APLIKASI BARISAN DAN DERET APLIKASI BARISAN DAN DERET 1.
1. PERTUMBUHANPERTUMBUHAN Contoh 1
Contoh 1
Seorang peneliti mengamati perkembangan koloni bakteri yang terbentuk setiap jam. Apabila Seorang peneliti mengamati perkembangan koloni bakteri yang terbentuk setiap jam. Apabila jumlah
jumlah koloni koloni bakteri bakteri mula-mula mula-mula 100 100 dan dan setiap setiap bakteri bakteri membelah membelah menjadi menjadi dua dua setiap setiap jamnya.jamnya. Peneliti ingin mengetahui jumlah koloni bakteri yang terbentuk dalam waktu 50 jam, buatlah Peneliti ingin mengetahui jumlah koloni bakteri yang terbentuk dalam waktu 50 jam, buatlah model persamaan yang ditemukan!
model persamaan yang ditemukan! Penyelesaian:
Penyelesaian: Misalkan: Misalkan: K(0)
K(0) = = jumlah jumlah koloni koloni bakteri bakteri mula-mula mula-mula = = 100100 K(50)
K(50) = jumlah = jumlah koloni koloni bakteri setelah bakteri setelah 50 jam50 jam K(
K(nn) ) = = jumlah jumlah koloni koloni bakteri bakteri setelahsetelahnn jam jam n
n = lamanya waktu berkembang= lamanya waktu berkembang
Karena bakteri membelah menjadi dua maka untuk waktu 50 jam maka dapat dibuat tabel
Karena bakteri membelah menjadi dua maka untuk waktu 50 jam maka dapat dibuat tabel yaitu:yaitu: Waktu
Waktu (jam) (jam) Jumlah Jumlah koloni koloni bakteri bakteri Pola Pola bilanganbilangan 1 1 200 200 100x2 100x2 = = 100 100 x x 2211 2 2 400 400 100x2x2 100x2x2 = = 100 100 x x 2222 3 3 800 800 100 100 x x 2 2 x x 2 2 x x 2 2 = = 100 100 x x 2233 … … …… …… n n ……….………. ……….……….
Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pertumbuhan jumlah bakteri (K) yang terbentuk Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pertumbuhan jumlah bakteri (K) yang terbentuk terhadap perubahan waktu (
terhadap perubahan waktu (nn) dengan model matematika yaitu ……….) dengan model matematika yaitu ………. Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal penaksiran Penerapan deret ukur yang paling konvensional di bidang ekonomi adalah dalam hal penaksiran jumlah
jumlah penduduk. penduduk. Sebagaimana Sebagaimana pernah pernah dinyatakan dinyatakan oleh oleh Malthus, Malthus, penduduk penduduk dunia dunia tumbuhtumbuh mengikuti pola deret ukur.
mengikuti pola deret ukur. Contoh 2
Contoh 2
Penduduk suatu kota tercatat 3,25 juta jiwa pada tahun 2010. Diperkirakan menjadi 4,5 juta jiwa Penduduk suatu kota tercatat 3,25 juta jiwa pada tahun 2010. Diperkirakan menjadi 4,5 juta jiwa pada
pada tahun tahun 2015. 2015. Jika Jika tahun tahun 2010 2010 dianggap dianggap tahun tahun dasar, dasar, berapa berapa persen persen pertumbuhanpertumbuhan pendudukny
penduduknya? Berapa jumlah penduduknya pada tahun 2a? Berapa jumlah penduduknya pada tahun 2017?017? Penyelesaian:
Penyelesaian:
Persentase pertumbuhan penduduk Persentase pertumbuhan penduduk P Pnn = = Po(1+i)Po(1+i)nn 4,5 4,5 = = 3,25(1+i)3,25(1+i)2015-20102015-2010
4,5
4,5
3,5
3,5
= = (1+i)(1+i)55 1,3846 = (1+i) 1,3846 = (1+i)55 (1,3846) (1,3846)1/51/5 = = 1+i1+i i i = = 1,38461,38461/51/5 – – 1 1 i i = = 0,06730,0673 i i = = 6,73%6,73%jadi persentase pertumbuhan pendudukny
jadi persentase pertumbuhan penduduknya 6,73%a 6,73% P P20172017 = P= P20102010(1+i)(1+i)2017-20102017-2010 = 3,25(1+6,73%) = 3,25(1+6,73%)77 = 3,25(1,577632) = 3,25(1,577632) = 5,13 = 5,13
Jadi, jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 2017 sebanyak 5,13 juta jiwa. Jadi, jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 2017 sebanyak 5,13 juta jiwa.
