• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Luka Makalah Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perawatan Luka Makalah Fix"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 LataLatar Belr Belakanakangg

Luka adal

Luka adalah ah rusakrusaknya strunya struktur dan fungktur dan fungsi anatomisi anatomis normal akibs normal akibatat  proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai  proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai

organ tertentu

organ tertentu. . KedalaKedalaman luka man luka tergantergantung pada tung pada resporespon n pasiepasien n terhadterhadap ap lukaluka tersebut. Luka yang dialami seseorang dapat dapat beresiko pada keselamatan tersebut. Luka yang dialami seseorang dapat dapat beresiko pada keselamatan tub

tubuh uh dan dan dapdapat at mermerangangsansang g penpenyemyembuhbuhan an yanyang g komkompleplek. k. PenPengetgetahuahuanan tentang pola n

tentang pola normal penyembuhormal penyembuhan an luka dapat luka dapat membantu perawat mengmembantu perawat mengenalienali  berbagai perubahan yang memerlukan intervensi.

 berbagai perubahan yang memerlukan intervensi.

1.2

1.2 RumusRumusan Masan Masalahalah 1.

1. ApApa a klklasasififikikasasi i lulukaka, , rereakaksi si pepenynyemembubuhahan n luluka ka dadan n fafactctor or yayangng mempengaruhi penyembuhan luka serta komplikasinya?

mempengaruhi penyembuhan luka serta komplikasinya? 2.

2. BaBagagaimimanana a tetehnhnik ik dadan n sesedidikikit t pepengngetetahahuauannnnya ya tetentntanang g babandndagagee (perban) dan binders (korset)?

(perban) dan binders (korset)? 3.

3. BagBagaimaimana teana tehnihnik perk perawatawatan luan luka teka tekankan?? 4.

4. BagaimBagaimana peana peran aran asuhan suhan keperkeperawatan awatan pada pada perawaperawatan ltan luka?uka? 1.3

1.3 TujTujuanuan 1.

1. UntUntuk menguk mengetahetahui klasiui klasifikfikasi lukaasi luka, , reareaksi menyksi menyembembuhkuhkan luka danan luka dan factor yang mempengaruhi penyembuhan luka serta

factor yang mempengaruhi penyembuhan luka serta komplikasinyakomplikasinya 2.

2. UnUntutuk k memengngetetahahui ui tetehnhnik ik dadan n sesedidikikit t pepengngetetahahuauannnnya ya tetentntanangg  bandage(perban) dan binders (korset)

 bandage(perban) dan binders (korset) 3.

3. UntUntuk meuk mengengetahtahui tehui tehnik penik perawarawatan lutan luka tekka tekanan 4.

4. Untuk Untuk mengemengetahui ptahui peran aseran asuhan kuhan keperawaeperawatan padtan pada perawa perawatan luatan lukaka 1.4

1.4 MaManfanfaatat 1.

1. MahMahasiasiswa meswa mengengetahtahui tujui tujuan peuan perawrawataatan lukan luka 2.

2. MahMahasiasiswa mswa mengengetahetahui peui peran aran asuhsuhan kan kepeeperawarawatan tan padpada pera perawatawatanan luka

(2)
(3)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

2.1 GAMBARAN UMUM LUKA 2.1 GAMBARAN UMUM LUKA A. KLASIFIKASI LUKA

A. KLASIFIKASI LUKA Luka adala

Luka adalah h rusakrusaknya struknya struktur dan fungtur dan fungsi anatomisi anatomis normal akibas normal akibatt  proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai  proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai

org

organ an terttertententu. u. Ada Ada bebbeberaperapa a cara cara menmenententukaukan n klaklasifsifikaikasi si lukluka. a. SysSystemtem kl

klasasififikikasasi i luluka ka memembmbererikikan an gagambmbararan an tetentntanang g ststatatus us inintrtregegititas as kukulilit,t,   pe

  penyenyebab bab lukluka, a, kepkeparaharahan an atau atau lualuasnysnya a cedcedera era ataatau u kerkerusausakan kan jarijaringangan,n, kebarsihan luka, atau gambaran kualitas luka, misalnya warna luka. Berbagai kebarsihan luka, atau gambaran kualitas luka, misalnya warna luka. Berbagai klasifikasi ini tumpang tindih. Misalnya, luka penetrasi akibat pisau disebut klasifikasi ini tumpang tindih. Misalnya, luka penetrasi akibat pisau disebut luk

luka a terterbukbuka, a, dan dan lukluka a konkontustusio io disdisebuebut t lukluka a terttertutuutup. p. AdaAdanya nya berberbagbagaiai klasifikasi luka memudahkan perawat memahami resiko yang berhubungan klasifikasi luka memudahkan perawat memahami resiko yang berhubungan de

dengngan an luluka ka dadan n imimplplikikasasi i kekepeperarawawatatannnnyaya. . MiMisasalnlnya ya luluka ka teterbrbukukaa me

meninimbmbululkakan n resresikiko o ininfekfeksi si yayang ng lelebibih h bebesasar r dadari ri papada da luluka ka tetertrtututupup,, sed

sedangangkan kan lukluka a abrabrasi asi hanhanya ya memmembutbutuhkuhkan an sedsedikiikit t balbalutautan n dibdibandandingingkankan dengan luka penetrasi yang dalam.

dengan luka penetrasi yang dalam. 1. Status Integritas Kulit

1. Status Integritas Kulit D

Deesskkrriippssii PPeennyyeebbaabb IImmpplliikkaassi i ppeennyyeemmbbuuhhaann Luka Terbuka

Luka Terbuka L

Luukka a mmeelliibbaattkkaann ro

robebekakan n papada da kukulilitt aattaau u mmeemmbbrraann mukosa

mukosa

T

Trraauumma a oolleeh h bbeennddaa tajam atau tumpul (insisi tajam atau tumpul (insisi  bedah, pungsi vena, luka  bedah, pungsi vena, luka

tembak) tembak)

R

Robobekekan an kukulilit t mmememu u--dahk

dahkan an masumasuknya knya mikro mikro--org

organianismesme. . TerTerjadjadi i kehkehi- i-la

langngan an dadararah h dadan n cacairiranan ttuubbuuh h mmeellaalluui i lluukkaa.. F

Fuunnggssi i bbaaggiiaan n ttuubbuuhh menurun

menurun Luka Tertutup

Luka Tertutup Lu

Luka ka tantanpa pa robrobekaekann  pada kulit

 pada kulit

B

Baaggiiaan n ttuubbuuh h yyaanngg terpukul oleh benda terpukul oleh benda tum-  pul;

  pul; terpelterpelintir, intir, keselekeseleo,o, day

daya a desdeseleelerasi ke rasi ke araharah L

Luukka a ddaappaat t mmeennjjaaddii   p

  predredisispoposisisi si seseseseororanangg unt

untuk uk menmengalgalami ami perperda- da-ra

(4)

tubuh (fraktur tulang, tubuh (fraktur tulang, ro- bekan pada organ dalam)  bekan pada organ dalam)

tu

tuuh uh yayang ng teterkrkenena a akakanan mengalami penurunan mengalami penurunan Luka Akut

Luka Akut L

Luukka a mmeennggaallaammii  proses

 proses   peny

  penyembuhembuhan, an, yangyang terjad

terjadi i akibaakibat t proseprosess   pe

  perbarbaikaikan n intintegregritasitas fu

fungngsi si dadan n ananatatomomii secara terus menerus, secara terus menerus, ses

sesuai uai dendengan gan tahtahapap d

daan n wwaakkttu u yyaanngg normal

normal

Tr

Trauaumma a akakibibat at bbenendada tajam

tajam

L

Luuka ka bbiaiasasanynya a mmududahah d

diibbeerrssiihhkkaan n ddaann diperbaiki

diperbaiki

Luka Kronik  Luka Kronik  L

Luukka a yyaanng g ggaaggaall m

meelleewwaatti i pprroosseess p

peerrbbaaiikkaan n uunnttuuk k  mengembalikan

mengembalikan integritas fungsi dan integritas fungsi dan aannaattoommi i sseessuuaaii d

denenggan an tatahhap ap ddanan waktu yang normal waktu yang normal

U

Ullkkuus s lluukka a aakkiibbaatt gesekan

gesekan

Terpa

Terpaparnyparnya a tubutubuh h terha- terha-dap tekanan, gesekan, dan dap tekanan, gesekan, dan sseekkrreessi i yyaanng g tteerruuss m

meenneerruus s aakkaan n mmeenng g--g

ganangggu gu pepenynyemembbuhuhanan lluukkaa. . TTaappi i lluukka a ddaappaatt men

mengalgalami ami neknekrotrotik ik dandan mengeluarkan drainase mengeluarkan drainase

2. Penyebab 2. Penyebab

D

Deesskkrriippssii PPeennyyeebbaabb IImmpplliikkaassi i ppeennyyeemmbbuuhhaann Disengaja

Disengaja L

Luukka a aakkiibbaat t tteerraappii IInnssiissi i bbeeddaahh, , ttuussuukkaann  jarum kebagian tubuh  jarum kebagian tubuh

Insis

Insisi i biasanbiasanya ya dilakdilakukanukan de

denngagan n tetekknnik ik asasepeptitik k  untuk meminimal

untuk meminimalkan kan pe- pe-lua

luang ng terterjadjadinyinya a infinfekseksi.i. Tep

Tepi i lukluka a biabiasansanya ya liclicinin dan bersih

dan bersih Ke

Kececelalakakaan an titidadak k  disengaja

(5)

L

Luuka ka yyanang g teterjrjadadii tanpa diharapkan tanpa diharapkan

Ci

Cidedera ra trtrauaumamatitik k (l(lukukaa akibat pisau, luka bakar) akibat pisau, luka bakar)

