• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PELAYANAN KONSELING BERDASARKAN DATA AUM PADA PARA GURU BK DI KECAMATAN SUKAWATI GIANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PELAYANAN KONSELING BERDASARKAN DATA AUM PADA PARA GURU BK DI KECAMATAN SUKAWATI GIANYAR"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA PELAYANAN

KONSELING BERDASARKAN DATA AUM PADA PARA GURU

BK

DI KECAMATAN SUKAWATI GIANYAR

Oleh:

Drs. Tjok Rai Partadjaja,M.Erg

Prof. Dr. Ketut Suma,Ms

Kadek Suranata,S.Pd.M.Pd.,Kons

Dra. Ni Made Sulastri,M.Pd

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul : Pelatihan PENYUSUNAN RENCANA PELAYANAN KONSELING

BERDASARKAN DATA AUM PADA PARA GURU BK DI KECAMATAN SUKAWATI GIANYAR

2. Jenis Program : Pelatihan

3. Bidang Kegiatan : Pendidikan/Bimbingan Konseling

4. Identitas pelaksana : Ketua Tim Pengusul

a. Nama Lengkap : Drs. Tjok Rai Partadjaja,M.Erg b. Jenis kelamin : Laki-laki

c. NIP : 194807081976031001

d Disiplin Ilmu : Bimbingan Konseling e. Pangkat/Golongan :Pembina/IVa

f. Jabatan : Lektor kepala g. Fakultas/Jurusan : BK FIP

h. Alamat : Jl. Udayana Kampus Tengah, Undiksha i. Telp/Faks/e-mail : -

j. Alamat Rumah : Gg. Narendra, Jalan A Yani Singaraja.

5. Jumlah Anggota : 3 orang

(3)

iii 7. Lama Kegiatan : 4 Bulan

Singaraja, 5 Oktober 2012 Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Ketua Pengusul

Universitas Pendidikan Ganesha,

Drs. Ketut Pudjawan,M.Pd Drs. Tjok Rai Partadjaja,M.Erg NIP. 195508181983031002 NIP. 194807081976031001

Mengetahui: Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP 195901011984031003

(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan professional yang dilaksanakan oleh ahli dalam bidang bimbingan konseling baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal tersebut secara tegas disebutkan dalam SK Mendikbud No. 25/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, bahwa “Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Prayitno dan Erman Amti. (1994:113) menyebutkan bahwa: Keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya) berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan dan status sosial ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan-tuntutan positif lingkungan.

Agar tujuan Bimbingan dan Konseling tersebut di atas dapat tercapai, konselor sekolah/guru pembimbing sebagai individu yang telah mendapatkan pendidikan prajabatan di bidang bimbingan dan konseling dituntut untuk menguasai berbagai kompetensi yang mendukung profesi konseling sehingga dalam pemberian layanan terwujud proses konseling yang efektif. Hal ini sejalan dengan misi Program Pendidikan Sarjana (S1) Konseling (Diknas : 2004 : 25) yakni “…menyiapkan Sarjana (S1) konseling yang memiliki kemampuan umum minimal profesi konseling dan kemampuan mengimplementasikannya terutama dalam setting sekolah.

Seiring dengan berkembangnya profesi konseling, semakin dituntut pula pelayanan konseling yang memiliki akuntabilitas dari konselor, agar dalam pelayanan konseling tercipta proses dan hasil konseling yang berkualitas. Sebagai jawaban dari tuntutan tersebut, Tim Pengembang yang ditugasi oleh Direktorat

(5)

2

Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (Dit. PPTK dan KPT), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan di-sanction bersama oleh pihak-pihak dari direktorat PPT dan KPT, LPTK, para pakar konseling dan organisasi profesi konseling (dalam hal ini Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, disingkat ABKIN) merumuskan standardisasi profesi konseling yang meliputi standar kompetensi konselor, standar pendidikan konselor, sertifikasi, akreditasi dan lisensi konselor, serta kode etik profesi konseling (Diknas, 2004). Perumusan tersebut menghasilkan naskah Dasar Standardisasi Profesi Konseling (disingkat DSPK).

Pengembangan dasar standardisasi profesi konseling tersebut juga merupakan langkah strategis memantapkan standarisasi profesi konseling, untuk tercapainya profesionalitas dan proteksi profesi konseling baik bagi masyarakat pengguna (sasaran layanan) maupun tenaga profesional konseling di Indonesia. Dasar standardisasi profesi konseling oleh Prayitno (2005) dipandang sebagai proses pencapaian tingkat minimal kompetensi standar yang disyaratkan dalam dunia profesi konseling.

Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Kesejajaran posisi ini tidaklah berarti bahwa semua tenaga pendidik itu tanpa keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Demikian juga konselor memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja yang tidak persis sama dengan guru. Ini mengandung implikasi bahwa untuk masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, perlu disusun standar kualifikasi akademik dan kompetensi berdasar kepada konteks tugas dan ekspektasi kinerja masing-masing.

