugi tanaman yang terbakar serta menanaminya kembali. Sedangkan di kelurahan Mendawai Seberang barang siapa diketahui membakar tanaman di lahan orang lain di wilayah kelurahan itu, akan menagkapnya dan segera dilaporkan kepada pihak kelurahan kemudian diserahkan kepada kepolisian.

Sebagai informasi tambahan, mereka masyarakat di desa penyangga lainnya didapati keterangan mereka sebelum membuka lahan juga melakukan koordinasi terlebih dulu apakah pembukaan lahan mereka akan mengenai batas kawasan atau tidak. Sikap positif tumbuh karena meningkatnya pengetahuan dan komitmen yang tinggi dari masyarakat. Ini wajib dihargai.

Kemudian isu mengenai perubahan iklim, HKm juga REDD+ juga mulai terdengar ada yang membicarakan, tercatat dari hasil survei pada September 2012, masyarakat khalayak di desa target membicarakan isu perubahan iklim dan HKm serta REDD+ meningkat dari 30% tidak mencapai 50% tapi menjadi 33,3% (meningkat 3,3%). Rendahnya pembicaraan isu perubahan iklim, HKm dan REDD+ saat survei dikarenakan masyarakat masih kurang memahami informasi

(7)

Ini adalah hotspot di wilayah Kalimantan dan yang dilingkari sekitar kawasan SM Sungai Lamandau. Dari atas adalah gambar peta hotspot 23 Agustus 2012; gambar tengah peta hotspot 29 September 2012 dan gambar bawah peta hotspot 1 Oktober 2012

dalam beberapa kata yang sulit. Selain itu juga, saat dilaksanakan survei bertepatan dengan persiapan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kotawaringin Barat sehingga responden kurang fokus.

Secara umum masih terlihat ada peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku di masyarakat, setidaknya menjadikan isu ini, sudah menjadi bahan pembicaraan di masyarakat saat ini. Artinya secara bertahap masyarakat mulai memahami dan mendukung kegiatan yang dilakukan.

Dampak dari upaya ajakan kampanye yang dilakukan, terlihat pada awal minggu pertama Juli 2012 pada jumlah aktivitas pembakaran lahan di kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Lama dekat kawasan di kabupaten Kotawaringin Barat dan di kabupaten Sukamara jauh menurun. Untuk di sekitar Suaka Margasatwa Sungai Lamandau tidak dijumpai titik panas (nol). Aktivitas pembakaran ladang masih ada di desa target lainnya, yaitu kelurahan Mendawai, kelurahan Mendawai Seberang, hanya sifatnya terkendali (masih mengikuti beberapa persyaratan yang diberlakukan dan disosialisasikan, seperti dengan membuat sekat bakar, dijaga oleh lebih dari dua orang, di waktu sore hari). Masuk pada bulan September 2012 kebakaran lahan terlihat meningkat (lihat gambar pada spot lingkaran putih). Kebakaran lahan secara tidak terkendali tercatat ada di 4 titik desa target dan wilayah lainnya. Saat melakukan cek lapangan, ternyata sebagian besar akibat pembukaan lahan sawit oleh rakyat yang marak dikembangkan saat ini dengan cara tebas bakar. Ini perlu di evaluasi kembali oleh pemerintah daerah. Kebakaran mulai menurun di ke-6 desa target mulai terlihat pada awal Oktober 2012, di desa Tempayung dan Babual Baboti juga tetap tidak terpantau ada terlihat titik panas api.

Tidak adanya pembakaran lahan yang tak terkendali di desa target Tempayung karena masyarakat kelompok tani hutan di desa tersebut, 100% tidak melakukan lagi pembakaran ladang dan melakukan ladang berpindah (nol). Saat ini mereka sedang melakukan upaya konservasi wilayah rawa di desanya dan mengupayakan penghijauan desa untuk mencegah iklim panas di desanya serta membuat pertanian sistem agroforestry berbasis budidaya karet dan perikanan kolam air tawar. Desa Babual Baboti pun sebagian yang tidak menyadari mulai mengikuti untuk tidak membakar lahan kembali (walau sempat terpantau satu kali, tertangkap patroli, melakukan pembukaan lahan di kawasan, pihak BKSDA

(8)

Pertemuan kelompok masyarakat Tempayung saat akan menyosialisasikan informasi pertanian ladang tanpa tebas bakar berbasis budidaya karet dan perikanan

Kalteng SKW II bersama Kami mitranya memberikan himbauan dan masukan). Mereka sebagian mengikuti jejak Tempayung.

Di saat ladang tanpa bakar mulai terkendali, sebuah ancaman kembali muncul dengan pola membakar. Ini perlu solusi kegiatan dan strategi berbeda. Aktivitas kegiatan perkebunan sawit rakyat yang muncul menjamur sejak 2012, adalah sebuah respon dari sebagian masyarakat terhadap program pengembangan kebun sawit rakyat yang dikembangkan investor dan pemerintah daerah, juga karena pola adaptasi terhadap perubahan iklim/cuaca mempengaruhi ketidak produktifan lahan menjadikan pilihan warga menanam sawit di lahannya. Hal ini yang menyebabkan munculnya berbagai kegiatan pembukaan lahan untuk sawit rakyat yang berdampak menjadi ancaman lingkungan yang serius.

Hasil Upaya Pendampingan Penguatan Kelompok Masyarakat

Tentunya untuk beberapa pencapaian hasil ini tidak hanya berhasil oleh karena dukungan materi media yang menarik dan pertemuan sosialisasi informasi yang rutin ke masyarakat, tapi juga karena adanya strategi untuk penyingkiran hambatan. Masyarakat perlu solusi untuk merubah perilaku yang selama ini dianggap masih sebagai bentuk kegiatan ancaman terhadap kelestarian SM Sungai Lamandau atau lingkungan alam sekitarnya.

Duduk bersama mengurai akar masalah kemudian memberikan masukan solusi selanjutnya mereka memilih yang sama dengan tujuan lalu kita lakukan dampingan. Pembelajaran ini yang kemudian kami praktekkan sebagai strategi pendekatan. Solusi ini menjadi penyingkir hambatan. Bentuknya yang dipromosikan kembali untuk direplikasi adalah berupa pengembangan demplot perikanan dan kebun campuran menetap tanpa bakar atau pola agroforestry. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk pengembangan bentuk mata pencaharian alternatif yang dapat

meningkatkan ekonomi masyarakat yang terkait dengan pengelolaan HKm berbasis non kayu maupun pertanian pola agroforestry.

