• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG UNSUR GERAK TARI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS I SDN 40 HULOTHALANGI KOTA GORONTALO ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TENTANG UNSUR GERAK TARI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS I SDN 40 HULOTHALANGI KOTA GORONTALO ABSTRAK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pembimbing I Drs. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si 2. Pembimbing 2 Wiwy T. Pulukadang, S.Pd., M.Pd.

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari melalui metode demonstrasi di Kelas I SDN 40 Hulothalangi Kota Gorontalo. Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dokumen, kemudian data dianalisis secara bertahap dari data pengamatan siklus. Adapun Tujuan penelitian ini dalah untuk mengetahui sejauhmana peningkatan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari setelah diterapkan metode demonstrasi.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa tentang unsur gerak tari yang diterapkan melalui metode demonstrasi telah mengalami peningkatan. Pada observasi awal kemampuan siswa masih tergolong rendah, pada siklus I untuk dimensi gerak meningkat menjadi 64% dan siklus II meningkat menjadi 83%, sedangkan dimensi ekspresi siswa pada siklus I menjadi 64% dan siklus II meningkat menjadi 87%. Keseluruhan peningkatan rata-rata pada siklus 1 64% dan siklus II 85%.

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa tentang unsur gerak tari si Kelas SDN 40 Hulonthalangi Kota Tengah Kota Gorontalo dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi.

Kata kunci: kemampuan siswa, unsur gerak tari, metode demonstrasi A. Latar Belakang Masalah

Dalam peningkatan kemampuan siswa tentang gerak tari di Kelas 1 SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo menampakkan suatu kondisi dimana siswa sering mengalami kesulitan dalam belajar, siswa kurang berminat dan merasa bosan yang berarti bahwa proses pembelajaran seni siswa mengalami kendala. Disamping itu, siswa merasa kurang percaya diri saat melakukan gerak tari didepan teman-temannya. Kondisi ini juga berakibat pada hasil belajar siswa yang terlihat rendah. Perolehan rata-rata untuk nilai kesenian hanya berkisar 60, yang

(2)

seharusnya memenuhi kriteria ketuntasan minimum sekolah yakni di atas 70. Dari 32 siswa, hanya 10 siswa atau sekitar 31 % yang menguasai gerak tari , sedangkan 22 siswa lainnya atau 69% belum menguasai.

Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa dalam belajar seni khususnya tentang gerak tari yakni suasana belajar mengajar yang kurang kondusif juga kurangnya kreatifitas dalam memberikan kemampuan kepada siswa dalam mengenali unsur gerak tari. Hal ini bisa dibuktikan setelah peneliti melakukan pengamatan di beberapa ruangan kelas yang cenderung kurang optimal dan tidak hidup, yang menandakan bahwa siswa kurang tertarik dengan pembelajaran SBK. Selain itu, penggunaan metode belajar juga masih kurang tepat, dimana masih sering diterapkan metode konvensional atau ceramah pada saat mengajar.

Mengetehui kenyataan seperti yang di uraikan diatas, perlu adanya perbaikan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar dan proaktif siswa belajar. Sedemikian pentingnya kemampuan siswa dalam pembelajaran seni maka diperlukan suatu cara yang mendorong siswa untuk yang mendorong siswa proaktif dalam belajar dalam pembelajaran SBK. Pendekatan, metode dalam pembelajaran merupakan faktor yang penting dalam proses pembelajaran seni di sekolah, dan dengan menggunakan pendekatan yang tepat sasaran sehingga proses pembelajaran akan semakin bermakna karena semakin mendekatkan kita kepada tujuan pembelajaran.

Dari berbagai macam pendekatan yang lebih di khususkan pada mata pelajaran SBK, peneliti berpendapat bahwa metode demonstrasi yang sangat baik bila diterapkan untuk meningkatkan kemampuansiswa tentang unsur gerak seni karena metode demonstrasi menekankan pada pembentukan kemampuanyang baik pada siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Siswa Tentang Unsur Gerak Tari Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas 1 SDN 40 Hulontalangi Kota Gorontalo.

