• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Control Self-Assessment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Control Self-Assessment"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Control Self-Assessment merupakan inovasi yang relative baru yang sedang Control Self-Assessment merupakan inovasi yang relative baru yang sedang diterapkan oleh banyak organisasi yang berukuran besar untuk mendukung beberapa diterapkan oleh banyak organisasi yang berukuran besar untuk mendukung beberapa kasus yang menggantikan proses audit internal mereka. Pendukung teknik ini berhati-hati kasus yang menggantikan proses audit internal mereka. Pendukung teknik ini berhati-hati untuk menyatakan bahwa tidak ada niat untuk menggantikan sepenuhnya fungsi audit untuk menyatakan bahwa tidak ada niat untuk menggantikan sepenuhnya fungsi audit internal. Control Self-Assessment ini ditunjukan khusus untuk pekerjaan lapangan yang internal. Control Self-Assessment ini ditunjukan khusus untuk pekerjaan lapangan yang informasinya terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf audit tradisional. Jika diterapkan informasinya terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf audit tradisional. Jika diterapkan dengan alasan wajar dan tulus maka audit partisipatif terbukti efektif dan memberi dengan alasan wajar dan tulus maka audit partisipatif terbukti efektif dan memberi efisiensi dan efektivitas yang lebih besar dalam mencapai tujuan audit. Control efisiensi dan efektivitas yang lebih besar dalam mencapai tujuan audit. Control Self-Assessment merupakan salah satu jenis audit partisipatif dalam bentuknya yang paling Assessment merupakan salah satu jenis audit partisipatif dalam bentuknya yang paling sederhana hal tersebut tidak sepenuhnya baru. Auditor, baik dalam sektor public ataupun sederhana hal tersebut tidak sepenuhnya baru. Auditor, baik dalam sektor public ataupun swasta, sedikit banyak telah mempraktikkannya. Audit tersebut diterapkan untuk swasta, sedikit banyak telah mempraktikkannya. Audit tersebut diterapkan untuk mendapat informasi yang terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh

mendapat informasi yang terbukti sulit untuk dikumpulkan oleh staf audit tradisional.staf audit tradisional. Dengan adanya latar belakang ini, maka kelompok kami ingin membahas lebih Dengan adanya latar belakang ini, maka kelompok kami ingin membahas lebih lanjut tentang Control Self-Assessment dan memberikan suatu metode dan cara lanjut tentang Control Self-Assessment dan memberikan suatu metode dan cara mempraktikannya dalam mendapatkan informasi di lapangan.

mempraktikannya dalam mendapatkan informasi di lapangan.

1.2

1.2 RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH

1.

1. Apa yang dimaksud Control Self-assessment ?Apa yang dimaksud Control Self-assessment ? 2.

2. Bagaimana sejarah munculnya Control Self-assessment ?Bagaimana sejarah munculnya Control Self-assessment ? 3.

3. Mengapa Control Self-assessment diperlukan?Mengapa Control Self-assessment diperlukan? 4.

4. Apa saja alat dan teknik yang digunakan ?Apa saja alat dan teknik yang digunakan ? 5.

5. Bagaimana hubungan antara Control Self-assessment dengan kegiatan audit internalBagaimana hubungan antara Control Self-assessment dengan kegiatan audit internal yang lain ?

(2)

1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut :

1. Untuk mengetahui apa pengertian Control Self-assessment. 2. Untuk mengetahui sejarah munculnya Control Self-assessment. 3. Untuk mengetahui pentingnya Control Self-assessment.

4. Untuk mengetahui alat dan teknik yang dipelukan dalam melakukan Control Self-assessment.

5. Untuk mengetahui hubungan antara Control Self-assessment dengan kegiatan audit internal yang lain.

6. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapai serta keunggulan dan kelemahan Control Self-assessment.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Control Self Assessment   merupakan suatu pendekatan yang diterapkan oleh internal auditor didalam perusahaan denga melibatkan seluruh elemen. Jika ditinjau dari maknanya:

 Control adalah kerangka kerja terintegrasi secara luas yang mempertimbangkan

semua faktor internal utama yang mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Lingkupnya cenderung holistik atau sistemik.

