• Tidak ada hasil yang ditemukan

History of Robert Boden Powel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "History of Robert Boden Powel"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

History of Robert Boden

Powel

Nama Baden Powell dikenal dan dihormati di seluruh penjuru dunia sebagai pria yang selama 83 tahun melalui dua kehidupan yang berbeda, sebagai prajurit yang berjuang demi negaranya, dan sebagai seorang yang bekerja aktif untuk kedamaian dan persaudaraan melalui Scout Movement.

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, dikenal sebagai B-P, lahir di 6 Stanhope Street (sekarang 11, Stanhope Terrace) Paddington, London pada 22 Februari 1857. Beliau adalah anak laki-laki ke-enam dan anak ke-delapan dari 10 bersaudara dari Reverend Baden Powell, seorang Professor di Universitas Oxford.

Ayah B-P wafat ketika B-P berusia 3 tahun. B-P kemudian beliau diasuh oleh ibunya, bersekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, dimana pada usia 12 tahun beliau kemudian mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya ke Charterhouse School, salah satu sekolah ternama di Inggris. Sekolah ini terletak di London ketika B-P pertama masuk, tapi kemudian Charterhouse School pindah ke Godalming, Surrey. Selama di Charterhouse School B-P juga mempelajari seni kerajinan kayu, seni peran, piano dan biola.

Di sekitar tempat baru Charterhouse School terdapat hutan-hutan, yang “out-of-bounds” of people (akar dari istilah OUTBOND), diluar pengetahuan orang-orang. Disinilah B-P mula-mula belajar kehidupan survival. B-P biasa berburu dan memasak kelinci diatas api kecil, sehingga asapnya tidak terlihat oleh guru-gurunya yang mencarinya karena tidak mengikuti pelajaran. Ini kemudian akan menjadi sangat berguna dalam perjalanan karirnya.

Liburannya tidak pernah terbuang sia-sia. Dengan saudara-saudaranya beliau selalu berpetualang. Pada suatu liburan mereka mengadakan ekspedisi pelayaran seputar

(3)

pantai selatan Inggris. Di liburan lainnya mereka menyelusuri sungai Thames menuju sumbernya menggunakan kano. Selama itu B-P belajar seni dan kerajinan yang sangat berguna baginya.

B-P kemudian mengikuti seleksi masuk kemiliteran dan mendapat posisi kedua dari ribuan pendaftar. Karier B-P dalam dunia kemiliteran meningkat dalam waktu singkat. Tak lama setelah masuknya B-P di kemiliteran, B-P beliaungkat menjadi Kolonel.

Pada 1876 B-P ditugaskan ke India sebagai prajurit muda yang menyukai Kepramukaan dan pembuatan peta. Sepulangnya dari sana, beliau menyelenggarakan pelatihan Kepramukaan dan pembuatan peta untuk para prajurit. Metode B-P sama sekali tidak kuno pada masa-masa itu; unit kecil atau patrol bekerjasama dibawah satu pimpinan, dengan penghargaan menarik pada patrol terbaik. B-P memberi penghargaan berupa badge yang melukiskan titik kompas arah utara. Desain tradisional dari titik kompas utara diberikan pada peserta pelatihan terbaik untuk motivasi. Badge Pramuka yang ada saat ini sangat serupa dengan badge tersebut.

Kemudian beliau ditugaskan di Balkan, Afrika Selatan dan Malta. Pada masa perang Boer, B-P dan 800 laki-laki lainnya terpaksa bertahan dalam Mafeking, sebuah kota kecil di Afrika Selatan selama 217 hari, menghadapi pasukan bangsa Boer berkekuatan 9000 orang. Selama di Mafeking, B-P melatih para “Kadet Pengirim Pesan” yang dimilikinya dengan penuh efisien dan kejeniusan sehingga dapat melakukan banyak tugas dalam rangka bertahan menghadapi pasukan bangsa Boer. Tes yang cukup berat bagi kemampuan Kepramukaan B-P. Keberanian dan kemampuan yang ditunjukkannya menimbulkan kesan mendalam bagi Inggris. Setelah perang Boer berakhir, B-P melatih para prajurit Afrika Selatan dan mendesain sebuah seragam yang kemudian menjadi dasar seragam Scout Movements.

Ketika di Afrika pernah mengalahkan kerajaan Zulu dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu. Selama di Afrika, B-P menulis “Aids To Scouting” yang sebenarnya ditujukan untuk memberi petunjuk pada tentara muda Inggris agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik.

Pulang ke Inggris pada 1903, beliau menjadi pahlawan nasional. Beliau juga mengetahui “Aids To Scouting" telah dibaca oleh para pemuda dan organisasi-organisasi di seluruh penjuru negeri sebagai pramukaan program petualangan mereka. Beliau mendiskusikan hal ini dengan Sir William Smith, pendiri Boys Brigade, dan para pemimpin muda lainnya. B-P merevisi ”Aids To Scouting", menjadi buku kepramukaan untuk pemuda dan organisasi-organisasi kepemudaan. Beliau merencanakan sebuah perkemahan untuk mencoba ide-idenya. Perkemahan tersebut diselenggarakan pada 25

(4)

Juli hingga 9 Agustus 1907 pulau Brownsea, Poole, Dorset. Beliau membawa serta 22 pemuda dari Boys Brigade, berkemah bersama mereka, dibawah pimpinannya. Pimpinan pasukan saat itu Letjen. Robert Baden Powell. Asistennya B.W. Green, H. Robson dan P.W. Everett. Perkemahan ini sangat sukses sedemikian hingga mengilhaminya membuat buku "Scouting for Boys", dipublikasikan dalam 6 bagian mulai Januari 1908. Pada akhir 1908 buku ini telah diterjemahkan dalam 5 bahasa,sampai saat ini (Januari 2003) telah diterjemahkan dalam 35 bahasa. Sketsa-sketsa dalam buku tersebut semuanya adalah hasil karya B-P, kebanyakan berdasarkan karirnya yang sangat menarik.

Secara spontan para anak laki-laki mulai membentuk Scout Troops di seluruh penjuru negeri. Pada September 1908 Baden-Powell telah membangun sebuah kantor untuk mengelola jumlah mereka yang terus meningkat.

Kepramukaan menyebar dengan cepat di Kerajaan Inggris dan negara-negara lainnya sampai kemudian dipraktekkan secara luas di seluruh dunia, kecuali di negara-negara totaliter-komunis (Kepramukaan menganut paham demokratis dan kesukarelaan). Kepramukaan memasuki Kanada pada Mei 1908. Kepramukaan dimulai di banyak komunitas pada waktu yang hampir bersamaan sehingga tidak dapat diketahui komunitas mana yang memulainya.

Tahun 1909, raja Edward VII, yang sangat tertarik pada Gerakan baru ini, menyatakan bahwa Gerakan Kepramukaan sangat penting sehingga akan menjadi pengabdian yang sangat besar bagi Inggris bila B-P bersedia mengundurkan diri dari kemiliteran dan mencurahkan diri pada Kepramukaan (saat itu pangkat B-P mencapai Inspektur Jenderal Kavaleri). Hal ini disetujui B-P, beliau pensiun pada 1910 pada usia 53 tahun, dan kemudian mencurahkan segala energi dan antususiasme demi pengembangan

Boy Scouting dan Girl Guiding. Girl Guiding dimulai pada 1909 ketika para anak perempuan mengikuti Scout Rally yang pertama di Crystal Palace, London dan bertanya pada B-P bagaimana mereka bisa menjadi seorang pramuka. Beliau berkeliling ke seluruh penjuru dunia, dimanapun beliau diperlukan, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan Scout Movements dan memberi inspirasi sejauh yang beliau pribadi dapat berikan.