2. PELURUHAN
Peluruhan atau penurunan adalah suatu kondisi penurunan jumlah suatu objek dengan persentase penurunan yang tetap. Kondisi peluruhan atau penurunan dapat ditemui dalam berbagai masalah
seperti masalah menurunnya omset penjualan, menurunnya jumlah bakteri jahat dalam tubuh setelah diberikan obat, dll. Masalah ini adalah kebalikan dari masalah pertumbuhan di mana formula untuk menghitung besar peluruhan adalah
Un = U0
(
)
Contoh 1
Suatu neutron dapat pecah mendadak menjadi suatu proton dan electron. Ini terjadi sedemikian sehingga jika kita memiliki 1.000.000 neutron, kira-kira 5% dari neutron akan berubah pada akhir satu menit. Berapa neutron yang masih ada setelah n menit dan 10 menit?
Penyelesaian:
Misalkan banyak neutron = M
Persentase peluruhan (penyusutan = sebesar p% tiap menit Banyak neutron semula = M
Banyak neutron setelah 1 menit = M –
= M (1 –
)Banyak neutron setelah 2 menit = M (1 –
) –
(1 –
) = M(1
)
Banyak neutron setelah 3 menit = M
(1
)
–
M(1
)
= M(1
)
3
…Banyak neutron setelah n menit = M
(1
)
Banyak neutron setiap menitnya membentuk barisan geometri M, M (1 –
), M(1
)
, M(1
)
3
, …, M(1
)
Un = M
(1
)
Un =
(1
)
Un-1, dengan(1
)
dinamakan faktor peluruhanUn = U0
(1
)
Dalam kasus ini, M = 1.000.000 p = 5%, maka Un = 1.000.000
(1
5
)
= 1.000.000 (0,95)n U10 = 1.000.000 (0,95)10Log U10 = log 1.000.000 _ 10 log 0,95
= 6 + 10 (0,97777 – 1) Log U10 = 5,777
U10 = 598.412
Jadi, neutron yang masih ada setelah n menit adalah 1.000.000 (0,95)ndan neutron yang masih ada setelah 10 menit adalah 598.412.
Contoh 2
Suatu mobil dibeli dengan harga Rp100.000.000 pada tahun 2015. Jika diasumsikan harga mobil akan turun sebesar 2% dari tahun sebelumnya. Hitunglah harga mobil pada tahun 2020!
Penyelesaian:
Tahun 2015 = tahun mulai = U0 = 100.000.000
Tahun 2020 = tahun ke 5 = U5 Un = U0
(1
)
U5 = 100.000.0001
5
U5 = 100.000.000(1 – 0,02)5 = 100.000.000(0,98)5 = 100.000.000(0,9039207) = 90.392.0793. BUNGA TUNGGAL DAN BUNGA MAJEMUK Pengertian Bunga Tunggal
Bunga adalah jasa dari simpanan atau pinjaman yang dibayarkan pada akhir suatu jangka waktu yang ditentukan atas persetujuan bersama. Bunga tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi besarnya modal (besarnya modal tetap). Besarnya bunga berbanding senilai dengan persentase dan lama waktunya dan umumnya berbanding senilai pula dengan besarnya modal.
