• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelayanan Poned

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelayanan Poned"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PROGRAM PONED BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PONED merupakan singkatan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar yaitu program yang bertujuan menurunkan angka kematian dan peningkatan kualitas hidup ibu dan anak di pelayanan primer. Sedangkan program yang sejalan dengan ini di tingkat pelayanan lanjutan adalah PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Komprehensif).

Diperkirakan 15% kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat diprediksi dan dipersiapkan sehingga tidak sampai mengakibatkan kematian. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kematian ibu dan bayi antara lain:

1. Pemeriksaan kehamilan dan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Tenaga kesehatan melakukan penanganan sesuai dengan prosedur yang ada 3. Tenaga kesehatan mampu mengidentifikasi dini komplikasi

4. Tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan stabilisasi sebelum dirujuk ke rumah sakit apabila menemukan komplikasi. 5. Proses rujukan efektif

6. Pelayanan di rumah sakit yang cepat dan tepat guna

Dari uraian diatas dapat dilihat peranan puskesmas terutama yang sudah dinyatakan mampu PONED sangat besar untuk keberhasilan program ini.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelayanan program PONED meliputi : 1. Ibu hamil

2. Neonatus

3. Puskesmas mampu PONED 4. Rumah sakit mampu PONEK

(2)

B. Tujuan Pedoman

Tujuan diterbitkannya pedoman ini adalah sebagai acuan dalam pemberian pelayanan kepada pasien khususnya kasus obstetri dan neonatal emergensi sehingga pada akhirnya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi.

C. Batasan Operasional 1. Puskesmas mampu PONED

Adalah puskesmas dengan rawat inap yang mampu menyelenggarakan pelayanan obstertri dan neonatal emergensi/komplikasi tingkat dasar dalam 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.

2. Rumah sakit mampu PONEK

Rumah sakit PONEK 24 jam memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pelayanan pertolongan kegawatdarurataan obstetrik dan neonatal dasar maupun komprehensif untuk secara langsung terhadap ibu hamil/ ibu bersalin serta ibu nifas baik yang datang sendiri maupun yang dirujuk oleh kader/masyarakat, bidan di desa, puskesmas maupun puskesmas mampu PONED.

3. Sistem rujukan

Adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.

D. Landasan Hukum

1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2009 no. 144)

2. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (lembarn negara Republik Indonesia tahun 2004 no. 116)

3. Undang – undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (lembaran negara Republik Indonesia tahun 1999 no.)

(3)

4. Undanga-undang no. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (lembar negara Republik Indonesia tahun 2011 no. 116)

5. Peraturan Presiden no. 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

6. Peraturan Menteri Kesehatan no 01 tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Perseorangan (lembaran negara Republik Indonesia tahun 2012 no. 122)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Puskesmas mampu PONED adalah :

No Struktur Kualifikasi

1 Tim Inti

Dokter umum (minimal 1 orang) Bidan, minimal DIII (minimal 1 orang) Perawat, minimal DIII (minimal 1 orang)

pelatihan PONED pelatihan PONED pelatihan PONED 2 Tim Pendukung

Dokter umum (1-2 orang) Bidan DIII (minimal 5 orang) Perawat DIII (minmal 5 orang) Analis Laboratorium 1 orang

Petugas administrasi minimal 1 orang

ojt di puskesmas ojt di puskesmas ojt di puskesmas 3 Tim Promkes Kasubag TU Kordinator Yanmas Programmer Promkes Sanitarian Nutisionist

(4)

3 Tenaga Penunjang Petugas dapur Petugas kebersihan Petugas Keamanan Pengemudi Ambulans

B. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)

1. Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-sama dan di pertanggung jawabkan oleh Kordinator Klinis, Kordinator Bidan dan Kordinator Perawat.

