• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, pemasaran memiliki definisi sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong, 2008:6).

2.1.2 Model Proses Pemasaran

Model Proses Pemasaran dibawah menunjukkan bahwa proses pemasaran terdiri atas 4 langkah pertama yaitu, perusahaan bekerja untuk memahami

pelanggan, menciptakan nilai bagi pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Dalam langkah terakhir, perusahaan mendapatkan hasil dengan menciptakan nilai yang unggul bagi pelanggan. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 dibawah ini.

(2)

Menciptakan nilai untuk pelanggan dan membangun hubungan pelanggan Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul Membangun hubungan yang menguntungk an dan menciptakan kepuasan pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan

Sumber : (Kotler dan Arsmtrong, 2008:6)

Gambar 2.1 Model Proses Pemasaran

2.1.3 Manajemen Pemasaran

Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu dalam memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dalam target pasar itu. Tujuan manajemen pemasaran adalah menemukan, menarik, mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan sasaran dengan menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan keunggulan nilai bagi pelanggan (Kotler and Armstrong, 2008:10).

Menangkap kembali nilai dari pelanggan

(3)

2.2Produk

2.2.1 Pengertian Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekadar barang-barang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide atau bauran entitas-entitas ini (Kotler and Armstrong, 2008:266).

2.2.2 Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:269), Produk terbagi atas dua kelompok berdasarkan tipe konsumen yang menggunakannya-produk konsumen dan produk industri.

2.2.2.1 Produk Konsumen

Produk konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya menggolongkan produk dan jasa ini lebih jauh berdasarkan bagaimana cara konsumen membelinya. Produk konsumen ini meliputi produk kebutuhan sehari-hari, produk belanja, produk khusus dan produk yang tak dicari.

1. Produk kebutuhan sehari-hari adalah produk konsumen yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan pembelian yang minimum.

(4)

2. Produk belanja adalah produk dan jasa konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya produk secara cermat.

3. Produk khusus adalah produk konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek di mana sekelompok pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian khusus.

4. Produk yang tak dicari adalah produk konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen atau produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen tidak berpikir untuk membelinya.

2.2.2.2 Produk Industri

Produk Industri (industrial product) adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. Oleh karena itu, perbedaan antara produk konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan untuk apa produk itu dibeli.

2.3Kemasan

2.3.1 Pengertian Kemasan

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:275), Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus untuk sebuah produk. Pada dasarnya, fungsi utama kemasan adalah menyimpan dan melindungi produk. Namun, saat ini ada banyak faktor yang membuat kemasan menjadi

(5)

sarana pemasaran penting. Kompetisi dan kerumunan yang semakin padat di rak-rak toko pengecer berarti bahwa kemasan sekarang harus melakukan banyak tugas penjualan-mulai dari menarik perhatian pelanggan, menggambarkan produk, hingga membuat penjualan.

Desain kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar. Pada akhirnya desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33 ).

1. Warna

Warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemasan atau produk sebelum fitur visual lainnya. Warna membedakan kepribadian, menarik perhatian ke atribut-aribut lainnya, dan memungkinan untuk membuat perbedaan dari kompetitor dalam lingkungan ritel yang ramai. Keputusan pembelian sering dibuat berdasarkan hal tersebut.

Warna dapat digunakan untuk mengindikasikan pembuat dan merek. Warna dapat mengindikasikan budaya, jenis kelamin, usia, etnis, daerah lokal dan harga, atau membedakan elemen-elemen visual dan elemenelemen tipografi.

(6)

Penggunaan warna yang tepat dapat dapat menerobos kategori produk dan mendiferensiasi ragam produk-komposisi, rasa, atau bau-dalam suatu lini produk.

Banyak produk konsumsi yang dikenali dari warna desain kemasannya. Warna merupakan segi penting suatu kepribadian produk atau citra merek. Jika warna “mempunyai karakter yang unik” atau memiliki arti sekunder (konsumen segera mengaitkan desain dengan merek tertentu). Warna bisa menjadi suatu merek dagang dan menjadi “pembungkus dagang” suatu kemasan. Ukuran, bentuk, konfigurasi grafis, warna dan komponen-komponen, nonfungsional desain yang lain, bisa menjadi merek dagang.