(3)

Pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar menurut Hidajat (dalam Lyanawati, 2008: 11) yaitu dapat diharapkan memberikan pengalaman kepada siswa untuk mampu mempresentasikan diri didepan orang lain. Selain itu juga memberikan pengalaman untuk mengungkapkan ide atau gagasannya.

Menurut Hidayat (dalam Lyawati. 2008: 21-2) terdapat tiga aspek penting yang perlu diperhatikan dan menjadi landasan pembelajaran seni tari di sekolah, termasuk sekolah dasar yaitu: yang pertama, seni tari mengandung aspek teknis untuk membentuk keterampilan. Segala tata cara yang berkaitan dengan proses kehadiran karya dan segenap rasa yang mampu dilahirkan dari muaran karya itu. Kedua, seni tari mengandung aspek teknis membentuk kepribadian. Untuk mendapatkan hasil karya yang memuaskan dan berkualitas, selama proses kreatif siswa akan mengalami tempaan fisik, mental dan psikologi sehingga mereka akan mengkondisikan perilaku. Ketiga, seni tari mengandung teknis membentuk keindahan. Penguasaan teknik yang mengarah oada jualitas presentasi dari kemampuan siswa, serta kaitannya dengan kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam koreografi tertentu.

C. Pengertian Gerak Tari

Adapun pengertian gerak gerak tari menurut Pangeran Suryodiningrat, dalam Heni rohayani (2007 : 2) : “gerak gerak tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu”.

diatas dapat disimpulkan bahwa gerak gerak tari adalah rangkaian gerak yang dibuat dengan pola tertentu dan memiliki unsur estetis. Gerak gerak tari mempunyai kedudukan yang kuat dalam kehidupan manusia sebagai media komunikasi dalam wujud gerak untuk menyampaikan pesan atau maksud tertentu.

1. Gerak

Gerakan tubuh manusia dalam wujud gerak sehari-hari, gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja, gerakan pencak-silat, serta gerak untuk berkesenian. Jenis gerakan seperti tersebut diatas, apabila harus diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada puncaknya harus distilisasi atau didistorsi. Tari merupakan relaksasi dan penegangan otot yang secara penghayatan menghasilkan

(4)

ekspresi gerak untuk berkesenian. Gerakan tari berwujud jenis gerak yang telah distilisasi atau didistorsi. Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan mengalir, tegas terputus-putus, dan tegang-kendur dan gabungan lemas-kencang, lambat-cepat, patah-patah-mengalir dan sebagainya adalah bentuk distorsi dan stilisasi gerak yang menjadi ciri pembeda gerakan sehari-hari dengan gerakan tari.

D. Hakikat Metode Demonstrasi

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Hamalik, 2001:17).

Mukhtar (2007:101) mengemukakan bahwa metode merupakan cara melakukan, menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

E. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah.2000:15). pakar lain menyebutkan (Syaiful Bahri Djamarah.2000:10) Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah: 1). Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. 2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Dradjat. 1985:45).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar oleh nguru yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga dan disertai dengan teorinya untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan berlangsungnya suatu proses kepada peserta didik.

(5)

F. Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi

Seperti pada metode yang lain, metode demonstrasi juga mempuyai kelebihan. Adapun beberapa kelebihan yang ditawarkan metode demonstrasi antara lain : (a) Perhatian peserta didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh Guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya. Perhatian peserta didik lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain. (b) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran berpikir yang sama.(c) Ekonomis dalam jam pelajaran disekolah karena materi yang memerlukan waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang relatif pendek.(d) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca didalam buku, karena peserta didik telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.(e) Bila peserta didik turut aktif bereksperimen, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman langsung untuk mengembangkan kecakapannya, (f) beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri peserta didik dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi.

Selain memiliki kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya a) metode demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sebab tanpa adanya persiapan, demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. b) demonstrasi memerlukan peralatan, bahan, tempat yang memadaiyang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang relatif mahal, c) demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut bekerja secara profesional. Disamping itu, metode ini memerlukan motivasi dan kemauan guru yang bagus guna menunjang keberhasilan proses demonstrasi.

Berdasarkan uraian latar belakang dan kajian teoretis di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika digunakan metode demonstrasi pada pembelajaran tentang unsur gerak tari maka kemampuan belajar sisiwa Kelas 1 SDN 40 Hulantalangi kota Gorontalo meningkat ”.