Raja Edward VII bahkan menciptakan King’s Scout Badge, penghargaan dari raja untuk pramuka teladan Inggris yang berupa badge, yang kemudian berubah menjadi Queen’s Scout Badge oleh ratu Elizabeth.

Pada 1912 beliau bertemu dan kemudian menikah dengan Olave Soames yang secara terus-menerus membantu dan menemaninya mengabdi pada Scout Movements.

(5)

Mereka memiliki tiga orang anak (Peter, Heather and Betty). Olave Lady Baden-Powell kemudian dikenal sebagai World Chief Girl Guide.

Tahun 1916 berdiri kelompok Pramuka usia Siaga, yang disebut CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book, berisi cerita tentang Mowgli anak didikan rimba karangan Rudyard Kipling sebagai cerita pembungkus kegiatan CUB tersebut. Tahun 1918 B-P membentuk ROVER SCOUT (Pramuka usia Penegak) untuk menampung pemuda yang berusia lebih dari 17 tahun, tetapi masih senang berkegiatan di bidang Kepramukaan. Tahun 1922 B-P menerbitkan buku “Roverring To Success” yang berisi panduan bagi para pramuka Penegak dalam menghadapi hidupnya, agar mencapai kebahagiaan. Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya sendiri menuju pantai kebahagiaan, yang di hadapannya terdapat karang-karang yang berbahaya, yaitu : karang perjudian, karang wanita, karang minuman keras & merokok, karang mementingkan diri sendiri dan mengorbankan orang lain (munafik), serta karang tidak ber-Tuhan.

International Scout Jamboree pertama diselenggarakan di Olympia, London pada 1920. Pada penutupan International Scout Jamboree B-P diakui para pramuka dan pimpinan pramuka sebagai Chief Scout of the World, bukan sebagai gelar kehormatan, melainkan pengakuan mereka kepada B-P sebagai pendiri World Scout (Gerakan Pramuka Sedunia). Sorak sorai yang selalu mengiringi kedatangannya, yang berubah menjadi keheningan ketika beliau mengangkat tangannya, cukup membuktikan bahwa beliau telah mengambil hati dan imajinasi pengikutnya di negara manapun mereka tinggal.

Saat jambore "Coming Of Age" tahun 1929 (jambore dunia ketiga) di Arrowe Park, Birkenhead, Inggris, Pangeran kerajaan Wales mengumumkan bahwa B-P akan mendapat gelar kehormatan dari raja George V. Berita ini diterima dengan penuh sukacita. B-P menerima gelar Lord Baden-Powell of Gilwell setelah sebelumnya menerima gelar Baron. Gilwell Park adalah pusat pelatihan internasional untuk para pramuka yang terletak di hutan Epping, diluar London, Inggris.

Sejak tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariat di London, Inggris. Pada tahun 1958 Biro Kepramukaan Sedunia (putra) dipindahkan dari London ke Ottawa, Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro Kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Jenewa, Swiss. Biro Kepramukaan Sedunia (putra) hanya mmpunyai 40 tenaga staf, yang ada di Jenewa dan 5 kantor kawasan, yaitu di Costa Rica, Mesir, Filipina, Swiss dan Nigeria.

(6)

Kepramukaan bukan satu-satunya minat B-P. Beliau juga menyukai dunia peran, memancing, bermain polo dan berburu. Beliau adalah seniman yang baik, bekerja dengan pensil dan cat air. Beliau juga tertarik pada seni pahat dan membuat film keluarga.

B-P menulis tidak kurang dari 32 buku. Beliau menerima gelar kehormatan dari minimal 6 universitas. Selain itu, 19 penghargaan bidang Kepramukaan dari manca negara dan 28 dekorasi dari manca negara dipersembahkan untuknya.

Pada 1938, B-P menderita sakit dan kemudian kembali ke Afrika, yang telah banyak memberi arti dalam kehidupannya, untuk menikmati masa-masa pensiun di Nyeri, Kenya. Ternyata sangat sulit baginya untuk berdiam diri, sehingga beliau kemudian secara kontinu membuat buku dan sketsa.

B-P wafat pada 8 Januari 1941, pada usia 83 tahun. Beliau dimakamkan di Saint Peter’s Churchyard, Nyeri, dengan pemandangan gunung Kenya. Di pusaranya tertulis kata-kata "Robert Baden-Powell, Chief Scout of the World, born February 22nd, 1857, died January 8th, 1941". Terukir pula pada pusaranya badge Boy Scout dan Girl Guide dan lingkaran dengan titik di tengah yang bermakna “Gone Home”. Lady Olave Baden-Powell melanjutkan tugasnya, memasyarakatkan Kepramukaan dan Girl Guide di seluruh dunia sampai beliau wafat pada 1977. Beliau dimakamkan di sisi Baden-Powell di Nyeri.

Baden Powell telah menulis pesan perpisahan untuk para Pramuka, untuk disampaikan setelah beliau wafat :

"Dear Scouts - If you have ever seen the play "Peter Pan" you will remember how the pirate chief was always making his dying speech because he was afraid that possibly when the time came for him to die he might not have time to get it off his chest. It is much the same with me, and so, although I am not at this moment dying, I shall be doing so one of these days and I want to send you a parting word of good-bye.

Remember, it is the last time you will ever hear from me, so think it over.

I have had a most happy life and I want each one of you to have as happy a life too.

I believe that God put us in this jolly world to be happy and enjoy life. Happiness doesn't come from being rich, nor merely from being successful in your career, nor by self-indulgence. One step towards happiness is to make yourself healthy and strong while you are a boy, so that you can be useful and so you can enjoy life when you are a man.

(7)

Nature study will show you how full of beautiful and wonderful things God has made the world for you to enjoy. Be contented with what you have got and make the best of it. Look on the bright side of things instead of the gloomy one.

But the real way to get happiness is by giving out happiness to other people. Try and leave this world a little better than you found it and when your turn comes to die, you can die happy in feeling that at any rate you have not wasted your time but have done your best. "Be Prepared" in this way, to live happy and to die happy- stick to your Scout Promise always when you have ceased to be a boy - and God help you to do it.

Your friend,

Robert Baden-Powell"

Pesan ini tidak bertanggal, tetapi kemungkinan ditulis sebelum 1929 karena masih menggunakan nama "Robert Baden-Powell", bukan "Baden-Powell of Gilwell".

Lady Baden-Powell mengatakan bahwa surat ini, dimasukkan dalam amplop yang ditujukan pada para Boy Scout, ditemukan di antara surat-surat lainnya yang selalu dibawa dalam perjalanan mereka dalam amplop bertuliskan “dalam masa kematianku”

This fact sheet is adapted from one of the same name published by The Scout Association, United Kingdom.

(sumber : www.scout.org) Daftar Istilah

scout = pramuka

scout movements = gerakan Kepramukaan dunia

patrol = unit terkecil dalam satuan,

contoh : regu, sangga, rakit

scout troops = satuan sejenis ambalan, pasukan, racana boy scout = gerakan Kepramukaan untuk laki-laki girl guide = gerakan Kepramukaan untuk perempuan

scout rally = perlombaan para pramuka

international scout jamboree = jambore pramuka sedunia

boy scouting = Kepramukaan bagi anak laki-laki girl guiding = Kepramukaan bagi anak perempuan

(8)
(9)

Proses Pendirian GERAKAN

PRAMUKA

Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sejarah Kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari, dengan maksud :

1. Agar mengetahui proses pembentukan dan perkembangan Gerakan Pramuka dan mengetahui pula peranan apa yang dilakukan dalam perjuangan bangsa Indonesia

2. Agar mengetahui dan memahami kedudukan Gerakan Pramuka dalam hubungannya dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia

3. Agar dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha pendidikan kepramukaan di Indonesia

Masa Hindia Belanda...