Luka terjadi pada kondisi Luka terjadi pada kondisi ya

yang ng titidadak k ststererilil. . TeTepipi lluukka a sseeririnng g kkaalli i ttiiddaak k   beraturan

 beraturan

3. Tingkat Keparahan 3. Tingkat Keparahan

Deskripsi

Deskripsi Penyebab Penyebab Implikasi penyembuhanImplikasi penyembuhan Permukaan

Permukaan L

Luukka a hhaannyya a m mee--ng

ngenenai ai laplapisisan an epepi- i-dermis

dermis

A

Akkibibat at gegesesekkan an papadada   perm

  permukaan ukaan kulit kulit (abras(abrasi,i, luka bakar tingkat I, luka luka bakar tingkat I, luka cukur)

cukur)

Ro

Robebekakan n memenininbnbululkakann resiko infeksi. Luka tidak  resiko infeksi. Luka tidak  me

mengngenenai ai jajariringngan an dadann o

orrggaan n ddi i bbaawwaahhnnyyaa.. Suplai darah lancar 

Suplai darah lancar  Penetrasi

Penetrasi Lu

Luka ka yayang ng memenynye- e-  babkan rusaknya   babkan rusaknya

la-p

piissaan n eeppiiddeerrmmiiss,, der

dermis mis dan dan jarijaringnganan aattaau u oorrggaan n yyaanngg lebih dalam

lebih dalam

B

Benendda a asasining g atatau au alalatat ya

yang ng mamasusuk k ke ke dadalalamm  jaringan tubuh; biasanya  jaringan tubuh; biasanya

ti

tiddak ak didissenengagaja ja (l(lukukaa tembak, luka tusuk)

tembak, luka tusuk)

Be

Beresresikiko o titingnggi gi memengnga- a-lami infeksi karena benda lami infeksi karena benda as

asining g teterkrkonontatammininasasi.i. Luka dapat menyebabkan Luka dapat menyebabkan   p

  pererdadararahahan n dadalalam m dadann lu

luarar; ; kkereruusasakakan n oorgrganan ya

yang ng memenynyebebababkakan n hi hi--la

lanngngnyya a fufunngsgsi i sesecacarara sementara dan permanen. sementara dan permanen. Perforasi

Perforasi L

Luukka a ppeenneettrraassii akibat adanya benda akibat adanya benda as

asining g yayang ng mamasusuk k  ked

kedalaalam m dan dan kelkeluar uar  dari organ dalam dari organ dalam

Re

Resisikko o titingngggi i ininfefekksisi.. Si

Sifat fat cicidedera ra bebergrganantutungng  pada organ yang perforasi  pada organ yang perforasi

(paru,

(paru, gangggangguan uan oksigoksigen,en,   p

  pemembubululuh h dadararah h bebesasar,r,   pe

  perdardarahrahan, an, konkontamtaminainasisi us

ususus, , rorongngga ga ababdodomemenn oleh feses)

oleh feses)

4. Kebersihan 4. Kebersihan

(6)

Deskripsi Penyebab Implikasi penyembuhan Luka bersih

Luka tidak mengan-dung organisme  patogen

Luka bedah tertutup yang tidak mengenai saluran GI, pernapasan, genital, saluran kemih yang tidak  terinfeksi atau rongga orofaring

Resiko terkena infeksi rendah

Terkontaminasi-bersih

Luka dalam kondisi aseptik tetapi meli- batkan rongga tubuh yang secara normal mengandung mikro-organisme

Luka bedah pada soluran gastrointestinal, perna-  pasan, genital, saluran

kemih atau rongga orofaring pada kondisi yang terkontrol

Lebih berisiko menga-lami infeksi dibanding luka bersih

Terkontaminasi Luka berada pada kondisi yang mung-kin mengandung mi-kroorganisme

Luka terbuka traumatik, kecelakaan; luka bedah tanpa teknik aseptik yang  baik 

Jaringan sering tidak  sehat dan menunjukkan tanda-tanda inflamasi. Berisiko tinggi menga-lami infeksi

Terinfeksi

Terdapat bakteri   pada luka, biasanya   berjumlah lebih dari 105 organisme/gram  jaringan

Setiap luka yang tidak  sembuh dan didalamnya terdapat pertumbuhan organisme, luka trauma-tik yang lama, dan insisi bedah ke arah yang terinfeksi (contoh ruptur  usus)

Luka tampak tanda infeksi (inflamasi, drai-nase purulen, kulit lepas)

Terionisasi

Luka mengandung mikroorganisme

Luka kronik (ulkus statis vaskular, ulkus / luka

Penyembuhan luka lam-  bat, dan berisiko tinggi

(7)

(biasanya multipel) tekan) mengalami infeksi.

5. Kualitas Deskripsi

Deskripsi Penyebab Implikasi penyembuhan

Laserasi

Jaringan tubuh robek  dengan sisi yang tidak beraturan

Cidera traumatik yang   berat (luka akibat pisau, kecelakaan kerja akibat mesin, jaringan tubuh yang terpotong oleh  pecahan gelas

Luka biasanya akibat   benda yang

terkonta-minasi. Kedalaman luka menentukan komplikasi lain

Abrasi

Luka permukaan meliputi luka poto-ngan atau lecet

Luka akibat jatih (pada lutut atau siku); luka juga terjadi akibat prosedur  tindakan dermatologi untuk membuang  jaringan parut

Luka terasa nyeri karena mengenai saraf di  permukaan; tidak menge-nai jaringan yang lebih dalam. Resiko infeksi timbul akibat terpapar  dengan permukaan yang terkontaminasi.

Kontusio

Luka tertutup karena pukulan benda tumpul; kontusio atau memar yang di tandai dengan  pembengkakan,

  perubahan warna kulit, dan nyeri

Perdarahan jaringan di  bawahnya akibat pukulan  benda tumpul tubuh

Luka menjadi lebih parah   jika organ dalam

menga-lami kontusio. Luka dapat menyebabkan hilangnya fungsi bagian tubuh se-cara teporer. Perdarahan lokal dalam jaringan da-  pat menimbulkan

hema-toma (pengumpulan darah)

B. FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA

(8)

fase 1 . respon inflamasi akut terhadap

cidera

Hemostasis: vasokontriksi sementara dari pembuluh darah yang rusak terjadi pada saat sumbatan trombosit dibentuk  dan diperkuat juga oleh serabut fibrin untuk membuntuk serabut  bekuan.

Respon jaringan yang rusak: jaringan yang rusak dan sel mast melepaskan histamin dan mediator lain, sehingga menyebabkan vasodilatasi dan  pembuluh darah sekeliling yang masih utuh serta meningkatnya   penyediaan darah ke daerah

tersebutsehingga menjadi merah dan hangat. Permeabilitas kapiler-kapiler darah mening-katkan cairan yang kay akan   protein mengalir ke dalam

spesium intersitial, menye-babkan edema lokal dan mungkin hilangnya fungsi di atas sendi tersebut. Leukosit   polimorfonukleat dan makrofag mengadakan migrasi keluar dari kapiler dan masuk ke dalam daerah yang rusak sebagai reaksi terhadap agent kemotaktik yang di pacu oleh

0-3 hari Fase ini merupakan bagian yang esensial dari proses   penyembuhan dan tidak 

ada upaya yang dapat menghentikan proses ini, kecuali jika proses ini terjadi pada kompartemen tertutup di mana struktur-struktur penting mungkin tertekan (mis,luka bakar 

pada leher). Meski demikian, jika hal tersebut di perpanjang oleh adanya   jaringan yang mengalami

divitalisasi secara terus menerus, adanya benda asing, pengelupasan  jaringan yang luas, trauma kambuhan, atau oleh   penggunaan yang tidak    bijaksana preparat topikal

untuk luka, seperti antiseptik, antibiotik, atau krim asam, sehingga   penyembuhan diperlambat

dan kekuatan regang luka menjadi tetap rendah. Sejumlah besar sel tertarik  ke tempat tersebut untuk   bersaing mendapatkan gizi

yang tersedia. Inflamasi yang terlalu banyak dapat

(9)

aaddaannyya a cceeddeerraa mmeennyyeebbaabbkkaan n ggrraannuullaassii yang berlebihan pada fase yang berlebihan pada fase III dan dapat menyebabkan III dan dapat menyebabkan   ja

  jarinringan gan parparut ut hpehpertrortrofikfik.. Ket

Ketidaidaknyknyamaamanan nan karkarenaena edema dan denyutan pada edema dan denyutan pada tem

tempat pat lukluka a jugjuga a menmenjadjadii  berkepanjangan.

 berkepanjangan. 2.

