Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kav. H 1 - 2 Jl. Raya Syekh Nawawi Al Bantani, Telp/Fax (0254) 267027 / 267026
E-mail : [email protected]
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Badan Pusat Statistik Provinsi Banten adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten mengacu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna, khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha
untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Serang, 20 Januari 2017 Kepala,
Agoes Soebeno
NIP 19590101 198302 1 001
ii Hal Kata Pengantar Daftar Isi Indeks CaLK Daftar Tabel Daftar Singkatan Daftar Lampiran
Pernyataan Tanggung Jawab
i ii iii v vi vii 1
Ringkasan Laporan Keuangan 2
I. Laporan Realisasi Anggaran 4 3
II. Neraca 5 4
III. Laporan Operasional 6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7
V. Catatan atas Laporan Keuangan 8 5
A. Penjelasan Umum 8
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 25
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 33
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 50
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 56
F. Pengungkapan Penting Lainnya 61
VI. Lampiran dan Daftar 65
iii
LAPORAN REALISASI ANGGARAN Halaman
Catatan B.1 Pendapatan 25
Catatan B.2 Belanja 26
Catatan B.3 Belanja Pegawai 29
Catatan B.4 Belanja Barang 29
Catatan B.5 Belanja Modal 31
Catatan B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 31
Catatan B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Peralatan 32
NERACA
Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 33
Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 33
Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 33
Catatan C.4 Piutang PNBP 34
Catatan C.5 Bagian Lancar TP/TGR 34
Catatan C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 35
Catatan C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek 35
Catatan C.8 Beban Dibayar di Muka 36
Catatan C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima 36
Catatan C.10 Persediaan 37
Catatan C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 38
Catatan C.12 Tagihan Penjualan Angsuran 39
Catatan C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 39
Catatan C.14 Tanah 40
Catatan C.15 Peralatan dan Mesin 40
Catatan C.16 Gedung dan Bangunan 42
Catatan C.17 Jalan, Irigasi dan Jaringan 44
Catatan C.18 Aset Tetap Lainnya 44
Catatan C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 45
Catatan C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 45
Catatan C.21 Aset Tak Terwujud 46
Catatan C.22 Aset lain-Lain 47
Catatan C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 47
Catatan C.24 Uang Muka dari KPPN 48
Catatan C.25 Utang kepada Pihak Ketiga 48
iv
Catatan C.28 Ekuitas 49
LAPORAN OPERASIONAL Catatan D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 50
Catatan D.2 Beban Pegawai 50
Catatan D.3 Beban Persediaan 51
Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 51
Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 52
Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 52
Catatan D.7 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat 52
Catatan D.8 Beban Bantuan Sosial 53
Catatan D.9 Beban Penyusutan dan Amortisasi 54
Catatan D.10 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 54
Catatan D.12 Kegiatan Non Operasional 55
Catatan D.13 Pos Luar Biasa 55
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Catatan E.1 Ekuitas Awal 56
Catatan E.2 Surplus (Defisit) LO 56
Catatan E.3 Penyesuian Nilai Aset 56
Catatan E.4 Transaksi Antar Entitas 58
Catatan E.5 Ekuitas Akhir 60
PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA Catatan F.1 Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca 61
Catatan F.2 Pengungkapan Lain-Lain 61
v
Halaman
Tabel 1 : Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016 25
Tabel 2 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 25
Tabel 3 : Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015 26
Tabel 4 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 27
Tabel 5 : Rincian Belanja Program dan Jenis Belanja 31 Desember TA 2016 28
Tabel 6 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2016 dan TA 2015 28
Tabel 7 : Perbandingan Belanja Pegawai TA 2016 dan TA 2015 29
Tabel 8 : Perbandingan Belanja Barang TA 2016 dan TA 2015 30
Tabel 9 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2016 dan TA 2015 31
Tabel 10 : Perbandingan Real. Belanja Modal Peral. dan Mesin TA 2016-2015 32
Tabel 11 : Perbandingan Real. Belanja Modal Ged. dan Bangunan TA 2016- 2015 32
Tabel 12 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran 33
