• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis perbandingan model sistem antrian terhadap waktu tunggu konsumen pada bioskop xxi bintaro xchange

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis perbandingan model sistem antrian terhadap waktu tunggu konsumen pada bioskop xxi bintaro xchange"

Copied!
189
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.. Latar Belakang Keberadaan bioskop di Indonesia sudah mencapai hampir 100 tahun lebih.. Selama perkembangannya, industri ini mengalami pasang surut (H. Djonny S. n.d.). Ada saat dimana industri ini berkembang dengan pesat namun ada saatnya dimana harus berjuang untuk dapat bertahan. Selama masa-masa yang panjang tersebut tentu banyak sekali hal yang berkembang dalam industri perfilman, mulai dari teknologi gambar dan fasilitas dalam studio sampai pada kualitas pelayanan kepada konsumen. Sebagai penyedia jasa layanan menonton film layar lebar, bioskop perlu menyadari bahwa pelayanan terhadap konsumen merupakan aspek yang harus diperhatikan karena melalui aspek inilah yang menuntukan tingkat kepuasan konsumen dan keberhasilan perusahaan dalam melayani konsumen. Pelayanan terhadap konsumen menurut Kotler (2010) merupakan kegiatan atau keuntungan yang ditawarkan suatu kelompok kepada yang lainnya dan pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan terhadap apapun. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan bagi konsumen tersebut. Dengan terus meningkatnya standart yang diajukan konsumen kepada penyedia layanan di Indonesia maka bioskop di Indonesia harus terus meningkatkan mutu layanannya, dengan cara meningkatkan inovasi dalam hal. 1 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(3) pelayanan kepada konsumen secara tepat dan cepat. Salah satu bentuk kualitas pelayanan kepada konsumen adalah bagian fasilitas layanan antriannya. Karena seringkali konsumen menghabiskan banyak waktu untuk menunggu antrian saat ingin membeli tiket di bioskop, apalagi ketika film yang diputar merupakan film yang sedang ramai diperbincangkan (Mengantri Demi Sebuah Film, 2012). Semakin lamanya waktu antrian akan membuat perusahaan bioskop pun mengalami dampak negatif. Waktu antrian yang terlalu lama dapat menyebabkan konsumen membatalkan niatnya untuk melakukan transaksi atau keengganan untuk kembali berkunjung di masa mendatang. Sebaliknya jika waktu antrian semakin cepat maka jumlah konsumen yang dapat dilayani oleh perusahaan akan semakin banyak, hal tersebut berarti bahwa transaksi yang terjadi antara konsumen dan perusahaan akan meningkat. Antrian merupakan sebuah sistem yang mencakup pelanggan yang datang dengan laju konstan atau bervariasi untuk mendapatkan pelayanan dari penyedia layanan. Jika pelanggan yang datang dapat memasuki fasilitas layanan, pelanggan dapat langsung dilayani. Jika calon konsumen harus menunggu dilayani, maka calon konsumen tersebut harus membentuk antrian, dan akan berada dalam antrian hingga calon konsumen mendapat giliran untuk dilayani. Calon konsumen akan dilayani dengan laju layanan yang konstan atau bervariasi dan akhirnya meninggalkan sistem. Haris dan Gross (1994) mengatakan bahwa sistem antrian adalah kedatangan pelanggan untuk mendapatkan layanan, menunggu untuk. 2 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(4) dilayani jika fasilitas pelayanan (server) masih sibuk, mendapatkan layanan dan kemudian meninggalkan sistem setelah dilayani. Antrian dalam sebuah pelayanan dapat terjadi karena adanya kebutuhan layanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas yang disediakan oleh penyedia layanan. Antrian dibutuhkan untuk memudahkan penyedia layanan dalam melayani konsumennya. Tanpa adanya antrian atau sistem antrian maka proses transaksi yang akan terjadi antara konsumen dan penyedia layanan akan menjadi terhambat (Kusmayati, 2014). Dalam kenyataannya, antrian tidak selalu berjalan dengan baik atau sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan maupun konsumen. Hal tersebut dapat terjadi karena ada hal-hal yang tidak diperkirakan akan terjadi baik oleh konsumen maupun penyedia layanan. Permasalahan dalam antrian menyebabkan waktu pelayanan terhadap seorang konsumen menjadi lebih lama dibandingkan dengan waktu pelayanan rata-rata terhadap konsumen lain. Contoh hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya masalah dalam antrian, antara lain : proses pembayaran yang terhambat karena tidak adanya uang kembalian, konsumen yang memilihi menu terlalu lama, dan masalah kerusakan mesin. Waktu merupakan sebuah sumber daya yang paling disoroti dalam sebuah sistem antrian. Oleh karena itu pengurangan waktu tunggu merupakan sebuah topik yang sangat penting untuk dibahas oleh perusahaan. Menunggu terlalu lama dalam sistem antrian sangat membosankan bagi pelanggan, apabila penyedia layanan tidak bisa melayani dengan cepat, maka konsumen tidak akan mau. 3 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(5) melakukan transaksi atau tidak akan kembali di masa mendatang. Tentu saja ini sangat merugikan perusahaan karena menurunnya pendapatan akibat layanan yang buruk sehingga konsumen tidak mau melakukan transaksi. Selain itu perusahaan juga mengalami kerugian lain diantaranya efisiensi kerja yang buruk, dan memperburuk citra perusahaan. Pelayanan bisa dalam bentuk apa saja untuk membuat pelanggan puas, salah satunya dengan teknologi. Beberapa pengembangan teknologi telah dilakukan perusahaan dalam hal pelayanan. Contohnya pada bank, nasabah tidak perlu datang ke bank dan mengantri untuk melakukan transaksi seperti transfer, tarik tunai, pembayaran listrik, air ataupun cicilan karena mereka menciptakan layanan mobile banking dan internet banking untuk mempermudah transaksi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Perusahaan tiket pesawat terbang juga menyediakan fasilitas online, sehingga pelanggan dapat memesan 4 tiket via internet kemudian membayar lewat ATM (Anjungan Tunai Mandiri) tanpa harus datang dan mengantri. Pada industri perfilman ada layanan khusus bagi para penonton yang ingin mendapat layanan khusus dimana penonton disediakan jalur khusus sehingga tidak perlu mengantri di tempat antrian pada umumnya dan sistem pembayaran hanya dengan melakukan penempelan kartu pada sebuah mesin. Bioskop XXI merupakan perusahaan bioskop terbesar di Indonesia dengan melihat jumlah cabang-cabangnya yang tersebar begitu luas di Indonesia dan yang akan terus bertambah (Angga Rulianto, 2015). Bisokop XXI juga melakukan. 4 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(6) berbagai pengembangan teknologi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam hal antrian. Salah satu caranya adalah menggunakan movie card. Bila ditinjau, antrian dengan menggunakan movie card ini dapat memberikan keuntungan bagi penyedia layanan dan bagi konsumen. Keuntungan yang dirasakan oleh penyedia layanan adalah jumlah konsumen yang dapat dilayani oleh penyedia layanan akan semakin meningkat karena adanya pengurangan waktu pelayanan terhadap setiap konsumen. Dari sisi konsumen keuntungan yang dapat dirasakan dari sistem antrian yang menggunakan movie card ini adalah adanya kecepatan dalam proses transaksi dan adanya jalur khusus bagi konsumen yang menggunakan layanan ini (Tentang The Movie Card n.d.). Penulis melihat bahwa keputusan Bioskop XXI mengeluarkan layanan movie card merupakan langkah yang diambil untuk mengantisipasi panjangnya antrian dan lamanya waktu pelayanan ketika sedang diputar film-film yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Dengan kehadiran movie card ini, konsumen tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengantri demi mendapatkan sebuah tiket untuk menonton film yang ingin ditontonnya. Pada kesempatan kali ini penulis akan melakukan observasi untuk melihat kecepatan pelayanan antrian yang tidak menggunakan movie card dengan kecepatan pelayanan antrian yang menggunakan movie card di Bioskop XXI Bintaro Xchange. Dari hasil observasi ini akan didapatkan data yang memperlihatkan berapa waktu tunggu konsumen dalam antrian dengan tidak menggunakan movie card dan berapa waktu tunggu konsumen yang dapat dihemat perusahaan yang menggunakan antrian dengan menggunakan movie card.. 5 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(7) 1.2.. Rumusan Masalah Berikut ini merupakan beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Berapakah rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan layanan movie card? 2. Berapakah rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dua servers tanpa menggunakan layanan movie card? 3. Berapakah rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian tiga servers tanpa menggunakan layanan movie card? 4. Berapakah rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server yang menggunakan layanan movie card? 5. Di antara sistem antrian single server yang menggunakan movie card, single server tanpa movie card, dua servers tanpa movie card, dan tiga servers tanpa movie card, manakah sistem antrian yang menghasilkan waktu tunggu konsumen paling kecil?. 