• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. HANURATA SUB UNIT MANUBAR DESA TADOAN KECAMATAN SANDARAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. HANURATA SUB UNIT MANUBAR DESA TADOAN KECAMATAN SANDARAN KABUPATEN KUTAI TIMUR"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

DI PT. HANURATA SUB UNIT MANUBAR DESA TADOAN

KECAMATAN SANDARAN KABUPATEN KUTAI TIMUR

Oleh :

ALFIANSYAH NIM. 070 500 002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

2010

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT. Hanurata sub unit Manubar dari tanggal 12 Maret 2010 sampai tanggal 12 Mei 2010.

Menyetujui,

Pembimbing, Penguji I,

Ilyas Teba, S. Hut., MP. Dwinita Aquastini, S. Hut., MP. NIP. 19681119 199802 1 001 NIP. 19700214 199703 2 002

Penguji II,

Ir. Herijanto Thamrin, MP. NIP. 19621107 198903 1 015 Mengesahkan,

Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP. NIP. 19631028 198803 1003

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT, atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dibuat sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Praktik Kerja Lapang (PKL) telah dilakukan di PT.Hanurata sub unit Manubar dimulai pada tanggal 12 Maret sampai 12 Mei 2010 Pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Wartomo, MP., selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda..

2. Seluruh keluarga besar PT. Hanurata sub unit Manubar. 3. Bapak Ilyas Teba, S. Hut., MP., selaku Dosen Pembimbing

4. Bapak Ir. Hasanudin, MP., selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian

5. Ibu Emy Malaysia, MP., selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan 6. Dwinita Aquastini, S. Hut.,MP dan Ir. Herijanto Thamrin, MP., selaku

Dosen Penguji

7. Kedua Orang Tua dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Praktik lapang dan terselesaikan nya laporan ini

(4)

8. Maya Marinda yang telah banyak memberikan bantuan spirit yang berguna pada penulis

Tanpa bantuan dari Bapak-bapak serta semua pihak, tidak mungkin kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) terlaksana dengan baik. Besar harapan Penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya .

Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam perbaikan laporan ini.

Samarinda, Mei 2010

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Tujuan...2

C. Hasil yang diharapkan...3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A.Sejarah Perusahaan ...4

B.Visi dan Misi Perusahaan ...6

C.Kondisi Fisik 7 D.Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ...9

III. HASIL PRKTEK KERJA LAPANGAN A.Perencanaan ...11

B.Produksi ...21

C.Pembinaan ...25

D.PMDL ...36

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...38

B. Saran ...38

DAFTAR PUSTAKA ...39

(6)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Penyebaran Jenis Tanah Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Di Areal IUPHHK PT. Hanurata

Unit Sangkulirang Sub Unit Manubar... ....7

2. Lokasi dan waktu kegiatan PKL ...9

3. Hasil Kegiatan Pembukaan Areal Kerja ...14

4. Hasil Kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan ...19

5. Hasil Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan ...21

6. Hasil Kegiatan Pengadaan Bibit ...27

7. Hasil Kegiatan Petak Ukur Permanen ...30

8. Hasil Kegiataan Persiapan Media Semai ...32

9. Hasil Kegiatan Penyapihan ...34

(7)

Lampiran

11. Tally Sheet ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan)

pada Areal Blok/Petak Tebang... 41 12. Pengukuran Panjang Kayu Bulat Rimba Dengan Pembulatan

Ke bawah ... 42 13. Data hasil produksi PT Hanurata Sub Unit Manubar Lima (5)

Tahun Terakhir Dari Tahum 2005 Sampai 2009 ... 42

DAFTAR GAMBAR

No. Lampiran Halaman

14.Struktur Organisasi PT. Hanurata Sub Unit Manubar...……43

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam rangka mendaptkan gelar ahli madya. Praktik kerja lapangan ini diharapkan nantinya akan dapat membantu mahasiswa untuk dapat lebih memahami secara lebih mendalam tentang teori-teori yang telah didapatkan selama masa perkuliahan.

Selain itu PKL ini juga menjadi wadah dalam mengaplikasikan materi-materi ataupun ilmu yang telah di dapatkan kemudian menyesuaikan ataupun melihat kesesuaiannya di lapangan. Praktik Kerja Lapang (PKL) juga memberikan pengalaman secara langsung kepada mahasiswa mengenai kondisi sesungguhnya di lapangan. Sehingga mahasiswa dapat membandingkan antara kondisi ideal pada teori-teori yang ada apakah sesuai atau tidak, kemudian menganalisanya.

Dengan praktik kerja lapang (PKL), mahasiswa akan mampu melihat bagaimana cara kerja sesungguhnya di lapangan secara langsung bahkan berpartisipasi secara aktif sehingga wawasan dan ketrampilan mahasiswa akan bertambah.

(9)

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu menerapkan materi-materi yang didapatkan selama perkuliahan pada kondisi yang sebenarnya di lapangan

2. Mahasiswa mampu mendapatkan pengalaman pada kondisi yang sebenarnya

3. Maha siswa dapat memperluas wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi- materi yang telah diberikan

4. Menambah pemahaman mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan 5. Mahasiswa terlatih mengerjakan pekerjaan lapangan

6. Melatih mahasiswa berpikir kritis dan menggunakan daya nalar dalam rangka memberi komentar.

C. Hasil yang Diharapkan

Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapang (PKL) ini, mahasiswa khususnya jurusan Manajemen Hutan (MH) dapat memperoleh pengalaman kerja sesuai dengan yang ada di lapangan dan juga menambah wawasan, serta menambah pengetahuan tentang hal-hal yang menyangkut tentang pengelolaan hutan.

Diharapkan dari Praktik Kerja Lapang (PKL) ini akan menambah pengalaman dan memperluas ilmu pengetahuan, juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat melihat langsung sehingga bisa membandingkan antara teori yang diterima di bangku perkuliahan dengan kenyataannya di lapangan .

(10)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. Hanurata Unit Sangkulirang adalah perusahaan swasta nasional dengan usaha utamanya adalah pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam Ijin usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK). Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri No. 621/KPTS/UM/1/1973 tanggal 21 desember 1973 dengan luas 300. 000 Ha. Kemudian melalui SK perubahan (Adendum) No. 518/Kpts-II/1990 tanggal 19 September 1990 dengan luas 299. 939 Ha dan SK Perpanjangan IUPHHK No. 265/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 dengan luas Areal 151.600 Ha yang terbagi menjadi Unit Sangkulirang dan Unit Berau dengan luas masing- masing 144.000 Ha dan 7.600 Ha.