Penelitian Suranata& Dewi Arum (2009) menemukan bahwa 65% guru pembimbing di kabupaten Gianyar belum menerapkan Kompetensi Utama Minimal dalam pelayanan konseling dan sebagian lagi sudah mampu menerapkan Kompetensi Utama Minimal pelayanan konseling. Kompetensi yang dimaksud adalah menyusun perencanaan pelayanan bimbingan konseling atau RPBK yang didasarkan pada kebutuhan siswa di sekolah. Sehingga berdampak pada tidak

(6)

3

optimalnya pelayanan yang diberikan kepada siswa di sekolah-masing-masing. Berkaitan dengan itu, mereka memerlukan suatu bentuk pelatihan yang berkaitan dengan penyusunan program bimbingan konseling yang didasari pada kebutuhan para siswa di sekolah terhadap pelayanan bimbingan konseling.

Jurusan Bimbingan Konseling FIP Undiksha sebagai salah satu LPTK tersbesar di Bali yang menghasilkan tenaga kependidikan dalam bidang bimbingan konseling merasa bertanggung jawab atas kondisi yang terjadi seperti di atas, sehingga dengan demikian dilatarbelakangi oleh permasalahan di atas pengabdian masyarakat ini bermaksud untuk memberikan pelatihan penyusunan RPBK berdasarkan hasil analisis Alat ungkap masalah kepada guru bimbingan konseling SMP dan SMU/K di kecamatan Sukawati Gianyar.

1.2 Analisis Situasi

Kecamatan Sukawati merupakan salah satu kota seni di Bali, dilaih hal Sukawati juga merupakan salah satu kawasan pendidiian di kabupaten Gianayar, hal tersebut dapat terbukti dengan banyaknya masyarakat di Gianyar untuk menempatkan anak-anak mereka untuk melanjutkan sekolah menengah di Sukawati dan jumlah sekolah menengah pertama dan atas di Sukawati adalah paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan kecamatan lain di Gianyar.

Di samping itu, pendidikan di sukawati Gianyar juga dapat dikatakan bermutu dengan beberapa bukti sekolah-sekolah khususnya SMP dan SMU /K yang mendapatkan prestasi di bidang pendidikan di tingkat kabupaten dan propinsi. Bukti lain yang bisa dilihat adalah pencapaian prestasi siswa-siswa di kecamatan Sukawati Gianyar yang masih dapat bersaing dengan kecamatan lain di Gianyar bahkan dengan sekolah-sekolah di Bali.

Bimbingan konseling sebagai bagian dari pendidikan di sekolah, juga memiliki peran penting dalam menunjang keberhasilan dan prestasi di bidang pendidikan yang dicapai oleh kecamatan Sukawati seperti yang diuraikan di atas. Dalam hal tersebut, kinerja guru bimbingan konseling tentu juga merupakan komponen yang perlu diperhatikan. Hasil penelitian Suranata& Dewi Harum (2009) justru menemukan sebaliknya bahwa 65% guru BK SMP dan SMU di Sukawati Gianyar belum mampu menyusun RPBK yang sesuai dengan kebutuhan

(7)

4

siswa terhadap pelayanan bimbingan konseling. Tentu hal tersebut perlu diperhatikan dan diupayakan suatu pelatihan untuk mengatsi masalah tersebut.

1.3 Perumusan Masalah

Banyaknya guru khususnya guru pembimbing Di SMP dan SMU/K di Sukawati Gianyar yang belum mampu menyusun rencana pelayanan bimbingan konseling (RPBK) yang berbasis kebutuhan siswa di sekolah menunjukkan kurangnya profesionalisme para guru tersebut. Sehingga pertanyaan yang perlu dijawab adalah: (1) apakah para guru pembimbing di Sukawati Gianyar telah memiliki pemahaman tentang penyusunan RPBK Berbasisis kebutuhan siswa? dan (2) apakah para guru pembimbing mampu menyusun RPBK Berbasisis kebutuhan siswa/masalah siswa?

1.4 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah:

1. Memberikan pemahaman kepada guru BK di Kecamatan Sukawati Gianyar tentang penyusunan RPBK di sekolah yang berbasis kebutuhan/permasalahan yang dialami siswa.

2. Memberikan Pelatihan kepada guru BK di Kecamatan Sukawati Gianyar tentang pengungkapan masalah siswa melalui AUM dan menganalisis kebutuhan siswa terhadap pelayanan bimbingan konseling.

3. Memberikan Pelatihan kepada guru BK di Kecamatan Sukawati Gianyar tentang penyusunan RPBK di sekolah yang berbasis kebutuhan/permasalahan yang dialami siswa.