1.3.. Tujuan Penelitian Berikut ini merupakan tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis : 1. Mengetahui rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan layanan movie card. 2. Mengetahui rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dua servers tanpa menggunakan layanan movie card. 3. Mengetahui rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian tiga servers tanpa menggunakan layanan movie card.. 6 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(8) 4. Mengetahui rata-rata waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server yang menggunakan layanan movie card . 5. Mengetahui sistem antrian yang menghasilkan waktu tunggu konsumen paling kecil di antara sistem antrian single server yang menggunakan movie card, single server tanpa movie card, dua servers tanpa movie card, dan tiga servers tanpa movie card.. 1.4.. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kontribusi. perkembangan manajemen operasi khususnya mengenai perhitungan peningkatan efektivitas dan efisiensi perusahaan. 1.4.1. Manfaat Akademis Penelitian ini dapat berguna untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam mengobservasi, menganalisa, dan mengevaluasi pentingnya movie card dalam sistem antrian bagi industri bioskop.. 1.4.2. Manfaat Manajerial Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dengan melihat tingkat efektivitas dan efisiensi yang dapat ditingkatkan melalui penerapan sistem antrian yang menggunakan movie card. Model antrian yang menggunakan movie card digunakan agar kapasitas perusahaan dalam melayani konsumen dapat meningkat.. 7 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(9) 1.5.. Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Objek penelitian adalah Bioskop XXI Bintaro Xchange. 2. Perbandingan penelitian hanya antara 1 loket biasa dengan 1 loket yang menggunakan movie card. 3. Penelitian ini membandingkan kecepatan waktu pelayanan per konsumen dengan membandingkan loket yang biasa dengan loket yang menggunakan movie card. 4. Penelitian/observasi berdasarkan pengamatan tanggal 23-25 Oktober 2015, 30 Oktober 2015-1 November 2015 dan 27-29 November 2015.. 1.6.. Sistematika Penelitian Penelitian yang penulis buat dalam tulisan ini dibahas dalam lima bab. yang berhubungan. Sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang masalah yang menjadi alasan dibuat penelitian ini dan rumusan masalah. Selain itu pada bab ini dilengkapi dengan tujuan dan manfaat penelitian serta menentukan batasan penelitian yang membuat penelitian ini menjadi lebih spesifik dan fokus.. 8 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(10) Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian teori – teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini yang membahas tentang teori antrian, karakteristik sistem antrian, struktur antrian, model antrian, serta berisi penelitian terdahulu. Bab III Metode Penelitian Pada bagian ini, penulis akan menguraikan tentang objek penelitian yang diteliti tentang perusahaan dan sistem antrian yang diterapkan, kemudian teknik pengumpulan data, sumber data, dan teknik analisis data yang digunakan. Bab IV Hasil dan pembahasan Lalu, pada bagian ini berisi hasil penghitungan seberapa cepat waktu pelayanan per konsumen dengan menggunakan movie card dan tanpa menggunakan movie card. Hasil penghitungan tersebut selanjutnya akan dibandingkan dengan kebijakan perusahaan. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bagian terakhir, penulis membuat kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian yang juga menjawab pertanyaan - pertanyaan penelitian. Penulis juga memberikan saran untuk penelitian ini.. 9 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(11) BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1.. Teori Antrian Menurut Donald Gross (2008) antrian merupakan kedatangan konsumen. untuk menunggu dilayani dan meninggalkan sistem setelah selesai dilayani. Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya konsumen. Menurut Heizer dan Render (2011) antrian adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian dan merupakan orang-orang atau barang dalam barisan yang sedang menunggu untuk dilayani atau meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani pelanggan dengan efisien. Menurut B. Mahadevan (2007) antrian adalah situasi barisan tunggu dimana jumlah kesatuan fisik (pendatang) sedang berusaha untuk menerima. 10 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(12) pelayanan dari fasilitas terbatas (pemberi pelayanan) sehingga pendatang harus menunggu beberapa waktu dalam barisan agar dilayani. Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan. automatic dialing. equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktuwaktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon dengan cepat, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup. lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan. keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya. Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan suatu kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu barisan dan pada akhirnya meninggalkan fasilitas tersebut.. 11 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(13) 2.2.. Karakteristik Sistem Antrian Menurut Heizer dan Render (2011) terdapat tiga komponen karakteristik. dalam sebuah sistem antrian yaitu: a. Karakteristik kedatangan atau masukan sistem Sumber input yang mendatangkan pelanggan bagi sebuah sistem pelayanan memiliki karakteristik utama sebagai berikut: 1). Ukuran populasi Merupakan sumber konsumen yang dilihat sebagai populasi tidak terbatas atau terbatas. Populasi tidak terbatas adalah jika jumlah kedatangan atau pelanggan pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang potensial. Sedangkan populasi terbatas adalah sebuah antrian ketika hanya ada pengguna pelayanan yang potensial dengan jumlah terbatas.. 2). Perilaku kedatangan Perilaku setiap konsumen berbeda-beda dalam memperoleh pelayanan, ada tiga karakteristik perilaku kedatangan yaitu: pelanggan yang sabar, pelanggan yang menolak bergabung dalam antrian dan pelanggan yang membelot.. 12 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(14) 3). Pola kedatangan Menggambarkan. bagaimana. distribusi. pelanggan. memasuki. sistem. Distribusi kedatangan terdiri dari : Constant arrival distribution. dan. Arrival pattern random. Constant arrival. distribution adalah pelanggan yang datang setiap periode tertentu sedangkan Arrival pattern random adalah pelanggan yang datang secara acak.. b. Disiplin antrian Displin antrian merupakan aturan antrian yang mengacu pada peraturan pelanggan yang ada dalam barisan untuk menerima pelayanan yang terdiri dari : 1) First Come First Served (FCFS) atau First In First out (FIFO) yaitu pelanggan yang datang lebih dulu akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian pada Bank, SPBU, dan lain-lain. 2) Last Come First Served (LCFS) atau Last In First Out (LIFO) yaitu sistem antrian pelanggan yang datang terakhir akan dilayani lebih dulu. Misalnya: sistem antrian dalam elevator lift untuk lantai yang sama.. 13 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(15) 3) Service in Random Order (SIRO) yaitu panggilan didasarkan pada peluang secara acak, tidak peduli siapa dulu yang tiba untuk dilayani. 