Tabel 13 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan 33
Tabel 14 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 34
Tabel 15 : Rincian Piutang PNBP 34
Tabel 16 : Rincian Bagian Lancar TP/TGR 34
Tabel 17 : Rincian Bagian Lancar TPA 35
Tabel 18 : Rincian Penyisihan Hutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek 35
Tabel 19 : Rincian Belanja di Bayar di Muka 36
Tabel 20 : Rincian Pendapatan yang Masih Harus Diterima TA 2016 dan 2015 37
Tabel 21 : Rincian Persediaan TA 2016 dan 2015 37
Tabel 22 : Rincian Tagihan TP/TGR TA 2016 dan 2015 38
Tabel 23 : Rincian Tagihan TPA TA 2016 dan 2015 39
Tabel 24 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Panjang 39
Tabel 25 : Rincian Tanah 40
Tabel 26 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 45
Tabel 27 : Rincian Aset Tak Terwujud 46
Tabel 28 : Rincian Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 47
Tabel 29 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga 48
Tabel 30 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 48
Tabel 31 : Rincian Beban yang Masih Harus Dibayar TA 2016 dan 2015 49
Tabel 32 : Pendapatan Negara Bukan Pajak Tahun 2016 dan 2015 50
Tabel 33 : Rincian Beban Pegawai Tahun 2016 dan 2015 50
vi
Tabel 36 : Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2016 dan 2015 52
Tabel 37 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2016 dan 2015 52
Tabel 38 : Rincian Beban Barang Diserahkan ke Masyarakat, 2016 dan 2015 53
Tabel 39 : Rincian Beban Bantuan Sosial Tahun 2016 dan 2015 53
Tabel 40 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2016 dan 2015 54
Tabel 41 : Rincian Beban Penyisihan Utang Tak Tertagih, 2016 dan 2015 55
Tabel 42 : Rincian Kegiatan Non Operasional Tahun 2016 dan 2015 55
Tabel 43 : Rincian Pos Luar Biasa Tahun 2016 dan 2015 55
Tabel 44 : Rincian Koreksi Nilai Persediaan 56
Tabel 45 : Rincian Selisih Revaluasi Aset Tetap 57
Tabel 46 : Rincian Koreksi Lain-Lain 58
Tabel 47 : Rincian Nilai Transaksi Antar Entitas 58
vii
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BPS BPK
: :
Badan Pusat Statistik Badan Pemeriksa Keuangan
DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran
CaLK : Catatan Atas Laporan Keuangan
SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan
SAI : Sistem Akuntansi Instansi
SAK : Sistem Akuntansi Keuangan
SIMAK-BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara
LRA : Laporan Realisasi Anggaran
PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak
TP : Tuntutan Perbendaharaan
TGR : Tuntutan Ganti Rugi
KDP : Konstruksi Dalam Pengerjaan
UP : Uang Persediaan
SSBP : Surat Setoran Bukan Pajak
KPPN : Kantor Pelayanan Perbendahaan Negara
https://banten.bps.go.id/
Catatan atas Laporan Keuangan - 1
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI BANTEN
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KEPALA BPS PROVINSI BANTEN
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Serang, 25 Januari 2017 Kepala,
Ir. Agoes Soebeno, M.Si.
NIP 19590101 198302 1 001
Catatan atas Laporan Keuangan - 2
-RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2016.
Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2016 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp14.442.400 dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp0. Realisasi Belanja Negara pada TA 2016 adalah sebesar Rp50.900.623.928 atau mencapai 95,91 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp53.072.957.000.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2016 dan TA 2015 sebagai berikut :
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015
(dalam Rupiah) Uraian
31 Desember 2016 31 Desember 2015 Anggaran Realisasi % Real. thd
Anggaran Realisasi
Pendapatan Negara 0 14.442.400 - 252.478.790
Belanja Negara 53.072.957.000 50.900.623.928 95,91 19.125.496.381
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada
31 Desember 2016.
Nilai Aset per 31 Desember 2016 dicatat dan disajikan sebesar Rp9.192.802.839 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp225.127.697; Aset Tetap (netto) sebesar Rp8.370.860.592; Piutang Jangka Panjang (netto) sebesar Rp(0); dan Aset Lainnya (netto) sebesar Rp596.814.550. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp271.002.402 dan Rp8.921.800.437.
Catatan atas Laporan Keuangan - 3
-3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp4.912.400, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp54.728.144.309 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(54.723.231.909). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp1.613.082 dan sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(54.721.618.827).