2. Fase Destruktif Fase Destruktif  Pe

Pemmbebersrsihihan an teterhrhadadapap jjaarriinnggaan n mmaatti i aattaau u yyaanngg me

mengngalalamami i dedevivitatakikisasasi si dadann b

baakkttereri i oolleeh h ppoolliimmoorf rf ddanan makro

makrofag. Plimorf fag. Plimorf menelmenelan an dandan menghancurkan bakteri. Tingkat menghancurkan bakteri. Tingkat akt

aktifiifitas tas polpolimoimorf rf yanyang g tintinggiggi h

hiidduuppnnyyaassiinnggkkat at ssaajja a ddaann   p

  penenyeyembmbuhuha a dadapapat t berjberjalalanan te

terurus s tatanpnpa a kkebebereradadaaaan n sselel tteersrsebebuut. t. MMeesskki i ddeemmiikkiiaann   p

  penenyeyembmbuhuhan an beberhrhenenti ti bibilala ma

makrkrofofag ag memengngalalamami i dedeak ak--ti

tivavasisi. . SeSel-l-sesel l tstsb b tdtdak ak hahanynyaa mampu menghancurkan bakteri mampu menghancurkan bakteri da

dan n memengngeleluauarkrkan an jajariringnganan ya

yang ng memengngalalami ami dedevivitatalilisasasisi se

sertrta a fifibrbrin in yayang ng beberlrlebebihihanan,, tetapi juga mampu merangsang tetapi juga mampu merangsang   p

  pemembebentntukukan an fifibrbrososisis, , yayangng me

melalakukukakan n sisintntesesa a ststruruktktur ur  p

prrootteeiin n kkoollaaggeen n ddaann me

mengnghahasisilklkan an sesebubuah ah fafaktktor or  y

yaanng g ddaappaat t mmeerraammggssaanngg 1

1--6 6 hhaarrii PPoolliimmoorrf f ddaan n mmaakkrrooffaagg mud

mudah ah di di penpengargaruhi uhi oleolehh turunnya suhu pada tempat turunnya suhu pada tempat lu

lukaka. . SeSebabagagaimiman an yayangng d

dapapat at teterjrjadadi i bibilalammananaa sebuah luka yang basah di sebuah luka yang basah di  biarkan tetap terbuka, pada  biarkan tetap terbuka, pada saat aktivitas mereka dapat saat aktivitas mereka dapat turun sampai nol. Aktivitas turun sampai nol. Aktivitas m

meerreekka a jjuugga a ddaappaat t ddii hambat oleh agents kimia, hambat oleh agents kimia, h

hiippookkssiiaa, , ddaan n uuggaa p

peerrlluuaassaan n lliimmbbaahh m

meettaabboolliik k yyaanng g ddii sebabkan karena buruknya sebabkan karena buruknya  perfusi jaringan.

(10)

angiogenesis (fase III) angiogenesis (fase III) 3. Fase Proliferatif  3. Fase Proliferatif 

Fi

Fibbrorobblalas s mmeleletetakakkakann ssuubabansnsi i dadasasar r ddan an seserarabubut- t-serabu

serabut t kolagkolagen en serta pembuluhserta pembuluh darah baru mulai menginfiltrasi darah baru mulai menginfiltrasi luka. Begitu kolagen diletakkan, luka. Begitu kolagen diletakkan, ma

maka ka teterjarjadi di pepeniningngkakatatayayangng ce

cepapat t papada da kekekukuatatan an reregagangng luka. Kapiler-kap

luka. Kapiler-kapiler iler di di bentubentuk k  ol

oleh eh tutunanas s enendodotetelilialal, , susuatatuu   p

  proroseses s yayang ng didisesebubut t anangigio- o-gen

genesiesis.bs.bekuekuan an fobfobrin rin yanyang g didi hasilkan pada fase I dikeluarkan hasilkan pada fase I dikeluarkan   b

  begegititu u kakapipileler r babaru ru memenynye- e-diakan enzim yang diperlukan. diakan enzim yang diperlukan. Ta

Tandnda-ta-tananda da ininflflamamasasi i mumulailai   b

  bererkukuranrang. g. JaJariringngan an yayang ng didi  bentuk dari gelung kapiler baru,  bentuk dari gelung kapiler baru,

ya

yang ng memenonopapang ng kokolalagegen n dadann subtansi dasar, disebut jaringan subtansi dasar, disebut jaringan g

grraannuullaassi i kkaarreenna a ppeennaam m--p

paakkaannnnyya a yyaanng g ggrraannuulleerr,, earnanya merah terang.

earnanya merah terang.

3

3--224 4 hhaarrii GGuulluunng g kkaappiilleer r bbaarruu   juml

  jumlahnyahnya a sangasangat t banybanyak ak  d

dan an rarappuh uh sesertrta a mmududahah sseekkaalli i rruussaak k kkaarreennaa   p

  penenanangagananan n yayang ng kakasasar,r, mis, menarik balutan yang mis, menarik balutan yang m

meelleekkaatt. . VViittaammiin n CC   p

  penentitinng g ununtutuk k sisinntetesisiss kolagen. Tanpa vitamin C, kolagen. Tanpa vitamin C, sinte

sintesis sis kolagkolagen en berhenberhenti,ti, ka

kapipileler r dadararah h babaru ru rurusasak k  d

dan an mmenenggalalamami i ppererdda- a-rahan, serta penyembuhan rahan, serta penyembuhan lluukka a tteerrhheennttii. . FFaakkttoor r  si

siststememik ik lalain in yayang ng dadapapatt me

mempmperlerlamambat bat pepenynyem em--  b

  buhuhan an papada da ststadadiuium m ininii ter

termasmasuk uk defdefisiisiensensi i besbesi,i, hi

hipopoprprototeieinnnnememia, ia, sesertrtaa hipo

hipoksia. ksia. Fase Fase prolifproliferatif eratif  te

terurus s beberlrlanangsgsunung g sesecaacaa lleebbiih h llaammbbaat t sseeiirriinngg  bertambahnya usia.

 bertambahnya usia. 4. Fase Maturasi

4. Fase Maturasi Epite

Epitelisaslisasi, i, kontkontraksi, raksi, dandan rerganisasi jaringan ikat: dalam rerganisasi jaringan ikat: dalam se

setitiap ap cecededera ra yayang ng memengngakaki- i-  b

  batatkkan an hihilalangngnnya ya kkuulilit, t, sselel epithel pada pada pinggir luka epithel pada pada pinggir luka dan dari sisa-sisa folikel rambut, dan dari sisa-sisa folikel rambut, se

sertrta a glglanandudula la sesebbasasea ea dadann gland

glandula ula sudosudorifera, rifera, membemembelahlah

24-365 24-365 hari hari

Luka masih sangat rentan Luka masih sangat rentan ter

terhadhadap ap tratrauma uma mekmekanianiss ((hhananyya a 5500% % kkeekkuuaattaann regan

regangan normal gan normal dari kulitdari kulit di peroleh kembali dalam di peroleh kembali dalam ttiigga a bbuullaan n ppeerrttaammaa)).. Ep

Epitelitelisaisasi si terterjadjadi i samsampaipai ti

tigga a kkalali i lelebbih ih ceceppat at ddii lin

(11)

da

dan n mumulalai i bebermrmigigrarasi si di di atatasas   ja

  jarinringan gan gragranulnula a barbaru. u. KarKarenaena   ja

  jarinringan gan terstersebuebut t hanhanya ya dapdapatat   be

  bergergerak rak di di ataatas s jarjaringingan an yanyangg h

hiidduupp, , mmaakka a mmeerreekka a llewewatat dibawah eskar atau dermisyang dibawah eskar atau dermisyang me

mengngererining. g. ApApababilila a jarjariningagann tersebut bertemu dengan sel-sel tersebut bertemu dengan sel-sel eeppiitthheel l llaaiin n yyaanng g jjuuggaa m

meennggaallaammi i mmiiggrraassii, , mmaakkaa mitosis berhenti, akibat inhibisi mitosis berhenti, akibat inhibisi k

koonnttaakk. . KKoonnttrraakkssi i lluukka a ddii seb

sebabkabkan an karkarena ena miomiofibfibobloblasas ko

kontntraraktktil il yyanang g mmemembbanantutu me

mennyayatutukkan an tetepipi-t-tepepi i lulukaka.. T

Tererddapapaat t ssuuaattu u ppeennuurruunnaann   p

  prorogrgresesif if dadalalam m vavaskskululariaritatass   j

  jariaringngan an paparurut, t, yayang ng beberurubabahh   p

  penenamampipilalannnynya a ddarari i mmererahah k

keehhiittamamaan n mmeennjjaaddi i ppuuttiihh.. S

Seerraabbuutt--sseerraabbuut t kkoollaaggeenn men

mengadgadakaakan n reoreorgarganisnisasi asi dandan kekuatan regangan luka.

kekuatan regangan luka.

(di bawah bulatan oklusif  (di bawah bulatan oklusif  aattaau u bbuulalattaan n sseemmiippeer- r-m

meeaabbeell) ) ddaarri i ppaaddaa lin

lingkugkungngan an yanyang g kerkeringing.. Ko

Kontntraraksksi i luluka ka bibiasasananyaya me

merurupapakakan n susuatatu u fefeno no--m

meenna a yyaanng g ssaannggaatt me

membmbanantutu, , yayaknkni i memenu nu--runk

runkan an daerah daerah permupermukaankaan lu

luka ka dadan n memeniningnggagalklkanan  jaringan parut yang relatif   jaringan parut yang relatif 

k

kececilil, , tetetatappi i kkonontrtrakaksisi   b

  bererlalanjnjut ut dedengngan an bubururuk k  p

paadda a ddaaeerarah h tteerrtteennttuu,, se

sepepertrti i di di atatas as titibibia, a, dadann d

daappaat t mmeennyyeebbaabbkkaann dis

distortorsi si penpenampampilailan n padpadaa ce

cedderera a wawajajahh. . KaKadadanng,g, jjaarriinnggaan n fifibbrorossa a ppaaddaa d

derermmis is memennjajaddi i ssananggatat hiper

hipertrofi, trofi, kemerakemerahan han dandan menonjol, yang pada kasus menonjol, yang pada kasus ek

ekststririm m mmenenyyebebababkkanan  jarin

 jaringan parut gan parut keloikeloid d tidak tidak  sedap di pandang.

sedap di pandang.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA : C. FAKTOR-FAKTOR PENYEMBUHAN LUKA :

Nutrisi Nutrisi

Penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang tepat. Penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang tepat. Pro

Proses ses fisfisioliologi ogi penpenyemyembuhbuhan an lukluka a berbergangantuntung g padpada a terstersediedianyanya a proproteitein,n, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan

vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral renik zink mineral renik zink  dan dan tembatembaga.ga. Kol

Kolageagen n adaadalah lah proproteitein n yanyang g terterbenbentuk tuk dardari i asaasam m amiamino no yanyang g dipdiperoerolehleh fibroblast dari protein yang dimakan. Vitamin

(12)

kolagen. Vitamin A dapat mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan kolagen. Vitamin A dapat mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka.

luka. Elemen renik zink  Elemen renik zink diperlukan untuk pembentukan epitel, sintesis kolagendiperlukan untuk pembentukan epitel, sintesis kolagen (zink) dan menyatukan serat-serat kolagen (tembaga). Terapi nutrisi sangat (zink) dan menyatukan serat-serat kolagen (tembaga). Terapi nutrisi sangat  penting untuk klien yang lemah akibat penyakit. Klien yang telah menjalani  penting untuk klien yang lemah akibat penyakit. Klien yang telah menjalani operasi dan diberikan nutrisi yang baik masih tetap membutuhkan sedikitnya operasi dan diberikan nutrisi yang baik masih tetap membutuhkan sedikitnya 150

1500 0 KkaKkal/hl/hariari. . PemPemberberian ian makmakan an altalternernativative e sepseperti erti melmelalualui i ententeral eral dandan  parenteral dilakukan pada klien yang tidak mampu mempertahankan asupan  parenteral dilakukan pada klien yang tidak mampu mempertahankan asupan

makanan secara normal. makanan secara normal.