1.5 Manfaat Kegiatan

Manafaat kegiatan pengabdian masyarakat ini ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pemahaman para guru pembimbing di Sukawati Gianyar

mengenai penyusunan RPBK berbasis Masalah siswa.

2. Meningkatkan kemampuan para guru pembimbing di Sukawati Gianyar mengenai penyusunan RPBK berbasis Masalah siswa

(8)

5

3. Meningkatkan profesionalisme guru-guru pembimbing peserta pelatihan dalam mengembangkan diri melalui pelayanan Konseling.

4. Memberikan kesempatan kepada para dosen Jurusan BK FIP Undiksha dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian pada Masyarakat

(9)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Guru Pembimbing (Konselor Sekolah)

Seperti yang tertuang dalam SK Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 Tahun 1993 pasal (1) ayat 4 dinyatakan bahwa “Guru Pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik”.

Dari pasal diatas dinyatakan bahwa guru pembimbing dalam pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling disekolah dan sebagai sosok penentu dalam berhasil atau tidaknya proses konseling. “ Dalam pelaksanan layanan BK di sekolah, guru pembimbing bekerja sama dalam pelaksanaan Pola 17 Plus, yaitu 6 jenis Bimbingan: bimbingan pribadi, belajar, sosial, karier, berkeluarga, beragama. 9 jenis Layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi, mediasi. 5 jenis Kegiatan Pendukung yakni: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah, dan konfrensi kasus

Dalam Surat keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 84/1993 pasal 3 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka kreditnya dinyatakan bahwa tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam pelaksanaan program bimbingan terhdap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Lebih lanjut SKB Mendikbud dan Kepala BAKN No 0433/P/0 tahun1993 serta SK Mendikbud No 05/0/1995 merinci tugas pokok tersebut, dikaitkan dengan standart prestasi kerja dan jenjang jabatan disebutkan bahwa standar prestasi kerja Guru Pembimbing ( Prayitno. 1995: 86-87) adalah:

(10)

7

a. Untuk guru pembimbing sampai dengan jabatan Guru dewasa Tingkat I, dengan standar prestasi meliputi :

(1) Persiapan program Bimbingan dan Konseling

(2) Penyajian (pelaksana) program bimbingan dan konseling (3) Evaluasi (hasil) pelaksanaan bimbingan dan konseling

b. Untuk Guru pembimbing yang berpangkat/ jabatan Guru Pembina sampai guru utama, dengan standar prestasi meliputi:

(4) Analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling

(5) Penyusunan program tindak lanjut pelaksanaan bimbingan dan konseling

(6) Pengembangan profesi

Guru Pembimbing adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan yang terkait dengan pelayanan konseling disekolah. Uraian tugas guru pembimbing di sekolah antara lain :

1) Memasyarakatkan pelayanan Bimbingan dan konseling.

2) Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program satuan kegiatan pendukung; Untuk satuan waktu tertentu program-program tersebut di kemas dalam program mingguan, bulanan dan semesteran). 3) Melaksanakan segenap program bimbingan dan konseling

4) Menilai proses dari hasil pelaksanan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

5) Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

7) Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan yang dilaksanakannya.

8) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada koordinator BK serta kepala sekolah.

Sejalan dengan itu kompleksitasnya tugas Guru Pembimbing Prayitno (1999:334) menyatakan dalam pelaksanaan tugasnya, seorang Guru

(11)

8

Pembimbing dituntut memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang memadai.

Melihat hal itu Belkin (1975, dalam Prayitno 1999:222-224) menegaskan enam prinsip untuk menegakkan dan menumbuh kembangkan pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah:

1) Konselor harus memulai karirnya sejak awal dengan program yang jelas dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut 2) Konselor harus selalu mempertahankan sikap

profesional tanpa menganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personil sekolah lainnya dan siswa

3) Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya sebagai konselor profesional dan menerjemahkan perannya kedalam kegiatan yang nyata

4) Konselor bertanggung jawab kepada semua siswa 5) Konselor harus memahami dan mengembangkan

kompetensinya untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah

6) Konselor harus mampu bekerja sama dengan efektif dengan kepala sekolah

Konselor yang disebut diatas tidak akan muncul dengan sendirinya namun melalui pengembangan dan peneguhan sikap dan ketrampilan, wawasan dan pemahaman profesional yang mantap.

Lebih tegas lagi dinyatakan oleh Rachel D Cox (dalam M Arifin: 1994:27-28) tugas konselor amat bervariasi dan bersifat rumit (kompleks), karena ia harus mampu menjadi seorang penasehat pendidikan kekaryaan (jabatan dan pekerjaan), menjadi seorang pekerja sosial, menjadi seorang guru, menjadi seorang organisator, menjadi juru bicara publik (Public

(12)

9

psikolog, pengetahuan dasar sebagai dokter dokter umum dan dokter jiwa dan sebagainya.

