• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERNALISASI PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI NILAI SUMBANG DUO BALEH PADA PEMBELAJARAN SBDP DI MIN KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERNALISASI PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI NILAI SUMBANG DUO BALEH PADA PEMBELAJARAN SBDP DI MIN KOTA PADANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INTERNALISASI PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI NILAI SUMBANG DUO BALEH PADA PEMBELAJARAN SBDP

DI MIN KOTA PADANG

Awida

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat awida-sarosa@yahoo.com

Dorisno

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat dorisno@uinib.ac.id

Rendy Nugraha Frasandy

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat rendynugraha@uinib.ac.id

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai untuk mengetahui lebih jauh terkait internalisasi penguatan karakter peserta didik melalui nilai Sumbang Duo Baleh pada pembelajaran SBdP MIN kota Padang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan menggambarkan apa adanya atau memberikan gambaran lebih jelas tentang proses pembelajaran Tema dengan muatan SBbP yang bermuatan nilai-nilai budaya Minangkabau di SD/MI. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penginternalisasian nilai-nilai budaya Minangkabau sumbang duo baleh dalam pembelajaran tema di MIN Kota Padang, dilakukan guru dengan pertama menuliskan dan mengajarkan secara khusus dalam pembelajaran SBdP pada kelas 4 dengan tema yang terkait topik budaya, tradisi dan adat istiadat, kedua mengajarkan dan mempraktikan dalam pembelajaran BAM dari kelas 4 hingga kelas 6.

PENDAHULUAN

Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam nawa cita disebutkan bahwa pemerintah akan melakukan revolusi karakter bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak tahun 2016. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pendidikan karakter pada jenjang pendidikan dasar mendapatkan porsi yang lebih besar dibandingkan pendidikan yang mengajarkan pengetahuan. Untuk sekolah dasar sebesar 70 persen, sedangkan untuk sekolah menengah pertama sebesar 60 persen. (Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, 2017).

Salah satu bentuk dari penguatan karakter peserta didik pada tingkat sekolah dasar dapat tercipta dalam proses pembelajaran melalui penanaman dan penghayatan nilai luhur kebudayaan setempat. Salah satu kebudayaan yang ada di Indonesia adalah budaya minangkabau yang ada di wilayah Sumatera Barat. Budaya tersebut tidak terlepas dari nilai- nilai luhur yang dianut dan dikembangkan oleh masyarakat minangkabau sejak dahulu sampai sekarang. (Piliang, 2014). Nilai luhur budaya minangkabau menuntut porsi lebih besar kepada wanita untuk dapat menempatkan perannya sebagai wanita istimewa. Hal ini sangat dipengaruhi oleh budaya minangkabau yang menganut 1egati matrilineal. (Piliang,

(2)

2014). Ketika wanita minangkabau tidak mampu menempatkan perannya atau melanggar norma dan atauran yang ada dalam budaya minangkabau, dalam kata lain memiliki sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan etika adat di minangkabau disebut sumbang. (Ibrahim, 2014).

Dalam kamus besar Minangkabau Indonesia, sumbang diartikan sebagai perilaku menyimpang dan janggal serta merupakan salah satu kaidah hokum ada minangkabau, (Usman, 2002). Sedangkan arti sumbang menurut adat minangkabau adalah sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan etika adat. Sumbang menurut adat minangkabau belum tentu sumbang menurut adat tempat lain. (Ibrahim, 2014).

Dewasa ini terjadinya berbagai kasus kekerasan di dunia pendidikan justru menimbulkan kekhawatiran yang mendalam, seperti di bukittinggi, sejak tahun 2014 terjadi kasus kekerasan hingga pemerasan oleh teman sebanya yang di alami siswa SD di duga efek game dan film kekerasan yang ditonton siswa. Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda merespon kasus kekerasan siswa di SD Trisula Perwari Bukittingi, Sumatera Barat (Davit Setiawan pada www.kpai.go.id, 14 Oktober 2014).

