251
Pengaruh Kombinasi Tepung Wortel (
Daucus carota
L) dan Tepung Buah
Merah (
Pandanus conoideus
Lam) pada Tampilan Warna Ikan Nemo
(
Amphiprion percula
)
[The Effect of Combination of Carrot Meal (
Daucus Carota
L.) and Red Fruit
Meal (
Pandanus Conoideus
Lam) in the Diet on Colour Performance of
Clown Fish (
Amphiprion Percula
)]
Andi N. Saban
1, Wellem H. Muskita
2, Agus Kurnia
3 1Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan2&3
Dosen Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
Jl. HAE Mokodompit Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari 93232 Telp/Fax (0401) 3193782
1)E-mail : nurandi004@gmail.com 2) E-mail : wmuskita@yahoo.com 3) E-mail : agus.urnia@yahoo.com Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan terhadap tingkat kecerahan warna ikan nemo, Amphiprion percula. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan yaitu pakan A (25% tepung wortel), pakan B (25% tepung buah merah) dan pakan C (12,5% tepung wortel+12,5% tepung buah merah) dan pakan D (komersil). Parameter yang diamati adalah tingkat kecerahan warna (selisih warna akhir – warna awal), pertumbuhan mutlak dan pengukuran kualitas air. Tingkat kecerahan warna ditentukan dengan menggunakan metode score sheet dengan melibatkan panelis pada awal dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerahan warna orange tertinggi didapatkan pada ikan nemo yang diberi pakan C sebesar 0.43, kemudian diikuti pakan B, A dan D masing-masing sebesar 0.4, 0.3 dan 0.2. Tingkat kecerahan warna hitam tertinggi terdapat pada pakan C (0.38), kemudian diikuti pakan B, D dan A masing-masing sebesar 0.35, 0.22 dan 0.16. Tingkat kecerahan warna putih tertinggi didapatkan pada ikan yang diberi pakan C sebesar 0.63, kemudian diikuti pakan B, D dan A masing-masing sebesar 0.5, 0.34 dan 0.23. Hasil analisa statistic menunjukkan bahwa kombinasi tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan tidak member pengaruh nyata terhadap tingkat kecerahan warna dan pertumbuhan mutlak ikan nemo. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan tepung wortel dan tepung buah merah dalam pakan dapat meningkatkan kecerahan warna orange, HItam dan putih pada ikan nemo.
Kata Kunci : Tingkat Kecerahan Warna, Tepung Wortel, Tepung Buah Merah, Ikan Nemo, Amphiprion percula Abstract
This experiment aimed to investigate the effect of combination of carrot meal (daucus carota l.) and red fruit meal (Pandanusconoideus lam) in the diet on colour performance of clown fish (amphiprion percula). This experiment used three kinds of formulated diet that contained carrot meal and red fruit meal in the diet 25% carrot meal (Diet A), 25% red fruit meal (Diet B), 12,5% carrot meal + 12,5% red fruit meal (Diet C) and one commercial diet as a control. Some parameters determined were colour brightness level (final brightness colour – initial brightness colour), weight gain and water quality. Colour brightness level was determined by using score sheet method and using ten panelist to determine in the initial colour and final colour of fish. The results showed that the highest of orange colour was found in the fish fed with diet C (0.43) and followed by the fish fed with diet B (0.4), diet A (0.3) and diet D (0.2), respectively. The highest of black colour was also found in the fish fed with diet C (0.38), and followed by fish fed with diet B (0.35), diet D (0,22) and diet A (0.16), respectively. The highest of white colour was also found in the fish fed with diet C (0.63), and followed by the fish fed with diet B (0.5), diet D (0.34) and diet A (0.23), respectively. Statistical analysis showed that combination of red fruit meal and carrot meal in the diet was not significantly different in brightness skin colour and the growth of clown fish. This experiment concluded that incorporate of carrot meal and red fruit meal in the diet could improve the brightness skin colours (orange, black and white) of clown fish.