Sejak tahun 1908, buku “Scouting For Boys” yang ditulis oleh Baden Powell untuk para pramuka, telah tersebar ke banyak negara, termasuk Belanda. Gagasan yang termuat dalam buku tersebut telah menarik perhatian banyak masyarakat Belanda, yang kemudian gagasan tersebut dibawa pula ke Indonesia.

Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki

(10)

kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Pemimpin-pemimpin pergerakan nasional kemudian tertarik pula atas gagasan Baden Powell tersebut, dan membentuk organisasi-organisasi kepramukaan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia menjadi kader Pergerakan Nasional. Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pramuka" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928, benar-benar menjiwai gerakan kepramukaan nasional Indonesia untuk bergerak lebih maju. Pada tahun 1930 dengan adanya Indonesische Padvinders Organizatie (INPO), Pramuka Kesultanan (PK), dan Pramuka Pemuda Sumatera (PPS) bergabung menjadi Kepramukaan Bangsa Indonesia (KBI). Kemudian terbentuklah PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pramuka Indonesia" pada tahun 1931, yang kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepramukaan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermunculan gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun agama. Kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pramuka Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pramuka Kesultanan (PK), Sinar Pramuka Kita (SPK) dan Kepramukaan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pramuka Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepramukaan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepramukaan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepramukaan Masehi Indonesia (KMI).

(11)

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepramukaan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepramukaan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon...

"Dai Nippon"!

Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Para tokoh pramuka banyak yang masuk organisasi Seinendan, Keibodan dan Pemebla Tanah Air (PETA). Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.

Masa Republik Indonesia...

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepramukaan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Kongres Kesatuan Kepramukaan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pramuka, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada

(12)

negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat Indonesia dilarang berdiri. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepramukaan Putera Indonesia (KPI), Pramuka Puteri Indonesia (PPI), Kepramukaan Indonesia Muda (KIM). Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pramuka Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pramuka Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organisasi kepramukaan mengadakan konferensi di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pramuka Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia.

Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepramukaan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pramuka Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

(13)

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini menghasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan Kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan kepramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan November 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepramukaan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Kelahiran Gerakan Pramuka...

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta

(14)

Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepramukaan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepramukaan (Pasal 741) dan pendidikan kepramukaan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepramukaan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.

Pada 9 Maret 1961 Presiden/Mandataris MPRS mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Pada hari Kamis malam Presiden mengungkapkan bahwa kepramukaan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepramukaan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :

1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepramukaan yang terdapat di Indonesia pada 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.

(15)

2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ketiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

3. Pernyataan para wakil organisasi kepramukaan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepramukaan Nasional Indonesia (Keppres No. 448 Tahun 1961) pada 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ditetapkan bahwa dasar Gerakan Pramuka adalah Pancasila dan bahwa tujuan Gerakan Pramuka adalah mendidik anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia dengan Prinsip-Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan (sekarang PDK dan MK) yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia sehingga menjadi manusia-manusia Indonesia yang baik, dan anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.

Ketentuan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang Prinsip-Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan (sekarang PDK dan MK) ternyata mampu membawa banyak perubahan sehingga Gerakan Pramuka dapat mengembangkan kegiatannya secara meluas. Prinsip-Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan (sekarang PDK dan MK) sebagaimana dirumuskan oleh B-P tetap dipegang, akan tetapi cara pelaksanaannya diserasikan dengan

(16)

keadaan dan kebutuhan Nasional di Indonesia, dengan keadaan dan kebutuhan regional di masing-masing daerah di Indonesia, bahkan juga diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan lokal di masing-masing desa di Indonesia.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan...

Gerakan Pramuka ternyata jauh lebih kuat organisasinya, dan ternyata memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota sampai kampung-kampung dan desa-desa. Jumlah anggotanya meningkat dengan pesat. Kemajuan pesat tersebut juga karena sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan oleh Gerakan Pramuka pada tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan.

Mengingat bahwa (saat itu) ± 80% penduduk Indonesia tinggal di desa dan mengingat pula bahwa (saat itu) ± 75% penduduk Indonesia adalah keluarga petani, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun 1961 menganjurkan supaya para pramuka menyelenggarakan kegiatan di bidang pembangunan masyarakat desa. Pelaksanaan anjuran itu, terutama di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, kemudian di Jawa Timur dan Jawa Barat telah menarik perhatian pada pemimpin masyarakat Indonesia.

Maka pada tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan Instruksi Bersama tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi. Saka Taruna Bumi dibentuk dan diselenggarakan khusus untuk memungkinkan adanya kegiatan-kegiatan Pramuka di bidang pendidikan cinta pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan intensif. Kegiatan-kegiatan Saka Taruna Bumi ternyata membawa pembaharuan, bahkan membawa semangat untuk mengusahakan penemuan-enemuan baru (inovasi) pada pemuda-pemuda desa yang selanjutnya mempengaruhi seluruh rakyat desa.

Kemudian muncul pula Saka Pramuka Dirgantara, Saka Pramuka Bahari, Saka Pramuka Bhayangkara, yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan cinta Dirgantara, pendidikan cinta Bahari, dan pendidikan cinta ketertiban masyarakat. Saka-saka tersebut terdiri dari pramuka-pramuka Penegak (usia 16 – 20 tahun) dan pramuka Pandega

(17)

(usia 21 – 25 tahun) yang berminat. Pramuka Siaga (usia 7 – 10 tahun) dan pramuka Penggalang (usia 11 – 15 tahun) tidak ikut dalam Saka-Saka tersebut, akan tetapi para Penegak dan Pandega dalam gugus depannya menjadi instruktur bagi adik-adiknya dan rekan-rekan pramuka lainnya mengenai kecakapan yang diperolehnya sebagai anggota Saka yang dimaksudkan.

Perluasan Gerakan Pramuka sampai di desa-desa, kegiatan di bidang pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa, dan pembentukan serta penyelenggaraan Saka-Saka telah mengalami kemajuan pesat sehingga menarik perhatian badan internasional seperti UNICEF, FAO, UNESCO, ILO dan Boy Scout World Bureau.

Pada tahun 1970 Menteri Transmigrasi dan Koperasi dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan instruksi tentang partisipasi Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan transmigrasi dan pembinaan gerakan Koperasi.

Dan berhubung dengan masalah drop-out (anak-anak yang berhenti bersekolah di tengah jalan), Gerakan Pramuka juga mengarahkan perhatiannya kepada pendidikan kejuruan, untuk memberi bekal hidup kelak kepada anak-anak, pemuda-pemuda, terutama kepada mereka yang drop-out tersebut. Untuk itu diadakan kerjasama dengan Departemen Perindustrian. Dalam rangka usaha peningkatan kecakapan, ketrampilan dan bakti masyarakat, Gerakan Pramuka mengadakan kerjasama dengan banyak instansi, seperti PMI, Bank Indonesia (Tabanas dan Tappelpram), Departemen Pekerjaan Umum, Departemen P & K, Departemen Agama, dan lain-lain.