Senada dengan kasus kekerasan di bukittinggi pada tahun 2014, kekerasan kembali di dunia pendidikan terjadi pada siswa SMA di Tanah Datar yang dianiaya teman sebayanya hingga koma (TribunSumsel.com, 14 Februari 2019) Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Sumatera Barat Ery Gusman menjabarkan data kasus kekerasan terhadap anak, termasuk jenis kasus kekerasan seksual terhadap anak, angkanya kian meningkat dari tahun ke tahun sejak 2016. (republika.co.id, ahad, 28 Juli 2019).

Sederet kasus yang diungkapkan dibeberapa surat kabar online yang peneliti temukan hanyalah sekelumit kecil dari fenomena gunung es kekerasan terhadap anak yang terjadi di wilayah sumatera barat dan Indonesia umumnya. Fenomena kekerasan yang terjadi di berbagai sekolah tersebut naïf jikalau kita dipisahkan dari mulai terkikisnya, bahkan sampai hilangnya ajaran agama dan juga ajaran atau aturan budaya minang sumbang duo baleh pada peserta didik.

Sumbang duo baleh atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai perilaku sumbang yang 12 itu seperti: sumbang duduak, sumbang tagak, sumbang diam, sumbang bajalan, sumbang kato, sumbang caliak, sumbang bapakaian, sumbang bagaua, sumbang karajo, sumbang tanyo, sumbang jawab, sumbang kurenah. (Piliang, 2014).

Sumbang menurut adat minangkabau adalah sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan etika adat. Sumbang menurut adat minangkabau belum tentu sumbang menurut adat istiadat tempat lain (Ibrahim, 2014). Sedangkan duo baleh dalam kamus bahasa minang Indonesia adalah yang dua belas. (Piliang, 2014). Jadi Sumbang Nan Duo Baleh secara 2egative dapat dipahami sebagai dua belas perilaku yang kurang sesuai yang biasa dilakukan generasi Minang belakangan, dikarenakan mereka terlupa dengan kebiasaan atau perilaku luhur yang diajarkan atau dicontohkan oleh nenek moyang. (Mursal Tanjung, S.Fil.I, M.Si, Narasumber dalam kajian di Keluarga Mahasiswa Minang Ciputat, 10 Desember 2017).

Apabila mencermati sejenak, hal di atas tentu sangat berbanding terbalik dengan penanaman karakter yang dilakukan oleh beberapa 2egati di dunia, salah satunya adalah Jepang. Karakter tidak diajarkan secara khusus dalam satu mata pelajaran namun diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Penanggung jawab dari penanaman karakter adalah guru. Menurut Tatang (2012:2) peserta didik diajarkan bagaimana tata cara ketika menyebrang jalan, duduk di dalam kereta, yang tidak hanya berupa teori akan tetapi juga dipraktikkan bersama-sama naik kereta. Tidak hanya di sekolah, karakter peserta didik di Jepang dibentuk melalui kegiatan di masyarakat sekitar. Di setiap daerah/sudut di Negara Jepang terdapat poster-poster yang memberikan agar senantiasa bersikap santun, disiplin, saling menghargai, dan sebagainya.

(3)

Berdasarkan beberapa kasus dan fenomena yang telah dipaparkan di atas, menunjukkan mulai merosotnya karakter yang dimiliki peserta didik. Hal ini tentu tidak selaras dengan rumusan Undang-Undang nomor 20 pasal 3 tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional bahwa pendidikan seharusnya berfungsi untuk membentuk tabiat atau perilaku yang baik bagi peserta didik. Satu dari beberapa indikator yang harus dicapai pada pendidikan nasional adalah terbentuknya karakter.

Menurut Muhaimin (2013:46) karakter adalah jiwanya pendidikan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa implementasi penguatan karakter melalui gerakan Penguatan Pendididkan Karakter (PPK) yang telah digulirkan sejak tahun 2016. Pelaksanaan karakter pada jenjang pendidikan dasar lebih diutamakan sebesar 70% sedangkan pengetahuan hanya mendapatkan porsi 30% (online sumber: risetdikti.go.id.

