• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN IBU ANAK. Jurnal. p-issn e-issn X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN IBU ANAK. Jurnal. p-issn e-issn X"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Alamat Redaksi:

STIKES ‘Aisyiyah Bandung

Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 Bandung 40264

Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269

Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2017

Jurnal

&

IBU ANAK

ASUHAN

(2)

JURNAL ASUHAN IBU

&

ANAK (JAIA)

Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2017

Pelindung:

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Bandung

Penanggung Jawab:

Santy Sanusi, M.Kep.

Ketua:

Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.

Sekretaris:

Diah Nurindah Sari, SKM.

Bendahara: Riza Garini, A.Md. Penyunting/Editor: Giari Rahmilasari, S.ST., M.Keb.

Nurhayati, SST Perla Yualita, S.Pd., M.Pd.

Setting/Layout: Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Pemasaran dan Sirkulasi : Ami Kamila, SST

Mitra Bestari :

DR. Intaglia Harsanti, S. Si., M.Si Ari Indra Susanti, S.ST,. M.Keb. Dewi Nurlaela Sari, S.ST., M.Keb.

Alamat Redaksi:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269

E-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com

(3)

DAFTAR ISI

1. Pengaruh Buklet dan Ceramah Tanya Jawab terhadap Pengetahuan Mengenai Deteksi Kanker Serviks

Sri Wisnu Wardani, Tita Husnitawati Madjid, Sari Puspa Dewi ... 1 - 11

2. Pengaruh Video dalam Model TKIP terhadap Keikutsertaan Ibu Hamil Test HIV

Cherly Marlina, Ida Widiawati, Yulinda ... 13 - 23

3. Penggunaan Pembalut yang Aman untuk Kesehatan Reproduksi

Elmi Nuryati, Desi Ari Madiyanti ... 25 - 30

4. Kajian Intervensi Pencegahan Perilaku Seksual Berisiko HIV dalam Peningkatan

Self-Efficacy pada Remaja

Angga Wilandika ... 31 - 40

5. Pengaruh Konseling dan Penyuluhan terhadap Kualitas Hidup Menopause

Neneng Widaningsih ... 41 - 51

6. Edukasi Terapeutik sebagai Metode Pengendalian Infeksi pada Pasien Anak dengan Kanker

(4)
(5)

25

JAIA 2017;2(1):

JURNAL ASUHAN IBU

&

ANAK

25-30

PENGGUNAAN PEMBALUT YANG AMAN UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI Elmi Nuryati, Desi Ari Madiyanti

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pringsewu Lampung

ABSTRAK

Pembalut wanita merupakan benda yang sangat vital bagi kaum wanita bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok ketika seorang wanita sedang menstruasi. Perilaku memilih pembalut merupakan hal yang sangat penting untuk ditelaah secara mendalam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang penggunaan pembalut terhadap kesehatan reproduksi di SMA Muhammadiyah Kalirejo tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putri SMA Muhammadiyah Kalirejo. Teknik sampling yang digunakan stratified random sampling dengan jumlah sampel 55 responden. Pengumpulan data menggunakan questioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa remaja putri yang menggunakan pembalut adalah kelas X

dan XI (34,5%), putri berusia 16-18 tahun (63,6%), dan hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja putri yang menggunakan pembalut memiliki pengetahuan baik (81,8%). Melihat hasil penelitian ini maka remaja putri perlu merawat kebersihan dan kesehatan organ reproduksi agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan khususnya pada saat menstruasi.

Kata kunci : pengetahuan, pembalut, kesehatan reproduksi

Abstract

Sanitary napkins are a very vital thing for women has become a basic needs when a woman is menstruating. Behaviour to chosee sanitary napkins is very important to be explored. The purpose of this study was to describe a knowledge of teenage about the utilization of sanitary napkis to reproductive health in SMA Muhammadiyah Kalirejo. This study is used a descriptive survey design. The population is all of girl students of SMA Muhammadiyah Kalirejo. The sampling technique is stratified random sampling with 55 respondents.Data were collected by using questionnaires, and it is were analysed with univariate. The results showed that young women use sanitary napkins are in class X and XI (34.5%), range of aged 16-18 years (63.6%). The results of this study showed that girls who wear sanitary napkins have a good knowledge (81 , 8%). Result of of this study, young women are recommended to take care of hygiene and reproductive health in order to avoid a variety of health problems, especially during menstruation.