Pemakaian satu warna yang konsisten dalam satu desain kemasan atau dalam suatu lini produk dapat menetapkan warna sebagai alat pengidentifikasi

merek. Konsistensi pemakaian warna dapat mencegah produk pesaing untuk meniru bungkus dagang produk secara sengaja. Karena desain kemasan diidentifikasi dari warnanya.

2. Tipografi

Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk.

(7)

Tipografi diturunkan dari kata-kata Yunani typos (“impresi‟) dan graphein (“menulis”). Tipografi adalah penggunaan bentuk huruf untuk mengkomunikasikan secara visual suatu bahasa lisan. Oleh karena huruf dibentuk oleh budaya asal huruf, penggunaan huruf sebagai sarana tipografi adalah bagian dari bahasa visual suatu budaya.

Bentuk tipografi bisa berupa huruf atau karakter individual, kata-kata, bentuk-bentuk, atau simbol-simbol. Kemudahan untuk dibaca, mudah dikenali, waktu bacaan, (berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk membacanya), ukuran, bentuk, dan gaya, semuanya merupakan karakteristik tipografi yang mempengaruhi komunikasi. Secara khusus, baik mekanika cara pembacaan, (misalnya, dari kiri ke kanan dan sebaliknya) maupun persepsi individual mempunyai pengaruh penting pada komunikasi tipografi.

Aturan tipografi yang dapat diaplikasikan pada medium cetak lainnya seperti ukuran huruf, penggunaan huruf besar, penggunaan tipe huruf dekoratif, urutan tipografi, spasi, kerning, dan tanda sambung bukan merupakan aturan yang diharuskan sama dalam kemasan. Karena tipografi dalam kemasan digunakan untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran pada media tiga dimensi dan awalnya terlihat dari kejauhan oleh konsumen masyarakat dari berbagai latar budaya, sosial dan etnis yang berbeda, dalam waktu yang singkat, aturan tipografi diarahkan oleh masing-masing individu.

Tipografi untuk Desain Kemasan haruslah :

(8)

2. Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi

3. Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar belakangnya.

4. Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk.

3. Struktur dan Material

Dalam pikiran konsumen, kemasan adalah produk. Bagi banyak produk, konfigurasi fisik mewujudkan identitas visual suatu merek. Struktur dan material digunakan sebagai tempat penyimpanan, perlindungan dan transportasi produk dan menyediakan permukaan fisik bagi desain kemasan.

Dalam lingkungan ritel struktur kemasan mendukung umur penyimpanan produk dan menyediakan kualitas nyata dan fitur protektif yang kesemuanya mempengaruhi ketertarikan awal konsumen terhadap produk. Pemilihan struktur pada akhirnya ditentukan oleh keputusan pengguna akhir, dimana struktur melakukan tugas ergonomisnya termasuk membuka dan menutup dengan baik, mengeluarkan dan beberapa kasus menyimpan produk. Pertimbangan material dan keunggulan serta kelemahannya harus dipertimbangkan diawal setiap tugas desain kemasan.

Keputusan struktural dan material bisa menjadi isu yang paling penting karena keputusan ini mengarah pada perlindungan dan transportasi produk yang efektif, dan pada akhirnya kepuasan konsumen. Struktur dan material mungkin ditentukan oleh apa yang telah tersedia di pasar atau oleh teknologi dan penemuan

(9)

baru. Apapun itu, dasar desain kemasan ditentukan oleh faktor desain struktural. Pengetahuan dasar mengenai berbagai tipe material dan struktur yang sesuai untuk desain kemasan adalah merupakan hal yang penting. Struktur dan material bisa dibagi kedalam beberapa kategori umum.

a) Kardus

Kardus bisa menjadi kemasan yang fungsional, murah dan dapat didaur ulang. Sifat fungsional kardus memunginkan kreativitas struktural dan bahkan karton lipat sederhana bisa menjadi solusi yang baik karena permukaannya yang luas dan datar dapat berfungsi sebagai tempat untuk membangun billboarding bagi identitas merek.

b) Plastik

Terdapat banyak variasi plastik yang menawarkan kualitas dan properti yang berbeda-beda yang melayani serangkaian kebutuhan penyimpanan. Variasi plastik tersebut bisa kaku atau fleksibel, bening, putih, atau berwarna, transparan, ataupun opaq dan dapat dicetak kedalam berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Struktur kemasan plastik digunakan dalam hampir semua kategori produk, termasuk tempat susu, botol soda, tempat mentega, mangkuk pasta, atau nasi yang dapat dimasukkan dalam micro wave, sampo, obat-obatan beku, sabun, dan lain-lain. Desain kemasan plastik dengan kontur atau bentuk yang khas akan mudah diidentifikasi dan memberikan karakter bagi suatu kategori produk.