4) Shortest Operation Times (SOT) merupakan sistem pelayanan yang. membutuhkan. waktu. pelayanan. tersingkat. mendapat. pelayanan pertama. c. Fasilitas pelayanan Dua hal penting dalam karakteristik pelayanan sebagai berikut : 1) Desain sistem pelayanan Pelayanan pada umumnya digolongkan menurut jumlah saluran yang ada dan jumlah tahapan. a) Menurut jumlah saluran yang ada adalah sistem antrian jalur tunggal dan sistem antrian jalur berganda. b) Menurut jumlah tahapan adalah sistem satu tahap dan sistem tahapan berganda. 2) Distribusi waktu pelayanan Pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan di mana pola ini bisa konstan ataupun acak. Jika waktu pelayanan konstan, maka waktu yang diperlukan untuk melayani setiap pelanggan sama. Sedangkan waktu pelayanan acak merupakan waktu untuk melayani setiap pelanggan adalah acak atau tidak sama.. 14 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(16) 2.3.. Sifat Pemanggilan Populasi Menurut B. Mahadevan (2010) ada tiga sifat dari sistem pemanggilan. populasi yang akan diuraikan: 1. Besar kecilnya pemanggilan populasi. Pemanggilan populasi dapat bersifat terbatas maupun tidak terbatas. Bila populasi relatif besar, maka dapat dianggap besaran yang tidak terbatas. Contoh dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah mobil yang tibadi gerbang tol dan pasien yang datang ke rumah sakit. Sebaliknya pemanggilan populasi yang terbatas contohnya antara lain adalah reparasi mesin permainan di sebuah taman bermain. 2. Sifat kedatangan dari pemanggilan populasi. Subjek pemanggilan populasi dapat terjadi dalam pola teretentu namun bisa juga secara acak. Bila kedatangan secara acak, kita harus mengetahui probabilitas waktu antar kedatangan. Kedatangan secara acak paling cocok bila diuraikan melalui distribusi Poisson. Berikut ini syarat-syarat kedatangan berdistribusi Poisson : a. Proses kedatangan populasi bersifat acak, bila hal ini terpenuhi maka kemungkinan besar pola kedatangannya mengikuti distribusi Poisson. b. Rata-rata jumlah kedatangan per interval waktu sudah diketahui dari pengamatan sebelumnya. c. Pernyataan-pernyataan ini harus dipenuhi :. 15 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(17) . Probabilitas tepat satu kedatangan adalah sangat kecil dan konstan. . Probabilitas dua kedatangan atau lebih selama interval waktu tersebut angkanya sangat kecil, sehingga bisa dikatakan sama dengan nol.. . Jumlah kedatangan pada interval waktu tersebut tidak tergantung pada kedatangan di interval waktu sebelum dan sesudahnya. 3. Tingkah laku pemanggilan populasi. Ada tiga istilah yang dapat digunakan dalam antrian untuk menggambarkan tingkah laku pemanggilan populasi : a. Tidak mengikuti (renege), yaitu bila seseorang bergabung dalam antrian namun kemudian meninggalkan antrian tersebut. b. Menolak (Balking), seseorang yang tidak mau bergabung dalam antrian. c. Merebut (Bulk), menunjukkan kondisi saat kedatangan terjadi secara bersama-sama. saat ingin memasuki sistem sehingga. terjadi antrian yang tidak teratur.. 16 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(18) 2.4.. Disiplin Pelayanan Menurut Jae K. Shim dan Joel G. Siegel (1999), disiplin pelayanan antrian. akan berfokus pada tiga hal : 1.. Tatanan fisik sistem antrian. Tatanan fisik sistem antrian diukur berdasarkan jumlah saluran atau sumber pelayanan. Bila terdapat satu saluran maka dikatakan sistem antrian tunggal. Sistem pelayanan yang majemuk adalah ketika jumlah saluran lebih dari satu yang beroperasi secara bersamaan... 2. Disiplin antrian Disiplin antrian mengkaitkan pada populasi. yang menerima. pelayanan. Tipe pertama adalah FCFS (first come first serve) dimana yang pertama kali datang itulah yang dilayani terlebih dahulu. Tipe lain dari disiplin antrian yaitu yang bersifat acak atau disebut juga SIRO (service in random order). Terakhir adalah yang terakhir datang, yang akan dilayani pertama atau disebut juga LCFS (last come first serve). 3. Distribusi probabilitas yang sesuai untuk menggambarkan waktu pelayanan. Waktu pelayanan dalam sebuah antrian bisa bersifat konstan maupun acak. Bila waktu pelayanan didistribusikan secara acak, maka untuk menggambarkan perilakunya dibutuhkan distribusi probabilitas yang paling sesuai. Bila waktu pelayanan didistribusikan secara. acak. maka. analisinya. dapat. menggunakan. distribusi. 17 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(19) probabilitas eksponensial yaitu dengan cara membandingkan sampel waktu pelayanan yang sebenarnya dengan waktu pelayanan yang diharapkan.. 2.5.. Struktur Antrian Menurut Heizer dan Render (2011) ada empat model struktur antrian dasar. yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian: a. Single Chanel - Single Phase Single channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian. Contohnya adalah pada pembelian tiket bus yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko dan lain -lain. Ilustrasi dari Single Chanel-Single Phase dapat dilihat pada gambar berikut :. Sumber : Operations Management Eleventh Edition Gambar 2.1. Model Single Channel Single Phase. 18 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(20) b. Single Channel Multi Phase Struktur ini memiliki satu jalur pelayanan sehingga disebut Single Channel. Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan. Setelah menerima pelayanan maka individu tidak bisa meninggalkan area pelayanan karena masih ada pelayanan lain yang harus dilakukan agar sempurna. Setelah pelayanan yang diberikan sempurna baru dapat meninggalkan area pelayanan. Contoh: pencucian mobil. Ilustrasi dari Single Chanel-Multi Phase dapat dilihat pada gambar berikut :. Sumber : Operations Management Eleventh Edition Gambar 2.2. Model Single Channel Multi Phase. 19 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(21) c. Multi Channel Single Phase Sistem Multi Channel Single Phase terjadi ketika dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal. Sistem ini memiliki lebih dari satu jalur pelayanan atau fasilitas pelayanan sedangkan sistem pelayanannya hanya ada satu phase. Contoh : pelayanan di suatu bank yang dilayani oleh beberapa teller. Ilustrasi dari Multi Channel Single Phase dapat dilihat pada gambar berikut:. Sumber : Operations Management Eleventh Edition Gambar 2.3. Model Multi Channel Single Phase. 20 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(22) d. Multichannel, Multiphase System Multichannel, multiphase system terjadi ketika dua atau lebih fasilitas pelayanan yang memiliki beberapa tahapan pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan dengan aliran jalur tunggal. Sistem ini memiliki beberapa fasilitas pelayanan dan beberapa tahapan pelayanan yang harus diberikan kepada konsumen sampai tahapan pelayanan tersebut sempurna. Contoh : pelayanan pembuatan lisensi mengemudi yang dilayani oleh beberapa loket. Ilustrasi dari Multi Channel Multiphase System dapat dilihat pada gambar berikut:. Sumber : Operations Management Eleventh Edition Gambar 2.4. Model Multi Channel MultiPhase. 21 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(23) 2.6.. Model Antrian Ada empat model yang paling sering digunakan oleh perusahaaan dengan. menyesuaikan situasi dan kondisi masing-masing. Menurut Heizer dan Render (2011) dengan mengoptimalkan sistem pelayanan, dapat ditentukan waktu pelayanan, jumlah saluran antrian, dan jumlah pelayanan yang tepat dengan menggunakan model-model antrian. Empat model antrian tersebut adalah:. Tabel 2.1. Model Antrian. Model. Jumlah. Jumlah. Pola Tingkat. Pola Waktu. Ukuran. Disiplin. Jalur. Fase. Kedatangan. Pelayanan. Antrian. Antrian. Tunggal. Tunggal. Poisson. Eksponensial. Nama. Singgle Tidak A. Channel. FIFO Terbatas. (M/M/1) Multicha MultiB. nnel. Tidak Tunggal. Poisson. Eksponensial. Channel. FIFO Terbatas. (M/M/S) Constans Tidak C. t Service. Tunggal. Tunggal. Poisson. Konstan. FIFO Terbatas. (M/D/1) Limited D. Tunggal. Tunggal. Poisson. Eksponensial. Terbatas. FIFO. Poplation. Sumber : Operations Management Eleventh Edition. 22 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(24) a. Model A: Model antrian jalur tunggal dengan kedatangan berdistribusi poisson dan waktu pelayanan eksponensial (M/M/1).Dalam situasi ini, kedatangan membentuk jalur tunggal untuk dilayani oleh stasiun tunggal. Contoh: Meja informasi di Supermarket. Rumus antrian untuk model A adalah: = Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu µ. = Jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur. 1) Ls = Jumlah pelanggan rata-rata dalam sistem =. 