252 1. Pendahuluan
Indonesia memiliki jenis ikan hias men-capai 300 juta ekor per tahun. Jenis tersebut menjadikan Indonesia memiliki peluang sangat besar sebagai pengekspor ikan hias (Lingga dan Susanto, 1989). Salah satu komoditas ikan hias laut Indonesia adalah ikan nemo atau biasanya juga disebut
den-gan ikan nemo (Amphiprion percula). Ikan
ini memiliki keunggulan dan nilai ekonomis yang tinggi, karena memiliki bentuk tubuh mirip dengan ikan mas dengan kombinasi warna kuning, orange, hitam dan putih. Selain itu ikan nemo dapat dibudidayakan dengan mudah dan diberikan perlakuan un-tuk menghasilkan warna yang unik.
Ikan hias akan memudar warnanya se-lama pemeliharaan di akuarium disebabkan sedikitnya atau ketiadaan zat pewarna dalam pakannya. Ikan tidak bisa mensintesis war-nanya sehingga perlu penambahan zat arna alami dalam pakannya. Mahalnya pew-arna sintetik mengharuskan perlunya men-cari bahan-bahan pewarna alternatif dari alam. Beberapa pewarna alami yang berpo-tensi untuk mempertahankan dan mening-katkan kecerahan warna ikan nemo yaitu tepung wortel dan tepung buah merah.
Salah satu indikator yang menjadi daya
tarik konsumen terhadap ikan nemo (A.
percula) adalah memiliki warna tubuh yang berkombinasi. Warna tubuh tersebut dipen-garuhi oleh kandungan pigmen dalam pakan yang diberikan pada ikan. Pembentukan warna pada tubuh ikan disebabkan karena adanya sel pigmen yang terletak pada lap-isan epidermis. Intensitas kecerahan warna pada ikan dapat ditingkatkan dengan men-ambahkan sumber-sumber karotenoid pada pakan ikan (Susanto, 2003). Melalui pene-litian ini sumber karotenoid yang dijadikan sebagai bahan pewarna alami yaitu wortel (Daucus carota L) dan (Pandanus cono-ideus Lam).
Tujuan penelitian ini dalah untuk men-getahui peningkatan kecerahan warna ikan
noemo (A. percula), melalui pemberian
do-sis Tepung Buah Merah (TBM) dan Tepung Wortel (TW) yang berbeda dalam pakan buatan.
2. Metode Penelitian 2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari–April 2017 di Laboratorium Pem-benihan dan Pembesaran Ikan, Fakultas Per- ikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo, Kendari.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium tangki air, filtrasi, ae-rator, timbangan analitik, thermometer, ker-tas lakmus, hand-refraktometer, seser, sela-ng, baskom, pencetak pellet, mesin pem-buat tepung, kompor, blender, oven, dan parut.
Bahan yang digunakan adalah tepung wortel, tepung buah merah,tepung ikan pep-erek, tepung bungkil kedelai, tepung sagu, tepung jagung, tepung terigu, dedak halus, minyak cumi, minyak ikan, top mix, minyak
jagung, anemon, dan ikan nemo (A.
percula).
2.3 Prosedur Penelitian 2.3.1 Persiapan Wadah
Wadah penelitian menggunakan akua-rium sebanyak 12 buah yang berukuran 25x 20x25 cm. Wadah yang telah disiapkan diisi dengan air laut yang sudah difiltrasi setinggi 20 cm dan dilengkapi dengan aerasi disertai dengan tumbuhan anemon.
253
Hewan uji yang digunakan adalah ikan nemo dengan ukuran 5-7 cm sebanyak 48 ekor (4 ekor per akuarium). Ikan diadap-tasikan terlebih dahulu ke dalam wadah pen-elitian atau akuarium. Proses adaptasi dila-kukan selama 1 minggu agar hewan uji dapat menyesuaikan dengan kondisi ling-kungan penelitian baik pakan maupun kua-litas airnya. Selama masa adaptasi ikan nemo diberi pakan komersil selama 1 min-ggu.
2.3.3 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan Pemeliharaan dilaksanakan selama 45 hari. Hewan uji dipelihara menggunakan akuarium, dimana setiap akuarium berisi 4 ekor ikan. Setiap akuarium diberi label se-suai dengan perlakuan.
Pergantian air dilakukan melalui proses penyiponan. Penyiponan dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari sebelum pemberian pakan. Penyiponan bertujuan agar sisa-sisa pakan maupun sisa feses dapat dikeluarkan sehingga tidak terjadi penumpukan dan pe-mbusukan pada media.
Pemberian pakan dilakukan dengan cara sekenyangnya (ad libitum) dan frekuensi pemberian pakan adalah dua kali sehari yaitu pada pagi (pukul 08.00) dan sore (pukul 16.00).
