• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA 2009"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI CV. PARI JAYA

MAKMUR (PJM)

KECAMATAN LONG HUBUNG KABUPATEN KUTAI BARAT

OLEH : HENRY NIM : 060 500 011

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini berdasarkan hasil kegiatan praktik kerja lapang (PKL) yang di laksanakan dari tanggal 17 Maret 2009 sampai dengan tanggal 10 April 2009 yang berlokasi di CV. Pari Jaya Makmur (CV. PJM) di Kecamatan Long Hubung, Kabupaten Kutai Barat.

Menyetujui, Ketua Jurusan Manajemen Hutan Ir.Hasanudin. MP NIP. 131.847.480 Dosen pemimbing Ir.Hasanudin. MP NIP. 131.847.480 Mengesahkan,

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir.Wartomo. MP NIP. 131.791.587

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmatnya dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan praktik kerja lapang (PKL) di CV. Pari Jaya Makmur di Desa Mata Libaq, Kabupaten. Kutai Barat.

PKL ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya (D III) di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang memberikan dukungan baik moril maupun material bagi penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

2. Saudara-saudaraku yang tersayang yang memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

3. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku dosen pembimbing kami maupun ketua jurusan Manajemen Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan PKL ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis dan pihak yang membutuhkan.

Samarinda, Juni 2009 Penulis

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan... 2

C. Hasil yang Diharapkan ... 2

II.KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A.Tinjauan Umum Perusahaan CV. Pari Jaya Makmur ... 3

B.Keadaan Areal ... 5

C.Data Pokok ... 8

D.Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL... 9

III.HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) 1. Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala ( IHMB)... 11

1. 1. Tujuan... 11

1. 2. Pengertian...11

1. 3. Dasar Teori... 11

(5)

1. 5. Alat Dan Bahan... 24

1. 6. Hasil Yang Di Capai ... 24

1. 7. Pembahasan... 26 IV.KESIMPULAN A. Kesimpulan... 27 B. Saran... 27 DAFTAR PUSTAKA ... 31 LAMPIRAN ... 32

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Pembayaran PSDH dan DR 5

2. Luas Areal Berhutan yang Dapat diproduksi 6 3. Jumlah Kepadatan Penduduk 8

4. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di C.V Pari Jaya Makmur 11 5. Kelas Cacat 23

6. Informasi Umum 26 7. Tingkat Pohon 26

(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1. Prosedur Pemindahan atau Pergeseran Plot Sampel 14 2. Pengambilan Sampel Tanah 14

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Struktur Organisasi CV. Pari Jaya Makmur 37 2. Peta RKT 2009 38

(9)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan sebagai pengahasil kayu dan non kayu, tempat berlindung satwa dan sebaga i sumber plasma nutfah perlu dikelola dan diusahakan sebagai kesatuan yang takkan terpisahkan. selain mempunyai fugsi produksi. hutan juga mempuyai sebagai pengatur iklim, kesuburan tanah, tata air, potensi wisata yang kesemuanya berpengaruh terhadap kehidupan manusia, bagi penduduk setempat pengusaha hutan produksi berarti kesempatan berkerja dan peluang berusaha, dilihat lebih jauh, pengusahaan hutan penting artinya bagi perekonomian lokal dan nasional.

Dalam pengusahaan hutan yang harus diperhatikan adalah penerapan asas manfaat dan lestari, asas manfaat berarti secara ekonomis dapat dimanfaatkan secara optimal dan asas lestari dapat memperhatikan kelestarian fungsi hutan, baik fungsi produksi, fungsi ekologis, maupun fungsi sosial. Kegiatan hutan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan hutan dalam hal

ini IUPHHK adalah salah satu bagian dari pembangunan kehutanan, serta merupa kan salah satu sektor yang penting diantara sumber daya alam lain nya yang ada di indonesia dalam pengusahaan hutan sekali kontribusi yang diberikan antara peningkatan pendapatan negara baik dalam bentuk devisa, perluasan, dan luasan lapangan kerja sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup.

(10)

Pengusahaan hutan alam produksi di indonesia sebelumnya menggunakan sistem silvikultur TPI dalam rangka penyempurnaan pengelolaan hutan produksi maka dilakukan dengan sistem TPTI sampai sekarang.

Penentuan sistem silvikultur ini dilakukan berdasarkan hasil kegiatan risalah hutan dan memperhatikan asas kelestarian hutan yang mencakup kelangsungan produksi, penyelamatan tanah dan air, perlindungan alam dan kondisi lingkungan, keadaan lapangan, komposisi dan struktur tanah, sifat tumbuhan, jenis-jenis pohon serta pertimbangan pengusahan hutan.

B. Tujuan Dari Praktek kerja Lapang

1. Melihat pengolahan hutan secara langsung dan mempraktekan di lapangan sesuai dengan materi yang pernah didapat di bangku kuliah. 2. Mendapatkan kesempatan memantapkan keterampilan dan pengetahuan

yang dimiliki untuk menambah kepercayaan dan pengembangan pematangan diri.