(10)

c) Karton Lipat

Karton lipat biasanya didesain dengan konstruksi selembar kardus atau kardus gelombang yang di press, kemudian diberi alur untuk dilipat, dan dilem untuk menghasilkan sebuah bentuk struktur.

d) Kotak Jadi

Kotak jadi adalah struktur kaku yang telah dicetak dengan bagian atas dan bagian bawah. Kotak jadi umumnya dibuat dari kardus yang berat atau papan yang terbuat dari serpihan kayu dan dilaminasi dengan kertas dekoratif, material dekoratif atau material lainnya. Sering digunakan untuk bahan kosmetik, permen, perhiasan, dan produk kelas atas lainnya. Struktur ini merupakan struktur rumit yang memberikan kesan mewah dan menambah daya tarik visual bagi produk.

e) Kaleng

Kaleng logam telah dipakai sebagai kemasan sejak awal 1800, dikembangkan untuk menyuplai makanan kepada militer Inggris dan kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat, mengawali diproduksinya kaleng besi lapis timah pertama. Saat ini kaleng logam sangat ringan dan seringkali dilapisi dengan material yang mencegah interaksi dengan produk. Kaleng merupakan benda yang kuat, hemat ruang, dan dapat didaur ulang.

(11)

f) Logam

Kemasan logam dibuat dari timah, aluminium dan baja. Ketersediaan bahan baku produksi telah membuat material kemasan ini sebagai struktur berbiaya rendah untuk dapat di produksi. Makanan hasil olahan, aerosol, cat, bahan kimia dan produk-produk otomotif adalah beberapa produksi konsumsi umum yang menggunakan kaleng dan botol baja. Aluminum seringkali digunkan dalam kategori produk minuman berkarbonasi serta kategori kesehatan dan kecantikan.

g) Kaca

Kontainer kaca dikenalkan dalam bentuk, ukuran dan warna yang sangat bervariasi dan merupakan struktur yang umum dalam hampir semua kategori produk konsumsi. Kaca dapat dicetak menjadi bentuk yang beraneka ragam dengan bagian bukaan dan ornamen yang bervariasi. Desain botol yang inovatif menggunakan pelabelan dan teknik cetak yang berbeda-beda adalah sarana untuk mencapai desain kemasan yang sesuai. Secara alamiah, sifat kaca yang inert (tidak bereaksi dengan isi yang dikandungnya ) membuatnya lebih sesuai dibandingkan material lainnya yang cenderung berinteraksi dan mempengaruhi makanan, obat-obatan dan beberapa produk lain.

h) Kemasan Siap Pakai

Kemasan siap pakai adalah istilah yang digunakan untuk struktur dan material yang tidak dibuat secara khusus namun tersedia di pasar. Kaca, plastik dan logam adalah beberapa material yang digunakan untuk

(12)

membuat struktur kemasan dan penutup siap pakai. Struktur kemasan siap pakai tidak dikhususkan untuk satu merek atau perusahaan, yang berarti kemasan tersebut tersedia untuk semua orang. Dengan desain dan pembuatan struktur dan penutup baru yang terus menerus, pilihan kemasan siap pakai menjadi banyak dan tumbuh pesat.

4. Citra

Persepsi mengenai suatu citra berbeda dari suatu budaya dengan budaya lainnya. Tidak seperti warna, citra mempunyai interpretasi standar yang lebih sedikit dan mewakili hal yang berbeda bagi orang yang berbeda. Bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra baik berupa foto maupun ilustrasi dapat memberikan impresi visual yang kuat. Konsumen melihat gambar sebelum membaca teks. Bila digunakan secara benar, citra bisa menjadi alat desain yang efektif. Ilustrasi, foto, ikon, simbol dan karakter bisa dibuat dalam berbagai gaya yang menciptakan bahasa visual yang kaya dan memberikan rangsangan visual. Citra bisa sederhana, memberikan pengenalan konsep yang cepat, atau bisa juga rumit atau menyimpang, membuat orang harus melihatnya lebih lama agar dapat memahami arti citra itu. Citra harus tepat dan langsung mengena sasaran dalam mengkomunikasikan kepribadian merek dan atribut produk tertentu. Pengkomunikasian pembangkit selera dalam desain kemasan makanan, konotasi gaya hidup, sugesti, mood, dan instruksi penggunaan produk adalah cara-cara pembentukan citra atau desain kemasan.

