• Tidak ada hasil yang ditemukan

KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Struktur pasar menggambarkan tingkat persaingan di suatu pasar barang atau jasa

tertentu.

Suatu pasar terdiri dari : - seluruh perusahaan - individu

Karakeristik pasar yang paling penting : - Jumlah pembeli dan penjual

- tingkat diferensiasi produk yang diperjualbelikan.

Biasanya, pasar dikelompokkan menjadi 4 macarn pasar.

KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR

yang ingin dan mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu.

(3)

(1). Pasar persaingan sempurna

- jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak.

- nilai transaksi individu (pembeli dan penjual) sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai output -- industri secara

keseluruhan. sehingga individu-individu tersebut tidak bisa mempengaruhi harga produk.

- para pembeli dan penjual secara individual bertindak sebagai

penerima harga (price takers).

- dalam jangka panjang tidak ada perusahaan yang menerirna laba di atas laba normal pada struktur pasar persaingan

sernpurna ini.

(2) Pasar monopoli adalah struktur pasar yang dicirikan oleh - adanya seorang produsen tunggal.

- perusahaan yang monopolistik bisa menentukan harga produk dan jumlah outputnya.

- Monopolis sangat mungkin untuk memperoleh laba di atas laba normal , bahkan dalam jangka panjang sekalipun. 3

(4)

(3) Pasar persaingan monopolistik adalah struktur pasar yang -- sangat mirip dengan pasar persaingan sempurna.

- perbedaan : dalam persaingan monopolistik ini konsumen

mengetahui perbedaan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang berbeda.

- Persamaan dengan PPS, dalam pasar persaingan mono-polistik ini laba di atas normal hanya bisa diperoleh dalam jangka pendek.

4. Pasar oligopoli adalah struktur pasar di mana sebagian besar output dari suatu industri hanya dihasilkan oleh sejumlah kecil perusahaan.

Pasar oligopoli ini dibagi lagi menjadi

1. Oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk tidak terbakukan (unstandardized), misalnya mobil 2.Oligopoli takterdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di

(5)

Dalam pasar oligopoli ini, keputusan penetapan harga dan output dari perusahaan-perusahaan yang ada di pasar sa-ling tergantung satu sama lain. Ini berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan-perusahaan lainnya akan bereaksi dan pada akhirnya infor-masi perubahan harga tersebut akan dijadikan bahan per-timbangan bagi penetapan harga dan output dari perusahaan-perusahaan tersebut.

(6)

FAKTOR PENENTU STRUKTUR PASAR

Dua unsur utama yang menentukan struktur pasar yaitu - jumlah pembeli dan penjual ;

- tingkat kebakuan produk.

dipengaruhi oleh :

- Karakteristik. produk,

- bentuk fungsi produksi, - karakteristik konsumen.

Pengaruh Karakteristik Produk

Karakteristik suatu produk bisa mempengaruhi struktur pasar. Jika produk lain merupakan produk pengganti, maka tingkat persaingan di pasar akan semakin ketat.

Misalnya kereta api YogyaJakarta, hanya dilayani oleh satu jalan kereta api, tetapi masih tersedia jasa-jasa angkutan lain-nya. Misalnya, jasa bus, pesawat terbang, atau kendaraan pribadi. Kemampuan saling mengganti dari berbagai macam jasa angkutan ini akan meningkatkan tingkat persaingan di pasar jasa angkutan Yogya-Jakarta tersebut. 6

(7)

Karakteristik ini juga bisa mempengaruhi struktur pasar produk tersebut.

Misalnya, rendahnya perbandingan antara biaya distribusi dengan biaya total biasanya cenderung untuk meningkatkan tingkat persaingan, karena dengan biaya distribusi yang rendah maka jangkauan wilayah yang dapat dicapai oleh setiap produsen akan semakin luas. Sementara itu, untuk produk-produk yang cepat rusak, biasanya tingkat persaingannya rendah.

Pengaruh Fungsi Produksi

Sifat fungsi produksi merupakan faktor penentu struktur pasar yang paling fundamental. Industri-industri yang fungsi produksinya menun-jukkan keadaan increasing returns to scale yang outputnya relatif lebih besar dibandingkan dengan permintaan totalnya biasanya jumlah pro-dusennya lebih sedikit sehingga tingkat persaingannya lebih ringan daripada dalam industri yang fungsi produksinya bersifat constant atau decreasing returns to scale yang masuk ke pasar dengan tingkat output yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan permintaan total. 7

(8)

Pengaruh Para Pembeli (konsumen)

Tingkat persaingan di pasar dipengaruhi oleh para pembeli dan penjual. Jika hanya ada sedikit pembeli :

- maka disebut monopsoni (hanya ada satu pembeli) - atau oligopsoni (ada sedikit pembeii).

