• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah aseptik.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah aseptik.doc"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

\\

MAKALAH

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN DASAR III

ILMU KEPERAWATAN DASAR III

TENTANG

TENTANG

MENGAPLIKASIKAN TEKNIK ASEPTIK 

MENGAPLIKASIKAN TEKNIK ASEPTIK 

DALAM PERAKTIK KEPERAWATAN

DALAM PERAKTIK KEPERAWATAN

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

TAHUN AKADEMIK 2011/2012

TAHUN AKADEMIK 2011/2012

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Mengaplikasikan Teknik Aseptik Dalam Praktik Keperawatan

Disusun Oleh: 1. Dwi Abdul Rohman 2. Moh. Ahsanul M. 3. Zainal Abidin

Disahkan di Mojokerto pada:

Hari :……….

Tanggal :……….

Mojokerto, 1 Maret 2012 Dosen Pembimbing

(3)

KATA PENGANTAR 

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak  akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengaplikasikan teknik aseptik dalam peraktik keperawatan yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang mengaplikasikan teknik aseptik dalam peraktik  keperawatan. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada  pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon

untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Mojokerto, 1 Maret 2012

(4)

DAFTAR ISI

J u d ul . . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . . i

H a l a ma n P e n ge s a ha n . . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. i i Kata Pengantar ... iii

D af ta r I si . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. i v BAB 1 : PENDAHULUAN 1 .1 L at ar B el aka ng . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 5 1 .2 R um us an m as al ah . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 5 1 .3 T uj ua n d an m an fa at . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 5 B A B 2 : T I NJ A UA N T E OR I 2.1 Perspektif Keperawata Keluarga ... 7

A . Definisi Keluarga . . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . 7

B. Ti pe Ke lua rga . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. 9

C . F u ng s i K e l ua r g a . . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . 1 1 D . D i me n si D a s ar S t r uk tu r K e lu a rg a . . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. . 1 3 E . P er an P er aw at K el ua rg a . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 1 5 2.2 Perspektif Keperawatan Komunitas ... 18

A. Falsafah ... 18

B. Pengertian ... 19

C. Ilmu Keperawatan ... 19

BAB 3 : PENUTUP 24

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antisepsis adalah cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan  bebas kuman patogen. Tindakan ini bertujuaan mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh kuman patogen. Obat-obat anti¬septik, misalnya lisol atau kreolin, adalah zat kimia yang dapat membunuh kuman penyakit merupakan syarat mutlak  dalam tindak bedah.

Hal-hal yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah :

1. Ingin lebih mengetahui tentang tentang teknik-teknik aseptik dalam keperawatan 2. Penulis ingin memperluas Model tentang teknik-teknik aseptik dalam

keperawatan

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa itu asepsis?

2. Apa itu antisepsis?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat penulis membuat makalah tentang tentang perspektif  keperawatan keluarga dan komunitas adalah :

1. Penulis dapat menjelaskan desinfeksi. 2. Penulis dapat menjelaskan dekontaminasi

3. Penulis dapat menjelaskan tentang penjelasan yang sebenarnya.

(6)

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Asepsis dan Antisepsis

Asepsis adalah prinsip bedah untuk mempertahankan keadaan bebas kuman. Keadaan asepsis .

Antisepsis adalah cara dan tindakan yang diperlukan untuk mencapai keadaan bebas kuman patogen. Tindakan ini bertujuaan mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh kuman patogen. Obat-obat antiseptik, misalnya lisol atau kreolin, adalah zat kimia yang dapat membunuh kuman penyakit merupakan syarat mutlak dalam tindak   bedah. Asepsis ada 2 macam:

1. Asepsis medis

Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme.

ex: mencuci tangan,mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat. 2. Asepsis bedah

Teknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah.

Prinsip-Prinsip Tindakan Asepsis Yang Umum

• Semua benda yang menyentuh kulit yang merekah atau dimasukkan ke dalam kulit

untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang dianggap steril, haruslah steril.

• Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.

• Peganglah objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian

objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar   pengawasan.

(7)

• Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah

steril.

• Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya

tidak mengarah pada si petugas.

• Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak 

steril.

• Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga

cairan desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.

2.2 Sumber Infeksi

1. Udara

Udara merupakan sumber kuman, karena debu yang halus di udara mengandung sejumlah mikroba yang dapat menempel pada alat bedah, permukaan kulit, maupun alat lain di ruang pembedahan. Untuk tetap dapat hidup, bakteri membutuhkan kondisi lingkungan tertentu seperti suhu, kelembaban, ada atau tidak adanya oksigen,  bahan nutrisi tertentu, dan udara.