(13)

2.3.2 Tujuan Desain Kemasan

Menurut Klimchuk dan Krasovec (2006:49) tujuan desain kemasan adalah : 1. Menampilkan atribut unik sebuah produk

2. Memperkuat penampilan estetika dan nilai produk

3. Mempertahankan keseragaman dalam kesatuan merek produk 4. Memperkuat perbedaan antara ragam produk dan lini produk

5. Mengembangkan bentuk kemasan berbeda yang sesuai dengan kategori 6. Menggunakan material baru dan mengembangkan struktur inovatif untuk

mengurangi biaya, lebih ramah lingkungan, atau meningkatkan fungsionalitas.

2.4 Perilaku Konsumen

2.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2013:2).

Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seseorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Dalam studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu.

(14)

Studi mengenai perilaku konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk :

1. Merancang bauran pemasaran. 2. Menetapkan segmentasi.

3. Merumuskan positioning dan pembedaan produk. 4. Memformulasikan analisis lingkungan bisnisnya. 5. Mengembangkan riset pemasarannya.

Studi tentang perilaku konsumen ini akan menghasilkan tiga formasi penting, yaitu :

1. Orientasi/cara/cara pandang konsumen (a consumer orientation).

2. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (facts about buying behavior). 3. Konsep/teori yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam

berkeputusan(theories to guide the thinking process).

2.4.2 Hubungan Perilaku Konsumen Dengan Strategi Pemasaran

Strategi Pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk memengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Strategi pemasaran, khususnya yang dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan yang berhasil, memiliki kekuatan terhadap konsumen dan masyarakat luas. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang

(15)

berbagai macam tawaran pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan produk. Ini tidak berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis. Akan tetapi, kekuatan pemasaran serta kemampuan riset pemasaran dan analisis konsumen untuk mendapatkan pandangan tentang perilaku konsumen tidak perlu dikurangi atau disalahgunakan.

2.4.3 Elemen Strategi Pemasaran yang melibatkan Isu konsumen

Tabel di bawah menyajikan beberapa isu perilaku konsumen yang dilibatkan dalam pengembangan berbagai aspek strategi pemasaran. Tabel di bawah juga menunjukkan bahwa memahami konsumen adalah elemen yang penting dalam pengembangan strategi pemasaran.

Tabel 2.1

Elemen Strategi Pemasaran yang Melibatkan Isu Konsumen Elemen Strategi Isu Konsumen

Segementasi 1. Konsumen mana yang paling tepat untuk produk kita ? 2. Sifat konsumen mana yang harus digunakan untuk

mensegmentasi pasar produk kita?

Produk 1. Produk mana yang digunakan oleh konsumen saat ini? 2. Keuntungan apa yang diharapkan dari produk tersebut? Promosi 1. Promosi yang bagaimana yang dapat memengaruhi

konsumen untuk membeli dan menggunakan produk kita? 2. Iklan yang bagaimana yang efektif untuk produk kita? Harga 1. Seberapa penting harga bagi konsumen untuk setipa pasar

(16)

sasaran?

2. Apa dampak dan perubahan harga terhadap perilaku pembelian?

Distribusi 1. Dimana konsumen membeli produk ini?

2. Apakah sistem distribusi yang berbeda akan mengubah perilaku pembelian?

Sumber : (Setiadi, 2013:9)

2.4.4 Faktor-faktor Pribadi

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu :

a) Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. b) Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

(17)

c) Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung. d) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian dan Konsep diri adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

(18)

2.5 Proses Pengambilan Keputusan

Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap-tahap itu.

Sumber : (Setiadi, 2013:14)

Gambar 2.2

Proses Pengambilan Keputusan

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau ransangan eksternal seseorang.

