• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA UNTUK KONFEDERASI SWISS MERANGKAP KEHARYAPATIHAN LIECHTENSTEIN PERIODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA UNTUK KONFEDERASI SWISS MERANGKAP KEHARYAPATIHAN LIECHTENSTEIN PERIODE"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA

UNTUK KONFEDERASI SWISS

MERANGKAP KEHARYAPATIHAN LIECHTENSTEIN

PERIODE 2015 – 2019

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA

BERN

MEI 2015

(2)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 2

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor: 8/DB/V/2015

TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA DI BERN TAHUN 2015 - 2019

KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang : a. bahwa rencana strategis penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada periode 2015 – 2019 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern yang telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, dan program;

b. bahwa Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah mengamanatkan setiap Kementerian / Lembaga menyusun Rencana Strategis sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN);

c. bahwa untuk menindaklanjuti hal tersebut Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) KBRI Bern Tahun 2015 - 2019;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, b, dan c perlu menetapkan Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia tentang Rencana Strategis (Renstra) KBRI Bern Tahun 2015 – 2019. Mengingat : a. Undang – Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar

Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara 3882);

b. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negra 4421);

(3)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 3 Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara 4700);

d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara 4405);

e. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

f. Keputusan Presiden RI Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri;

g. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

h. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisai Kementerian Negara;

i. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019;

j. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri; k. Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional

(BAPPENAS) Nomor 5 Thaun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian / Lembaga (Renstra K/L) 2015 – 2019;

l. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; dan;

m. Surat Keputusan Menteri Luar Negeri RI Nomor 01/B/RO/IV/2015/01 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Luar Negeri Tahun 2015 – 2019.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN RI BERN TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KEDUTAAN BESAR RI DI BERN TAHUN 2015 – 2019.

(4)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 4 KESATU : Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) Kedutaan Besar RI di Bern

Tahun 2015 – 2019 sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini. KEDUA : Renstra KBRI Bern Tahun 2015 – 2019 disusun sebagai acuan bagi:

a. Penyusunan Renstra Kementerian Luar Negeri RI;

b. Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Luar Negeri RI;

c. Koordinasi Perencanaan Kegiatan di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia;

d. Pengendalian Kegiatan Pembangunan Kementerian Luar Negeri. KETIGA : Memerintahkan kepada seluruh jajaran staf KBRI Bern untuk melakukan

monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja yang tercantum dalam Rencana Strategis sekurang – kurangnya pada setiap triwulan.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bern pada tanggal 18 Mei 2015

Linggawaty Hakim

Duta Besar LBBP

Tembusan :

1. Sekretaris Jenderal Kementerian Luar negeri, Jakarta 2. Inspektur Jenderal Kementerian Luar Negeri, Jakarta

(5)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 5

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 dan Surat Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 01/B/RO/IV/2015/01 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Luar Negeri 2015 – 2019, setiap Perwakilan RI diharuskan membuat Rencana Strategis (Renstra) sebagai pedoman pelaksanaan tugas dan misi Perwakilan RI di negara akreditasi.

Rencana Strategis KBRI Bern periode 2015 – 2019 ini merupakan panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan untuk 5 (lima) tahun ke dapan, yang disusun berdasarkan: (a) Renstra Strategis Kementerian Luar Negeri RI Tahun 2015 – 2019; (b) Kertas Tugas Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein; (c) Hasil evaluasi pelaksanaan Renstra KBRI Bern periode sebelumnya; (d) Dinamika perubahan lingkungan strategis di negara akreditasi; dan (e) Dampak dari konstelasi global maupun regional.

Sesuai dengan Kertas Tugas Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, maka visi KBRI Bern adalah Terwujudnya Tingkat Hubungan dan Kerjasama Bilateral yang Saling Menguntungkan antara Indonesia dengan Swiss dan Liechtenstein. Untuk mewujudkan visi tersebut telah disusun sejumlah misi serta sasaran yang ingin dicapai oleh KBRI Bern. Dalam upaya menjamin keberhasilan visi dan misi, maka akan dilakukan evaluasi minimal setiap triwulan terhadap pelaksanaan Renstra ini.

Pada bagian akhir dilampirkan matriks rencana kegiatan dan indikasi capaian yang menjadi acuan bagi Perwakilan untuk melaksanakan tugas dan misinya. Namun demikian, matriks yang bersifat indikatif ini tidak dimaksudkan sebagai acuan dasar pengukuran kinerja KBRI Bern.

Dalam konteks yang lebih luas, penyusunan Renstra dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi serta visi Kementerian Luar negeri RI 2015 – 2019, sebagaimana diamanatkan pada RPJPN 2005 – 2025.

Kami berharap agar semua unit kerja dan staf KBRI Bern dapat melaksanakan Renstra ini secara efektif dan akuntabel guna meningkatkan kinerja dan capaian misi KBRI Bern.

Bern, 18 Mei 2015 Kepala Perwakilan RI

Linggawaty Hakim

(6)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 6

DAFTAR ISI

KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA ... 2

KATA PENGANTAR ... 5

BAB I PENDAHULUAN ... 7

I.1. Kondisi Umum ... 7

I.1.1. Konfederasi Swiss ... 7

I.1.2. Keharyapatihan Liechtenstein ... 9

I.2. Potensi dan Permasalahan ... 10

I.2.1. Analisis SWOT Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern ... 11

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS ... 12

II.1. Visi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern ... 12

II.2. Misi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern ... 12

II.1. Tujuan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern ... 13

II.4. Sasaran Strategis Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern ... 15

PENUTUP ... 18

LAMPIRAN... 19

Lampiran I: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi ... 19

(7)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 7

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Kondisi Umum

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern (KBRI Bern) memiliki tugas untuk melaksanakan hubungan bilateral dengan 2 negara akreditasi, yaitu Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein. Hubungan diplomatik Indonesia dengan dua negara tersebut telah berjalan baik dan tidak menunjukkan hambatan berarti. Dari waktu ke waktu, pemerintah kedua negara terus memberikan perhatian dan dukungan kepada Indonesia, terutama di bidang politik, ekonomi,sosial budayadan kerja sama pembangunan.