Dampak nyata ketertarikan masyarakat tentang kegiatan ini, di desa target telah terbentuk 11 kelompok tani hutan. Kelompok tersebut terdiri dari tujuh kelompok Hutan kemasyarakatan, tiga kelompok pendukung HKm dan satu kelompok petani agroforestry.

Ketertarikan masyarakat tani ini dalam kegiatan pendampingannya diikuti dengan kegiatan pengembangan sistem pertanian menetap tanpa bakar, pengembangan pengetahuan dan keterampilan masyarakat di bidang pertanian/perikanan/ perkebunan berbasis agroforestry, pengembangan mata pencaharian di bidang pertanian, perikanan, perkebunan yang berkelanjutan.

(9)

Masyarakat anggota kelompok HKm Sepakat dari kelompok penyadap getah jelutung Sungai Buluh sedang memberi tanda batas calon usulan kawasan HKm mereka

Badan Lingkungan Hidup Kotawaringin Barat sedang memfasilitasi pembentukan forum Kobar Bersatu di Aula Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat

Selain itu juga dilakukan pengembangan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia dan

Kelembagaan para pihak dalam pengelolaan kawasan penyangga melalui konsep Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang juga

diusung sebagai kawasan REDD+ serta peningkatan komitmen dan partisipasi para pihak. Diantara bermacam kegiatan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia yang dilakukan di masyarakat kelompok HKm berkat dukungan lembaga mitra kampanye (Clinton Foundation dan RARE) telah melaksanakan satu pelatihan pemetaan partisipatif dan hasilnya masyarakat kelompok melakukan pemetaan batas wilayah kawasan HKm masing-masing secara bertahap.

Hasil upaya pendampingan yang intensif dan berkelanjutan di masing-masing kelompok menunjukkan kemajuan hasil, diantaranya beberapa bentuk kegiatan penguatan kapasitas kelompok Hutan Kemasyarakatan telah dilakukan, penandaan batas calon usulan kawasan HKm di tiap-tiap kelompok HKm yang sudah lengkap dokumen adminitrasinya, kemudian membuat inisiasi untuk membuat forum kelompok pengembang komunikasi HKm. Sebelumnya tiga dari 10 kelompok yang mendukung HKm telah mengajukan surat permohonan perijinan kawasan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang berstatus Hutan Produksi Tetap dan Hutan Produksi Terbatas seluas 23.000 hektar untuk bisa menjadi kawasan pencadangan Hutan Kemasyarakatan.

Saat ini untuk mendorong proses perijinan berjalan baik melalui kelompok forum pengembang komunikasi HKm bernama ‘Gapoktan Pelangi Kobar Bersatu’ yang dibentuk Juni 2012, selanjutnya dapat lebih fokus mendorong percepatan Bupati untuk membuat surat rekomendasi untuk diajukan segera ke Kementrian Kehutanan RI. Pembentukan forum Gapoktan Pelangi Kobar Bersatu dilaksanakan 3 kali pertemuan di Aula Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat, dan diketahui oleh Badan

Lingkungan Hidup Kotawaringin Barat, Bappeda Kotawaringin Barat, staf terkait Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat, BKSDA Kalteng SKW II, Dinas Perikanan dan Kelautan Kotawaringin Barat, Dinas Pertanian dan Peternakan Kotawaringin Barat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kotawaringin Barat dan Bagian Ekonomi Setda Kabupaten Kotawaringin Barat.

Perkembangan informasinya selama mendorong keluarnya surat rekomendasi ijin kawasan HKm, secara lisan Bupati Kotawaringin Barat saat ditemui Kepala Dinas Kehutanan memberikan tanggapan positif, bahwa Bupati siap memberikan

(10)

Suasana pertemuan masyarakat di desa Tempayung saat akan melakukan

pembentukan kelompok tani terpadu Suka Maju

Kegiatan pelatihan budidaya karet dilaksanakan di demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung. Terlihat sedang praktek pemilihan mata entrys (mata tunas tempel)

rekomendasi. Dari sini perlu kesiapan kelompok HKm untuk maju menghadap Bupati mendorong rekomendasi. Di pihak Kementerian Kehutanan sendiri dari Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial serta BPDAS di Provinsi Kalimantan Tengah sudah menunggu dan siap memberikan ijin kawasan dan telah memberi revisi dokumen pengajuan kelompok. Hanya tinggal menunggu surat rekomendasi Bupati syarat kawasan HKm dapat tercipta.

Penguatan kapasitas kelompok HKm masih terus dilakukan sampai saat ini (sejak Oktober 2011 sampai September 2012) dan telah terlaksana lebih dari lima kali pertemuan tiap bulannya yang diadakan di tiap desa. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penguatan administrasi kelembagaan kelompok dan pengembangan aktivitas usahanya dalam mengembangkan matapencaharian berkelanjutan di masing-masing kelompok.

Untuk kelompok Agroforestry yang aktif diadakan di desa Tempayung sampai September 2012 telah terlakasa 9 kali pertemuan berjenjang (lebih dari 6 kali pertemuan) yang dikemas dalam bentuk pertemuan masyarakat, monitoring, pertemuan sosialisasi informasi kampanye (Lihat Tabel Lampiran Kegiatan Pertemuan). Dari 9 kali pertemuan, hasilnya telah membentuk kelompok tani hutan Agroforestri berbasis budidaya karet dan perikanan bernama kelompok tani terpadu Suka Maju dengan anggota 24 orang. Kelompok ini akan membentuk rencana kerja kelompok, salah satunya memanfaatkan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar menjadi arena pelatihan.

Selain itu struktur kelompok pengelola demplot kebun campuran menentap tebas tanpa bakar yang sebelumnya telah dipilih, menyatakan pada bulan Juni 2012 mulai mengajukan alokasi dana desa kepada pemerintah desanya untuk mendukung kegiatan pelatihan kelompok dan operasional pengelolaan, membuat

aturan main pengelolaan yang dilengkapi Surat Keputusan Kepala Desa untuk aturan pengelolaan demplot kebun campuran menentap tanpa bakar.