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2016 adalah sebesar Rp15.338.649.859 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp(54.721.618.827) kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan sebesar Rp0 dan koreksi-koreksi senilai Rp(1.489.591.635) dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp49.794.361.040 sehingga
Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2016 adalah senilai Rp8.921.800.437.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2016 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Catatan atas Laporan Keuangan - 4
-I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
TA 2015
ANGGARAN
REALISASI
REALISASI
PENDAPATAN
Penerimaan Negara Bukan Pajak
B.1
-
14.442.400
-
252.478.790
JUMLAH PENDAPATAN
-
14.442.400
-
252.478.790
BELANJA
Belanja Operasi
B.2
Belanja Pegawai
B.3
7.602.956.000
7.382.627.729
97,10
6.682.438.496
Belanja Barang
B.4
44.271.001.000
42.320.943.199
95,60
11.596.336.400
Belanja Bantuan Sosial
B.5
-
-
-
Jumlah Belanja Operasi
51.873.957.000
49.703.570.928
95,82
18.278.774.896
Belanja Modal
Belanja Tanah
B.6
-
-
-
Belanja Peralatan dan Mesin
B.7
228.023.000
226.781.500
99,46
577.383.485
Belanja Gedung dan Bangunan
B.8
970.977.000
970.271.500
99,93
269.338.000
Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan
B.9
-
-
-
Belanja Modal lainnya
B.10
-
-
-
Jumlah Belanja Modal
1.199.000.000
1.197.053.000
99,84
846.721.485
JUMLAH BELANJA
53.072.957.000
50.900.623.928
95,91
19.125.496.381
% thd Angg
CATATAN
URAIAN
TA 2016
Catatan atas Laporan Keuangan - 5
-II. NERACA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN NERACA
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2016 2015
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - -Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - -Kas Lainnya dan Setara -Kas C.3 - -Piutang PNBP C.4 - -Bagian Lancar TP/TGR C.5 - -Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Pendek C.7 - -Belanja Dibayar di Muka C.8 3.214.285 41.785.714 Persediaan C.9 221.913.412 4.122.053.416 Jumlah Aset Lancar 225.127.697 4.163.839.130 Tagihan TP/TGR C.10 - -Tagihan Penjualan Angsuran C.11 - -Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.12 - -Jumlah Piutang Jangka Panjang - -Tanah C.13 270.000.000 270.000.000 Peralatan dan Mesin C.14 11.527.689.846 12.356.921.286 Gedung dan Bangunan C.15 6.356.418.300 5.311.734.800 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.16 - 74.412.000 Aset Tetap Lainnya C.17 345.255.068 290.211.519 Konstruksi dalam pengerjaan C.18 - -Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.19 (10.128.502.622) (8.235.006.466) Jumlah Aset Tetap 8.370.860.592 10.068.273.139 ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.20 2.189.961.619 1.360.908.119 Aset Lain-Lain C.21 521.450.909 579.220.636 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.22 (2.114.597.978) (569.450.604) Jumlah Aset Lainnya 596.814.550 1.370.678.151
JUMLAH ASET 9.192.802.839 15.602.790.420
Uang Muka dari KPPN C.23 - -Utang kepada Pihak Ketiga C.24 271.002.402 264.140.561 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 271.002.402 264.140.561
271.002.402 264.140.561 Ekuitas C.26 8.921.800.437 15.338.649.859 JUMLAH EKUITAS 8.921.800.437 15.338.649.859 9.192.802.839 15.602.790.420 URAIAN KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET
ASET TETAP ASET LANCAR
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS
PIUTANG JANGKA PANJANG
Catatan atas Laporan Keuangan - 6
-III. LAPORAN OPERASIONAL
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
CATATAN 2016 2015
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 4.912.400 230.331.820
4.912.400
230.331.820
Beban Pegawai D.2 7.392.936.612 6.737.054.337
Beban Persediaan D.3 3.076.911.274 326.574.166
Beban Barang dan Jasa D.4 4.713.786.987 2.873.438.652
Beban Pemeliharaan D.5 509.245.296 574.954.110
Beban Perjalanan Dinas D.6 36.981.155.803 6.425.556.840
Beban Barang Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - 619.698.748 Beban Bantuan Sosial D.8 - -Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 2.054.108.337 1.504.621.848 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - -Beban Lain-lain D.11 -
-54.728.144.309
19.061.898.701
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
OPERASIONAL (54.723.231.909) (18.831.566.881)
D.12
Surplus (Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar 3.606.570 18.000.000 Surplus (Defisit) Penyelesaian Kewajiban
Jangka panjang - -Surplus (Defisit) Kegiatan Non
Operasional Lainnya (1.993.488) 4.146.970 SURPLUS DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 1.613.082 22.146.970
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (54.721.618.827) (18.809.419.911)
D.13
Pendapatan PNBP - -Beban Perjalanan Dinas - -Beban Persediaan -
-SURPLUS/DEFISIT LO (54.721.618.827) (18.809.419.911) URAIAN
BEBAN
JUMLAH BEBAN
KEGIATAN NON OPERASIONAL
POS LUAR BIASA
KEGIATAN OPERASIONAL
JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN
Catatan atas Laporan Keuangan - 7
-IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
(Dalam Rupiah)
URAIAN
CATATAN
2016
2015
EKUITAS AWAL
E.1
15.338.649.859
8.691.579.087
SURPLUS/DEFISIT - LO
E.2
(54.721.618.827)
(18.809.419.911)
DAMPAK KOMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR
E.3
KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS
(1.489.591.040)
44.906.586
PENYESUAIAN NILAI ASET
E.4
-
(4.865.550)
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN
E.5
-
SELISIH REVALUASI ASET TETAP
E.6
-
KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI
E.7
(1.489.591.040)
49.772.136
KOREKSI LAIN-LAIN
E,8
-
-TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
49.794.361.040
25.411.584.097
PENGESAHAN PENGEMBALIAN HIBAH LANGSUNG
E.9
-
SETORAN SURPLUS BLU
E.10
-
-KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS
E.11
(6.416.848.827)
6.647.070.772
EKUITAS AKHIR
8.921.801.032
15.338.649.859
Catatan atas Laporan Keuangan - 8
-V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
05/PMK.05/2010 tentang Perubahan atas PMK Nomor 57/PMK.05/2007
tentang Pengelolaan Rekening Milik Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara.
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
102/PMK.05/2009 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah.
14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah.
15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan - 9
-Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara.
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara.
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang
Pedoman Rekonsiliasi dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga.
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat.
23. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga
24. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel
Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
25. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.06/2013 tentang Modul
Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
26. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KM.6/2014 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara.
27. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KM.6/2014 tentang Atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KM.6/2013 tentang Modul Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
28. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementeriaan Keuangan
Nomor PER-01/KN/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur
Catatan atas Laporan Keuangan - 10
-Entitas dan Rencana
jenderal Kekayaan Negara Nomor Per-07/KN/2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Barang Milik Negara dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2009
tentang Tata Cara Penyajian Informasi Pendapatan dan Belanja Secara Akrual pada Laporan Keuangan.
30. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-81/PB/2011
tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan
Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga.
31. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011
tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga.
32. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/2011
tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga.
33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014
tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK
Strategis Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005-2025 yaitu “Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik.
Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti:
1. Reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang
mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil;
2. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang mengarah
kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat terhadap data dan informasi; dan
Catatan atas Laporan Keuangan - 11
-3. Kesiapan SDM penyelenggara statistik dalam penyediaan data yang
berkualitas. Upaya BPS untuk meningkatkan penyediaan data yang berkualitas sejalan dengan Misi Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu “Mewujudkan bangsa yang berdaya saing” sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010-2014, BPS menetapkan visi tahun 2015-2019:
“Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua”
(“The Agent of Trustworthy Statistical Data for All”)
Kata “pelopor” mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial) baik pengguna data nasional / internasional.
Dengan visi BPS 2015-2019, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. Di samping itu, visi BPS juga memberikan ruang bagi berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.
Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN 2015-2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis.
Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) mencakup semua pesan yang terdapat dalam visi, (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai, (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana termasuk instansi pemerintah yang akan dilayani oleh, dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dari para pemangku kepentingan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 12
-Pernyataan misi yang dikaitkan dengan Visi BPS dijabarkan sebagai berikut:
1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang
terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui
pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah
untuk kemajuan perstatistikan
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik.
Rumusan Tujuan BPS untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi BPS dapat dijelaskan melalui pemaparan bagan di bawah ini.