2.4 Parameter yang Diamati
2.4.1 Performa Warna
2.4.1.1. Penilaian Metode Score sheet
Untuk menentukan tingkat atau tolak ukur presepsi panelis terhadap tingkat
per-ubahan kecerahan warna pada ikan nemo (A.
percula) dan item instrument dapat dibo-botkan dengan alternatif jawaban sangat baik diberi bobot nilai 4 (sangat cerah), 3 (cerah), 2 (kurang cerah), 1 (pudar). Men-gacu dari metode skor penilaian yang digunakan Sugiyono (2008). Menggunakan 10 orang panelis yaitu 4 dosen, 2 mahasiswa angkatan 2012 dan 4 mahasiswa angkatan 2013.
2.4.2 Pertumbuhan Mutlak
Pertumbuhan mutlak ikan nemo (A.
percula) dihitung dengan rumus Hu et al. (2008) yaitu:
PM = Wt – W0
Keterangan: PM = pertumbuhan mutlak rata-rata (g) Wt = Bobot rata-rata ikan pada waktu akhir penelitian (g), W0 Bobot rata-rata ikan pada
waktu awal penelitian.
2.4.3 Kualitas Air
Sebagai data penunjang maka dilakukan beberapa pengukuran parameter sifat fisik dan kimia air media yang diukue yaitu suhu
Hitam Cerah (4) Orange Cerah (4) Putih Cerah (4)
Gambar 1. Tingkat Performa Kecerahan Warna Sebagai Pedoman Pengukuran Kecerahan Warna Ikan Nemo (A. percula) selama penelitian.
254
dan salinitas, sedangkan parameter kimia air adalah pH. Pengukuran dari semua para-meter dilakukan pada awal dan akhir pen-elitian.
2.5. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, perlakuan yang diuji adalah: A = Tepung Wortel (TW) Dosis 25%, B = Tepung Buah Merah (TBM) Dosis 25%, C = TW Dosis 12,5% + TBM Dosis 12,5%, D = Pakan Komersil Merek Tetra Marine. 2.6. Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh setiap per-lakuan terhadap variabel yang diamati, dilakukan analisis ragam. Apabila terdapat hasil beda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Pengolahan data dilakukan den-gan menggunakan software statistik SPSS versi 16,0.
3. Hasil
3.1 Tingkat Kecerahan Warna
3.1.1 Tingkat Kecerahan Warna Orange Hasil perhitungan rata-rata tingkat kec-erahan warna orange pada ikan nemo di-sajikan pada Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 3, menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecerahan warna orange tertinggi didapatkan pada perlakuan C (0,43) kemudian diikuti perlakuan B (0,4), menyusul perlakuan A (0,3) dan perlakuan D (0,2).
3.1.2 Tingkat Kecerahan Warna Hitam Hasil perhitungan rata-rata tingkat kecer ahan warna hitam pada ikan nemo dapat di-
pada Gambar 4.
Berdasarkan Gambar 4 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecerahan warna hi-tam tertinggi terdapat pada perlakuan C (0,38) kemudian diikuti perlakuan B (0,35), menyusul perlakuan D (0,22) dan perlakuan A (0,16).
3.1.3 Tingkat Kecerahan Warna Putih Hasil perhitungan rata-rata tingkat
kece-rahan warna putih pada ikan nemo (A.
percula) disajikan pada Gambar 5.
Berdasarkan Gambar 5, menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kecerahan warna pu-tih tertinggi terdapat pada perlakuan C (0,63) kemudian diikuti perlakuan B (0,5), menyusul perlakuan D (0,34) dan perlakuan A (0,23).
3.2 Pertumbuhan Mutlak
Hasil perhitungan rata-rata pertumbuhan mutlak ikan nemo sampai dengan 45 hari penelitian disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6 menunjukkan bahwa pertum-buhan mutlak tertinggi didapatkan pada lakuan D yaitu 0,8 didapatkan pada per-lakuan D yaitu 0,8 g, disusul perper-lakuan B yaitu sebesar 0,6 g, diikuti perlakuan C yaitu sebesar 0,57 g, dan terendah didapatkan pada perlakuan A yaitu 0,5 g.