2) Ws = jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam sistem (waktu menunggu ditambah waktu pelayanan) =. 3) Lq = jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian. =. 4) Wq = waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrian =. =. 23 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(25) = faktor utilisasi sistem. 5). =. 6) P0. = Probabilitas terdapat 0 unit dalam sistem =1. 7) Pn>k. = Probabilitas terdapat lebih dari sejumlah k unit dalam. sistem, dimana n adalah jumlah unit dalam sistem. =(. ). b. Model B : Multichannel (M/M/S). Sistem ini memiliki dua atau lebih jalur stasiun pelayanan yang tersedia untuk menangani pelanggan yang datang. Contoh: Loket tiket penerbangan. Asumsi dalam sistem ini adalah kedatangan mengikuti distribusi poisson, waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif, pelayanan dilakukan secara first-come, first-served, dan semua stasiun pelayanan diasumsikan memiliki tingkat pelayanan yang sama. Rumus antrian untuk model B adalah:. 24 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(26) 1) P0. =. `. Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem (tidak adanya pelanggan dalam sistem).. =. dengan M > [∑. M. ( ) ]. ( ). = Jumlah jalur yang terbuka = Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu. µ. = Jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur. n. = Jumlah pelanggan. 2) Ls. =. Jumlah rata-rata pelanggan atau unit di dalam sistem. = M. P0 +. = Jumlah jalur yang terbuka = Jumlah kedatangan rata-rata per satuan waktu. µ. = Jumlah rata-rata yang dilayani per satuan waktu pada setiap jalur. P0. = Probabilitas terdapat 0 orang dalam sistem. 25 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(27) 3) Ws. =. Waktu rata-rata yang dihabiskan sebuah unit di dalam sistem. =. P0 +. =. 4) Lq. =. Jumlah orang atau unit rata-rata yang menunggu dalam antrian. 5) Wq. =. Ls. =. Waktu rata-rata yang dihabiskan oleh seorang. pelanggan atau unit di dalam antrian. =. Ws. = c. Model C: Model waktu pelayanan konstan (M/D/1). Beberapa sistem pelayanan memiliki waktu pelayanan yang tetap, dan bukan berdistribusi eksponensial seperti biasanya. Contoh: Tempat pencucian mobil otomatis. Rumus antrian untuk model C adalah: 1) Lq. =. Panjang antrian rata-rata.. 26 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(28) =. 2) Wq. =. Rata-rata waktu menunggu dalam antrian.. =. 3) Ls. 4) Ws. =. Rata-rata jumlah pelanggan dalam sistem.. =. Lq. =. Rata-rata waktu dalam sistem.. =. Wq. d. Model D: Model populasi terbatas.Ketika terdapat sebuah populasi pelanggan potensial yang terbatas bagi sebuah fasilitas pelayanan, maka model antrian berbeda harus dipertimbangkan. Contoh: Bengkel yang hanya memiliki selusin mesin yang dapat rusak. Rumus antrian untuk model D adalah: 1) X. =. Faktor pelayanan. = 2) L. 3) W. =. Jumlah antrian rata-rata. =. N(1-F). =. Waktu tunggu rata-rata. 27 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(29) =. 4) J. 5) H. 6) N. =. =. Jumlah pelayanan rata-rata. =. NF(1-X). =. Jumlah rata-rata yang dilayani. =. FNX. =. Jumlah populasi. =. J+L+H. Notasi : D. = probabilitas sebuah unit harus menunggu di dalam antrian.. F. = faktor efisiensi.. H. = rata-rata jumlah unit yang sedang dilayani.. J. = rata-rata jumlah unit tidak berada dalam antrian.. L. = rata-rata jumlah unit yang menunggu untuk dilayani.. M. = jumlah jalur pelayanan.. N. = jumlah konsumen yang potensial. T. = rata-rata waktu pelayanan. U. = waktu rata-rata antara unit yang membutuhkan pelayanan.. W. = waktu rata-rata sebuah unit menunggu dalam antrian.. X. = faktor pelayanan. 28 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(30) 2.7.. Biaya Tunggu Menurut Kembe,M. M dan Onah, E. S (2012) hubungan antara tingkat. pelayanan dan biaya waktu menunggu dapat digambarkan dalam sebuah grafis. Dapat terlihat dari Gambar 2.5 bahwa bila tingkat pelayanan baik maka waktu menunggu akan berkurang.. Sumber : International Journal Of Scientific & Technology Research Gambar 2.5. Hubungan antara tingkat pelayanan dan biaya tunggu. Hubungan antara tingkat pelayanan dengan biaya pengadaan pelayanan tersebut digambarkan dalam Gambar 2.6. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa semakin baik tingkat layanan maka akan semakin besar pula biaya pengadaan pelayanan.. 29 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(31) Sumber : International Journal Of Scientific & Technology Research Gambar 2.6. Hubungan tingkat biaya pengadaan dan tingkat pelayanan. Penggabungan antara dua biaya input dalam keputusan antrian digambarkan pada Gambar 2.7. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa biaya waktu yang dibutuhkan untuk menunggu telah ditambahkan pada biaya pengadaan pelayanan sehingga membentuk total biaya yang diharapkan untuk operasi fasilitas yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya pengadaan fasilitas dan meminimalkan waktu menunggu pelayanan tersebut.. Sumber : International Journal Of Scientific & Technology Research Gambar 2.7. Hubungan antara tingkat pelayanan dan biaya pengadaan fasilitas. 30 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(32) 2.8.. Penelitian Terdahulu Beberapa jurnal dan keterangan penelitian dirangkum dalam Tabel 2.2. Tabel 2.2 Tabel Penelitian Terdahulu. No Peneliti. Publikasi. Judul. Hasil Penelitian. Penelitian 1.. Morten Welde. Journal of. Are Smart Card. Penggunaan sistem. Public. Ticketing. Smart Tiket pada. Transportation Systems 2012.. pelayanan. Profitable?. transportasi publik. Evidence from. di Kota Trondheim. The City of. memberikan hasil. Trondheim.. positif dengan adanya peningkatan net present valuedan serta pengurangan waktu tunggu dalam antrian.. 31 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(33) 2.. Duncan,. Journal of. Managing Real. Penelitian ini. Dickson, Robert. Service. and Virtual. menunjukkan. C. Ford, and. Marketing. Waits. bahwa konsumen. Bruce Laval.. 2005.. in Hospitality. tidak suka. and. menunggu. Karena. Service. itu diperlukan. Organizations.. strategi virtual queue untuk mengurangi waktu tunggu.. 3.. Robert F. Cope. Journal of. Disney’s. Rachelle F.. Business &. Virtual Queues: dapat. Cope,. Economics. A Strategic. meningkatkan. Opportunity To. mobilitas bagi. Co-Brand. konsumen, dimana. Services?. konsumen dapat. Harold E. Davis. Research 2008.. Penerapan E-Ticket. melakukan transaksi lain di area setikar permainan selama menunggu pelayanan. 32 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(34) utamanya. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi penyedia jasa.. 4.. Gail Tom and. Journal of. Waiting time. Waktu tunggu. Scott Lucey. Service. delays and. dalam sebuah. Marketing. customer. antrian merupakan. 1995.. satisfaction in. hal yang sangat. supermarkets. mempengaruhi kepuasan konsumen pada usaha ritel.. 5.. Asep Saefullah. Jurnal Ilmiah. Sistem Notifikasi. Aplikasi berbasis. Diah Ariyani. Sistem. Antrian Berbasis. sistem operasi. Andy Rienauld. Informasi. Android.. Android yang. 2014.. dapat memungkinkan penggunanya untuk memanfaatkan waktu tunggu dengan tidak. 33 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(35) mengantri pada kasir namun mengantri dalam sistem antrian pada ponsel smartphone dari manapun sambil mengerjakan aktivitas lain. Sumber : Diolah oleh Penulis. 34 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(36) 2.9.. Kerangka Penelitian. Berikut ini merupakan gambar kerangka penelitian yang dilakukan oleh penulis : Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Studi Kepustakaan (Landasan Teori) 1. 2. 3. 4.. Pengumpulan Data. Literatur Jurnal Laporan Penelitian Internet. 1. Observasi 2. Wawancara. Olah Data (Hasil Observsi dan Wawancara). Antrian dengan menggunakan Movie Card. Antrian yang tidak menggunakan Movie Card. Perbandingan Keduanya. Sumber : Diolah oleh Penulis Gambar 2.8. Gambar Kerangka Penelitian. 