• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia 15-59 tahun berada di urutan kelima terbanyak di Asia. Jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 100 populasi di Indonesia dengan populasi sekitar 211 jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke di Indonesia. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung koroner dan sekitar 28,5% pendertia penyakit stroke di Indonesia meninggal dunia. Di samping itu, stroke juga merupakan penyebab utama kecacatan. Sehingga penyakit stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian serius.

Dengan kemajuan teknologi, stroke lebih sering meninggalkan kecacatan dibandingkan kematian. Stroke merupakan penyebab kecacatan kedua terbanyak di seluruh dunia pada individual di atas 60 tahun (Wirawan, 2009). Beban biaya yang ditimbulkan akibat stroke sangat besar, selain bagi pasien dan keluarganya, juga bagi negara. Kondisi ini belum memperhitungkan beban psikososial bagi keluarga yang merawatnya.

Bagi pasien yang telah mendapat serangan stroke, intervensi rehabilitasi medis sangat penting untuk mengembalikan pasien pada kemandirian mengurus diri sendiri dan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa menjadi beban bagi keluarganya. Perlu diupayakan agar pasien tetap aktif setelah stroke untuk mencegah timbulnya komplikasi tirah baring dan stroke berulang.

Dengan adanya permasalahan tersebut kemudian melatarbelakangi berdirinya CenTRA (Center for Rehabilitation Robot and Assistive Technology) untuk membuat produk yang dapat membantu pasien pasca stroke dapat kembali mandiri. Saat ini CenTRA telah melakukan uji prototype terhadap robot terapi pasca penyakit stroke dan segera akan di produksi massal terhadap masyarakat luas agar dapat membantu mengatasi banyaknya pasien yang membutuhkan

(2)

rehabilitasi. Dengan adanya produk ini diharapkan pasien tidak selalu bergantung kepada fisioterapis tetapi dapat melakukannya sendiri dimanapun sesuai dengan kenyamanan pasien.

Permasalahan yang dihadapi oleh CenTRA saat ini adalah menentukan supplier sebagai penyedia bahan baku untuk memproduksi robot terapi. Sebelum menetapkan supplier untuk dipilih maka terlebih dahulu perlu dilakukan penelitian mengenai kriteria yang dibutuhkan dari tiap-tiap perusahaan. Kriteria tersebut merupakan kebutuhan utama yang berbeda-beda pada tiap perusahaannya. Kriteria supplier-selection adalah proses di mana perusahaan meninjau, mengevaluasi, dan memilih pemasoknya untuk menjadi bagian dari rantai pasokan perusahaan. Dalam beberapa tahun, pendekatan secara tradisional dilakukan untuk memilih supplier berdasarkan dengan ukuran harga. Bagaimanapun juga, perusahaan telah menyadari bahwa hanya mempertimbangkan harga sebagai keputusan dalam memilih supplier merupakan langkah yang tidak efisien. Saat ini perusahaan telah sadar untuk mempertimbangkan kriteria kompleks lainnya seperti lingkungan, sosial, politik, kepuasan pelanggan, waktu penyerahan barang untuk pengganti, keandalan ketepatan waktu, fleksibilitas penyerahan, frekuensi penyerahan, jumlah pengiriman minimum, frekuensi penyerahan, jumlah pengiriman minimum, mutu pasokan, biaya angkutan, penyerahan pembayaran, kemampuan koordinasi informasi, koordinasi desain kapasitas, pajak dan nilai tukar, dan kelangsungan hidup perusahaan untuk ditambahkan ke dalam faktor tradisional (kualitas, harga, pengiriman dan pelayanan). Dengan adanya sistematika untuk pemilihan supplier secara tepat maka diharapkan dapat memberikan perbedaan strategis terhadap kemampuan perusahaan untuk melakukan perbaikan terus-menerus dalam kepuasan pelanggan dalam penentuan cara baru yang lebih baik dalam mengevaluasi dan memilih supplier (Limansantoso, 2013).

Salah satu faktor kesuksesan sebuah perusahaan adalah proses pengadaan material. Pengadaan material merupakan salah satu hal yang paling penting dalam suatu aktivitas bisnis karena hal tersebut dapat mengurangi biaya dan menaikkan profit. Dalam kebanyakan industri, harga bahan baku dan komponen merupakan

(3)

pengeluaran terbesar dari total biaya produk, material bahan baku yang terbeli mencapai 50 – 80% dari total biaya produksi. Maka dari itu, memilih supplier yang tepat merupakan kunci untuk kesuksesan proses pembelian dan merupakan salah satu kesempatan besar bagi perusahaan untuk mengurangi biaya dan keseluruhan rantai pasok (Pal, 2013).

Pemilihan supplier merupakan masalah pengambilan keputusan yang melibatkan multi-person. Input diperoleh dari pendapat para ahli yang mempunyai cara pandang, tanggung jawab, pengalaman sebagai pengambil keputusan. Penilaian kriteria diputuskan oleh bagian manajemen dan bagian produksi berdasarkan strategi rantai pasoknya. Proses pengambilan keputusan dapat diterjemahkan dengan pendekatan sistematis dan logika untuk mendapatkan prioritas dan bobot (Kurniawati, 2013).

Dengan banyaknya faktor tersebut, maka pemilihan pemasok merupakan permasalahan multi-kriteria dimana setiap kriteria mempunyai kepentingan yang berbeda. Sehingga untuk memaksimalkan kinerja rantai pasok, berbagai kriteria tersebut harus digabungkan sesuai dengan relevansi dari perusahaan hingga akhirnya dapat memilih pemasok yang tepat.