3. Dapat menarik keseimpulan mengenai perbandigan antara penjelasan teori selama perkuliaan dan penerapan dilapangan

C. Hasil Yang Diharapkan Dari Praktek Kerja Lapangan

1) Mahasiswa dapat memiliki pemikiran yang luas dan memiliki pengalaman peraktek kerja di lingkungan perusahaan maupun di kalangan masyarakat

2) Mampu menganalisa setiap permaasalahan yang muncul pada kegiatan kehutanan dan dapat memerikan solus inya.

(11)

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum CV. Pari Jaya Makmur 1. Data Perusahaan

a. Nama perusahaan : CV. PARI JAYA MAKMUR b. SK IUPHHK : 89/MENHUT-II/2006

c. Lokasi : Desa Mata Libaq. Kec. Long Hubung Kab. Kutai Barat

d.Alamat Kantor :Jl. Muh. Said GG. Polewali Rt.30 No.36 e.Jatah tebangan

-SK. RKT : 522.110.1/42/Kpts/RKT/DK-VII/2008 -Tanggal : 03 maret 2008

-Target RKT : 12.150 M3

2. Mutasi Kayu Bulat Satu Tahun Anggaran

a. Persediaan

-Stok opname per 31 maret 2008 : 2.303.66 M3 -Realisasi Produksi : 11.190,30 M3 _________________________________________________ JUMLAH : 13.493,96 M3 b. Penggunaan -Pemakaian Sendiri : - -Dijual Ke IUPHHK : 13.163,72 M3 - kayu tidak di manfaat kan : -

(12)

- (rusak atau hilang /afkir): -

_______________________________________________________ Jumlah : 13.163,72 M3

c. Stok Opname Per 31 Desember 2008 : 330,24 M3

Tabel 1. Pembayaran PSDH (Pajak Sumber Daya Hutan) dan DR (Dana Reboisasi) No Status Kewajiban perusahaan PSDH (Rp) DR (USD/Rp) A Persediaaan - 1. SO 31 desember 2007 Kewajiban - - Pelunasan - - Tunggakan - - 2. Realisasi produksi 2008 Kewajiban 976.773.960,00 976.773.960,00 Pelunasan 976.773.960,00 2.413.626.616,91 Tunggakan - -

Dari luasan 12.735 ha.tersebut di atas areal berurutan yang dapat diproduksi/ wilayah efekif dapat dilihat pada tabel berikut :

(13)

Tabel 2. Luas Areal Berhutan yang Dapat Diproduksi ( areal efektif ) di HPH CV. PARI JAYA MAKMUR.

No Jenis peruntukan hutan Luas ( ha)

1 Hutan Produksi Terbatas ( HPT ) 9.014 ha 2 Hutan Produksi Tetap ( HP ) 2.957 ha 3 Areal Tidak Berhutan 485 ha

4 Jumlah 12.456 ha

2. Sejarah Pengelolaan Hutan

Sejarah pengelolaan hutan di areal CV. Pari Jaya Makmur dimulai dengan dikeluarkannya Forestry Agrement dari depertemen Kehutanan kapada CV. Pari Jaya Makmur dengan Nomor P.18.MENHUT-II/2007 Pada tanggal 01 januari 2008.

B. Keadaan Areal 1. Keadaan Hutan

Berdasarkan kriteria penafsiran potret udara yang digunakan untuk menetapkan tipe hutan maka areal CV. Pari Jaya Makmur termasuk dalam tipe hutan tropis basah dan tipe ekologi sebagai hutan tanah kering.

Hasil analisis vegetasi yang dilakukan terhadap hutan mennunjukkan bahwa hutan di wilayah pengkajian adalah merupakan asosiasi shorea-enderrita jenis yang dominan adalah kelompok meranti merah dengan INP = 45,24 % jenis ini di sebut dengan nama abagng bau, abang bela, kelompok meranti putih dengan INP = 39,15 % dan untuk meranti kuning

(14)

INP = 12,6 % jenis yang dominan adalah enderita spektabilis yang dikenal dengan nama daerah baan, medang batu / kayu kacang dengan nilai INP = 12,71 %.

2. Topografi

Secara umum kondisi topogarfi areal CV. PARI JAYA MAKMUR (PJM) dibentuk oleh mo rfologi perbukitan, pegununggan lembah dan sungai yang relatif berbentuk ”V” serta beberapa daerah yang nampak berupa daratan ketinggian maksimum ± 1.345 m dpl yang dapat dijumpai di bagian utara dan ketinggian minimum ± 100 m Dpl di sektar bentuk bentang alam yang bervariasi pada areal HPH akibat di pengaruhi oleh faktor struktur dan resitensi batuan yang berperan aktif dalam proses pembentukan alamnya kelas kemiringan lereng 15 % - 40 % .