Penuaan Penuaan

Wal

Walaupaupun un tahtahap ap penpenyemyembuhbuhan an padpada a kliklien en lanlansia sia terterjadjadi i secsecaraara lambat, aspek fisiologi penyembuhan luka tidak berbeda dengan klien yang lambat, aspek fisiologi penyembuhan luka tidak berbeda dengan klien yang   b

  bererususia ia mumudada. . MasMasalaalah h yayang ng teterjrjadadi i seselalama ma prprososes es pepenynyemembubuhahan n susulilitt di

ditetentntukukan an pepenynyebebababnynya, a, kakarerena na prprososes es pepenunuaaaan n atatau au kakarerena na pepenynyebebabab lai

lainnynnya, a, sepseperterti i nutnutrisrisi, i, linlingkugkungangan n , , ataatau u resprespon on indindiviividu du terhterhadaadap p strstres.es. Sebelum pembedahan, perawat perlu mengkaji adanya factor yang mungkin Sebelum pembedahan, perawat perlu mengkaji adanya factor yang mungkin mempengaruhi atau mengganggu proses penyembuhan luka pada klien lansia. mempengaruhi atau mengganggu proses penyembuhan luka pada klien lansia.

D. KOMPLIKASI LUKA D. KOMPLIKASI LUKA

1. Hemoragi 1. Hemoragi Pe

Perdrdaraarahahan n dadari ri dadaeraerah h luluka ka yayang ng teterjrjadadi i seselalama ma dadan n seseteltelahah trauma. Tak jarang juga terjadi hematoma atau pengumpulan darah di bawah trauma. Tak jarang juga terjadi hematoma atau pengumpulan darah di bawah  jaringan yang terlihat seperti bengkak atau massa berwarna kebiruan. Jika  jaringan yang terlihat seperti bengkak atau massa berwarna kebiruan. Jika

hem

hematoatoma ma terjterjadi adi di di dekdekat at artarteri eri atau atau venvena a besbesar ar akaakan n menmengakgakibatibatkankan tekanan yang menghambat aliran darah.

tekanan yang menghambat aliran darah. 2. Infeksi

2. Infeksi

Adany

Adanya a drainadrainase se purulpurulen en pada luka pada luka yang mana yang mana resikresiko o terbesterbesarnyaarnya adalah jika luka mengandung jaringan mati atau nekrotik, terdapat benda adalah jika luka mengandung jaringan mati atau nekrotik, terdapat benda asing dan suplai darah serta pertahanan jaringan yang menurun.

asing dan suplai darah serta pertahanan jaringan yang menurun. 3. Dehisens

(13)

Terpisahnya lapisan kulit dan jaringan secara parsial sebelum terjadi pembentukan kolagen.

4. Eviserasi

Terpisahnya lapisan kulit dan jaringan secara total sehingga organ visceralnya keluar.

5. Fistula

Saluran abnormal yang berada di antara dua organ atau di antara organ dan bagian luar tubuh

2.2BANDAGE (PERBAN) DAN BINDERS (KORSET)

a. Tujuan menggunakan perban dan korset:

1. Menciptakan tekanan ke arah bagian tubuh

Misalnya perban elastik yang dipasang di atas tempat pungsi arteri 2. Mencegah pergerakan bagian tubuh

Misal, perban elastik yang dipasang di sekeliling pergelangan kaki yang terkilir 

3. Menyangga luka

Misal, korset abdomen yang dipasang di atas insisi abdomen dan balutan yang besar 

4. Mengurangi atau mencegah edema

Misal, BH yang menyangga dengan baik untuk meminimalkan ketidaknyaman payudara setelah melahirkan

5. Mengamankan bidai

Misal, perban dililit ke sekeliling bidai lengan untuk memperbaiki deformitas

6. Mengamankan balutan

Misal, pita elastik yang dililitkan pada balutan di kaki setelah tindakan  pemotongan vena

(14)

Perban tersedia dalam bentuk gulungan dengan berbagai lebar dan  bahan antara lain kasa yang berjenis ringan dan murah, dapat disesuaikan  bentuk tubuh dan memudahkan sirkulasi udara untuk mengurangi maserasi  pada kulit; rajutan elastik dan pita elastik yang selain dapat disesuaikan tubuh juga memberikan tekanan kepada bagian tubuh; flannel dan kain muslin lebih tebal dari kasa sehingga lebih kuat menyangga atau memberi tekanan balutan dan memberikan rasa hangat.

Korset adalah perban yang terbuat dari bahan elastik, katun, muslin atau flannel yang besar dan berukuran pas untuk bagian tubuh tertentu, misalnya korset payudara, korset T dan korset abdomen.

c. Prinsip pemasangan perban dan korset

Pemasangan perban dan korset yang benar tidak akan menyebabkan cedera pada jaringan yang ada di bawahnya dan bagian tubuh yang ada di sekitarnya atau menyebabkan rasa tidak nyaman bagi klien misalnya pada pemakaian korset dada atau chest binder yang mana  bila pemakaiannya terlalu ketat dapat membatasi ekspansi dinding dada. Perawat bertanggung jawab terhadap pemasangan perban atau korset pada klien yang membutuhkan pemasangan alat tersebut diantaranya:

1. menginspeksi adanya abrasi, edema, perubahan warna pada kulit atau terbukanya tepi luka

2. menutup luka atau abrasi yang terbuka dengan balutan steril

3. mengkaji kondisi balutan yang ada di bawah perban dan menggantinya jika kotor 

4. mengkaji di bagian bawah tubuh dan bagian distal dari tempat   perban untuk melihat adanya tanda-tanda perubahan sirkulasi

(dingin, pucat atau sianosis, nadi berkurang atau tidak ada,  bengkak, mati rasa atau kesemutan) untuk membandingkan adanya  perubahan sirkulasi setelah pemasangan perban

Setelah perban terpasang perawat melakukan pengkajian, dokumentasi dan melaporkan perubahan sirkulasi, integritas kulit, tingkat kenyamanan dan fungsi tubuh seperti ventilasi atau pergerakan, serta

(15)

membenahi perban atau korset yang dinilai mengganggu kenyamanan klien dan menggantinya jika kotor karena dapat mejadi tempat munculnya mikroorganisme.

d. Jenis pemasangan perban

JENIS DESKRIPSI TUJUAN ATAU MANFAAT

Melingkar Perban dililitkan di atas lilitan sebelumnya sam- pai ujung terakhir perban

Menahan perban pada lilitan   pertama dan terakhir; menutupi   bagian tubuh yang kecil (jari

tangan, jari kaki) Spiral Lilitkan perban ke arah

atas bagian tubuh melin-tasi setengah atau dua  pertiga lebar lilitan per- ban sebelumnya

Menutupi bgian tubuh yang  berbentuk silinder seperti perge-langan tangan atau lengan bagian atas

Spiral terbalik 

Balikkan lilitan perban   pada pertengahan setiap

lilitan yang dibuat

Menutupi bgian tubuh yang  berbentuk kerucut seperti lengan  bawah, paha, atau betis; berguna   bila menggunakan perban yang

tidak elastis seperti perban kasa atau flannel

Bentuk  delapan

Lilitkan perban secara miring pada lilitan sebe-lumnya ke arah atas dan   bawah dari bagian yang

akan diperban; setiap lilitan melintasi lilitan sebelumnya untuk mem- buat bentuk delapan

Menutupi sendi; bentuk yang pas memberikan dampak immobi-lisasi yang baik 

Rekuren Pertama ikatkan perban dengan lilitan sirkular    pada ujung proksimal   bagian tubuh sebanyak 

dua kali; buat setengah

Menutupi bagian tubuh yang tidak rata seperti kepala atau  bagian yang diamputasi

(16)

lilitan tegak lurus dengan tepi perban; perban dililitkan pada ujung distal bagian tubuh yang akan ditutupi oleh setiap lilitan dengan setiap lilitan dilipat ke arah  belakang

e. Prosedur Pemasangan perban elastis

NO LANGKAH RASIONAL

1. Inspeksi adanya gangguan integritas kulit yang ditandai dengan abrasi, perubahan warna, luka atau edema (lihat dengan teliti daerah penonjolan tulang)

Gangguan integritas kulit men-  jadi kontraindikasi penggunaan  perban elastis

2. Observasi sirkulasi dengan mengukur suhu permukaan, warna kulit dan sensasi bagian tubuh yang akan dibalut

Perbandingan area sebelum dan sesudah pemasangan perban   perlu dilakukan untuk

memas-tikan berlanjutnya sirkulasi yang adekuat. Perubaha sirkulasi akan menyebabkan rasa dingin saat disentuh jika dibandingkan dengan bagian tubuh yang  berlawanan, sianosis atau warna

kulit yang pucat, denyut nadi  berkurang atau tidak ada, edema atau genangan lokal dan mati rasa atau kesemutan