Pemilihan supplier yang salah akan memberikan pasokan bahan baku yang kurang memadai, baik dari segi waktu, biaya, spesifikasi maupun kualitas. Kesalahan dalam pemilihan supplier bahan baku akan berdampak pada penurunan produktivitas perusahaan. Jika supplier kurang tanggap terhadap permintaan perusahaan maka akan berakibat terhentinya proses produksi karena lamanya waktu pengiriman (Jannah, 2011).

Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemilihan supplier yang tepat agar harapannya perusahaan dapat memproduksi robot dengan biaya seminimal mungkin namun juga tidak mengabaikan hal lain seperti kualitas, pelayanan, dan ketepatan waktu.

Penelitian ini menggunakan lebih dari satu kriteria dalam menentukan supplier sehingga untuk membuat keputusan yang tepat diperlukan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM). Metode yang dipandang tepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP).

(4)

Dimana AHP merupakan suatu metode yang dikembangkan untuk mengambil keputusan dengan memprioritaskan alternatif ketika terdapat lebih dari satu kriteria yang harus diperhatikan. Dengan metode ini pengambil keputusan dapat membuat struktur dari permasalahan yang kompleks dalam bentuk hierarki atau dalam set level yang terintegrasi. Metode ini mempertimbangkan kriteria secara kualitatif dan kuantitatif. Hierarki biasanya terdiri dari 3 level yang berbeda, yang terdiri dari goals, criteria, dan alternative. Karena AHP juga dipengaruhi oleh penilaian dari manusia, maka bobot dari alternatif pilihan merefleksikan dari tingkat kepentingan dalam kriteria dalam mencapai goal.

Berdasarkan latar belakang di atas mengenai penentuan pemilihan supplier dengan Multi Criteria Decision Making. Maka peneliti tertarik untuk membahas lebih mendalam mengenai supplier dalam rangka membantu pihak CenTRA untuk memilih supplier terbaik. Sehingga peneliti mengambil judul “Analisis Kriteria Supplier Bahan Baku Komponen Robot Terapi Pasca Penyakit Stroke dengan Menggunakan Metode AHP”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Cara Menentukan Alternatif Supplier yang Terbaik Bagi CenTRA terkait dengan Kriteria yang didapatkan”.

1.3 Asumsi dan Batasan

Agar masalah yang dibahas di penelitian ini lebih terfokus, maka ditetapkan beberapa asumsi dan batasan. Asumsi pada permasalahan ini sebagai berikut 1. Harga dan data yang diberikan supplier merupakan benar dan tidak berubah

selama penelitian berlangsung.

2. Responden merupakan pihak-pihak perusahaan yang memiliki judgment yang berpengaruh.

3. Dalam satu kelompok bahan baku menggunakan satu supplier secara keseluruhan.

(5)

4. Pembuatan kategori skor dalam form evaluasi supplier merupakan benar dan digunakan untuk menjaga konsistensi dalam penilaian.

Batasan masalah yang digunakan dalam tugas akhir ini sebagai berikut. 1. Supplier yang akan dipilih dibatasi dalam daerah Yogyakarta, Solo dan

Semarang.

2. Studi kasus dilakukan pada CenTRA dan difokuskan dua jenis robot. 3. Pada kelompok komponen pendukung tidak dilakukan pemilihan supplier.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kriteria yang dibutuhkan oleh CenTRA untuk memilih supplier bahan baku robot.

2. Menentukan pembobotan tiap kriteria yang diberikan oleh CenTRA dalam penentuan supplier bahan baku robot rehabilitasi stroke dengan metode AHP. 3. Menentukan alternatif terbaik dalam pemilihan supplier dengan

menggunakan metode AHP.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengambil keputusan

di perusahaan untuk dapat membantu menentukan pemilihan supplier yang terbaik dengan metode yang diberikan.

2. bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan penulis khususnya dalam pembelajaran rantai pasok beserta dengan aplikasinya. Untuk ke depannya metode ini dapat digunakan lebih lanjut dalam tingkat pengambilan keputusan.

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini dimaksudkan semata-mata hanya untuk tujuan penyediaan informasi tentang harga pasar wajar harian serta gambaran umum aktivitas terkini pasar finansial, dan bukan

Banyaknya persamalahan pada tataran implementasi memberikan petunjuk kepada penulis bahwa ada beberapa hal yang menjadi faktor kendala dari penerapan kebijakan aplikasi

Dalam pelaksanaan Program Induksi, pembimbing ditunjuk oleh kepala sekolah/madrasah dengan kriteria memiliki kompetensi sebagai guru profesional; pengalaman mengajar

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara status sosial ekonomi orangtua dengan penentuan kualitas jasa pemondokan..

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang dan giberelin meningkatkan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, luas

Komunitas anak bawang digerakkan oleh para mahasiswa jadi jika bisa lebih baik terus untuk dikembangkan lagi dikarenakan anak-anak pada zaman sekarang memerlukan

Jumlah nodula dan bobot kering tajuk serta populasi Azotobacter dan Rhizobium di kedelai yang ditanam di tanah ordo Inceptisols lebih tinggi daripada di Ultisols setelah

Ragam hias yang sangat banyak dari suku Melayu Riau biasanya digunakan dalam ukiran dan kerajinan tangan, dalam penulisan ini berkosentrasi pada perancangan dan pengembangan