3. Sosial Ekonomi Masyarakat

Penduduk sekitar lokasi CV. Pari Jaya Makmur Kacamatan Long Hubung Kabupaten Kutai Barat merupakan masyarakat trasmigrasi atau penduduk lokal dan sebagian besar mata pencarian sebagai petani.

jumlah penduduk di Kecamatan Long Hubung tahun 1996 berjumlah 7.849 jiwa tediri dari 4.339 laki- laki dan 3.510 perempuan dan kepadatan penduduk 1,58 jiwa / km2 serta tingkat pertumbuhan 1,20/thn sedangkan Kecamatan Kayan Hulu berpenduduk 5,304 jiwa terdiri dari 2.711 laki-laki dan 2.593 perempuan dengan kepadatan penduduk 0,91 jiwa /km2 serta tingkat pertumbuhan 0,92 %/thn desa yang terletak dalam areal HPH adalah Desa Mata Libaq, 1,96 jiwa / km2 Desa Mahak Baru 2,70 jiwa /km2

(15)

Desa Dumu Mahak 0,57 jiwa / km2 serta Desa Long Top 0,56 jiwa /km2

(ANONIM 1996)

Tabel 3. Jumlah Kepadatan dan Penduduk di Kecamatan Long Hubung Kabupaten Kutai Barat.

No Uraian Satuan Kc,Long

Hubung

1 Jumlah Desa Buah 10

2 Luas Wilayah Km2 4.971 3 Jumlah penduduk -Laki-Laki -Perempuan Jiwa Jiwa 4.339 3.510

4 Jumlah Rumah Tangga RT 1.243

5 Anggota Rumah Tangga Orang 6

6 Kepadatan Penduduk Jiwa /km2 1,58

7 Pertumbuhan % 1,20

4. Aksesibilitas

Sarana perhubungan dari samarinda menuju Kec. Long Hubung dapat melalui air. Bila mengugunakan speed bod 250 Pk 10-12 jam, sedang kan dengan mengunakan kapal memerlukan waktu 2 hari 1 malam, namun apa bila musim hujan lalulintas menuju Kec. Long Hubung sangat agak lambat karena pengaruh airnya banjir, dan ada juga lembusan ditempuh melalui jalan darat.

(16)

C. Data Pokok

1. Add.SK RKT Nomor : 522.110.1 /Kpts/RKT/DK-VII/2008 a. Tanggal : 01 Januari 2008

b. Status Permohonan: PMDA

c. Susunan direksi (Sesuai RUPS Tanggl 3.Maret 2008) Dewan Komisaris Komisaris utama : Komisaris utama : Komisaris utama : Komisaris utama : Komisaris utama : Dewan direksi

Direktur utama : Robertuys Hului Wakil Direktur : Antonius Beng d. Alamat perusahaan

-Alamat kantor : Jl.Muh.Said GG.Poliwali Rt.30.No 36 Tlp/Fax/Hp : 081347338242 (Hp)

2. Data keadaan umum: Berdasarkan pemeriksaan citra la ndsat

No : 5.320/VII/pusin/2005

a. Luas areal : 12.735 Hektar · Berhutan : 2,957 Ha · Hutan Sekunder (LOA) : 9.014 Ha · Areal Tidak Berhutan : 485 Ha

(17)

· Tertutup Awan : 267 Ha

b. Kelompok hutan : Sungai oga-sungai mata libaq c. letak menurut wilayah pengelolaan

- Dinas Kehutanan Propinsi : Kalimantan Timur - Dinas kehutanan Kabupaten : Kutai Barat

d. letak menurut anministratif pemerintahan - Propinsi : Kalimantan Timur - Kabupaten : Kutai Barat e. Data Industri

- Memiliki Industri Sendiri : - - jenis Industri : -

-Sebagai Pemegang Saham Dari Pada Industri : Tidak Ada

D. Lokasi Dan Waktu Kegiatan (PKL)

Kegiatan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) ini dilaksanakan di CV. PARI JAYA MAKMUR (PJM) di Desa Mata Libaq. Kec. Long Hubung. Kab. Kutai Barat yang di mulai pada tanggal 17 maret sampai dengan 10 April 2009 dengan perincian waktu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(18)

Tabel 4. Jadwal Kegiatan Peraktek Kerja Lapang yang di laksanakan di CV. Pari Jaya Makmur. Long Hubung, Kutai Barat.

