• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) RIKKI MARTIN SIANIPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) RIKKI MARTIN SIANIPAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT DAN PUPUK NPK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

ARTIKEL ILMIAH

RIKKI MARTIN SIANIPAR

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

(2)

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT DAN PUPUK NPK

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

Rikki Martin Sianipar, Irianto, Lizawati

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pertanian pada Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

(3)

PENGESAHAN

Artikel ilmiah dengan judul “Pengaruh Pemberian Asam Humat dan Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)”. Disusun Oleh Rikki Martin Sianipar, NIM D1A016086.

Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dr. Ir. Irianto, M.P. NIP. 196212271987031006 Dosen Pembimbing II Dr. Lizawati, S.P., M.Si. NIP. 197012051995122001

(4)

Sianipar, et. al. 2021 Pengaruh Pemberian Asam Humat……

1

PENGARUH PEMBERIAN ASAM HUMAT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Rikki Martin Sianipar*1), Irianto2), Lizawati2)

1.

Alumni Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi

2 Dosen Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi

Kampus Pinang Masak, Mendalo Indah, Jambi 36361

*Alamat korespodensi : rikkimartinsianipar@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh komposisi asam humat dan pupuk NPK dan mendapatkan komposisi asam humat dan pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah terbaik. Penelitian dilaksanakan di Teaching and Research Farm, Fakultas Pertanian Univeristas Jambi, Mendalo, dengan ketinggian tempat lebih kurang 35 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2020. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan yang dicobakan adalah berbagai komposisi asam humat komersial (AH-90, dengan kandungan 90% asam humat) dan dosis pupuk anorganik NPK (16:16:16) dengan komposisi sebagai berikut : a1 = 100% asam humat; a2 = 75% asam humat + 25% NPK; a3 = 50% asam humat + 50% NPK; a4 = 25% asam humat + 75% NPK; a5 = 100% NPK. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang, diameter tajuk, jumlah buah, bobot buah, diameter buah, dan bobot kering tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA), dan dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Ring Test) pada taraf ∝ = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai komposisi asam humat dan pupuk NPK memberikan pengaruh yang sama terhadap tinggi tanaman, diameter tajuk, jumlah buah, bobot buah, diameter buah dan bobot kering buah, namun dapat meningkatkan jumlah cabang tanaman cabai merah. Komposisi asam humat dan pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah terbaik adalah 25% asam humat + 75% NPK. Pemberian asam humat 100% dapat menggantikan pemberian NPK 100%.

Kata kunci : Asam humat, pupuk NPK, cabai merah.

PENDAHULUAN

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan selain cabai merah memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang banyak digunakan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan (Nurlenawati et al., 2009). Bagian dari

(5)

Sianipar, et. al. 2021 Pengaruh Pemberian Asam Humat……

2 tanaman cabai yang digunakan yaitu buahnya sebagai sayuran maupun bumbu sebagai penguat rasa makanan terutama sebagai bahan rasa pedas seperti sambal. Cabai ini merupakan tanaman semusim yang berdiri tegak, berbentuk perdu, dan menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan, dan menjadi salah satu komoditas paling populer di dunia (Waskito et al., 2018).

Sentra produksi cabai merah di Indonesia tersebar diberbagai wilayah, salah satunya yaitu Provinsi Jambi. Produktivitas cabai di provinsi Jambi tiga tahun terakhir mengalami peningkatan tiap tahunnya, tetapi jika dibandingkan dengan tahun 2015-2016 produktivitas cabe merah mengalami penurunan (Badan Pusat Statistik, 2020). Menurut Baharuddin (2016), penurunan produktivitas cabai merah dapat disebabkan oleh berapa faktor antara lain tingkat kesuburan tanah yang rendah, penerapan teknik budidaya yang tidak tepat serta serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), maka dari itu perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitas tanaman cabai merah. Selain itu, jenis tanah dominan di Provinsi Jambi adalah tanah ultisol sebesar 39,93% dari luas wilayah (Rencana Tata Ruang Wilayah, 2015). Menurut Endang (2001), tanah ultisol memiliki kapasitas tukar kation (KTK) <16 cmol kg-1, kejenuhan basa (KB) <35%, C-organik rendah, dan memiliki kandungan Al yang tinggi mengakibatkan terjadinya fiksasi P yang tinggi. pH tanah ultisol tergolong masam hingga sangat masam yaitu 3,10 – 5, hal ini diakibatkan oleh pencucian hara yang tinggi terutama basa-basa, sehingga basa keluar dari lingkungan tanah dan tanah memiliki kejenuhan basa yang rendah (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai merah yaitu diperlukan penerapan teknologi dan melihat kondisi agroekosistem tanaman tersebut ditanam sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal. Salah satunya yaitu melalui perbaikan teknik budidaya. Selama ini, perbaikan budidaya dilakukan dengan pemberian pupuk anorganik dan penggunaan berbagai bahan kimia untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT), sistem ini dikenal dengan sistem pertanian konvensional. Sistem konvensional adalah sistem pertanian yang ditujukan untuk memperoleh produksi pertanian maksimal dengan memanfaatkan teknologi moderen seperti pupuk dan pestisida kimia sintetis dosis tinggi dengan tanpa atau sedikit input pupuk organik (Seufert et al., 2012).