Mengenali Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Membeli Perilaku Pasca-Pembelian

(19)

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya untuk melakukan pembelian akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu:

a) Sumber Pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan

b) Sumber Komersil: iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan, pameran c) Sumber Umum: media massa, organisasi konsumen

d) Sumber Pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk. 3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi alternatif keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Kemudian konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang disukainya

(20)

5. Perilaku Pasca Pembelian

Merupakan perilaku dimana menyangkut puas tidaknya konsumen terhadap produk yang sudah dibeli, jika konsumen puas maka kemungkinan besar dia akan membelinya lagi jika tidak maka dia akan beralih ke produk pesaing. 6. Kepuasan Sesudah Pembelian

Kepuasan sesudah pembelian, yaitu setelah membeli suatu produk, seorang konsumen mungkin mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan mengiginkan produk cacat tersebut, yang lainnya akan bersifat netral dan beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang meningkatkan nilai dari produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tentang produk dan kemampuan dari produk tersebut.

7. Tindakan-tindakan sesudah pembelian

Yaitu kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi ketidakcocokan tersebut dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai tinggi.

(21)

8. Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian

Pemasar harus mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan cara pemakaian penggunaan baru, ini haruslah menarik minat pemasar karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan. Bila konsumen menyimpan produk tersebut di lemari mereka, ini merupakan petunjuk bahwa produk tersebut kurang memuaskan dan konsumen tidak akan menjelaskan hal-hal yang baik dari produk tersebut kepada orang lain. Bila mereka menjual atau menukar produk, maka ini berarti penjualan produk berikutnya akan menurun. Apabila mereka membuangnya, terutama bila dapat merusak lingkungan seperti susu kaleng, minuman ringan dan popok bayi yang tahan lama. Pada akhirnya, pemasar perlu mempelajari pemakaian dan pembuangan produk untuk mendapatkan isyarat-isyarat dari masalah-masalah dan peluang-peluang yang mungkin ada.

(22)

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Judul Peneliti Variabel Alat

Analisis Hasil 1. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh i Keputusan Membeli Produk Organik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara) Gunaw ati (2014) Faktor Sosial (X1), Faktor Pribadi (X2), Faktor Psikologi (x3), dan Keputusan Pembelian (Y) Analisis Regresi Linear Berganda Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel sosial, pribadi, dan psikologi terhadap keputusan membeli (Y) produk organik pada mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat USU. 2. Influence of Product Packaging on Purchase Decisions Mersid (2014) Packaging Color(X1), Design of Wrapper (X2), Printed Information(X 3), Background image(x4), Packaging Material (X5), Innovation (X6)and Buying Decision (Y). Multiple Linear Regressio n Analysis Predicted outcome of research is that package performs an important role in purchase decisions. 3. Impact of Product Packaging on Consumer‟s Buying Rizwan Rahee m Ahmed, Vishnu Packaging Color (X1), Packaging Material (X2), Design of Multiple Linear Regressio n Analysis According to the finding of the research study, it has been observed that the packaging

(23)

Behavior Parmar and Muham mad Ahmed Amin (2014)

Wrapper (X3) is the most

important factor. It is further concluded that the packaging

elements like its Colour, Packaging material, Design of Wrapper and innovation are more important factors when consumers making any buying decision. 4. Faktor Sosial, Pribadi, dan Psikologis Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry Gemini Pada Pt. Megamitra Makmur Sejahtera Cindy (2013) Faktor Sosial (X1), Faktor Pribadi (X2), Faktor Psikologi (x3), dan Keputusan Pembelian (Y) Analisis Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan secara simultan dan parsial faktor sosial, dan psikologis, berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan pribadi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan faktor sosial, pribadi dan psikologis konsumennya, mengingat koefisien regresi masih rendah atau masih dibawah satu.

(24)

5. Pengaruh Kemasan, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Donald (2013) Kemasan(X1), Harga(X2) ,K ualitas (X3) dan Keputusan Pembelian (Y) Analisis Regresi Linear Berganda Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan faktor kemasan, harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 6. Analisis Pengaruh Faktor, Sosial, Pribadi dan Psikologi yang Mempengaruh i Keputusan Pembelian pada PT. Yamaha Alfa Scorpii Medan Muji (2013) Faktor Sosial (X1), Faktor Pribadi (X2), Faktor Psikologi (x3), dan Keputusan Pembelian (Y) Analisis Regresi Linear Berganda Semua variabel faktor sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha dan nilainya positif. 7. Effect of Product Packaging in Consumer Buying Decision Nawaz Ahmad, Mohib Billo and Asad Lakhan (2012) Color of packaging (X1), Image (X2) and Buying Decision (Y) Multiple Linear Regressio n Analysis