Senin, 17 Juli 2017). Kemdiknas (2010) mengatakan bahwa setiap nilai karakter diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran yang diampu oleh peserta didik. Pengintegrasian karakter melalui salah satu mata pelajaran umum dan agama di sekolah, tidak dapat dilepaskan dari istilah karakter yang sudah ada dalam ajaran agama. Karakter yang tumbuh dari nilai-nilai luhur seperti yang telah diterapkan dibeberapa 3egati termasuk jepang, jauh sebelumnya sudah di ajarkan oleh Islam, nilai-nilai termaktub dalam Al-Qur’an disebut sebagai akhlak.

Berdasarkan hasil observasi t e r h a d a p p e n e l i t i a n p e n d a h u l u a n tidak ditemukan internalisasi nilai budaya minangkabau dalam wilayah pendidikan, utamanya kegiatan belajar mengajar di sekolah/madrasah, ketiga penelitian sebelumnya membahas nilai-nilai budaya secara umum seperti toleransi, multicultural, dalam penelitian kami, membahas secara spesifik nilai-nilai luhur kebudayaan daerah Minangkabau yaitu sumbang duo baleh kedalam pembelajaran Selain itu peneliti juga melakukan pengamatan awal (pra penelitian) yang dilakukan peneliti di MIN 3 Kota Padang, terlihat cukup jelas sekolah ini menerapkan nilai-nilai praktis budaya minangkabau dalam berinteraksi, seperti penggunaan tutur “kato nan ampek” atau dalam bahasa Indonesia berarti kata yang empat, yaitu pertama, kato mandaki atau kata mendaki adalah tata bicara kepada yang lebih tua dari kita, kedua, kato manurun atau kata menurun adalah tata bicara kepada yang lebih muda dari kita, ketiga kato mandata atau kata mendatar adalah tata bicara kepada teman sebaya atau kepada orang yang seumuran dengan kita dan keempat, kato malereang atau kata melereng adalah tata bicara kepada orang yang kita segani.

Namun yang perlu di teliti lebih mendalam tentang integrasi nilai-nilai praktis budaya minangkabau tertuang dalam pembelajaran SBdP sebagai upaya penguatan karakter, maka akan dilakukan penelitian di MIN Kota Padang. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan karakter pada diri peserta didik baik secara teori maupun praktik.

Sehingga pelaksanan karakter tidak hanya dilakukan ketika peserta didik tersebut berada di sekolah akan tetapi di lingkungan keluarga dan masyarakat. Selain itu, mata pelajaran SBdP tidak hanya dipandang sebagai mata pelajaran pelengkap. Karena mata pelajaran SBdP dapat menumbuhkan karakter dalam peserta didik sehingga bermoral dan bermartabat. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang nantinya akan peneliti kembangkan dalam bentuk penelitian model/ research and development (R&D) dalam upaya menemukan model internalisasi nilai-nilai budaya minangkabau di seluruh mata pelajaran tingkat MI/SD.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan menggambarkan apa adanya, menurut Anas Sudijono (2005 : 5) penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang tidak berwujud angka atau bilangan akan tetapi menerangkan apa adanya dilapangan.

Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang

(4)

menggambarkan apa adanya atau memberikan gambaran lebih jelas tentang proses pembelajaran Tema dengan muatan SBbP yang bermuatan nilai-nilai budaya Minangkabau di SD/MI. Sehingga penelitian ini mampu mengambarkan apa yang terjadi tanpa ada maksud memberikan penilaian suatu hipotesis.

Waktu penelitian dilakukan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2021/2022. Penelitian akan dilakukan di MIN Kota Padang sebanyak 7 MIN. Melalui penelitian deskritif kualitatif ini, peneliti akan meneliti apakah benar ke 7 MIN Kota Padang melaksanakan pembelajaran- pembelajarannya yang menginternalisasi nilai budaya Minangkabau, dan sejauh mana hal tersebut terlaksana. Di samping itu akan diungkap tentang kelemahan-kelemahan yang masih ditemui dalam pelaksanaannya. Penelitian ini nantinya diharapkan dapat dikembangkan menjadi penelitian pengembangan yang menghadirkan model yang diterapkan untuk pembelajaran tema muatan pelajaran SBdP yang bercorak budaya Minangkabau dan bernuansa Islami.