Akta perusahaan dibuat pada tanggal 21 September 1966 No. 52 dengan notaris Adlan Yulizar, Berita Negara RI tanggal 22 Agustus 1967, No. 67, tambahan Berita Negara RI No. 148/1967. Akta perubahan No. 67 tanggal 30 Oktober 1997 dengan notaries Anna Sunarhadi,SH. Kemudian akta No. 110 tanggal 15 juni 2005 dengan notaris Amriyati A dan Supriyadi,SH., serta keputusan menteri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia nomor C-21406 ht.01.04. Th. 2005 NPWP. 01.003.047.6-073.000.

PT. Hanurata unit Sangkulirang dengan kantor pusat beralamatkan di Jl. Kebon Sirih No. 67-69 Gedung Graha Hanurata 67 lantai IV dan kantor unit

(11)

yang beralamatkan di Jl. Merbabu Gedung 3 lantai kelurahan Jawa. Lokasi camp terdapat di Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur dengan mempunyai dua lokasi camp yaitu camp Mandu atau Kelolokan dengan luas areal 48. 300 Ha dan camp Manubar dengan luas areal sekitar 95.700 Ha. Jadi, PT. Hanurata Unit Sangkulirang mempunyai luas areal 144. 000 Ha.

Luas areal kerja IUPHHK PT Hanurata Unit Sangkulirang berdasarkan TGHK/RTRWP dapat kita lihat dengan jelas pembagiannya. Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) luas arealnya terbagi atas hutan produksi tetap dengan luas 122.500 Ha dan hutan produksi yang dapat dikonversi menjadi kawasan penggunaan lain mempunyai luas areal 21.500 Ha. Sedangkan luas areal berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dimana luas arealnya terbagi atas kawasan berhutan dengan luas 138.423 Ha dan kawasan non hutan mempunyai luas areal sebesar 12.587 Ha.

Desa-desa atau pemukiman penduduk yang ada didalam dan disekitar areal kerja IUPHHK PT Hanurata Unit Sangkulirang antara lain Desa Tado’an, Manubar, Tepian Terap, Mandu Saka dan Mandu Dalam, yang keseluruhan nya termasuk di wilayah Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran Kabupaten Kutai Timur. Adapun letak administrasi pemerintahan adalah sebagai berikut :

a. Kecamatan Sandaran dan Kecamatan Sangkulirang b. Kabupaten Kutai Timur

(12)

Areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) PT Hanurata Sub Unit Manubar terletak di Wilayah Kecamatan Sandaran Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara goegrafis terletak pada : 118°25’-118°50’ BT dan 00°47’-01°15’ LU. Sedangkan batas-batas areal kerja dan rencana/realisasi tata batas Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) PT. Hanurata Unit Sangkulirang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan menurut pembagian administrasi pemerintah termasuk dalam Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Sangkulirang.

B. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Hanurata memiliki visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi peerusahaan nas ional yang dapat tetap kokoh berdiri dan maju menghadapi tantangan globalisasi.

2. Misi

Mengelola berbagai usaha yang beragam dengan berbasis keunggulan kualita sumber daya manusia terpercaya, keunggulan kompetitif sumber daya alam yang lestari melalui penggunaan teknologi serta menerapkan asas keselarasan, keserasian dan keseimbangan dengan prinsip memberikan yang terbaik bagi para stake holder.

(13)

C. Kondisi Fisik

1. Geologi dan Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di areal kerja PT Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Manubar sebagian besar merupakan Mediteran Haplik seluas 57. 459 Ha (58%) yang bahan induknya berupa batu gamping dengan fisiografi dataran. Selain itu terdapat latosol seluas 23.733 Ha (24%) dengan bahan induk batu pasir konglomerat yang memiliki fisiografi pegunungan lipatan. Jenis tanah lainnya yang berupa regosol, orgnosol gleihumus dan podsolik merah kunin g seperti yang disajikan pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Penyebaran Jenis Tanah Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Di Areal IUPHHK PT Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Manubar

Jenis Tanah Fisiografi Batuan Induk

Luas Kawasan Hutan (Ha) Organosol gleihumus Regosol Mediteran Haplik Komplek podsolik merah

Kuning dan latosol Podsolik merah kuning Latosol 4,376 5,569 54,670 23,292 150 7,553

Dataran pasang surut Beting pantai Dataran Pegunungan lipatan Perbukitan lipatan Dataran Bahan alluvial Halus Bahan alluvial Kasar Batu gamping Batu pasir Konglemerat Batu pasir Jumlah 95,700

(14)

2. Kondisi Iklim

Berdasarkan klasifikas i Schmidt dan Ferguson (1952), iklim pada kelompok hutan sungai Kerayan (Unit Sangkulirang) termasuk dalam tipe iklim A dengan nilai Q antara 0% - 14,3%. Menurut data curah hujan, hari hujan rata-rata tahunan yang tercatat dalam lima tahun (1989-1993) pada Stasiun Pengamat Cuaca Sangkulirang, di peroleh data bahwa areal Unit Sangkulirang dan sekitarnya memiliki curah hujan rata-rata tahunan selama lima tahun adalah 1.19,72 mm dengan rata-rata hari hujan tahunan 153,6 hari, sesuai data tersebut diketahui bahwa curah hujan rata-rata bulanan adalah 99,98 dengan jumlah hari hujan rata-rata adalah 12,8 hari. Dengan demikian intensitas hujan rata-rata pada areal yang disurvey sebesar 7,81 mm/hari hujan.

3. Potensi Flora dan Fauna

Kondisi tanah pada areal IUPHHK PT Hanurata Sub Unit Manubar didominasi tanah-tanah tua yaitu kompleks podsolik merah kuning, latosol dan juga terdapat tanah alluvial yang jumlahnya sangat kecil. Secara fisik tanah meliputi tekstur berat volume tanah untuk menahan air proses ibilitas distribusi tanah dan permeabilitas. Kondisi vegetasi (flora) pada areal kerja IUPHHK PT Hanurat Sub Unit Manubar di dominasi oleh vegetasi tipe hutan tropis yaitu jenis-jenis Meranti Merah, Meranti Putih, Meranti Kuning, Meranti Batu, Anggi, Meda ng, Jambu-jambu, Bengkirai, Nyatoh, Kapur, Keruing, Benuang Laki, Benuang Bini, Bayur, Benitan, Ulin dan lain- lain. Sedangkan untuk kondisi satwa (fauna) didominasi oleh Linsang, Elang Bondol, Rusa, Lutung

(15)

Merah, Pinjatun Kalimantan, Babi, Musang, Banteng, Kijang, Macan Dahan, Beruang Madu, Kancil dan lain-lain.

D. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. Hanurata Sub Unit Manubar yang dimulai pada tanggal 15 Maret sampai dengan tanggal 12 Mei 2010 denga n perincian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Lokasi dan Waktu K egiatan PKL

No Kegiatan Lokasi Waktu Ket

1. Bidang Perencanaan A. Penataan Areal Kerja

(PAK) 1. Pengukuran batas blok 2. Pembagian areal kerja 3. Pembuatan batas blok 4. Pengolahan data B. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) 1. Inventarisasi 2. Pengolahan data C. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) 1. survey rencana jalan dan pengukuran trace jalan 2. Pengolahan data KM 26 KM 26 KM 26 KM 26 kantor KM 26 Kantor KM 26 Kantor 15 Maret 2010 5,6,7 Maret 2010 8,10,12 Maret 2010 19 Maret 2010 17 Maret 2010 19 Maret 2010 18 Maret 2010 19 Maret 2010 Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek

(16)

Sambungan Tabel 2.

No Kegiatan Lokasi Waktu Ket

2. Bidang Produksi

1. Pengukuran Kantor 29 Maret 2010 Teori 3

.

Bidang Pembinaan 1. PUP (petak ukur

permanen) 2. Pengadaan bibit dari biji/benih 3. Persiapan media semai 4. Penyapihan 5. Inventarisasi KM 45 KM 27 KM 27 KM 27 KM 27 23,24,25 Maret 2010 20 Maret-15 April 2010 26 Maret dan 3,17,19,20,21-April 2010, serta1-8 Mei 2010 14-16 April 2010 22-29 April 2010 Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek 4 Bidang PMDL 1. Pemeliharaan/ pembaharuan batas partisifatif 2 Demplot (Kebun Percontohan) KM 13 Kantor 11 Mei 2010 10,12 Mei 2010 Praktek Teori

(17)

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

Praktik Kerja Lapang yang telah dilakukan di PT. Hanurata sub unit manubar selama ± 2 bulan dibagi ke dalam beberapa kegiatan yaitu:

A. Perencanaan

1. Pembukaan Areal Kerja (PAK) a. Tujuan

Adapun tujuan dari Pembukaan Areal Kerja yaitu :

1) Menjamin penetapan batas kawasan hutan, blok dan petak pengelolaan hutan telah dilakukan pembukaan dan pengukuhan/pengesahan.

2) Menjamin proses pelaksanaan pembukaan dan penguk uhan/pengesahan dengan memperhatikan aspek lingkungaan dan mempertimbangkan upaya pelestarian hutan.

b. Dasar Teori

Persiapan penetapan blok kerja tahunan/petak kerja dengan ketentuan:

1) Blok kerja tahunan/petak kerja yang akan ditata diproyeksikan diatas peta RKUPHHK.

2) Terletak didalam blok RKUPHHK dan RKLUPHHK yang letaknya harus memperhatikan potensi pohon (tidak termasuk daerah yang

(18)

akan dijadikan enclave) serta mengikuti bentuk bentang alam dan kawasan lindung.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksana an Pembukaan. Areal Kerja (PAK) setiap regu kerja harus memperhatikan aspek konservasi pelestarian sumberdaya hutan, meliputi :

a) Memberi tanda kawasan sempadan sungai kecil (50 meter), sempadan sungai besar (100 meter), kawasan seputar mata air/danau (200 meter) dan kelerengan diatas 40%.

b) Memberi tanda daerah kantong satwa, koridor satwa dan kawasan plasma nutfah.

c) Menjaga/mengendalikan terjadinya buangan yang menimbulkan aspek lingkungan.

c. Alat dan Bahan

1) GPS ( Global Positioning System) untuk menentukan titik ikat 2) Klinometer untuk mengetahui kelerengan / kemiringan

3) Kompas untuk menentukan arah

4) Tali / nilon sepanjang 25 meter untuk mengganti meteran 5) Parang untuk merintis

6) Cat warna merah dan kuas untuk penandaan jalur rintisan 7) Alat tulis untuk menulis hasil kerja

(19)

d. Prosedur Kerja

Adapun Pembukaan Areal Kerja (PAK) itu sendiri pada kenyataannya di lapangan terbagi atas beberapa kegiatan yaitu :

1) Pengukuran Batas Blok 2) Pembagian Areal Kerja

3) Pembuatan Batas Blok/Batas Petak Tebang

Kegiatan-kegiatan tersebut diatas memiliki prosedur kerja yang berbeda-beda sehingga kita bisa menjabarkannya kembali untuk setiap kegiatan. Berikut merupakan penjabaran prosedur kerja untuk setiap kegiatan:

1) Pengukuran Batas Blok a) Menentukan titik ikat

b) Membuat rintisan selebar 2 meter c) Ukuran batas blok 300 m x 300 m

d) Penandaan jalur rintisan dengan cat warna merah dan kuas e) Azimut 45°

2) Pembagian Areal Kerja

a) Membuat satu blok kerja tahunan/petak kerja.

b) Blok kerja terletak didalam blok RKUPHHK dan RKLUPHHK yang letaknya harus memperhatikan potens i pohon.

(20)

a) Menentukan titik ikat b) Batas petak 500 meter

c) Membuat jalur rintisan lebar 2 meter d) Penandaan jalur rintisan

e) Azimut 90° e. Hasil yang Dicapai

Untuk hasil yang dicapai, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pengukuran

Pada Praktek kerja Lapang yang telah dilakukan ,Blok dibuat di wilayah kerja PT. Hanurata Sub Unit Manubar tepatnya pada kilometer 26. Blok yang dibuat adalah blok yang berukuran 300 meter persegi. Selain blok tersebut, telah dibuat juga rintisan selebar 2 meter dari batas tepi blok ke arah luar yang juga diberi tanda dengan cat warna merah.

Dalam kegiatan pengukuran ini tim yang terlibat berjumlah 14 orang dan memerlukan waktu 1 hari. Adapun blok berukuran 300 m persegi yang dihasilkan adalah 1 blok.

2) Pembagian Areal Kerja

Pembagian areal kerja ini diperuntukkan dalam pengaturan blok kerja tahunan. Dari kegiatan ini diperoleh pembagian areal kerja yang memudahkan dalam kegiatan kerja seperti penebangan, inventarisasi hutan dan lain sebagainya.