It was found that the colors of packaging is the most important and significant feature followed by a picture or image of the purchasing which is significant 8. Analisis Pengaruh Faktor Sosial, Pribadi, dan Gordon (2011) Faktor Sosial (X1), Faktor Pribadi (X2), Faktor Analisis Regresi Linear Berganda Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor sosial, pribadi,

(25)

Psikologis Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Laptop Merek Toshiba Pada Mahasiswa Fk – Usu Psikologi (x3), dan Keputusan Pembelian (Y) dan psikologis secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pembelian produk laptop merek Toshiba pada mahasiswa FK - USU. 9. Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Produk Pelumas Oli Pertamina (Kendaraan Roda Dua) Studi Kasus SPBU 11.201.101 Jl. K.L Yos Sudarso Medan Annisa k (2010) Karakteristik Individu (X1), Faktor Psikologis (X2), dan Keputusan Pembelian (Y) Analisis Regresi Linear Berganda Berarti Karakteristik Individu (X1),dan faktor Psikologis (X2), berhubungan terhadap keputusan membeli (Y) menunjukkan hubungan yang cukup erat . 2.7 Kerangka Konseptual

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:275), Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus untuk sebuah produk. Selain itu, menurut Jugger (dalam Ahmad dkk, 2012) “brand purchases are being made or broken in the “final fiveseconds” is a brand is not adequately

(26)

supported with media advertising, packaging must plays a greater role in the brand’s marketing”. Yang berarti pembelian atas sebuah merek dilakukan atau dibatalkan dalam “5 detik terakhir” adalah merek yang tidak di support oleh media iklan, sehingga kemasan harus memerankan peran yang penting dalam pemasaran merek. Sehingga, kemasan atas suatu produk merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat konsumen memutuskan akan membeli atau tidaknya sebuah produk.

Faktor pribadi merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:169) Keputusan dari pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri. Namun dikarenakan judul ini melakukan studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dimana para mahasiswa mayoritas masih belum memiliki pekerjaan dan memiliki usia yang tidak berbeda jauh maka faktor pribadi seperti usia dan pekerjaan tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Sehingga dengan adanya dukungan teori dari beberapa pakar maka dapat disusunnya kerangka konseptual dimana disimpulkan bahwa kemasan dan faktor pribadi memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian.

(27)

Berikut merupakan gambar yang menunjukkan kerangka konseptual dari penelitian ini :

Sumber : Ahmad dkk (2012) dan Kotler dan Arsmstrong (2008:169)

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang sudah diuraikan peneliti sebelumnya, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel kemasan dan faktor pribadi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk sampo Pantene pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Kemasan

Keputusan Pembelian

Gambar

Gambar 2.1  Model Proses Pemasaran
Tabel  di  bawah  menyajikan  beberapa  isu  perilaku  konsumen  yang  dilibatkan  dalam  pengembangan  berbagai  aspek  strategi  pemasaran
Tabel 2.2  Penelitian Terdahulu  No  Judul  Peneliti  Variabel  Alat

Referensi

Dokumen terkait

Fisioterapis melakukan asuhan fisioterapi dengan pendekatan penyelesaian masalah dan atau pemenuhan kebutuhan , menggunakan metode ilmiah, berpegang teguh pada sumpah dan kode

Kebutuhan obat-obatan , alkes habis pakai dan reagen untuk pasien rawat inap dan rawat jalan dan honor pegawai tidak tetap selamas 12 bulan. Perubahan lndikator

(2) Penataan Kawasan Pantura sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) dituangkan dalam satu rencana tata ruang sebagai bagian dari Thta Ruang Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas orang lain, diancam karena pembunuhan berencana dengan pidana mati atau dengan pidana seumur hidup, atau

Berdasarkan rumusan penelitian yang telah di uraikan di atas maka, tujuan penelitian dapat di rumuskan untuk meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala limpahan rahmat, rizki, kesehatan, kesempatan serta ilmu yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Di perangkat yang dibuat pada penelitian ini terdapat pompa air motor dc yang digunakan untuk proses mengairi lahan pertanian dan 2 Little box yang berisi sensor kelembaban

Menurut Rina Mustika (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Usaha Tani Budidaya Ikan Nila Dalam Kolam Di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan dengan