Sumber data data yang diperoleh dari guru berhubungan dengan implementasi pembelajaran SBdP yang mengintegrasikan nilai-nilau budaya Minangkabau dengan nilai- nilai Islam dalam Pembelajaran tema melalui ajaran sumbang duo baleh di MIN Kota Padang. Data yang diperoleh dari Kepala Madrasah berhubungan dengan komitmen Madrasah dalam memasukan nilai-nilai budaya Minangkabau dan nilai-nilai Islam dalam Pembelajaran tema di MIN Kota Padang.

Teknik analisis data yang digunakan adalah wawancara peneliti terhadap guru berhubungan dengan implementasi pembelajaran SBdP yang mengintegrasikan nilai-nilau budaya Minangkabau dengan nilai-nilai Islam dalam Pembelajaran tema dan bentuk implementasi sumbang duo baleh dalam pembelajaran SBdP di MIN Kota Padang.

Selanjutnya peneliti wawancara dengan kepala madrasah berhubungan dengan komitmen Madrasah dalam memasukan nilai-nilai budaya Minangkabau dan nilai-nilai Islam dalam Pembelajaran tema di MIN Kota Padang.

Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa MIN Kota Padang baik di pembelajaran tatap muka maupun dalam pembelajaran virtual (zoom), dalam mengumpulkan data tentang bentuk pengintegrasian nilai-nilai budaya Minangkabau dan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran SBdP di MIN Kota Padang. Dokumentasi studi dokumentasi diadakan untuk mengumpulkan data terkait implementasi pengintegrasikan nilai-nilai budaya dan nilai-nilai Islam dalam Pembelajaran SBdP dan bentuk pengintegrasian nilai-nilai nilai-nilai budaya Minangkabau dan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran SBdP di MIN Kota Padang Dokumentasi yang dikumpulkan dapat berupa berkas administrasi pembelajaran guru, perangkat pembelajaran yang disiapkan guru, foto-foto dan dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan pengintegrasian nilai-nilai budaya Minangkabau dan nilai-nilai Islam dalam pembelajaran SBdP, khusunya terkait sumbang duo baleh di MIN Kota Padang.

HASIL PENELITIAN

Internalisasi Penguatan Karakter Peserta Didik melalui nilai Sumbang Duo Baleh pada pembelajaran SBdP di MIN Kota Padang salah satu bentuk pengintegrasian nilai-nilai budaya Minangkabau dan nilai-nilai Islam (pada penelitian lain) ke dalam pembelajaran adalah dengan cara menginternalisasi/memberikan penghayatan secara mendalam dalam ruang kelas yang ditanamkan guru ke peserta didiknya. Maka dari itu peneliti mengumpulkan data penelitian diawali dari pendapat dari guru-guru di MIN Kota Padang, diantaranya:

Guru MIN 1 Ibu Nurwatni, M.Pd mengungkapkan bahwa dalam penerapan nilai-nilai budaya Minangkabau di pembelajaran Tema, utamanya mata pelajaran SBdP, dilakukan pada kelas IV, khususnya Tema 1 tentang Indahnya Keberagaman, sub Tema 1 tentang keberagaman Budaya Bangsaku. Pada saat pelajaran tema tersebut, kegiatan pendahuluan

(5)

guru mengajak siswa secara Bersama menyanyikan yel yel tepuk sumbang duo baleh yang isinya:

Tepuk sumbang 12 Puk-puk-puk

sumbang duduak, sumbang tagak, sumbang bajalan puk-puk – puk

sumbang kato, sumbang caliak, sumbang makan, puk – puk – puk

sumbang pakai, sumbang karajo, sumbang tanyo puk – puk – puk

sumbang jawek, sumbang bagaua, sumbang kurenah.