(6)

26 Elmi Nuryati, Desi Ari Madiyanti

JURNAL ASUHAN IBU

&

ANAK | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2017

LATAR BELAKANG

Menstruasi merupakan sebuah tanda dimana semua organ intim remaja putri tersebut telah siap untuk proses reproduksi. Selain perubahan fisik dan psikologik pada remaja putri yang telah mengalami menstruasi menunjukkan perkembangan kemampuan berfikir (kognitif) yaitu remaja putri mulai mengembangkan kemampuan berfikirnya secara abstrak, menggunakan prinsip-prinsip logika dalam berfikir teoritis dan konseptis dalam memperoleh informasi (Indrawati, 2012). Informasi yang diperoleh oleh remaja akan disesuaikan dengan pemikiran mereka seiring dengan munculnya rasa ingin tahu yang tinggi, dimana remaja tidak memperhatikan apakah informasi yang didapatkan itu baik atau tidak. Salah satu contohnya, remaja putri akan memilih menggunakan pembalut pada saat menstruasi karena mereka beranggapan bahwa pembalut lebih nyaman dan membuat mereka bebas bergerak sepanjang hari, dan mereka akan mencoba- coba berbagai produk pembalut yang menurut mereka mudah untuk diperoleh, namun banyak remaja putri yang kurang mengetahui dan kurang paham mengenai dampak dari penggunaan pembalut, sehingga mereka selalu mengabaikan faktor-faktor resiko yang akan terjadi terhadap kesehatan reproduksinya. Sidohutomo menjelaskan pengetahuan sangat berpengaruh tehadap sikap dan perilaku remaja dalam kehidupannya. Salah satu contohnya perilaku dalam memilih pembalut. (Wirenungan, 2013)

Perilaku memilih pembalut merupakan hal yang sangat penting untuk ditelaah secara mendalam. Hal ini karena berdasarkan kajian teoritis yang ada salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi atau setelah menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku personal hygiene serta mengetahui bagaimana menggunakan pembalut secara aman.

Terganggunya sirkulasi oksigen pada area organ reproduksi khususnya kesehatan reproduksi pada remaja putri dapat disebabkan karena pemakaian pakaian dalam yang tidak menyerap keringat dan pemakaian pembalut wanita (Wirenungan, 2013). Pembalut wanita merupakan benda yang sangat vital bagi kaum wanita bahkan sudah menjadi kebutuhan pokok ketika seorang wanita sedang menstruasi. Data statistik tahun 2010 wanita Indonesia sebanyak 118.048.783 orang dan yang termasuk usia subur sebanyak 67,4 juta orang. Jika diasumsikan bahwa setiap wanita subur akan mengalami menstrusi selama 7 hari dalam sebulan dan memakai 3 pembalut setiap harinya, pembalut yang digunakan oleh wanita sebanyak 1,4 milyar (Zamani et al., 2013). Fenomena yang ditemukan bahwa pembalut yang biasa kita gunakan ternyata terbuat dari kertas atau sampah daur ulang dan mengandung zat dioxin. Pembalut wanita tanpa disadari menjadi salah satu penyebab timbulnya banyak penyakit pada organ reproduksi wanita dengan ditemukannya zat dioxin pada pembalut yang sering kita gunakan (Iqbal, 2012).

Zat dioxin merupakan zat kimia yang terdapat didalam kandungan pembalut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Iqbal, 2012) terdapat sebanyak 107 bakteri permilimeter persegi ditemukan diatas pembalut wanita, kondisi inilah yang membuat pembalut menjadi sarang pertumbuhan bakteri merugikan, meski pembalut hanya dipakai selama 2 jam saja. Zat dioxin merupakan salah satu penyebab terjadinya myom, keputihan, kista, Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dan kanker serviks. Angka kejadian Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) tertinggi di Dunia adalah pada remaja (35%-42%) dan dewasa muda (27%-33%). Prevalensi ISR pada remaja di Dunia tahun 2006 yaitu: kandidiasis (25%-50%), vaginosis bakterial (20%-40%), dan trikomoniasis (5%-15%). Penyebab tertinggi dari kasus tersebut adalah jamur candida albican sebanyak 77% yang senang berkembang biak dengan kelembapan

(7)

Penggunaan Pembalut yang Aman untuk Kesehatan Reproduksi

JURNAL ASUHAN IBU

&

ANAK | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2017

27

tinggi seperti pada saat menstruasi. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat yang memudahkan pertumbuhan jamur. Perempuan yang memiliki riwayat ISR. mempunyai dampak buruk untuk masa depannya seperti: kemandulan, kanker leher rahim, dan kehamilan diluar kandungan (Sari et al., 2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penegtahuan remaja putrid tentang penggunaan pembalut.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas X, XI dan XII di SMA Muhammadiyah Kalirejo sebanyak 64 siswi. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan

stratifield random sampling. Criteria inklusi dalam

penelitian ini adalah Remaja putri usia 14-18 tahun, tercatat sebagai siswa di SMS Muhammadiyah Kalirejo dan bersedia menjadi responden. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui gambaran remaja putrid tentang penggunaan pembalut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden tiap kelas tidak jauh berbeda, lebih dari sebagian besar berada pada usia 16 – 18 tahun. (lihat table 1)

Tabel 1. Karakteristik responden

Karakteristik f % Kelas • Kelas X 19 34,5 • Kelas XI 19 34,5 • Kelas XII 17 30,0 Karakteristik f % Usia • 14 - 15 tahun 20 36,3 • 16 - 18 tahun 35 63,6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua siswi memiliki pengetahuan baik tentang penggunaan pembalut yaitu 45 responden (81,8%). (lihat table 2)

Table 2. Gambaran Pengetahuan Siswi tentang Penggunaan Pembalut

Pengetahuan f %

Baik 10 18,2

Kurang 45 81,8

Hasil analisis menunjukan bahwa jumlah responden yang menggunakan pembalut sebagian besar berusia 16-18 tahun (63,6%). Pembalut yang digunakan oleh siswi hampir sama yaitu berjenis non herbal. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) (Whorld Health Organization) remaja adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun. Seperti yang telah diketahui bahwa dengan bertambahnya umur seseorang maka banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Menurut (Notoadmodjo, 2007) usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan. Semakin tua usia seseorang maka pengalamannya akan semakin banyak. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Utama and Yuniarti, 2013)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mardani, 2010), yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan pengetahuan seseorang tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene.

(8)

28 Elmi Nuryati, Desi Ari Madiyanti

JURNAL ASUHAN IBU

&

ANAK | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2017 Penelitian Utama (2013) juga membuktikan bahwa

usia berhubungan dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardani (2010), yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan pengetahuan seseorang tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku personal hygiene. Penelitian Utama (2013) juga membuktikan bahwa usia berhubungan dengan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi.

Pada masa remaja mereka mengalami perubahan atau pubertas serta masa dimana mereka sedang mencari jati diri mereka. Namun, pada kenyataannya banyak yang usianya sudah jauh lebih dewasa pengetahuannya masih kurang baik hal ini dikarenakan mereka meraka acuh tak acuh terhadap lingkungannya. Mereka tidak ingin tahu tentang hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri khususnya tentang kesehatan reproduksi.