No Jenis kegiatan Tanggal kegiatan Lokasi Keterangan 1 2 Inventarisasi hutan menyeluruh berkala (IHMB) Pembuatan plot - Mulai pelaksanaan 17 Maret 2009 S/d - - - 10 April 2009 Pelaksanaan kegiatan selesai Officie 32 km. - - - - Praktek - - - - Praktek

(19)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

1. INVENTARISASI HUTAN MENYELURUH BERKALA (IHMB)

1.1. Tujuan

Tujuan inventarisasi hutan menyeluruh berkala antara lain :

1. Untuk mengetahui kondisi tersedia nya tegakan hutan (timber standing stock) secara berkala.

2. Sebagai bahan penyusunan RKUPHHK dalam Hutan Alam dan atau RKUPHHK dalam Hutan Tanaman atau KPH sepuluh tahunan.

3. Sebagai bahan pemantauan kecenderungan (trend) kelestarian sediaan tegakan hutan di areal KPH dan atau IUPHHK-HA atau IUPHHK-HT. 1.2. Pengertian

1. Petak (compartment) adalah unit areal yang merupakan unit administrasi terkecil dalam kesatuan pengelolaan/manajemen hutan.

2. Ketersediaan tegakan hutan (standing stock) adalah kondisi tegakan hutan yang ada pada saat dilaksanakan inventarisasi hutan, yang dinyatakan dalam komposisi jenis, penyebaran ukuran dia meter dan dugaan tinggi pohon penyusun tegakan, luas areal, volume tegakan hutan, keadaan permudaan alam/tumbuhan bawah serta bentang lahan dari areal yang diinventarisasi.

1.3. Dasar teori

a. Dari titik ikat yang telah ditentukan (ada di peta dan jelas di lapangan), cari lokasi plot sampel terdekat berdasarkan arah dan jarak yang sudah

(20)

ditentukan. Titik ikat ditentukan oleh perencana kegiatan dan diberikan ke tim survey untuk informasi. Jalur rintisan dari titik ikat ke jalur atau ke plot sampel diberi cat merah, yaitu dengan tujuan untuk memudahkan tim verifikasi lapangan menuju plot. Dari titik ikat ke jalur plot juga dilakukan pengukuran jarak dan arah yang dimuat dalam daftar isian 1.

b. Ketika sampai di lokasi plot, lakukan pengamatan ke depan hingga mencapai ± 125 m untuk memastikan bahwa plot tidak akan terpotong oleh sungai maupun jalan yang dapat memotong plot gunakan aturan pergeseran sebaai berikut :

(21)

Gambar 1. Prosedur Pemindahan atau Pergeseran Plot Sampel.

c. Selanjutnya 3 (tiga) orang anggota regu membuat batas-batas sub plot berukuran 10 m x 10 m dan sub plot berukuran 20 m x 20 m dengan bantuan tali nilon kecil. Kalau plot yang dibuat adalah plot pertama pada jalur maka pada titik tenga h jalur didirikan pipa paralon. (Lihat gambar 1)

Sungai =3m atau Jalan utama

(a) (a2)

Sungai 1m =lebar <3m (b2) (b) atau jalan cabang

(atau)

(22)

U

Gambar 2. Pengambilan Sampel Tanah

Di sebelah selatan dari paralon, gali lubang (posisi lubang lihat digambar) dan timbunkan tanah galian di sekeliling paralon agar paralon dapat berdiri tegak. Tinggi timbunan ± 0,5 m. Pada paralon, tuliskan nomor jalur dan nomor plot menggunakan cat. Sebagai contoh, kalau pada jalur 4, plot nomor 1 ditulis dengan J04-01. paralon dibuat permanen yakni dengan cara mengecor bagian dalamnya menggunakan campuran tanah dari hasil penggalian lubang dengan semen dan air, lalu diisikan ke dalam pipa paralon. 20 m 10 m 20 m 10 m paralon Galian tanah

(23)

Apabila plot yang dikerjakan bukan plot yang pertama pada jalur, maka gunakan pancang kayu awet sebagai tanda plot mengant ikan paralon dan tidak perlu dibuat galian/gundukan. Tuliskan nomor jalur dan nomor plot pada pancang kayu tersebut. Misal, plot nomor 6 pada jalur 9, ditulis dengan J09-06.

2. DAFTAR ISIAN (DI1)

Daftar isian 1.

INVENTARISASI HUTAN MENYELURUH BERKALA (IHMB) INFORMASI UMUM HUTAN ALAM

Lokasi :

Kordinat Gps Titik Awal : Nomor petak : Nomor plot : Nomor regu : Tanggal : Pimpinan regu : Ketinggian tempat : Kelerengan : Fisiografi : datar=1,bergelombang=2,puncak=3,lereng atas=4,lere ng tengah=5,lereng bawah=6,lembah=7,lembah curam=8

(24)

Tapak : Tidak ada=1,berbatu=2,rawa=3,labil=4, Tekstur tanah : A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L

Tahun penebangan : baru (= 5 tahun), (> 5 tahun) Tahun penebangan : …../…..

Bekas terbakar/kekeringan : ada/tidak ada. PETA SKETSA POSISI

Peta sketsa mengambarkan posisi plot ukur dan jalan masuk.