Puk – puk – puk

Sumbang 12 warisan nenek moyang Yes – yes – yes

Disamping itu juga nilai-nilai Islam dimasukan dalam pelajaran melalui kegiatan berdoa bersama sebelum memulai pelajaran dan menutup pelajaran. Selanjutnya menurut Kepala MIN 1 Kota Padang Bapak Amdani, M.Pd menjelaskan bahwa dalam menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP, para guru wajib mengikutsertakankan nilai-nilai keIslaman, apapun mata pelajarannya. Sebagai ciri khas khusus, tak boleh dilepas di Madrasah. Apalagi di MIN Kota Padang, Sebelum pemerintah mencanangkan pendidikan karakter, MIN sudah menerapkan pendidikan karakter. Semua kegiatan memabangun karakter karena Kita punya 18 budaya karakter sesuai dengan yang dicanangkan pemerintah, 18 budaya karakter harus ditanamkan kepada anak.

Sama halnya dengan hasil wawancara peneliti dengan guru MIN 2 Kota Padang Ibu Dewi Ariani, S.Pd yang mengungkapkan, bahwa pengimplementasikan ajaran sumbang duo baleh dilakukan pada tema 4 tentang Sehat itu Penting. Pada pembelajaran 3 tentang Interaksi Sosial dalam Pembangunan Sosial Budaya di Aspek Adat Istiadat dan Tradisi, disampaikan bahwa melastarikan suatu adat istiadat daerah dan menjalankan norma-normal adat istiadat suatu daerah itu penting, di Minang khususnya adalah norma yaitu Sumbang Duo Baleh yaitu :

Gambar 1. Materi yang memasukan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam pembelajaran

(6)

Hal ini pertegas pula oleh bapak Kepala MIN 2 Kota Padang Bapak Yakub, M.Pd yang mengungkapkan bahwa nilai-nilai Islam dimasukan dalam pembelajaran selain melalui kegiatan berdoa bersama sebelum memulai pelajaran dan menutup pelajaran juga dengan membiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran dikelas juga para guru diingatkan untuk selalu memasukan nilai-nilai keIslaman dan menjadi teladan bagi siswa.

Pada MIN 3 Kota Padang, menurut Ibu Asmidar, M.Pd menyatakan bahwa penanaman nilai-nilai Islam di kelas dilakukan menunjukkan sikap religious siswa seperti masuk kelas mengucapkan salam dan membaca doa sebelum pelajaran dimulai. Terkait ajaran sumbang duo baleh dalam rangka pelestarian nilai-nilai budaya Minangkabau, di sisipkan dalam pembelajaran, dimulai dari menuliskan dalam perangkat pembelajaran seperti pada langkah- langkah kegiatan inti dibawah ini :

1. Siswa disajikan sebuah gambar mengenai perayaan 17 Agustus. (mengamati)

2. Siswa distimulus untuk mengemukakan pertanyaan yang berhubungan dengan teks tersebut (menanya)

3. Siswa mengemukakan pertanyaan dan berkata haruslah dengan sopan dan memiliki tujuan, haruslah mengerti kato nan ampek. Ia harus tahu dengan siapa ia berkata-kata.

Dilarang untuk memotong pembicaraan orang lain, berkata dengan terlalu kegirangan.

Sumbang Bakato (Sumbang dalam berkata kata)

4. Kemudian siswa didampingi guru untuk menjawab pertanyaan berdasarkan teks tersebut.(mencoba)

5. Siswa menjawab pertanyaan dengan jawaban seperlunya dan tepat. Jangan menjawab sekenanya, sehingga orang harus bertanya berulang-ulang karena semakin bingung.