(6)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 40 Hulantalangi Kota Gorontalo. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian menginagt bahwa peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di sekolah tersebut.

Variabel Penelitian Variabel Input, Variabel Proses ,Variabel Output Prosedur dalam penelitian ini terdiri Penelitian Tahap persiapan Tahap Pelaksanaan Tindakan, Pemantauan dan evaluasi berlangsung dalam setiap siklus yang dilaksanakan pada proses penelitian. Proses pemantauan dilakukan pada proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat. Sedangkan untuk tahan observasi, pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi. Sedangkan evaluasi dilaksanan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran.Data hasil yang diperoleh dari proses observasi, siklus I dan siklus II kemudian di analisis sesuai dengan prosedur yang ada. Adapun daya yang dianalisis adalah data hasil observasi tentang proses peningkatan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari siswa melalui metode demonstrasi yang dianalisis secara kuantitatif maupun kualitatif dan data yang diperoleh dari post tes dianalisa secara kuantitatif.

Setelah dianalisis, hasil analisis dari data penelitian pada setiap siklus direfleksikan kembali. Apabila masih terdapat kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan proses belajar baik dari siklus I sampai siklus berikutnya, maka diadakan kembali perbaikan-perbaikan atau penyempurnaan tindakan. Refleksi akan tetap dilakukan hingga pelaksanaanya berlanjut sampai penelitian ini mencapai indikator yang telah ditetapkan.

Teknik Pengumpulan Data,melalui Observasi ,Dokumentasi, demgam Peningkatan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari di kelas I SDN 40 Hulantalangi Kota Gorontalo melalui metode demonstrasi akan dianalisis dengan menggunakan kriteria (1) baik sekali dengan prosentasi 86%-100%, (2) baik dengan prosentasi 71%-85%, (3) cukup dengan prosentasi 56%-70% dan (4) kurang dengan prosentasi dibawah 55%. Adapun rumus yang digunakan dalam

(7)

mengolah hasil perolehan data tentang peningkatan gerak dasar tari adalah sebagai berikut:

Nilai akhir = Skor Perolehan x 100% Skor maksimun

H. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian

Uraian pada bagian ini bermaksud menjelaskan temuan penelitian yang telah dideskripsikan sebelumnya, yang berkenaan dengan peningkatan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari di kelas I SDN 40 Hulonthalangi Kota Gorontalo.

Hasil penelitian yang diperoleh dari tahap awal observasi belum menunjukkan adanya kemampuan siswa penguasai gerak tari dan daya serap belajar individu siswa yang kurang. Dari 32 siswa, hanya 10 siswa atau sekitar 31 % yang menguasai gerak tari, sedangkan 22 orang siswa lainnya atau 69% belum menguasai gerak dasar tari. Hal ini berarti bahwa kemampuan siswa tentang unsur gerak tari tergolong rendah. Rendahnya kemampuan siswa tentang unsur gerak Rendahnya kemampuan siswa tentang unsur gerak tari ini dipengaruhi oleh beberapa hal yakni: kurangnya kepercayaan diri siswa saat melakukan gerak tari di depan siswa lainnya, kurangnya berminat dan sering merasa bosan dengan model pembelajaran dan kemampuan siswa mengenali unsur gerak tari masih sangat kurang, dikarenakan suasana belajar mengajar yang kurang kondusif.

Temuan hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa kemampuan gerak tari pada siswa melalui metode demonstrasi pengalami peningkatan dibanding hasil observasi awal. Hal ini mengacu pada data hasil perolehan yang menunjukkan bahwa aspek penilaian unsur gerak tari siswa cenderung berkategori cukup dengan perolehan skor rata-rata antara 56% sampai 70%. Dimana masing-masing unsur gerakan tari yang meliputi: gerak yaitu kelenturan menggerakkan jari tangan 60%, ketepatan ayunan tangan saat menari 65%, dan kesesuaian langkah kaki dengan gerak tari 66%, sedangkan unsur ekspresi yaitu mimik siswa menari 59% dan kemampuan siswa menghayati/menjiwai gerak tari 64%. Namun hasil ini belum memenuhi target pada indikator kinerja karena masih berkisar