Untuk menjalankan kegiatan layanan konseling yang profesional Guru Pembimbing perlu melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang terwujud dalam berbagai jenis layanan konseling dan kegiatan pendukungnya, kemampuan pengelolaan, kemampuan bekerjasama dalam suatu tim serta kemampuan berpatisipasi aktif dalam organisasi profesi konseling dimana seluruh kemampuan ini terwakili didalam kompetensi utama minimal.

2.2 Penerapan Kompetensi Dalam Pelayanan Konseling

Kompetensi profesi konseling yang dirumuskan di sini mengacu kepada enam bidang pelayanan profesi konseling sebagai utama minimal karena materi kompetensi tersebut bersifat essensial dan pokok serta tidak boleh dikurangi, yang harus dikuasai oleh semua keahlian konseling, apabila kompetensi utama minimal itu telah dikuasai dengan baik.

KUM profesi konseling merupakan keterpaduan kemampuan personal, keilmuan dan teknologi, serta sosial yang secara menyeluruh membentuk kemampuan standard profesi konseling. KUM disusun dan dikelompokkan dengan memperhatikan arah pengembangan wawasan, pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap (WPKNS) calon tenaga profesi konseling, serta arah pengembangan kemampuan berkarya

Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) dalam Dasar Standardisasi Profesi Konseling (2004 : 22) menyatakan pengembangan WPKNS yang terarah kepada dikuasainya KUM profesi konseling difokuskan kepada substansi pokok berikut:

1. Dasar dan dinamika tingkah laku manusia dan individu dalam budayanya

2. Hakikat dan upaya pendidikan

3. Hakikat, proses dan pengalaman pelayanan konseling: a. Dasar pemahaman konseling

b. Perkembangan dan karakteristik individu c. Perkembangan karir

(13)

10

d. Teori, jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling e. Pendekatan dan teknik konseling

f. Hubungan sosial dan prosedur kelompok dalam konseling

g. Pengukuran dan evaluasi

h. Informasi pendidikan dan jabatan i. Statistik dan riset

j. Pengelolaan program pelayanan konseling k. Pengalaman praktik tersupervisi

l. Profesi dan organisasi profesi

Lebih lanjut lagi Diknas (2004: 22-23) menjelaskan tentang pengelompokkan dari Kompetensi Utama Minimal, yakni :

1. Kompetensi Pengembangan Kepribadian (KPK), yaitu kompetensi berkenaan dengan perkembangan pribadi yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian mantap, mandiri dan mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

2. Kompetensi landasan Keilmuan dan Ketrampilan (KKK), yaitu kompetensi berkenaan dengan bidang keilmuan sebagai landasan ketrampilan yang hendak dibangun

3. Kompetensi Keahlian Bekarya (KKB), yaitu kompetensi berkenaan dengan kemampuan keahlian bekarya dengan penguasaan ketrampilan yang tinggi

4. Kompetensi Prilaku Berkarya (KPB), yaitu kompetensi yang berkanaan dengan prilaku berkarya berlandaskan dasar-dasar keilmuan dan profesi sesuai dengan plihan karir dan profesi

5. Kompetensi Berkehidupan Bermasyarakat Profesi (KBB), yaitu kompetensi berkenaan dengan pemahaman kaidah berkehidupan dalam masyarakat profesi sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

(14)

11

Kompetensi Keahlian Berkarya (KKB) secara lebih terperinci lagi dijabarkan menjadi:

1. Memahami dan mampu mengaplikasikan hakekat pelayanan konseling, yang terdiri dari : a). Filsafat b). Komitmen c). Pandangan hidup d). Sikap e).Tindakan f).Pandangan yang mendunia

2. Memahami arah dasar profesi konseling, yang terdiri dari : a). Paradigma konseling b).Visi konseling c). Misi konseling

3. Memahami dan mampu mengaplikasikan dasar-dasar konseling, yang terdiri dari :

a. Pengertian, tujuan, fungsi, prisip dan asas

b. Landasan filosofis, religius, pendidikan, psikologis, sosial, budaya, teknologis dan keilmuan

c. Bidang pelayanan konseling pribadi, sosial, belajar, karir, kehidupan berkeluarga dan keberagamaan:

d. Masalah, diagnosis dan prognosis, serta perlakuan

e. Wilayah kerja, yang terdiri dari :1). Lembaga pendidikan formal dan informal 2). Perguruan tinggi 3). Keluarga 4). Dunia usaha dan industri

5). Lembaga/instansi pemerintah dan swasta 6). Lembaga rehabilitasi dan layanan kemasyarakatan 7). Praktik mandiri dan privat

4. Memahami dan mempraktikkan format/bentuk pelayanan konseling, yang terdiri dari format: a). Individual b). Kelompok c).Klasikal d). Peserta dengan jumlah yang lebih besar