(21)

Dari kegiatan ini diperoleh batas-batas blok yang berukuran 500 meter yang nantinya akan digunakan sebagai batas yang diperuntukkan bagi kegiatan penebangan.

Blok yang dibuat pada saat Praktek Kerja Lapangan adalah berukuran 300 meter persegi. Ukuran ini dibuat tidak berdasarkan ukuran yang biasa digunakan oleh perusahaan. Perusahaan biasanya menggunakan ukuran blok minimal 1 kilometer persegi. Namun pada kesempatan Praktek Kerja Lapangan ini hanya dibuat 300 meter perse gi saja karena pihak perusahaan menjadikan kegiatan ini sebagai pembelajaran dan agar mahasiswa tahu mengenai kegiatan ini.

Dalam pembuatan areal kerja, perusahaan membuat areal kerja di wilayah yang sama dengan pengukuran blok kerja yaitu di kilometer 26. Pembuatan areal kerja ini disesuaikan dengan topografi dan keadaan lapangan.

Dalam kegiatan ini tim yang terlibat berjumlah 14 orang dan memerlukan waktu 1 hari dengan hasil yang dicapai adalah 1 blok kerja. Tabel 3. Hasil Kegiatan Pembukaan Areal Kerja

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK (Hari Orang

Kerja)

Ket. 1. Pembuatan Batas Blok 15 Maret 2010 1.200 meter / 14

orang/ 1 hari 85.7142857 meter/orang/hari Praktek 2. Pembagian Areal Kerja 5-7 April 2010 1000 meter/14

orang/3 hari meter/orang/hari 23.80952 Praktek Pengukuran batas blok 8,10,12 April

2010

500 meter/14 orang/3 hari

11.90476

(22)

2. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP) a. Tujuan

1) Menjamin diketahuinya potensi tegakan hutan, dan sebaran hutan serta komposisi jenis untuk dipanen sebelum dilaksanakan penebangan.

2) Menjamin proses pelaksanaan inventarisasi tegakan sebelum penebangan dengan mempertimbangkan aspek konservasi yang tidak berdampak terhadap lingkungan.

b. Dasar Teori

Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan adalah kegiatan pencatatan, pengukuran dan penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan untuk mengetahui:

1) Data pohon inti : jumlah, jenis, diameter.

2) Data pohon yang dilindungi : jumlah, jenis, diameter.

3) Data pohon yang akan dipanen : jumlah, jenis, diameter, tinggi bebas cabang.

4) Data medan : jurang, sungai, kawasan dilindungi.

Pohon inti adalah pohon muda jenis niagawi yang berdiameter antara 20-49 cm yang akan membentuk tegakan utama untuk ditebang pada rotasi tebang berikutnya yang berjumlah 25 batang per hektar dan tersebar merata.

(23)

Kegiatan ITSP Meliputi:

1) Membuat pondok kerja.Titik awal pembuatan jalur dimulai dari sebelah barat ke timur yang didasarkan pada hasil PAK.

2) Penomoran jalur ITSP dimulai dari angka 0 (nol) pada batas petak selatan– utara sebelah kiri, dan berakhir pada nomor jalur pada batas petak berikutnya, yang didasarkan pada hasil PAK. 3) Penomoran awal PU dimulai dari angka 1 (satu) arah selatan –

utara hingga akhir jalur pertama secara sistematis menyambung pada jalur berikutnya.

4) Pembuatan rintis jalur dan petak ukur.

5) Pengumpulan dan pencatatan data topografi dan pohon dilakukan di masing-masing PU (petak ukur) secara sistematis mengikuti arah jalur-jalur Inventarisasi.

6) Pengukuran kontur dengan bantuan tabel pengoreksian jarak miring, sesuai instruksi kerja pengukuran lapangan.

7) Pengolahan data topografi menghitung beda tinggi dengan menggunakan tabel pengoresian jarak miring yang ada sampai dengan diperoleh hasil elevasi terkoreksi per titik survey. 8) Pembuatan peta kontur dibuat dengan cara memetakan data

elevasi terkoreksi dan setiap titik-titik survey (posisi patok) yang disesuaikan dengan besarnya kontur interval dan skala di peta.

(24)

9) Penomoran pohon dengan menggunakan label (warna kuning dan merah) baik pohon inti, pohon ditebang maupun pohon dilindungi digabung dan diberi nomor secara urut yang diawali disetiap petak kerja.

10) Pencatatan pohon ditebang, pohon dilindungi dan pohon inti, pemberian label pada pohon serta data posisi pohon.

11) Pembuatan peta sebaran pohon hasil cruising (ITSP) skala dibuat dengan cara memetakan data koordinasi (absis dan ordinat) sesuai skala di peta yang dihitung jaraknya di lapangan pada setiap PU (petak ukur) berukuran 20x20 m.

12) Setelah pelaksanaan Inventarisasi selesai kepala seksi ITSP dan PWH menghitung volume pohon yang akan ditebang disetiap petak kerja untuk dijadikan Laporan Hasil Cruising (LHC) dengan bantuan tabel volume pohon, kemudian dari data Laporan Hasil Cruising (LHC) dibuat rekapitulasi yang memuat hasil perhitungan rata-rata per hektar dari jumlah pohon dan volumenya.

13) Setiap hari ketua regu, melaksanakan absensi pekerja yang melaksanakan kegiatan Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP).

(25)

c. Alat dan Bahan

1) Label kuning dan merah 2) Meteran 3) Pita meter 4) Klinometer 5) Staples 6) Alat tulis d. Prosedur Kerja

1) Menghitung potensi pohon

2) Membuat plot 20 meter x 20 meter 3) Memasang label

4) Mengukur diameter 5) Mengukur tinggi 6) Mengenal jenis e. Hasil yang Dicapai

Kegiatan inventarisasi ini bersifat simulasi dengan ukuran plot 20 m x 300 m dan dilakukan oleh dua regu yang masing- masing yang berjumlah 10 orang. Kegiatan inventarisasi ini dapat diselesaikan dalam waktu 1 hari, dengan hasil kerja 15 plot.

Setelah kegiatan berlangsung, pada plot berukuran 20 meter persegi tersebut diketahui terdapat berbagai jenis pohon dan diantaranya adalah

(26)

pohon Meranti yang merupakan pohon inti. Sedangkan untuk jenis pohon yang dilindungi, di dalam plot ditemukan pohon Ulin.