(8)

pada rata-rata 64% dengan kategori cukup. Sehingga perlu dilakukan tindak lanjut pemerolehan data pada siklus II

Pada siklus II pembelajaran lebih ditekankan pada pengembangan kemampuan siswa terhadap gerak tari melalui metode demonstrasi. Pada proses pembelajaran, siswa lebih ditekankan pada unaur gerak dan penyesuaian gerakan melalui metode demonstrasi.dari hasil obsrvasi pada siklus II ini diperoleh data dimana skor masing-masing unsur gerakan tari yang meliputi: gerak yaitu kelenturan menggerakkan jari tangan 75%, ketepatan ayunan tangan saat menari 89%, dan kesesuaian langkah kaki dengan gerak tari 85%, sedangkan unsur ekspresi yaitu mimik siswa menari 88% dan kemampuan siswa menghayati/menjiwai gerak tari 86%, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata capaian kemampuan gerak tari meningkat, dengan rata-rata keseluruhan kemampuan tentang unsur gerak tari mengalami peningkatan dengan kategori baik sekali dan rata-rata 85%. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa tentang unsur gerak tari melalui metode demonstrasi di Kelas I SDN 40 Hulontalangi secara keseluruhan mengalami peningkatan. Mengingat data yang diperoleh pada siklus II sudah memenuhi target indikator kinerja yang diharapkan, maka pelaksanaan tindakan siklus dicukupkan pada siklus II ini.

Bila diamati, hasil observasi awal, siklus I dan siklus maka akan terlihat peningkatan. Pada observasi awal kemampuan siswa tentang unsur gerak hanya 31%, siklus I meningkat menjadi 64%, sedangkan pada siklus II meningkat lagi menjadi 85%. Jika dibuat sebuah perbandingan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari dari setiap tahapan, baik dari siklus I dan siklus II, maka akan diperoleh presentase hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Analisis Prosentase Hasil Temuan dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa tentang Unsur Gerak Tari melalui Metode

Demonstrasi di Kelas I SDN 40 Hulonthalangi

No Aspek yang Diamati Prosentasi Akhir Siklus I Siklus II A. Unsur Gerak

(9)

1 Kelenturan mengerakkan jari tangan 60% 75%

2 Ketepatan ayunan tangan saat menari 65% 89,3%

3 Kesesuaian langkah kaki dengan gerak tari

66% 85%

B. Unsur Ekspresi

4 Mimik siswa saat menari 59% 88%

5 Kemampuan siswa

menghayati/menjiwai gerak tari

69% 87%

Rata-rata 64% 85%

Pada tabel 5 di atas tampak perbandingan prosentase setiap tahapan dengan perolehan pada siklus I rata-rata capaian 64% dan siklus II rata-rata capaian 85% Hasil ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yang menggambarkan capaian yang cukup besar dari target sebelumnya yang mana diharapkan kemampuan siswa dalam tentang unsur gerak tari me dapat meningkat hingga 75%, ternyata peningkatan mencapai hingga 85%.

Perbandingan hasil analisis dan selisih peningkatan setiap tahapan juga dapat diamati melalui bagan berikut ini.

Gambar 4.1 Analisis Hasil Perbandingan Presentase rata-rata Meningkatkan Kemampuan Siswa tentang Unsur Gerak Tari melalui

Metode Demonstrasi di Kelas I SDN 40 Hulonthalangi 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Siklus I Siklus II 60% 75% 65% 89% 66% 85% 59% 88% 69% 87% Prosent asi Siklus Kelenturan mengerakkan jari tangan

Ketepatan ayunan tangan saat menari

Kesesuaian langkah kaki dengan gerak tari Mimik siswa saat menari

Kemampuan siswa

menghayati/menjiwai gerak tari

(10)

Dengan melihat hasil capaian dari pelaksanaan tahapan serta perbandingan dari siklus I dan siklus II yang menunjukkan bahwa semua aspek dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari melalui metode bermain demonstrasi di Kelas I SDN 40 Hulontalangi telah tercapai sesuai harapan, maka penelitian ini dinyatakan berhasil.