5. Memahami dan mampu mempratekkan pendekatan (approach) dalam konseling, pendekatan yang akan digunakan adalah : a). Direktif-nondirektif b).Psikoanalisis c). Humanistik d). Behavioristik e). Kognitif f). Elektik

6. Memahami dan mepraktikkan teknik-teknik konseling, yang terdiri dari : a. Teknik umum , yang terdiri dari : 1). Menerima klien 2). Mengatur

sikap dan jarak duduk 3). Melakukan kontak mata 4). Mendengar, memahami dan merespon 5).Membangun kontak psikologis 6).Mengadakan penstrukturan 7). Mengajak klien berbicara

(15)

12

8).Memberikan dorongan minimal 9). Mengajukan pertanyaan terbuka 10). Memberikan refleksi 11). Menyimpulkan 12). Menafsirkan 13).Mengkonfrontasikan 14).Meruntuti pembicaraan 15).“Memfrustasikan” klien 16). Menerapkan strategi “ tiada maaf” 17).Mengelola suasana diam 18). Mengelola transferensi dan kontra-transfferensi 19). Melakukan teknik eksperiensial 20). Menafsirkan pengalaman masa lalu 21). Mengelola asosiasi bebas 22). Menilai hasil konseling (penilai segera, jangka pendek dan jangka panjang) 23).Menyusun laporan konseling

b. Teknik khusus, yang terdiri dari : 1). Memberikan informasi 2).Memberikan contoh 3). Mengajak klien memikirkan sesuatu yang lain 4). Merumuskan tujuan 5). Meneguhkan hasrat 6). Mengelola latihan penenangan ( sederhana dan penuh) 7). Mengelola teknik desenitisasi dan sensitisasi 8). Mengelola teknik kursi kosong 9).Mengelola teknik permainan peran dan permainan dialog 10).Mengelola latihan keluguan 11). Mengelola seksual 12).Menerapkan analisis transaksional 13). Menganalisis gaya hidup 14). Memberikan nasehat 15). Menyusun kontrak 16). Melakukan alih tangan kasus

7. Memahami dan mampu mempraktikkan teknik instrumentasi, baik tes maupun non tes dalam konseling, yang terdiri dari : a). Pengungkapan masalah melalui instrumen b). Pengungkapan kondisi diri melalui instrumen c).Pengungkapan kondisis lingkungan melalui instrumen d). Penilaian proses dan hasil layanan konseling dengan mengunakan instrumen

8. Memahami, memanfaatkan dan mempratikkan sumber dan media konseling yang terdiri dari: a). Media cetak/ tulisan/gambar/ model b). Teknologi informasi

9. Memahami, mamanfaatkan dan mempraktikkan jenis-jenis layanan konseling, yang terdiri dari : a). Layanan orientasi b). Layanan informasi c). Layanan penempatan dan penyaluran d).Layanan pembelajaran e).

(16)

13

Layanan konseling perorangan f). Layanan bimbingan kelompok g). Layanan konseling kelompok h). Layanan konsultasi i). Layanan mediasi 10. Memahami dan mempraktikkan kegitan pendukung layanan konseling yang terdiri dari : a). Aplikasi instrumen b). Himpunan data c). Konfrensi kasus d). Kunjungan rumah e). Alih tangan kasus

11.Memahami dan memprakikkan pengelolaan (manajemen) pelayanan konseling, meliputi penyusunan program serta pelayanan klien dan pengembangan staf, di:

a. Lembaga yakni : 1). Pendidikan formal dan nonformal 2). Perguruan tinggi 3). Keluarga 4). Dunia usaha dan industri 5). Lembaga/instansi pemerintah dan swasta 6). Lembaga rehabilitasi dan pelayanan kemasyarakatan

b. Praktik mandiri (privat)

Guru pembimbing dituntut untuk menyelenggarakan kegiatan Bimbingan dan konseling disekolah dengan mutu yang tinggi dan dengan volume yang mencukupi. Untuk itu guru pembimbing dituntut memiliki kemampuan pelayanan yang didasari kompetensi pelayanan Bimbingan dan konseling. Kompetensi minimum yang harus dikuasai mencakup wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang Bimbingan dan konseling dipadu dengan aspek – aspek pendidikan dan psikologi dasar serta pemahaman tentang implikasi aspek – aspek sosial budaya dari mana klien berasal.

Berkaitan dengan kompetensi-kompetensi tersebut, pada tahun 2009 sudah dilaksanakan pelatihan penyusunan RPBK dan Media BK di Kabupaten tabanan oleh tim jurusan BK FIP Undiksha dengan hasil setelah pelatihan para guru BK peserta pelatihan dapat memahami dan memiliki kemampuan untuk menyusun RPBK dan Media BK sehingga berdampak pada pelayanan yang lebih professional (Tim Jurusan BK, 2009)

Selanjutnya pada tahun 2011, Suranata,Dkk juga telah melakukan pelatihan penyusunan karya inovatif media bimbingan konseling terhadap guru BK SMP dan SMU/SMK di kabupaten Bangli, hasil setelah pelatihan adalah dimilikinya kemampuan menyusun karya inovatif berupa media cetak

(17)

14

dan elektronik yang mendukung pelayanan BK yang professional (Suranata,Dkk. 2011).

(18)

15

BAB III

METODE KEGIATAN DAN KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Metode Kegiatan

Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah “Pelatihan. Gambaran kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.

a. Persiapan

1) Memohon ijin pelaksanaan kepada DISDIKPORA, MGP dan ABKIN Gianyar

2) Mengadakan koordinasi dengan ketua MGP dan Komda Abkin Gianyar dan LPM Undiksha.

b. Pelaksanaan

Kegiatan pelatihan ini direncanakan dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2012, namun karena beberapa hal terkait kesibukan para guru BK peserta pelatihan serta menyesuaikan waktu yang lebih relevan baru terlaksana pada tanggal 14 september 2012. Kegiatan pengabdian yang telah terlaksana meliputi:

1) Pembukaan

Kegiatan pembukaan yang direncanakan akan dihadiri dan dibuka oleh KADISDIKPORA Gianyar, karena kesibukan beliau maka dimandatkan kepada kepala SMK 3 Sukawati dan Juga sambutan dari Ketua LPM Undiksha.

2) Memberikan ceramah

a. Memberikan orientasi Program Bk yang Konfrehensif kepada Guru Pembimbing (konselor Sekolah).

b. Komponen-komponen yang diperlukan dalam penyusunan RPBK yang berbasis masalah siswa.

c. Tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman guru tentang RPBK dan program BK yang Konfrehensip.

(19)

16

a. Pelatihan analisis AUM

b. Pelatihan penyusunan RPBk berdasarkan hasil analisis AUM

c. Evaluasi

Keberhasilan kegiatan pelatihan ini akan dievaluasi melalui :

1) Secara proses dilihat dari aktivitas peserta mengkuti kegiatan pelatihan.

2) Secara hasil/produk melalui rancangan RPBK yang berhasil disusun para peserta kegiatan pelatihan.

3.2 Peserta Kegiatan dan Fasilitator

Sasaran strategis dalam kegiatan P2M ini adalah para guru pembimbing (guru BK) di SMP dan SMU/SMK pada kecamatan Sukawati Gianyar yang direncanakan dan diundang berjumlah 25 orang Guru pembimbing. Karena beberapa kendala dan kesibukan kegiatan ini hanya dihadiri oleh 18 orang guru BK sebagai peserta kegiatan.

Kegiatan pelatihan difasilitatori oleh Dosen Jurusan BK FIP Undiksha dibantu oleh mahasiswa BK FIP Undiksha yang telah memiliki pengalaman dari perkuliahan yang didapatkan di kampus. Adapun fasilitator kegiatan ini adalah:

1. Kadek Suranata,S.Pd.M.Pd.,Kons (Dosen Jurusan BK FIP Undiksha Singaraja)

2. Putu Desi Wulan Pratiwi (Mahasiswa Jurusan BK FIP Undiksha) 3. Lusiani Laksmi (Mahasiswa Jurusan K FIP Undiksha)

3.3 Kerangka Pemecahan Masalah

Pradigma berpikir pemecahan masalah dalam kegiatan ini adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1. berikut ini.

(20)

17

Gambar 3.1 Pradigma Pelaksanaan Kegiatan

Seperti yang ditunjukkan gambar 3.1 di atas, pelatihan penyusunan RPBK berbasis kebutuhan /masalah iswa ini bermaksud mengembangkan kompetensi Guru Pembimbing di Sukawati Gianyar dalam pelayanan bimbingan konseling yang profesionak di sekolah.

Fasilitas

Tim P2M Undiksha (Nara sumber & Fasilitator

Pelatihan)

Guru Pembimbing di Sukawati Gianyar yang mampu menyusun RPBK

berbasis Masalah siswa. Pelatihan pengungkapan

masalah siswa melalui AUM dan pelatihan penyusunan RPBK berbasis

hasil analsis AUM Guru Pembimbing di

Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar yang

belum mampu merencanakan kegiatan

pelayanan BK atau menyusun RPBK dengan berbaisis kepada kebutuhan

siswa melalui pengadministrasian AUM

(21)

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan

Beberapa hasil kegiatan yang dicapai dalam kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut:

1. Acara pembukaan pelatihan ini dihadiri oleh Ketua LPM Undiksha dan kepala SMK 3 Sukawati Gianyar.

2. Pelatihan dihadiri oleh 18 orang guru BK dari SMP,SMA/SMK di Sukawati Gianyar sebagai peserta pelatihan, dengan antusias dari awal sampai akhir pelatihan. Daftar hadir peserta pelatihan terlampir

3. Pada akhir kegiatan pelatihan setelah dilakukan evaluasi melalui tanya jawab dan penilaian produk dapat ditemukan bahwa para peserta kegiatan telah menunjukkan kemampuan melakukan simulasi mengidentifikasi masalah-masalah belajar dan masalah-masalah-masalah-masalah umum non-akademik siswa menggunakan alat ungkap masalah (AUM) PTSDL dan UMUM. Selanjutnya berdasarkan identifikasi tersebut para guru BK peserta pelatihan juga telah mampu menyusun rencana pelayanan konseling yang didasari pada kebutuhan siswa terhadap layanan BK atau berbasis data AUM.