Pada September 2012, demplot kebun campuran menetap tebas tanpa bakar disepakati akan dikelola oleh kelompok tani agroforestry Suka Maju yang didukung pemerintah desa dan warga desa. Salah satu keinginan dari beberapa pertemuan akhir, masyarakat kelompok tani Suka Maju di desa Tempayung dan sebagian warga Babual Baboti tertarik melakukan budidaya pembibitan tanaman

(11)

Salah satu kolam replikasi warga desa Tempayung yang dibuat di tengah kebun karetny. Bapak ini juga

karet. Untuk mengakomodir hal ini pada akhir September 2012 telah dilaksanakan pelatihan pertanian berbasis budidaya berbasis yang diikuti 16 orang. Pelaksanaan pelatihan karet ini mulai diinisiasi kembali dari keberadaan demplot kebun campuran menetap yang telah menyediakan stok tanaman karet entrys untuk bahan pelatihan dan untuk masyarakat yang akan membudidayakan karet di lahannya masing-masing.

Sebelumnya pada awal Agustus 2012 September 2012 telah dilaksanakan dua kali kegiatan pelatihan mengenai penguatan dan pengembangan kapasitas usaha pertanian dan pemanfaatan sumberdaya hutan berkelanjutan berbasis perikanan yang diikuti 13 orang. Hasilnya masyarakat membuat sebuah kolam ikan untuk pembelajaran kelompok dan membuat arisan kelompok yang tujuannya untuk mendukung operasional kegiatan kelompok.

Selain budidaya perikanan dan karet, beberapa hal uyang menarik dari masyarakat kelompok tani Suka Maju desa Tempayung ada yang tertarik melakukan pembibitan tanaman gaharu dan ada yang sudah ditanamnya disela tanaman karet. Satu hal lain lagi yang menarik bagi kami di Tempayung, di saat kami sedang berjalan-jalan di kebun yang rata-rata sudah menjadi hutan agroforestri bersama seorang warga desa Tempayung, warga itu tahu dengan isu perdagangan karbon. Pak Ginjah namanya, beliau tahu informasi dari media yang memberi temannya, bentuknya brosur. Kemudian Pak Ginjah yang juga aparat desa ini menanyakan bagaimana maksudnya dan prosesnya.

Dalam hal ini kami membenarkan memang benar ada isu tersebut yang kami jelaskan dengan nama REDD+. Masyarakat jika memelihara hutan bersama/berkelompok atau lahan yang masih ada tegakan pohonnya akan bisa mengikuti beberapa pola untuk masuk dalam mekanisme REDD+, salah satu diantaranya HKm di lahan berstatus hutan negara, baik itu Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas atau Hutan Produksi Konversi dapat dilaksanakan HKm dan di tanah wilayah administratif desa bisa dilaksanakan dalam bentuk Hutan Desa.

Untuk beberapa warga dan unsur perangkat desa saat ditanyakan dalam pertemuan informal juga banyak yang menyatakan telah merasakan dampak pemanasan global, diantaranya meningkatnya suhu panas, iklim tidak menentu membuat kemarau panjang dan sumber air bersih hilang. Ini sebuah respon masyarakat terhadap kondisi lingkungannya. Informasi diterima dengan baik sebagian masyarakat.

Replikasi Hasil Promosi Demontrasi Matapencaharian Berkelanjutan

Sampai dengan September 2012 telah terbentuk dua kelompok petani berbasis usaha perikanan dan mendukung HKm sebagai kawasan REDD+ di desa Tanjung Terantang dan satu kelompok di Dusun Tanjung Terantang Bawah (RT 23)-kelurahan Mendawai, serta satu kelompok wanita pembuat gula nira nipah diikuti usaha kerajinan produk olahan ikan dan udang sungai/laut di desa Tanjung Putri.

(12)

Kegiatan pelatihan budidaya ikan di kelompok tani ikan Setia Kawan (atas) dan bawah: masyarakat kelompok Tani Sejati RT 23 kelurahan Mendawai yang mereplikasi kegiatan budidaya perikanan

Satu persatu catatan sepanjang meretas upaya masyarakat keluar dari kemiskinan yang diperoleh adalah, dari hasil pembelajaran pengetahuan tentang perikanan tercatat dari hasil monitoring bulanan dari 6 desa target sudah ada yang mengadopsi kegiatan pengembangan mata pencaharian berkelanjutan melalui budidaya perikanan. Di desa Tempayung sudah ada 10 warga yang membuat kolam ikan di kebun/ladang karetnya, masing-masing mempunyai 2-3 kolam ikan. Bahkan ada warga yang datang berkunjung ke demplot kolam ikan Kampung Konservasi Yayorin dan Kelompok Tani Ikan Setia Kawan desa Tanjung Terantang untuk bertukar pengalaman terkait pengembangan budidaya ikan. Kemudian di desa Babual Baboti sudah ada tiga orang yang membuat kolam ikan karena tertarik dari hasil studi banding ke demplot perikanan di Kampung Pembelajaran Pertanian Terpadu Sungai Sintuk milik Yayorin. Masing-masing orang mempunyai kolam ikan ada dua kolam, bahkan ada yang delapan kolam. Selain itu warga di dusun Baboti siap berkelompok dan membangun pertanian berbasis budidaya karet dan perikanan.

Lalu dari hasil pendampingan di kelompok tani ikan Setia Kawan di desa Tanjung Terantang, yang semula anggotanya hanya delapan orang saat ini menjadi 20 orang dengan jumlah kolam yang berkembang dimiliki adalah lebih dari 60 kolam. Kegiatan perikanan di Tanjung Terantang membuat tertarik kelompok Tani Sejati di RT 23, kelurahan Mendawai dari 28 orang yang tertarik, 12 orang telah fokus dengan budidaya ikan kolam dan saat ini hampir semua mempunyai kolam ikan. Kelompok ini tertarik oleh karena adanya kegiatan pelatihan ikan di kelompok Setia Kawan yang di fasilitasi oleh Yayorin dan meminta agar kelompok ini juga diberi pelatihan dan pendampingan.

Dunia perikanan selain diminati secara kelompok, ternyata secara individu-individu juga ada yang tertarik bergerak di perikanan. Seperti warga masyarakat di RT 22 dan RT 24, dusun Karang Anyar-kelurahan Mendawai. Semua ada empat orang yang membuat kolam dan rata-rata memiliki dua kolam ikan, sedangkan di kelurahan Mendawai Seberang ada tiga orang yang membuat kolam ikan dengan jenis ikan lokal dan dua orang terlihat ada yang membuat karamba ikan di sungai. Lalu di desa Tanjung Putri satu kelompok tani HKm Serumpun Wana Lestari masih memelihara ikan kolam dan karamba dengan jenis ikan yang dibudidaya adalah ikan nila dan patin.