2. Jadwal jaga dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada akhir bulan sebelum pelaksanaan jadwal.

3. Untuk tenaga doter, bidan maupun perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka petugas perawat tersebut dapat bertukar jadwal dengan sejawatnya dan mencatatakan perubahan jaga tersebut di lembar jadwal jaga.

4. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur dan cuti.

(5)

BAB III

STANDAR FASILITAS

(6)

B. Standar Fasilitas

I. Fasilitas & Sarana

Ruangan VK berlokasi di gedung lantai 1 dan rawat inap puskesmas untuk mempermudah pemindahan ibu pasca bersalin ke ruang rawat inap persalinan untuk monitoring selanjutnya. Ruang rawat inap di puskesmas I Wangon ada sebanyak 5 kamar rawat inap umum 1 kamar diperuntukkan untuk ibu bersalin 1 kamar untuk ruang nifas.

II. Peralatan

Peralatan yang tersedia di puskesmas dengan PONED adalah sbb Alat maternal:

1. Meja instrumen 2 rak 1 buah

2. Bak Instrumen tertutup besar (Obsgin) 1 buah 3. Tromol kasa 2 buah

4. Nierbekken/ Kidney disk 2 buah 5. Timbangan injak dewasa 1 buah

6. Pengukur tinggi badan (microtoise) 1 buah 7. Standar infus 1 buah

8. Lampu periksa Halogen 1 unit

9. Tensimeter/ sphygmomanometer dewasa 1 buah 10. Stetoskop dewasa 1 buah

11. Termometer 1 buah

12. Tabung oksigen + Regulator 1 unit 13. Masker oksigen + Kanula nasal 2 unit

14. Tempat tidur periksa (examination bed) 2 unit 15. Lemari Obat 1 buah

(7)

17. Pita pengukur lengan atas (LILA) 1 buah

18. Pocket Fetal Hearth Rate Monitor (Doppler) 1 unit 19. Tempat tidur untuk persalinan (Partus bed) 2 unit 20. Plastik alas tidur 1 buah

21. Klem kasa (korentang) 1 buah

22. Tempat klem kasa (korentang) 1 buah 23. Spekulum Sims kecil 1 buah

24. Spekulum Sims medium 1 buah 25. Spekulum Sims besar 1 buah

26. Spekulum cocor bebek Grave kecil 1 buah 27. Spekulum cocor bebek Grave medium 1 buah 28. Spekulum cocor bebek Grave besar 1 buah 29. Kit resusitasi dewasa 1 unit

30. Nasogastric tube dewasa 1 buah 31. Kacamata/ goggle 2 buah

32. Masker 1 kotak 33. Apron 2 buah

34. Sepatu boot 2 pasang 35. Sterilisator kering 1 buah

36. Tempat sampah tertutup 3 buah 37. Setengah Kocher 4 buah

38. Gunting episiotomy 4 buah 39. Gunting talipusat 4 buah 40. Gunting benang 4 buah 41. Pinset anatomis 4 buah 42. Pinset sirurgis 4 buah 43. Needle holder 4 buah 44. Nelaton kateter 4 buah

45. Jarum jahit tajam (cutting) G9 1 amplop 46. Jarum jahit tajam (cutting) G11 1 amplop 47. Klem Kelly/ Klem Kocher lurus 1 buah

(8)

48. Klem Fenster/ Klem Ovum 4 buah 49. Needle holder 2 buah

50. Pinset anatomis 1 buah 51. Pinset sirurgis 1 buah 52. Mangkok iodin 1 buah

53. Tenakulum Schroeder 1 buah 54. Gunting Mayo CVD 1 buah 55. Aligator ekstraktor AKDR 1 buah 56. Klem penarik benang AKDR 1 buah 57. Sonde uterus Sims 1 buah

58. Tes celup Urinalisis Glukose & Protein 1 kit 59. Tes celup hCG (tes kehamilan) 200 buah 60. Benang chromic 3/0 1 kotak