Informasi dan data yang dikumpulkan untuk daftar isian 1 adalah sebagai berik ut:

1. Nomor Petak

Catat nomor petak sesuai dengan nomor pada peta topografi atau peta jaringan jalan yang disediakan .berikan informasi petak ini akan ditebang (D) atau tidak ditebang (TD). Petak akan ditebang apabila ada pohon komersial berdiameter lebih besar dari 50 cm. Pada saat inventarisasi.contoh nomor petak : ptk 01/D (petak 01, ditebang).

2. Nomor Plot

Nomor terdiri dari 2 bagian, nomor plot di jalur dan nomor jalur. misal, jalur 3, plot no.20 maka di tulis J03,20.

3. Nomor Regu Inventarisasi

Masuk kan nomor regu inventarisasi yang telah ditentukan sebelumnya dengan 1. digit

(25)

4. Tanggal Inventarisasi

Catat tanggal pengukuran plot tersebut dengan pola hhbbtt (H untuk hari B untuk bulan dan T untuk tahun ).

5. Ketinggian

Tentukan ketinggian lokasi plot pada permukaan laut (dpl) dengan mengacu pada peta topografi yang disediakan.

6. Kelerengan

Ukur kelerengan dalam persen (%) pada jalur 20 meter mulai dari titik awal plot.

7. Fisiografi ( keadaan muka bumi )

Tentukan keadaan fisiografi daerah di sekitar plot berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Datar : - Kelrengan tidak melebihi 10% - Beda ketinggian antara titik tertinggi dengan terendah tidak lebih dari 2 meter. 2. Bergelombang : - Kelerengan berkisar antara 11-25 %

- Beda ketinggian antara titik tertinggi dengan terendah

sekitar 2-5 m.

3. Puncak punggungan : - Kelerengan melebihi 25 %

- Dua kelerengan yang bertentanganmencapai titik tertinggi.

(26)

- Terletak pada bagian ketiga keatas lereng. 5. Lereng tengah : - Kelerengan melebihi 25 %-terletak antara

lereng atas dan lereng bawah.

6. Lereng bawah : - Kelerengan melebihi 25 % dan terletak pada bagian ketiga terendah dari lereng.

7. Lembah : - Plot terletak pada daerah lembah yang lebar 20 m 8. Lembah Curam : - Kelerengan melebihi 25 %

- Dua kelerngan yang bertentangan mencapai titik terendah.

8. Kondisi Tapak

Kondisi tapak ditentukan di dalam sub plot 20 m x 20 m dan dinyatakan dalam 2 kategori yaitu tapak khusus dan kelas tekstur tanah. Kondisi tapak khusus dinyatakan dalam kelas berikut ini :

- Tidak ada (1) : Tidak ada ciri khas tentang kondisi tapak di daerah itu - Berbatu (2) : Lebih dari 1/3 arel merupakan areal berbatu

- Rawa (3) : Lebih dari separuh areal merupakan areal yang digenangi air ( terutama pada musim hujan )

- Labil (4) : Lebih dari 1/3 areal di pengaruhi oleh erosi seperti tanah longsor atau berkisar air.

Untuk menentukan kelas tekstur tanah, gunakan metode rabaan seperti dijelaskan dalam diagram alur pada gambar dibawah gunakan tanah galian untuk mene ntukan kelas tekstur tanah yang dinyatakan dalam kelas-kelas sebagai berikut :

(27)

A. Pasir

B. Pasir berlempung C. Lempung berpasir D. Lempung liat berpasir E. Liat berpasir F. Lempung G. Lempung berliat H. Liat I. Lempung berdebu J. Lempung berliat K. Liat berdebu L. Debu 9. Bekas tebangan

- Baru : Umur Tebangan = 5 tahun - Lama : Umur Tebangan > 5 tahun 10. Tahun penebangan

Catat tahun operasi penebangan RKT kedalam tabel dalam empat digit contoh : 86/87

11. Bekas kebakaran

(28)

IV. PENGUKURAN DALAM PLOT

1. Satu orang anggota regu memulai memasang label pohon.dalam sub. plot 10 x 10 m, semua pohon berdiameter 10-19,9 cm, diberi label.dalam sub plot. 20 x 20 m, hanya pohon berdiameter 20 – 34,9 cm, yang diberi label.

Kententuan tantang label adalah sebagai berikut :

a. Label pohon dipasang untuk memudahkan pengawasan kerja di lapangan. b. Pohon yang diberi label hanya pohon komersial dengan diame ter = 10 cm

atau mulai dari tingkat tiang dalam plot.

c. Label pohon dipasang pada ketinggian 15 cm diatas lingkaran pengukuran dan menghadap jalur, sehingga mudah akan dilihat dari jalur rintisan. label pohon di pasang dari material yang tidak rusak selama 2 tahun seperti plat aluminium atau label plastik berukuran 7 cm x 4 cm.