(18)

Ketika 610 – 611 Didirikan

Sejarah gugus depan 610-611 bermula dari timbulnya keinginan beberapa mahasiswa yang pernah aktif dalam Gerakan Pramuka untuk berkegiatan Kepramukaan di kampus ITS. Beberapa diantaranya adalah Kak Essy Arijoeni, Kak Bangun Moelja S. dan Kak Singgih Setyo S. Kakak-kakak kita berkumpul untuk pertama kali di Perumahan Dosen Blok T-11 (Kediaman Kak Essy). Dalam diskusi yang diadakan di Perumdos T-11 itu, Kakak-kakak kita memaparkan bagaimana keprihatinan Kakak-kakak kita melihat kondisi anak-anak di daerah gebang-keputih. Atas dasar itulah akhirnya Kakak-kakak kita memilih untuk mengadakan kegiatan Kepramukaan di Kampus ITS dengan tujuan mengadakan kegiatan alternatif bagi anak-anak gebang-keputih yang dapat meningkatkan kemampuan mereka.

Usaha untuk mewujudkan keinginan tersebut ternyata mendapat dukungan dari pihak Rektorat ITS, Kwartir Cabang Surabaya dan Kwartir Daerah Jawa Timur. Usaha ini dimulai ketika diadakan latihan perdana pada hari Minggu tanggal 6 Juni 1982, pukul 15.30 WIB. Latihan perdana ini bertempat di sebelah timur kampus Tingkat Satu Bersama (TSB) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Setelah itu latihan secara rutin dijalankan, anggota yang bergabung semakin banyak dan kegiatan partisipasi baik di tingkat Kwartir Cabang, Kwartir Daerah bahkan kegiatan tingkat Nasional diikuti. Keberadaan Gugus Depan Persiapan ITS semakin kokoh dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Rektor ITS No. 1546/PT.12/T/83 tentang Gugus Depan Pramuka di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Proses menjadi Gugus Depan Resmi dengan mengajukan surat permohonan peresmian dan nomor gugus depan mengandung sejarah yang cukup penting. Surat permohonan tersebut

(19)

berisi permohonan nomor 610 dan 611 untuk nomor gugus depan, yang bermakna tanggal enam bulan enam (tanggal diadakannya latihan perdana), sedangkan angka 10 dan 11 bermakna tanggal 10 bulan 11 (tanggal peresmian gugus depan).

Setelah dengan persiapan yang cukup, maka akhirya pada tanggal 10 Nopember 1983 bertepatan dengan HUT ITS XXIII, bertempat di Gedung Olahraga (GOR) ITS dilaksanakan peresmian gugus depan oleh utusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kak Brigjen. Sudirman (Andalan Nasional) atas nama Kwartir Daerah Jawa Timur, ditandai dengan penyerahan bendera Gugus Depan Surabaya 610 kepada Kak Essy Arijoeni dan bendera Gugus Depan Surabaya 611 kepada Kak Sonny Soenarsono, disaksikan oleh utusan Kwartir Cabang Surabaya.

Demikianlah sejarah singkat berdirinya Gugus Depan Surabaya 610-611 yang berpangkalan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

(20)

SCOUT MOTTO….

BE PREPARED berarti siap sedia baik fisik maupun mental walaupun harus menghadapi

bahaya, untuk menolong orang lain. Semakin banyak ketrampilan kepramukaan yang

dimiliki seorang pramuka, seorang pramuka akan semakin siap untuk

mengimplementasikan motto tersebut. Ketika seseorang mengalami kecelakaan,

seorang pramuka siap sedia untuk menolong karena telah dibekali ilmu pertolongan

pertama. Karena telah dibekali ketrampilan lifesaving, seorang pramuka mampu

menolong anak kecil yang jatuh ke sungai. Dengan selalu berlatih, seorang pramuka

akan selalu siap sedia untuk melakukan yang terbaik dalam keadaan darurat.

Tapi Baden Powell tidak hanya berfikir mengenai siap sedia ketika terjadi musibah saja.

Ide motto BE PREPARED yang dimunculkan Baden Powell memiliki makna bahwa

setiap pramuka harus menyiapkan dirinya untuk menjadi warganegara yang berguna

dan membantu orang lain menjadi bahagia. Baden Powell ingin setiap pramuka selalu

siap sedia untuk bekerja demi segala hal baik yang ditawarkan oleh kehidupan dan

pantang menyerah dalam menghadapi segala rintangan yang menghadang.

Siap sedia untuk kehidupan – untuk hidup bahagia dan tanpa perlu merasa kecewa,

karena selalu mengusahakan yang terbaik. Itulah pengertian dari Scout Motto.

(21)

Apa Itu Pramuka…

GERAKAN “SELF-EDUCATION” UNTUK KAUM MUDA

Kepramukaan adalah gerakan “self-education” bagi kaum muda. Anggota Pramuka di tiap negara di dunia tergabung dalam organisasi kepramukaan (NSO = National Scout Organization) yang ada di tiap negara tersebut. WOSM (World Organization of the Scout Movement), mengelola NSO-NSO tersebut –yang terdaftar pada WOSM– sehingga menjadi satu kesatuan organisasi kepramukaan sedunia.

Secara garis besar, anggota WOSM terdiri dari kaum muda yang bergabung dalam WOSM dan orang dewasa yang ingin memberi kontribusi dalam pengembangan anggota muda WOSM.

TUJUAN, PRINSIP, DAN METODE KEPRAMUKAAN

Tujuan Kepramukaan adalah untuk membantu kaum muda dalam mengembangkan kecakapan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual baik sebagai individu maupun bagian masyarakat serta memberi kontribusi dalam usaha membangun dunia yang lebih baik.

Prinsip Kepramukaan terkandung dalam kode etik kepramukaan dan kode kehormatan yang dianut tiap Pramuka. Prinsip Kepramukaan berisi nilai-nilai tentang komitmen aktif dan konstruktif seseorang pada nilai spiritual kehidupan, pada masyarakat dan pada dirinya.

Metode Kepramukaan adalah kerangka pendidikan yang luas terdiri atas elemen-elemen yang terpadu sebagai sebuah sistem untuk menyediakan lingkungan yang aktif dan kaya bagi kaum muda. Metode Kepramukaan didasarkan pada bagaimana kaum muda berkembang secara alami, baik perkembangan sifat, kebutuhan maupun minat pada tahap-tahap perkembangan yang berbeda.

Tujuan, prinsip dan metode Kepramukaan adalah dasar sistem pendidikan dalam Kepramukaan.

(22)

SCOUTING CHARACTERISTICS.

A Movements For Young People, Especially Suited For Adolescents

Walaupun sistem pendidikan Kepramukaan sangat sesuai untuk usia remaja, tapi harus diperhatikan bahwa batas maksimal usianya tergantung pada faktor definisi “muda” dari sudut pandang pendidikan yang ada di masyarakat.

Secara umum, batas maksimal usia bergantung pada tingkat kedewasaan seseorang secara umum dimana seseorang tidak lagi memerlukan pendekatan sistem pendidikan Kepramukaan untuk meneruskan proses self-education.

Batas minimal usia bergantung pada tingkat minimal kedewasaan seseorang untuk mengikuti sistem pendidikan Kepramukaan sehingga dia dapat mengambil manfaat dari sistem pendidikan tersebut. Adalah jelas sekali bahwa tingkat-tingkat kedewasaan ini tidak hanya dapat diukur dengan usia, tetapi juga dengan memperhatikan beberapa tahun kedepan dimana dia akan memasuki periode kedua dalam kehidupannya.

A movements of young people, supported by adults

Kaum muda dalam gerakan Keramukaan didukung oleh orang dewasa, yang berperan untuk memfasilitasi dan menyediakan kondisi yang diperlukan untuk perkembangan kaum muda. Sebagai anggota sebuah gerakan self-education, dan dalam semangat bekerja sama dengan orang dewasa, kaum muda berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, dengan tetap memperhatikan tingkat kedewasaan, kemampuan dan pengalaman, untuk menjamin relevansi atas apa yang ditawarkan Kepramukaan untuk mereka.