(13)

Kelompok Tani Wanita Mandiri sedang

melakukan proses pencetakan gula merah dari nira buah nipah yang dilakukan saat studi banding ke Cilacap (atas) dan gamabr bawah: makanan kecil yang telah dikemas hasil karya Kelompok Tani Wanita Cabe Rawit

Disisi lain perikanan, dari kegiatan kelompok tani wanita juga berkembang. Ada dua kelompok tani wanita, yaitu kelompok Wanita Mandiri di desa Tanjung Putri yang beranggotakan 35 orang anggota bergerak dikegiatan pembuatan gula merah dari nira nipah, ikan asin dan kerupuk ikan/kerupuk udang sungai atau laut. Kemudian kelompok tani wanita Cabe Rawit di dusun Karang Anyar, kelurahan Mendawai dengan anggota 18 orang saat ini aktif mengembangkan pertanian sayuran dan membuat makanan kecil, seperti kerupuk ikan dan makanan keripik pisang dan kue kering dari bahan pisang.

Beberapa produk kelompok wanita ini telah dipasarkan. Untuk satu kilogram gula merah nipah dijual Rp.50.000,-; kemudian ikan asin haruan/gabus satu kilogram dijual Rp.25.000,- sampai Rp.50.000,- yang dibuat oleh kelompok Wanita Mandiri. Sedangkan kelompok Cabe Rawit telah menjual makanan ringan berupa keripik untuk 20 bungkus yang sudah berlabel produk kelompok Cabe Rawit dijual Rp.20.000,- (seribu rupiah per bungkus).

Bentuk kegiatan lainnya yang muncul sebagai inisiatif di masyarakat, yaitu di kelompok tani HKm Danau Seluluk Jaya saat ini akan belajar mengembangkan pembibitan dari 1.500 buah jelutung. Mereka sudah memesan bibit jelutung dan merencanakan akan membudidayakan 1.300 buah jelutung di kebun bibit rakyat untuk nantinya bisa ditanam untuk memperkaya jumlah jelutung di kawasan penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang akan dijadikan kawasan HKm. Sisanya 200 buah jelutung akan dibagikan ke individu masyarakat petani hutan dan kelompok HKm lainnya di wilayah Mendawai dan Mendawai Seberang. Proses yang ditawarkan secara partisipatif ternyata masih manjur untuk selalu dijadikan cara untuk menggalang kekuatan masyarakat untuk bisa mengelola upaya-upaya kelestarian hutan dan sumberdaya hutan yang mempengaruhi sumber kehidupan masyarakat sekitar hutan. Bentuk-bentuk solusi sebagai penawaran alternatif kegiatan yang tumbuh dari potensi sumberdaya yang ada di sekitar desa dan masyarakat mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa pengelolaan potensi berkelanjutan sangat mendukung ekonomi kerakyatan. Ini sebagai proses pembelajaran sosial dalam membangun kapasitas masyarakat agar mentransformasikan semua informasi yang mereka terima dalam bentuk kehidupan mereka yang berkelanjutan.

(14)

Rekomendasi sebagai cermin Rencana Tindak Lanjut

Dari capaian kampanye kali ini, masih perlu upaya tindak lanjut untuk lebih menajamkan pemahaman, pengatahuan dan keterampilan masyarakat kelompok di desa target sehingga mampu memberi contoh baik bagi masyarakat tani berbasis perikanan dan kehutanan lainnya dalam mendukung kelestarian kawasan hutan di dan sekitar SM Sungai Lamandau.

Beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti adalah :

1. Melakukan penyebaran informasi dan pemahaman melalui pertemuan kelompok secara lebih mendalam.

2. Memberikan pemantapan peningkatan/penguatan kapasitas melalui pelatihan bertingkat di bidang pengelolaan lahan pertanian yang mendukung upaya konservasi hutan (REDD+).

(15)

Tabel Lampiran 1. Survei KAP Jajak Pendapat mengenai Pengelolaan Kawasan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau menjadi Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan REDD+

(1)No. Kuesioner . . . Pengantar

Perkenalkan, nama saya. . . biasa dipanggil . . . dan saya sedang membantu Yayorin untuk mengumpulkan pendapat/tanggapan dan data mengenai Pengelolaan Kawasan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Menjadi Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan REDD+ dari Bapak/Ibu/Saudara/Anda. Kami akan sangat menghargai partisipasi bapak/ibu/saudara/anda dalam survei ini dengan menjawab pertanyaan dalam survei saya ini. Informasi apapun yang diberikan dari anda akan disimpan sebagai data.

Partisipasi dalam survei ini adalah sukarela dan tidak ada jawaban benar atau salah. Pendapat bapak/ibu/saudara/anda sangatlah penting bagi kami dalam mengevaluasi program kegiatan ini dan saya harap anda dapat berperan serta.

Bisakah saya meminta waktu anda untuk memulai wawancara dengan anda sekarang? Jika Responden setuju segera diwawancarai (jika tidak atau responden mendadak ada kepentingan yang tidak bisa diteruskan, hentikan wawancara dan ulang dengan berganti ke responden lain).

Ya 

Bagian 1

Informasi latar belakang diisi oleh Enumerator

Pewawancara (Enumerator)

Alamolyani (Desa Tanjung Putri) Hairumansyah (Dusun Karang Anyar) Woko (Yayorin)

Maman Supirman (Yayorin)

Eva Febriani (Mahasiswa Universitas Palangkaraya) Daerah Enumerasi

Desa Tanjung Putri + Sungai Buluh

Desa Tanjung Terantang + Sungai Teringin Dusun Karang Anyar – Kelurahan Mendawai Kelurahan Mendawai Seberang

Periode Survei Pra Survei

Post Survei

   

(16)

(1) Jenis Kelamin Responden

No. Uraian Banyak Prosentase

1. Laki-laki 120 80% 2. Perempuan 30 20%

Total 150 100%

Bagian 2

Pertanyaan Sosial Ekonomi Budaya dan Demografi

(2)Berapakah usia anda saat ini . . .

No. Rata-rata Usia

Responden Banyak Prosentase

1. 16 – 20 7 4,6% 2. 21 – 25 4 2,6% 3. 26 – 30 18 12% 4. 31 – 35 21 14% 5. 36 – 40 23 15,3% 6. 41 – 46 33 22% 7. >46 44 29,3% Total 150 100%

(3)Apakah mata pencaharian/pekerjaan utama sehari-hari anda ?