2. Pohon yang diberi label dapat diberi nomor.untuk phon tingkat tiang (? 10-19,9 cm ),di beri nomor T1,T2….dan seterusnya –hanya tiang yang ada pada plot 10 m x 10 m.untuk pohon kecil (? 20 – 34,9 cm ), di beri no PK1.PK2… dan seterusnya hanya pohon kecil yang ada di dalam plot 20 m x 20 m. Untuk pohon besar (? = 35 cm ) di beri nomor PB1.PB2....dan seterusnya hanya pohon besar yang ada pada plot 20 m x 125 m.

3. Di plot pojok kiri bawah plot, putarkan tali rafia dengan jari-jari 2,82 m. kalau dalam plot ada vegetasi komersial tingkat pancang (tinggi = 1,5 m dan diameter < 10 cm ) buat catatan ADA PANCANG.

(29)

4. Satu atau dua orang anggota regu bertugas mengukur keliling pohon. posisi pengukuran keliling mengacu pada gambar. keliling di ukur dengan mengunakan pita meteran tukang kayu ( 5- m ).di pondok kerja atau dicamp, nilai keliling kemudian diubah menjadi nilai diameter (diameter=keliling /3,14) dalam dua digit dengan pembuatan terdekat contoh : 12,2 cm ditulis 12 cm :16,8 cm ditulis 17 cm:18,5 cm ditulis 19 cm.

5. Setiap pohon tingkat tiang ( dalam plot 10 x 10 m )di tentukan jenisnya, diukur diameternya dan nilai kualitasnya tajuk pohon.hasil pengukuran dan observasi dituliskan dalam daftar isian-2 (D12).contoh format DI-2ada dihalaman berikut, dicamp, jenis akan dikelompokan jenis pengamatan kualitas tajuk ditentukan berdasarkan kriteria yang ada di DI-2.

6. Setelah selesai mengerjakan pengukuran tingkat tiang,kerjakan pengukuran diame ter tingkat pohon kecil. Semua pohon hidup yang berdiameter mulai dari 20 cm kurang lebih dari 35 cm di dalam sub-plot 20 m x 20 m, termasuk ke dalam tingkat pohon kecil dan harus diukur dan dicatat dalam daftar isian 3. data –data yang harus dikumpul adalah :

6.1. Keterangan

6.2. Masukkan keterangan nomor petak, nomor jalur, nomor regu serta tanggal.

6.3. Nomor pohon

6.4. Catat nomor pohon sesuai dengan nomor pada label. 6.5. Nama jenis

(30)

6.7. Simbol jenis

6.8. Catat simbol jenis sesuai dengan daftar pada lampiran 1. 6.9. Diameter

6.10. Ukur dan catat diameter setinggi dada. 6.11. Kualitas Pohon

6.12. Kualitas pohon yang ditentukan adalah sesuai dengan kualitas tajuk dan cacat pada batang kualitas tajuk ditentukan sebagai mana pada penguk uran tinggi pada tingkat tiang, kelas cacat pada batang ditentukan pada ditentukan berdasar kan bentuk kerusakan yang ada pada batang dan dicantumkan kedalam tabel berikut ini:

Tabel 5 : Kelas cacat

Kelas cacat Kode Kriteria

Bebas cacat 1 Batang sehat,tidak ada cabang mati,bengkak retak atau kerusakan kulit lainnya juga tidak berlubang.

Cacat kecil 2 Batang memiliki kerusakan pada kulit tetapi dapat pilih kembali dan masih dimanfaatkan. Cacat besar 3 Batang terbakar hingga gubal,growong

banyak mata buaya dan tidak dapat dimanfaatkan.

7. Prosedur kerja

a. Orentasi lapangan medan berat dan ringan

(31)

c. Pohon yang diberi label dapat diberi nomor. untuk phon tingkat tiang (? 10-19,9 cm ), di beri nomor T1,T2….dan seterusnya –hanya tiang yang ada pada plot 10 m x 10 m.untuk pohon kecil (? 20 – 34,9 cm ), diberi nomor PK1, PK2… dan setersusnya hanya pohon kecil yang ada di dalam plot 20 m x 20 m.untuk pohon besar (? = 35 cm ) diberi nomor PB1, PB2, dan seterusnya ha nya pohon besar yang ada pada plot 20 m x 105 m.

d. Di plot pojok kiri bawah plot, putarkan tali rafia dengan jari-jari 2,82 m.kalau dalam pelot ada vegetasi komersial tingkat pancang (tinggi = 1,5 m dan diameter < 10 cm ).buat catatan ADA PANCANG.

e. Satu atau dua orang anggota regu bertugas mengukur keliling pohon. Posisi pengukuran keliling mengacu pada gambar 3. Keliling diukur dengan mengunakan pit a meteran tukang kayu ( 5-m ) di pondok kerja atau di camp, nilai keliling kemudian diubah menjadi nilai diameter (diameter=keliling /3.14) dalam dua digit dengan pembuatan terdekat contoh : 12,2 cm ditulis 12 cm :16,8 cm ditulis 17 cm:18,5 cm ditulis 19 cm.