Misi dan tugas KBRI Bern di dalam mengembangkan hubungan bilateral dengan Swiss dan Liechtenstein berpedoman pada prioritas kebijakan luar negeri RI dengan memanfaatkan potensi dan peluang di berbagai bidang sesuai dengan prioritas kebijakan luar negeri negara akreditasi.

I.1.1. Konfederasi Swiss

Swiss bukan merupakan bagian dari Uni Eropa dan terkenal dengan sejarah netralitas secara politik, militer dan pertahanan serta kental dengan tradisi kemanusiaan. Dinamika politik dalam negeri Swiss banyak diwarnai dengan peristiwa pemilu dan referendum yang menggambarkan demokrasi dan sistem pemerintahan yang dijalankan negara tersebut. Perhatian masyarakat Swiss saat ini tertuju kepada isu keamanan dalam negeri, isu ekonomi, ketenagakerjaan, sektor kesehatan publik, jaminan sosial serta masalah migrasi.

Politik luar negeri Swiss dijabarkan dalam Strategi Kebijakan Luar Negeri yang disusun setiap awal pembentukan Dewan Federal (setiap empat tahun). Untuk periode 2012-2015, strategi kebijakan tersebut diprioritaskan kepada 4 hal, yaitu:

a. Membangun dan meningkatkan hubungan dengan negara tetangga; b. Memperkuat hubungan dengan Uni Eropa;

c. Menjaga stabilitas di kawasan Eropa dan dunia; serta d. Kemitraan strategis dan masalah-masalah global.

Untuk periode selanjutnya (2016-2019), kebijakan tersebut tidak terlepas dari dinamika politik dalam negeri dan internasional yang terjadi saat ini, maupun agenda kelompok mayoritas hasil Pemilu Nasional Swiss yang akan dilaksanakan pada 15 Oktober 2015.

Pada beberapa tahun terakhir, isu-isu yang menjadi perhatian Swiss terkait dengan kebijakan luar negerinya, antara lain:

a. Masalah krisis hubungan dengan Uni Eropa paska hasil referendum mengenai pembatasan imigrasi;

b. Masalah pengungsi Suriah dan negara-negara konflik di Afrika dan Timur Tengah; c. Masalah pencari suaka;

d. Keamanan dalam negeri dan kawasan seperti isu jihadis dan terorisme serta situasi di Ukraina, dan penyadapan;

e. Peran Swiss sebagai Presidensi Organization for Security and Cooperation in Europe

(OSCE) tahun 2014;

f. Kejahatan perbankan; dan g. Masalah ekonomi.

(8)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 8 Kepentingan Indonesia terhadap Swiss terletak pada netralitas politik Swiss dan juga potensi kerja sama di bidang investasi, perdagangan dan pembangunan. Di sisi lain, Swiss melihat Indonesia sebagai negara yang memiliki peranan dan pengaruh besar di kawasan ASEAN dan juga organisasi internasional lainnya, seperti PBB, G20, APEC, GNB dan OKI.

Sejak terjalinnya hubungan diplomatik pada tahun 1952, Indonesia dan Swiss telah menandatangani 36 dokumen perjanjian kerja sama bilateral di berbagai bidang, antara lain, di bidang kerja sama teknik, kerja sama ekonomi (perdagangan, investasi, perpajakan), kerja sama pembangunan, kerja sama pendidikan, kerja sama keuangan, kerja sama angkutan udara, kerja sama kesehatan dan kerja sama di bidang konsuler (Persetujuan Bebas Visa untuk Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas), serta kerja sama pengembangan tujuan pariwisata di Indonesia di pulau Flores (NTT), Tanjung Puting (Kalimatan Tengah), Toraja (Sulawesi Selatan), dan Wakatobi (Sulawesi Tenggara) pada periode 2013 – 2017.

Dalam kurun waktu 2010 – 2014 telah dilaksanakan satu kali Kunjungan Presiden Swiss ke Indonesia yaitu pada bulan Juli 2010. Kunjungan tersebut menghasilkan dua perjanjian bilateral yaitu (i) Perjanjian Pembebasan Visa Bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Paspor Dinas RI – Swiss dan (ii) Perjanjian Kerja sama Pengembangan Tujuan Pariwisata serta disepakatinya putaran perundingan Indonesia-EFTA Comprehensive

Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). Sementara itu, dalam kurun waktu yang sama,

Menteri Luar Negeri Swiss telah dua kali melakukan kunjungan bilateral ke Indonesia, yaitu pada tanggal 8-9 November 2012 dalam rangka menghadiri BDF V di Bali dan kunjungan bilateral ke Jakarta pada tanggal 16 Maret 2015. Pada kesempatan kunjungan bilateral tahun 2015, Menteri Luar Negeri Swiss telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI dan juga berkesempatan untuk courtesy call kepada Presiden RI. Beberapa capaian penting dari kunjungan tersebut adalah kesepakatan untuk memiliki perjanjian bilateral mengenai Mutual Legal Assistance (MLA) dan rencana penyelenggaraan beberapa seminar dan pelatihan di bidang asset recovery dan illicit drug trafficking.