3. Kaji ulang jika ada program khusus dalam catatan medis yang  berhubungan dengan pemasangan   perban elastis. Perhatikan area

Permintaan yang spesifik dapat mengarah pada prosedur yang dapat digunakan, termasuk  faktor-faktor seperti luasnya

(17)

yang akan dipasang perban, jenis   perban yang dibutuhkan,

fre-kuensi penggantiannya dan res- pon sebelumnya terhadap terapi

  pemasangan perban (misal: jari kaki sampai lutut, jari kaki sampai selangkangan) dan durasi tindakan

4. Setiap peralatan dan perleng-kapan yang dibutuhkan (tentukan apakah perban yang ada akan digunakan kembali atau diganti)

a.lebar dan nomor perban benar  (perban elastis tersedia dalam ukuran 7,5 cm, 10 cm dan 15 cm yang sering digunakan serta ukuran 20 cm, 135 cm dan 270 cm)

b. peniti

 pengaman, plester 

Perban lebih lebar makin banyak  digunakan karena ukuran tubuh yang makin besar (misal: 7,5 cm, 10 cm, dan 15 cm dapat digunakan untuk paha, betis dan kaki)

Memfiksasi perban tepat pada tempatnya

5. Jelaskan prosedur. Dukung   pengajaran pada klien bahwa

tekanan lembut dan ringan yang diberikan bertujuan untuk  meningkatkan sirkulasi vena, mencegah terbentuknya bekuan darah, menurunkan / mencegah terbentuknya bengkak, mencegah gerakan lengan, memfiksasi   balutan operasi dan memberi

tekanan

Meningkatkan kerja sama dan menurunkan ansietas. Mening-katkan pengetahuan tentang per-lunya perban elastis

6. Cuci tangan Mengurangi penyebaran infeksi 7. Tutup pintu kamar atau korden.

Bantu klien untuk mendapatkan   posisi yang nyaman dan benar 

secara anatomik 

Mempertahankan rasa nyaman dan harga diri. Mempertahankan

postur tubuh. Mencegah deformitas muskuloskeletal

(18)

dengan tangan yang dominan dan gunakan tangan lainnya untuk  memegang permulaan perban

pada bagian distal tubuh. Teruslah memindahkan gulungan ke tangan yang dominan sampai  perban terpasang

 perban yang konsisten dan tepat

9. Pasang perban dari bagian distal ke arah proksimal dengan menggunakan berbagai variasi   pemasangan untuk menutup

sesuai dengan bentuk tubuh

Perban dapat digunakan karena dapat menyesuaikan bentuk  tubuh dan meningkatkan aliran darah ke vena

10. Buka gulungan perban dan regangkan sedikit. Lilitkan  perban di atas lilitan sebelumnya

Mempertahankan tegangan per-  ban, mencegah tegangan perban yang berbeda dan kerusakan sirkulasi

11. Fiksasi perban pertama sebelum memasang gulungan perban tambahan

Mencegah ujung perban pertama lepas atau berkerut

12. Cuci tangan Mengurangi penyebaran mikro-organisme

13. Evaluasi sirkulasi bagian distal,   bila pemasangan perban telah

selesai dan lakukan minimal 2 kali selama periode 8 jam (catat warna, kehangatan, nadi dan mati rasa)

Hambatan sirkulasi yang dideteksi dini menjamin status kesehatan neuromuskular 

14. Catat pemasangan perban dan respon klien dalan catatan keperawatan

Mendokumentasikan prosedur  dan memastikan pemberian asuhan keperawatan yang berke-sinambungan

(19)

Ada beberapa jenis korset yang digunakan, tetapi yang umum digunakan adalah korset payudara yang mana untuk menyangga payudara setelah operasi payudara dan menekan payudara untuk mengurangi   pengeluaran ASI pada ibu yang telah melahirkan. Korset abdomen

digunakan menyangga insisi abdomen yang besar, rentan terhadap tegangan atau tekanan pada saat klien bergerak atau batuk. Sedangkan korset T untuk menyangga balutan pada rektum atau perineum dengan sabuk korset terpasang pasang di pinggang pasien dengan tali melewati diantara kaki klien dari belakang ke depan dan dipasang pada sabuk   bagian depan. Korset T tunggal untuk wanita dan korset T ganda untuk   pria

Prosedur pemasangan korset abdomen atau korset T

NO LANGKAH RASIONAL

1. Observasi klien yang membutuhkan penyangga toraks atau abdomen

Pengkajian dasar menentukan klien untuk bernapas dan batuk. Kerusakan ventilasi paru-paru dapat mengakibatkan atelektasis alveolus dan oksigenasi arterial menjadi tidak adekuat

2. Inspeksi adnya gangguan integritas kulit yang bersifat aktual atau potensial. Observasi adanya iritasi, abrasi; adanya permukaan kulit yang bergesekan; adanya respon alergi terhadap plester yang digunakan untuk memfiksasi  balutan

Gangguan integritas kulit akan bertambah buruk dengan   pemasangan korset. Korset

dapat menyebabkan tekanan dan ekskoriasis

3. Kaji ulang catatan medis jika dibutuhkan program pemasangan korset tertentu dengan alasan  pemasangannya

Pemasangan korset penyangga dapat dilakukan berdasarkan   penilaian keperawatan. Pada   beberapa situasi, diperlukan

masukan dari dokter 

(20)

ukuran klien dan korset yang tepat untuk klien 5. Siapkan peralatan dan

perleng-kapan yang dibutuhkan: a. Korset abdomen

1.ukuran korset kain atau korset elastik yang tepat

2.peniti yang aman (kecuali bila ada perekat velcro)

 b. Korset T

1. ukuran korset yang tepat

2.peniti pengaman: 2 buah untuk korset T-tunggal dan 3  buah untuk korset T-ganda

Korset harus cukup lebar untuk  mengelilingi abdomen dan

bertumpang tindih untuk  memfiksasi penutupan perban oleh korset

Peniti pertama memfiksasi korset pada pinggang secara horisontal, peniti kedua untuk  memfiksasi masing-masing tali, letakkan peniti melalui semua   bagian korset yang tebal dari

horisontal 6. Jelaskan prosedur pada klien dan

tutup gordenatau pintu kamar 

Menjaga keprivasian dan kenya-manan klien serta meningkatkan  pemahaman klien

7. Cuci tangan Mempertahankan aseptik medis

dan pengontrolan infeksi 8. a. Pasang korset abdomen:

1.atur posisi terlentang untuk  klien dengan kepala agak  tinggi da lutut agak fleksi

2.lipat sisi terjauh korset menerupai kipas ke arah tengah korset

3.intsruksikan dan bantu klien   berguling menjauhi anda ke

arah penghalang tempat tidur  sambil menyangga insisi

Meminimalkan ketegangan otot  pada organ-organ abdomen

Mengurangi waktu klien berada  pada posisi yang tidak nyaman

Mengurangi nyeri dan rasa tidak  nyaman

(21)

abdomen dan balutannya dengan tangan

4.letakkan ujung korset yang telah dilipat menyerupai kipas di bawah klien

5.Instruksikan dan bantu klien berguling ke atas ujung korsetyang terlipat

6.buka lipatan korset dan regangkan ujung-ujungnya dengan lembut pada sisi terjauh tempat tidur (korset harus terbentang tepat di atas simphibis pubis sampai ke tepi iga)

7.instruksikan klien untuk    berguling kembali ke posisi

terlentang

8.atur korset sehingga klien dalam posisi terlentang berada di tengah korset dengan sim-  phibis pubis sebagai batas   bawah dan tepi iga sebagai  batas atas

9.korset lurus: tarik ujung distal korset ke arah tengah abdo-men klien. Sambil memper-tahankan tekanan pada ujung tersebut, tarik ujung yang   berlawanan ke arah tengah

dan kaitkan dengan perekat velcro atau peniti pengaman

Memungkinkan pemasangan dan pengaturan posisi korset ke   bagian tengah dengan

memi-nimalkan rasa tidak nyaman

Mempertahankan integritas kulit dan rasa tidak nyaman

Membantu ekspansi paru dan menyangga luka dengan ade-kuat pada saat korset terpasang Korset menyangga bagian tengah struktur abdomen

Memungkinkan menyangga luka secara berkelanjutan dan memberikan kenyamanan

(22)

10.kaji kemampuan klien untuk  mengambil nafas dalam dan  batuk secara efektif 

11.tanyakan tingkat kenyama-nan klien

12.sesuaikan letak korset bila  perlu

 b. Pasang korset T:

1.bantu klien ke posisi dorsal recumbent

2.minta klien menaikkan ping-gulnya dan letakkan bandana horisontal di sekitar pinggang (atau di atas crista illiaca) dengan tali vertikal melewati  bokong klien. Tarik tali terse- but ke arah depan dan kaitkan

dengan peniti pengaman 3. pemasangan korset lengkap: a. korset T-tunggal: tarik sisa

tali vertikal ke atas balutan   perineum dan terus ke atas

dan kemudian selipkan ke  bawah bagian tengah bandana horisontal. Tarik ujung tali tersebut ke bandana pinggang dan fiksasi bagian-bagian yang tebal dengan peniti  pengaman

 b. korset T-ganda: tarik sisa tali vertikal ke atas balutan peri-neum atau suprapubik dan

Menentukan kondisi ventilasi dan membersihkan jalan nafas dari sekret pulmonal

Rasa tidak nyaman yang   berlebihan dapat menghambat

ekspirasi

Meminimalkan ketegangan otot  pada organ perineum dan mem-fiksasi korset ke sekeliling klien