f. Setiap pohon tingkat tiang ( dalam plot 10 x 10 m )ditentukan jenisnya, diukur diameternya dan nilai kualitasnya tajuk pohon. hasil pengukuran dan observasi dituliskan dalam daftar isian-2 (D12).contoh fo rmat DI-2ada dihalaman berikut di camp, jens akan dikelompokan jenis

(32)

pengamatan kualitasa tajuk ditentukan berdasarkan kriteria yang ada di DI-2.

g. Setelah selesai mengerjakan pengukuran tingkat tiang, kerjakan pengukuran diameter tingkat pohon kecil.semua pohon hidup yang berdiameter mulai dari 20 cm kurang lebih dari 35 cm didalam sub-plot 20 m x 20

m, termasuk kedalam tingkat pohon kecil dan harus diukur dan dicatat dalam buku tally sheet yang ditentukan oleh perusahaan.

h. Menentukan pohon yang akan didata sesuai dengan tingkatannya masing masing, antara lain tingkatannya (Tiang, Pohon kecil, Pohon besar)

i. Pencataan di masukan ke dalam buku expedisi 8. Alat dan bahan

Alat : Kompas, clino meter, tally sheet, rebon merah dan kuning, meteran 50 m, parang, staples tembak. Bahan : Pohon

9. Hasil yang dicapai

Dalam jagka waktu 1 hari 1 (satu) regu dapat membuat panjang jalur maksimal 3-4 km dengan panjang jalur plot setiap perjalur 20m x 125m, dengan jarak antar plot 55m. dengan hari kerja efektif 8-10jam/hari. Dalam 1 (satu) regu terdapat 7 (tujuh) orang, masing- masing bertugas sebagai berikut : 1 orang sebagai ketua regu bertugas untuk memimpin kegiatan di lapangan

(33)

1 orang bertugas membuat jalur pada plot menggunakan kompas sekaligus merintis jalur (membuat jalur.

1 orang bertugas untuk mengukur diameter dan menempel label serta menulis diameter pada label tersebut.

2 orang bertugas untuk me mbuat batas plot mulai dari pengukuran tingkat tiang, pohon kecil, dan pohon besar.

1 orang bertugas sebagai penggali tanah sebagai pengenal tanah.

1 orang bertugas memasak di pondok dan menyiapkan makanan serta minuman.

Kemudian setelah semua bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, maka diperoleh hasil data per plotnya 2 (dua) tabel yaitu tabel informasi umum dan tabel informasi pohon per plot yaitu sebagai berikut :

Tabel 6 : Informasi Umum

Kelerengan (%) TGL No Peta k Jalu r No Plot (ID) U S B T Fisiog rafi Tap ak Tekstur tanah 26/03/ 09 280 J8 10110 79 11 -8 10 -8 2 1 A

(34)

Tabel 7 : Tingkat Pohon No petak/ID/Jalur No Nama Jenis Keliling (cm) Kualitas Batang Kualitas Tajuk Keterangan * ada pancang 1 T Tkw 60 1 1 2 T MP 48 2 3 3 PK MK 78 1 1 4 PK KRW 69 2 2 5 PB MM 220 2 2 6 PK ULIN 73 2 1 7 PB MK 185 1 2 8 PB MK 117 1 1 9 PB MM 251 2 2 10. Pembahasan

Dengan kondisi topografi pegunungan hutan yang rata-rata heling diatas 50 % dan kondisi cuaca yang tidak tetap, ada pun kondisi hutan banyak didominasi oleh hutan sekunder atau bekas tebangan yang berakibat tejadinya hutan tersebut sebagai hutan belukar maka setiap tim dapat atau bisa mengerjakan 4 sampai 15 plot perhari, dari tabel pada halaman sebelumnya terlihat bahwa dalam 1 plot terdapat tanaman tingkat pancang, tiang, pohon kecil, dan pohon besar, namun pada tingkat pancang terkadang tidak ada dalam ukura plot 10x10 m disudut kiri bawah plot, dengan jari-jari 2,82 m. jenisnya pun bermacam- macam namun lebih banyak dari jenis meranti.

(35)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kegiatan Inve ntarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada CV. PJM dilaksanakan dengan membuat plot dengan luas 125 m x 20 m yang mana di dalam plot tersebut dibagi menjadi beberapa bagian yaitu untuk di 10mx10m yang didata hanya tingkat tiang di 20m x 20m yang didata hanya pohon kecil dan yang terakhir yaitu di 105mx20m yang didata yaitu pohon kecil dan pohon besar dengan jarak antar plot yaitu 55m.