Jawablah hal yang perlu saja dengan tepat.( Sumbang jawek)

6. Guru menjelaskan cara mengukur sudut dengan menggunakan busur dan video interaktif 7. Dengan bimbingan guru, siswa mencoba menyelesaikan soal mengukur sudut. (menalar) 8. Dengan bimbingan guru, siswa membahas tentang jawaban dari soal tersebut

.(mengkomunikasikan)Setelah menyelesaikan soal, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

9. Guru menjelaskan gerak dasar tari dengan formasi dan iringan musik.

10. Siswa ditugaskan secara berkelompok untuk membuat tarian dengan formasi dan iringan musik pada pertemuan berikutnya.

11. Ketika berjalan, dan menari siswa tidak boleh tergesa-gesa namun harus tetap hati-hati.

Diumpamakan bahwa semut yang terinjak bahkan tidak mati. Demikian saking hati- hatinya.(Sumbang bajalan )

12. Seperti pepatah minang mengatakan ; Bajalan si ganjua lalai,

pado pai suruik nan labiah Alu tataruang patah tigo, samuik dipijak indak mati

Pada akhir kegiatan, siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan.

Lain halnya pada MIN 4 Kota Padang, seperti yang diungkapkan oleh ibu Ikrimah, S.Pd bahwa implementasi sumbang duo baleh lebih lengkap terdapat pada Materi Budaya Alam Minang Kabau (BAM), pembelajaran sumbang duo baleh ini mulai diajarkan pada siswa kelas 4 hingga kelas 6. Selanjutnya praktik nya dilakukan pada kelas 6 mulai dari semester 1 tentang tari tradisional yaitu tari pasambahan, setelah Ujian Akhir Nasional (UAN) dilakukan baarak bako atau memakai pakaian adat lengkap, bagaimana cara menanti

(7)

bako dalam adat istiadat, lengkap dengan petatah petitih (berbalas pantun) adat minang yang benar, sumbang duduak (cara duduk yang benar) dan lain-lain dipraktikan semua.

Pada MIN 5 Kota Padang, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Alman, S.Ag bahwa saat ini karena pandemi, madrasah masih melaksanakan pembelajaran daring (virtual), sehingga siswa hanya mengirimkan tugas-tugas melalui wa saja, ajaran sumbang duo baleh saat ini sangat sulit dilakukan, namun saat tatap muka dulu, kegiatan yang menerapkan sumbang duo baleh, sering dilakukan seperti makan bajamba (makan bersama), baarak bako (lengkap dengan pakaian adat minang kabau, untuk materi dan praktik tari-tari tradisional sudah mulai di ajarkan dari siswa kelas 4.

Pada MIN 6 kota Padang, implementasi sumbang duo baleh sudah mulai diterapkan dari kelas 4 yakni dalam mata pelajaran BAM, Wali kelas 4 Ibu Nurasiah, S.Pd.I menjelaskan saat ini pembelajaran masih dilakukan secara daring via WA. Pembelajaran masa pandemi ini kurang kondusif mengingat tidak anak mempunyai gadget untuk belajar, terkadang anak harus menunggu orangtua pulang bekerja untuk mengirim tugas, ada juga anak yang 1 gadget bersama dengan kakak adiknya di rumah, sehingga harus bergantian menggunakan HP.

Sayangnya foto- foto pembejalaran tahun lalu sudah dihapus oleh kami wali kelas karena HP memori penuh.

MIN 6 juga sebelum pandemi juga melaksanakan praktek tari pasambahan, Baarak bako juga lengkap dg pakaian adat dan iring-iringan dijalan layaknya baarak bako di minang kabau namun semenjak pandemi kegiatan ini belum bisa dilakukan karena belum diperbolehkan berkumpul-kumpul, seperti yang ditutur bu Desniwati, S. Pd I (kepsek MIN 6)

Terakhir pada MIN 7 Kota Padang, pengingplementasian mata pelajaran BAM di MIN 7 masuk kedalam muatan lokal, yaitu Budaya Alam Minang KAbau (BAM) yang diajarkan hanya untuk kelas 3 sampai 6 yang ada materi muatan lokalnya saja. Pada kelas 3 sudah mulai diajarkan materi sumbang duo baleh. MIN 7 juga mengadakan kegiatan ekstra kurikuler 1 x seminggu yakni Tari tradisional seperti : tari pasambahan dan tari-tari adat lainnya, disamping itu juga ada kegiatan tahfizh Quran sebagai implementasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran.