(6)

Sianipar, et. al. 2021 Pengaruh Pemberian Asam Humat……

3 Pertanian konvensional adalah salah satu aplikasi sistem pertanian yang berpotensi menurunkan kadar C-organik tanah, mendorong kehancuran struktur tanah, menurunkan kesuburan tanah, dan hilangnya pupuk serta unsur kimia lainnya akibat erosi dan leaching (Liu et al., 2006). Upaya untuk memperbaiki sistem konvensional ini dapat dilakukan dengan mengedepankan kaidah-kaidah ekosistem yang berkelanjutan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar ekosistem pertanian dapat berkelanjutan adalah pemberian bahan organik ke dalam tanah. Penggunaan bahan organik bertujuan untuk memperbaiki kesuburan tanah yang semakin menurun akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dan berlebih, juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penggunaan bahan organik yang berasal dari kotoran hewan tidak mampu menjamin ketersediaan bahan baku pupuk organik. Asam humat dapat digunakan sebagai pengganti bahan pupuk organik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Hanafiah 2005). Asam humat merupakan salah satu bahan organik dan dikenal sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner), karena memiliki struktur molekul kompleks dan mempunyai kemampuan untuk menstimulasi dan mengaktifkan proses biologi dan fisiologi pada organisme hidup di dalam tanah.

Selain memperbaiki sifat-sifat tanah, saat ini asam humat telah dimanfaatkan sebagai pelengkap pupuk yang dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk dan meningkatkan pertumbuhan tanaman (Hermanto et al., 2013). Berbagai penelitian yang menggunakan asam humat dikombinasikan dengan pupuk anorganik telah banyak dilaporkan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Hermanto et al. (2013) pada tanaman jagung menunjukkan bahwa pemberian asam humat sebanyak 20 kg ha-1 bersama pupuk NPK dosis 100% meningkatkan ketersediaan dan penyerapan N, P, K, Zn dan Fe. Sedangkan hasil penelitian Sipayung et al., (2015), menunjukkan bahwa hanya jumlah daun 4 MST yang nyata dipengaruhi interaksi antara pupuk fosfat dan asam humat dengan rataan jumlah daun terbanyak dihasilkan oleh kombinasi pupuk fosfat 36 kg ha-1 dan asam humat 3 kg ha-1 yaitu 19,67 helai dan pada 5,6 dan 7 MST dipengaruhi nyata oleh dosis asam humat. Sementara itu, variabel lain tidak dipengaruhi nyata

(7)

Sianipar, et. al. 2021 Pengaruh Pemberian Asam Humat……

4 oleh semua perlakuan, jadi perlu ditingkatkan lagi dosis asam humat dan pupuk fosfat.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas dapat dilihat bahwa penggunaan asam humat yang ditambahkan dengan pupuk anorganik akan memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang maksimal, namun untuk mempertahankan keberlanjutan produktivitas tanaman perlu dilakukan pengurangan penggunaan pupuk anorganik. Oleh sebab itu penulis melakukan penelitian tentang pemberian asam humat dan pupuk anorganik dengan berbagai komposisi pada cabai merah, agar didapat komposisi asam humat dan pupuk anorganik yang memberikan pertumbuhan dan hasil cabai merah terbaik dengan judul “Pengaruh Komposisi Asam Humat dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi asam humat dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah, dan mendapatkan komposisi asam humat dan pupuk NPK yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah terbaik.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Teaching and Research Farm, Fakultas Pertanian Univeristas Jambi, Mendalo, dengan ketinggian tempat lebih kurang 35 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2020.

Bahan dan Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan, cangkul, paranet, parang, gembor, ember, penggaris dan alat-alat lainnya yang diperlukan dalam penelitian.

Bahan yang digunakan yaitu benih Cabai Keriting Varietas Vitra, air, kompos, pasir, mulsa plastik hitam perak, Asam humat dan NPK, Gandasil D, Agrimec 18EC, pupuk daun Bayfolan D, Dithane M-45 80WP, Furadan 3GR, Demolish 18EC, Samite 135EC.