. Dengan demikian, hipotesis penelitian tindakan kelas ini yang menyatakan bahwa jika digunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran unsur gerak tari di kelas 1 SDN 40 Hulontalangi kota Gorontalo akan meningkat, sehingga dengan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima.

I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai beikut:

1. Kemampuan siswa tentang unsur gerak tari mengalami peningkatan dimana hasil perolehan pada siklus I rata-rata 64% dengan kategori cukup sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 85% dengan kategori sangat bai, dengan selisih peningkatan yang cukup signifikan seberar 21% Kondisi capaian penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan siswa tentang unsur gerak tari di Kelas I SDN 40 Hulonthalangi Kota Gorontalo telah berhasil dilaksanakan dengan kecenderungan kualifikasi sangat baik dan capaian akhir sebesar 85%

2. Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa kemampuan siswa tentang unsur gerak dasar lokomotor di kelas SDN 40 Hulonthalangi Kota Gorontalo, akan mengalami peningkatan jika diterapkan melalui metode demonstrasi adalah teruji kebenarannya

J. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebelumnya dan mengingat besarnya manfaat hasil penelitian tindakan ini, peneliti menyarankan beberapa hal yang diuraikan sebagai berikut

(11)

1. Selama ini penerapan metode demonstrasi pada proses pembelajaran masih jarang dilakukan oleh tenaga pengajar (guru), pengajaran lebih banyak difokuskan pada pemberian teori, akibatnya kebosanan siswa timbul dan motivasi belajar menurun. Proses pengajaran dengan metode demonstrasi diyakini cukup signifikan bila diterapkan oleh guru, mengingat siswa lebih cepat menerima informasi/pelajaran melalui proses meniru/peragaan.

2. Mengingat pelaksanaan penelitian ini hanya berjalan dalam dua siklus serta dengan dengan subjek 32 orang, peneliti atau guru lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan temuan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Andiansyah. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi .; Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Kerangka Dasar (Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal (TK & RA)). Jakarta: Depdiknas.

Djajadisastra. 2010. Metode-metode Pengajaran. Bandung: Angkasa

Djamrah.2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta-Indonesia : Depdikbud

Graham, George; Holt, Shirley Ann; Parker, Melissa. 2007. Children Moving, A Reflective Approach to Teaching Physical Education (7th Ed.). California: Mayfield Pub. Co.

(12)

Hidayat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang: Banjar Seni Gantar Gumelar.

Rusliana, Iyus. 1990. Pendidikan Seni Tari : Buku Guru Sekolah Dasar.

Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran & Pengajaran. Bandung. Pustaka Bani Quraisy.

Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta : Bumi Aksara.

Wahab, Rahmat. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Bahan ajar tidak Dipublikasikan

Gambar

Gambar 4.1  Analisis Hasil Perbandingan Presentase rata-rata  Meningkatkan Kemampuan Siswa tentang Unsur Gerak Tari   melalui

Referensi

Dokumen terkait

ANGGARAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan.. dalam rangka menyelesaikan Pendidikan DIII

ACKNOWLEDGEMENTS ………. Problem Formulation ………. Research Benefits ………. Theoretical Review ………. Learning by Absorbing ………. Learning through Reflection

Ketidakteraturan manajemen waktu dan gangguan konsentrasi tidak tampak secara jelas pada teori yang telah dituliskan sebelumnya, tetapi peneliti mengidentifikasi kedua hal

40 MUKADIMAH : Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 2(2), 2018 Target yang ingin dicapai adalah kesepuluh aspek yang ada di dalam format memperoleh

Hasil wawancara yang dilakukan mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap penggunaan dan pemeliharaan kelambu berinsektisida, terlihat bahwa

Diperlukan kesadaran yang berasal dari diri wajib pajak itu sendiri akan arti dan manfaat dari pemungutan pajak tersebut, masyarakat harus sadar bahwa kewajiban membayar pajak bumi

Hal ini menunjukan bahwa kontribusi yang diberikan variabel DER, ROA, ROE, dan pertumbuhan penjualan (g) terhadap nilai perusahaan (PBV) cukup besar sehingga dapat

Menurut Purwanti (2013:3) Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,