3.3 Pengukuran Kualitas Air
Hasil pengukuran kualitas air selema penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian
No Parameter Hasil Pengukuran
Awal Akhir
1 Salinitas (ppt) 37 39
2 Suhu 27 26
255
Lay-out penelitian ini dapat dilihat pada sajian Gambar 3 berikut:
Gambar 2. Denah Lay-out Penelitian
Gambar 3. Histogram Rata-Rata Peningkatan Kecerahan Warna Orange pada Ikan Nemo (A. percula) Hasil Penilaian Panelis. Pakan A (25% TW); Pakan B (25% TBM); Pakan C (12,5% TW + 12,5% TBM); Pakan D (Pakan Komersil).
Gambar 4. Histogram Rata-Rata Peningkatan Kecerahan Warna Hitam pada Ikan Nemo (A. percula) Hasil Penilaian Panelis. Pakan A (25% TW); Pakan B (25% TBM); Pakan C (12,5% TW + 12,5% TBM); Pakan D (Pakan Komersil).
A1
B2
C3
B3
C1
D2
C2
A3
B1
256
Gambar 5. Histogram Rata-Rata Peningkatan Kecerahan Warna Putih pada Ikan Nemo (A. percula) Hasil Penilaian Panelis. Pakan A (25% TW); Pakan B (25% TBM); Pakan C (12,5% TW + 12,5% TBM); Pakan D (Pakan Komersil).
Gambar 6. Histogram Pertumbuhan Mutlak Ikan Nemo (A. percula), Pakan A (TW 25%); Pakan B (TBM 25%); Pakan C (TW 12,5% + TBM 12,5%); Pakan D (Pakan Komersil).
4. Pembahasan
Sementara itu ikan nemo yang diberi pakan yang mengandung TW 12,5% + TBM 12,5% (perlakuan C) terlihat bahwa di akhir penelitian terjadi peningkatan kecerahan warna orange menjadi 2,54, peningkatan ke-cerahan warna hitam menjadi 3,03, dan peningkatan kecerahan warna putih menjadi 3,24 dibanding kecerahan warna di awal penelitian orange 2,11, hitam 2,65 dan putih 2,61, dimana dengan tingkat kecerahan (selisih warna akhir-warna awal) warna orange 0,43, hitam 0,38 dan putih 0,63. Hal
ini didukung oleh pernyataan Mandrias (2011) bahwa, buah merah mengandung ka-rotenoid yang menghasilkan pigmen yang berwarna orange-merah. Pernyataan ini juga didukung Wiryanta (2004) bahwa, buah merah banyak mengandung betakaroten (700 ppm), karoten (12.000 ppm) dan toko-ferol (11.000 ppm) yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem keke-balan tubuh sehingga dapat menyembuhkan beberapa penyakit akut pada manusia. Inte-raksi beta-karoten dengan protein dapat meningkatkan produksi antibodi. Hal ini juga didukung oleh Sunarno (2012) wortel
257 (Daucus carrota L.) merupakan salah satu
bahan penghasil karoten yang dapat
mem-percantik warna ikan hias. Wortelkaya beta
karoten sehingga bisa menaikkan warna
merah seperti spirulina. Dengan kandungan
karotenoid yang tinggi, wortel dapat diman-faatkan sebagai bahan pewarna pakan alami ikan (Cahyono, 2000 diacu oleh Ikawati, 2005). Warna orange tua pada wortel men-andakan kandungan beta karoten yang tinggi (Khairyah, dkk., 2010).
Dari keseluruhan pakan uji yang dibe-rikan terhadap peningkatan kecerahan warna orange, pakan uji C lebih tinggi dibanding pakan A dan B, namun diduga bahwa buah merah cenderung terhadap warna orange, dilihat dari perlakuan B dibandingkan de-ngan perlakuan A. Dibuktikan dede-ngan nilai yang ada pada peningkatan kecerahan warna orange. Begitupun dengan warna hitam dan putih dari keseluruhan pakan uji yang dibe-rikan pakan C lebih cenderung tinggi diban-ding pakan A dan B, namun diduga pula bahwa buah merah cenderung terhadap war-na hitam dan putih, dilihat dari perlakuan B dibandingkan dengan perlakuan A. Dibuk-tikan dengan nilai yang ada pada pening-katan kecerahan warna hitam dan putih.