No. Jenis Pekerjaan Banyak Prosentase

1. Nelayan 27 18%

2. Petani/Pekebun 87 58%

3. Guru (Pengajar) 3 2%

4. Aparat Desa 2 1,3%

5. Penjaga Pantai Wisata 0 0% 6. Pedagang (wirausaha) 11 7,3% 7. Bekerja di Pos/Camp/Resort Suaka

Margasatwa Sungai Lamandau 0 0%

8. Lain-lain 20 13,3%

Total 150 100%

(4)Apakah pendapatan yang anda peroleh dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari ?

No. Jenis Pekerjaan Banyak Prosentase

1. Ya 64 42,6%

2. Tidak 72 48%

3. Lain-lain 14 9,3%

(17)

(5) Berapa rata-rata penghasilan anda per hari dan perbulan ? . . .

No. Penghasilan (Rp) Banyak Prosentase

1. </= 500.000 41 27,3% 2. 500.000-1.000.000 31 20,7% 3. 1.100.000-1.500.000 49 32,7% 4. 1.600.000-2.000.000 16 10,7% 5. 2.100.000-2.500.000 5 3,3% 6. >3.000.000 8 5,3% Total 150 100%

(6) Kegiatan apa saja yang anda lakukan selain melakukan pekerjaan utama?

No. Jenis Pekerjaan Banyak Prosentase

1. Berkebun 30 20%

2. Membersihkan rumah 14 9,3%

3. Istirahat 21 14%

4. Berbelanja 12 8%

5. Berkumpul bersama keluarga 33 22%

6. Pengajian 12 8%

7. Ngobrol dengan tetangga 17 11,3% 8. Mengeringkan ikan/udang 5 3,3%

9. Lain-lain 6 4%

Total 150 100%

(7) Apa posisi anda dalam masyarakat ?

No. Jenis Pekerjaan Banyak Prosentase

1. Kepala desa 2 1,3%

2. Staf aparat desa 1 0,7%

3. Ketua RT 5 3,3% 4. Ketua koperasi 0 0% 5. Anggota koperasi 0 0% 6. Warga biasa 131 87,3% 7. Lain-lain 11 7,3% Total 150 100%

(8)Apa pendidikan formal terakhir anda ?

No. Posisi responden dalam Masyarakat Banyak Prosentase

1. Tidak memiliki pendidikan formal 9 6%

2. Tidak tamat SD 29 19,3% 3. SD sederajat 54 36% 4. SMP sederajat 22 14,6% 5. SMA sederajat 34 22,6% 6. Perguruan tinggi 2 1,3% Total 150 100%

(18)

Bagian 3

Menetapkan dasar bagi perubahan pada sasaran

Pengetahuan secara SMART dan mengukurnya

(9) Apakah anda pernah mendengar informasi/sosialisasi tentang HKm dan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Tidak tahu 24 16%

2. Tahu 126 84%

Total 150 100%

(10) Jika tahu menurut anda apa HKm ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Hutan Kemasyarakatan milik masyarakat

tertentu 28 18,6%

2. Hutan di desa yang dikelola pemerintah desa 3 2% 3. Hutan yang dipinjamkan untuk masyarakat

bertani

8 5,3% 4. Daerah hutan negara berstatus Hutan

Produksi tetap/Hutan Produksi

Terbatas/Hutan Lindung yang dikelola oleh kelompok masyarakat dengan dilengkapi perijinan

96

64%

5. Tidak tahu 15 10%

Total 150 100%

(11) Apakah anda tertarik dengan HKm ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Sangat tertarik 54 36% 2. Tertarik 65 43,3% 3. Mulai tertarik 16 10,6% 4. Ragu-ragu 10 6,6% 5. Tidak tertarik 5 3,3% Total 150 100%

(12) Di daerah mana saja HKm bisa dilaksanakan ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Daerah Penyangga bagian timur SM Sungai

Lamandau 56 37,3%

2. Di dalam kawasan SM Sungai Lamandau 11 7,3%

3. Di areal hutan desa 7 4,6%

4. Hutan negara berstatus Hutan Produksi tetap

dan Hutan Produksi terbatas 61 40,6%

5. Tidak tahu 15 10%

(19)

(13) Siapa yang terlibat dalam HKm ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Kelompok masyarakat 134 89,3%

2. Perusahaan Perkebunan 0 0%

3. Pemerintah Desa 5 3,3%

4. Pemerintah Daerah (Kabupaten/Provinsi) 6 4%

5. Perorangan 0 0%

6. Tidak tahu 5 3,3%

Total 150 100%

(14) Pengelolaan HKm bisa seperti apa ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Melakukan penanaman tanaman hutan dan perkebunan

63 42% 2. Melakukan perlindungan dan pemanfaatan

kawasan secara lestari

41 27,3% 3. Melakukan pemanenan hasil hutan kayu 4 2,7% 4. Melakukan pemanenan hasil hutan bukan

kayu

17 11,3% 5. Melakukan pembukaan lahan tidak untuk

pertanian tebas bakar

21 14%

6. Tidak tahu 4 2,7%

Total 150 100%

(15) Apa hubungan HKm dan Perubahan Iklim ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Kawasan HKm menjaga hutan lestari bisa mencegah perubahan iklim

65 43,3% 2. Kawasan HKm menangkap karbon bisa

mencegah perubahan iklim

42 28% 3. Pengelolaan Kawasan HKm mencegah

perusakan hutan dan perubahan iklim

35 23,3% 4. Kawasan HKm tidak menyerap karbon dan

mencegah perubahan iklim

0 0% 5. Hutan HKm lestari tidak mencegah perubahan

iklim

4 2,7%

6. Tidak tahu 4 2,7%

(20)

(16) Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim ?