Tabel 4. Hasil Kegiatan Inventarisasi Sebelum Penebangan

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK (Hari Orang Kerja) Ket. 1. Inventarisasi 17 Maret 2010 15 plot/10 orang/1 hari 1,5 plot/orang/hari Praktek

3. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) a. Tujuan

Menyiapkan jalan angkutan dan prasarana lainnya (jembatan, gorong-gorong,dan lain- lain) dalam upaya untuk kelancaran angkutan produksi hasil hutan dalam masing- masing blok tebangan.

b. Dasar Teori

1) Pembukaan Wilayah hutan meliputi kegiatan: Survey rencana jalan dan pengukuran trace jalan.

2) Pembukaan wilayah hutan (PWH) adalah kegiatan penyediaan prasara na wilayah bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, perlindungan hutan, inspeksi kerja, transportai sarana kerja dan komunikasi antar pusat kegiatan.

3) Jalan hutan adalah jalan angkutan yang diperlukan untuk mengangkut kayu/hasil hutan ketempat pengumpulan hasil hutan (TPn/TPk) atau ketempat pengolahan hasil hutan.

(27)

4) Jembatan adalah bangunan penyambung jalan hutan yang terputus oleh sungai,saluran besar atau jurang.

5) Gorong-gorong adalah terowongan yang memotong badan jalan yang pada umumnya berfungsi untuk jalan air.

c. Alat dan Bahan 1) GPS 2) Kompas 3) Klinometer 4) Meteran 5) Buku survey 6) Alat-alat tulis 7) Cat dan kuas 8) Parang d. Prosedur Kerja

1) Menentukan lokasi 2) Menentukan titik ikat 3) Perintisan

4) Mencari jarak lapang dan jarak datar 5) Kelerengan

6) Penandaan jalur rintisan 7) Azimuth 45°

(28)

e. Hasil yang Dicapai

Pada saat Praktek Kerja Lapangan didapatkan hasil yaitu telah dilakukan survey rencana jalan namun tidak dilakukan pembukaan wilayah hutan. Survey dilakukan oleh 1 regu yang berjumlah 12 orang. Dan melakukan pengukuran trace jalan sepanjang 300 meter. Kemudian disurvey (kilometer 26) memiliki potensi pohon yang cukup tinggi karena di daerah tersebut terdapat banyak pohon yang memenuhi syarat untuk ditebang dan keadaan wilayahnya memungkinkan untuk dibangun jalan angkutan dan prasarana lainnya seperti jembatan dan gorong- gorong

Tabel 5. Hasil Kegiatan Pembukaan Wilayah Hutan

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK (Hari Orang Kerja) Ket. 1. Survey Rencana Jalan dan Pengukuran Trace Jalan 18 Maret 2010 300 meter / 12 orang / 1 hari 25 meter/orang/hari Praktek B. Produksi 1. Pengukuran a. Tujuan

Tujuan dilakukan pengukuran kayu adalah agar diperoleh keseragaman bagi berbagai pihak yang berkepentingan dalam tata cara menentukan ukuran panjang, diameter, cacat yang mereduksi dan menetapkan isi (volume) kayu.

(29)

b. Dasar Teori

1) Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi atau kapasitas biasanya terhadap suatu standar atau satuan.

2) Pengukuran hasil hutan adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah dan isi (volume) atau berat dari hasil hutan.

3) Cacat adalah kelainan yang terdapat pada kayu yang dapat mempengaruhi mutu atau kualitas kayu.

4) Sistem satuan ukuran yang dipergunakan dalam pengukuran kayu bulat rimba adalah sistem Matrik, yaitu sistem ukuran yang menggunakan satuan sentimeter (cm), meter (m) dan meter kubik (m3).

Adapun syarat-syarat pengukuran :

1) Kayu bulat rimba sebelum dilakukan pengukuran harus bebas banir/cabang/ranting, telah dikuliti dan kedua bontosnya dipotong siku dan rata.

2) Kayu bulat rimba yang diukur harus tersusun sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk dapat dilakukan pengukuran diameter pada kedua bontos serta panjang kayu bulat rimba tersebut.

3) Pelaksanaan pengukuran dan pemeriksaan hasil pengukuran kayu bulat rimba pada prinsipnya dilakukan di darat, tempat terbuka dengan penerangan yang cukup sehingga semua bagian batang kayu bulat tersebut dapat dilihat dengan jelas.

(30)

4) Pengukuran kayu bulat rimba dapat dilakukan di air dengan syarat sekurang-kurangnya ¼ (seperempat) bagian dari batang kayu bulat terapung di atas pengukuran air dan dapat diukur diameter dan panjangnya.

c. Alat dan Bahan

1) Tongkat Ukur (Scale Stick) 2) Pita Ukur

3) Meteran 4) Cat dan Kuas 5) Buku dan alat tulis d. Prosedur Kerja

1) Mengukur panjang kayu 2) Mengukur diameter kayu

3) Mereduksi yang cacat dan menetapkan isi

e. Hasil yang Dicapai

Pada saat di lapangan, mahasiswa tidak melakukan praktek pengukuran secara langsung namun hanya mendapatkan teori mengenai bagaimana cara pengukuran.

Hasil yang kami dapatkan dari teori yang telah diberikan adalah kami mengetahui cara pengukuran panj ang kayu yaitu dengan mengukur jarak

(31)

terpendek dan terpanjang antara kedua bontos yang sejajar atau mengikuti sumbu kayu. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

bontos pangkal d1 d2 d3 bontos ujung d4 2 2 1 d d Bp? ? 2 4 3 d d Bu ? ? dengan: Bp: bontos pangkal Bu: bontos ujung

d1 : diameter terpendek pada bontos pangkal d2 : diameter terpanjang pada bontos pangkal

d3 : diameter terpendek pada bontos ujung d4 : diameter terpanjang pada bontos ujung

(32)

Kemudian untuk panjang kayu dapat diketahui dengan mengukur jarak terpendek antara kedua bontos yang sejajar atau mengikuti sumbu kayu.

C. Pembinaan

1. Pengadaan Bibit / Benih a. Tujuan

1) Menjamin pengadaan bibit di persemaian yang berkualitas dan jumlah yang memadai, untuk memenuhi kegiatan rehabilitasi hutan (penanaman dan pengayaan tanaman) dengan tata waktu yang tepat. 2) Menjamin aktivitas pengadaan bibit, yang dapat mengendalikan

timbulnya aspek lingkungan. b. Dasar Teori

1) Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliput penyiapan tempat pembibitan, pengadaan sarana dan prasarana dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pengadaan bibit.

2) Pembibitan adalah suatu kegiatan dimana biji atau bibit yang berasal dari hutan/kebun bibit/kebun pangkas dikumpulkan dan dipelihara pada suatu lokasi yang tertata dengan baik.