Hal ini terlihat bahwa remaja putri yang berpengetahuan baik cenderung berperilaku baik saat menghadapi menstruasi, sedangkan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang, cenderung akan berperilaku kurang baik saat menghadapi menstruasi.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hampir semua remaja putri memiliki pengetahuan baik (81,2%) hal tersebut dapat dikarenakan remaja putri sering mendapatkan informasi dan pengalaman yang berharga dari berbagai sumber. selain itu, remaja putri juga memperoleh pengetahuan dari guru, media elektronik atau media cetak, misalnya televisi, internet atau majalah, serta dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Kondisi saat ini yang mudah mengakses segala informasi menjadikan sebagian besar remaja putri mampu menangkap informasi-informasi yang berhubungan dengan kewanitaan.

Saat-saat remaja informasi yang berhubungan dengan kewanitaan biasanya menjadi salah satu informasi yang dianggap menarik untuk diketahui. Penelitian (Gustina, 2014), membuktikan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan tindakan menstrual hygiene pada siswa, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Luthfiana, 2014), yang menyatakan bahwa remaja di Semarang yang berpengetahuan baik tentang personal hygiene saat menstruasi sebagian besar berperilaku baik pada saat mengalami menstruasi. Hampir semua remaja menggunakan pembalut saat menstruasi merupakan tindakan yang praktis dan membuat perasaan lebih nyaman. Hasil survey responden mengatakan mengganti pembalut pada saat menstruasi sebanyak 4-5 x dalam sehari. Sedangkan menurut teori penggunaan pembalut sebaiknya digunakan maksimal selama 2 jam karena penggunaan pembalut yang lama berpotensi untuk menimbulkan gangguan kesehatan pada organ reproduksi, tetapi mereka mengabaikan dampak dari penggunaan pembalut yang sangat berbahaya bagi kesehatan reproduksi. Remaja menggunakan sebuah pembalut biasanya dikarenakan oleh adanya promosi yang sangat gencar terhadap suatu produk, sehingga mereka mengabaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan

kesehatan reproduksi. Gangguan kesehatan

reproduksi yang sering dialami oleh pengguna pembalut saat menstruasi dapat menyebabkan terganggunya sirkulasi oksigen di area organ reproduksi yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal diarea organ kewanitaan dan keputihan (Wirenungan, 2013)

Didalam budaya Indonesia kesehatan reproduksi memang kurang menjadi perhatian karena pada umumnya orang merasa kurang nyaman membicarakan masalah organ reproduksi ini, padahal organ tersebut sangat membutuhkan perhatian terutama kebersihan dan kesehatannya. Hal tersebut disebabkan oleh sikap remaja

(9)

Penggunaan Pembalut yang Aman untuk Kesehatan Reproduksi

JURNAL ASUHAN IBU

&

ANAK | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2017

29

putri yang kurang pengetahuan tentang daerah kewanitaan sehingga kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi kurang dan akibatnya dapat terjadi masalah pada daerah kewanitaan (Indrawati, 2012).

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu kultur (budaya), budaya sangat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidaknya dengan budaya yang ada (Notoatmodjo, 2007). Budaya lain yang berkaitan dengan kepercayaan yaitu tempat tinggal misalnya wanita akan lebih mengutamakan budaya tradisional sedangkan. penduduk kota lebih memilih budaya modern. Hal tersebut dibuktikan dengan wawancara secara langsung pada salah satu responden yang tidak memakai pembalut dengan pengetahuan yang tidak baik/kurang. Salah satu responden mengungkapkan tentang penggunaan pembalut kain berdasarkan budaya nenek moyang dimana mereka akan terus menerus menghidupkan budaya tersebut dari zaman kezaman, sehingga tidak mau tahu tentang pembalut lain.

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan pengetahuan remaja putri dengan perilaku saat menstruasi sangatlah penting, terutama pengetahuan remaja putri tentang penggunaan pembalut pada saat mengalami menstruasi dan dampak dari penggunaan pembalut tersebut. kandungan didalam pembalut terdapat zat dioxin dan klorin dimana zat tersebut berfungsi sebagai pemutih yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia, dimana zat tersebut akan mematikan sel kanker yang ada didalam tubuh. Setiap wanita pasti memiliki zat pembawa sel kanker, karena didalam tubuh wanita mempunyai hormon progesteron dan hormon estrogen dan didalam hormon estrogen terdapat tiga kandungan hormonal yaitu hormon estriol estradion dan estrion dimana hormon estrion dan estradiol

sebagai pembawa sel kanker apabila terpapar oleh pemicu kanker maka akan aktif sehingga muncullah kanker serviks dan kanker ovarium.

SIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini hampir semua remaja putri yang memiliki pengetahuan baik tentang penggunaan pembalut. Tetapi pembalut yang digunakan masih pembalut yang mengandung dioxin. Adanya keterbatasan dana untuk memilih pembalut yang aman bagi kesehatan reproduksi

Sebaiknya pembalut yang digunakan adalah pembalut yang tidak mengandung dioxin atau bila masih menggunakan pembalut tersebut lebih baik diganti setiap dua jam.

DAFTAR PUSTAKA

Gustina, E. 2014. Sikap Dan Tindakan Tentang Menstrual Hygiene Pada Remaja. Jurnal

ilmiah Universitas Batanghari Jambi 9 No

2.

Indrawati, K. 2012. Upaya Meningkatkan Tentang Kebersihan Organ Reproduksi. E-Jurnal

dinas pendidikan kota surabaya 5.

Iqbal, N. 2012. Waspadai Pembalut yang Berbahaya Bagi Wanita.

Luthfiana, D. 2014. Hubungan Pengetahuan Tentang Personal Hygiene dengan Perilaku Personal Hygiene Remaja Saat Menstruasi.

Kompasiana. Jakarta.

Mardani, S. 2010. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri dengan Perilaku Personal Hygiene Menstruasi Jurnal Kesehatan Reproduksi, 3 No VIII.

Notoadmodjo, S. 2007. Metodologi penelitian

kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.

Sari, I., Firani, N. & Yullatun, L. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menstruasi terhadap Perubahan Perilaku Menstrual Hygiene Remaja Putri untuk Pencegahan Infeksi Saluran Reproduksi.

(10)

30 Elmi Nuryati, Desi Ari Madiyanti

JURNAL ASUHAN IBU

&

ANAK | Volume 2 | Nomor 1 | Februari 2017 BIMIKI, 2 No 1.

Utama, I. & Yuniarti, F. 2013. Gambaran Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi. jurnal Kesehatan Reproduksi. Wirenungan, E. 2013. Hubungan Pengetahuan

Kesehatan Reproduksi Dengan Kejadian

Iritasi Vagina Saat Menstruasi Pada Remaja. Ejournal keperawatan (e-Kp) 1 No 1.

Zamani, E., Husna, L. & Yulianingtias, A. 2013. Pembalut Wanita Ramah Lingkungan Dan Beretika. Jurnal Kesehatan, 5 No 1.

(11)
(12)

Gambar

Tabel 1. Karakteristik responden

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dari suatu permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan ekstradisi antar negara dalam menangani masalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang batas Sesar Sumatra Segmen Musi Bengkulu terdapat pada kedalaman 20,51 km, sedangkan jenis batuan di daerah penelitian

Grebeg Tumpeng Sewu yaiku tradhisi kang ana sajrone Petilasan Sunan Kalijaga ing Desa Surowiti Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Tradhisi kasebut ditindakake

 Masing-­‐masing  membawa

Berbagai topik sosialisasi dan pelatihan praktis yang penting adalah cara restorasi lahan dan hutan gambut melalui aplikasi BCF, cara mengelola sistem pertanian

Panggung Wayang Potehi juga dibuat lebih tinggi yang memiliki makna bahwa panggung tersebut ditujukan untuk ritual dewa bahwa bagian atas panggung merupakan

Oleh karena itu dalam hipotesis dalam penelitian ini akan menganalisis pengaruh tidak langsung antara pengalaman, keahlian, situasi audit, etika dan gender

Pada bagian ini, dijelaskan tentang analisis pola penggunaan alat       listrik berdasarkan total kW/h yang dihasilkan dari pemakaian alat listrik.. Dimana, tingginya tingkat