(17) Bagaimana cara mengatasi/mencegah perubahan iklim ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Tidak melakukan penebangan hutan dan pembakaran lahan

61 40,6% 2. Melakukan penanaman/penghijauan kembali

hutan

45 30% 3. Melakukan perladangan menetap kebun

campuran tanpa tebas bakar

17 11,3% 4. Mananam padi di ladang berpindah tebas

bakar

1 0,7% 5. Memperluas kebun sawit 0 0%

6. Membuka lahan gambut untuk pertanian 3 2%

7. Tidak tahu 23 15,3%

Total 150 100%

(18) Apa yang dimaksud dengan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Upaya mengurangi emisi karbon dari degradasi dan deforestasi hutan

53 35,3% 2. Menjaga hutan untuk mengurangi emisi

karbon serta melestarikan sumberdaya hutan

56 37,3% 3. Upaya pengelolaan hutan untuk mendapatkan

nilai ekonomis

17 11,3% 4. Memanfaatkan hutan dengan menebang kayu

dan berladang tebas bakar

0 0% 5. Pengelolaan hutan menjadi hak milik 0 0%

6. Tidak tahu 24 16%

Total 150 100%

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Perubahan cuaca dan temperatur bumi 81 54% 2. Makin panasnya permukaan bumi 16 10,7%

3. Bumi semakin dingin 3 2%

4. Tidak tentu musim hujan dan musim kemarau 28 18,6% 5. Meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca 10 6,7%

6. Tidak tahu 12 8%

(21)

(19) Apa hubungan HKm dan REDD+ juga Perubahan Iklim ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. HKm dan REDD+ untuk mengurangi emisi karbon tapi tidak untuk mencegah perubahan iklim

6 4%

2. HKm dan REDD+ adalah kegiatan mengurangi emisi karbon sehingga menjaga iklim sekitar kita

63 42%

3. HKm dan REDD+ adalah kegiatan menjaga hutan sehingga menjaga iklim

22 14,6% 4. Sama-sama untuk menjaga hutan dan

menjaga iklim kita

21 14% 5. Tidak ada hubungannya 1 0,7%

6. Tidak tahu 37 24,7%

Total 150 100%

(20) Dimana saja bisa melakukan REDD+?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Di hutan negara berstatus hutan lindung, hutan konservasi, hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas yang telah mendapat ijin HKm, Hutan Desa

64 42%

2. Di hutan desa dan kebun masyarakat 30 20% 3. Di kawasan persawahan dan ladang tebas

bakar

5 3,3% 4. Di kawasan HPH, HGU dan HTI yang memiliki

ijin restorasi ekosistem

8 5,3%

5. Di halaman rumah 3 3,3%

6. Tidak tahu 40 26,6%

Total 150 100%

(21) Kenapa tertarik dengan REDD+?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Mampu memberikan nilai ekonomis berupa penghasilan dan perbaikan lingkungan

62 41,3% 2. Dapat lahan kelola gratis 14 9,3% 3. Mencegah perubahan iklim 25 16,7% 4. Memberikan kesempatan masyarakat

menebang hutan

0 0% 5. Mudah dilakukan dan menguntungkan 15 10%

6. Tidak tahu 34 22,7%

(22)

(22) Apakah anda tahu keuntungan berladang menetap tanpa bakar?

(23) Apa keuntungan berladang menetap tanpa bakar ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Hemat waktu, biaya dan tenaga 37 24,7% 2. Menjaga kelestarian hutan 28 18,7% 3. Mencegah kebakaran lahan dan hutan 27 18% 4. Hutan lebih terjaga kelestariannya-panen

lebih maksimal

23 15,3% 5. Menjaga sumber mata air untuk pengairan

ladang

6 4%

6. Tidak tahu 29 19,3%

Total 150 100%

(24) Apa hubungan berladang menetap tanpa bakar dengan Perubahan Iklim/REDD+?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Dengan menetap kita tidak lagi menebang pohon hutan yang mengandung karbon

36 24% 2. Mengurangi pelepasan gas karbon ke udara 20 13,3% 3. Menjaga temperatur iklim tetap stabil (tidak

terlalu panas)

18 12% 4. Melestarikan hutan beserta isinya 21 14% 5. Menjaga habitat satwa liar dan menjaga

sumber air bersih

18 12%

6. Tidak tahu 37 24,7%

Total 150 100%

(25) Apa yang dimaksud dengan gambut ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Kawasan hutan yang selalu tergenang air di kawasan rawa

44 29,3% 2. Kumpulan serasah hutan yang tidak terurai

secara sempurna

42 28% 3. Jika musim kemarau menjadi bahan yang

mudah terbakar

44 29,3%

4. Lapisan tanah liat 4 2,7%

5. Lapisan tanah tidak subur 4 2,7%

6. Tidak tahu 12 8%

Total 150 100%

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Tahu 115 77%

2. Tidak tahu 35 23

(23)

(26) Apa keuntungan lahan yang bergambut ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Tidak mudah dibakar pada saat musim kemarau

10 6,7% 2. Banyak dijumpai jenis ikan haruan dan ikan

sapil

41 27,3% 3. Mampu menyimpan air dan menyimpan

karbon

62 41,3% 4. Tidak menguntungkan untuk tanaman sayur 3 2% 5. Tidak memberi air bersih 5 3,3%

6. Tidak tahu 29 19,3%

Total 150 100%

(27) Bagaimana mengelola lahan gambut yang baik?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Tidak dibakar dan tidak dibuat parit 26 17,3% 2. Membuat areal persawahan dan perkebunan 9 6% 3. Dibuat areal kolam-kolam untuk budidaya

ikan

20 13,3% 4. Dibakar terlebih dahulu baru ditanami padi 11 7,3% 5. Menanam dengan memilih tanaman yang

cocok di lahan gambut

63 42%

6. Tidak tahu 21 14%

Total 150 100%

(28) Mengapa anda tertarik untuk mengelola lahan bergambut ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Gambut dapat menyerap karbon 45 30% 2. Gambut tempat sumber ekonomi dan sumber

air masyarakat tepi hutan

29 19,3%

3. Mudah dikelola 21 14%

4. Bisa dibuka untuk kawasan pariwisata 15 10% 5. Bisa untuk lahan perkebunan dan persawahan

tebas bakar

9 6%

6. Tidak tahu 31 20,7%

(24)

(29) Apa hubungan antara gambut dengan karbon, perubahan iklim, HKm dan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Gambut menyimpan karbon dari sisa pohon 27 18% 2. Gambut jika terbakar akan melepaskan

karbon ke udara

18 12% 3. Gambut merupakan areal simpanan karbon

untuk kawasan REDD+ dan mencegah perubahan iklim

50 33,3%

4. Hilangnya gambut tidak berdampak pada perubahan iklim dan hutan

4 2,7% 5. Gambut potensial untuk kawasan HKm dan

REDD+

21 14%

6. Tidak ada hubungannya 0 0%

7. Tidak tahu 30 20%

Total 150 100%

Bagian 4

Menempatkan Responden Pada Tahapan Sikap sampai Perubahan Perilaku

(30) Apabila ada program HKm dan REDD+ di daerah ini seperti melakukan penanaman lahan/hutan gundul (penghijauan), mencegah terjadinya kebakaran dan penebangan hutan, pengelolaan hasil hutan bukan kayu; bersediakah anda untuk ikut terlibat program tersebut ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Ya 131 87,3%