(33)

4) Biji adalah suatu bakal bibit/benih yang berasal dari tegakan benih/pohon induk yang belum dikenai perlakuan khusus dan atau belum diseleksi.

5) Benih adalah biji yang telah mendapat perlakuan atau telah diseleksi yang daya kecambahnya diharapkan dapat mencapai pertumbuhan seratus persen.

c. Alat dan Bahan

1) Karung atau keranjang 2) Parang

3) Unit Transportasi berupa Dump Truck

d. Prosedur Kerja

1) Cari anakan pada lokasi yang telah ditentukan.

2) Pencabutan anakan / pemungutan biji Meranti dan Kapur 3) Pengumpulan biji/anakan Meranti dan Kapur

4) Masukkan ke dalam karung. 5) Menyeleksi biji Meranti dan Kapur e. Hasil yang Dicapai

Kegiatan dilaksanakan oleh 2 regu, 1 regu penyemai yang berjumlah 3 orang dan 1 regu pengambilan anakan yang berjumlah 8 orang. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari. Hari pertama dilakukan oleh regu pengambilan anakan. Adapun jumlah anakan Meranti dan Kapur yang diambil adalah 500 biji Meranti dan Kapur. Untuk hari kedua biji Meranti

(34)

dan Kapur tersebut kemudian disemai oleh regu penyemai kedalam dua bedeng. Kemudian 500 anakan Meranti dan Kapur tersebut dibagi kedalam dua bedeng sehingga masing- masing bedeng berisi 250 anakan Meranti dan Kapur yang disemai kedalam polybag.

Biji/anakan yang disemai pada saat pembibitan adalah biji/anakan dari pohon induk meranti dan pohon induk kapur. Pohon ini dipilih oleh pihak perusahaan untuk generasi berikutnya mengingat kedua pohon ini memiliki manfaat yang besar termasuk didalamnya menghasilkan keuntungan yang berlimpah bagi perusahaan meskipun kuntungan tersebut tidak dapat dinikmati saat ini.

Tabel 6. Hasil Kegiatan Pengadaan Bibit

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK (Hari Orang Kerja) Ket. 1. Pengadaan Bibit 20 Maret dan 15 April 2010 500 bibit / 3 orang/2 hari 83.3 bibit/orang/hari Praktek

2. Petak Ukur Permanen (PUP) a. Tujuan

1) Menjamin pelaksanaan kegiatan pembuatan petak ukur permanen dalam rangka pengkajian pertumbuhan riap tegakan.

2) Menjamin pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hutan secara berkelanjutan sesuai dengan pertumbuhan tegakan.

(35)

b. Dasar Teori

1) Persiapan Pembuatan PUP meliputi: a) Persiapan peralatan kerja

b) Persiapan pengadaan tenaga kerja

2) Persiapan regu kerja pelaksanaan pembuatan PUP berjumlah 17 orang dengan pembagian tugas sebagai berikut :

a) Untuk regu pembuatan PUP: (1) 1 orang ketua regu.

(2) 3 orang pengukur batas-batas PUP dibantu 4-5 orang tukang rintis/babad.

b) Untuk regu pengukur pohon:

(1 ) 1 orang pengukur keliling pohon,dibantu 1 orang pencatat data.

(2) 2-3 orang pengecat pohon, polet dan pembawa tangga. (3) 1 -2 Orang pengenal jenis pohon.

(4) 1 orang pengukur tinggi pohon. (5) 1 orang pencatat data.

(6) 1 orang pemegang galah.

(36)

3) Pelaksanaan pembuatan (PUP)

a) Pemilihan lokasi PUP dibuat pada salah 1 petak tebangan dari petak-petak tebangan dalam blok tebangan 1 tahun yang lalu, dengan pertimbangan:

(1 ) Areal bekas tebangan (ada tonggak-tonggak pohon, bekas jalan sarad).

(2) Komposisi dan struktur tegakan mewakili kondisi hutan di daerah setempat.

(3) Mempunyai konfigurasi lapangan paling ringan dibanding petak tebang lainnya.

(4) Lokasi PUP mudah terjangkau, untuk memudahkan pengukuran dan pengawasan.

c. Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Klinometer 3) Meteran 4) Phiben 5) Parang

6) Cat warna kuning

7) Label yang terbuat dari plastik dan telah tertulis nama perusahaan. 8) Staples

(37)

d. Prosedur Kerja

1) PUP dibuat segi empat dengan ukuran 200m x 200m. 2) Pembuatan petak pengamatan 100m x 100m.

3) Pembuatan plot 10m x 10m. 4) Pembuatan rintis batas.

5) Pengukuran lereng antar patok dalam petak pengamatan. 6) Pengukuran tinggi pohon.

7) Menentukan jenis.

e. Hasil yang Dicapai

Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, terdiri dari 2 regu. Regu pertama berjumlah 8 orang yang menginventarisasi potensi tegakan, regu kedua berjumlah 3 orang yang mengukur jarak lapang dan kelerengan, dalam kegiatan ini satu hari hanya mampu menyelesai kan 2 petak. Hasil yang didapatkan mahasiswa dari kegiatan ini adalah mahasiswa mengetahui cara membuat petak ukur permanen dan sekaligus dapat mengetahui jenis-jenis pohon serta potensi pohon yang terdapat dalam petak ukur permanen tersebut untuk daur pertumbuhan yang selanjutnya .

Adapun kegiatan pembuatan petak ukur yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan kegiatan yang sesuai dengan jadwal kegiatan

(38)

perusahaan. Adapun jenis pohon yang ditemukan didalam petak ukur permanen tersebut antara lain kayu arang dan meranti

Tabel 7. Hasil Kegiatan Petak Ukur Permanen

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK (Hari Orang Kerja) Ket. 1. Pembuatan Petak Ukur Permanen 23 Maret-25 Maret 2010 6 petak ukur / 8 orang/ 2 hari 0,25 petak/oreng/hari Praktek

3. Persiapan Media Semai a. Tujuan

Membuat suatu media yang dapat digunakan sebagai wadah dalam persemaian bibit / benih.

b. Dasar Teori

1) Media semai adalah berupa tanah yang telah diolah sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk bibit/biji dapat tumbuh dengan baik/sempurna.

2) Bibit adalah tanaman anakan yang dibudidayakan.

3) Biji adalah suatu bakal bibit/ benih yang berasal dari tegakan benih/pohon induk yang belum dikenai perlakuan khusus dan atau belum diseleksi.