Korset T-tunggal dan T-ganda menyangga otot dan organ  perineal

(23)

masing-masing tali menyang-ga satu sisi skrotum dan terus ke arah sisi penis. Terus tarik  ujung tali vertikal dan selip-kan ke belaselip-kang bandana hori-sontal kemudian tarik tali ter-sebut ke bawah bagian tengah   bandana horisontal. Fiksasi  bagian yang tebal dengan

pe-niti pengaman

4.kaji tingkat rasa nyaman klien saat posisi berbaring, duduk  dan berdiri.atur peniti bagian depan bila perlu. Naikkan   bantalan bila ada area yang   bergesekan dengan jaringan

sekitarnya

5.instruksikan klien untuk  melepaskan korset sebelum defekasi atau berkemih dan memasangnya kembali jika telah selesai

Menentukan efektivitas korset untuk mempertahankan balutan dan menyangga struktur   perineum

Kebersihan korset akan mengu-rangi resiko infeksi

9. Cuci tangan Mencegah infeksi silang

10. Observasi integritas kulit, sirkulasi, dan karakteristik luka   pada tempat terpasang korset.

Catat tingkat kenyamanan klien

Menetukan bahwa korset tidak  menyebabkan iritasi kulit atau organ yang ada di bawahnya. Korset tidak boleh menghambat   pernapasan atau meningkatkan

ketidaknyamanan 11. Dokumentasikan pemasangan

kor-set, kondisi kulit dan sirkulasi, integritas balutan dan tingkat kenyamanan klien

Mendokumentasikan prosedur. Data dasar memastikan pembe-rian asuhan keperawatan yang  berkesinambungan

(24)

g. Sling

Sling digunakan untuk menyangga lengan yang mengalami keseleo otot atau fraktur sekaligus memfiksasi atau mengimobilisasi agar tidak  terjadi komplikasi yang memperparah penyakit. Sling yang diperjualbelikan berbentuk lengan panjang hingga siku dengan pengikat terpasang tepat disekitar leher. Pada perawatan rumah sling dapat diganti dengan mitela atau kain berbentuk segitiga. Selama pemasangan klien dapat duduk atau terlentang dengan tangan yang sakit ditekuk menyilang ke arah dada.

Ujung sling yang dibuka diletakkan di bawah lengan dan pada dada dengan bagian dasar segitiga berada pada pergelangan tangan dan ujung segitiga berada pada siku. Salah satu sling dipasang di belakang leher klien dan perawat menarik ujung lainnya ke atas melewati daerah yang sakit sambil menyangga ekstrimitasnya. Kemudian diikat kedua ujungnya yang berda di samping leher dengan asumsi simpul ikatan tidak  menekan vetebraservikalis. Bahan yang longgar pada siku dapat di fiksasi dengan peniti.

2.3 PERAWATAN LUKA TEKAN Persiapan alat dan bahan :

1. Beskom, air hangat, waslap, dan handuk 

2. Obat pembersih, obat topikal untuk luka terinfeksi dan nekrotik  3. Balutan steril

4. Plaster hipoalergenik atau kain balutan adhesif  5. Sarung tangan

6. Pasta protektif 

7. Alat-alat mengukur luka:

• Film transparan dan marker  • Penggaris metrik 

• Kamera untuk kondisi tertentu Prosedur perawatan luka tekan

(25)

no Tindakan Rasional 1. Tutup pintu atau korden Menjaga privasi klien 2. Atur posisi yang nyaman bagi klien

sehingga area dekubitus mudah di  jangkau dengan mudah

Area harus dapat di jangkau agar    perawat dapat membersihkan ulkus

dan daerah sekitarnya 3. Sediakan peralatan yang diperlukan

di samping tempat tidur. Buka set steril dan botol cairan topikal.

Perawat dapat menjangkau peralatan dengan mudah dan alt-alat yang tidak terkontimasi

4. Pindahkan tatau atur posisi alat tenunu dan baju. Jaga agar bagian tubuh lain teteap tertuutp.

Mencegah bagian tubuh lain agar  tidak mengenai ulkus dan kulit sekitarnya

5. Cuci tangan. Gunakan sarung tangan Mencegah kontaminasi Kaji dekubitus dan kulit sekitarnya

6. • Catat dan dokumentasikan warna dan keadaan kulit di sekitar ulkus.

• Ukur diameter dekubitus dengan penggaris atau film transparan.

• Ukur dalam keadaan ulkus dengan menggunakan lidi kapas steril ataupun alat lainyang memungkinkan  pengukuran kadalaman luka • Ukur kedalaman kulit yang

rusak kaibat nekrosis jaringan lateral. Gunakan lidi kapas dan perlahan-lahan periksa   bagian bawah kulit pada  bagian tepi bawah ulkus

Kondisi kulit dapat menunjukan kerusakan jaringan yang progresif 

Menjadi ukuran objektif pada luka. Dapat menentukan jenis balutan yang dipilih

Ukuran kadalaman menentukan tahapan ulkus. Skala kundin (panjang, lebar, kedalaman) untuk  menghitung volume luka.

Kerusakan dapat menunjukan  perkembangan nekrotik jaringan

7. Cuci perlahan-lahan kulit disekitar  ulkus dengan hangat.

Mengurangi jumlah bakteri yang ada

8. Bilas seluruh area dengan air 

(26)

kulit dengan kasa. menyebabkan maserasi pada lapisan kulit

10. Bersihkan ulkus dengan saline normal atau obat pembersih luka.

Gunakan alat irigasi yang menghasilkan tekanan natara 4-15  psiuntuk ulkus dalam.

Gunakan shower dengan kepala shower yang mempunyai gagang. Gunakan pengobatan whirlpool (pusaran air) untuk membantu membersihkan luka dan melakukan debridemen pada luka.

Menghilangkan debris pada luka dari benda yang dicerna. Jarum nomor 19 dan spuit 35 cc

Menghasilkan takanan 8 psi dan aman bila digunakan untuk  membersihkan dekubitus

11. Berikan obat-obatan topical sesuai resep dokter :

• Enzim

1. Oleskan sedikit salep enzim pada luka atau  balutan kain kasa

2. Ratakan obat dengan cara menggosok-gosokan secara cepat dengan menggunakan telapak  tangan

3. Oleskan salep secara tipis dan merata pad aarea yang nekrotik. Jangan oleskan enzim pada kulit sekitar ulkus.

4. Tutup dengan kasa kering dan tempel dengan  plester 

Lapisan tipis dapat menyarap[ dan bekerja lebih efektif, bila  berlebihan dapat mengiritasi kulit

Ikuti petunjuk pemakaian. Penggunaan tiap jenis enzim debrider berbeda beda.

Penyebaran yang tepat manjamin kerja obat secara efektif. Enzim dapat menyebabakan luka bakar,  parasthesia, dan dermatitis

Melindungi luka, menjaga kelembaban, mengurangi waktu  penyembuhan ulkus

(27)

• Butir-butir dekstranomer  Pegang botol berisi butir-  butir dektranomer kira-kira 2,5 cm

diatas tempat ulkus dan perlahan-lahan taburi 5mm lapisan diameter  luka.

Pasang balutan kasa diatas ulkus.

• Butir-butir/pasta hidrokoid Isilah seteengah bagian dari kedalaman luka dengan butiran/  pasta hidrokoloid.

Tutup dengan balutan hidrokoloid; lebihkan balutan hingga 1-1,5 inch dari tepi luka.

• Obat-obatan hidrogel

1. Tutup permukaan ulkus dengan hidrogel dengan menggunakan lidi kapas atau tangan yang telah memakia sarung tangan. Beberapa hidrogel terswedia dalam bentek  sponge dan strip

2. Pasang kasa yang halus dan kering di atas gel untuk menutupi ulkus secara lengkap

Mengabsorbsi eksudat luka

Menjaga butir-butir obat tetap pada tempatnya dan melindungi luka

Membantu penyerapan drainase luka

Balutan akan menjaga humiditas luka. Dapat dibiarkan selama 7 hari

Menjaga humiditas luka saat menyerap drainase yang berlebihan. Dapat di gunakan sebagai karier  untuk obat-obatan topikal.

Menjaga hidrogel tetap barada di   permukaan luka, berguna sebagai

absorben.

12. Atur kembali posisi yang nyaman  bagi klien dan aman untuk area ulkus

Menghindari balutan yang terlepas secara tidak sengaja. Penekanan  pada ulkus yang telah ada harus di

(28)

13. Pindahkan sarung tangan dan buang  peralatan kotor. Cuci tangan

Mencegah tranmisi organisme

14. Laporkan keadaan luka yang memburuk pada perawat atau dokter  yang berwenang

Kondisi yang memburuk   menunjukan perlunya di berikan terapi tambahan

15. Catat keadaan ulkus dalam catatan keperawatan. Jelaskan jenis obat topikal dan balutan yang digunakan dan catat respon klien

Mendokumentasikan status ulkus dan pengobatan yang spesifik. Dokumentasi respons klien berguna sebagai evaluasi pengobatan

2.4 PERAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERAWATAN LUKA

1. PEMBERSIHAN LUKA

Proses pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang tepat untuk membersihkan luka dan menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cedera pada jaringan luka. Membersihkan luka dengan lembut tetapi mantap akan membuang kontaminan yang mungkin menjadi sumber infeksi. Namun, jika dilakukan dengan menggunakan kekuatan yang berlebihan, dapat menimbulakan  perdarahan atau cedera yang lebih lanjut.

Untuk luka abrasi, laserasi minor, dan tusuk kecil perawat dapat melakukan hal ini. Pertama perawat membersihkan luka dengan menggunakan air yang mengalir. Kemudian membersihkan luka dengan sabun yang lebut dan air, serta dapat memberikan antiseptik yang dibeli di luar apotik. Antibiotik topikal yang diberikan pada tepi luka dapat memperlambat pertumbuhan mikroorganisme. Namun, penggunaan antibiotik topikal dalam waktu yang lama akan membantu pertumbuhan organisme yang resisten. Apabila laserasi banyak menimbulkan perdarahan,   perawat hanya boleh membuang kontaminan yang ada di permukaan dan  perlu lebih memperhatikan hemostasis sampai klien mendapat perawatan di

(29)

Obat-obatan Topikal untuk Membersihkan Luka. Menurut   pedoman klinis AHCPR 1994, cairan pembersih yang dianjurkan adalah cairan salin normal. Salin normal merupakan cairan fisiologis dan tidak akn membahayakan jaringan luka. Banyak obat-obatan topikal yang dulu digunakan untuk membersihkan luka, seperti larutan yodium-povidon, larutan Dakin (larutan natrium hipoklorit), larutan asam asetat, dan hidrogen  peroksida merupakan jenis-jenis larutan yang bersifat toksik bagi fibroblast,

dan oleh karena itu tidak boleh digunakan untuk membersihkan luka.