61. Spuit disposable (steril) 1 ml 100 buah 62. Spuit disposable (steril) 3 ml 200 buah 63. Spuit disposable (steril) 5 ml 200 buah 64. Spuit disposable (steril) 10 ml 50 buah 65. Spuit disposable (steril) 20 ml 50 buah 66. Infus Set Dewasa 50 buah

67. Kateter intravena 18 G 50 buah 68. Kateter intravena 20 G 50 buah 69. Kateter Folley dewasa 16 G 5 buah 70. Kateter Folley dewasa 18 G 5 buah 71. Kantong urin 10 buah

72. Sarung tangan steril 7 50 pasang 73. Sarung tangan steril 7,5 50 pasang 74. Sarung tangan steril 8 50 pasang

75. Sarung tangan panjang (manual plasenta) 10 pasang 76. Plester non woven 1 buah

77. Sabun cair untuk cuci tangan 1 buah 78. Povidon Iodin 10 % 1 buah

(9)

79. Alkohol 75 % 1 buah Alat Neonatal/bayi:

1. Timbangan neonatus + bayi 1 buah 2. Lampu emergensi 2 buah

3. Kit resusitasi neonates 1 unit 4. Sungkup resusitasi 1 set

5. Pompa penghisap lendir elektrik 1 set 6. Handuk pembungkus neonatus 6 buah 7. Klem arteri Kocher mosquito lurus 1 buah 8. Klem arteri Kocher mosquito lengkung 1 buah 9. Klem arteri Pean mosquito 1 buah

10. Pinset sirurgis 1 buah 11. Pinset jaringan kecil 1 buah 12. Pinset bengkok kecil 1 buah 13. Needle holder 2 buah

14. Gunting jaringan Mayo ujung tajam 1 buah 15. Gunting jaringan Mayo ujung tumpul 1 buah 16. Gunting jaringan Iris lengkung 1 buah 17. Skalpel 1 buah

18. Bisturi 5 buah

19. Baskom kecil 1 buah

20. Pinset jaringan (sirurgis) 1 buah 21. Kantong Metode Kanguru 10 buah

22. Inkubator Ruangan dengan termostat sederhana 1 buah 23. Infus Set Pediatrik 1 kotak

24. Kanula penghisap lendir neonatus 2 buah 25. Klem tali pusat 100 buah

e. Ambulance

Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien puskesmas memiliki 2 ( dua ) unit ambulance yang siap 24 jam beserta pengemudi.

(10)

Fasilitas & Sarana untuk Ambulance A. Perlengkapan Ambulance 1. Ac 2. Sirine 3. Lampu rotater 4. Sabuk pengaman

5. Sumber listrik / stop kontak 6. Lemari untuk alat medis 7. Lampu ruangan

(11)

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. TATA LAKSANA PELAYANAN PONED I. Petugas Penanggung Jawab  Dokter

 Bidan  Perawat

 Petugas laboratarium  Petugas Admission

II. Perangkat Kerja  Tensimeter  Stetoskop  ATK III. Tata Laksana

1. Petugas menerima kunjungan ibu hamil yang akan melahirkan baik yang datang sendiri maupun yang dirujuk oleh masyarakat/kader atau bidan

2. Petugas akan melakukan pemeriksaan kondisi ibu, dan mengidentifikasi terhadap adanya kemungkinan komplikasi

3. Apabila kondisi ibu memungkinkan untuk ditangani di puskesmas maka ibu akan dipersiapkan untuk melahirkan di puskesmas 4. Apabila kondisi ibu tidak memungkinkan ditangani di

puskesmas, maka petugas mempersiapkan atau memberikan penanganan awal untuk menstabilkan kondisi ibu sambil menghubungi rumah sakit yang akan menerima rujukan.

5. Ibu dirujuk ke rumah sakit dengan pengawalan tenaga kesehatan yang terlatih hingga diterima di rumah sakit yang dituju.