Open To All

Sifat keanggotaan gerakan Kepramukaan sedunia adalah terbuka untuk semua orang yang bersedia menganut tujuan, prinsip dan metode Kepramukaan tanpa memperhatikan suku, agama, ras, latar belakang sosial atau jenis kelamin orang tersebut.

(23)

Semua anggota gerakan Kepramukaan sedunia dengan sukarela menjadi anggota. Kepramukaan tidak memaksa seseorang untuk masuk menjadi anggota atau untuk tetap menjadi anggota.

Tiap orang yang berkeinginan menjadi anggota wajib berkomitmen pada dirinya untuk menghormati kode etik Kepramukaan dan bertindak berdasarkan kode etik Kepramukaan.

Non Political

Gerakan Kepramukaan sedunia adalah gerakan non-politik dan bukan bagian dari organisasi politik tertentu. Di sisi lain, sistem pendidikan Kepramukaan bertujuan untuk membantu kaum muda menjadi, dan berkembang, sebagai individu sekaligus bagian masyarakat yang bertanggung jawab dan konstruktif. Tujuan ini tidak dapat dicapai bila kaum muda anggota gerakan Kepramukaan sedunia terasing dari realita sosio-politis di lingkungan mereka.

Pendekatan pendidikan Kepramukaan, oleh karena itu, mendorong kaum muda untuk mengeluarkan pendapat mereka dan menambil peran aktif dan kosntruktif di masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Kepramukaan.

Independent

Walaupun gerakan Kepramukaan sedunia bekerja sama dengan banyak organisasi di luar gerakan Kepramukaan sedunia dan

menerima banyak dukungan dari para penyumbang dana di seluruh dunia, Kepramukaan, pada semua tingkat, adalah independen dan bebas dari kontrol pihak manapun.

Complementary To Other Forms Of Education

Pendidikan Kepramukaan adalah pendidikan non-formal. Dengan kata lain, pendidikan Kepramukaan bukan bagian dari sistem pendidikan formal (seperti sekolah) atau sistem pendidikan informal (seperti media komunikasi, teman). Kepramukaan tidak ingin menghasilkan apa yang mampu dihasilkan oleh sekolah, keluarga, klub hobi, dan lain-lain. Kepramukaan melengkapi apa yang mampu dihasilkan sistem pendidikan formal dan sistem pendidikan informal dengan mengisi kekosongan didalamnya.

(24)

Pendidikan Kepramukaan diharapkan dapat sesuai untuk kaum pada beragam lingkungan sosio-kultural tempat mereka tumbuh, dan secara kontinu berusaha memenuhi kebutuhan kaum muda menghadapi perubahan dunia yang makin cepat.

Sebagai sebuah gerakan, salah satu tantangan terbesar gerakan Kepramukaan sedunia adalah secara kontinu berusaha menyesuaikan aspirasi kaum muda dan memenuhi kebutuhan mereka tanpa meninggalkan tujuan, prinsip dan metode Kepramukaan.

(25)

Prinsip dasar Kepramukaan

& Metode Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan

Merupakan norma hidup bagi Pramuka, memuat prinsip dasar yang menjadi landasan hidup bagi Pramuka. Prinsip dasar tersebut menjadi acuan bagi Pramuka dalam mengembangkan dirinya. Prinsip dasar kepramukaan terdiri dari empat hal, yaitu:

Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; Peduli terhadap diri pribadinya;

Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka (satya dan darma – janji dan kode moral).

Metode Kepramukaan

Merupakan pedoman untuk anggota pramuka melaksanakan pembinaan di lingkungan Pramuka, baik di tingkat satuan, gugusdepan atau tingkat yang lebih tinggi. Metode ini disusun dari berbagai bagian yang merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan, antara lain:

Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka

Kode kehormatan ini digunakan sebagai dasar dari seluruh aktifitas dari anggota pramuka. Belajar Sambil Melakukan

Pendidikan dalam Gerakan Pramuka merupakan proses dari rekaman pengalaman saat melakukan kegiatan. Kepramukaan bukanlah suatu textbook yang harus dihafalkan, namun merupakan kegiatan. “perencanaan – melakukan – evaluasi” merupakan satu rangkaian kegiatan.

Feedback (debrief) untuk menggali pengalaman dan hal-hal yang menjadi pelajaran dalam seluruh

rangkaian kegiatan memegang peranan penting dalam suatu kegiatan.

Sistem Berkelompok

Sistem berkelompok dalam Gerakan Pramuka merupakan wadah berlatih anggota untuk bisa bersinergi dengan orang lain, bekerjasama, berlatih untuk memimpin dan dipimpin. Satuan dalam Gerakan Pramuka dikelompokkan sesuai dengan perkembangan jiwa dalam satu satuan untuk memastikan pengembangan diri mereka sesuai dengan lingkungan tempat mereka hidup.

(26)

Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik

Kegiatan menantang tidak selalu mengandung resiko yang cukup besar bagi pesertanya. Inti dari kegiatan menantang adalah bagaimana kita bisa membuat suatu kegiatan menjadi menarik, menantang untuk diselesaikan. Setiap kegiatan kepramukaan harus dieksplorasi nilai pendidikan yang terkandung didalamnya karena Pramuka merupakan organisasi pendidikan.

Kegiatan kepramukaan bisa dilakukan oleh siapa saja namun menjadi sesuatu yang berbeda saat tingkat tantangan kegiatan menyesuaikan dengan kondisi peserta (kondisi mental, fisik, finansial dan kesehatan).

Kegiatan di alam terbuka

Berkegiatan di alam terbuka akan membuat sesorang lebih ekspresif dan bebas, Dari sini akan timbul kreatifitas dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Berada di alam terbuka akan membuat seseorang menjadi lebih kuat dan menghargai lingkungan dimana dia tinggal. Apakah alam terbuka berarti harus di hutan? BELUM TENTU! Istilah alam terbuka mengajak kita untuk lebih banyak bergaul dengan lingkungan sekitar kita, belajar dari situ, membebaskan pikiran tanpa dihalangi oleh dinding kelas.

Sistem Tanda Kecakapan

Pramuka memberi penghargaan bagi mereka yang telah mencapai tingkat atau skill tertentu dengan memberikan badge yang membuktikan bahwa si pemakai mempunyai kualitas sesuai dengan yang tertera pada badge. Hal ini untuk memacu anggotanya untuk meningkatkan kemampuan serta standarisasi.

Sistem Satuan Terpisah untuk satuan putera dan puteri

Pendidikan untuk semua, baik putra maupun putri. Pramuka memberi kegiatan yang bisa dilaksanakan oleh putra maupun putri tanpa melanggar norma. Sistem satuan terpisah diterapkan pada lingkungan tinggal serta tempat istirahat (tidur). Satuan terpisah ini tidak didefinisikan sebagai pemisahan segala hal dalam gerakan pramuka, tetapi satuan terpisah ini lebih didefinisikan kepada perbedaan kebutuhan antara anggota putra dan putrid sehingga memicu untuk dipisahkannya beberapa hal dalam gerakan pramuka (misal: Pola Pembinaan)

Kiasan Dasar

Simbol / Istilah / kiasan yang digunakan didalam gerakan pramuka mendefinisikan sesuatu. Umumnya, simbol-simbol / kiasan – kiasan yang dipergunakan didalam gerakan pramuka selalu berhubungan dengan alam sekitar dan mudah dikenal.

(27)

Simbol – simbol yang digunakan memiliki makna tertentu yang berhubungan dengan sesuatu yang diwakilinya. Misalkan, raimuna. Raimuna adalah kegiatan bertemunya seluruh pimpinan pramuka penegak pandega baik ditingkat kwartir ranting, cabang, daerah maupun nasional. Dalam bahasa aslinya (bahasa PAPUA), raimuna berarti pertemuan kepala suku untuk menghasilkan suatu kebaikan.