2. Tidak yakin 3 2%

3. Tidak 16 10,7%

Total 150 100%

(31) Jika “Ya”, apa yang menjadi dasar ketertarikan anda untuk terlibat dalam program HKm dan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Dapat turut melestarikan hutan 33 22% 2. Dapat penghasilan tambahan dan

meningkatkan kesejahteraan

41 27,3% 3. Membantu mencegah bencana pemanasan

global, perubahan iklim, kebakaran lahan dan hutan, banjir, pencemaran udara, krisis air bersih

19 12,7%

4. Dapat turut melakukan pengelolaan hutan 14 9,3% 5. Dapat keuntungan pemanfaatan hasil hutan

non kayu

9 6%

6. Lain-lain 5 3,3%

7. Tidak tahu 29 19,3%

(25)

(32) Peran apa yang akan anda ambil, jika anda tertarik ikut berpartisipasi dalam program HKm dan REDD+ tersebut ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Motivator 15 10% 2. Ketua Kelompok 6 4% 3. Anggota 98 65,3% 4. Fasilitator 7 4,7% 5. Netral 10 6,7% 6. Tidak Tahu 14 9,3% Total 150 100%

(33) Apakah bapak/ibu/saudara/anda setuju jika pola pertanian itu berladang menetap tanpa membakar ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Sangat setuju 55 36,6% 2. Setuju 72 48% 3. Mulai setuju 4 2,7% 4. Masih ragu-ragu 9 6% 5. Tidak Tahu 10 6,6% Total 150 100%

(34) Jika ada ajakan untuk melestarikan hutan Penyangga SM Sungai Lamandau yang akan dijadikan usulan kawasan HKm dan REDD+ apa tindakan yang akan anda lakukan ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Tidak ada tanggapan/tidak bersedia 6 4% 2. Menyetujuinya tapi belum bertindak 12 8% 3. Menyetujuinya sambil bertanya apa yang

akan dilakukan

46 30,7% 4. Bersedia menerima ajakan dan melakukan

pelestarian hutannya

43 28,6% 5. Ada ataupun tidak ada ajakan tetap

mendukung kegiatan untuk kelestarian hutannya

43 28,6%

(26)

(35) Apa yang akan anda lakukan setelah tahu informasi pentingnya melestarikan Kawasan Penyangga SM Sungai Lamandau sebagai kawasan HKm dan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Diam saja tidak berbuat apa-apa 7 4,7% 2. Menunggu ada yang mengajak 25 16,7% 3. Mengajak saudara/teman/tetangga ikut

melestarikan hutan penyangga SM Sungai Lamandau sebagai kawasan HKm dan REDD+ seminggu mendengar informasi

50 33,3%

4. Mengajak melakukan kegiatan pembibitan dan penanaman pohon di kawasan penyangga SM Sungai Lamandau sebagai kawasan HKm dan REDD+ setelah sebulan mendengar informasi

29 19,3%

5. Melaporkan pada petugas kawasan jika ada kegiatan merusak hutan kawasan penyangga SM Sungai Lamandau sebagai kawasan HKm dan REDD+ tiap kali melihat kegiatan yang bersifat merusak

39 26%

Total 150 100%

(36) Apa yang akan anda lakukan setelah tahu informasi tentang pelestarian kawasan penyangga SM Sungai Lamandau sebagai kawasan HKm dan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Menegur apabila ada yang merusak habitatnya

76 50,7% 2. Memberikan nasihat apabila ada orang yang

memperjualbelikan orangutan

50 33,3% 3. Membiarkan saja apabila ada orang yang

merusak habitat orangutan

0 0% 4. Menunggu orang lain untuk memberi teguran 0 0%

5. Biasa-biasa saja 2 1,3%

6. Tidak tahu 22 14,7%

Total 150 100%

(37) Apabila ada warga yang merusak kawasan HKm apa yang akan anda lakukan sebagai pendukung atau anggota kelompok HKm ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Melaporkannya ke pihak tertentu 60 40% 2. Memberi peringatan kepada orang tersebut 71 47,3%

3. Membiarkan saja 0 0%

4. Ikut terlibat di aksi tersebut 0 0%

5. Tidak tahu 19 12,7%

(27)

(38) Bagaimana pendapat anda mengenai program HKm dan kawasan HKm ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Sangat bermanfaat sebagai sarana pelestarian hutan

49 32,7% 2. Ingin turut bisa melestarikan hutan dan

emmbantu kegiatan pelestariannya

21 14%

3. Biasa-biasa saja 11 7,3%

4. Netral 28 18,7%

5. Tidak tahu 41 27,3%

Total 150 100%

(39) Apa yang anda lakukan jika melihat orangutan di kawasan hutan Penyangga yang jadi kawasan HKm anda ?

(40) Jika anda melihat ada orang mencoba membunuh satwa dilindungi, seperti orangutan, beruang, bekantan untuk dikonsumsi apa yang akan anda lakukan pada orang tersebut ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Melaporkan ke kepala desa 20 13,3% 2. Melaporkan ke Petugas Resort SM Sungai

Lamandau/Polhut

64 42,7%

3. Ditangkap 3 2%

4. Menegur orang tersebut 43 28,7%

5. Ragu melapor 1 0,7%

6. Diam saja 19 12,6%

Total 150 100%

(41) Menurut anda bagaimana cara menyelamatkan kelangsungan hidup orangutan yang hampir punah ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Menghijaukan lagi hutan gundul 43 28,7% 2. Tidak membunuh dan merusak habitatnya 48 32% 3. Tidak memperdagangkannya 11 7,3% 4. Tidak ikut memelihara dan memberi ijin orang

memelihara orangutan

5 3,3% 5. Berladang menetap tanpa bakar 30 20%

6. Tidak tahu 13 8,7%

Total 150 100%

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Ditangkap dan dipelihara 1 0,7% 2. Melaporkan ke kepala desa 20 13,3% 3. Melaporkan ke petugas Resort SM Sungai

Lamandau/Polhut

102 68%

4. Acuh tak acuh 27 18%

5. Dikonsumsi 0 0%

(28)

(42) Apa yang anda lakukan apabila anda melihat orang yang menebang pohon dan mengambil secara besar-besaran ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Acuh tak acuh 4 2,7%