VISI BPS 2015-2019 Pelopor data statistik terpercaya untuk semua MISI BPS 2015 - 2019
1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional
2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang Berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik
3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan
TUJUAN 2019
1. Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan kualitas
2. Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik
3. Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik
4. Peningkatan birokrasi yang akuntabel
Adapun tujuan BPS dalam rangka mencapai Visi BPS dan mewujudkan Misi BPS untuk kurun waktu 2015 - 2019 adalah sebagai berikut :
1. Tujuan 1 : Peningkatan kualitas data statistik melalui kerangka penjaminan
kualitas, terkait dengan:
Catatan atas Laporan Keuangan - 13
- Misi ke-1 : Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan
statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional / internasional,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
2. Tujuan 2 : Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik, terkait
dengan:
Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan
melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
4. Tujuan 3 : Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan
pembinaan yang efektif di bidang statistik, terkait dengan:
Misi ke-2 : Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan
melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik,
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
5. Tujuan 4 : Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, terkait dengan:
Misi ke-3 : Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan
amanah untuk kemajuan perstatistikan.
Tujuan pertama pembangunan statistik menuntut BPS untuk meningkatkan kualitas data statistik. Tujuan pertama ini akan didukung dan diupayakan dengan
menerapkan program Statcap CERDAS (Statistical Capacity Building Change and
Reform for Development of Statistics in Indonesia) kerangka penjaminan kualitas. Tujuan kedua berupa peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik. Keberhasilan upaya peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan statistik tidak terlepas dari dukungan dan peranan TIK, yang diwujudkan melalui pembangunan arsitektur dan kerangka TIK dan manajemen informasi. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan TIK statistik. Tujuan kedua ini akan diperkuat oleh komponen kedua Statcap CERDAS yaitu Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Sistem Informasi Manajemen Statistik.
Tujuan ketiga Penguatan Sistem Statistik Nasional melalui koordinasi dan pembinaan yang efektif di bidang statistik, di dalam tujuan tersebut memuat misi BPS untuk meningkatkan peran BPS: sebagai Pusat Rujukan Statistik dalam
Catatan atas Laporan Keuangan - 14
-terselenggaranya SSN, sebagai koordinator penyelenggaraan statistik di Indonesia, baik statistik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah ataupun masyarakat. Dengan demikian, fungsi BPS sebagai Pusat Rujukan Statistik dapat menghasilkan data dan informasi statistk yang diperlukan oleh semua pihak. Tujuan ketiga ini akan diperkuat oleh komponen keempat Statcap CERDAS yaitu penguatan kelembagaan.
Tujuan keempat Peningkatan Birokrasi yang akuntabel, di dalam tujuan tersebut terkait dengan misi membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan. Untuk itu, peningkatan kapasitas dan kemampuan tenaga statistik di pusat maupun daerah harus terus dilakukan. Tujuan keempat ini diperkuat dengan komponen ketiga Statcap CERDAS yaitu pengembangan sumber daya manusia.
BPS telah menetapkan nilai-nilai inti yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh setiap pegawainya dalam menetapkan keputusan berkaitan dengan upaya pencapaian visi dan misi BPS. Nilai-nilai inti BPS tersebut adalah sebagai berikut :
Nilai-nilai Inti (core values) Badan Pusat Statistik adalah:
Profesional (Kompeten, Efektif, Efisien, Inovatif dan Sistemik),
Integritas (Dedikasi, Disiplin, Konsisten, Terbuka dan Akuntabel),
Amanah (Terpercaya, Jujur, Tulus dan Adil).
Nilai-nilai inti BPS ini merupakan pondasi yang kokoh untuk membangun jati diri dan penuntun perilaku setiap insan BPS dalam melaksanakan tugas. Adapun penjabaran dari nilai-nilai Inti BPS ini adalah sebagai berikut:
1. Profesional
Profesional merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan profesi/tugasnya, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Kompeten : mempunyai keahlian dalam bidang tugas yang diemban,
o Efektif : memberikan hasil maksimal,
o Efisien : mengerjakan setiap tugas secara produktif, dengan sumber daya
minimal,
o Inovatif : selalu melakukan pembaruan dan atau penyempurnaan melalui
proses pembelajaran diri secara terus-menerus,
Catatan atas Laporan Keuangan - 15
-o Sistemik : meyakini bahwa setiap pekerjaan mempunyai tata urutan proses
sehingga pekerjaan yang satu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan yang lain.