4. Gambar-gambar dokumentasi pelaksanaan pelatihan terlampir.

4.2 Pembahasan

Dari 25 Guru BK yang diundang sebagai peserta pelatihan, yang hadir sebanyak 18 orang. Peserta yang hadir tersebut mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir dan menunjukkan antusiasime mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam kegiatan pelatihan. Antusiasme yang ditunjukan peserta pelatihan

(22)

19

tersebut, tidak terlepas dari dorongan atau motivasinya untuk (1) menjadi guru BK yang profesional yang mampu memahami kebutuhan siswa terhadap layanan BK, (2) menyusun program BK yang konfrehensif berbasis data kebutuhan siswa dengan memanfaatkan hasil analisis AUM.

Keaktifan dan keseriusan juga ditunjukkkan para peserta berdiskusi menyampaikan kendala-kendala yang mereka alami dilapangan dalam melaksanakan program BK. Pada akhir kegiatan ketika diberikan kesempatan menyampaikan kesan dan pesan, perwakilan peserta menyatakan bahwa telah menyadari betapa bermanfaatnya kegiatan pelatihan dan menghimbau kepada Undiskaha Singaraja melalui P2M untuk dapat memprogramkan kegiatan tersebut kembali secara periodik di Sukawati Gianyar.

(23)

20

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang dapat sampaikan dari kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut

1. Antusiasme Para guru BK Kecamatan Sukawati Gianyar peserta pelatihan cukup baik dalam mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan.

2. Para guru peserta pelatihan memiliki pemahaman yang baik tentang pengadminitrasian AUM, analisis AUM, dan Pemanfaatan hasil data AUM dalam Pelayanan BK.

3. Para guru peserta pelatihan menghasilkan RPBK berbasis data AUM.

B. Saran

1. Kepada peserta pelatihan agar dapat mengaplikasikan kemampuan yang telah didapatkan dalam kegiatan pelatihan.

2. Kepada MGBK, Dinas Pendidikan di Gianyar agar terus memperhatikan peningkatan profesionalisme guru khususnya guru BK melalui pelatihan-pelatihan guna menunjang profesionalisme Guru BK.

(24)

21

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Depdiknas. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbag Depdiknas

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 1995. Seri Pemandu

Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta

Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. 2004. Dasar Standarisasi Profesi Konseling. Bagian Proyek Peningkatan Tenaga Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta

M Arifin.1994. Teori-teori Konseling Umum dan Agama. Jakarta: Golden Terayon Press.

Prayitno dan Erman. A. 1998. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi

Prayitno dkk. 2002. Materi pelatihan guru pembimbing : profesi dan organisasi

profesi bimbingan dan konseling. Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jen Deral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat SLTP Suranata,Dkk. 2011. Pelatihan Penyusunan Media Inovatif Bimbingan Konseling

Bagi Guru BK di Kabupaten Bangli. Laporan P2M. Jurusan BK FIP Undiksha.

Suranata, Dewi Arum.2009. Penerapan Kompetensi Utama Guru Pembimbing di Kabupaten Gianyar. Laporan Penelitian. Jurusan BK FIP Undiksha

Tm Jurusan BK.2009. Pelatihan Penyusunan Portofolio Sertifikasi bagi Para guru BK di kabupaten Tabanan. Laporan P2m. Jurusan BK FIP Undiksha UU No 2 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional

(25)

22

LAMPIRAN ORGANISASI PELAKSANA

1. Ketua Pelaksana :

a. Nama lengkap dan gelar : Drs. Tjok Rai Partadjaja,M.Erg

b. Pangkat, Gol, dan NIP : Ivc/Lektor Kepala/194807081976031001 c. Jabatan Sekarang : Ketua UBK

d. Fakultas/Jurusan : FIP/ Bimbingan Konseling

e. perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja f. Bidang Keakhlian : Bimbingan Konseling

h. Waktu yang disediakan : 8 jam perminggu Anggota 1

a. Nama lengkap dan gelar : Prof. Dr. I Ketut Suma,M.S

b. Pangkat, Gol, dan NIP :PembinaUtama/IVd/ 195901011984031003 c. Jabatan : Guru Besar

d. Fakultas/Jurusan : FMIPA/ Fisika

e. perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja f. Bidang Keakhlian : Pendidikan Fisika