Diakhir tahun ajaran tepatnya bulan Maret, MIN 7 mengadakan praktek langsun sumbang duo baleh dengan kegiatan makan bajamba (makan bersama-sama), praktek makan bajamba ini sudah mengajarkan kepada siswa bagaimana cara atau adat makan yang benar di Minang kabau, cara duduk atau sumbang duduak bagi laki- laki dan perempuan di Minangkabau. Makan bajamba juga dimulai dengan berdoa sebagai implementasi dari petatah petitih yaitu adat besandi sarak, sarak besandi Kitabullah biasa dan melekap di minang kabau.

Baarak bako juga dilakukan, kegiatan ini melibatkan atau kerjasama dengan pemangku adat bundo kanduang dan pejabat kelurahan. Kegiatan yang lain bernuasa Islam seperti kasidah rabana juga ikut dlm kegiatan tersebut, seperti dijelaskan Bapak M. Yusuf, S.

Ag selaku kepsek MIN 7 kota Padang.

Dari data yang telah di paparkan diatas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa penginternalisasian nilai-nilai budaya Minangkabau sumbang duo baleh dalam pembelajaran tema di MIN Kota Padang, dilakukan guru dengan pertama menuliskan dan mengajarkan secara khusus dalam pembelajaran SBdP pada kelas 4 dengan tema yang terkait topik budaya, tradisi dan adat istiadat, kedua mengajarkan dan mempraktikan dalam pembelajaran BAM dari kelas 4 hingga kelas 6

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakam, Kama. 2000. Pendidikan Nilai. Bandung : Value Prees Al-Qurtubi, Tafsir al-Qurtubi. 1913. Juz VIII. Qairo, Dar al-Sya’bi.

Gunansyah, Ganesh. 2010. Orientasi Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Berbasis

(8)

Pendidikan Karakrer. Surabaya : dalam Kompasiana.com.

Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ibrahim. 2014. Tambo Alam Minangkabau Bukittinggi: Kristal Multimedia.

Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Kadir, Abdul & Hanun Asrohah. 2015. Pembelajaran Tematik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Kalidjernih, F.K. 2010. Kamus Study Kewarganegaraan, perspektif Sosologikal dan Politikal. Bandung : Widya Aksara

Muhammad Yusuf Musa. 1963. Falsafah al-Akhlaq Fi-al-Islam Wa-Silatuha Bi-al-Falsafah al-Igririyyah, Qairo, Muassasah al-Khanji.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Narwanti, Sri. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta : Familia

Piliang, E. 2014. Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia Rais. M. 2012. Internalisasi Nilai Integrasi untuk menciptakan keharmonisan hubungan

antar etnik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Samani M, Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosda Karya

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Ilmu : mengurai ontology, epistemology dan aksiologi pengetahuan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Tatang, Taufiq. 2012. Pendidikan Karakter di Jepang dan Indonesia. (Online) diunduh 02 Maret 2018.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Undang-Undang nomor 20 pasal 3 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Zuchdi, Darmiyati. 2010. Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif Terintegrasi dalam Perkuliahan dan Pengembangan Kultur Universitas. Yogyakarta:

UNY Press.

M. Abdul Mujieb, dkk, Ensiklopedi Tasawuf Imam Al-Ghazali Mudah Memahami dan Menjalankan Kehidupan Spiritual (Jakarta: Hikmah Mizan Publika, 2009), hlm. 38.

https://kominfo.go.id/

www.kpai.go.id, TribunSumsel.com, republika.co.id, risetdikti.go.id.

Referensi

Dokumen terkait

KUHP Pasal 286 KUHP Pasal 286 : Persetubuhan dengan : Persetubuhan dengan seorang perempuan dalam keadaan pingsan seorang perempuan dalam keadaan pingsan atau tak berdaya.. atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Hal ini juga membuktikan bahwa potensi Pajak Reklame yang dapat diraih kota Bandung sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal karena masih banyak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan kompetensi guru produktif dalam meningkatkan sikap kewirausahaan siswa melalui MGMP, (2) Pelaksanaan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Mata Kuliah Blok 10 Lbm

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah, melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi daerah,