Keadaan seperti ini dapat terjadi, misalnya,

pasar tenaga kerja di suatu daerah yang dikuasai oleh satu perusahaan tertentu, atau terjadi di pasar hasil-hasil pertanian dari suatu daerah yang dikuasai oleh sejumlah kecil pengolah hasil pertanian, atau di pasar untuk komponen-komponen

tertentu seperti suku cadang mobil yang dipakai oleh industri-industri mobil.

Pendidikan dan mobilitas konsumen juga mempenga-ruhi tingkat persaingan di pasar. Kenaikan kesadaran konsu-men akan perbedaan- perbedaan harga dan produk bersarna-an dengbersarna-an kemungkinbersarna-an mobilitas geografisnya akbersarna-an mening-katkan persaingan dengan hilangnya kendala-kendala tsb. 8

(9)

9

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Struktur pasar persaingan sempurna akan terjadi jika para produsen secara individual di pasar tidak bisa memperigaruhi harga. Para produsen tersebut bertindak hanya sebagai

penerima harga (price taker). Ketidakmampuan produsen mempengaruhi harga tersebut karena:

1. Jumlah Pembeli dan Penjual Banyak

Setiap perusahaan (penjual) dalam suatu industri hanya

menghasilkan suatu pangsa (bagian) output yang sangat kecil dibandingkan jumlah output industri secara keseluruhan dan setiap pembeli hanya membeli suatu pangsa yang sangat kecil pula dari output total tersebut.

(10)

2. Produk yang Homogen

Macam dan jenis output dari setiap perusahaan dipandang sama

oleh para konsumen.

3. Adanya Kebebasan Keluar-Masuk Pasar

Perusahaan-perusahaan tidak menghadapi hambatan untuk masuk atau keluar dari industri /pasar tersebut.

4.Informasi yang Sempurna

Informasi tentang biaya, harga dan kualitas diketahui oleh semua pembeli dan penjual di pasar.

(11)

11

Keempat syarat pokok di atas yang diperlukan untuk terciptanya struktur pasar persaingan sempurna sangat mem-batasi munculnya pasar persaingan sempurna ini di dunia nya-ta. Walaupun pertukaran-pertukaran komoditi (mobilitas faktor-faktor produksi) mendekati syarat-syarat tersebut, ketidaksem-purnaan tetap akan terjadi.

Meskipun demikian, untuk beberapa perusahaan, keputusan penentuan harga harus dibuat dalam keadaan di mana mere-ka tidak punya kendali sama semere-kali atas harga. Oleh mere-karena

itu, penelaahan terhadap struktur pasar persaingan sernpurna ini akan tetap bermanfaat bagi kita dalam proses pembuatan keputusan harga dalam kasus seperti ini. Lebih penting lagi, pemahaman yang jelas dan mendalam terhadap pasar persai-ngan sempurna ini akan memberikan acuan pokok bagi kita untuk menganalisis struktur-struktur pasar lainnya, seperti pa-sar oligopoli dan persaingan monopolistik.

(12)

Penentuan Harga Pasar

Perusahaan secara individual tidak punya kendali atas harga dalam PPS. Harga pasar untuk suatu industri yang kompetitif ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Kurva permintaan industri secara total adalah suatu penjumlahan produk yang akan dibeli para pembeli secara individual pada masing-masing tingkat harga, sedangkan kurva penawaran industri adalah penjumlahan kuantitas-kuantitas produk yang akan dijual perusahaanperusahaan secara individual pada tingkat harga yang berbeda-beda. Perpotongan antara kurva penawaran industri dengan kurva permintaan industri tersebut akan menentukan harga pasar.

(13)

13

Harga Kuantitas yang ditawarkan (Parsial) Penawaran Pasar Parsial x 1000 Penawaran Pasar Total 1 2 3 4 5 1 5 0 5 10 30 50 50.000 2 15 0 5 25 45 90 90.000 3 20 20 10 30 50 130 130.000 4 25 35 20 35 55 170 170.000 5 30 55 25 40 60 210 210.000 6 35 75 30 45 65 250 250.000 7 40 95 35 50 70 290 290.000 8 45 115 40 55 75 330 330.000 9 50 130 45 65 80 370 370.000 10 55 145 50 75 85 410 410.000 Tabel 10.1

(14)