Anggota 2:

a. Nama lengkap dan gelar : Kadek Suranata,S.Pd.M.Pd.,Kons b. Pangkat, Gol, dan NIP : asisten ahli/ IIIa/ 198208162008121002 c. Jabatan Sekarang : sekertaris UBK

d. Fakultas/Jurusan : FIP/ Bimbingan Konseling

e. perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja f. Bidang Keakhlian : Bimbingan Konseling

h. Waktu yang disediakan : 5 jam perminggu Anggota 3

a.Nama lengkap dan gelar : Dra. Made Sulastri,M.Pd

b. Pangkat, Gol, dan NIP : IVc/Lektor Kepala/195105221978032001 c. Jabatan Sekarang : PD II FIP

d. Fakultas/Jurusan : FIP/ Bimbingan Konseling

e. perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja f. Bidang Keakhlian : Bimbingan Konseling

h. Waktu yang disediakan : 5 jam perminggu Anggota Mahasiswa

4. Nama : Putu Desi Wulan Pratiwi Jurusan/Smstr : V/BK FIP

5. Nama : Lusiani Laksmi Jurusan/Smstr : V/BK FIP

(26)

23

LAMPIRAN ANGGARA BIAYA

Rencana biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:: 1. Persiapan :

a. Penyusunan drap proposal Rp. 250.000,- b. Seminar draf proposal Rp. 250.000 c. Penyusunan proposal final Rp. 250.000,- b. Konsumsi rapat-rapat panitia Rp 250.000,- c. Penyiapan materi pelatihan Rp 500.000,-

Jumlah Rp. 1.500.000,-

2. Pelaksanaan

a. Pembelian stop map 50 buah a Rp. 1.000,- Rp 50.000,- b. Biaya foto copy makalah 50x100 X Rp.100,- Rp. 500.000,- c. Pembelian piagam 50 X Rp. 2. 000,- Rp. 100.000,- d. Pembelian Spanduk 1 buah Rp. 200.000,- e. Biaya Dokumentasi/ publikasi Rp. 200.000,- f. Biaya Snak 4X 50 X Rp. 3.000 Rp. 600.000,- g. Konsumsi makan siang 2X50 X Rp. 10.000,- Rp. 1.000.000,- h. Honor pemakalah 3 X Rp. 300.000,- Rp. 900.000,

Jumlah Rp. 3.550.000,-

3. Penyusunan dan penjilidan laporan

a. Penyusunan laporan Rp. 100.000,- c. Seminar Laporan Rp. 200.000,- c. Penyusunan laporan final Rp. 150.000,- b. Penggandaan laporan dan penjilidan Rp. 250.000,-

Jumlah Rp. 700.000,- Jumlah keselurhan = Rp. 5. 000.000,-

(27)

24

LAMPIRAN-LAMPIRAN

MATERI PELATIHAN DAN

DOKUMENTASI KEGIATAN

(28)

25

SAMBUTAN DAN PEMBUKAAN OLEH KETUA P2M UNDIKSHA DAN KEPALA SMKA N 3 SUKAWATI

Foto Bersama Panitia dan Peserta Kegiatan Pelatihan

(29)

26

Pemaparan Materi Oleh Fasilitator

PESERTA PELATIHAN ANTUSIAS MENYIMAK PEMAPARAN MATERI PELATIHAN

PESERTA KEGIATAN ANTUSIAS MENGERJAKAN TUGAS YANG DIBEBANKAN DALAM KEGIATAN PELATIHAN

Gambar

Foto Bersama Panitia dan Peserta Kegiatan Pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti melakukan observasi dengan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika tentang pembelajaran yang berlangsung dan masalah-masalah yang sering ditemui oleh

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Giving Question and Getting Answer dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Motivasi

Silabus dari segi bahasa artinya garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau garis-garis besar program pembelajaran. Istilah silabus dipakai untuk menyebut suatu produk pengembangan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di bawah Balai Besar Pengkajian dan

Secara umum hasil penelitian ini mendukung beberapa penelitian terdahulu (Ariawati, 2005; Hafsah, 2004; Okpara, 2011; Rosid, 1998; Sulistio dan Mansur, 2010, Urata, 2000)

Pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I, dikemas menjadi dua rencana pembelajaran, dalam satu rencana pembelajaran digunakan untuk satu kali pertemuan dengan

Pembanding 10 ton jerami dengan 5 ton pupuk kandang ayam per hektar yang diberi 0.4 pupuk kandang per hektar per hektar yang dicairkan sebagai dekomposer berpotensi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan multimedia pembelajaran interaktif penginderaan jauh berpengaruh terhadap hasil belajar, dimana hasil yang diperoleh