4) Benih adalah biji yang telah mendapat perlakuan atau telah diseleksi yang daya kecambahnya diharapkan dapat mencapai pertumbuhan seratus persen.

(39)

c. Alat dan Bahan

1) Tanah gembur yang berasal dari areal sekitar perusahaan 2) Cangkul

3) Sekop 4) Polybag

5) Bak tempat pengayakan 6) Ayakan

7) Bak tempat pengisian polybag d. Prosedur Kerja

1) Pengambilan media (tanah) 2) Pengayakan tanah

3) Pengisian polybag e. Hasil yang Dicapai

Kegiatan ini berlangsung selama 14 hari, sedangkan pengambilan media semai dilakukan 1 minggu satu kali oleh satu regu yang berjumlah 15 orang. Dalam pengambilan tanah ini hanya mampu mendapatkan 100 karung. Sedangkan untuk pengayakan dan pengisian polibag berjumlah 9 orang, dalam satu hari hanya mampu mendapat 8 bak, dalam satu bak berisi 84 polybag. Sehingga dalam satu hari dapat dihasilkan 6048 polybag media semai.

Hasil yang dicapai oleh ma hasiswa dari kegiatan ini adalah mahasiswa mampu membuat media semai secara langsung. Media yang

(40)

digunakan pada media semai adalah tanah yang telah diayak sebelumnya. Pengayakan ini bertujuan untuk menghaluskan tanah. Tabel 8. Hasil Kegiatan Persiapan Media Semai

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK (Hari Orang Kerja) Ket. 1. Persiapan Media Semai 26 Maret dan 3,17,19,20,21 April 2010 serta 1 -8 Mei 2010 6048 polybag / 9 orang 48 polybag/orang/hari Praktek 4. Penyapihan a. Tujuan

Untuk memindahkan bibit dari bak kecambah ke polybag b. Dasar Teori

Penyapihan adalah proses pemindahan bibit dari bak kecambah ke plastik polibag. Penyapihan dilakukan apabila kecambah telah mencapai ukuran dan umur tertentu serta akar lateralnya belum berkembang.

c. Alat dan Bahan

1) Bibit/anakan meranti dan kapur 2) Polibag

3) Tugal 4) Gembor d. Prosedur Kerja

(41)

2) Membuat lubang tugal pada polybag yang sudah berisi tanah. 3) Masukan bibit/anakan kedalam polybag.

4) Tutup lubang tuga l sehingga anakan/bibit dapat berdiri lurus atau tegak.

e. Hasil yang Dicapai

Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari yang dilaksanakan oleh satu regu yang berjumlah 9 orang. Dalam satu hari kegiatan ini menghasilkan 700 anakan meranti yang disapih kedalam polybag. Jadi didalam dua hari hanya dapat menyelesaikan 1400 anakan meranti yang disapih ke dalam polybag. Prestasi yang didapat mahasiswa dalam kegiatan ini yaitu mahasiswa telah melakukan proses penyapihan anakan dari pohon induk pilihan yang ada di hutan alam untuk dipindahkan ke polybag untuk disemai. Dari pencabutan anakan tersebut ternyata banyak ditemukan anakan yang layak untuk disapih.

Pada saat penyapihan, banyak ditemukan anakan yang layu. Hal ini dikarenakan jauhnya jarak antara tempat pencabutan anakan dengan persemaian yaitu ±50 km. Selain itu lamanya jeda waktu antara pencabutan ke penyapihan yaitu ±12 jam.

(42)

Tabel 9. Hasil Kegiatan Penyapihan

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK

(Hari Orang Kerja) Ket. 1. Penyapihan anakan 14 dan16

April 2010 1400 anakan / 9 orang/2 hari 78 anakan/orang/hari Praktek 5. Inventarisasi a. Tujuan

Tujuan dari inventarisasi adalah menginventarisas jenis pohon, diameter, tingginya dan penyebarannya

b. Dasar Teori

Merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan HPH agar kelestarian keragaman jenis di suatu daerah dapat selalu terjaga. Merupakan tempat tumbuh/habitat satwa khas yang ada pada daerah tertentu

c. Alat dan Bahan 1) Kompas 2) Clinometer 3) Meteran 4) Pita meter

5) Label warna kuning ukuran 3x6 cm 6) Staples

(43)

8) Tally sheet d. Prosedur Kerja

1) Menginventarisasi 2) Mengukur tinggi pohon 3) Mengukur diameter 4) Mengenal jenis pohon 5) Mencari azimuth

6) Mengukur jarak antar pohon 7) Penandaan pohon

8) Pemasangan label e. Hasil yang Dicapai

Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 hari dan dilaksanakan oleh satu regu yang berjumlah 8 orang. Dalam 1 hari kerja dapat menyelesaikan pekerjaan (mengukur,menginventaris dan memberikan label pada pohon-pohon) sebanyak dua jalur . Sehingga dalam 8 hari ada 16 jalur yang mampu diselesaikan oleh regu pelaksana. Dengan kegiatan ini dapat diinventarisir jenis pohon, tinggi pohon, keliling dan jarak antar pohon.

Tabel 10. Hasil Kegiatan Inventarisasi

No. Jenis Kegiatan Tanggal

Kegiatan Prestasi Kerja

HOK (Hari Orang Kerja) Ket. 1. Inventarisasi 22-29 April 2010 16 Jalur/8 orang/8 hari 0,25 jalur/orang/hari Praktek

(44)

D. PMDL (Pembinaan Masyarakat dan Lingkungan)

Pembinaan masyarakat sekitar, desa binaan dan lingkungan merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam sistem Silvikultur TPTI. Tujuannya menyejahterakan masyarakat sekitar hutan dan desa binaan yang daerahnya terisolir dan aksesbilitasnya yang sulit dijangkau. Dengan adanya peran aktif perusahaan dan adanya program pembinaan masyarakat dan lingkungan, maka masyarakat didaerah yang terpencil di sekitar HPH akan terbantu sekali baik sosial maupun ekonominya. Adapun kegiatan yang kami lakukan di PT Hanurata adalah sebagai berikut :

1. Demplot (Kebun Percontohan)

Demplot merupakan areal yang ditetapkan oleh perusahaan sebagai kebun percontohan. Tujuannya agar masyarakat dapat melihat dan menerapkan jenis tanaman apa yang baik untuk dibudidayakan dan dapat menambah pendapatan masyarakat sekitar hutan dan desa binaan, juga agar masyarakat bisa lebih mandiri tanpa harus tergantung pada hutan dan membuka lahan hutan di sekitar pemukiman tempat mereka menetap serta dapat membiasakan pola masyarakat yang pada mulanya menggunakan sistem ladang berpindah menjadi sistem hilir balik. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut

1) Menentukan areal demplot di sekitar masyarakat hutan dan desa binaan.