Data pada. Tabel 10.1 di atas melukiskan proses terbentuknya kurva penawaran dari suatu industri. Misalkan ada 5 perusaha-an dalam suatu industri dperusaha-an masing-masing perusahaperusaha-an akperusaha-an menawarkan berbagai kuantitas produk pada tingkat harga yang berbeda-beda. Penjumlahan kuantitas penawaran dari masing-masing perusahaan tersebut pada masing-masingmasing-masing tingkat harga-nya akan menghasilkan skedul penawaran gabungan mereka yang ditunjukkan oleh kolom penawaran pasar parsial. Misalnya, pada tingkat harga Rp 2,- jumlah output yang ditawarkan oleh kelima perusahaan tersebut masing-masing adalah 15, 0, 5, 25 dan 45 unit yang jumlah keseluruhannya adalah 90 unit pada tingkat harga tersebut. Dengan harga produk sebesar Rp 8,-, kuantitas penawaran menjadi 45,115,40,55 dan 75 unit dan jum-lah penawaran kelima perusahaan tersebut menjadi 330 unit.

(15)

15

Sekarang misalkan kelima perusahaan tsb. hanya menyum-bang sebagian kecil dari output industri secara keseluruhan. Misalkan dalam industri tersebut ada 5.000 perusahaan yang masing-masing skedul penawarannya identik dengan salah satu dari 5 perusahaan yang ditunjukkan dalam tabel tersebut. Oleh karena itu, ada 1.000 perusahaan yang sama dengan sa-lah satu yang ditunjukkan dalam Tabel 10.1, maka penawaran pasar secara keseluruhan dan kuantitas total yang ditawarkan pada masingmasing tingkat harga akan 1.000 kali lebih besar dari yang ditunjukkan oleh skedul penawaran pasar parsial itu. Skedul penawaran ini dilukiskan pada Gbr. 10.1 dan dengan menambahkan kurva permintaan pasar (seperti ditunjukkan dalam Gbr.10.2), kita bisa menentukan harga keseimbangan pasar

(16)

Gambar 10.1

KUrva Penawaran Industri

        10 - 8 - 6 - 4 - 2 - 0 - Penawaran Industri Harga Rp/Unit Q/t (000)

(17)

17

Walaupun tampak nyata pada Gbr. 10.2 bahwa, baik jumlah barang yang diminta maupun penawaran total tergantung pada harga, tetapi sebuah contoh yang sederhana akan menunjuk-kan ketidakmampuan suatu perusahaan secara individual untuk mempengaruhi harga. Misalkan fungsi permintaan total dalam Gbr. 10.2 ditunjukkan oleh persamaan:

Kuantitas yang diminta = Q = 400.000 -10..000 P (10.1)

atau

10.000 P = 400.000 – Q (10.1 a)

P = 40 – 0,00001 Q

Berdasarkan persamaan 10.1a di atas, perubahan 100 unit out-put hanya akan menyebabkan perubahan harga sebesar Rp0,01 atau dengan cara lain, kenaikan/penurunan harga sebesar

Rp 0,01 akan menurunkan/menaikkan permintaan pasar total sebesar 100 unit.

(18)

10 - 8 - 6 - 4 - 2 - Penawaran P= – 0,254+0,000025Q P= 40 – 0,0001Q Permintaan Harga (Rp/unit) Gambar 10.2

(19)

19

Kurva permintaan yang ditunjukkan oleh Gbr. 10.2 kemudian di-gambarkan kembali untuk mendapatkan kurva permintaan se-buah perusahaan secara individual dalam Gbr.10.3.Slope kurva tersebut sebesar - 0,00001 sama dengan Gbr. 10.3 adalah nilai marginal dari persamaan 10.1a.

Titik potong Rp 7,80 adalah harga pasar yang terjadi yang ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan dengan kurva penawaran pasar dalam Gbr.10.2. Pada skala yang ditun-jukkan dalam Gbr. 10.3, kurva permintaan perusahaan tersebut dianggap sebagai sebuah garis yang horisontal. Perubahan Output yang dilakukan perusahaan secara individual, meskipun sebesar 100 unit, hanya akan menghasilkan perubahan harga pasar sebesar Rp 0,01. Data pada Tabel 10.1 itu menunjukkan bahwa suatu parusahaan tidak akan mengubah tingkat output-nya kecuali harga pasar tersebut berubah lebih dari Rp10.000 per unit.

(20)

10 - 8 – 6 – 4 – 2 – Permintaan P= 7,80 – 0.00001Q

Oleh karena itu, jelas bahwa pada persaingan sempurna, kepu-tusan penetapan jumlah output dari perusahaan secara indivi-dual tidak akan mempengaruhi tingkat harga pasar dan untuk keputusan penentuan harga, kurva pemintaan tersebut dilukis-kan secara horisontal. Oleh karena itu, harga dianggap konstan tanpa memandang berapa pun tingkat output yang dihasilkan perusahaan tersebut.