35 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(37) BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.. Gambaran Umum Perusahaan Cinema 21 Group merupakan jaringan bioskop di Indonesia yang. menyajikan tontonan berupa film-film baik dari film Hollywood maupun film Indonesia. Industri ini sudah mulai berdiri sejak tahun 1986 dengan bangunan pertama yang terletak di Jalan M. H. Thamrin Kavling 21 oleh Sudwikatmono, dan hingga kini Cinema 21 telah memiliki cabang sebanyak 146 yang tersebar di 33 kota.. Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan. pembaharuan dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema XXI, The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda. 3.2.. Gambaran Objek Penelitian Menurut Husen Umar (2005) objek penelitian menjelaskan tentang apa. dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga ditambahkan dengan hal-hal lain jika dianggap perlu. Sedangkan Sugiyono (2009) berpendapat bahwa objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penilitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah model antrian pada Bioskop XXI Bintaro Xchange. Menurut pengamatan yang. 36 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(38) dilakukan oleh penulis, model antrian yang digunakan pada Bioskop XXI Bintaro Xchange untuk antrian yang tidak menggunakan layanan movie card adalah multi channel-single phase, sedangkan model antrian yang menggunakan layanan movie card adalah single channel-single phase. Penulis akan membandingkan waktu tunggu konsumen dalam antrian sistem antrian single server yang menggunakan movie card, single server tanpa movie card, dua servers tanpa movie card, dan tiga servers tanpa movie card. Pengambilan data diambil dalam waktu yang bersamaan. 3.3.. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis tidak memakai sumber data yang berasal dari. populasi dan sampel untuk melakukan penelitian, melainkan dari sumber data sebagai berikut : 1. Data primer Data primer merupakan data yang secara langsung didapatkan dari objek penelitian dan masih diperlukan penelitian serta pengolahan lebih lanjut. Data ini diperoleh penulis dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak terkait. Seperti data pengamatan tentang rata-rata tingkat kedatangan konsumen dalam satu jam.. 37 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(39) 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan berupa gambaran umum perusahaan dan informasi seputar fasilitas yang diberikan bioskop bagi pengguna movie card. Data ini juga dapat diperoleh melalui literatur yang memiliki relevansi dengan target penelitian. Untuk memperjelasnya maka penulis mencantumkan tabel 3.1. Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data Jenis. Data yang Diambil. Data. Sumber. Teknik. Data. Pengumpulan Data. Data. 1. Waktu layanan yang. 1. Bagian. 1. Wawancara. Primer. diperoleh dalam satuan detik. kasir.. dan. dari 23-25 Oktober 2015, 30. 2. Pihak. Observasi. Oktober 2015-1 November. manajemen. 2015 dan 27-29 November 2015.. 2. Waktu padatnya penonton.. 38 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(40) Data. 1. Sejarah Bioskop XXI. Sekunder 2. Informasi fasilitas pelayanan. 1. Situs. 1. Observasi. resmi XXI. Movie Card. Sumber 3.4.. : Diolah oleh Penulis. Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis memakai beberapa. teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam pengumpulan data di lapangan, penulis menganalisa secara langsung pada objek yang sedang diteliti dengan maksud untuk mendapatkan data primer tentang kecepatan layanan konsumen dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan cara berikut : a. Wawancara Menurut Sugiyono dan Esterberg (2013), wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Hasil yang didapatkan penulis dari wawancara dengan pihak Bioskop XXI Bintaro Xchange adalah informasi tentang jam sibuk, dimana pada jam tersebut sedang terjadi kepadatan konsumen. Menurut penjelasan narasumber, jam sibuk XXI Bintaro Xchange. 39 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(41) adalah pada akhir pekan (Jumat, Sabtu, dan Minggu) dimulai dari pukul 17.00-21.00, dan puncak kepadatannya adalah pada pukul 19.00. b. Pengamatan atau Observasi Pengamatan atau observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian yang bersangkutan. Hasil observasi dijadikan data yang dapat dianalisa serta diolah lebih lanjut dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Hasil observasi yang didapat oleh penulis merupakan lamanya waktu pelayanan setiap konsumen. Waktu pelayanan ini akan menghasilkan µ, setelah mengetahui µ, maka dapat ditentukan nilai Wq. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian. kepustakaan. ini. dapat. dilakukan. dengan. cara. mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari literatur yang memiliki hubungan dengan objek yang diteliti. Penelitian kepustakaan yang didapat oleh penulis berasal dari jurnal, artikel, dan website yang berkaitan dengan penelitian ini.. 40 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(42) 3.5.. Teknik Analisis Data Pada penelitian kali ini penulis akan membandingkan waktu tunggu. konsumen yang paling cepat dari antara sistem antrian single server yang menggunakan movie card, single server tanpa movie card, dua servers, dan tiga servers. Berikut ini merupakan gambaran dari sistem antrian yang akan penulis observasi di Bioskop XXI Bintaro Xchange :. Sumber: Diolah oleh Penulis Gambar 3.1 Gambaran Penelitian. 41 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(43) Untuk perhitungan waktu tunggu pada sistem antrian yang single server menggunakan perhitungan manual menggunakan rumus. Dari hasil observasi yang dilakukan, maka akan didapatkan data yang akan dihitung melalui perhitungan manual, data yang didapat berupa waktu layanan per konsumen (dalam satuan detik) dan jumlah konsumen yang datang dalam satu jam atau dapat dilambangkan dengan ( ). Setelah itu waktu layanan per konsumen dalam satu jam tersebut akan dijumlahkan Dari hasil penjumlahan tersebut maka akan dihasilkan total waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan. Total waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan akan dibagi dengan jumlah konsumen yang datang ( ). Setelah itu maka akan didapatkan rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam (µ) dengan cara membagi 3600 dengan rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. Setelah µ dan. didapatkan, maka Wq. dapat ditentukan.dengan cara perhintungan rumus sebagai berikut :. Wq. =. Selanjutnya untuk perhitungan waktu tunggu pada sistem antrian yang multi server dilakukan dengan cara pengolahan data melalui software POMQM. Adapun rumus untuk menghitung waktu tunggu konsumen dalam antrian multi server adalah sebagai berikut :. Wq. =. Ws. 42 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(44) BAB 4 HASIL DAN ANALISIS. 4.1.. Data Jumlah Kedatangan Pada penelitian kali ini dilakukan penelitian terhadap sistem antrian. Bioskop XXI Bintaro Xchange yang menggunakan sistem antrian single channelsingle phase. Penelitian dilakukan untuk membandingkan waktu tunggu dalam sistem antrian antara antrian yang menggunakan layanan movie card dan antrian biasa atau antrian yang tidak menggunakan layanan movie card. Data diambil melalui pengamatan langsung penulis pada tanggal 23-25 Oktober 2015, 30 Oktober 2015-1 November 2015 dan 27-29 November 2015 selanjutnya pengamatan mulai dilakukan dari pukul 17.00-21.00. Dasar dari pemilihan hari dan jam tersebut adalah untuk melihat waktu pelayanan Bioskop XXI Bintaro Xchange pada saat jam sibuk atau jam dimana banyak konsumen berdatangan. Biasanya pada jam sibuk tersebutlah layanan movie card digunakan konsumen untuk membeli tiket dikarenakan layanan movie card menyediakan jalur khusus yang memungkinkan pengguna layanan movie card dapat menghemat waktu ketika berada di dalam sistem antrian.. 43 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(45) 4.2.. Data Observasi dan Perhitungan. Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 23 Oktober 2015 pada pukul 17.00-18.00 Tabel 4.1. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 17.00-18.00 No.. Tanpa Movi Card (detik). Movie Card (detik). 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30. 277 46 179 21 137 69 54 65 52 36 61 42 76 33 86 39 41 127 39 77 49 55 83 44 49 122 155 42 50 78. 33 20 45 41 44 43 60 62 23 38 24. 