2. Integritas
Integritas merupakan sikap dan perilaku kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai dalam pengabdiannya kepada organisasi, dengan unsur-unsur sebagai berikut :
o Dedikasi : memiliki pengabdian yang tinggi terhadap profesi yang diemban
dan institusi,
o Disiplin : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan,
o Konsisten : selarasnya kata dengan perbuatan,
o Terbuka : menghargai ide, saran, pendapat, masukan, dan kritik dari
berbagai pihak,
o Akuntabel : bertanggung jawab dan setiap langkahnya terukur.
3. Amanah
Amanah merupakan sikap kerja yang harus dimiliki oleh setiap pegawai untuk dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
o Terpercaya : melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, yang tidak
hanya didasarkan pada logika tetapi juga sekaligus menyentuh dimensi mental spiritual,
o Jujur : melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari
prinsip moralitas,
o Tulus : melaksanakan tugas tanpa pamrih, menghindari konflik
kepentingan (pribadi, kelompok, dan golongan), serta mendedikasikan semua tugas untuk perlindungan kehidupan manusia, sebagai amal ibadah atau perbuatan untuk Tuhan Yang Maha Esa,
o Adil : menempatkan sesuatu secara berkeadilan dan memberikan haknya.
Catatan atas Laporan Keuangan - 16
-STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN
Badan Pusat Statistik (BPS) sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 mempunyai Perwakilan BPS di Daerah yang merupakan Instansi Vertikal BPS di Daerah.
Organisasi dan tata kerja BPS di daerah diatur dalam Peraturan Kepala BPS Nomor 121 Tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di Daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi BPS Provinsi
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Tahun 2016 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh BPS Provinsi Banten. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.
SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan
Catatan atas Laporan Keuangan - 17
-Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi
A.4. BASIS AKUNTANSI
BPS Provinsi Banten menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar Pengukuran
A.5. DASAR PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan BPS Provinsi Banten dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan Akuntansi
A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2016 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik
Catatan atas Laporan Keuangan - 18
-spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh BPS RI yang merupakan entitas pelaporan dari BPS Provinsi Banten. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPS Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
Pendapatan LRA
1)Pendapatan- LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara
(KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Pendapatan LO
2) Pendapatan- LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan
/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai
dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan
periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan
denda atau dokumen lain yang dipersamakan
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 19
-Belanja 3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban 4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset;
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Aset 5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam
bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan
sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
Catatan atas Laporan Keuangan - 20
- Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi
apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa
yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal
c) Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan
(net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:
Kualitas Piutang Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d.
tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti
Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal
neraca dikalikan dengan:
o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;
o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
Catatan atas Laporan Keuangan - 21
-o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan
cara lainnya.
Aset Tetap
Penyusutan Aset Tetap
b. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi
sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah
raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan
atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum
kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah
yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan
dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Catatan atas Laporan Keuangan - 22
- Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah;
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber
sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap
akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis
lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan
Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun
Piutang Jangka Panjang
d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan
akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Catatan atas Laporan Keuangan - 23
-Aset Lainnya e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan
piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu
sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode
garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut :
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud
Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (tahun)
Software Komputer 4
Franchise 5
Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
10
Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.
20
Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan
Varietas Tanaman Tahunan 25
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.
50
Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70
Catatan atas Laporan Keuangan - 24
- Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku
yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban 6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka
pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban
pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas 7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Catatan atas Laporan Keuangan - 25
-B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Pendapatan Rp14.442.200
Selama periode berjalan, BPS Provinsi Banten telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja antara lain :
Tabel 1.
Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2016
Angggaran Awal Anggaran Revisi Pendapatan
Pendapatan dari Pengelolaan BMN - -Pendapatan Lain-lain -
-Jumlah Pendapatan -
-Belanja
Belanja Pegawai 6.597.415.000 7.602.956.000 Belanja Barang 51.103.048.000 44.271.001.000 Belanja Bantuan Sosial - -Belanja Modal 1.199.000.000 1.199.000.000
Jumlah Belanja 58.899.463.000 53.072.957.000
2016 Uraian
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp14.442.400 dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp0. Pendapatan BPS Provinsi Banten terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
No Uraian Anggaran Realisasi % Real
Angg.