2. Menegur orang tersebut 42 28% 3. Melaporkan ke Petugas Resort SM Sungai

Lamandau/Polhut

88 58,7%

4. Ikut - ikutan 1 0,7%

5. Tidak tahu 15 10%

Total 150

(43) Apa yang anda sudah lakukan dalam rangka melestarikan hutan di sekitar desa/daerah penyangga SM Sungai Lamandau yang akan diusulkan menjadi kawasan HKm dan REDD+?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Tidak ada 7 4,7%

2. Tidak tahu 5 3,3%

3. Menanam pohon 28 18,7%

4. Tidak menebang pohon 28 18,7% 5. Menjaga hutan dan melestarikannya 29 19,3% 6. Tidak membuang sampah sembarangan 19 12,6% 7. Tidak menyetrum dan meracun ikan 34 22,7%

Total 150 100%

Bagian 5

Mengukur Efektivitas Media Pemasaran Pesan Kampanye (44) Dimana/darimana anda pernah mendengar info/sosialisasi tentang HKm dan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Iklan di Radio 26 17,3%

2. Sosialisasi di Pertemuan Kelompok 77 51,3% 3. Pelatihan Pertanian/Perikanan 2 1,3% 4. Poster/Brosur Lembar Fakta 14 9,3%

5. Spanduk 15 10%

6. Pesan melalui SMS berantai 3 2%

7. Tidak pernah 12 8%

(29)

(45) Media kampanye apa yang paling anda sukai dan sering anda lihat/dengar ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Iklan di Radio 36 24%

2. Sosialisasi di Pertemuan Kelompok 69 46% 3. Pelatihan Pertanian/Perikanan 11 7,3%

4. Poster 2 1,3%

5. Poster/Brosur Lembar Fakta 13 8,7%

6. Brosur, Spanduk 14 9,3%

7. Pesan melalui SMS berantai 2 1,3%

8. Tidak pernah ada 3 2%

Total 150 100%

(46) Jika informasi HKm dan REDD+ dengar di radio, jam berapa anda Pernah mendengar ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Pukul 07:00-08:00 WIB 26 17,3% 2. Pukul 10:00-11:00 WIB 31 20,7% 3. Pukul 18:00-19:00 WIB 21 14%

4. Tidak tahu 72 48%

Total 150 100%

(47) Berapa kali anda melihat/mendengar informasi tentang HKm dan REDD+ ?

No. Jenis Jawaban Banyak Persentase

1. Setiap hari (sering) 30 20%

2. Sehari sekali 5 3,3%

3. Dua hari – seminggu sekali – 2 kali (jarang-jarang)

89 59,3%

4. Tidak pernah 26 17,3%

Total 150 100%

Penutup

Terima kasih atas kesediaan bapak dan ibu/saudara/anda telah bersedia kami wawancarai.

(30)

Tabel Lampiran 2. Kegiatan Pertemuan Di Masyarakat Target Desa Tempayung dan Babual Baboti

Bulan Kegiatan Capaian

Juni, 2012 Penginisasian

kelembagaan masyarakat di desa Tempayung

Pertemuan masyarakat yang membahas berbagai isu perubahan iklim, kawasan konservasi SMSL dan Pengelompokan

Penginisasian

kelembagaan masyarakat di desa Babual Baboti

Kegiatan dilakukan melalui pendekatan personal

Juli, 2012 Penginisasian

kelembagaan masyarakat di desa Tempayung

Terbentuknya kelompok dan disepakatinya susunan pengurus Kelompok Tani Terpadu

Suka Maju

Penginisasian

kelembagaan masyarakat di desa Babual Baboti

Kegiatan dilakukan melalui pendekatan personal

Agustus,

2012 Penguatan kelembagaan Kelompok Tani Terpadu Suka Maju desa

Tempayung

Adanya draf sementara aturan main kelompok dan agenda kegiatan kelompok yang

merencanakan budidaya ikan air tawar dan tanaman karet

Penginisasian

kelembagaan masyarakat di desa Babual Baboti

Kegiatan dilakukan melalui pendekatan personal dan kunjungan kekebun warga September,

2012 Penguatan kelembagaan Kelompok Tani Terpadu Suka Maju desa

Tempayung

Disepakatinya aturan main kelompok oleh anggota,pembelajaran budidaya ikan air tawar (pembuatan Kolam) dan dilaksanakannya pelatihan teknis budidaya tanaman karet, melalui diskusi masyarakat dengan nara sumber. Selain itu untuk kalangan

perempuan/ibi-ibu dilakukan kegiatan tata boga/pembuatan kue

Penginisasian

kelembagaan masyarakat di desa Babual Baboti

Kegiatan dilakukan melalui pendekatan personal

Oktober,

2012 Penguatan kelembagaan Kelompok Tani Terpadu Suka Maju desa

Tempayung

Proses pembelajaran budidaya ikan air tawar (nila dan patin), kelompok sudah memiliki 2 kolam ikan

Gambar

gambar tengah peta hotspot 29 September 2012 dan  gambar bawah peta hotspot 1 Oktober 2012
Tabel Lampiran 2. Kegiatan Pertemuan Di Masyarakat Target Desa  Tempayung dan Babual Baboti

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kerawanan bencana longsor secara relatif di kecamatan yang ada di Toraja Utara serta memetakan kelas kerawanan

Teknik pengumpulan data dengan wawancara dilaksanakan pada waktu melakukan studi pendahuluan terkait dengan analisis kebutuhan. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi

Salah satunya yang terjadi dalam trend kotak-kotak dalam perpolitikan Indonesia sebagai identitas kelompok, politik yang terjadi adalah bagaimana cara kelompok tersebut

Bila situs sudah punya trafik, baru relevan untuk melakukan hal-hal lain yang mendukung earning, seperti optimasi posisi iklan Adsense, jumlah unit iklan, dan

Walaupun tidak mampu menjawab hujjah-hujjah yang mantap dari pemuda-pemuda beriman ini, raja yang kufur dan zalim itu tetap berkeras mahu mereka murtad dari

15. Duyduğuma göre bana gücenmiĢ. Beklemek ister misiniz? 17. Günümüzde uzaydaki uydular sayesinde haberleĢme çok hızlı bir Ģekilde sağlan_____________.. Mehmet adlı

Penerapan program e- SPT pada KPP Pratama Medan Kota telah cukup efektif untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam hal penyampaian SPT Masa PPN karena

Menurut Schroeder dan Greenbow (2008), penerapan model pembelajaran POGIL dapat mengubah persepsi peserta didik terhadap kimia organik, yang awalnya dianggap sulit menjadi