Umumnya bakteri tumbuh subur pada suhu yang sama dengan suhu tubuh manusia. Bakteri akan berbiak cepat pada suhu antara 20° sampai 37° C. Suasana yang lembab merupakan kondisi yang baik buat pertumbuhan dan reproduksi bakteri tetapi  bakteri tertentu dapat pula tumbuh pada nanah yang mengering, ludah, atau darah

setelah waktu lama.

Bakteri anaerob umumnya berasal dari usus dan dapat hidup tanpa oksigen, tetapi bakteri aerob memerlukan oksigen, dan bakteri yang disebut fakultatif  aerob¬anaerob dapat hidup dalam keadaan tanpa atau ada oksigen.

2. Alat dan pembedah

Mikroba atau bakteri dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui  perantara. Pembawa kuman ini dapat berupa hewan misalnya serangga, manusia, atau  benda yang terkontaminasi seperti alat atau instrumen bedah. Jadi dalam hal ini, alat

(8)

 bedah, personil, dan dokter pembedah merupakan pembawa yang potensial untuk  memindahkan bakteri.

3. Kulit penderita

Ada dua macam mikroorganisme yang tinggal pada kulit manusia. Flora komensal misalnya Staphylococcus epidermis yang pada keadaan normal terdapat di kulit dan tidak patogen sampai kulit terluka. Flora transien yang dipindahkan ke kulit  penderita melalui sumber pencemaran, misalnya S.aureus yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan infeksi yang mengancam hidup bila masuk lewat luka operasi. Kulit  penderita merupakan salah satu sumber bakteri, terutama karena penderita dibawa

masuk ke tempat pembedahan dari luar kadang tanpa persiapan terlebih dahulu. 4. Visera

Usus, terutama usus besar, merupakan sumber bakteria yang dapat muncul ke luka operasi melalui hubungan langsung yaitu melalui lubang anus atau melalui pembedahan  pada usus. Bakteria yang berada di usus dalam keadaan fisiologik umumnya adalah  bakteria komensal, tetapi dapat menjadi patogen melalui luka pembedahan.

5. Darah

Darah penderita infeksi atau sepsis mengandung virus atau bakteria patogen sehingga  penyakit mudah ditularkan bila alat bedah yang digunakan pada penderita demikian

digunakan untuk penderita lain tanpa disucihamakan terlebih dahulu.

2.4 Desinfeksi

Desinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan kebanyakan organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair.

Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor: • Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda. • Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.

• Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya. • Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan • Struktur fisik benda

(9)

• Suhu dan PH dari proses desinfeksi

Terdapat 3 tingkat desinfeksi:

1. Desinfeksi tingkat tinggi yaitu membunuh semua organisme dengan  perkecualian spora bakteri.

2. Desinfeksi tingkat sedang yakni membunuh bakteri kebanyakan jamur kecuali spora bakteri.

3. Desinfeksi tingkat rendah yaitu membunuh kebanyakan bakteri beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.

Kriteria desinfeksi yang ideal:

• Bekerja denga`n cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar  • Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan

kelembaban

• Tidak toksik pada hewan dan manusia • Tidak bersifat korosif 

• Tidak berwarna dan meninggalkan noda • Tidak berbau/ baunya disenangi

• Bersifat biodegradable/ mudah diurai • Larutan stabil

• Mudah digunakan dan ekonomis • Aktivitas berspektrum luas

Tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi adalah: • Mencegah terjadinya infeksi

• Mencegah makanan menjadi rusak 

• Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

• Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan  biakan murni.

(10)

1. Memanaskan atau memaksa air

Pasteurisasi pada air yang akan dikonsumsi dapat dilakukan dengan jalan memanaskan air pada temperatur 55ºC – 60ºC selama sepuluh menit. Hal tersebut akan mematikan sebagian besar patogen yang ada dalam air. Walaupun demikian cara ini tidak efektif, sebab kita hampir tidak mungkin setiap saat dapat memantau air yang kita panaskan apa sudah berada dalam temperatur pasteurisasi tersebut atau belum. Cara lain yang lebih efektif dan telah sering kita lakukan adalah memasak atau merebus air yang akan kita konsumsi hingga mendidih.

Cara ini sangat efektif untuk mematikan semua patogen yang ada dalam air  seperti virus, bakteri, spora, fungi dan protozoa. Lama waktu air mendidih yang dibutuhkan adalah berkisar 5 menit, namun lebih lama lagi waktunya akan lebih baik, direkomendasikan selama 20 menit.

Walaupun mudah dan sering kita gunakan, kendala utama dalam memasak air hingga mendidih ini adalah bahan bakar, baik itu kayu bakar, briket batubara, minyak tanah, gas elpiji ataupun bahan bakar lainnya.