(45)

3) Pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman pangan dan perkebunan. 4) Pemanenan, pemasaran dan pangolahan.

2. Penandaan Batas Partisipatif

Batas patisipatif ialah batas administrasi antara perusahaan dan desa binaan, bertujuan untuk mencegah masyarakat sekitar hutan dan desa binaan membuka hutan secara berlebihan untuk dijadikan ladang atau lahan pertanian. Dimaksudkan juga untuk mendorong masyarakat lebih mandiri dalam mengolah lahan . Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Menentukan titik ikat (koordinat) pal batas antara desa binaan diperusahaan.

2) Membersihkan jalur rintisan pada batas partisipatif.

3) Memberi tanda patok/cat pada setiap jarak 100 m pada luas areal desa binaan.

(46)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perusahaan telah melaksanakan kegiatan TPTI secara benar dan tepat, tetapi ada beberapa hal yang perlu dimodifikasi karena melihat kondisi di lapangan

2. Keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dapat meningkat setelah berpartisipasi langsung dalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan

B. Saran

1. Sebaiknya kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan dilakukan secara berurutan sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh mahasiswa.

2. Sebaiknya kegiatan-kegiatan yang hanya diberikan secara teoritis dapat dilakukan prakteknya secara langsung sehingga mahasiswa mampu mengetahui secara lebih mendalam.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Revisi Pedoman Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia. Departemen Kehutanan Republik Derektorat Jendral Pengusahaan Hutan.

Elyas, 2000. Persemaian Dipterocarpace. Media Pustaka. Jakarta.

K, Bayu. 2009. Hubungan Kurva Tinggi dan Dia meter Pohon Pada Tegakan Meranti. Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda.

Manan, S. 1976. Silvikultur. Lembaga Kerja Sama. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

MS, Rahmad. 2002. SOP Perencanaan PT Hanurata Coy Ltd. Administrasi Umum dan Personalia PT Hanurata. Sangkulirang.

Wahyudi, Heksa. 1998. Laporan PKPM PT Bhinika Wana. Program Studi Manajemen Hutan Poltanesa. Samarinda.

(48)

blok/petak tebang.

No No

Blok

No petak Jenis pohon diameter

(sentimeter) tinggi (meter) ket 1. 101 251 Kapur 31,00 12,5 _ 2. 101 251 Kapur 32,50 13 _ 3. 101 251 Nyatoh 25,60 10 Cacat 4. 101 251 Anggi 24,30 9 _ 5. 101 251 Jambu-jambu 38,00 17,5 _ 6. 101 251 Meranti Merah 48,00 22 _ 7. 101 251 Bengkirai 45,50 20 _ 8. 101 251 Meranti Kuning 48,75 23 _ 9. 101 251 Kayu Arang 35,25 15 _ 10. 101 251 Banitan 37,90 16 Condong

(49)

Tabel 12. Pengukuran panjang kayu bulat rimba dengan pembulatan kebawah

Contoh:

Panjang Sebenarnya Panjang yang dicatat 8.19 m 8.10 m 8.09 m 8.65 m 8.62 m 8.10 m 8.10 m 8.00 m 8.60 m 8.60 m

Tabel 13. Data hasil produksi PT Hanurata sub unit Manubar lima (5) tahun terakhir dari tahum 2005 sampai 2009.

Tahun Target Realisasi Keterangan

2005 41.000,00 m³ 40.697,05 m³ Jenis Meranti, bengkirai, keruing 2006 40.000,00 m³ 40.000,00 m³ Jenis Meranti, Keruing, nyatoh 2007 45.000,00 m³ 46.663,42 m³ Jenis Meranti, bengkirai, anggi 2008 40.000,00 m³ 28.758,04 m³ Jenis Meranti dan RC

2009 52.500,00 m³ 52.487,49 m³ Jenis Meranti, bengkirai, keruing dan RC

(50)

Tabel 14. Tally Sheet Inventarisasi Arboretum PT. Hanurata No Jenis Keliling (cm) Tinggi (m) Jarak (m) Sudut (º) Ket 1 Kapur 78,5 12 3 90 _ 2 Kapur 75 13 5 45 _ 3 Kapur 69 12,5 6 68 _ 4 Kapur 72,4 12 9 34 _ 5 Kapur 81,5 10 7 127 _ 6 Kapur 76,9 11 4 85 _ 7 Meranti Merah 83,7 15 11 94 _ 8 Meranti Merah 91,5 17,5 3 12 _ 9 Meranti Merah 76 16 5 38 _ 10 Meranti Putih 82,1 14 7,5 51 _ 11 Meranti Putih 79 13 8 66 _ 12 Jati 65 7 4 74 _ 13 Jati 69,7 8 10 42 _ 14 Jati 71,5 10 12 248 _ 15 Gmelina 95 12 17 112 _ 16 Gmelina 98,9 15 3 250 _ 17 Gmelina 105,2 14 12 345 _ 18 Gmelina 89,9 13 6 45 _ 19 Bengkirai 158.9 18 13 186 _ 20 Bengkirai 165,5 20 9 76 _

(51)

Gambar

Tabel 1.  Penyebaran Jenis Tanah Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah  Provinsi    Di Areal IUPHHK PT Hanurata Unit Sangkulirang Sub Unit Manubar
Tabel 2.  Lokasi dan Waktu K egiatan PKL
Tabel 3. Hasil Kegiatan Pembukaan Areal Kerja
Tabel 4. Hasil Kegiatan Inventarisasi Sebelum Penebangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu karena nilai Z-R berbeda untuk setiap hujan maka perlu ditentukan pula konstanta relasi antara faktor reflektifitas radar dengan intensitas curah hujan

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

Kelembaban udara dan curah hujan mempunyai hubungan bermakna de- ngan kepadatan nyamuk Anopheles, sedangkan kepadatan nyamuk Ano- pheles mempunyai hubungan ber- makna

CU batang pohon semakin mendekati monster, air semakin tinggi dan membuat monster sadar dan panik. LS batang pohon terlempar

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

Analisis data menggunakan analisis varians ganda (anova) dan uji lanjut Duncan. Untuk mengetahui kandungan protein, karbohidrat, lemak, serat, kadar air, kadar abu,

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan dari hasil kedua model yaitu model Intervensi dan model ARIMA pada