Gambar 10.3

Kurva Prmintaan yang dihdapi Perusahaan Secara individual dalam PPS

(21)

21

Penentuan Harga/Output dalam Persaingan Sempurna

Gbr. 10.4 melukiskan keputusan perusahaan mengenai harga/ output dalam PPS.

Laba maksimum jika MR = MC. Pada tingkat harga yang kons-tan, AR atau P = MR, dan oleh karena itu syarat maksimasi laba adalah P(MR) = MC. Dalam contoh yang digambarkan dalam Gbr. 10.4, perusahaan tersebut memilih untuk berproduksi pada tingkat output Q , di mana-P = MC sehingga laba maksimum.

Ingat bahwa laba di atas nomal bisa juga tedadi dalam-jangka pendek dalam PPS ini. Misalnya, dalam Gbr.10.4 perusa-haan tsb. memproduksi dan menjual output sebanyak Q* unit

pada tingkat biaya rata-rata C rupiah; dan dengan harga pasar P, perusahaan tsb. Akan memperoleh laba ekonomis sebesar (PC) rupiah per unit output. Laba ekonomis total adalah (P C)Q ditun-jukkan oleh bidang segi empat PMNC yang diarsir.

(22)

Gambar 10.4

Kombinasi Harga/Output yang Optimal dalam PPS

(23)

23

Namun, dalam jangka panjang, laba ekonomis yang positif tsb.akan menggiurkan perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. perusahaan lama untuk memperbesar output-nya.

Jika penawaran industri tersebut semakin besar, maka, akan terjadi penurunan harga secara keseluruhan dan output industri tsb. bisa diperbesar hanya dengan cara menawarkan harga yang lebih murah, dan pada saat yang bersamaan juga akan terjadi tekanan biaya yang meningkat karena kenaikan permin-taan akan faktor-faktor produksi.

Keseimbangan jangka,panjang akan terjadi jika semua laba dan kerugian ekonomis tersebut telah hilang dan masing-masing perusahaan dalam industri tersebut beroperasi pada tingkat output yang meminimumkan AC nya.

Keseimbangan jangka panjang dari suatu perusahaan dalam PPS dilukiskan dalam Gambar 10.5.

(24)

Pada P atau AR = AC, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian. Keadaan ini terjadi di semua perusahaan dalam industri tsb., maka perusahaan baru tidak akan tertarik memasuki industri tsb.dan tidak ada satu pe-rusahaan pun yang terpaksa untuk keluar dari industri tersebut.

P = AR = MR Biaya/Revenu e AC MC Output/t Gambar 10.5

Keseimbagan jangka panjang dalam PPS

(25)

25 MC AC AVC Rp/unit Output Gambar 10.6

(26)

Kurva Penawaran Perusahaan

Kurva penawaran pasar merupakan penjumlahan kuan-titas penawaran dari perusahaan secara individual pada berba-gai tingkat harga. Sekarang kita telaah/bahas baberba-gaimana cara menentukan skedul penawaran suatu perusahaan.

Gbr. 10.6 merupakan penambahan kurva AVC pada kur-va AC dan MC dari Gbr. 10.4. Dalam jangka pendek, skedul penawaran perusahaan tersebut = bagian dari kurva MC yang terletak di atas kurva AVC.

Untuk memahami alasannya:

- Perhatikan pilihan yang tersedia bagi perusahaan tersebut : + MC menunjukkan volume Q yang dipilih utk berbagai tingkat

harga.

(27)

27

Maksimisasi laba dalam PPS rnengharuskan Perusahaan berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.

Ini berarti bahwa perusahaan tersebut akan

(1)Berhenti berproduksi dan menanggung kerugian sebesar biaya tetapnya,

(2)Memproduksi suatu tingkat output yang ditentukan oleh perpotongan antara kurva permintaan horisontal dengan kurva MC.

(3)Perusahaan itu akan memilih alternatif yang memaksimum-kan labanya atau meminimummemaksimum-kan kerugiannya:

Jika P < AVC, maka.perusahaan tersebut tidak akan ber-produksi dan menderita kerugian sebesar biaya tetap total-nya, dan jika perusahaan tersebut terus berproduksi pada keadaan ini maka perusahaan itu akan menderita kerugian yang lebih besar.

(28)

Tetapi jika P > AVC, maka, setiap unit output yang terjual masih bisa memberikan kontribusi laba yang bisa diguna-kan untuk menutup biaya tetap dan oleh karena itu perusa-haan tersebut akan tetap berproduksi dan menjuall produk-nya karena tingkat produksi tersebut bisa mengurangi keru-gian yang ditanggungnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka titik minimum pada kurva AVC merupakan titik gulung tikar. Kesimpulan ini dilukiskan dalam Gbr. 10.7.