Jika modal sebesar M dibungakan dengan bunga p % setahun maka: a. Setelah t tahun, besarnya bunga:
t p M
I 100
b. Setelah t bulan, besarnya bunga:
12 100 t p M I
c. Setelah t hari, besarnya bunga: - Jika satu tahun 360 hari, maka:
360 100 t p M I
- Jika satu tahun 365 hari, maka:
365 100 t p M I
- Jika satu tahun 366 hari (tahun kabisat), maka:
366 100 t p M I Contoh 1
Budi meminjam uang sebesar Rp 1.000.000,00 kepada Edi dengan tingkat bunga 18% pertahun. Hitung besarnya bunga selama:
a) 2 tahun b) 6 bulan c) 50 hari
d) 2 tahun 6 bulan dan 50 hari! Penyelesaian:
M = 1.000.000 dan p = 18
a) Besarnya bunga selama 2 tahun i =
x x
i =
8
x 1000000 x 2
= 360000b) Besarnya bunga selama 6 bulan: i =
x Mx
i =
8
x 1000000 x
6
= 90000Jadi besarnya bunga adalah Rp 90.000,00 c) Besarnya bunga selama 50 hari:
i =
x Mx36
i =
8
x 1000000 x36
5
= 25000Jadi besarnya bunga dalam 50 hari adalah sebesar Rp 25.000,00 d) Besarnya bunga dalam 2 tahun 6 bulan dan 50 hari
Dapat dicari dengan jalan menjumlahkan bunga 2 tahun + bunga 6 bulan + bunga 50 hari atau dapat dicari dengan jalan menghitung waktu seluruhnya dalam hari, sehingga 2 tahun 6 bulan 50 hari = 950 hari, sehingga:
i =
x Mx36
i =
8
x 1000000x95
36
= 475000Jadi besarnya bunga selama 2 tahun 6 bulan dan 50 hari adalah Rp 475.000,00
Pengertian dan Konsep Bunga Majemuk
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu, misalnya satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p % kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan bunga majemuk dihitung berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan bunga.
Perhitungan Nilai Akhir Modal
Jika modal sebesar M dibungakan atas dasar bunga majemuk sebesar p % setahun selama n tahun, maka besarnya modal setelah n tahun adalah:
Setelah satu tahun 0 0 1 100 M P M M
100 1 0 P M Setelah dua tahun
100 1 100 100 1 0 0 2 P M P P M M 2 0 0 100 1 100 1 100 1
P M P P M Setelah n tahun n n P M M
100 1 0Ilustrasi
Budi memiliki uang sebesar Rp 70.000.000,00 dan ia berniat untuk menginvestasikan dalan bentuk tabungan di bank selama 5 tahun. Dia pergi ke dua bank yang memiliki sistem bungan
yang berbeda. Bank ABC menggunakan bunga tunggal sebesar 10% per tahun dan Bank XYZ menggunakan bunga majemuk sebesar 9% per tahun. Dari hasil perhitungan pihak bank, ia memperoleh ilustrasi investasi sebagai berikut.
Tahun Bank ABC Bank XYZ
Bunga Saldo uang Bunga Saldo
0 0 70.000.000,00 0 70.000.000,00 1 7.000.000,00 77.000.000,00 6.300.000,00 76.300.000,00 2 7.000.000,00 84.000.000,00 6.867.000,00 83.167.000,00 3 7.000.000,00 91.000.000,00 7.485.030,00 90.652.030,00 4 7.000.000,00 98.000.000,00 8.158.682,70 98.810.712,70 5 7.000.000,00 105.000.000,00 8.892.964,14 107.703.676,84 Total Investasi 105.000.000,00 107.703.676,84
Dari ilustrasi di atas diperoleh kesimpulan bahwa walaupun Bank XYZ menawarkan bunga majemuk yang lebih kecil daripada bunga tunggal bank ABC, namun hasil investasi yang dihasilkan adalah lebih besar.