(12)

 Perdarahan dalam persalinan  Eklamsi

 Retensio plasenta

 Penyulit pada persalinan  Infeksi

 Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin  Persalinan pre-term

 Grafik patograf menunjukan persalinan sudah masuk ke fase bertindak

E. TATA LAKSANA TRANSPORTASI PASIEN I. Petugas Penanggung Jawab

- Dokter - Bidan - Perawat

- Supir Ambulan II. Perangkat Kerja

- Ambulan - Alat Tulis

III. Tata Laksana Transportasi Pasien

1. Pengemudi ambulan mempersiapkan ambulan dan menempatkannya di depan pintu keluar dengan posisi sedemikian sehingga memudahkan pasien masuk.

2. Petugas bersama dengan pengemudi menaikkan pasien dan menempatkannya di bed pasien di ambulan dengan posisi senyaman mungkin bagi pasien.

3. Pengemudi mengendarai ambulan sambil petugas pendamping pasien memastikan kondisi pasien tetap stabil

4. Setelah sampai di rumah sakit yang dituju, petugas menyerahkan surat rujukan dan pasien kepada petugas di rumah sakit

(13)

BAB V LOGISTIK

OBAT YANG DIPERLUKAN DALAM PELAYANAN PONED I. Perdarahan

 Ringer Laktat (500 ml)  NaCl 0,9% (500 ml)

 Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml)  Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet)  Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

 Transfusi set dewasa  Kateter intravena no. 18 G  Kateter Folley no.18  Kantong urin dewasa  Disposible syringe 3 ml  Disposible syringe 5 ml

II. Hipertensi dalam kehamilan  Ringer Laktat (500 ml)

 MgSO4 20% (25 ml)  MgSO4 40% (25 ml)

 Glukonas kalsikus 10% injeksi (20 ml)  Diazepam 5 mg injeksi (2 ml)

 Nifedipin 10 mg (tablet)  Transfusi set dewasa  Kateter intravena no. 18 G  Kateter Folley no.18  Kantong urin dewasa  Disposible syringe 3 ml  Disposible syringe 5 ml  Disposible syringe 10 ml III. Infeksi  Ringer Laktat (500 ml)  NaCl 0,9% (500 ml)  Ampisilin 1 g injeksi  Metronidazol 500 mg injeksi  Amoksilin 500 mg (tablet)  Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)  Aquadest pro injeksi (25 ml)

(14)

 Parasetamol 500 mg (tablet)  Infus set dewasa

 Kateter intravena no. 18 G  Kateter Folley no.18  Kantong urin dewasa  Disposible syringe 3 ml  Disposible syringe 5 ml IV. Abortus  Ringer Laktat (500 ml)  NaCl 0,9% (500 ml)  Diazepam 5 mg injeksi (2 ml)

 Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml)  Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet)  Amoksilin 500 mg (tablet)

 Asam Mefenamat 500 mg (tablet)  Infus set dewasa

 Kateter intravena no. 18 G  Disposible syringe 3 ml  Disposible syringe 5 ml V. Robekan jalan lahir  Ringer Laktat (500 ml)  NaCl 0,9% (500 ml)

 Lidokain HCl 2% injeksi (2 ml)  Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

 Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml)  Amoksilin 500 mg (tablet)

 Asam Mefenamat 500 mg (tablet)

 Chromic catgut no.1, atraumatik (sachet)

 Chromic catgut no.2/0 atau 3/0, atraumatik (sachet)  Transfusi set dewasa

 Kateter intravena no. 18 G  Kateter Folley no.18  Kantong urin dewasa  Disposible syringe 3 ml  Disposible syringe 5 ml

VI. Syok anafi laktik  Ringer Laktat (500 ml)  NaCl 0,9% (500 ml) 

(15)

 Difenhidramin HCl 10 mg injeksi (1 ml)  Dexametason 5 mg injeksi (1 ml)  Transfusi set dewasa