Pada harga Rp1000,MR = MC,Output =100 unitAC = Rp 2.000(gifen) AR/P = Rp 1.000

Rugi = Rp -1.000 Kerugian Rp 1.000 itu meliputi :

Komponen FC = Rp 2.000 – Rp1.400 = Rp 600 Komponen VC = Rp 1.400 – Rp1.000 = Rp 400 +

Rp1.000 Oleh karena itu kerugian totalnya = Rp 100 (600 + 400)

(29)

29 2.00 1.40 1.25 1.00 100 Output 000 Rp/unit Gambar 10.7

Penentuan Harga, Biaya dan Penawaran optimal pada

PPS

Jika perusahaan menghentikan produksinya, maka perusahaan itu tidak akan menderita kerugian biaya variabel, dan kerugian-nya akan berkurang menjadi hakerugian-nya sebesar biaya tetap yaitu sebesar 100 (600) = 60.000,-.

(30)

Kerugian biaya variabel akan terjadi pada setiap tingkat harga di bawah Rp125.000, yaitu titik minimum pada kurva AVC, maka, titik ini merupakan titik harga terendah di mana perusahaan tersebut akan berproduksi. Jika harga di atas Rp125.000, maka harga tersebut lebih dari sekedar menutup biaya variabel. Oleh karena itu, walaupun biaya total (TC) tidak tertutup seluruhnya, adalah lebih baik jika perusahaan tersebut berproduksi pada tingkat output tersebut untuk menutup sebagian dari biaya tetap daripada berhenti berproduksi sama sekali dan menderita kerugian sebesar biaya tetap total (TFC).

Kesimpulannya, kurva SRAC adalah bagian dari kurva MC yang terletak di atas kurva AVC. Jika MC < AC tetapi masih di atas AVC, maka perusahaan akan terus berproduksi walaupun menderita. kerugian. Laba ekonornis yang positif terjadi pada bagian dari kurva

(31)

31

Fungsi penawaran jangka panjang suatu perusahaan ditentu-kan dengan cara yang sama. Karena semua biaya adalah va-riabel dalam jangka panjang, maka perusahaan akan berhenti berproduksi kalau biaya total tidak terlutupi semuanya. oleh ka-rena itu, bagian dari kurva MC jangka panjang yang terletak di atas kurva AC jangka panjang menunjukkan skedul penawaran jangka panjang.

(32)

PASAR MONOPOLI

Pasar Monopoli adalah pasar yang :

(1) Struktur pasar monopoli merupakan kebalikan dari PPS. (2) Dikuasai oleh seorang penjual atau sebuah perusahaan (3) Perusahaan tunggal tsb. Sekaligus merupakan industrinya. (4) Tidak ada barang pengganti

(5) Ada hambatan masuk pasar bagi para pesaing

Struktur pasar monopoli ini seperti halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, karena kenyataannya tidak ada barang yang hanya dihasilkan oleh satu produsen saja dan bebas dari persaingan. Barangbarang publik yang sering digunakan sebagai ilustrasi pasar monopolipun sebenarnya adalah monopolis yang tidak sempurna.

Misalnya, PT.KA., secara khas merupakan monopoli untuk ang-kutan kereta api, tetapi PT.KA ini menghadapi persaingan keras

(33)

33

Walaupun monopoli sangat jarang terjadi, tetapi masih tetap penting untuk ditelaah secara mendalam. Banyak hubung-an ekonomi dalam monopoli ini yhubung-ang bisa digunakhubung-an untuk me-ngestimasi perilaku optimal perusahaan pada struktur pasar yang sebagian bersifat persaingan dan sebagian bersifat mono-polistik yang mendominasi dunia nyata. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang hubungan-hubungan, dalam pasar mo-nopoli memberikan landasan yang diperlukan untuk menelaah "ekonomi regulasi" (economics of regulation), suatu topik pen-ting bagi para manajer di dunia bisnis.

(34)

Keputusan Penetapan Harga/Output dalam Monopoli

Dalam pasar monopoli, kurva permintaan berslope

negatif pula. Misalnya dalam Gbr.10.8, 100 unit output bisa diju-al pada tingkat harga Rp10.000 per unit. Pada tingkat harga Rp 8000, 150 unit output yang diminta. Tampak bahwa monopolis bisa menetapkan harga atau kuantitas, tetapi tidak keduanya.

1 0 8 Permintaa n Harga (000/unit) Gambar 10.8

(35)

35

Suatu perusahaan yang monopolistik menggunakan - MR = MC.