(8)

Sianipar, et. al. 2021 Pengaruh Pemberian Asam Humat……

5

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan yang dicobakan adalah berbagai komposisi asam humat komersial (AH- 90, dengan kandungan 90% asam humat) dan dosis pupuk anorganik NPK (16 : 16 : 16). Asam humat dan NPK diberikan berdasarkan dosis anjuran yaitu 5 kg ha-1 asam humat dan 700 kg ha-1 NPK (Sumarni dan Muharam, 2005). Komposisi asam humat dan pupuk NPK yang dicobakan adalah sebagai berikut :

a1 = 100% asam humat

a2 = 75% asam humat + 25% NPK a3 = 50% asam humat + 50% NPK a4 = 25% asam humat + 75% NPK a5 = 100% NPK

Masing-masing diulang sebanyak 5 kali, sehingga jumlah satuan percobaan sebanyak 25. Luas petak percobaan adalah 3,5 m x 1 m. Setiap satuan percobaan terdiri dari 14 tanaman, sehingga jumlah keseluruhan adalah 350 tanaman. Jumlah tanaman sampel yaitu 6 tanaman, sehingga terdapat 150 tanaman sampel.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA), dan dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple Ring Test) pada taraf ∝ = 5%.

KESIMPULAN

1. Pemberian berbagai dosis kompos kulit buah kakao tidak berbeda terhadap pertumbuhan bibit kakao, karena tidak berbeda nyata terhadap variabel berat kering tajuk, berat kering akar, dan rasio tajuk akar bibit kakao. Namun, sudah berbeda nyata terhadap variabel pertambahan tinggi, pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah daun, dan luas daun total bibit kakao. 2. Dosis kompos kulit buah kakao terbaik untuk pertumbuhan bibit kakao yaitu

(9)

Sianipar, et. al. 2021 Pengaruh Pemberian Asam Humat……

6

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Luas Panen Dan Produksi Cabai Di Provinsi Jambi 2015-2020. Jambi.

Baharuddin, R. 2016. Respon pertumbuhan dan hasil tanaman cabai (Capsicum annum L.) terhadap pengurangan dosis NPK 16:16:16 dengan pemberian pupuk organik. J.Dinamika Pertanian. 32(2):115-124.

Endang, S.Y. 2001. Teknik Pemberian Biofertilizer Emas Pada Tanah Podsolik (Ultisol) Rangkasbitung. Buletin Teknik Pertanian.7 (1).

Hanafiah, K.A. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Hermanto, D., N.K.T. Dharmayani., R. Kurnianingsih dan S.R. Kamali. 2013.

Pengaruh asam humat sebagai pelengkap pupuk terhadap ketersediaan dan pengambilan nutrien pada tanaman jagung di lahan kering kec. Bayan-NTB. Lembaga Penelitian Univ. Mataram. Ilmu Pertanian. 16(2):28-41.

Liu, X.S. Herbert, A.M. Hashemi, X. and Zhang, G. 2006. Effects og agricultural management on soil organic matter and carbon transformation a review. Plant Soil Environ. 52 (12): 531-543.

Nurlenawati N., Asmanur J. dan Nimih. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai merah (Capsicum annuum L.) Varietas Prabu Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Fosfat dan Bokashi Jerami Limbah Jamur Merang, Agrikultural, 4(1).

Prasetyo, B.H. dan D.A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik, Potensi, Dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering Di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 25 (2): 39- 44.

Sipayung, O., Mariati dan Meiriani. 2015. Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Dosis Pupuk Fosfat dan Asam Humat. Jurnal Online Agroekoteknologi, 3 (4) :1399 – 1407.

Suefert, V. Ramankutty, V. and foley, J.A. 2012. Comparing the yields of organic and conventional agriculture. Nature. 14(15):229-232.

Sumarni, N. dan A. Muharm. 2005. Budidaya Tanaman Cabai Merah. Panduan Teknis PTT Cabai Merah, No.2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung :44.

Waskito, H., A. Nuraini, N. Rostini. 2018. Respon pertumbuhan dan hasil cabai keriting (Capsicum annuum L.) CK5 akibat perlakuan pupuk NPK dan pupuk hayati. Jurnal kultivasi Vol. 17 (2).

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Asam Humat dan Omega Pada Pemberian Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Gmelina arborea RoxbI. yang Diinokulasi Cendawan Mikoriza Arbuskula

Pengaruh pupuk NPK Mutiara 16-16-16 terhadap tertumbuhan dan produksi tanaman cabai Hasil pengamatan pada penelitian pengaruh pupuk NPK Mutiara 16-16-16 terhadap

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, pemberian asam humat pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman bayam merah pada parameter bobot basah dan

Pengaruh Penggunaan Konsentrasi Pupuk Daun Gandasil D Dan Dosis Pupuk Guano Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.). Agribisnis

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kombinasi pupuk organik, asam humat, dan mikoriza terhadap tingkat infeksi mikoriza pada perakaran tanaman cabai dan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa interaksi pemberian pupuk NPK dan nano pestsida tidak berpengaruh nyata, secara tunggal pemberian 150 kg/ha pupuk

Berdasarkan analisis statistika pemberian urea yang dicampur asam humat dengan berbagai takaran tidak menunjukkan ada interaksi, dan pemberian urea yang dicampur asam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan jenis pupuk hayati dan dosis asam humat yang dapat memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik bagi tanaman bawang merah Allium