Dari masalah tersebut dapat dirumuskan pola barisan bunga majemuk, yaitu:
Misal diberikan modal awal/pokok M yang diinvestasikan dengan bunga i per periode. Besar modal pada periode ke-n (Mn) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
M1 = M0 + M0.i = M0(1 + i)
M2 = M1(1 + i) = [M0(1 + i)] (1 + i) = M0(1 + i)2
M3 = M2(1 + i) = [M0(1 + i)2] (1 +i) = M0(1 + i)3 …
Mn = Mn-1(1 + i) = [M0(1 + i)n-1] (1 + i) = M0(1 + i)n
Maka besar modal pada waktu n yang diinvestasikan menjadi: Mn = M0(1 + i)n
Contoh 1
Gogon menabung uang sejumlah Rp 1.000.000,00 di sebuah bank dengan bunga 10% per tahun. Berapa lama Gogon menyimpan uang tersebut agar menjadi Rp 1.464.100,00?
Penyelesaian:
Diketahui : Modal awal (M0) = 1.000.000,
Mn = 1.464.100, i = 10% = 0,1
Ditanya : Berapa tahun (n) Gogon menabung agar uangnya menjadi 1.464.100? Jawab : Mn = M0(1 + i)n 1.464.100 = 1.000.000 (1 + 0,1)n
.464.
..
= (1,1)n 1,4641 = (1,1)4 Jadi n = 4Sehingga dapat disimpulkan bahwa Gogon menabung selama 4 tahun agar mempunyai uang sebesar Rp 1.464.100,00.
Contoh 2
Modal sebesar Rp 1.000.000,00 diperbungakan dengan dasar bunga majemuk 3% setahun. Hitunglah nilai akhir modal setelah 3 tahun.
Jawab : Misalkan M = 1.000.000,00, n = 3 tahun, p = 3%. M3 = M (1+i)3
= 1.000.000 (1+0,03)3 = 1.000.000 (1,03)3 = 1.000.000 x 1,092727 = 1.092.727
Jadi nilai akhir setelah 3 tahun = Rp 1.092.727,00 4. ANUITAS
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya, yang dibayarkan setiap akhir jangka waktu, dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran.
Anuitas = Bunga + Angsuran
Jika besarnya bunga adalah A, angsuran periode ke-n dinyatakan dengan an, dan bunga periode ke-n adalahbn, maka diperoleh hubungan :
n n b a
A , dengan n = 1, 2, 3, ...
Jika suatu pinjaman sebesar M dilunasi dengan anuitas selama n tahun,atas dasar bunga
i = P% setahun, maka: Pada akhir tahun ke-k :
k k
k a b
A
Pada akhir tahun ke-(k+1) :
1 1 1 k k k a b A
Karena Ak Ak 1, maka: k k k k b a b a 1 1 1 1 ak ak bk bk k k k a ia a . 1
i
a a k k 1 1 Sehingga:
i
a a 1 1 2
2 1 1 2 3 a 1 i a 1 i 1 i a 1 i a Secara umum dapat ditulis sebagai:
1 1 1 n n a i a Keterangan: an= angsuran ke-n a1= angsuran pertama i = suku bungaAnuitas sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya sistem pembayaran sewa rumah atau angsuran kredit (motor, rumah, bank, dll). Uang tabungan kita di bank yang setaip bulan mendapatkan bunga juga merupakan contoh anuitas.
Ada dua macam anuitas, yaitu:
1) Anuitas pasti yaitu anuitas yang tanggal pembayaran mulai dan terakhirnya pasti. Contoh: KPR, kredit bank, kredit mobil, dll.
2) Anuitas tidak pasti, yaitu anuitas yang jangka pembayarannya tidak pasti. Contoh: pembayaran santunan asuransi kecelakaan.