Indonesia menjadi salah satu negara prioritas bagi kerja sama pembangunan Swiss.Pada 2 Mei 2013, Swiss meluncurkan Indonesia Country Strategy 2013-2016 yang berisi kebijakan Kerja Sama Pembangunan Swiss untuk Indonesia yang difokuskan di 3 (tiga) bidang yaitu: i) Good Economic Management; ii) Competitiveness, Business Framework

Conditions and Trade; dan iii) Environmental Protection, Climate Change Mitigation and Sustainable Urbanization untuk jangka waktu 2013 - 2016. Komitmen dana bantuan yang

disediakan untuk implementasi strategi tersebut sebesar CHF 75 juta (atau sekitar USD 77 juta) dengan perkiraan prosentase alokasi pendanaan untuk ketiga sasaran kerja sama tersebut, masing-masing sebesar 13%, 51%, dan 36%.

Untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara termasuk membahas berbagai hambatan perdagangan kedua negara juga telah membentuk Joint

Economic and Trade Commission (JETC) pada tanggal 26 November 2009. Forum ini telah

menjadi mekanisme rutin dalam membahas isu-isu bilateral di bidang ekonomi.

Pada tahun 2014, untuk pertama kalinya pemerintah Indonesia dan Swiss negara telah melaksanakan Dialog Politik di Jakarta pada bulan Mei 2014. Dialog ini telahdisepakati sebagai mekanisme reguler kedua negara dalam membahas isu-isu bilateral.

Sementara itu, pelaksanaan diplomasi dan promosi budaya Indonesia di Swiss dilakukan melalui diplomacy by proxy baik dari warga Indonesia maupun warga setempat yang terdiri dari berbagai unsur seperti akademisi, para pelaku bisnis maupun warga biasa.

(9)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 9

I.1.2. Keharyapatihan Liechtenstein

Liechtenstein menerapkan sistem monarki konstitusional, yang dipimpin oleh seorang Pangeran yang merangkap sebagai Kepala Negara dan bertugas mewakili Liechtenstein dalam hubungan internasional (walaupun Swiss banyak mewakili Liechtenstein dalam hubungan diplomatiknya dengan negara lain). Pada saat perayaan Hari Nasional Liechtenstein pada tanggal 15 Agustus 2004, Pangeran Liechtenstein H.S.H. Reigning Prince Hans Adam II telah melimpahkan wewenang tugas Kepala Negara Liechtenstein kepada Putra Mahkota Liechtenstein, H.S.H. Hereditary Prince Alois. Oleh karena itu, sejak saat tersebut Pangeran Alois telah bertindak sebagai Pelaksana Tugas Kepala Negara Liechtenstein.

Liechtenstein tidak menjadi anggota Uni Eropa, namun telah menjadi bagian dari pasar tunggal Eropa (European Economic Area/ EEA) sejak tahun 1997 serta memiliki beberapa perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan lebih dari 23 negara di luar Uni Eropa. Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir sejak Perang Dunia II, Liechtenstein telah berkembang dari negara agraris menjadi negara industri. Kini 46% lapangan pekerjaan Liechtenstein berada di sektor industri terutama industri metal, tekstil, keramik, obat-obatan, farmasi serta makanan.

Sebagai negara kecil dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 40 ribu jiwa, Liechtenstein tetap memberikan perhatian terhadap perkembangan politik dan ekonomi negara-negara di Asia. Kebijakan luar negeri Liechtenstein di Asia difokuskan kepada bidang ekonomi, keuangan dan perdagangan. Isu-isu yang menjadi perhatian politik luar negerinya adalah masalah hak asasi manusia dan penegakan hukum, humaniter serta kerja sama ekonomi dan keuangan. Walaupun merupakan salah satu negara dengan tingkat pajak bisnis terendah di dunia, pemerintah Liechtenstein sangat gencar dalam melawan praktek pencucian uang serta berusaha menjadikan negara tersebut sebagai salah satu pusat keuangan internasional.

Liechtenstein menginvestasikan 32% dari pendapatannya ke dalam penelitian dan pengembangan, yang merupakan salah satu dari kunci keberhasilan kemajuan ekonomi Liechtenstein. Pada tahun 2000 saja, Liechtenstein tercatat mengalokasikan tak kurang dari USD 140 juta untuk sektor penelitian dan pengembangan. Kebijakan tersebut telah membawa Liechtenstein sebagai negara dengan pendapatan per kapita tertinggi kedua di dunia (World Bank, 2009).

Kepentingan politik Indonesia terhadap Liechtenstein adalah untuk mendukung NKRI serta dukungan pencalonan Indonesia pada forum-forum internasional. Sebagai salah satu negara dengan income per capita tertinggi di dunia, Liechtenstein merupakan mitra potensial untuk pengembangan kerja sama ekonomi khususnya di bidang perdagangan, keuangan, serta pariwisata.

Liechtenstein merupakan salah satu negara pertama yang meratifikasi perjanjian IACA (International Anti Corruption Academy) dan aktif memberikan bantuan pelatihan kepada negada anggotanya, antara lain program master course anti corruption prevention. Sebagai anggota IACA, Indonesia dapat memanfaatkan kerja sama ini. Di bidang hukum, Liechtenstein juga merupakan negara donor utama untuk masalah asset recovery, yang juga telah dimanfaatkan Pemri sejak tahun 2010 dalam bentuk pelatihan bagi pejabat KPK.