2. Radiasi dan Pemanasan Dengan Menggunakan Sinar Matahari

Proses radiasi ultra violet dan pemanasan air dengan menggunakan sinar matahari ini dapat dilakukan dengan bantuan wadah logam ataupun botol transparan. BOTOL transparan yang digunakan umumnya adalah botol plastik. kaca dapat digunakan tetapi memiliki kelemahan mudah pecah, lebih berat dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pemanasan. Oleh karena itu gunakanllah botol kaca yang dapat ditembus oleh sinar ultra violat.

Untuk mengantisipasi bahaya dari pemakaian plastik, sebaiknya gunakan botol  plastik dengan nomor logo daur ulang 1 atau PETE/PET (polyethylene terephthalate), atau lebih baik lagi bila anda memiliki botol bernomor 5 atau PP (polypropylene). Keterangan lebih lanjut mengenai jenis plastik tersebut dapat anda lihat nomer plastik.

(11)

Untuk mempercepat proses radiasi dan pemanasan botol transparan tersebut dicat hitam pada salah satu sisinya (50% dari permukaann botol) atau diletakkan pada  permukaan media yang berwarna gelap yang dapat mengumpulkan dan menimbulkan

radiasi panas.

Pada kondisi demikian, setelah diletakkan selama beberapa jam (5-6 jam untuk  keadaan cerah) air di dalam botol tersebut akan dapat mencapai 55ºC (mencapai suhu  pasteurisasi) sehingga patogen yang ada dalam air dapat dieliminir.

Untuk hasil yang lebih baik lagi, sebelum dijemur lakukan proses aerasi dengan mengocok botol terlebih dahulu setelah itu botol diletakkan pada permukaan metal seperti atap seng.

3. Air Perasan Jeruk Nipis

Cara ini efektif untuk mengatasi virus kolera. Dengan menambahkan air jeruk  nipis hingga mencapai 1-5% dari air yang hendak dikonsumsi dapat menurunkan pH air  di bawah 4,5. Pada tahap ini virus kolera dapat dikurangi hingga hampir 100%. Selain itu dari hasil penelitian, pertumbuhan virus kolera pada nasi dapat ditahan dengan menggunakan air jeruk nipis pada saat dimasak.

Kelemahan dari cara ini adalah bila campuran air perasan jeruk nipis terlalu banyak  akan dapat merubah rasa air.

(12)

2.5 Dekontaminasi

Dekontaminasi aritnya adalah membuang semua material yang tampak  (debu,kotoran) pada benda,lingkungan,permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan gesekan. Yang dilakukan sebelum cleaning , Langka pertama dalam menangani benda tercemar , merendam dalam larutan klorin 0,5% - 10 menit.

Tujuan prosedur dekontaminasi:

1. Untuk mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan lingkungan.

2. Untuk membuang kotoran yang tampak.

3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).

4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat  pensteril atau desinfektan.

5. Untuk melindungi personal dan pasien.

6. Melindungi petugas yang menangani instrumen. 7. Meminimalkan risiko penularan virus.

8. Menonaktifkan HBV , HCV , dan HIV.

Tips Dekontaminasi

• Gunakan APD sebelum bekerja • Gunakan wadah plastik 

 Mencegah tumpul

 Mencegah karat

• Jangan merendam instrumen logam

• Cuci instrumen segera setelah didekontaminasi dengan air dingin

Cuci Tangan

Mencuci tangan dilakukan dengan air mengalir dan dianjurkan teknik Fuerbringer  Handuk harus dilepaskan jatuh segera setelah menyentuh siku.

(13)

1. Teknik tanpa singgung

Dalam teknik asepsis digunakan teknik tanpa singgung yang bertujuan mengusahakan agar benda steril yang akan dipakai sewaktu pembedahan tidak langsung  bersinggungan dengan kulit tangan pemakai. Terlebih dahulu dikenakan masker dan tutup kepala. Teknik tanpa singgung ini harus diterapkan dalam tindakan mengeringkan tangan dan lengan, memasang gaun bedah, mengambil dan memakai sarung tangan, memasangkan gaun bedah untuk orang lain, memasang dan melepas sarung tangan, membuka bungkusan kain dan instrumen, menyerahkan set instrumen, melakukan desinfeksi kulit penderita.

Prinsip cuci tangan

A. Cara memegang sikat dan sabun,

B. Sikat tangan secara sistematik; satu per satu jari dicuci, C. Sikat kuku

D. Tutup kran dengan siku; tangan dikeringkan dengan kain handuk steril, yang dijatuhkan segera sete¬lah menyentuh siku

E. Tangan harus selalu lebih tinggi daripada siku.

Teknik tanpa singgung untuk mengeringkan tangan dan lengan A. Mengambil handuk,

B. Keringkan tangan,

C. Keringkan pergelangan tangan, D. Lengan bawah,

E. Siku,

(14)