Besarnya anuitas selalu tetap. Contoh 1
Misalkan modal sebesar M dipinjamkan tunai (cash), dengan suku bunga i per periode waktu dan harus dilunasi dalam n anuitas setiap periode waktu. Bagaimana cara menentukan besar anuitas? Penyelesaian:
Misalkan M = modal yang dipinjamkan secara tunai
i = suku bunga
A= anuitas
Maka dapat digambarkan sebagai berikut
Dari ilustrasi di atas, dapat dibentuk pembayaran anuitas untuk waktu: Anuitas pertama : M1 =
(+)
Anuitas kedua : M2 =
(+)
(+)
Anuitas ketiga : M3 =
(+)
(+)
(+)
… Anuitas ke-n : Mn =
(+)
(+)
(+)
…
(+)
Mn =
(+)
(+)
(+)
…
(+)
Misalkan v =
(+)
= (1+i)-1 v + v2 + v3 + … + vn Diperoleh: v + v2 + v3+ … + vn dimanav < 1↔ Sn =(−
)
−
dengan a = v dan r = v makav + v2 + v3+ … + vn =
(−
)
−
bagi denganv =−
−
substitusikan nilaiv =−
()
(+)−
=−(+)
Sehingga Anuitas ke-n menjadi Mn = A (v + v2 + v3+ … + vn) Mn =
−(+)
A =.
−(+)
dengan A = besar anuitas
M = modal/total pinjaman i = tingkat suku bunga n = banyaknya anuitas ATAU
Suatu pinjaman sebesar M akan dilunasi dengan n anuitas sebesar A dan besarnya suku bunga adalah i, maka Ab1 a1, karena b Mi
1 , maka A Mia1. Jika jumlah angsuran sama
dengan pokok pinjaman, maka : M a a a a ... n 3 2 1
i a i a
i M a a n 1 1 2 1 1 1 1 1 ... 1Ruas kiri adalah deret geometri dengan suku pertama a1, ratio
1i
, dan banyaknya suku n, maka :
i
M i a n 1 1 1 1 1
1
1 1 n i Mi a Mi = a1(1+i )n–
1 …………(1) 1 a Mi A , maka :
1
1 n i Mi Mi A
1
1 1 1 n n i Mi i Mi A
1
1 1 n n i i Mi A ……….(2)
n n n n i i i i Mi A 1 1 1 1 1 1 1
n i Mi A 1 1 1 n i Mi A ) 1 ( 1Dari (1) dan (2) didapat :
1
1 1 1 1 1 n n n i i i aA atau A a
1i
nContoh 1
Suatu pinjaman sebesar Rp 100.000,00 akan dilunasi dengan 6 anuitas atas dasar bunga 8 % sebulan. Tentukan :
a. Besar anuitasnya b. Angsuran ke-4
c. Bunga pada anuitas ke-4 Penyelesaian: M = 100.000; n = 6; I = 0,08 a.
n i Mi A 1 1 1
54 , 631 . 21 36983037 , 0 000 . 8 63016963 , 0 1 000 . 8 08 , 1 1 1 000 . 100 6 Jadi, besar anuitasnya adalah RP 21.631,54 b. a A Mi 1
54 , 631 . 13 000 . 8 54 , 631 . 21 08 , 0 000 . 100 54 , 631 . 21
81 , 171 . 17 08 , 1 54 , 631 . 13 1 3 3 1 4 a i aJadi, besarnya angsuran ke-4 adalah Rp 17.171,81 c. b4
A
a4 73 , 459 . 4 81 , 171 . 17 54 , 631 . 21 Jadi, bunga pada anuitas ke-4 adalah Rp 4.459,73 Contoh 2
Ibu membeli sebuah sepeda motor menggunakan sistem anuitas pada pembayaran kreditnya. Harga notor tersebut Rp 10.000.000,00 dengan menggunakan tingkat suku bunga 4% er tahun. Ibu berencana melunaskan kreditnya dengan 6 kali anuitas. Hitunglah besar anuitas yang dibayarkan
Ibu?
Penyelesaian:
Dari masalah tersebut dapat diketahui: M = 10.000.000
i = 4% = 0,04
n = 6
A =