Hubungan diplomatik kedua negara hingga saat ini berjalan dengan baik, meskipun intensitasnya masih tergolong rendah. Kerjasama Indonesia – Liechtensteinlebih banyak dilakukan di bidang politik dan ekonomi terutama perdagangan. Di bidang politik, kedua

(10)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 10 negara telah memberikan dukungan secara resiprositas pencalonan masing-masing pada organisasi/ badan internasional.

Hubungan ekonomi Indonesia – Liechtenstein belum memiliki landasan/ pengaturan bersama termasuk transaksi yang masih tergolong sangat kecil dibandingkan dengan potensi ekonomi kedua negara.

Sebagai salah satu negara yang memiliki keunggulan di bidang bisnis dan kewirausahaan, Liechtenstein memiliki universitas (University of Liechtenstein) yang menyediakan program singkat maupun program reguler bagi mahasiswa asing melalui skema beasiswa maupun program pertukaran. Dalam kaitan ini, mahasiswa Indonesia dapat memanfaatkan skema tersebut, secara langung maupun melalui program Erasmus Mundus, yaitu organisasi kerja sama perguruan tinggi Eropa yang menawarkan beasiswa pada negara ketiga, termasuk Indonesia.

Di bidang seni budaya, nama Indonesia cukup dikenal di Liechtenstein, mengingat salah satu WNI yang tinggal di Liechtenstein adalah seniman yang dikenal luas oleh masyarakat Liechtenstein. Hasil karya yang bersangkutan selama ini, telah banyak membantu promosi Indonesia di negara tersebut.

I.2. Potensi dan Permasalahan

Dukungan dan perhatian pemerintah negara akreditasi terhadap keutuhan wilayah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, proses demokratisasi dan desentralisasi, upaya-upaya mengatasi disintegrasi menjadi landasan yang kuat untuk pengembangan kerja sama kedua negara. Swiss maupun Liechtenstein merupakan negara maju yang menganut paham netralitas dalam politik luar negerinya dan tidak mengaitkan antara bantuan pembangunan dengan isu-isu politik seperti hak asasi manusia, demokrasi, good governance, maupun lingkungan hidup. Hal ini merupakan potensi dalam meningkatkan hubungan bilateral dan pengembangan citra positif Indonesia.

Peta hubungan kerja sama Indonesia dengan negara akreditasi selama ini masih kurang berimbang, yaitu lebih banyak mengedepankan isu-isu yang menjadi keunggulan atau kepentingan negara akreditasi. Sebaliknya, beberapa isu yang menjadi keunggulan Indonesia belum banyak dijajaki.

Neraca perdagangan Indonesia – Swiss selalu mengalami defisit di pihak Indonesia. Hal ini disebabkan oleh nilai komoditas ekspor Indonesia lebih rendah akibat kurang memilki nilai tambah dibanding nilai produk ekspor Swiss berteknologi tinggi. Sementara itu, perundingan/ negosiasi Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement, yang telah mencapai sembilan putaran perundingan sejak tahun 2010, sampai saat ini belum mencapai kesepakatan mengingat masih adanya pending kesepakatan kerja sama pada beberapa sektor dari kedua pihak.

Swiss maupun Liechtenstein merupakan negara maju dengan tingkat pendidikan masyarakatnya yang cukup tinggi. Apresiasi masyarakat di negara akreditasi terhadap seni, budaya dan peninggalan sejarah cukup tinggi. Kondisi ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk melaksanakan upaya peningkatan citra positif di kedua negara akreditasi melalui pendekatan seni dan budaya. Namun demikian, keterbatasan anggaran promosi yang tersedia menyebabkan upaya promosi seni dan budaya melalui berbagai macam kegiatan tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

(11)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 11

I.2.1. Analisis SWOT Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

Internal

Strength (S)

S1. Kualitas SDM yang kompeten

S2. Jaringan kerja KBRI Bern yang cukup luas dengan berbagai pihak S3. Hubungan baik dengan berbagai kalangan di negara akreditasi S4. Lokasi geografis KBRI Bern

Weaknesses (W)

W1. Belum didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai W2. Keterbatasan kapasitas komunikasi dalam bahasa setempat

dan teknologi informasi

W3. Anggaran non operasional/ kegiatan yang kurang memadai W4. Mobilitas KBRI Bern yang kurang optimal

Support Barrier

Opportunities (O)

O1. Kebijakan luar negeri negara akreditasi yang kondusif terhadap Indonesia

O2. Potensi ekonomi, keuangandan perbankan

O3. Minat masyarakat negara akreditasi terhadap keragaman budaya dan pariwisata Indonesia

O4. Kemajuan teknologi inovasi dan IPTEK O5. Dukungan positif diaspora Indonesia

Threats (T)

T1. Perbedaan sistem politik, ekonomi dan sosial budaya T2. Ancaman kegiatan pencucian uang

T3. Kurangnya dukungan promosi dan infrastruktur yang memadai

T4. Lemahnya pemahaman dan kepatuhan terhadap hak kekayaan intelektual

T5. Kemungkinan adanya disintegrasi berdasarkan kepentingan kelompok

(12)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 12

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS

II.1. Visi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

Guna mewujudkan visi pembangunan tahun 2015 – 2019 “Terwujudnya Indonesia yang bedaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”, dan guna mewujudkan Misi ke-3 “Politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim”, Agenda Pembangunan Nasional, maka ditetapkanlah pernyataan Visi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, Swiss yang selaras dengan Visi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sebagai berikut:

“Terwujudnya Tingkat Hubungan dan Kerja Sama Bilateral yang Saling Menguntungkan antara Indonesia dengan Swiss dan Liechtenstein”

TerwujudnyaTingkat Hubungan dan Kerja Sama Bilateraladalah tercapainya suatu kondisi hubungan dan kerja sama dua negara sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

Saling Menguntungkanadalah suatu kondisi yang memberikan keuntungan setara pada kedua belah pihak.