Membersihkan luka secara hati-hati dengan salin normal dan memasang balutan yang dibasahi larutan salin (basah-basah, basah-lembab) merupakan cara yang sering digunakan untuk menyembuhkan luka dan melakukan debridemen luka (basah-kering). Perawat menggunakan cairan salin untuk mempertahankan permukaan luka agar tetap lembab sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan migrasi jaringan epitel. Balutan salin yang lembab (basah-kering) hany boleh dilakukan untuk melakukan debridemen luka dan tidak boleh digunakan pada luka dengan granulasi yang bersih.

1. Drainase

Membersihkan Kulit dan Daerah Drain

Walaupun jumlah eksudat luka yang tidak terlalu banyak dapat meningkatkan pertumbuhan sel epitel, dokter dapat merogramkan  pembersihan luka dan daerah drain jika balutan tidak dapat menyerap drainase secara tepat atau drainase yang keluar dari drain yang terbuka  berkumpul pada kulit. Pembersihan luka memerlukan teknik cuci tangan dan teknik aseptik yang baik. Perawat dapat menggunakan irigasi untuk  mengangkat debris.

Dasar Pembersihan Luka

Perawat membersihkan luka operasi atau traumatik dengan menggunakan cairan sitotoksik yang diberiakn melalui kasa steril atau

(30)

melalui irigasi. Berikut ini tiga prinsip penting yang harus diperhatikan saat pembersihan luka insisi atau area di sekitar drain :

1. Bersihkan dari arah area yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka atau insisi ke kulit di sekitarnya atau dari tempat drain ke kulit di sekitarnya.

2. Gunakan friksi lembut saat menuangkan larutan ke kulit. 3. Saat melakukan irigasi, biarkan larutan mengalir dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi.

Luka diyakini kurang terkontaminasi daripada kulit di sekitarnya. Setelah menuangkan larutan ke kasa steril, perawat membersihkan luka ke arah luar. Perawat tidak boleh menggunakan kasa yang sama saat membersihkan insisi atau luka untuk kedua kalinya.

Tempat drain sangat terkontaminasi karena drainase yang lembab menjadi tempat berkumpulnya mikro organisme. Apabila luka memiliki area insisi yang kering dan tempat drain yang lembab, maka   pembersihan luka dimulai dari area insisi ke arah drain. Perawat

menggunakan dua buah swap terpisah, satu untuk membersihkan dari atas insisi ke arah drain dan satu lagi untuk membersihkan dari dasar  insisi ke arah drain. Untuk membersihkan area drain, perawat mengusap sekeliling drain dengan gerakan memutar dari tempat yang terdekat dengan drain ke arah luar. Pada situasi ini, kulit di dekat tempat drain lebih terkontaminasi daripada tempat drain itu sendiri. Untuk  membersihkan luka yang bebbentuk lingkaran (luka sirkular), perawat menggunakan teknik yang sama seperti membersihkan drain.

Pembuangan Drainase

Apabila drainase mengganggu proses penyembuhan,   pembuangan drainase dapat dilakukan dengan menggunakan drain atau selang drainase dengan penghisap terus-menerus. Perawat dapat menggunakan barier kulit spesial, sam seperti yang digunakan pada ostomi di sekeliling tempat drain. Barie kulit merupakan bahan yang terbuat dari plastik yang lembut, menyerupai biskuit tipis yang

(31)

ditempelkan pada kulit dengan menggunakan plester. Drainase mengalir  di atas barier tapi tidak langsung pada kulit. Alat pembuang drainase adalah unit portabel yang dihubungkan dengan drain berbentuk selang yang berada di dalam dasar luka dan mengeluarkan vakum tekanan rendah yang konstan dan aman untuk membuang dan mengumpulkan drainase. Perawat memastikan bahwa pengisap dapat berfungsi dan sambungan antara alat pembuang drainase dengan selang terpasang dengan baik. Alat pembuang drainase mengumpulkan drainase dan   perawat dapat mengkaji jumlah dan karakternya setiap penggantian  jadwal dinas atau jika diperlukan. Setelah alat pembuang drainase terisi,  perawat mengukur haluaran drainase dengan cara mengosongkan isinya ke dalam silinder yang memiliki ukuran dan set kembali alat pembuang drainase dengan segera untuk membiarkan pengisap bekerja.

2. Irigasi Luka

Irigasi merupakan cara khusus untuk membersihkan luka dengan menggunakan spruit irigasi untuk menyemprot cairan ke area luka dengan tekanan rendah yang konstan. Tekanan irigasi yang lembut akan membersihkan luka dari eksudat dan debris terutama unutk luka terbuka  pada bagian tubuh yang sukar dijangkau misalnya saluran telinga, atau

saat memebersihkan bagian tubuh yang sensitive.

Selain membersihkan luka, irigasi juga berfungsi untuk  memberikan panas ke area luka dan memberikan obat dalam bentuk  larutan steril yang bekerja secara local. Larutan tersebut biasanya berupa air steril atau salin steril.

Prinsip penting dari penyembuhan luka insisi atau area disekitar drain: 1. bersihkan di area yang sedikit terkontaminasi, seperti luka atau insisi kekulit dan sekitarnya.

2. gunakan friksi lembut saat menuangkan luka kekulit.

3. saat melakukan irigasi, biarkan larutan mengalir dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi.

(32)

Proses Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identifikasi catatan terakhir tentang tanda dan gejala yang  berhubungan dengan luka terbuka klien. Data digunakan sebagai dasar 

untuk menunjukkan adanya perubahan kondisi.  Luas kerusakan Integritas kulit

  peningkatan suhu tubuh. Dapat menunjukkan respon terhadap infeksi.

 Drainase luka (jumlah, warna). Jumlah darinase akan   berkurang seiring dengan proses penyembuhan; drinase serosa   jernih; drainase berwarna merah terang menunjukkan adanya   perdarahan segara; darinase purulen tebal dan berwarna kuning,

kehijauan atau putih.

 Bau. Bau menyengat menunjukkan prose infeksi.

 Konsistensi Drainase. Leukosit menghasilkan darinase yang tebal.

 Ukuran luka, termasu kedalaman, panjang, dan lebar luka. Menentukan tahap penyembuhan

b. Kaji tingkat nyeri klien. Rasa tidak nyaman mungkin   berhubungan langsung dengan luka atau tidak berhubungan langsung

dengan ketegangan otot atau imobilisasi.

c. Kaji ulang program dokter dalam catatan medis untuk   mengirigasi luka terbuka dan jenis larutan yang akan digunakan. Irigasi luka terbuka memerlukan program medis, termasuk jenis larutan yang akan digunakan.

d. Kaji Pengetahuan klien tentang prosedur irigasi. Beri edukasi  pada klien dan kurangi rasa cemas klien.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Klien mengeluhkan adanya nyeri pada luka.  b. Mencegah terjadinya infeksi

(33)

3. Rencana Keperawatan Hasil yang diharapkan:

a. Klien memahami alasan dilakukannya irigasi  b. Menghilangkan rasa nyeri klien

c. Menghindari infeksi

4. Implementasi Keperawatan a. Persiapan Alat

1. Baskom steril

2. Larutan irigasi steril sesuai program sebanyak 150-500 ml 3. Spuit irigasi steril, kateter lunak steril jika diperlukan. 4. Baskom bersih

5. Sarung tangan bersih (periksa kembali kebijakan institusi) 6. Sarung tangan steril

7. Alas tahan air 

8. Set balutan dan perlengkapan steril untuk penggantian balutan, termasuk pengisian luka jika diprogramkan.

9. Kantong sampah anti bocor 

10. Gaun untuk melindungi seragam perawat.

b. Persiapan klien

1. Berhati-hati dalam menjelaskan tujuan dari prosedur dan langkah tisp prosedur yang dilakukan.

2. Menjelaskan kepada klien dimana perawat harus mencatat dari setiap ketidakbiasaan nyeri atau tekanan dari prosedur yang dilakukan.

3. Jika pengobatan nyeri diperlukan, berhati-hatilah menjelaskan aturan dari pengobatan nyeri yang dirasa memberatkan saat  pelaksanaan.

c. Prosedur tindakan

NO. LANGKAH RASIONAL

(34)

gramkan 30-45 menit sebelum melakukan program irigasi luka.

kenyamanan klien akan memudahkan klien ber-gerak dan mengatur posisi yang dapat membantu mengontrol infeksi selama irigasi berlangsung.

2. Jelaskan prosedur Mengurangi kecemasan 3. Atur posisi yang nyaman bagi klien

untuk memudahkan cairan irigasi mengalir sesuai gravitasi melewati luka kearah baskom penampung. Atur   posisi klien sehingga luka tegak lurus

dengan baskom penampung.

Mengalirkan cairan dari atas kebawah luka dan dari area yang bersih kearah area yang terkontaminasi akan mencegah infeksi lebih lanjut. Mengatur    posisi klien selama tahap   perencanaan memudahkan   pengaturan permukaan

tempat tidur. 4. Hangatkan cairan irigasi agar  

mendekati suhu tubuh.

Meningkatkan kenyama-nan dan mengurangi res-  pon kontriksi pembuluh

darah dalam jaringan 5. Bentuk kantung sampah anti bocor 

menjadi berbentuk seperti manset dan diletakkan didekat tempat tidur.