1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 13.512.400 -
2 Pendapatan Jasa - 0 -
3 Pendapatan Iuran dan Denda - 0 -
4 Pendapatan Lain-Lain - 930.000 -
Jumlah - 14.442.400 -
Catatan atas Laporan Keuangan - 26
-Realisasi Pendapatan 31 Desember TA 2016 mengalami penurunan sebesar 94,28 persen dibandingkan 31 Desember 2015. Hal ini disebabkan :
1. Menurunnya Pendapatan dan Pengelolaan BMN yang hanya bersumber dari pendapatan sewa rumah dinas, sedangkan tahun 2015 ada perolehan pendapatan dari pelelangan dokumen kegiatan Sensus Pertanian Tahun 2013 (ST2013) yang telah diolah.
2. Tahun 2016 tidak dilanjutkan kembali kerjasama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dengan BPS Provinsi Banten untuk kegiatan Survei Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulanan seperti tahun 2015.
3. Selain itu, Pendapatan Lain-Lain mengalami penurunan dari pendapatan pengembalian belanja pegawai serta pengembalian belanja lainnya tahun anggaran yang lalu.
Tabel 3
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2016 dan 2015
Uraian Realisasi 31 Desember TA 2016 Realisasi 31 Desember TA 2015 Naik/Turun (%)
1. Pendapatan dari pengelolaan BMN 13.512.400 28.679.600 (52,88)
2. Pendapatan Jasa - 219.652.220 -
3. Pendapatan Iuran dan Denda - - -
4. Pendapatan Lain-Lain 930.000 4.146.970 (77,57) Jumlah 14.442.400 252.478.790 (94,28) Realisasi Belanja Negara Rp. 50.900.623.928 B.2. Belanja
Realisasi Belanja instansi pada 31 Desember TA 2016 adalah sebesar Rp50.900.623.928 atau 95,91 persen dari anggaran belanja sebesar Rp53.072.957.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 3 1 D e s e m b e r T A 2 0 1 6 adalah sebagai berikut :
Catatan atas Laporan Keuangan - 27
-Tabel 4.
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016
Uraian Anggaran Realisasi
Belanja Penyerapan (%) Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 7.602.956.000 44.271.001.000 1.199.000.000 7.383.773.973 42.321.063.199 1.197.053.000 97,12 95,60 99,91
Total Belanja Kotor 53.072.957.000 50.901.890.172 95,91 Pengembalian Belanja - (1.266.244)
-Belanja Bersih 53.072.957.000 50.900.623.928 95,91
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:
10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 40.000.000.000 50.000.000.000 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2016
Anggaran Realisasi
Catatan atas Laporan Keuangan - 28
-Anggaran dan realisasi belanja 31 Desember TA 2016 berdasarkan program dan jenis belanja dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5.
Rincian Belanja Berdasarkan Program dan Jenis Belanja 31 Desember TA 2016
Program Kelompok Belanja Anggaran Realisasi Persen
DMPT2L 1. Belanja Pegawai (51) 7.602.956.000 7.383.773.973 97,12 2. Belanja Barang (52) 1.549.625.000 1.502.840.331 96,98 Jumlah 9.152.581.000 8.886.614.304 97,09 PPIS 1. Belanja Barang (52) 42.721.376.000 40.818.222.868 95,55 2. Belanja Modal (53) - - - Jumlah 42.721.376.000 40.818.222.868 95,55 PSPA 1. Belanja Modal (53) 1.199.000.000 1.197.053.000 99,84 Jumlah 1.199.000.000 1.197.053.000 99,84 Jumlah Bruto 53.072.957.000 50.901.890.172 95,91 Pengembalian Belanja - 1.266.244 - Jumlah Netto 53.072.957.000 50.900.623.928 95,91
Berdasarkan Tabel 6 Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015 menunjukkan bahwa realisasi belanja pada TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 166,14 persen dibandingkan realisasi belanja pada TA 2015. Kenaikan realisasi belanja ini dipengaruhi oleh kenaikan belanja barang pada TA 2016 yang mengalami kenaikan 264,95 persen dibandingkan belanja barang pada TA 2015.
Tabel 6.
Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember TA 2016 dan 2015
Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015 Naik/ (Turun) Persen (%) Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 7.382.627.729 42.320.943.199 1.197.053.000 6.682.438.496 11.596.336.400 846.721.485 700.189.233 30.724.606.799 350.331.515 10,48 264,95 41,38 Jumlah 50.900.623.928 19.125.496.381 31.775.127.547 166,14
https://banten.bps.go.id/
Catatan atas Laporan Keuangan - 29
-Belanja Pegawai Rp 7.382.627.729
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai pada TA 2016 meliputi: Belanja Gaji dan Tunjangan PNS; Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS; Belanja Honorarium; Belanja Lembur; dan Belanja Vakasi. Realisasi belanja pegawai 31 Desember TA 2016 dan TA 2015 adalah masing-masing sebesar Rp7.382.627.729 dan Rp6.682.438.496. Berdasarkan Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai 31 Desember TA 2016 dan 31 Desember TA 2015, realisasi belanja TA 2016 mengalami kenaikan sebesar 10,48 persen. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah terkait Tunjangan Hari Raya (THR) pada pertengahan tahun 2016 serta adanya kenaikan pangkat/golongan beberapa pegawai. Rincian belanja pegawai disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 7.
Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2016 dan 2015
Uraian Jenis Belanja Realisasi TA. 2016
Realisasi TA.
2015 Naik/ (Turun)
Persen (%)
Belanja Gaji dan
Tunjangan PNS 7.383.773.973 6.778.137.348 605.636.625 8,94
Belanja Gaji dan
Tunjangan Non PNS - - - -
Belanja Honorarium - - - -
Belanja Lembur - - - -
Belanja Vakasi - - - -
Realisasi Belanja Kotor 7.383.773.973 6.778.137.348 605.636.625 8,94
Pengembalian Belanja (1.146.244) (95.698.852) 94.552.608 (98,80)
Realisasi Belanja Bersih 7.382.627.729 6.682.438.496 700.189.233 10,48
Belanja Barang Rp 42.320.943.199
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2016 dan 2015 adalah masing-masing sebesar Rp42.320.943.199 dan Rp11.596.336.400. Realisasi Belanja Barang 31 Desember TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 264,95 persen dibandingkan realisasi belanja barang TA 2015.
Hal ini disebabkan :
Catatan atas Laporan Keuangan - 30
-1. Pada Belanja Barang Non Operasional terjadi kenaikan pada Belanja Bahan
dan Belanja Honor Output Kegiatan, terutama pada pembayaran honor instruktur daerah (Inda) pelatihan petugas listing Sensus Ekonomi Tahun 2016 (SE2016).
2. Belanja Jasa mengalami kenaikan sangat signifikan terutama terkait dengan
kegiatan publisitas SE2016 yang mencakup pembuatan media dan video publisitas serta diselenggarakannya Apel Siaga SE2016 se- Provinsi Banten.
3. Peningkatan belanja barang terbesar adalah pada Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Negeri yang juga terkait pelaksanaan SE2016. Belanja perjalanan ini mencakup sosialisasi, pelatihan petugas listing, pelatihan instruktur daerah (Inda), pelatihan petugas pengolahan, pengawasan lapangan dan task force SE2016. Kegiatan yang paling banyak menyerap anggaran SE2016 adalah dari pelaksanaan pelatihan petugas listing yang melibatkan 15.163 petugas pencacah (PCL) dan petugas pengawas (PML) dari 8 (delapan) kabupaten/kota se-Provinsi Banten.
Tabel 8.
Perbandingan Belanja Barang 31 Desember TA 2016 dan TA 2015
Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2016 Realisasi TA 2015 Naik/ Turun Persen (%) Belanja Barang Operasional 546.918.790 461.646.533 85.272.257 18,47
Belanja Barang Non
Operasional 3.125.496.151 1.884.699.203 1.240.796.948 65,84 Belanja Barang Persediaan 150.623.000 1.674.185.446 (1.523.562.446) (91,00) Belanja Jasa 1.006.247.659 594.539.948 411.707.711 69,25 Belanja Pemeliharaan 510.501.796 555.846.230 (45.344.434) (8,16) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 36.981.275.803 6.430.496.840 30.550.778.963 475,09 Realisasi Belanja Kotor 42.321.063.199 11.601.414.200 30.719.648.999 264,79 Pengembalian Belanja 120.000 (5.077.800) 5.197.800 102,36) Realisasi Belanja Bersih 42.320.943.199 11.596.336.400 30.724.606.799 264,95