 Self dalam self-assessment adalah criteria fundamental untuk CSA. Kata ini

membedakan CSA dan audit lainnya. Seorang auditor dianggap memiliki  pengetahuan dan keahlia yang memadai untuk secara independen membentuk  penentuan resiko yang akurat atas control. CSA memiliki pendapat yang berlawanan yaitu lingkup control terlalu luas dan perubahan berlangsung terlalu cepat sehingga untuk membentuk penentuan resiko yang akurat mengenai control saat ini membutuhkan semua pengetahuan dan keahlian orang yang melakukan tugas tersebut.

 Assessment adalah istilah yang lebih akurat dibandingkan pengukuran untuk

mengartikan evaluasi control. Begitu banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil kerja keras organisasi yang ketepatan matematis tidak bisa dihindari akan menghasilkan intuisi dan pertimbangan. Bahkan perangkat penentuan resiko yang  paling baik sekalipun tergantung pada pelaksana pertimbangan yang subjektif,

kadang-kadang dari satu atau dua oran. CSA menghindari resiko yang terkaitan dengan subjektivitas dengan mengumpulkan opini subjektif dari banyak pengamat yang berbeda, biasanya dalam kelompok, guna mengidentifikasi pola-pola umum sebelum sampai pada pertimbangan.

(4)

Berdasarkan hal-hal tersebut, CSA bisa digambarkan sebagai berikut:

Control Self Assessment   merupakan sebuah proses dimana tim karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus-menerus menjaga kesadaran semua faktor material yang cenderung memengaruhi pencapaian tujuan organisasi, sehingga memungkinkan mereka membuat penyesuaian-penyesuaian yang tepat. Untuk meningkatkan independensi, objektivitas dan kualitas dalam proses tersebut. Serta tata kelola yang efektif, maka diharapkan auditor internal terlibat dalam proses tersebut dan  bahwa mereka secara independen melaporkan hasil-hasilnya ke manajemen senior dan

dewan komisaris.

2.2 SEJARAH MUNCULNYA CONTROL SELF-ASSESSMENT

Konsep CSA pertama kali dikembangakan pada tahun 1987 oleh departemen internal audit sebuah perusahaan minyak dan gas di Kanada Gulf Canada Resources Ltd. Penerapannya pada waktu itu dalam bentuk suatu pertemuan yang dihadirim para karyawan dan manager perusahaan yang difasilitasi oleh staf senior internal auditor untuk membahas fokus masalah yang menghambat pencapaian tujuan atau risiko dimasing-masing departeman serta rencana tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya. Proses CSA ini terus dikembangkan dan dirasakan mafaatnya karena dapat mengungkapkan masalah-masalah yang luas yang mencakup dalam konsep pengendalian risiko.

Meskipun program CSA perusahaan dihentikan pada tahun 1995 akibat adanya  pengambilalihan dan perubahan drastis dalam tata kelola manajemen yang baru, banyak kelompok audit internal di berbagai belahan dunia telah mengadopsi filosofi awal CSA dari Gulf dan melakukan eksperimen dengan program CSA atau membuat sendiri  program CSA mereka.

2.3 MENGAPA CONTROL SELF-ASSESSMENT DIPERLUKAN?

Pada tahun 1970-an pada era setalah skandal Watergate di Amerika Serikat. Banyak perusahaan multinasional besar diperiksa untuk menentukan pakn mereka telah

(5)

menyalurkan dana secara illegal. Kemungkinan segera diketahui bahwa banyak organisasi memiliki rekening rahasia yang digunakan untuk menyalurkan dana tidak hanya kepartai partai politik di amerika tetapi juga pegawai pemerintahan dalam dan luar negri untuk mendukung perolehan kontrak yang berbau korupsi. Skandal politik telah terbongkar dan menyikap sisi gelap dunia bisnis besar.