44 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(46) 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Total Sumber : Diolah oleh Penulis. 59 66 88 33 43 79 68 75 49 27 55 38 88 39 44 69 3204. 433. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 46 konsumen. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3204 detik. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3204 46. 69,652 = 70 detik. µ = 3600 = 51.42 = 51 konsumen/jam. 70. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian)=. =. -. =. 0,18 jam = 648 detik. f.. Lq =. =. -. = 8 konsumen. 45 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(47) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.1.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.2.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 46 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(48) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 11 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 433 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 433 11. 39,363 = 39 detik.. µ = 3600 = 92 konsumen/jam. 39. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,0014 jam = 5.04 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,016 konsumen.. 47 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(49) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 23 Oktober 2015 pada pukul 18.00-19.00 Tabel 4.2. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 18.00-19.00 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32. Tanpa Movie Card (detik) 45 84 73 91 55 91 56 82 74 98 80 77 71 77 68 82 127 103 90 52 79 76 129 65 115 71 111 121 42 93 60 35. Movie Card (detik) 36 46 52 38. 48 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(50) 116 48 117 94 33 104 105 76 3266. 33 34 35 36 37 38 39 40 Total. 172. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem single server antrian tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 40 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3266 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3266 40. 81,65 = 82 detik. µ = 3600 = 43,902= 43 konsumen/jam. 82. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,31 jam = 1.116 detik. f.. Lq =. =. -. = 12 konsumen.. 49 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(51) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.3.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.4. . Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie cardadalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 4 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 172 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 172 4. 43 detik.. µ = 3600 = 83,72= 83 konsumen/jam. 43. 50 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(52) e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,00061 jam = 2.19 detik f.. Lq =. =. -. = 0,00244 konsumen.. 51 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(53) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 23 Oktober 2015 pada pukul 19.00-20.00 Tabel 4.3. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 19.00-20.00 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31. Tanpa Movie Card (detik) 43 55 98 104 69 45 134 64 29 63 49 35 98 59 102 99 107 98 38 44 36 62 76 60 44 34 48 35 114 45 79. Movie Card (detik) 33 51 42 45 27 67 28 49 26 58 21 44 58. 52 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(54) 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 Total. 78 33 61 66 98 44 30 45 111 49 68 134 55 37 63 88 47 62 44 69 26 38 62 44 3518. 549. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 55 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3518 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3518 55. 63,96 = 64 detik.. 53 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(55) µ = 3600 = 56,25 = 56 konsumen/jam. 64. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,982 jam = 3.535 detik. f.. Lq =. =. -. = 54 konsumen.. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.5.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.6.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 54 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(56) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 13 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 549detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 549 13. 42,23 = 42 detik.. µ = 3600 = 85,714= 85 konsumen/jam. 42. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0.0021 jam = 7.56 detik f.. Lq =. =. -. = 0,027 konsumen.. 55 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(57) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 23 Oktober 2015 pada pukul 20.00-21.00 Tabel 4.4. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 20.00-21.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 49 82 68 81 38 63 79 44 36 41 70 64 56 48 133 84 82 34 48 112 78 73 59 91 34 46 77 59. 56 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(58) 29 30 31 Total Sumbuer : Diolah oleh Penulis. 60 24 87 2000. -. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 31 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 2000 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 2000 31. 64,516 = 64 detik.. µ = 3600 = 56,25 = 56 konsumen/jam. 64. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,0221 jam = 79.56 detik f.. Lq =. =. -. = 0,686 konsumen.. 57 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(59) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.7.. Sumber : Diolah oleh Penulis Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.8.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Untuk perhitungan waktu tunggu konsumen dan jumlah rata-rata konsumen yang menunggu dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card pada pukul 20.00-21.00 tidak ada dikarenakan tidak adanya konsumen yang menggunakan layanan movie card pada jam tersebut.. 58 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(60) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 24 Oktober 2015 pada pukul 17.00-18.00 Tabel 4.5 Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 17.00-18.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30. Menggunakan Movie Card (Dalam Detik) 53 35 25 44 55 48 33 33 37 22 25 29. Tanpa Movie Card 181 67 101 69 86 137 51 88 171 90 186 95 171 64 194 42 206 76 94 50 132 206 55 98 146 96 108 57 64 61. 59 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(61) 3242 Total Sumbuer : Diolah oleh Penulis. 439. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 30 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3242 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3242 30. 108 detik.. µ = 3600 = 33,33 = 33 konsumen/jam. 108. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,303 jam = 1.090 detik f.. Lq =. =. -. = 9 konsumen.. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.9.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 60 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(62) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.10.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 12 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 439 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 439 12. 36,58 = 37 detik.. µ = 3600 = 97,29 = 97 konsumen/jam. 37. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,0014 jam = 5.04 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,017 konsumen.. 61 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(63) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 24 Oktober 2015 pada pukul 18.00-19.00. Tabel 4.6. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 18.00-19.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 32 40 36 25 86 21 71 26 28 36 101 40 59 63 42 75 59 68 42 113 38 40 64 83 140 117 61 77 134 125 68 160 68 39. 62 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(64) 29 82 30 129 31 77 32 103 33 198 34 83 35 39 36 62 37 36 38 33 39 139 40 108 41 93 42 34 43 37 44 44 3394 Total Sumber : Diolah oleh Penulis. 180. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 44 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3394 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3394 44. 77,13 = 77 detik.. µ = 3600 = 46 konsumen/jam. 77. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,478 jam = 1.720 detik.. 