- Kurva permintaannya negatif

- MR ≠ P pada setiap tingkat output.

- MR < P (terjal) untuk tingkat output lebih besar satu.

Jika suatu perusahaan menyamakan MR = MC nya, maka pada saat yang sama perusahaan tersebut menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam Gambar.10.9.

Di situ perusahaan menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit, dan ia menjual outputnya pada tingkat harga P.

Laba = (P C)Q bidang PP’C'C, dan itu laba maksirnum.

Walauoun Q merupakan tingkat output optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika AR atau P lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam Gbr. 10.9, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimurnkan

(36)

P C Q Q/t Harga dan Biaya Gambar 10.9

(37)

37

Keseimbangan Jangka Panjang dalam Pasar Monopoli

Dalam jangka panjang sebuah perusahaan monopolistik hanya akan beroperasi jika P > LRAC. Karena semua biaya

adalah variabel dalam jangka panjang, maka perusahaan tsb. tidak akan berproduksi kecuali semua biaya tertutupi. Tidak ada perusahaan, yang monopolistik atau kompetitif, yang akan ber-operasi dalam jangka panjang jika menderita rugi.

Seperti telah dibahas di muka, perusahaan yang berada dalam PPS dalam jangka panjang akan beroperasi pada titik minimum kurva LRAC.Syarat ini tidak diperIukan dalam mono-poli. Misalnya, perhatikan kembali Gmb.10.9 dan anggap bah-wa kurva AC merupakan kurva LRAC. Di sini perusahaan tsb. akan memproduksi output sebesar Q unit pada AC sebesar C per unit, sedikit di atas titik minimum kurva AC. Perusahaan ini adalah monopolis alamiah (natural monopolist) yaitu suatu unit usaha yang tingkat output yang memaksimurnkan labanya terjadi pada titik di mana LRAC sedang menurun.

(38)

Pengaturan Monopoli

Adanya monopoli alamiah ini menimbulkan suatu dilema. Di satu pihak, efisiensi ekonomi bisa dicapai melalui pembatasan jumlah perusahaan yang berproduksi menjadi satu saja, tetapi di lain pihak, jika hanya ada satu perusahaan yang melayani pasar, maka kemungkinan pengeksploitasian secara ekonomis bisa terjadi. Biasanya, perusahaan yang monopolistik cende-rung untuk memperoleh laba .yang berlebihan (excessive pro-fit) dan membatasi jumlah produksinya. Istilah laba berlebihan ini didefinisikan sebagai laba yang sangat besar sehingga

perusahaan tsb. memperoleh tingkat penerimaan (rate of return) dari modal yang diinvestasikannya lebih besar dari tingkat penerimaan normal.

(39)

39

Laba memang mempunyai fungsi yang sangat berguna dalam memberikan rangsangan dan dalam mengalokasikan sum-berdaya, tetapi sulit untuk "membenarkan" adanya laba di atas normal yang merupakan akibat dari penguasaan pasar.

Pembatasan jumlah produksi (under production) didefinisikan sebagai keadaan di mana perusahaan membatasi jumlah produk-sinya pada suatu tingkat di mana nilai dari surnberdaya yang di-perlukan untuk menghasilkan suatu unit output tambahan (MC) adalah lebih kecil dari manfaat sosial (social-benefit) yang dipero-leh dari unit tambahan tersebut, yang diukur dengan harga yang disanggupi seseorang untuk membayar unit tambahan tsb. Dalam monopoli, MC jelas lebih kecil dari P pada tingkat output yang memaksimumkan laba,

(40)

40

Faktor-faktor Penghallang Masuk Pasar

Laba ekonornis positif (super normal) biasanya akan me-ngundang datangnya pemasok baru ke pasar. Monopolis yang memperoleh laba super normal dapat tetap bertahan sebagai penjual tunggal jika perusahaan lain dicegah untuk masuk pasar.

Faktor yang mencegah perusahaan lain tersebut untuk memasuki pasar dinamakan faktor penghalang (entry barriers): (1) Hak Paten dan Hak Monopoli

Pemerintah sering menciptakan monopoli melalui pemberian hak paten dan hak monopoli (franchises).

Hak paten adalah hak monopoli yang diberikan pemerintah

kepada seorang penemu (inventor) atau pencipta (creator).

Hak monopoli adalah hak yang diberikan oleh pemerintah

kepada seseorang (perusahaan) untuk menjadi pemasok tunggal atau pemasok sangat terbatas untuk sesuatu barang pada suatu daerah (geografis) tertentu. Hampir semua perusahaan listrik, telepon, dan jasa pos bersifat monopolisis.

(41)

41 (2). Skala Produksi yang Ekononmis.