Pada tahun 1978 perusahaan dilarang melakukan pembayaran yang bisa dianggap sebagai penyuapan kepada pegawai pemerintah, tetapi lebih penting lagi menekankan  perlunya control internal yang efektif, kegagalan perusahaan terus berlanjut sampai tahun

1980

Pada tahun 1987, setelah penelitian yang ekstensif, komisi tersebut memublikasikan temuan-temuannya yang saat ini dikenal sebagai laporan treadway. Beberapa penemuan yang sangat signifikan dibuat yaitu:

 Sering kali (control) dipandang dari sudut pandang yang sempit

 Kami yakin bahwa terdapat potensi nyata untuk mengurangi resiko kekurangan dalam

 pelaporan keuangan, jika masalah-masalah bisa dipertimbangkan dan pandangan secara multidimensional

 Control internal dipengaruhi oleh orang-orang pada setiap tingkatan organisasi.

Treadway dan COSO telah menemukan bahwa proses audit terlalu sempit berfokus  pada akuntansi keuangan dan mengabaikan “lingkungan control” yang lebih luas,

lingkungan yang mewadahi keputusan manajemen dan akuntansi. Mereka berpendapat  bahwa lingkungan control memiliki “dampak yang pervasive” pada cara penyiapan

laporan keuangan.

COSO merekomendasikan auditor untuk menelaah dan mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan manusia sebelum memberikan opini.

“Kebijakan resmi mengkhususkan apa yang manajemen inginkan untuk terjadi. Budaya  perusahaan menentukan apa yang sebenarnya terjadi, dan aturan-aturan apa yang

(6)

2.4 ALAT DAN TEKNIK YANG DIGUNAKAN

Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja yang sukses, yaitu :

1. Fasilitator akan melakukan wawancara dengan manajemen dan partisipan lain sebelum pertemuan dimulai. Mereka akan mendapatkan pemahaman mengenai tujuan utama tim, tujuan saat ini, dan signifikansi dalam hubungannya dengan keseluruhan strategi organisasi.

2. Tim yang menghadiri rapat kerja tersebut membutuhkan waktu untuk berpikir dan mengali ide-ide yang muncul. Setelah Pengenalan singkat , rapat kerja yang baik diawali dengan tukar pikiran mengenai operasi apa yang berjalan baik bagi tim dan hambatan-hambatan utama apa yang mereka hadapi dalam usaha mencapai tujuan atau sasaran utama mereka.

3. Bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi dan dibahas. Dengan menggunakaan kerangka kerja kontrol sebagai pedoman, peserta  bisa menjawab serangkaian pertanyaan yang menjamin bhawa semua sprektrum

masalah control ditelaah dengan cermat dalam rapat kerhja tersebut.

4. Mengembalikan dengan segera ringkasan pembahasan dan pengumpulan suara, jika ada, ke peserta. Pertama-tama, ringkasan dan penentuan risiko yang tercakup di dalamnya merupakana milik tim yang berpartisipasi. Ringkasan tersebut merupakan catatan diskusi mereka dan harus dikembalikan kepada mereka sesegera mungkin, lebih baik di hari berikutnya. Mereka membutuhkan catatan pikiran mereka sehingga mereka bisa mulai mengambil tindakan perbaikan atas masalah-masalah penting

5. Tindakan. Tim peserta dan manajer harus memutuskan tindakan apa yang harus diambil pertama kali karena mereka jarang memilih waktu untuk segera melakukan semua yang telah dibahas. Sebagaimana halnya temuan-temuan material dari audit konvensional maka mungkin dibutuhkan pelaporan temuan-temuan ke manajemen  puncak dan komite audit jika risikonya signifikan bagi organisasi sehingga mereka

(7)

2.5 PENDEKATAN CONTROL SELF-ASSESSMENT

Metode atau pendekatan CSA dibagi ke dalam tiga pendekatan, yaitu:

1. Workshop adalah pertemuan yang difasilitasi oleh fasilitator untuk memperoleh informasi yang akan digunakan dalam penilaian resiko.

2. Survey adalah metode pengumpulan informasi yang bisa dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada responden.

3. Analisi Manajemenmerupakan analisis yang dilakukan oleh manajemen berdasarkan diskusi, review, atau kuisioner dalam rangka mendukung suatu opini /  pendapat

tertentu atau membuat kesimpulan atas suatu permasalahantertentu.

Dari ketiga metode CSA tersebut diatas yang paling popular dandirekomendasikan oleh IIA adalah metode Workshop.

2.6 VARIASI TEMA

Sering kali diharapkan CSA diberikan secara internal. Karena merupakan proses  pembelajaran integral bagi organisasi, namun ada tiga situasi berikut ini mungkin lebih  baik mencari sumber daya dari luar 

1. Dalam pelatihan dan implementasi awal dengan target tinggi tetapi peserta masih rendah: penggunaan orang yang professional dan pengalam bisa menjembatani kesenjangan ini.

2. Pada saat manajemen puncak, dewan, atau komite dewan memutuskan untuk menyelenggarakan pertemuan CSA.

3. Terjadi saat program CSA yang telah berjalan dengan baik membutuhkan penelaahan dari pihak luar atau penyegaran (tune-up). Hal ini bagus untuk dilakukan secara  periodik karena praktik dan teknologi CSA berkembang dengan cepat sejalan dengan  peningkatan dalam pemahaman kita atas control, psikologi, dan penerapan teknologi.

(8)

1. Dari sudut pandang klien, auditor CSA merupakan fasilitator yang menyediakan forum dan agenda yang berguna yang memungkinkan klien menemukan sendiri keadaan sebenarnya dan memutuskan perubahan yang diperlukan.

2. Bagi manajemen senior, CSA menawarkan penelaahan sangat baik atas informasi terbaru mengenai resiko dan peluang yang muncul. Hal ini memberikan peluang untuk membandingkan strategi mereka dengan realitas saat ini dan membuat  penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa tujuan bersifat realitas dan

akan tercapai sampai tujuan utamakontrol.

3. Bagi direksi, komisaris, komite audit dan pihak-pihak lain dalam tata kelola  perusahaan, CSA memiliki implikasi yang signifikan. Focus yang sempit dari profesi udit eksternal pada pelaporan keuangan yang sering kali menghasilkan keterkejutan dan memalukan bila terjadi kecurangan yang tidak diharapkan karena faktor-faktor control utama tidak diperiksa.

2.8 INDEPENDENSI, OBJEKTIVITAS, DAN ETIKA FASILITATOR

Meskipun CSA umumnya menyebabkan hubungan auditor/fasilitator dengan klien menjadi lebih dekat, tetapi sangat penting untuk tetap menjaga independensi dan objektvitas. Pada tahap riset sebelum rapat kerja sangatlah penting karena fasilitator mendapatkan tolak ukur eksternal yang independen untuk digunakan sebagai  perbandingan. Fasilitator juga harus menjaga etika mereka sendiri dalam dua hal penting

yaitu:

1. Penting untuk mengakui bahwa CSA tergantung pada keterbukaan partisipan dan kejujuran mereka sendiri mengenai individu-individu.

2. Aspek kedua yang harus dipahami fasilitator adalah bahwa mereka juga manusia dan  bisa berbuat salah sehingga perlu mengelola potensi konflik kepentingan yang ada.

2.9 HUBUNGAN ANTARA CSA DENGAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL YANG LAIN

Berbeda dengan kebanyakan audit konvensional, CSA memiliki lingkup yang sangat luas, mengumpulkan informasi yang material secara luas dan interaktif, dan menghabiskan sedikit waktu untuk vertifikasi dan pelaporan. Dari sudut pandang manajer

(9)

audit, CSA merupakan metode penentuan risiko yang cepat dan biasanya andal ditingka makro tetapi tidak seperti beberpa alat audit, CSA tidak dirancang untuk penyelidikan lebih dalam. Bila CSA dilakukan secara berkesinambungan diorganisasi maka CSA merupakan alat ideal untuk mengidentifikasi risiko dan bidang-bidang bernilai tinggi yang akan bermanfaat untuk dilakukan audit. Partisipasi rapat kerja biasanya pandai dalam mengidentifikasi bidang-bidang masalah utama.

2.10 KUALITAS YANG DIBUTUHKAN UNTUK TIM FASILITATOR CSA

Meskipun pelatihan dan teknologi bisa sangat membantu fasilitator, namun tidak aka nada artinya jika kualitas pribadi yang penting tidk terpenuhin. Kejujuran, empati dan menghargai orang lain jauh lebih penting dibandingkn dengan teknik-teknik. Jika mereka yakin bahwa mereka tidak dihargai atau kebih bruk lagi bila fasilitator memiliki agenda tersembunyi, Maka rapat kerja akan kacau. Kerpecayaan dihasilkan secra pelahan melalui keterbukanaan komunikasi dan ditunjukannya sikap yang baik, namun bisa cepat hilang dengan kecerobohan atau perbuata yang tidak tulus.

Semua fasilitator harus memiliki sikap yang menghargai orang lain, keahlian interpersonal, punya rasa ingin tahu, pendengaran yang baik dan terdorong untuk memberikan nilai bagi klien dan organisasi. Fasilitator yang terbaik memiliki keahlian analitis dan pembelajaran yang baik dan cepat yang mereka gunakan untuk memahami apa yang telah dikemukakan dan mengubahnya kedalam kesimpulan yang bermakna bagi organisasi.

2.11 KESULITAN-KESULITAN CSA

CSA bersifat sederhana sekaligus kompleks. Sederhana karena melibatkan sekelompok orang dengan tujuan sama dan berbagai pengalaman bersama untuk mengidentifikasi peluang perbaikan. Tetapi setiap proses yang melibatkan manusia adalah rumit dan dipengaruhi oleh kejadian saat ini dan masa lalu diluar pengetahuan fasilitator. Beberapa Kesulitan-kesulitan yang umum terjadi:

(10)

untuk diselenggarakan sebanyak mungkin. Jika tim CSA tidak mengalokaiskan waktu untuk menelaah hasilnya, belajar dari hasil tersebut, memperbaiki cara bertanya dan mengkomunikasikannya kembali keorganisasi, mereka jelas mencapai nilai yang  pontensial. Partisipan rapat kerja memang telah diuntungkan tetapi tidak demikian  bagi karyawan lainnya diorganisasi.75% atau lebih dari manfaat CSA telah hilang. 2. Tidak menepati janji atau membuat terlalu banyak janji merupakan kesalahan lainnya

yang biasa terjadi fasilitator akan belajar bahwa penting untuk tidak hanya membuat  janji mengenai hal yang dapat mereka sampaikan. Setiap rapat kerja menghasilkan sekumpulan harapan dan janji, jika tidak ada tindakan lanjutannya maka akan terjadi  penurunan moral dan kepercayaan.

3. Tidak sensitive terhadap kebutuhan dan kekhawatiran partisipan merupakan kesalahan yang biasa terjadi pada fasilitator yunior. Saat bekerja dengan setiap kelompok maka akan membantu untuk menyadari faktor-faktor social ekonomi. Kebanyakan rapat kerja memiliki sedikit partisipan yang khawatir bahwa apa yang mereka katakana akan membahayakan kariernya. Memang ini lah watak manusia,. Kesadaran akan kemungkinkan-kemungkinan ini akan membantu fasilitator menyesuaikan sikapnya dan sensitive dalam mensyaratkan keterbukaan.

4. Kuesioner, dengan beberapa pengecualian, bukan merupakan self-assessement. Banyak orgarnisasi mengunakan kuesioner yagn bagusuntuk mensurvei karyawan tetapi penilaian dilakukan oleh pihak ketiga yang menginterprestasikan data tersebut. 5. Terlalu dalam masuk ke dalam masalah tanpa tahu cara mengatasi masalah itu.

Merupakan pendekatan yang beralasan dalam bidang yang sama sekali baru. Iniah yang dilakukan oleh Gulf sebagai pionir-upaya pertama dilakukan tahun 1987 kita sekarang tahu lebih banyak tentang CSA dan informasi ini tersedia melalui beberapa  pelatihan yang bagus, pusat CSA di IIA dan iteratur yang terus berkembang meskipun masih belum sempurna. Sebagai auditor professional kita punya tanggung jawab untuk belajar sebanyak mungkin sebelum menawarkan jasa ke organisasi kita.

(11)

2.12 FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN CSA

Kegiatan workshop dapat berhasil dengan baik apabila dilaksanakan secara jujur dan terbuka disamping didukung oleh kemampuan Fasilitator dan komitmen pimpinan instansi. Hal-hal yang menentukan keberhasilan CSA, yaitu :

1. Keterbukaan, kejujuran, dan obyektifitas pimpinan instansi dalam proses workshop 2. Pemilihan peserta yang tepat, yaitu mempunyai pemahaman dan berperan aktif dalam

 proses bisnis kegiatan.

3. Peran aktif peserta selama pelaksanaan workshop

4. Budaya organisasi mendukung diskusi yang terbuka dan transparan 5. Tidak terdapat indikasi penyimpangan/KKN.

(12)

BAB III

KESIMPULAN

Dari pemaparan pembahasan pada Bab II makalah dengan judul “Control Self-assessment” dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Control Self Assessment merupakan adalah sebuah proses dimana tim karyawan dan manajemen, di tingkat lokal dan eksekutif, terus menerus menjaga kesadaran semua faktor material yang cenderung mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.

2. Ada lima komponen kunci untuk rapat kerja (CSA) yang sukses, empat diantaranya merupakan tanggung jawab tim fasilitator. Pertama, fasilitator akan melakukan wawancara dengan manajemen dan partisipan lain sebelum pertemuan dimulai. Kedua, tim yang menghadiri rapat kerja membutuhkan waktu untuk berpikir dan menggali ide-ide yang muncul. Ketiga bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi dan dibahas. Keempat adalah mengembalikan dengan segera ringkasan  pembahasan dan pengumpulan suara (jika ada) ke peserta. Kelima adalah tindakan atas

semua yang telah dibahas.

3. Kualitas yang Dibutuhkan Untuk Tim Fasilitator CSA yaitu Kejujuran, empati, mengahargai orang lain, memiliki keahlian interpersonal, rasa ingin tahu, pendengar yang  baik dan terdorong untuk memberikan nilai bagi klien dan organisasi. Selain itu, fasiliator  juga tetap dituntut untuk memiliki pengetahuan mendalam tentang konrol sistemik, skeptimisme yang sehat, keahlian dalam pemberian fasilitas, kemampuan organisasional, ahli software dan hardware, dan memiliki keahlian analitis yang baik untuk membuat sebuah kesimpulan yang bermanfaat bagi organisasi.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2016. Control Self Assessment. https://www.coursehero.com/file/23062579/BAB-10-INTERNAL-AUDIT-FIX/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Anonim. 2013. Control Self Assessment (CSA).

https://pogentertainment.wordpress.com/2013/02/27/control-self-assessment-csa/. Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Sawyer,Lawrence B. 2009. Audit Internal Sawyer . edisi 5 buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

Suharso. 2016. Inilah Konsep Dasar Control Self-assessment.

http://www.klikharso.com/2016/09/konsep-dasar-control-self-assessment-csa.html. Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Wisnu, Pradipha Wibisono. 2014. Control Self-Assessment Dalam Pengauditan Internal . http://pradipha.blogspot.co.id/2014/02/control-self-assessment-dalam.html. Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara, sebanyak 78,95% siswa merasa peer assessment dan self assessment pada tes formatif dapat memberikan feedback yang efektif kepada

Dengan menerapkan peer and self assessment, keuntungan yang didapatkan peserta didik antara lain Pemahaman standar kualitas kinerja , proses belajar lebih

Pengertian Self Control Sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan oleh Averill menyatakan bahwa, self cotrol merupakan variabel psikologis yang mencakup kemampuan individu untuk

Kemampuan Self Control Peserta Didik dalam Berinteraksi Sosial Dilihat dari Aspek Kognitif Control Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan self control peserta didik dalam

Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa merespon positif proses self-assessment, memiliki kemandirian yang baik sesuai dengan kriteria pelajar mandiri, dan self-assessment dinilai tepat

Pelaksanaan Self Assessment System Self assessment system selama ini dalam prinsipnya telah membuat anggapan bahwa pajak tidak lagi dianggap sebagai beban melainkan sebuah tugas

DEFINISI INOVASI DEFINISI INOVASI Stephen Robbins ; Inovasi ialah sebagai sebuah gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbarui suatu produk atau proses dan jasa..

4 https://www.bca.co.id/penilaiandirkom  Assessment Process Flow  Board of Directors Component Assessment Each member of the Board of Directors fills out a Self-Assessment Form