63 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(65) f.. Lq =. =. -. = 21 konsumen.. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.11.. Sumber : Diolah Oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.12.. Sumber : Diolah Oleh Penulis. 64 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(66) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 6 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 180 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 180 6. 30 detik.. µ = 3600 = 120 konsumen/jam. 30. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,000438 jam = 1.576 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,00263 konsumen.. 65 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(67) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 24 Oktober 2015 pada pukul 19.00-20.00 Tabel 4.7. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 19.00-20.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 31 34 50 26 160 20 62 38 77 24 34 37 120 51 79 50 24 61 33 42 37 56 162 25 65 65 100 96 59 43 62 48 42 52 54 43 48 38. 66 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(68) 31 31 32 89 33 163 34 181 35 33 36 29 37 75 38 67 39 153 40 48 41 110 42 51 43 23 44 25 45 134 46 23 47 52 48 64 49 58 50 33 51 71 52 30 53 25 54 40 Total 3479 Sumber : Diolah oleh Penulis. 277. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 54 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3479 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3479 54. 64,42 = 64 detik.. µ = 3600 = 56 konsumen/jam. 64. 67 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(69) e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,482 jam =1.735 detik. f.. Lq =. =. -. = 26 konsumen.. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.13.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.14.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 68 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(70) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 8 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 277detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 277 8. 34,625 = 35 detik.. µ = 3600 = 102 konsumen/jam. 35. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,000834 jam = 3 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,0067 konsumen.. 69 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(71) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 24 Oktober 2015 pada pukul 20.00-21.00 Tabel 4.8. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 20.00-21.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 67 39 58 56 41 139 54 26 32 48 50 39 53 51 77 43 112 89 148 25 148 49 53 46 120 78 48 171 197 22 62 38. 70 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(72) 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total Sumber : Diolah oleh Penulis. 46 67 64 123 163 114 201 101 42 48 3153. 95. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 40 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3153 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3153 40. 78,825 = 79 detik.. µ = 3600 = 45 konsumen/jam. 79. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,1777 jam = 637 detik. f.. Lq =. =. -. = 7 konsumen.. 71 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(73) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.15.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.16.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 2 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 95 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 95 2. 47,5 = 48 detik.. µ = 3600 = 75 konsumen/jam. 48. 72 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(74) e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,000365 jam = 1.3 detik f.. Lq =. =. -. = 0,00073 konsumen.. 73 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(75) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 25 Oktober 2015 pada pukul 17.00-18.00 Tabel 4.9. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 17.00-18.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 99 98 72 93 37 85 70 59 108 47 52 94 71 104 35 36 62 45 95 108 61 77 134 125 68 160 277 39 82 129 77. 74 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(76) 32 103 33 198 34 83 35 39 36 62 37 36 38 33 39 139 40 111 3503 Total Sumber : Diolah oleh Penulis. -. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 40 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3503 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3503 40. 87 detik.. µ = 3600 = 41 konsumen/jam. 87. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,9756 jam = 3512 detik. f.. Lq =. =. -. = 39 konsumen.. 75 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(77) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.17.. Sumber : Diolah oleh Penulis Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.18.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Untuk perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dan rata-rata konsumen yang menunggu dalam system antrian dengan menggunakan movie card pada pukul 17.00-18.00 tidak ada dikarenakan tidak adanya konsumen yang menggunakan layanan movie card pada jam tersebut.. 76 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(78) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 25 Oktober 2015 pada pukul 18.00-19.00 Tabel 4.10. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 18.00-19.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 56 89 88 38 141 45 101 47 85 35 58 108 33 53 113 104 94 119 56 132 99 86 93 44 61 77 134 125 68 160 48 39 82 129 77. 77 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(79) 32 103 33 28 34 32 35 55 36 78 37 22 38 33 39 21 40 46 41 28 42 72 43 43 44 29 45 77 Total 3398 Sumber : Diolah oleh Penulis. 186. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 45 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3398 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3398 45. 75,511 = 76 detik.. µ = 3600 = 47 konsumen/jam. 76. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,4787 jam = 1.723 detik. f.. Lq =. =. -. = 21 konsumen.. 78 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(80) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.19.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.20.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 79 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(81) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 4 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan =186 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 186 4. 46,5 = 47detik.. µ = 3600 = 76 konsumen/jam. 47. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,00073 jam = 2.62 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,0029 konsumen.. 80 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(82) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 25 Oktober 2015 pada pukul 19.00-20.00 Tabel 4.11. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 19.00-20.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 33 43 44 43 68 56 90 48 78 24 35 49 58 51 168 29 56 54 50 76 112 87 90 35 69 52 105 36 66 53 86 54 112 62 63 157 172 100 74. 81 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(83) 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Total Sumber : Diolah oleh Penulis. 33 49 55 151 44 24 45 102 48 93 77 44 68 67 52 37 96 54 3544. 333. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 49 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3544 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3544 49. 72,326 = 72 detik.. µ = 3600 = 50 konsumen/jam. 72. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,98 jam =3.528 detik. 82 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(84) f.. Lq =. =. -. = 48 konsumen. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.21.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.22.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 8 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan =333 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. 333 8. 41,625 = 42 detik.. 83 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(85) d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam µ = 3600 = 85 konsumen/jam. 42. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,00122 jam = 4.39 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,0097 konsumen. 84 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(86) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 25 Oktober 2015 pada pukul 20.00-21.00 Tabel 4.12. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 20.00-21.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 52 74 73 74 57 81 67 55 77 79 72 57 168 84 299 75 74 77 55 34 44 85 80 45 85 85 53 34 73 54 81. 85 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(87) 32 61 33 37 34 73 35 61 Total 2635 Sumber : Diolah oleh Penulis. -. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 35 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 2635 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 2635 35. 75,28= 75 detik.. µ = 3600 = 48 konsumen/jam. 75. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,056 jam = 201,6 detik. f.. Lq =. =. -. = 2 konsumen. 86 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(88) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.23.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.24.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Untuk. perhitungan waktu tunggu konsumen dan jumlah konsumen yang. menunggu dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card pada pukul 20.00-21.00 tidak ada dikarenakan tidak adanya konsumen yang menggunakan layanan movie card pada jam tersebut.. 87 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(89) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 30 Oktober 2015 pada pukul 17.00-18.00 Tabel 4.13. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 17.00-18.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28. Menggunakan Movie Card (Dalam Detik) 47 42 44 43 58. Tanpa Movie Card 48 75 67 45 42 81 70 78 71 278 87 51 36 85 86 92 87 77 221 89 39 67 37 332 42 55 93 80. 88 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(90) 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Total Sumber : Diolah oleh Penulis. 60 78 42 86 75 34 193 83 78 67 40 43 85 3475. 234. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 41 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3475 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3475 41. 84,75 = 85 detik.. µ = 3600 = 42 konsumen/jam. 85. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,976 jam = 3.513 detik. f.. Lq =. =. -. = 40 konsumen.. 89 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(91) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.25.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.26.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 90 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(92) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 5 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 234 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 234 5. 46,8 = 47 detik.. µ = 3600 = 76 konsumen/jam. 47. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,0009 jam = 3.24 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,0046 konsumen.. 91 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(93) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 30 Oktober 2015 pada pukul 18.00-19.00 Tabel 4.14. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 18.00-19.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 96 41 32 35 94 28 95 95 96 35 81 39 183 59 38 60 89 72 122 83 35 80 50 61 96 40 33 33 79 77 59 60 24. 92 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(94) 39 31 32 63 33 60 34 34 35 44 36 91 37 86 38 80 39 60 40 41 41 32 42 45 43 37 44 53 45 78 46 36 47 42 48 50 49 45 50 91 51 66 52 59 53 57 54 32 55 42 56 78 Total 3537 Sumber : Diolah oleh Penulis. 104. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 56 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3537 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. 3537 56. 63,16 = 63 detik.. 93 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(95) d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam µ = 3600 = 57 konsumen/jam. 63. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,982 jam = 3.535 detik. f.. Lq =. =. -. = 55 konsumen.. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.27.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.28.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 94 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(96) Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian dengan menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 3 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 104 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 104 3. 34,6 = 35 detik.. µ = 3600 = 102 konsumen/jam. 35. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,0002970 jam = 1.06 detik. f.. Lq =. =. -. = 0,00089 konsumen. 95 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(97) Berikut ini adalah Tabel Kedatangan Konsumen pada tanggal 30 Oktober 2015 pada pukul 19.00-20.00 Tabel 4.15. Waktu Pelayanan Per Konsumen Pukul 19.00-20.00. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30. Tanpa Movie Menggunakan Movie Card Card (Dalam Detik) 64 36 38 38 46 73 92 28 79 41 90 56 38 78 91 38 64 67 43 95 54 36 83 36 72 72 42 47 51 70 44 72 50 55 82. 96 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(98) 56 31 32 91 33 56 34 35 35 44 36 90 37 94 38 32 39 50 40 64 41 41 42 49 43 96 44 63 45 57 46 81 47 38 48 46 49 42 50 50 51 93 52 58 53 67 54 85 55 85 56 70 Total 3478 Sumber : Diolah oleh Penulis. 216. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian single server tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : a.. Jumlah kedatangan ( ) = 56 konsumen.. b.. Waktu pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan = 3478 detik.. c.. Rata-rata waktu pelayanan satu konsumen. d.. Rata-rata konsumen yang bisa dilayani oleh satu pelayan dalam satu jam. 3478 56. 62,10 = 62 detik.. 97 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

(99) µ = 3600 = 58 konsumen/jam. 62. e.. Wq (rata-rata waktu tunggu dalam antrian) =. =. -. =. 0,482 jam = 1.735 detik. f.. Lq =. =. -. = 27 konsumen.. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 2 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.29.. Sumber : Diolah oleh Penulis. Perhitungan waktu tunggu konsumen dalam sistem antrian 3 servers tanpa menggunakan movie card adalah sebagai berikut : Gambar 4.30.. Sumber : Diolah oleh Penulis. 98 Analisis Perbandingan Model..., Alvin Djaja Seputra, FB UMN, 2016.

Gambar

Gambar 2.3. Model Multi Channel Single Phase
Gambar 2.4. Model Multi Channel MultiPhase
Gambar 2.7.  Hubungan antara tingkat pelayanan dan biaya pengadaan fasilitas
Gambar 2.8. Gambar Kerangka Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Kepustakaan (Landasan Teori) 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Toni yang ketakutan segera menjauh. Akan tetapi, tidak begitu dengan Dimas. Dimas sekarang malah berjongkok. Kedua tangannya diletakkan ke tanah. la menyeringai kepada

Anak domba jantan memiliki bobot sapih lebih tinggi dibandingkan betina, seperti terlihat pada hasil penelitian ini rata-rata bobot sapih individual jantan pada

Dengan diberikannya langkah-langkah perencanaan manajemen risiko pada Standard Operation Procedure (SOP) yang sesuai dan mengacu pada kerangka kerja ISO 31000 maka akan terbentuk

Tarkastelun tulokset antoivat vahvaa näyttöä siitä, että lähipoliisitoiminta parantaa kansalaisten tyytyväisyyttä poliisiin ja poliisin legitimiteettiä sekä

Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama melihat pada pengelolaan budaya organisasi, sedangkan perbedaannya adalah peneliti

Di dapatkan Gambaran masa kerja tenaga kerja pada bagian St.Ketel PG.Kebon Agung Malang mempunyai rata- rata masa kerja 21 tahun, terdapat masa kerja yang paling rendah 8 tahun

Laporan Akhir ini berjudul “PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA TELEPON DAN ESTIMASI TRAFIK SERTA ANALISIS PARAMETER JARINGAN DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA” yang merupakan

Dengan demikian, pemikiran ini dituangkan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Kepuasan pada Word of Mouth: Kurikulum sebagai Stimulus (Studi Kasus: Jurusan