Skala produksi yang cukup besar dari suatu perusahaan jika dibandingkan dengan ukuran pasar bisa merupakan pengha-lang bagi produsen lain untuk memasuki pasar.

Suatu perusahaan yang berniat memasuki pasar yang mernpu-nyai skala produksi yang efisien menyadari bahwa kenaikan outputnya akan rnenurunkan harga produk di pasar.

Sedangkan perusahaan yang skala produksinya tidak efisien akan mengalami kerugian jika ia masuk ke pasar.

Oleh karena itu suatu "monopoli yang alamiah" (natural mo-nopoly) akan terjadi jika skala produksi ekonomisnya melam-paui kurva permintaan pasar.

(3) Penguasaan akan Suatu Sumberdaya

Faktor penghalang dapat terjadi juga jika seorang produsen menguasai sumberdaya pokok yang digunakan untuk mempro-duksi sesuatu barang.

(42)

42

Diskriminasi Harga

Monopolis mernpunyai kemampuan untuk mernbedakan para pernbeli dengan menetapkan harga yang berbeda dari pro-duknya. Sebagai penjual tunggal untuk produk tertentu, seorang monopolis memiliki kemampuan untuk menetapkan harga, satu "kelebihan" yang tidak dimiliki oleh perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.

Pengertian diskriminasi harga dibedakan menjadi 2 yaitu:

1.Penetapan harga yang berbeda untuk para pernbeli barang yang sama.

2.Penetapan tingkat harga di mana perbandingan antara har-ga dan MC berbeda-beda di antara para pembeli (Pj/MCj) ≠ (Pi/MCi).

Para ekonom lebih menyukai pengertian yang kedua karena,;

pengertian tersebut memperhatikan bahwa biaya pelayanan bagi para langganan dapat berbeda-beda.

(43)

43 (1) Derajad Diskriminasi Harga

Penggolongan diskriminasi harga tergantung pada dera-jat diskriminasinya. Deradera-jat diskriminasi ini dibagi 3, (menurut

A.C. Pigou (1923)).

Diskriminasi terlengkap adalah diskriminasi dengan derajat ter-tinggi. Diskriminasi harga derajat pertama merupakan tujuan akhir yaitu setiap unit barang dijual pada tingkat harga yang ber-beda-beda.

Derajat diskriminasi harga ini ada 3 yaitu:

1. Diskriminasi harga derajat ketiga: harga berbeda-beda untuk para langganan pada pasar yang berbeda.

2. Diskriminasi harga derajat kedua: harga yang berbeda-beda untuk beberapa golongan barang yang dijual ke para langga-nan.

3. Diskriminasi harga derajat pertama: harga yang berbeda-beda untuk setiap unit barang yang dijual ke para langganan.

(44)

Gambar 10.10

Diskri-nirasi Harga Mirajat Pertarna Price/Cos

t A

Semua surplus konsumen dapat dicaplok dengan menerap-kan diskriminasi harga derajat pertama. Oleh karena itu mo-nopolis tersebut akan menetapkan tingkat harga untuk 1 unit pertama sebesar P dalam Gambar 10.10. Tingkat harga untuk unit yang kedua akan ditetapkan seperti tampak pada daerah yang diarsir kedua yang dicaplok. Demikian seterus-nya.

(45)

45 (2) Tujuan dan Manfaat Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga memungkinkan monopolis untuk :

- Memperoleh revenue yang lebih banyak dari harga tunggal - Tambahan penerimaan tersebut dapat digunakan untuk

menambah/memperbaiki pelayanan konsurnen.

- Dapat meningkatkan laba perusahaan monopolis tersebut.

(3) Syarat-syarat Efektivitas Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga derajat pertama dan kedua memer-lukan irformasi tentang elastisitas permintaan individual. Sedangkan diskriminasi harga derajat ketiga memerlukan informasi tentang elastisitas permintaan yang berbeda beda dari konsurnen.

(46)

Ketiga derajat diskriminasi di atas mengnendaki para penjual mampu untuk memilah-milah para pembeli. Jika

seorang pembeli dapat mentransfer barang kepada pembeli lainnya, maka efektivitas diskriminasi harga tersebut sangat terbatas. Misalnya seorang pembeli yang dapat berperan sebagai "wholesalers" (pedagang besar) bagi pembeli lainnya.

Contoh: Diskriminasi harga yang dilakukan oleh PLN dan perumtel cukup efektif, karena pelanggan listrik maupun telepon membutuhkan kabel kabel penghubung kepada setiap pelanggan. Oleh karena itu, sulit bagi para pelang-gan untuk mentransfer listrik antara sesama pelangpelang-gan.