Kecerahan warna pada ikan hias men-jadi salah satu indikator dalam penentuan kualitas dan harga jual, sehingga ikan ter-sebut akan memiliki nilai ekonomis tinggi. Cara meningkatkan intensitas warna dengan pemberian karoten. Beberapa tumbuhan dapat dijadikan sebagai sumber karoten, seperti wortel dan buah merah, selain itu karoten juga dapat berasal dari mikroalga. Sebagaimana telah dinyatakan oleh James (2012) bahwa, salah satu mikroalga yang menjadi sumber karoten yaitu Spirulina karena memiliki jumlah karoten yang cukup tinggi. Penambahan tepung spirulina dalam pakan dapat meningkatkan intensitas warna ikan mas koki sehingga tampak lebih menarik. Selain mikroalga tumbuhan buah naga juga dapat digunakan sebagai bahan
pewarna alami sebagaimana yang
dinya-takan oleh Jiwintarum, dkk., (2016) bahwa,
bakteri sulit dilihat dengan mikroskop cah-aya, karena tidak dapat mengadsorbsi atau membiaskan cahaya, sehingga digunakan zat warna untuk mewarnai bakteri, dengan
adanya pemanfaatan buah naga (Hylocereus
polyrhizus) sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri sehingga dapat meng-gantikan zat warna sintetik yang memiliki harga yang cukup mahal daripada pewarna alami.
Pakan merupakan sumber nutrisi utama yang dibutuhkan oleh tiap organisme untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pakan memiliki peranan penting dalam keg-iatan pembudidayaan ikan maupun orga-nisme lain. Adapun pakan yang diberikan harus memiliki formula yang lengkap sehi-ngga dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan bagi pembudidaya. Komponen nutrisi dalam pakan yang dibutuhkan oleh organisme diantaranya protein, lemak, karb-ohidrat, vitamin dan mineral.
Berdasarkan hasil penelitian yang dila-kukan dengan menggunakan empat jenis pakan buatan dengan persentase TW dan TBM yang berbeda memberikan tingkat pertumbuhan yang beragam. Adapun pakan buatan yang diujikan yaitu perlakuan A (TW 25%), perlakuan B (TBM 25%), per-lakuan C (TW 12,5% + TBM 12,5%), dan perlakuan D (pakan komersil).
Kandungan protein dalam pakan pene-litian tidak berbeda nyata terhadap pertum-buhan ikan nemo. Berdasarkan pernyataan Mudjiman (2009) menyatakan bahwa, kand-ungan protein yang optimal dalam pakan akan menghasilkan pertumbuhan yang opt-imal bagi hewan yang mengkonsumsinya. Menurut Rekotomo (1986) menyatakan ba-hwa, pertumbuhan ikan sebagian besar ber-gantung pada kandungan protein yang op-timal pada makanannya.
Kelangsungan hidup ikan nemo (A.
258
didukung karena dua hal. Pertama, diduga karena nutrisi pakan (protein, lemak, karbo-hidrat, vitamin dan mineral) telah memenuhi kebutuhan ikan nemo. Kedua, karena kua-litas air selama penelitian seperti suhu, Sali-nitas, dan pH masih dalam batas toleransi. Hal ini dapat dilihat dari parameter suhu selama penelitian berkisar antara 26-27 oC. Hal ini sesuai dengan pernyataan Buwono (2001) bahwa, berpengaruhnya suhu air ter-hadap lingkungan hidup dapat merangsang pertumbuhan dan nafsu makan, karena pro-ses pencernaan makanan pada suhu rendah akan sangat lambat dan sebaliknya akan lebih cepat pada perairan yang lebih hangat. Suhu yang optimal dan ideal dalam peme-liharaan keberlangsungan hidup mencapai
kisaran antara 25-27 oC. Hasil pengukuran
pH selama penelitian adalah 7, menun-jukkan nilai yang masih dalam batas tole-ransi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sururi dan Raiba (2014), bahwa, ikan nemo dapat hidup dengan baik pada tingkat keasaman berkisar antara 6-9.
5. Kesimpulan
Tepung Wortel (TW) dan Tepung Buah Merah (TBM) dapat dijadikan sebagai sumber bahan pakan pewarna alami untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan
nemo (A. percula) namun buah merah
cenderung lebih besar pengaruhnya dalam pewarnaan ikan nemo dibandingkan tepung wortel.