Pernyataan visi di atas menggambarkan komitmen yang akan diperjuangkan dan diwujudkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern, terutama melalui pelaksanaan tugas dan fungsinya (core competency) sebagai institusi penyelenggara dan pelaksana politik luar negeri dengan tekad kinerja Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern “Diplomasi untuk Rakyat, Diplomasi Membumi”, yang berarti kinerja diplomasi yang dilaksanakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern harus dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

II.2. Misi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

Dalam upaya mencapai visi tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern telah menetapkan 3 (tiga) misi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2015 – 2019, sebagai berikut:

1. Memperkuat peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern dalam memajukan kepentingan nasional di negara akreditasi;

2. Meningkatkan kapasitas Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern yang mumpuni dalam mendukung misi diplomasi di negara akreditasi.

3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Perlindungan WNI dan BHI serta Pembinaan Masyarakat dan Pemberdayaan Diaspora di Wilayah Negara Akreditasi

MISI 1:

Meningkatkan kualitas hubungan kerja sama di bidang politik dan hukum

(13)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 13 Kualitasadalah tingkat dan kadar baik dan buruknya suatu keadaan.

Hubungan kerja sama di bidang politk dan hukumadalah fokus kerja sama antara Indonesia dengan negara akreditasi di bidang politik dan hukum.

MISI 2:

Meningkatkan Capaian Hubungan dan Kerja Sama di Bidang Ekonomi, Perdagangan, Investasi, Budaya dan Pariwisata

Meningkatkanadalah menaikkan suatu kondisi ke tingkat yang lebih tinggi. Capaianadalah hasil atau kondisi.

Hubungan kerja sama di bidang bidang ekonomi, perdagangan, investasi, budaya dan pariwisataadalah fokus kerja sama antara Indonesia dengan negara akreditasi di bidangekonomi, perdagangan, investasi, budaya dan pariwisata.

MISI 3:

Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Perlindungan WNI dan BHI serta Pembinaan Masyarakat dan Pemberdayaan Diaspora di Wilayah Negara Akreditasi

Meningkatkanadalah menaikkan suatu kondisi ke tingkat yang lebih tinggi. Kapasitasadalah tingkat, mutu dan kadar baik dan buruknya sesuatu.

Pelayananadalah upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Perlindunganadalah upaya melindungi WNI maupun BHI yang bermasalah di wilayah negara akreditasi.

WNIadalah orang yang diakui oleh Undang-undang sebagai Warga Negara Republik Indonesia BHIadalah Badan Hukum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan menurut peraturan perundangan Indonesia.

Pembinaan Masyarakat dan Pemberdayaan Diasporaadalah memanfaatkan hubungan baik serta menggalang warga negara Indonesia, keturunannya dan orang yang memiliki darah Indonesia yang menetap di luar negeri untuk mencapai tujuan bersama.

Negara Akreditasi adalah wilayah kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern yang meliputi Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein.

II.1. Tujuan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

Tujuan Kedutaan Besar Republik Indonesia disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern.

(14)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 14 Peranadalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bernadalah Perwakilan RI yang mewakili kepentingan nasional Indonesia di Swiss dan Liechtenstein.

Berpengaruh adalah mempunyai pengaruh terhadap pengambil kebijakan isu-isu bilateral, regional dan global.

Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan tahun 2019 melalui kinerja dan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern dalam memperjuangkan kepentingan nasional di wilayah negara akreditasi melalui diplomasi eknomi dan budaya.

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2015

Target 2019

Peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern yang

berpengaruh

Indeks Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

90,70 90,70

2. Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui upaya diplomasi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunanadalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi, keuangan dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antar negara.

Optimaladalah paling baik; tertinggi; dan paling menguntungkan.

Upaya diplomasiadalah usaha untuk mencapai tujuan kepentingan nasional melalui diplomasi.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bernadalah Perwakilan RI yang mewakili kepentingan nasional Indonesia di Swiss dan Liechtenstein.

Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui banyaknya negara akreditasi yang mencapai target peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia, nilai investasi asing ke Indonesia, dan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia. Target dari tujuan ini sebagaimana tabel di bawah.

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2015

Target 2019

Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimal melalui upaya diplomasi Kedutaan

Besar Republik Indonesia di Bern

Nilai total perdagangan USD 850 juta

USD 1.250 juta Jumlah wisatawan 50 ribu 74 ribu

Nilai investasi USD

177 juta

USD 252 juta

3. Peningkatan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI serta Pembinaan Masyarakat dan Pemberdayaan Diaspora di Wilayah Negara Akreditasi

(15)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 15 Peningkatanadalah proses untuk menaikkan suatu kondisi ke tingkat yang lebih tinggi. Kapasitasadalah tingkat, mutu dan kadar baik dan buruknya sesuatu.

Pelayananadalah upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Perlindunganadalah upaya melindungi WNI maupun BHI yang bermasalah di wilayah negara akreditasi.

WNIadalah orang yang diakui oleh Undang-undang sebagai Warga Negara Republik Indonesia

BHIadalah Badan Hukum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan menurut peraturan perundangan Indonesia.

Pembinaan Masyarakat dan Pemberdayaan Diasporaadalah memanfaatkan hubungan baik serta menggalang warga negara Indonesia, keturunannya dan orang yang memiliki darah Indonesia yang menetap di luar negeri untuk mencapai tujuan bersama.

Negara Akreditasiadalah wilayah kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern yang meliputi Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein.

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target 2015

Target 2019

Peningkatan kualitas pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI serta Pemberdayaan Diaspora di Wilayah Negara Akreditasi

Persentase pembinaan masyarakat dan fasilitasi kegiatan kemasyarakatan serta perlindungan WNI/ BHI di Swiss dan Liechtenstein

100% 100%

Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran

80% 80%

II.4. Sasaran Strategis Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern

Sasaran Strategis Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern ditetapkan dengan mengacu kepada Sasaran Strategis Kementerian Luar Negeri RI periode 2015 – 2019. Sasaran Strategis Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya dukungan Swiss dan Liechtenstein terhadap kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia/ pembangunan infrastruktur kemaritiman/ kerja sama bilateral dan isu-isu global.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya dukungan Swiss dan Liechtenstein terhadap kedaulatan Negara Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI Bern yang 80% 80% 80% 80% 80%

(16)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 16 Kesatuan Republik

Indonesia/ pembangunan infrastruktur

kemaritiman/ kerja sama bilateral dan isu-isu global

ditindaklanjuti

stakeholders

2. Peningkatan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Swiss dan Liechtenstein.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2015 2016 2017 2018 2019 Peningkatan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Swiss dan Liechtenstein

Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/ kesepakatan

90% 90% 90% 90% 90%

3. Peningkatan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2015 2016 2017 2018 2019 Peningkatan peran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia

Persentase peningkatan

trade, tourism and investment (TTI)

15,33% 20% 25% 30% 35%

4. Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Menguatnya peran soft

power diplomasi yang

dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Persentase publik di Swiss dan Liechtenstein yang berpandangan positif terhadap Indonesia 100% 100% 100% 100% 100%

(17)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 17 Bern

5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia di Swiss dan Liechtenstein.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatnya pelayanan dan perlindungan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia di Swiss dan Liechtenstein Persentase pembinaan masyarakat dan fasilitasi kegiatan kemasyarakatan serta perlindungan WNI/ BHI di Swiss dan Liechtenstein

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran

80% 80% 80% 80% 80%

6. Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya

penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel

Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Perwakilan yang dilakukan Itjen dan BPO 50 50 50 50 50 Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA Perwakilan 97% 97% 97% 97% 97%

(18)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 18

PENUTUP

Rencana Strategis KBRI Bern Tahun 2015 – 2019 merupakan dokumen yang disusun sebagai rujukan bagi pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategis KBRI Bern selama periode tersebut. Sebagai dasar dari perencanaan kinerja KBRI Bern, Renstra ini selanjutnya akan dituangkan dan dijabarkan ke dalam paket perencanaan kinerja tahunan, yaitu Rencana Kinerja Tahunan (RKT) KBRI Bern untuk periode yang sama (5 tahun) yang telah disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

Penerapan Renstra di dalam RKT akan diimplementasikan berdasarkan prioritas Tujuan dan Sasaran pada masing-masing tahun, dan diharapkan agar Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan di dalam Renstra tersebut dapat dicapai semaksimal mungkin.Disamping itu Renstra KBRI Bern tahun 2015 – 2019 ini disusun sebagai upaya Perwakilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar lebih terarah, terukur, efisien, efektif, dan dapat dipertanggung jawabkan.

Renstra KBRI Bern 2015 - 2019 ini diharapkan dapat terlaksana dengan baik dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai berupa dana dan sumber daya manusia yang tersedia serta adanya koordinasi dan komunikasi yang baik dengan pemerintah atau pihak swasta setempat, yang didukung oleh situasi dan kondisi pemerintahan di wilayah negara akreditasi yang cukup kondusif dan stabil, serta adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara Pusat dan Perwakilan.

Akhirnya diharapkan, Renstra KBRI Bern 2015 – 2019 ini dapat dijadikan rujukan bagi KBRI Bern dalam jangka waktu 5 tahun mendatang dalam melaksanakan kegiatan operasional perwakilan agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dan sebagai sarana umpan balik demi keberhasilan dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan di masa mendatang.

(19)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 19

LAMPIRAN

Lampiran I: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi

Selaras dengan arah kebijakan dan strategi Kementerian Luar Negeri RI, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bern telah menentukan arah kebijakan dan strategi seperti yang tercantum dalam matriks di bawah ini.

No Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Kemenlu Strategi KBRI Bern

1. Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di dunia internasional.

Memperkuat postur diplomasi sehingga mampu meredam ancaman disintegrasi bangsa di berbagai forum internasional yang

relevan.

Melakukan pendekatan yang intensif kepada

Pemerintah dan pihak-pihak terkait di negara akreditasi.

Memperkuat diplomasi dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya penyelesaian konflik Palestina – Israel.

Memperkuat peran KBRI Bern dalam pembahasan penyelesaian konflik Palestina-Israel di wilayah akreditasi, khususnya forum OKI.

Memperkuat kerja sama internasional dalam mengatasi masalah-masalah global yang mengancam umat manusia, antara lain: senjata pemusnah massal, penyakit menular,

degradasi lingkungan, perubahan iklim, kelangkaan air, krisis pangan dan energi.

Berpartisipasi aktif dalam berbagai forum diskusi mengenai isu-isu global yang menjadi kepentingan bersama.

Mengintensifkan kerja sama bilateral, regional dan internasional dalam menanggulangi kejahatan transnasional, seperti: korupsi, terorisme, penyelundupan manusia, perdagangan orang, perdagangan gelap narkoba, perompakan, perdagangan senjata ilegal, ilegal fishing.

Menjajaki peluang dan mengembangkan kerja sama di bidang hukum, kejahatan transnasional, korupsi dan illicit drug

trafficking.

(20)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 20 peningkatan kapasitas

melalui skema kerja sama Selatan-Selatan (KSS) dan triangular untuk mendukung politik luar negeri.

kerja sama yang dapat dituangkan dalam skema kerja sama triangular.

Memperkuat dialog dan kerja sama konstruktif di bidang pemajuan

demokrasi, pemajuan dan perlindungan HAM, toleransi agama di forum internasional.

Menyelenggarakan

berbagai kegiatan seminar, diskusi dan dialog dengan pemangku kepentingan di negara akreditasi terkait isu HAM, demokrasi, dan dialog lintas agama. Menggunakan diplomasi

publik yang berkarakter

soft power Indonesia

melalui kerja sama kebudayaan, pemberian beasiswa, people to

people contact, jejaring

diaspora Indonesia.

Menggalang kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di negara akreditasi untuk

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan

masyarakat kedua negara. Mengelola dan

memperkuat jaringan alumni asing penerima beasiswa Indonesia dan jaringan alumni WNI penerima beasiswa asing untuk memperkuat diplomasi publik.

Memfasilitasi pembentukan pengurus organisasi

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Swiss.

Meningkatkan kerja sama konektivitas kawasan melalui IORA, APEC, ASEAN, ASEM, FEALAC.

Menjajaki berbagai inisiatif bilateral yang dapat

dilakukan pada forum ASEM, dan sebaliknya. 2. Peningkatan diplomasi

ekonomi.

Memperluas dan

meningkatkan akses pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia, serta meningkatkan arus investasi dan pariwisata ke Indonesia, serta mendorong perlindungan pasar domestik dari praktik perdagangan yang tidak adil.

Meningkatkan promosi TTI dengan melibatkan

partisipasi aktif pelaku usaha Indonesia dan negara akreditasi, termasuk

melibatkan para pemangku kepentingan setempat, al. Swiss-Asian Chamber of Commerce (SACC), Switzerland Global Enterprise (S-GE), Economic Suisse, Liechtenstein Chamber of

(21)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 21 Commerce and Industry (LCCI), dsb.

Memperkuat diplomasi Indonesia pada pasar prospektif.

Mengembangkan jejaring bisnis dan market

intelligence produk

Indonesia negara akreditasi, melalui para pemangku kepentingan di negara akreditasi, baik pemerintah (SECO) maupun non-pemerintah / atau para pelaku usaha langsung, serta asosiasi-asosiasi terkait seperti:

HandelSuisse, Economic Suisse, SACC, SIPPO/SGE, LCCI, dsb.

Mendorong perluasan potensi perdagangan, investasi, pariwisata dan pengembangan

infrastruktur maritim serta pengelolaan kekayaan maritim.

Mengoptimalkan forum kerja sama bilateral yang telah ada seperti Joint Economic and Trade Committee (JETC RI-Swiss), termasuk mendorong

diselesaikannyaperundingan IE-CEPA.

Mendorong masuknya investasi asing pada sektor-sektor prioritas bagi Indonesia, serta memfasilitasi dan mendorong serta melindungi investasi Indonesia di luar negeri. Perhatian khusus

diberikan pada Perjanjian Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) bilateral serta kelanjutan perundingan perjanjian investasi.

Meningkatkan sinergi dengan SACC dan SGE/SIPPO dalam meningkatkan jumlah investasi negara akreditasidi Indonesia, sebagai tindak lanjut implementasi perjanjian/kesepakatan yang ada (P4M).

Mendorong implementasi kerja sama perdagangan dan investasi yang berimbang dan berkelanjutan.

Memanfaatkan events promosi/pameran

perdagangan di Indonesia, seperti Trade Expo

Indonesia (TEI) maupun di negara akreditasi, untuk menarik lebih banyak

(22)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 22 potential buyers dan

potential investors bagi

produk-produk unggulan Indonesia.

3. Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta

pemberdayaan diaspora.

Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/ BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan. Memanfaatkan kegiatan-ekagiatan kemasyarakatan untuk menyelenggarakan kegiatan outreach

pelayanan dan perlindungan dalam bentuk “Warung Konsuler“

Memperkuat sistem kelembagaan

perlindungan WNI/ BHI di dalam negeri dan luar negeri dengan

memperhatikan aspek pencegahan (prevention), deteksi dini (early

detection), dan

perlindungan secara cepat dan tepat (immediate

response).

Mengoptimalkan program pembinaan masyakarat melalui penyelenggaraan maupun partisipasi dalam kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan maupun perayaan keagamaan (Idul Fitri, Natal, Paskah, Nyepi, dll) di wilayah negara akreditasi.

Mengoptimalisasikan langkah-langkah

pencegahan, deteksi dini dan cepat tanggap dalam penyelesaian kasus WNI/ BHI di luar negeri.

Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi melalui situs portal KBRI Bern, laman media sosial, dan saluran

hotline untuk

menyampaikan himbauan, informasi dan tanggapan atas permohonan bantuan/ layanan.

Memperkuat sinergi dalam perlindungan WNI di luar negeri dengan komunitas Indonesia di luar negeri serta

pelayanan dan

pemberdayaan diaspora dan masyarakat madani.

Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh lapisan dan komunitas WNI di negara akreditasi, misalnya

Vereign Indonesische Schweiz (VIS),

Perkumpulan Joglo Semar, Perkumpulan Banjar Bali, Asosiasi Indonesia Jenewa, dsb.

3. Peningkatan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan

Meningkatkan efektivitas kebijakan luar negeri melalui perumusan

Menyusun dan menyampaikan

(23)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 23 kebijakan yang

melibatkan peran/

partisipasi/ dukungan para pemangku kepentingan.

usulan kegiatan yang melibatkan peran serta pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan kerja sama bilateral di berbagai bidang. 4. Peningkatan kapasitas

organisasi, tata kelola yang akuntabel, serta kompetensi SDM Kementerian Luar Negeri yang berbasis teknologi informasi Memperkuat sistem manajemen kinerja Perwakilan RI dengan dukungan IT. Mengembangkan sarana pendukung IT dalam menunjang kinerja KBRI Bern.

Memperluas kerja sama pendidikan dan pelatihan diplomasi dalam rangka peningkatan kapasitas SDM Kementerian Luar Negeri.

Menjajaki berbagai peluang kerja sama pendidikan dan pelatihan diplomasi dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga think tank di negara akreditasi.

Meningkatkan kompetensi SDM Kementerian Luar Negeri melalui

pengembangan keahlian khusus yang mendukung penyelenggaraan

hubungan luar negeri, dengan prioritas pada keahlian seperti asset

recovery, hukum laut

internasional dan riset strategis.

Melakukan kerja sama dengan International

Cooperation on Asset Recovery di Basel, serta

perguruan tinggi yang unggul dalam bidang-bidang asset recovery dan isu-isu strategis yang menjadi kepentingan Indonesia.

Membangun sistem komunikasi dan teknologi informasi yang

terintegrasi berdasarkan

IT Master Plan

Kementerian Luar Negeri.

Mengoptimalkan

penggunaan Portal KBRI Bern dan

mengintegrasikannya dengan berbagai aplikasi IT yang mendukung kinerja KBRI Bern.

Meningkatkan

akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negara serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan.

Menerapkan sistem

pengelolaan anggaran yang berbasis kinerja yang mengedepankan bidang-bidang prioritas sesuai dengan kepentingan nasional, serta

mendokumentasikan dan menjaga aset-aset negara di wilayah negara akreditasi.

(24)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 24

Lampiran II: Matriks Target Kinerja

Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegiatan (Output) Indikator

Target Alokasi Anggaran

(juta rupiah) 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri Meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia Persentase penyelenggaraan dukungan manajemen yang professional, akuntabel (sesuai peraturan perundangan), efisien (tepat sasaran) dan efektif (tepat guna)

100% 100% 100% 100% 100% 26.065 29.707 32.878 35.166 39.783 1.1. Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen pada Perwakilan RI Terselenggaranya peningkatan pelaksanaan dukungan manajemen pada Perwakilan RI Persentase terselenggaranya operasional dan pemeliharaan perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Luar Negeri Meningkatnya kualitas dukungan sarana dan prasarana Kementerian Luar Negeri Tingkat dukungan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Luar Negeri 100% 100% 100% 100% 100% 275 3.162 1.727 350 1.100 2..1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perwakilan RI Terlaksananya peningkatan sarana dan prasarana Perwakilan RI Jumlah pembangunan/ pengadaan peningkatan gedung kantor/ wisma duta dan gedung lainnya

(25)

RENCANA STRATEGIS KBRI BERN 2015 - 2019 25

Jumlah pengadaan/ peningkatan mekanik elektrik/ peralatan dan mesin

- 1 kali 2 kali - 1 kali

3.

Pelaksanaan

Diplomasi dan Kerja sama internasional pada Perwakilan RI

Meningkatnya kegiatan diplomasi dan kerja sama internasional

Indeks peningkatan kegiatan diplomasi dan kerja sama internasional

90,70 90,70 90,70 90,70 90,70 2.099 3.500 3.850 4.235 4.658

3.1.

Penyelenggaraan Diplomasi dan Kerja sama internasional Terselenggaranya Peningkatan Pelaksanaan Diplomasi dan Kerjasama Internasional pada Perwakilan RI Persentase rekomendasi yang ditindaklanjuti stakeholders 80% 80% 80% 80% 80% Persentase realisasi rencana aksi/ inisiatif yang diimplementasikan

90% 90% 90% 90% 90%

Persentase peningkatan

trade, tourism and investment (TTI)

15,33% 20% 25% 30% 35%

Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase permasalahan WNI dan BHI di luar negeri yang diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran

Referensi

Dokumen terkait

Dalam karangan populer yang tidak berpretensi ilmiah, judul umumyan judul hanya digunakan untuk membayangkan isi karangan dan tidak sepenuhnya mengungkapkan

perumusan dan penetapan kebijakan administrasi dan teknis di bidang penyelenggaraan tata lingkungan, persampahan, kebersihan, penegakan hukum dan pengendalian

Penelitian ini membahas materi tajwid pada mata pelajaran qur’an hadist penelitian ini menggunakan data-data kualitatif yang akan mengetahui bagaimana

Menurut Hamdani (2010:89) pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam

Dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan, kinerja

Penelitian ini perlu dilakukan untuk melihat kajian kualitas air fisika, kimia dan biologi di perairan rawa pasang surut pada kondisi air

Bagaimanakah upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penegakan hukum peredaran rokok ilegal tanpa cukai berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007

Suatu struktur akan stabil jika terletak di atas tanah yang mempunyai daya dukung yang tingi atau tanah dengan stabilitas yang baik.. Dalam pembangunan perkerasan jalan raya, tanah