 Kateter intravena no. 18 G  Kateter Folley no.18  Kantong urin dewasa  Disposible syringe 3 ml  Disposible syringe 5 ml

KEBUTUHAN OBAT PELAYANAN NEONATAL EMERGENSI DASAR  Vit.K1/Pithomenadion inject

 Spuit 1 ml (utk vit.K)  Salep mata tetrasiklin 1%

 Cairan infus RL Botol infus 500 ml

 Cairan infus NaCl 0,9% Botol infus 500 ml  Cairan infus Dextrose 10% Botol infus 500 ml  Aquadest untuk pelarut Botol

 Alkohol 70%  Povidone Iodine  Penicillin procain  Ampicillin injeksi

 Gentamisin injeksi Vial 2 ml isi 20 mg  Gentamisin injeksi Vial 2 ml isi 80 mg  Fenobarbital injeksi

 Diazepam injeksi Ampul 1 ml dan 2 ml  Abbocath/wing needle

(16)

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman.

Sistem tersebut meliputi :  Asesmen resiko

 Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien  Pelaporan dan analisis insiden

 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :  Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

 Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B. Tujuan

 Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas

 Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat

 Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di puskesmas

 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

STANDAR KESELAMATAN PASIEN

1. Pasien mendapatkan informasi mengenai Hak pasien 2. Melakukan pendidikan pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk

(17)

5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien C. TATA LAKSANA

a. Melakukan upaya pencegahan kejadian tidak diinginkan terhadap pasien. b. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada

pasien

c. Melaporkan setiap kejadian kepada kordinator klinis d. Mengobservasi keadaan umum pasien

(18)

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

I. Pendahuluan

Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat secara bermakna. Demikian juga penyakit-penyakit lain yang penularannya melalui produk darah atau benda yang terkontaminasi dengan produk darah penderita seperti Hepatitis B dan Hepatitis C.

Maka sudah seharusnya setiap orang yang bersentuhan dengan penderita penyakit ini harus melakukan rosedur Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution untuk menjaga dirinya sendiri tidak tertular penyakit dan tidak menularkan penyakit.

II. Tujuan

a. Mencegah petugas kesehatan tertular penyakit dari pasien.

b. Mencegah petugas kesehatan menularkan penyakit kepada pasien.

III. Prinsip Keselamatan Kerja

Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :

a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.

c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

(19)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifikatas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.

Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual. 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metode yang digunakan

4. Tercapainya indikator

Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX PENUTUP

Pedoman pelaksanaan PONED dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan PONED di Puskesmas I Wangon. Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di Puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan

(20)

perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.

Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar di Puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Penanggung Jawab PONED

Referensi

Dokumen terkait

Program : Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kegiatan : Pembangunan Sarana Penunjang Rumah Sakit.. Pekerjaan : Pembuatan Jaringan Air Minum / Air Bersih Lokasi

Program : Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kegiatan : Pembangunan Sarana Penunjang Rumah Sakit.. Pekerjaan : Pembangunan Konstruksi Jaringan Air Kotor /

Meningkatnya sarana dan prasarana penunjang dalam peningkatan layanan di rumah sakit.

Pelayanan kasus emergensi maternal dan neonatal dasar (PONED) di Puskesmas dan Pelayanan kasus emergensi maternal dan neonatal komprehensif (PONEK) di rumah sakit harus

Jasa Sarana dan Prasarana adalah jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit kepada seseorang berupa jasa rumah sakit, bahan dan alat ( bahan

Kegiatan yang terlaksana tahun 2015 adalah: tidak ada (anggaran tidak tersedia).. 17 Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisasi serta sarana prasarana kedokteran yang permanen menyelengarakan pelayanan

Pada rumah sakit yang belum memiliki RD namun memiliki tenaga nutrisionis teregistrasi (NR) atau teknikal registered dietesien (TRD) dapat melakukan pelayanan