(28)

Pertolongan Pertama

 Penderita gawat darurat adalah penderita yang berada dalam keadaan terancam jiwanya dan bila tidak dilakukan pertolongan segera akan meninggal dunia

 Keberhasilan penanganan kasus gawat darurat tergantung pada: 1. Kecepatan Pertolongan

a.

Kecepatan ditemukan / diketahuinya keadaan pasien

b.

Kecepatan dilakukannya pertolongan pertama

c.

Kecepatan dalam memindahkan / transportasi penderita ke tempat rujukan 2. Kualitas Pertolongan

a.

Kemampuan mengetahui adanya kasus gawat darurat (kemampuan membedakan kasus tidak gawat dan tidak darurat)

b.

Kemampuan memberikan pertolongan pertama dengan tepat sesuai kemampuannya (pengetahuan dan ketrampilan penolong) sampai penderita diserahkan pada tenaga medis

 Secara garis besar, usaha pertolongan pertama pada kasus gawat darurat dapat terjadi pada:

1. Keadaan sehari-hari baik berupa kecelakaan lalu lintas jalan raya, kecelakaan kerja maupun kecelakaan di rumah tangga

2. Keadaan yang terjadi tiba-tiba. Misalnya kebakaran, bencana alam, kecelakaan pesawat terbang  Untuk memberikan pengetahuan penanganan penderita gawat darurat pada orang awam khususnya

pertolongan pertama sebelum ditangani oleh petugas medis terdapat 5 hal pokok yaitu:

1. Memberikan pengetahuan tentang kejadian-kejadian yang dapat menyebabkan terjadinya korban gawat darurat.

2. Memberikan pengetahuan tentang anatomi tubuh kita secara garis besar dengan gangguan fungsi yang menyebabkan penderita dalam keadaan gawat darurat.

3. Mengetahui tahap-tahap tindakan pertolongan pertama dan mengetahui cara memberikan prioritas dalam penanganan korban.

4. Mengetahui tindakan yang tepat untuk melakukan pertolongan pertama pada penderita gawat darurat. 5. Mengetahui tindakan selanjutnya untuk mendapat bantuan lebih lanjut (cara meminta tolong, cara

(29)

 Pengetahuan tentang anatomi tubuh dan gangguan fungsi yang dapat menyebabkan kasus gawat darurat, meliputi:

1. Sistem pernapasan, contoh : hypoxia 2. Sistem peredaran darah, contoh : shock 3. Sistem kesadaran, contoh : pingsan

 PROSEDUR PENANGANAN

JAUHKAN KORBAN DARI BAHAYA. PINDAHKAN KORBAN HANYA JIKA

BENAR-BENAR DIPERLUKAN APAKAH

ANDA & KORBAN BERADA DALAM BAHAYA?

START

Yes

APAKAH KORBAN SADAR?

1. RAWAT JIKA TERDAPAT LUKA-LUKA 2. CARI PERTOLONGAN JIKA DIPERLUKAN 1. PERIKSA KESADARAN KORBAN

2. BEBASKAN SALURAN PERNAPASAN 3. PERIKSA KONDISI PERNAPASAN 4. PERIKSA DENYUT NADI

No Yes APAKAH KORBAN DAPAT BERNAPAS? No Yes

BUKA DAN BERSIHKAN SALURAN PERNAPASAN APAKAH KORBAN BERNAPAS DENGAN BERSUARA? Yes APAKAH ADA DENYUT NADI? No

1. RAWAT / OBATI LUKA-LUKA YANG MENGANCAM KESELAMATAN

2. TEMPATKAN KORBAN DALAM POSISI PEMULIHAN 3. MEMANGGIL MEMINTA BANTUAN/PERTOLONGAN

4. BERIKAN 10 BANTUAN PERNAPASAN DARI MULUT KE MULUT 5. MEMANGGIL BANTUAN AMBULANS

6. LANJUTKAN BANTUAN PERNAPASAN SAMPAI PERTOLONGAN DATANG

No

Yes

1. MEMANGGIL AMBULANS

2. BERIKAN BANTUAN PERNAPASAN DAN TEKAN / POMPA DADANYA SAMPAI PERTOLONGAN DATANG

(30)

Pengetahuan Berkemah

PERSONAL CLOTHING AND EQUIPMENT

Pakaian / seragam :

Tidak mudah beradapatasi dengan cuaca

Mudah kering

Menjaga suhu tubuh

Meloloskan uap air

Tidak mengganggu gerak tubuh

Nyaman dipakai

Sepatu / alas kaki :

Melindungi engkel, jempol dan tumit kaki

Sol sepatu harus mempunyai ketebalan yang cukup untuk melindungi dari

batuan tajam

Sol dari bahan karet

Pada dasarnya sepatu yang dipakai dapat disesuaikan dengan kondisi

medan, kemampuan daya beli serta selera

Perlengkapan Standar Perorangan

Peta dan Kompas

Pakaian

Makanan dan minuman

Pisau lipat

First aid kit dan obat-obatan pribadi

Korek api tahan air

Lampu senter (flash light)

Pemicu api

PERLENGKAPAN REGU

Tenda

Alat masak

Peralatan pemanjatan

Alat komunikasi

Etc

(31)

Alat berteduh (tenda/fly sheet)

Sunglass ( kaca mata hitam)

MAKANAN

Kalori yang dibutuhkan 4000 kal per orang/ hari

Komposisi gizi yang memadai

Mudah didapatkan

Tidak asing

Kemasan tidak mudah rusak

Tahan lama

Mudah dalam pengepakan

Siap saji dan tidak banyak mempergunakan air

ALAT MASAK DI ALAM TERBUKA

Kompor bahan bakar padat atau gas

Misting

Sendok garpu

Veldples

Gelas plastik atau alumunium

Panci

Dan lain-lain, disesuaikan dengan lamanya perjalanan dan kondisi alam

CARA MEMASAK

Siapkan kompor dan cari air

Siapkan bahan makanan yang akan dimasak

Kompor yang mempergunakan bahan bakar yang mudah

terbakar pengisiannya diluar tenda

Proses memasak dilakukan dengan hati-hati sehingga tidak

menyebabkan kebakaran

(32)

Diupayakan masak tidak dalam tenda / bivak

LOAD PACKING AND CARRYING

Beban maksimum yang dapat dibawa oleh setiap orang dalam ranselnya

adalah 1/3 dari berat tubuhnya

RANSEL / DAY PACK

Ransel terbuat dari bahan kedap air

Mempunyai bantalan empuk pada bagian punggung

Memiliki sabuk pinggang atau pengikat ke tubuh

Tidak menggangu gerakan tubuh

Mempunyai kantong-kantong luar yang cukup untuk

penyimpanan barang yang kecil dan harus segera

dikeluarkan

(33)

PENGEPAKAN RANSEL

Susun barang yang ringan dibagian bawah, yang sedang ditengah dan yang

berat paling atas, sehingga distribusi berat akan bertumpu pada pundak

bukan pada pinggang

Simpan barang yang empuk pada bagian punggung untuk memberikan

kenyamanan pada punggung

Simpan barang-barang yang akan segera dipakai pada kantong ransel bagian

luar serta mudah dijangkau oleh tangan.