4.6 Sterilisasi s

Defenisi Sterilisasi

Sterilisasi merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk membinasakan atau membunuh berbagai bentuk mikroorganisme secara lengkap berupa bakteri, virus jamur  maupun spora pada benda yang didekontaminasi. Penanganan sterilisasi dalam suatu rumah sakit merupakan kegiatan yang perlu dilakukan baik pada ruangan seperti ruang  bedah, terhadap alat kesehatan, alat kedokteran, alat rumah tangga, sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial di pasien yang menjalani perawatan dirumah sakit. Infeksi nosokomial dapat ditularkan baik melalui alat rumah sakit maupun secara langsung dari tenaga kesehatan atau kelurga pasien yang berkunjung kerumah sakit. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

• Uap bertekanan tinggi (Autoklaf) • Pemanasan kring (oven)

• Kimiawi

• Fisik radiasi

Tujuan Sterilisasi

Memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk  spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang dipakai.

Hal-Hal Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Sterilisasi

• Sifat bahan yang akan disterilkan

(15)

• Bila terdapat beberapa fasilitas untuk melakukan sterilisasi, haruslah dipilih cara

yang baik 

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara: 1. Sterilisasi dengan pemanasan kering

a. Pemijaran/flambir 

Cara ini dipakai langsung, cara ini sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya,hanya penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya:

- Benda-benda dari logam (instrument) - Benda-benda dari kaca.

- Benda-benda dari porselen. Caranya:

Siapkan : - Bahan yang disterilkan

- Waskom besar yang bersih - Brand spritus

- Korek api.

Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut. Selanjutnya dinyalakan dengan api.

Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.  b. Dengan cara udara panas kering

Cara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah.

Adapun alat yang dapat dilakukan dengan cara ini: - Benda-benda dari logam.

- Zat-zat seperti bubuk, talk,vaselin,dan kaca.

(16)

- Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu - Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya - Berilah indikator pada setiap set

- Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai kertas aluminium foil. - Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan. - Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya. 2. Sterilisasi dengan pemanasan basah.

Ada beberapa cara : a) Dimasak dalam air biasa.

Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi  bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka

dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%. Caranya :

- Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain. - Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.

- Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati - Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia). - Seluruh permukaan harus terendam.

 b) Dengan uap air.

Cara ini cukup efektif dna sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang yang  bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan

disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit. Caranya :

- Alat-alat yang akan disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi. - Kemudian dibungkus dan dimasukkan dalam dandang

c) Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.

Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam setiap rumah sakit.menggunakan alat yang disebut autoclave.

Caranya :

(17)

- Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator. - Kemudian dibungkus kain/kertas.

- Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave. 3.Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia

Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak   bisa dilaksanakan karena keadaan.

Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex. 4. Sterilisasi dengan radiasi.

Radiasi ultraviolet

Karena disemua tempat itu terdapat kuman2x, maka dilakukan sterilisasi udara dan  biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.

Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. udaranya harus steril.Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet. 5. Sterilisasi dengan filtrasi

Cara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air).

Tujuannya :

Filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril.

Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori- pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.

(18)

BAB III

PENUTUP

1. KRITIK DAN SARAN

Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, jika ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan rendah hati agar  lebih membaca buku-buku ilmiah dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul

“Mengaplikasikan Teknik Aseptik Dalam Praktik Keperawatan”.

Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami.

Jadikanlah makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa  berfikir aktif dan kreatif.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

http://andaners.wordpress.com/2009/04/27/konsep-keperawatan-keluarga/

www.askep.net/pdf/perspektif-keperawatan-keluarga.html

Mubarak, wahid iqbal,SKM.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:

CV. Sagung Seto

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarakan pada item kuesioner bahwa perawat bedah di Ruang Rawat Bedah Rumah Sakit Umum Binjai bekerja sama dengan perawat lain ataupun tenaga kesehatan lain untuk

Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Klien Pra Bedah Mayor Di Ruang Rawat Inap Medikal Bedah Gedung D Lantai 3 Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi.. Jurnal Kesehatan

Nama Lelang : Pengadaan Alat-alat Kesehatan Rumah Sakit Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kedokteran Umum (Ventilator, Sectio Caesarean Set dan Patient Monitor).. Penjelasan

Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit Pemeliharaan alat-alat kesehatan RS (alat kedokteran) JB: Barang/jasa JP: Jasa Lainnya 1 paket Rp. Pemeliharaan

PAKET PEKERJAAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DAN KEDOKTERAN DAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANAH BUMBU. TAHUN

Kemampuan manajemen rumah sakit perlu ditingkatkan dengan alasan: perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang cepat, Demand masyarakat yang semakin meningkat

PENGADAAN ALAT KESEHATAN, KEDOKTERAN DAN KB PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PRINGSEWU. TAHUN

Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit pemerintah rujukan penanganan pandemi Virus Corona untuk dapat melakukan tindakan mensterilkan ruangan ibadah