Membantu memperta-hankan kantung sampah tetap terbuka lebar   sehingga memudahkan   pembuangan balutan yang

terkontaminasi tanpa mengotori permukaan luar  kantong sampah tersebut. 6. Tutup pintu kamar atau gorden tempat

tidur.

Mempertahankan privasi

7. Letakkan alas kedap air diatas  permukaan tempat tidur didepan muka

Melindungi tempat tidur  sehingga tidak perlu mengganti seprei.

(35)

8. Letakkan baskom bersih dibawah luka Menmpung larutan irigasi yang telah terkontaminasi luka.

9. Cuci tangan Mengurangi penyebaran

mikroorganisme

10. Gunakan gaun pelindung bila perlu Melindungi pakaian dan mencegah terjadinya infeksi silang.

11. Siapkan alat disamping tempat tidur  klien

12. Siapkan area steril dengan menggunakan set balutan dan  peralatan steril

Mengurangi resiko masuknya mikroorganisme kedalam luka.

13. Tuangkan larutan irigasi yang hangat kedalam baskom steril dan masukkan larutan irigasi kedalam spluit irigasi didalam baskom

Menyiapkan larutan untuk  irigasi luka

14. Siapkan beberapa potong plester  ditempat yang dapat dijangkau, tetapi  jangan diletakkan di area steril.

Memungkinkan plester  lebih mudah digunakan untuk memfasilitasi  balutan

15. Pasang sarung tangan bersih, lepaskan balutan yang kotor dan buang ketempat sampah

Mengurangi penyebaran mikroorganisme

16. Buka sarung tangan dan buang ketempat sampah

17. Inspeksi luka dan ingat proses   penyembuhan, inflamasi, drainase

atau cairan purulen yang ada pada luka.

Memfasilitasi gambaran lanjutan yang akurat

18. Gunakan sarung tangan steril Mengurangi penyebaran mikroorganisme

19. Lakukan irigasi: Berguna untuk mengangkat debris dan membantu   penyembuhan sekunder.

(36)

 jumlah tekanan yang aman dan tidak akan maerusak   jaringan luka.

a. Luka yang terbuka lebar 

1. Isi spuit dengan larutan irigasi. Pasang jarum berukuran 19  pada ujung spuit.

2. pegang ujung spuit 2,5cm diatas ujung luka yang teratas.

Mencegah taruma jaringan granulasi akibat spuit

3. siram luka deengan menggunakan tekanan yang lambat dan berkelanjutan

Memastikan semua debris dibuang

4. ulangi langkah 1-4 sampai cairan yang mengalir kedalam  baskom berwarna jernih

  b. Luka yang dalam dan sedikit terbuka

1) sambungkan kateter lembut dan spuit yang telah terisi

Memungkinkan larutan irigasi mengalir langsung kedalam luka

2. basahi ujung kateter dengan larutan irigasi. Masukkan ujung kateter sampai adanya tekanan secara perlahan-lahan lalu tarik sekitar 1,2 cm untuk  membuang serpihan dinding luka bagian dalam.

3. Siram luka dengan mengunakan tekanan yang lambat dan berkelanjutan

Memastikan debris

terbuang tanpa

menimbulakan trauma   pada jaringan granulasi

(37)

yang baru 4. Pencet kateter tepat dibawah

spuit

Menghindari kontaminasi larutan atau baskom

5. Lepas spuit dan sambungkan kembali pada kateter. Ulangi sampai cairan yang mengalir  kedalam baskom berwarna  jernih.

20. Keringkan tepi-tepi luka dengan kasa steril

Mencegah maserasi pada  jaringan sekitar luka akibat kelembaban yang  berlebihan

21. Pasang balutan steril Mempertahankan barier    pelindung yang steril pada

luka

22. Lepas dan buang sarung tangan Memudahkan pemasangan  plester 

23. Fiksasi balutan dengan plester 

24. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman

Menghilangkan

ketegangan pada daerah luka

25. Rapikan perlengkapan, simpan botol yang masih berisi larutan steril

Larutan steril dapat digunakan untuk irigasi  berikutnya

26. Inspeksi balutan secara teratur Menetukan respon terhadap irigasi luka dan kebutuhan untuk   modifikasi rencana asuhan keperawatan.

27. Evaluasi integritas kulit Menentukan terjadi atau tidaknya perluasan luka 28. Catat penampakan luka irigasi dan

respon klien kedalam catatan keperawatan

Memenuhi tanggungjawab hukum dan memberi informasi yang dibutuhkan untuk memastikan

(38)

perawatan yang  berkelanjutan.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

 Evaluasi klien mengerti prosedur dan bagaiman kenyamanannya  Evaluasi integritas kulit

 Catat waktu pelaksanaan prosedur 

 Catat penampakan luka irigasi dan respon klien kedalam catatan keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1: Tidak efektifnya pertukaran gas/oksigen b.d kerusakan jalan nafas. Tujuan: Oksigenasi jaringan adekuat

 Kriteria Hasil:

•Tidak ada tanda-tanda sianosis •Frekuensi nafas 12 - 24 x/mnt •SP O2 > 95

 Intervensi :

1. kaji tanda-tanda distress nafas, bunyi, frekuensi, irama, kedalaman nafas.

2. monitor tanda-tanda hypoxia(agitsi,takhipnea, stupor,sianosis)

3. monitor hasil laboratorium, AGD, kadar oksihemoglobin, hasil oximetri nadi,

4. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemasangan endotracheal tube atau tracheostomi tube bila diperlukan.

5. kola bolarasi dengan tim medis untuk pemasangan ventilator bila diperlukan.

6. kolaborasi dengan tim medis untuik pemberian inhalasi terapi bila diperlukan

2: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d banyaknya penguapan/cairan tubuh yang keluar.

(39)

Tujuan: Pemulihan cairan optimal dan keseimbangan elektrolit serta perfusi organ vital tercapai

 Kriteria Hasil:

•BP 100-140/60 -90 mmHg

•Produksi urine >30 ml/jam (minimal 1 ml/kg BB/jam) •Ht 37-43 %

•Turgor elastis •Mucosa lembab •Akral hangat

•Rasa haus tidak ada  Intervensi :

1. Berikan banyak minum kalau kondisi lambung memungkinkan baik secara langsung maupun melalui NGT

2. Monitor dan catat intake, output (urine 0,5 - 1 cc/kg.bb/jam)

3. Beri cairan infus yang mengandung elektrolit (pada 24 jam ke I), sesuai dengan rumus formula yang dipakai

4. Monitor vital sign

5. Monitor kadar Hb, Ht, elektrolit, minimal setiap 12 jam. 4: Nyeri b.d kerusakan kulit dan tindakan pencucian.

Tujuan: Nyeri berkurang  Kriteria Hasil:

•Skala 1-2

•Expresi wajah tenang • Nadi 60-100 x/mnt •Klien tidak gelisah  Intervensi :

1. Kaji karakteristik nyeri

2. Atur posisi tidur senyaman mungkin 3. Anjurkan klien untuk teknik rileksasi

(40)

5. Anjurkan klien untuk mengekspresikan rasa nyeri yang dirasakan

6. Beri tahu klien tentang penyebab rasa sakit pada luka bakar  7. Kolaborasi dengan tinm medis untuik pemberian analgetik  5: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan

metabolik(BMR)

Tujuan: Intake nutrisi adekuat dengan mempertahankan 85-90% BB  Kriteria Hasil:

•Intake kalori 1600 -2000 kkal •Intake protein +- 40 gr /hari

•Makanan yang disajikan habis dimakan  Intervensi :

1. kaji sejauh mana kurangnya nutrisi

2. lakukan penimbangan berat badan klien setiap hari (bila mungkin)

3. pertahankan keseimbangan intake dan output

4. jelaskan kepada klien tentang pentingnya nutrisi sebagai  penghasil kalori yang sangat dibutuhkan tubuh dalam kondisi luka  bakar.

5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian nutrisi  parenteral

6. Kolaborsi dengan tim ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat.

6:Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan integritas kulit Tujuan: Infeksi tidak terjadi

 Kriteria Hasil:

•Suhu 36 - 37 C

•BP 100-140/60 -90 mmHg •Leukosit 5000 -10.000.ul

•Tidak ada kemerahan, pembengkakan, dan kelainan fungsi  Intervensi :

(41)

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melekukan tindakan 3. Gunakan sarung tangan steril, masker, penutup kepala dan tehnik aseptic selama dalam perawatan

4. Kaji sampai dimana luas dan kedalaman luka klien, kalau memungkinkan beritahu klien tentang kondisinya

5. Kaji tanda-tanda infeksi (dolor, kolor, rubor, tumor dan fungsiolesa)

6. Lakukan ganti balutan dengan tehnik steril, gunakan obat luka (topical)yang sesuai dengan kondisi luka dan sesuai dengan  program medis

7. Monitor vital sign

8. Petahankan personal hygiene

7:Gangguan mobilisasi b.d keruskan jaringan dan kontraktur  Tujuan: Mobilitas fisik optimal

 Kriteria Hasil:

•OS mampu melakukan ROM aktif 

•Tidak ada tanda-tanda kontraktur daerah luka bakar  •Kebutuhan sehari-hari terpenuhiA

 Intervensi :

1. Kaji kemampuan ROM (Range Of Motion)

2. Ajarkan dan anjurkan klien untuk berlatih menggerakan  persendian pada eksteremitas secara bertahap.

3. Beri support mental

4. Kolaborasi dengan tim fisioterapi 5. untuk program latihan selanjutnya 8:Cemas/takut b.d hospitalisasi/prosedur isolasi

Tujuan: Rasa cemas/takut hilang dan klien dapat beradaptasi  Kriteria Hasil :

•Klien terlihat tenang

•Klien mengerti tentang prosedur perawatan luka bakar   Intervensi :

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait