• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILE-58be7b155988f-79456edc59d3229b62787d5d334bbf5c

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FILE-58be7b155988f-79456edc59d3229b62787d5d334bbf5c"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

KRITERIA PEMBENTUKAN UNIT

PELAKSANA TEKNIS DAERAH

PADA PEMERINTAH DAERAH PROVISI DAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA

Oleh:

Dr. NURDIN, M.Si

Kasubdit Wilayah I

Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian

Perangkat Daerah-Ditjen OTDA

(2)

UPTD

v  Pembentukannya ditetapkan:

§  untuk Prov. Dgn Peraturan Gubernur setelah

dikonsultasikan dengan Menteri, dan

§  untuk Kab./Kota dengan peraturan Bupati/Walikota

setelah dikonsultasikan dgn Gubermur.

v  Konsultasi dilengkapi dokumen:

1. Kajian akademis perlunya pembentukan UPTD

2. Analisis rasio belanja pegawai

PENGERTI

AN

Organisasi yg melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu pada dinas atau badan daerah.

(3)

UPTD

DOKUMEN KAJIAN:

1.  Kajian akademis perlunya

pembentukan UPTD

2.  Analisis Beban Kerja UPT

DOKUMEN PEMBENTUKAN UPT

Analisis rasio

belanja

pegawai

1.  UPTD Kelas A 2.  UPTD Kelas B

(4)

KRITERIA PEMBENTUKAN

1.  melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

tertentu dari urusan Pemerintahan yg bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung jawab dari dinas/badan instansi induknya.

2.  Dalam rangka menyediakan barang dan/atau jasa yg diperlukan oleh masyarakat

dan/atau oleh perangkat daerah lain yg berlangsung secara terus menerus;

3.  memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan/

atau dalam penyelenggaraan pemerintahan;

4.  tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, sarana dan

prasarana;

5.  tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi UPT yang

bersangkutan;

6.  memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan tugas teknis

operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu;

7.  memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah Propinsi dengan

(5)

NO KRITERIA INDIKATOR KETERANGAN

1.  Melaksanakan kegiatan teknis

operasional atau kegiatan teknis penunjang tertentu

1.  Kegiatan yang merupakan pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan daerah 2.  Bukan merupakan kegiatan perumusan

kebijakan

3.  Bukan merupakan kegiatan lintas SKPD 4.  Kegiatan tersebut memerlukan pengawasan

dan arahan dalam pelaksanaannya.

5.  Tugas yang dilaksanakan bukan merupakan tugas dari bidang/bagian/ seksi

1.  Cek Sub Urusan yang menjadi Rujukan

2.  Proses perumusan kebijakan mulai dari, perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, perumusan alternaHve kebijakan, dan evaluasi kebijakan.

1.  Penyedian barang atau jasa

yang diperlukan masyarakat atau perangkat daerah lain

1.  Barang atau jasa yang diberikan bersifat konkrit dan terukur;

2.  Penyediaan barang dan jasa diperlukan secara terus menerus.

1.  Cantumkan bentuk dan jenis barang/jasa yang dihasilkan oleh UPT yang akan dibentuk.

2.  Uraian tentang Frekunsi dan penerima barang/ jasa yang dihasilkan.

3.  Contoh Rumah Potong Hewan

4.  Contoh Pengelolaan sampah, air limbah. Memberikan kontribusi dan

manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan/atau dalam penyelenggaraan pemerintahan

1.  Layanan kepada masyarakat menjadi lebih dekat, murah dan cepat.

2.  Layanan yang diberikan UPT tersebut merupakan layanan pemerintah yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga apabila Hdak tersedia akan mengganggu k e h i d u p a n m a s y a r a k a t a t a u penyelenggaraan pemerintah;

3.  Layanan yang diberikan belum disediakan oleh BUMN, BUMD, SWASTA, atau Penyedia lainnya.

1.  Perbedaan Jarak dan waktu antara lokasi UPT dengan dinas

2.  Uraian tentang resiko yang diteri masyarakat jika barang/jasa tersebut Hdak di produksi oleh UPT. 3.  Uraian tentang daTar BUMN dan BUMD beserta

bisnis utamanya.

KAJIAN/ANALISIS PEMBENTUKAN UPTD

(6)

NO KRITERIA INDIKATOR KETERANGAN

Tersedianya sumber daya yang melipuN pegawai, pembiayaan, sarana dan prasarana.

1.  Pegawai yang akan ditempatkan pada UPT Ndak mengakibatkan terganggunya kinerja unit-unit organisasi yang lain 2.  Tidak menambah pegawai baru baik PNS

ataupun Honorer

3.  Belanja Pegawai dan biaya operasional kantor Ndak mengurangi balanja publik 4.  Tersedianya sarana dan prasarana kerja

berupa kantor dan peralengkapannya.

1.  Jumlah pegawai yang akan ditempatkan pada UPT beserta asal unit kerjanya dan jumlah pegawai pada unit kerja asal.

2.  Rasio belanja pegawai terhadap APBD sebelum dan sesudah terbentuk UPT.

3.  Nama gedung yang akan digunakan oleh UPT dan dilampirkan foto gedung.

Memiliki Standar Operasional P r o s e d u r ( S O P ) d a l a m m e laksanakan tug as te knis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu.

Dukomen SOP sudah ditandatangani oleh kepala perangkat daerah

Nomor dan Judul SOP yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas UPT

M e m p e r h a N k a n k e s e r a s i a n hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan pemerintah Kabupaten/Kota.

Tidak melaksanakan kegaiatan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota serta Ndak tumpang Nndih dengan kegiatan kabupaten/kota

Tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi UPTD yang bersangkutan.

Terdapat tenaga teknis yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pada UPT t e r s e b u t s e s u a i d e n g a n s t a n d a r kompetensi yang berlaku.

Jenis tenaga teknis yang dipersaratkan dan nama pegawai beserta bukN keahlian yang dimiliki sesuai dengan keahlian yang dipersyaratkan.

(7)

HUBUNGAN ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN

KLASIFIKASI UPTD PROV

KELAS B: DIBENTUK APABILA

1.  Lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 fungsi dinas/badan

pada dinas/badan atau Wilayah kerjanya hanya 1 kabupaten/ kota

2.  Jumlah jam kerja efektif antara 6000 s/d kurang dari 15.000

jam per tahun

.

KELAS A: DIBENTUK APABILA

1.  Lingkup tugas dan fungsinya meliputi dua bidang fungsi dinas/badan atau Wilayah kerja lebih dari 1 kab/kota 2.  Jumlah jam kerja efektif 15.000 jam kerja per tahun

(8)

KEPALA

SUBBAG TU

SUSUNAN ORG UPTD PROVINSI KELAS A DAN KELAS B

2 SEKSI

KEPALA

SUBBAG TU

JAFUNG

JAFUNG

(9)

PETA JABATAN UPT PROVINSI

Kelas A:

1.  Kepala UPTD

2.  Kasubbag TU

3.  Kepala Seksi

4.  Pelaksana

5.  Jabatan Fungsional

Jumlah jam kerja efektif

> 15.000 jam kerja per

tahun

Kelas B:

1.  Kepala UPTD

2.  Kasubbag TU

3.  Pelaksana

4.  Jabatan Fungsional

Jumlah jam kerja efektif

Lebih dari 6.000 s.d 15.000

jam kerja per tahun

(10)

HUBUNGAN ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN

KLASIFIKASI UPTD KAB/KOTA

Kelas B:

1.  Lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 bidang fungsi dinas/badan

2.  Wilayah kerjanya hanya 1 kecamatan

3.  Jumlah jam kerja efektif antara 3750 s/d kurang dari 10.000 jam per

tahun.

Kelas A:

1.  Lingkup tugas dan fungsinya meliputi dua bidang

fungsi dinas/badan atau Wilayah kerja lebih dari 1

kecamatan

(11)

KEPALA

SUBBAG TU

SUSUNAN ORG UPTD KABUPATEN /KOTA KELAS A

DAN KELAS B

KEPALA

JAFUNG

JAFUNG

(12)

PETA JABATAN UPT PROVINSI

Kelas A:

1.  Kepala UPTD

2.  Kasubbag TU

3.  Pelaksana

4.  Jabatan Fungsional

Jumlah jam kerja efektif

> 10.000 jam kerja per

tahun

Kelas B:

1.  Kepala UPTD

2.  Pelaksana

3.  Jabatan Fungsional

Jumlah jam kerja efektif

Lebih dari 3.750 s.d kurang

10.000 jam kerja per tahun

(13)

BEBAN KERJA

Bobot pekerjaan yang dikaitkan

pada volume kerja pegawai/ unit

organisasi dengan norma waktu

penyelesaian pekerjaannya yang

dinyatakan dalam jumlah satuan

pekerjaan.

(14)

Suatu teknik manajemen yang dilakukan

secara sistematis untuk memperoleh

informasi mengenai tingkat efektivitas

dan efisiensi kerja organisasi

berdasarkan volume kerja.

(15)

Analisis

Beban Kerja

Uraian tugas/

Rincian kegiatan

Jabatan

Struktural dan

Fungsional

Volume Kerja,

Norma Waktu,

dukungan

Tekno-logi dan Jumlah

Pegawai

(16)

BEBAN KERJA

(17)

VOLUME KERJA

Sejumlah kegiatan yang dilakukan

oleh unit organisasi atau pegawai/

pejabat dalam jangka waktu

tertentu

(18)

1.

TUGAS POKOK

2.

FUNGSI

3.

OUTPUT LAYANAN

4.

TARGET LAYANAN

5.

PEKERJAAN-PEKERJAAN YANG

DILAKSANAKAN/RINCIAN

TUGAS

MENGUMPULKAN DATA BEBAN

KERJA UPTD

(19)

KATA KERJA SBG CERMIN FUNGSI MENEJEMEN YG DPT

DIGUNAKAN UTK MERUMUSKAN TGS MENEJERIAL DLM

TINGKATAN MENEJEMEN MENENGAH (LEVEL III) :

MERENCANAKAN OPERASIONAL MEMBAGI TUGAS MEMBERI PETUNJUK MENGATUR MENGEVALUASI MELAPORKAN MENYELIA DLL

(20)

KATA KERJA SBG CERMIN FUNGSI MENEJEMEN YG DPT

DIGUNAKAN UTK MERUMUSKAN TGS MENEJERIAL DLM

TINGKATAN MENEJEMEN BAWAH (LEVEL IV) :

MEMBERI PETUNJUK MEMBAGI TUGAS MEMBIMBING MEMERIKSA MENGECEK MENGOREKSI MENGONTROL MEMBUAT LAPORAN MERENCANAKAN KEGIATAN, DLL

(21)
(22)

Waktu yang digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan

— 

Waktu produktif/efektif :

yang benar-benar digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan

— 

Waktu non produktif :

Waktu kerja yang tidak digunakan untuk

menyelesaikan pekerjaan

(23)

Jumlah Hari Kerja dalam 1 Tahun

(5 hari kerja)

— 

Jumlah hari kerja dengan 5 hari kerja:

— 

Jumlah hari per tahun 365 hari

— 

Libur Sabtu-Minggu ... 104 hari

— 

Libur resmi... 14 hari

— 

Hak cuti ... 12 hari

---130 hari

---

235 hari

(24)

STANDARD WAKTU KERJA UNTUK 5 HARI KERJA (ALLOWANCE 30%)

JAM KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL 37,5 JAM PER MINGGU JAM KERJA PER HARI = 37,5 JAM : 5 = 7,5 JAM

JAM KERJA EFEKTIF = 70 % x 7,5 JAM = 5 JAM 15 MENIT DIBULATKAN MENJADI 5 JAM ATAU SAMA DENGAN 300 MENIT

STANDARD WAKTU KERJA :

HARIAN = 300 MENIT

MINGGUAN = 5 HARI X 300 MENIT = 1.500 MENIT BULANAN = 20 HARI X 300 MENIT = 6.000 MENIT

(25)

STANDARD WAKTU KERJA UNTUK 6 HARI KERJA (ALLOWANCE 30%)

JAM KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL 37,5 JAM PER MINGGU JAM KERJA PER HARI = 37,5 JAM : 6 = 6,25 JAM

JAM KERJA EFEKTIF = 70 % x 6,25 JAM = 4 JAM 20 MENIT SAMA DENGAN 260 MENIT DIBULATKAN MENJADI 250 MENIT

STANDARD WAKTU KERJA :

HARIAN = 250 MENIT

MINGGUAN = 6 HARI X 250 MENIT = 1.500 MENIT BULANAN = 24 HARI X 250 MENIT = 6.000 MENIT

(26)

STANDARD WAKTU KERJA UNTUK 6 HARI KERJA (ALLOWANCE 25%)

v Jam Kerja PNS Per Minggu = 37,5 Jam (37 Jam 30 Menit)

v Jam Kerja PNS Per Hari = 37,5 Jam : 6 = 6,25 Jam (6 Jam 15 Menit) v Jam Kerja Efektif Per Hari = 75% x 6,25 Jam = 4 Jam 40 Menit = 280

Menit dibulatkan menjadi 275 Menit (4 Jam 35 Menit)

v Jam Kerja Efektif Per Minggu = 6 Hari x 275 Menit = 1.650 Menit v Jam Kerja Efektif Per Bulan = 24Hari x 275 Menit = 6.600 Menit

v Jam Kerja Efektif Per Tahun = 12 Bulan x 6.600 Menit = 79.200 Menit

(27)

STANDARD WAKTU KERJA UNTUK 5 HARI KERJA (ALLOWANCE 25%)

q  Jam Kerja PNS Per Minggu = 37,5 Jam (37 Jam 30 Menit)

q  Jam Kerja PNS Per Hari = 37,5 Jam : 5 = 7,5 Jam (7 Jam 30 Menit) q  Jam Kerja Efektif Per Hari = 75% x 7,5 Jam = 5 Jam 37 Menit = 337

Menit dibulatkan 330 Menit (5 Jam 30 Menit)

q  Jam Kerja Efektif Per Minggu = 5 Hari x 330 Menit = 1.650 Menit q  Jam Kerja Efektif Per Bulan = 20 Hari x 330 Menit = 6.600 Menit q  Jam Kerja Efektif Per Tahun = 12 Bulan x 6.600 Menit = 79.200

Menit

(28)

WAKTU LUANG

Waktu kerja yang diperkenankan untuk

digunakan secara tidak produktif yaitu 30% dari

jam kantor, seperti kelelahan dasar (10%),

keperluan pribadi (10%), keadaan tempat kerja

(29)

Target Penyelesaian

No Kegiatan

Target

Penyelesaian

1 Rapat Koordinasi Lintas K/L 28 Feb. 2017 2 Penyusunan Kriteria Teknis Oleh K/L 1-5 Maret 2017 3 Rapat Pembahasan Pusat (K/L) dengan Pemda

untuk Penyempurnaan Kriteria Teknsi

1-2 Maret 2017 4. Penyampaian Kriteria Teknis UPT/Cabang Dinas

dari K/L ke Kemendagri 6 Maret 2017 5. Pertemuan Pusat-Daerah untuk Membahas UPT

yang dibutuhkan Daerah

7 Maret 2017 6. Pengisian Sistem Analisis Beban Kerja UPT dan

Cabang Dinas 8-9 Maret 2017 7. Fasilitasi Pembentukan UPT dan Cabang Dinas

Provinsi dan Kabupaten/Kota

10 Maret s.d 10 Oktober 2017

8. Evaluasi Pembentukan UPT dan Cabang Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota

1 April 2017 s.d Desember 2018

(30)

Lanngkah Penyelesaian

—

Mengisi Profil Perangkat Daerah

(31)

Manual Input Profil Daerah

Pada Sistem Informasi

FASILITASI OTDA

(32)
(33)
(34)

Login

(35)

Merumuskan Indikator beban kerja

UPTD Generik

—

Menu ini hanya bisa diakses oleh

user dari K/L dan Kelompok

Diskusi

Klik

disini

(36)

Merumuskan Indikator beban kerja

UPTD Generik

—

Klik tombol biru untuk UPTD Provinsi

(37)

Merumuskan Indikator beban kerja

UPTD Generik

—

Klik tombol tambah untuk membuat UPTD

Generik

—

Klik tombol edit untuk mengubah UPTD

(38)

Merumuskan Indikator beban kerja

UPTD Generik

—

Isikan nama UPTD Generik

—

Klik tambah untuk menambah indikator beban

kerja UPTD

—

Klik Simpan untuk menyimpan, atau batal untul

(39)

Membentuk UPTD Provinsi atau

Kab/Kota

—

Menu ini hanya tersedia untuk

pengguna dari Pemerintah daerah

Klik disini

untuk

provinsi

Klik disini

untuk kab/

kota

(40)

Membentuk UPTD Provinsi atau

Kab/Kota

—

Klik tombol hijau untuk melihat daftar UPTD

(41)

Membentuk UPTD Provinsi atau

Kab/Kota

—

Klik tombol tambah untuk membuat UPTD

—

Klik tombol edit untuk mengubah UPTD

(42)

Membentuk UPTD Provinsi atau

Kab/Kota

—

Isikan nama lengkap UPT yang akan dibentuk

—

Isikan kuantitas beban kerja yang menjadi

pekerjaan UPT yang akan dibentuk

(43)

T i n d a k L a n j u t

P e n a t a a n K e l e m b a g a a n P e r a n g k a t

D a e r a h :

M e m b a n g u n S i n e r g i t a s D a l a m P e n a t a a n

K e l e m b a g a a n d a n K e p e g w a i a n P e r a n g k a t

D a e r a h M e n u j u D y n a m i c P u b l i c S e r v i c e

u n t u k P e n i n g k a t a n P e n y e l e n g g a r a a n

P e l a y a n a n P u b l i k d a n P e n g e n t a s a n

K e m i s k i n a n

(44)
(45)

REFORMASI BIROKRASI

Goals of the 1st Five Year Plan

(2010–2014)

Goals of 2nd Five Year plan

(2015–2019)

Goals of 3rd Five Year Plan (2020–

2024)

WORLD CLASS PUBLIC SERVICE

REGULATION DRIVEN PUBLIC SERVICE PERFORMANCE DRIVEN PUBLIC SERVICE DYNAMIC PUBLIC SERVICE ROADMAP REFORMASI BIROKRASI

(46)

TAHAPAN PERKEMBANGAN BIROKRASI

DAN BIROKRASI PEMDA

Birokrasi konvensional Role Driven Birokrasi / WEBERIAN

Ciri-ciri:

1.  Memposisikan diri hanya sebagai regulator (rule

driven),

2.  lebih banyak berperan untuk mengatur

masyarakat,

3.  membatasi ruang partisipasi bagi masyarakat untuk

terlibat dalam proses pengambilan kebijakan, 4.  sistem manajemen SDM

berbasis pada kolusi dan nepotisme, serta tidak memiliki standar kinerja.

Birokrasi Reformasi (Performance Driven Birokrasi)

Curu-ciri:

1.  Mmpergunakan

paradigma “New

Public Administration”

2.  pengelolaan

mekanisme kerja

dan pengambilan

keputusan banyak

mempergunakan

pendekatan ilmu

manajemen,

3.  senantiasa

mendasarkan diri

pada tuntutan dan

kebutuhan

masyarakat

(customer driven)

dalam setiap

pengambilan

keputusan.

Birokrasi profesional (Dynamic Birokrasi) . Ciri-ciri 1.  mengembangkan pendekatan “Open Government Partnership” 2.  kinerja birokrasi senantiasa mendasarkan pada keterbukaan

informasi dan partisipasi masyarakat

3.  Sistem manajemen SDM birokrasi pada penciptaan inovasi-inovasi kerja dan 4.  layanan berbasis

teknologi informasi guna meningkatkan daya saing negara di kompetisi global.

3

(47)

PERKEMBANGAN BIROKRASI DI BERBAGAI

NEGARA

REGULATION DRIVEN BIROKRASI/ WEBWRIAN PERFORMANCE DRIVEN BIROKRASI DYNAMIC BIROKRASI

No Negara PERIODE PENCAPAIAN BIROKRASI

1. USA, INGGRIS, CANADA, NEW ZWALAND DAN AUSTRALIA 1930-1990 1990-2000 2000-SEKARANG 2. Korsel, Singapore 3. INDONESIA 1945 - 2014 2014 - …2025 2026 ----

(48)

MENCARI STRATEGI BARU MENGEJAR

KETERTINGGALAN BIROKRASI INDONESIA

REGULATION DRIVEN BIROKRASI/ WEBWRIAN 1945-2014 PERFORMANCE DRIVEN BIROKRASI 2010-2025 DYNAMIC BIROKRASI 2025-....

UNTUK MENGEJAR KETERTINGGALAN BIROKRASI TIDAK CUKUP DENGAN PENTAHAPAN, TETAPI HARUS DILAKSANAKAN SECARA BERSAMAAN

(49)

—

MENATA BIROKRASI/KELEMBAGAAN PEMDA AGAR

MENJADI PERFORMANCE BASED BIROKRASI

—

MEMPERCEPAT PENERAPAN SISTEM MERIT DALAM

PEMBINAAN PEGAWAI ASN DI DAERAH

—

MEMBANGUN LAYANAN PEMDA BERBASIS TEKNOLOGI

INFORMASI

—

MENINGKATKAN CITRA DAERAH

BAGAIMANA IMPLEMENTASI STRATEGI BARU

MENGEJAR KETERTINGGALAN BIROKRASI

(50)

50

DYNAMIC LOCAL GOVERNMET FRAMEWORK

PENGELOLAAN CITRA DAERAH

(51)

Agenda:

1.  Menstandarkan Jabatan dan Informasi Jabatan (Anjab dan Evjab) 2.  Menstandarkan Standar Kompetensi Jabatan

3.  Standardisasi Norma Waktu dan Norma Hasil Perangkat Daerah 4.  Otomatisasi Pengukuran Analisis Beban Kerja

5.  Standarisasi SOP

6.  Standarisasi Output Layanan

26

AGENDA 1:

MENATA BIROKRASI/KELEMBAGAAN PEMDA AGAR MENJADI

PERFORMANCE BASED BIROKRAS

I

Strategi Pencapaian:

1.  Menyiapkan sistem informasi yang aplikasi dan infrastruktur berbagi pakai 2.  Menyiapkan Manual/Modul Pekerjaan

3.  Melatih Tim Fasilitator dari Provinsi dan Kabupaten/Kota Pilot

(52)

Agenda:

1.  Integrasi Penilian Kompetensi jabatan dan standar kompetensi jabatan 2.  Otomatisasi Sertifikasi Kompetensi

3.  Integrasi pelaksanaan urusan pemerintahan, dengan perjanjian kinerja

organisasi dengan sasaran kerja pegawai

4.  Otomatisasi Pengukuran Kerja Pegawai

5.  Mengintegrasikan Sistem pembayaran tunjangan dengan Kinera Pegawai

26

AGENDA 2:

MEMPERCEPAT PENERAPAN SISTEM MERIT DALAM

PEMBINAAN PEGAWAI ASN DI DAERAH

Strategi Pencapaian:

1.  Menyiapkan sistem informasi yang aplikasi dan infrastruktur berbagi pakai 2.  Menyiapkan Manual/Modul Pekerjaan

3.  Melatih Tim Fasilitator dari Provinsi dan Kabupaten/Kota Pilot

(53)

Agenda:

1.  Layanan Urusan Pemerintahan

2.  Layanan Manajemen Aspirasi Masyarakat

3.  Layanan Perecanaan, Penganggaran dengan Urusan Organisasi

26

AGENDA 3:

MEMBANGUN LAYANAN PEMDA BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Strategi Pencapaian:

1.  Menyiapkan sistem informasi yang aplikasi dan infrastruktur berbagi pakai 2.  Menyiapkan Manual/Modul Pekerjaan

3.  Melatih Tim Fasilitator dari Provinsi dan Kabupaten/Kota Pilot

(54)

Agenda:

1.  Identifikasi keunggulan Daerah

2.  Mengembangkan Strategy Pencitraan Daerah 3.  Menyiapkan Peta Jalan Pencitraan daerah

4.  Melakukan Pendampingan Pencitraan daerah

26

AGENDA 4:

MENINGKATKAN CITRA DAERAH

Strategi Pencapaian:

1.  Menyiapkan sistem informasi yang aplikasi dan infrastruktur berbagi pakai 2.  Menyiapkan Manual/Modul Pekerjaan

3.  Melatih Tim Fasilitator dari Provinsi dan Kabupaten/Kota Pilot

(55)

Referensi

Dokumen terkait

P O L I T E K N I K N E G E R I T A N A H L A U T M engelola Data User Memasukkan Data Mengubah Data Menghapus Data Melihat Data <<extend>>

Berdasarkan hasil observasi t e r h a d a p p e n e l i t i a n p e n d a h u l u a n tidak ditemukan internalisasi nilai budaya minangkabau dalam wilayah

Sedangkan menurut Maier dalam S u p a r n o ( 2 0 1 3 ) m e n y e b u t k a n b a h w a kemampuan spasial merupakan konsep abstrak yang didalamnya

   T    A    3    1    1    1    M   e    k   a   n    i    k   a    B   a    t   u   a   n    –    P   e   r    i    l   a    k   u    B   a    t

prinsip keterjangkauan biaya bagi masyarakat miskin dalam kesehatan karena telah menjadi kebutuhan hidup dasar yang harus diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat.. P e n u t

Notation C D E h h~ H = h p / h k k L M P p* Pr Q R Re Re* T U~ V~ W ~* ~ V* ~ W* U, V, W x, y, r X i n ~ X o O~ r] specific heat of the fluid

Tgp chi Cong nghe Sinh hoc \\{\: 27-32, 2013 N G H I E N C U U G E N CYPIIB2 6 N G U O I B E N H C O SU T.ANG C A O A L D O S T E R O N E Ngu\en Huy Hoiing'•^ Rita Bernhardt^ ' Vien