Pisahkan barang-barang yang berbau dan keras dari makanan

Lapisi bagian dalam ransel dengan plastik

Cara yang cukup efektif menahan resapan air disamping ransel dilapisi

dengan plastik, setiap barang yang dipak dimasukkan kedalam suatu

wadah/tempat yang terbuat dari bahan kedap air. Sebagai contoh pakaian

dimasukan kedalam kantong plastik yang ukuran dan ketebalannya

disesuaikan dengan jumlah pakaian yang kita bawa.

(34)

TENTS AND SHELTER

Fungsi tenda dan shelter memberikan perlindungan terutama pada saat kita

tidur dari pengaruh cuaca di alam terbuka

Shelter sifatnya tidak permanen dan tingkat perlindungannya tidak

menyeluruh, contoh shelter : bivak alam, flysheet

CONTOH TENDA DAN SHELTER

Tenda regu

Tenda doom

Tenda hoop (setengah lingkaran memanjang)

Bivak dari ponco

Bivak alam

dll

CARA MENDIRIKAN TENDA DAN SHELTER

Pasang tenda membelakangi arah angin / melawan arah angin (up wind)

Pasak tenda sebelum memasang tiang dan tali

Tegakkan tenda pada bagian yang membelakangi arah angin pasang pasak,

baru kemudian tegakkan bagian lainnya.

Pasang tali penegang lainnya. Usahakan tenda tidak berkerut, karena akan

mengurangi kecepatan air turun. Dan jika dibiarkan dapat menampung air

pada waktu hujan.

(35)

MEMILIH LOKASI BERKEMAH

Tanah datar, tidak ada tunggul kayu, tidak pada jalur air

Dekat dengan sumber air (mata air atau sungai )

Tidak pada daerah rawan longsor dan banjir

Diupayakan tidak dibawah pepohonan yang besar

Tidak pada cerukan gunung, karena cerukan akan menampung udara dingin

pada malam hari

Jika berkemah di Bumi Perkemahan upayakan lokasi tenda dekat dengan

shleter untuk memudahkan pergerakan apabila terjadi hal-hal yang sifatnya

darurat dan tenda tidak dapat melindungi dari keadaan tersebut.

Upayakan tidak pada jalur perlintasan hewan, karena akan mengggangu

serta menghindari perusakan dan penyerangan oleh hewan tersebut

Memahami dan mengetahui apa-apa yang boleh dilakukan dan yang tidak

boleh dilakukan di sekitar lokasi perkemahan

Upayakan meninggalkan tempat berkemah pada kondisi semula

STOVE AND FIRES

Stoves and fires secara terjemahan bebas adalah kompor dan perapian untuk

masak.

Kompor untuk memasak di alam terbuka harus praktis dan mudah dibawa

serta tidak memakan tempat dalam pengepakan.

Kompor masak ada yang berbahan bakar gas, cair (spirtus) dan padat

(parafin)

Alternatif memasak selain mempergunakan kompor adalah dengan

mermbuat perapian (fire) dengan bahan-bahannya berasal dari lingkungan

sekitar tempat berkemah misalnya ranting, dedaunan kering, biji pohon

pinus, kayu bakar, dll

(36)

Api unggun dibuat dengan cara menumpuk kayu-kayu kering, dengan

pemicu api dari serpihan kayu yang kita serut, ranting kering atau biji pinus.

WARMTH AND COMFORT

Syarat – syarat kenyamanan dalam perjalanan di alam terbuka :

Tenda/shelter/bivak yang dipergunakan harus mempunyai alas yang dapat

menahan dingin dari tanah

Alas tidur mempergunakan matras

Posisi tidur berada pada bagian atas apabila tanah tempat tidur agak miring

Simpanlah perlengkapan kedalam kantong plastik agar tetap kering

Sepatu tempatkan pada bagian luar tenda, ganti pakaian yang basah dengan

yang kering

Minum minuman yang menghangatkan tubuh seperti susu coklat panas,

kopi panas atau teh panas manis.

Simpanlah barang-barang yang diperlukan segera pada tempat yang mudah

dijangkau

Apabila kita mempergunakan kantong tidur (sleeping bag) jangan terlalu

menutupi seluruh tubuh karena akan menyulitkan kita untuk dapat bergerak

cepat apabila ada hal-hal yang bersifat darurat.

Jika cuaca cerah jemurlah pakaian atau peralatan yang basah agar kering

Bersihkan alat-alat yang sudah dipakai

Simpan cadangan logistik seperti baterai, makanan, dll pada tempat yang

terlindung dan mudah dijangkau

(37)

kita harus nyaman, hangat bila tidur, nyaman & enak bila makan,

leluasa& nyaman dalam perjalanan (waktu berjalan kaki)

H Y G I E N E

Pengertian hygiene disini adalah bahwa apa yang kita pergunakan dan yang

kita makan harus dalam keadaan relatif bersih sehingga tidak menimbulkan

penyakit selama atau sesudah kegiatan berlangsung.

Pastikan air yang dikonsumsi layak dipakai/dikonsumsi, dengan cara

dijerang terlebih dahulu sampai mendidih kurang lebih 10 menit

Cuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar atau makan, bersihkan

kompor serta alat makan setelah dan sebelum dipakai, sebaiknya setelah

dipakai cucilah dengan air panas.

Apabila tidak tersedia tempat buang air besar maka buatlah lubang dibawah

permukaan tanah dengan kedalaman kurang lebih 15 – 20 cm dan setelah

dipergunakan timbunlah dengan tanah, tempat penimbunan kotoran minimal

berjarak 60 meter dari tempat mata air atau sungai.

Upayakan seluruh rangkaian kegiatan diacarakan berakhir paling lambat

pukul 21.00 malam

Jika anggota regu terdiri dari putra dan putri sebaiknya tempat mandi, cuci

kakusnya dipisah

(38)

RUBBISH DISPOSAL

JENIS-JENIS SAMPAH

Sampah organik, adalah sampah yang dapat diurai oleh zat renik tanah dan

dapat membantu menggemburkan tanah, contoh sampah yang terbuat dari

bahan alami seperti daun pembungkus nasi, kotoran (tinja) manusia yang

ditimbun, dll

Sampah anorganik, jenis sampah ini tidak dapat diurai oleh zat renik tanah

dan mengakibatkan tanah terpolusi, contoh sampah jenis ini adalah

bahan-bahan yang terbuat dari plastik atau zat kimia lainnya dan biasanya sifat

zatnya tidak hilang.

Sampah basah/cair dan sampah kering atau padat. Contoh sampah

basah/cair adalah air bekas mencuci peralatan makan, contoh sampah kering

atau padat adalah kaleng bekas minuman, sisa makanan, dll.

PENANGANAN SAMPAH

Penanganan sampah berbeda bergantung kepada jenisnya

Sampah organik dan anorganik dipisahkan terlebih dahulu sebelum dibuang

Sampah organik dibuang dengan cara membuat lubang dibawah permukaan

tanah dengan kedalaman tertentu dan ditimbun, sampah anorganik

dikumpulkan dalam suatu wadah misalnya kantong plastik yang diikat

ujungnya lalu dibuang ke tempat penimbunan sampah.

Sampah limbah cair dapat dibuang dengan cara menggali lubang yang

lokasinya harus jauh dari sumber mata air atau sungai

(39)

SAFETY FACTOR

Pengertian safety factor disini adalah, faktor keselamatan berkegiatan merupakan

hal terpenting, seluruh rangkain kegiatan tertata dengan baik dengan

mempergunakan peralatan dan perlengkapan yang memadai sehingga tidak

membahayakan keselamatan fisik maupun jiwa baik secara perorangan maupun

secara berkelompok/ beregu.

FOR YOUR SAFETY…

Pemilihan lokasi tapak perkemahan

Pemilihan rute yang aman menuju tapak perkemahan

Pemilihan perlengkapan, peralatan dan pakaian yang disesuaikan dengan

kebutuhan

Pemilihan bahan bakar dan jenis kompor, ini hal yang penting diperhatikan

karena berkaitan erat dengan keselamatan selama berada di tapak

perkemahan. Contoh apabila kita akan mengganti tabung gas lakukanlah hal

tersebut diluar tenda dan apabila dilakukan pada malam hari jauhkan dari

sumber api seperti lilin atau lentera.

Perhatikan tata cara memasak, sedapat mungkin memasak dilakukan pada

tenda khusus yang beberapa bagiannya terbuka lebar sehingga tidak

menampung asap yang terlalu banyak, apabila kondisi cuaca tidak

memungkinkan memasak di tenda khusus memasak, memasak dapat

dilakukan didalam tenda tidur dan tempatnya harus dekat dengan pintu

tenda.

Simpanlah peralatan dengan tertata rapi, sehingga tidak membahayakan kita

pada saat tidur, misalnya peralatan berujung tajam kita tempatkan pada bagian

luar tenda.

Pastikan mempergunakan bahan bakar untuk memasak atau untuk keperluan

lainnya sesuai dengan peruntukannya, anak-anak disarankan untuk

mempergunakan kompor yang mempergunakan bahan bakar parafin saja.

(40)

Buat perlindungan dari hewan yang mungkin masuk ke areal tapak

perkemahan

Pastikan semua perlengkapan, jadwal acara kegiatan, jumlah personil yang

terlibat tercatat dan secara berkala diadakan pengecekan ulang.

Memberikan pengetahuan dan peringatan kepada anggota regu terhadap

apa-apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan selama dalam perjalanan, di

dalam tapak perkemahan sampai kembali pulang kerumah.

SLEEPPING BAGS

Pengertian Sleeping Bags adalah wadah atau tempat tidur yang fungsinya

melindungi dan mempertahankan suhu tubuh kita selama kita tidur, fungsi

lainnya adalah untuk menjaga agar tubuh kita tidak langsung menyentuh

tanah yang dapat menyerap panas tubuh kita.

Jenis, bahan dan bentuk kantung tidur bermacam–macam bergantung

kepada peruntukan dan kebutuhannya, sarung bisa juga kita sebut sleeping

bag (kantong tidur) karena mempunyai beberapa kesamaan fungsi dengan

kantung tidur buatan pabrik.

Agar kita lebih nyaman lagi menggunakan kantung tidur sebaiknnya

kantung tidur tidak langsung menyentuh tanah atau dasar tenda, dengan

mempergunakan alas yang terbuat dari bahan matras atau bahan lainnya

yang dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil.

Bentuk sleeping bag (kantong tidur) buatan pabrik :

o Kepompong, jenis ini biasanya menutup seluruh anggota tubuh kita

mulai dari kepala sampai dengan kaki.

(41)

o Sleeping yang hanya melindungi badan sampai dengan leher, untuk

jenis ini diupayakan diberikan tambahan topi, kupluk sebagai

pelindung kepala dari penguapan panas tubuh.

ACCESS AND CONSERVATION

Access & conservation adalah tata cara memasuki tapak perkemahan dan

perlindungan terhadap alam disekitarnya

Yang harus diperhatikan:

Memilih rute perjalanan yang mudah ditempuh

Pastikan lokasi perkemahan dekat dengan Rumah Sakit, Poliklinik atau

Puskesmas

Buat rute perjalanan secara rinci untuk memudahkan evakuasi apabila terjadi

kecelakaan dan untuk dipergunakan pihak-pihak yang berkepentingan misalnya

orang tua anggota regu, pemerintahan setempat, dll

Proses surat–surat perijinan yang ada kaitannya dengan lokasi perkemahan atau

perizinan dari aparat yang berwenang

Perhatikan larangan–larangan yang tidak boleh dilanggar di areal perkemahan

agar tidak membahayakan kita

Pelihara lingkungan hidup disekitar lokasi perkemahan dengan tidak

membuang sampah sembarangan, tidak mengotori sumber air (mata air) atau

sungai yang ada di lokasi perkemahan

Tidak meninggalkan limbah yang tidak dapat didaur ulang oleh alam di lokasi

perkemahan

(42)

Tidak merusak atau membabat seenaknya pepohonan maupun tumbuhan yang

ada disekitar lokasi perkemahan

Tidak menangkap, membunuh (jika tidak perlu) dan menggangu habitat hewan

yang ada disekitar lokasi perkemahan.

Peran pembina, pelatih, instruktur dan guru adalah penting untuk memberikan

contoh yang baik bagi peserta kegiatan, berperan untuk menjaga serta

mengawasi peserta untuk tidak berbuat hal-hal yang membahayakan dirinya

maupun kelompok dan tetap mengingatkan untuk selalu menjaga lingkungan

alam disekitar areal perkemahan.

WHEATHER

Ada beberapa hal yang mudah dalam mengetahui kondisi cuaca :

Usahakan untuk mempelajari tentang cuaca dan perubahannya walaupun

secara garis besarnya saja

Himpun semua data prakiraan cuaca sebelum kita berangkat, data-data tersebut

dapat diperoleh dari siaran laporan di televisi, radio, surat kabar, badan

meteorologi dan geofisika setempat, atau pada pusat informasi dilokasi

perkemahan.

Mengenal gejala-gejala alam pada waktu memulai dan dalam perjalanan

(berkemah), misalnya kita dapat melihat awan mendung, hembusan angin,

satwa dan lain-lain.

CHECKLIST AND REPORT

Checklist adalah daftar perlengkapan dan peralatan yang dibawa baik

peroarangan maupun beregu,

Report adalah laporan perjalanan/perkemahan yang dibuat secara descriptif yang

memuat segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kegiatan

(43)

perjalanan/perkemahan yang dilakukan. Misalnya ; laporan perjalanan, laporan

kondisi perjalanan, dll.

(44)

GARA-GARA JANDA

MUDA

Gara-gara janda muda

2x

Rumah tangga jadi rusak 2x

Pom...pom...pom

Dua cincin di jarinya

2x

Tanda mata di dunia

2x

Pom...pom...pom

Kawin lari tidak baik

2x

Lebih baik bunuh diri

2x

Pom...pom...pom

Bunuh diri tidak baik

2x

Lebih baik cari lain

2x

Pom...pom...pom

Cari lain susah banget

2x

Lebih baik beli jadi

2x

Pom...pom...pom

la...la...la...Senangnya jadi

Pramuka

la...la...la...Akhirnya dapat

Pramuka

bam...bam...bam...DOR

APA GUNA KELUH KESAH

Apa guna keluh kesah

Apa guna keluh kesah

Pramuka tak kenal bersusah

(45)

Surabaya 610-611

Kibaran panji tunasku

Kobaran rasa hatiku

Wadah tuk menempa jiwa muda

Abdikan dirimu tuk nusa bangsamu

Persada Indonesia

Satyamu penyuluh jiwa

Arungi samudera hidupmu

Surabaya 610

Surabaya 611

Tetap harum namamu

Abadi selamanya

(46)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Perancangan Interactive Story Book sebagai pembelajaran Iman, Pengharapan, Kasih bagi Anak Sekolah Dasar yang bersumber pada Alkitab,c. penulis menyebarkan

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Tingkat

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti

Subjek penelitian dalam laporan skripsi ini adalah bagaimana mendeteksi suatu penyakit pada tulang dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan metode backpropagation

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju korosi atmosfer pada pipa hitam dan pipa galvanis yang terjadi di Kota Semarang, agar dapat

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta

Menurut Pergub No 56 Th.2014 tentang pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi banten, bahwa syarat