Pemberian sebanyak 12,5% TW dan 12,5% TBM dapat digunakan sebagai sum-ber pewarna alami dalam pakan untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan nemo dan sebaiknya pemeliharaan dilak-ukan lebih lama khususnya masa adaptasi agar hewan uji tidak mengalami stress dan konsumsi pakan dapat meningkat.
Ucapan Terimakasih
Terimakasih saya ucapkan kepada Silfi Yusup, S.Pi., Achmad Rizal, Wa Ode Siti Hatima S. S.Pi., Anci Lawao, Muh. Haikal A, S.Pi., Andi Nofriani, La Ode Iwaludin, Jamrin, dan Wa Ode Muliati terima kasih atas bantuan selama penelitian yang dibe-rikan kepada penulis. Keluarga besar BDP 010, BDP 011, BDP 012, BDP 013, BDP 014 , BDP 015 BDP 016, BDP 017 yang telah memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dengan mudah meng-erjakan skripsi. Segenap keluarga, kerabat serta semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semuanya.
Dartar Pustaka
Buwono, I.D. 2001. Tambak Pengelolaan Udang Windu Sistem Pengelolaan Berpola Intensif. Kanisius. Yogya-karta.
Hu, Y., Tan, B., Mai, K., Ai, Q., Zheng, S., Cheng, K. 2008. Growth and body composition of juvenil white shrimp, litopanaeus vanamei, fed different rat-ios of dietary protein to energy. Jurnal Aquaculture Nutrition, 14: 499-506. Ikawati, R. 2005. Optimasi kondisi ekstraksi
karotenoid wortel (daucus carota l.)
menggunakan Response Surface Met-hodology (RSM). Jurnal Teknologi Pertanian. Universitas Mulaw-arman. Samarinda. 1(1): 14-22.
James. 2012. Meningkatkan kecerahan warna pada ikan mas koki melalui pe-nambahan tepung spirulina sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. http://hdl. handle. net. Diakses pada Tanggal 7 September 2017.
Jiwintarum, Y., Rohmi dan I. Dewa. P.M.P.
2016. Buah naga (Hylocereus
Polyr-hizus) sebagai pewarna alami untuk pewarnaan bakteri. Jurnal Kesehatan Prima Vol. 10 (2). Mataram.
259
Khairyah, U., L. Nurhamida, S. Arif, W.G. Alif dan A. Ratnaningtyas. 2010.
Pengkayaan Beta Karoten Pada
Dap-hnia sp. Untuk Meningkatkan Kece-rahan Warna Dan Tingkat Kema-tangan Gonad Pada Ikan Cupang (Betta sp.). Usulan Program Krea-tifitas Mahasiswa. Universitas Air-langga.
Lingga, P. dan H. Susanto. 1989. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta: viii + 236 hal.
Mandrias, F.F. 2011. Pertumbuhan dan Peningkatan Kecerahan Warna Tubuh Amphiprion percula dengan Penam-bahan Natrium Levotiroksin kedalam Pakan Pellet. http://hdl. handle. net. Diakses pada Tanggal 10 Juli 2017. Mudjiman, A. 2009. Makanan Ikan. Penebar
Swadaya. Jakarta. 192 hal.
Rekotomo, A. 1986. Pengaruh ransum dari protein 35% sebanyak 40, 60,80, dan 100% berat biomassa terhadap
partum-buhan pasca larva udang Windu (
Pana-eusmonodon Fabricus). Skripsi Sarja-na. Fakultas Perikanan, Institut Pertani-an Bogor, Bogor. 166 hal.
Sunarno, M.T.D. 2012. Mutu Bersandar Pakan. Trubus No.508, Maret 2012. Sururi, A. dan Raiba, R. 2014. Budidaya
Ikan Hias Clown. Seri Budidaya Laut. Program Pengembangan Sumberdaya Perikanan. Balai Perikanan Budidaya Laut. Ambon.
Susanto. 2003. Panduan memelihara ikan air laut. Jurnal Akuakultur. 3(3): 10-12. Wiryanta, B.T.W. 2004. Mitos buah Merah.
Buku Keajaiban Buah Merah Kesak-sian Dari Mereka yang Tersembuhkan. http://www.deherba. com/sekilas-buah-merah.html Diakses 20 Oktober 2016.