(47)

47

Pengaruh Permintaan yang Inelastic terhadap Diskriminasi Harga

Jika pasar dapat 'dipilah-pilah', maka laba dapat ditingkat-kan dengan menerapditingkat-kan diskriminasi derajat ketiga. Monopolis akan memaksimumkan labanya jika MC = MR untuk setiap pasar. Harga-harga akan tergantung pada elastisitas permintaan pada masing-masing pasar tersebut. Jika elastisitasnya lebih tinggi, maka harganya lebih rendah di pasar, ceteris paribus.

Monopolis yang melayani 2 pasar (pasar A dan pasar B) dari pabrik yang sama akan memaksimumkan labanya dengan menetapkan harga PA untuk kuantitas A di pasar A, dan harga PB untuk kuantitas QB dipasar A, dan harga PB untuk kuantitas QB di pasar B (lihat Gambar 10.11).

(48)

Gambar 10.11

Kombinasi Harga/Otjtptit dalam Persaingan Monopollstlk

Q/t Rp/unit

Contoh:

Suatu perusahaan akan memaksimumkan labanya

dengan cara menyamakan, MR = MC. Rumus elastisitas dapat

diganti dengan MR dan menghasilkan persamaan untuk

memperoleh harga. Harga akan menjadi fungsi dari MC dan Є . MR = MC

P (1 - 1/Є) = MC (di mina Є adalah elastisitas permintaan)

(49)

49

Oleh karena itu,

Jika Є = -8, maka P = 1,14 MC.; Jika Є = - 2, maka P = 2 MC,. Untuk memaksimmkan laba, maka harga yang ditetapkan oleh monopolis yang melakukan diskriminasi harga tersebut akan naik jika elastisitas menurun.

              1 MR = P(1 + ) * Ep dTR d(P.Q) dQ dP * MR = = = P × + Q × dQ dQ dQ dQ dP = P . 1 + Q dQ dP = P + Q dQ Q dP = P(1 + ) P dQ 1 = P 1 + dQ dP × P Q 1 MR = P 1 + Ep (ALPHA CHANG 163)

(50)

Monopoli Bilateral

Monopoli bilateral terjadi jika ada pembeli yang bersifat monopolis dan penjual yang bersifat monopolis pula. Harga dan kuantitas

yang terjadi tidak dapat ditentukan dengan teori ekonomi.

Penyelesaiannya akan tergantung pada perbandingan kekuatan tawarmenawar dan strategi antar pembeli dan penjual tersebut, Contoh:

Kedua monopolis dlm.monopoli bilateral menyadari pengaruh tin-dakan mereka terhadap harga dan output. MR penjual tersebut akan < P. Pengeluaran Marginal pembeli tsb. lebih besar dari P. Oleh karena itu, penjual yang monopolis tersebut dapat menentu-kan tingkat harga PS, seperti dilihat pada Gbr.10.12.

Sedangkan pembeli yang monopolis tsb. menginginkan harga sebesar PB.

Seperti yang dilukiskan di atas, kedua pihak akan mernilih kuantitas Q'. Dan harga yang terjadi tergantung pada kekuatan

(51)

51 MR Q* D PS PB P(Rp/unit) MR

(52)

Referensi

Dokumen terkait

Penawaran umum saham ditawarkan kepada para investor secara keseluruhan, sedangkan pada penawaran umum terbatas saham yang ditawarkan perusahaan kepada pemegang

 Penawaran pasar adalah kombinasi produk, jasa, informasi, atau pengalaman yang ditawarkan ke pasar untuk memuaskan kebutuhan atau..

Dalam istilah kurva penawaran, kita katakan bahwa penawaran meningkat (atau menurun) jika jumlah yang ditawarkan dipasar meningkat (atau menurun) pada setiap harga pasar..

 Arti dari pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, di mana terdapat beberapa penjual atau produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar..

Dokumen Penawaran Harga yang terdiri dari Daftar Kuantitas dan harga dengan mencantumkan rincian harga satuan dan keseluruhan barang/peralatan yang ditawarkan.. Masa

Dokumen Penawaran Harga yang terdiri dari Daftar Kuantitas dan harga dengan mencantumkan rincian harga satuan dan keseluruhan barang/peralatan yang ditawarkan.. Masa

Keseimbangan firma-yaitu keadaan di mana perusahaan akan menentukan kuantitas produksi di mana keuntungan maksimum akan dicapai dapat ditentukan dengan menggunakan

Gudang Garam Tbk  Industri Telekomunikasi: Pasar telekomunikasi di Indonesia juga merupakan contoh pasar oligopoli, dengan perusahaan besar seperti Telkomsel, Smartfren, dan Indosat