2. Kegiatan ini dalam pembuatan plot juga bila terdapat sungai yang lebar atau tidak memugkinkan untuk dilewati dilakukan pergeseran, begitu juga jika bertemu dengan jalan yang besar, karena jika bertemu dengan sungai yang lebar maka penandaan di dalam plot akan terganggu, jadi hanya diberi keterangan bahwa terdapat sungai, sama halnya dengan jalan juga hanya diberi keterangan, begitu juga dengan ladang.

B. Saran

Didalam melaksanakan suatu kegiatan di CV. Pari Jaya Makmur yang perlu diperhatikan adalah kelestarian hutan Produksi, sosial dan lingkungan ( Ekologi ) untuk itu kegiatan yang berhungan langsung di lapangan sebaiknya selalu dikontrol lebih serius, karna ketig hal tersebut merupaan tolak ukur bagi pemerintah dalam menilai suatu perusahaan HPH dapat bersaing mendapatkan legalitas ekolabeling.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

ANONIM 2006. SK. IUPHHK 98 /MENHUT –II/2006

ANONIM 2007. Peraturan Menteri Kehutanan No: P. 18/ MENHUT-II/2007 ANONIM 2008. SK. RKT: 522.110.1/42/KPTS/RKT/DK-VII/2008

(37)
(38)

Lampiran 1. Hasil pengambilan data keliling, Kualitas batang, dan kualitas tajuk di CV. Pari Jaya Makmur (PJM) Kampug Matalibq Kecamatan Long Hubung Kabupaten Kutai Barat.

No Jalur : 01 No plot : 1006008

No Nama Jenis Keliling (cm) Kwalitas Batang Kwalitas Tajuk Keterangan * ada pancang 1 T Tkw 63 1 1 2 T MP 48 2 3 3 PK MK 78 1 1 4 PK KRUING 69 2 2 5 PB MM 220 2 2 6 PK ULIN 73 2 1 7 PB MK 185 1 2 8 PB MK 117 1 1 9 PB MM 251 2 2 10 PB BKR 98 2 1 11PB BKR 96 1 1 12 PB MM 128 1 2 13 KPS 210 1 1 No Jalur : 02 No Plot : 10060016

No Nama Jenis Keliling (cm) Kwalitas Batang Kwalitas Tajuk Keterangan * ada pancang 1 T Tkw 60 2 1 2 T MP 48 2 3 3 T JBN 48 1 1 4 PK BKR 69 2 1 5 PB MK 120 2 2 6 PK ULIN 73 2 1 7 PB MK 178 1 2 8 PB MK 112 1 1 9 PB KRW 251 1 2 10 PB BKR 98 2 1 11PB MK 196 1 1

(39)

Lanjutan

No Jalur : 03 No Plot : 10070020

No Nama Jenis Keliling (cm) Kwalitas Batang Kwalitas Tajuk Keterangan * ada pancang 1 T ULIN 61 3 2 2 T MP 48 2 2 3 PB MK 98 1 2 4 PK KRUING 69 2 1 5 PB JBM 220 1 2 6 PK ULIN 79 2 1 7 PB MK 190 1 1 8 PB MK 127 2 1 9 PB BKR 259 1 2 10 PB KRW 100 2 1 11 PB ULIN 99 2 1 12 PB ULIN 101 2 3 13 PB MK 210 1 1 14 PB BGR 109 1 2 15 PB BKR 99 2 2

(40)

Lanjutan

No Jalur : 04 No plot : 10080024

No Nama Jenis Keliling (cm) Kwalitas Batang Kwalitas Tajuk Keterangan * tidak ada 1 T JBN 63 1 1 2 T JBN 48 2 2 3 T MM 58 1 1 4 PK ULIN 79 2 2 5 PB BGR 220 1 2 6 PB MM 178 2 2 7 PB MK 185 1 2 8 PB ARW 117 1 1 9 PB BKR 250 1 2 10 PB ULIN 99 3 1 No Jalur : 05 No Plot : 10090028

No Nama Jenis Keliling (cm) Kwalitas Batang Kwalitas Tajuk Keterangan * tidak ada 1 T MR 63 1 1 2 T JBN 48 2 2 3 T MM 58 1 1 4 T ULIN 59 2 2 5 PK BKR 72 1 2 6 PB TKW 108 2 2 7 PB ARW 185 1 1 8 PB MM 117 1 1 9 PB MP 280 1 1 10 PB MP 109 2 1 11 PB BKR 100 1 1

(41)

Lanjutan

No Jalur : 06 No Plot : 10010028

No Nama Jenis Keliling (cm) Kwalitas Batang Kwalitas Tajuk Keterangan * ada pancang 1 T MM 63 1 1 2 T MP 48 2 2 3 PK MM 78 1 1 4 PK BKR 69 1 2 5 PB BKR 180 1 2 6 PB ULIN 118 1 2 No Jalur : 07 No Plot : 10010030

No Nama Jenis Keliling (cm) Kwalitas Batang Kwalitas Tajuk Keterangan * ada pancang 1 T ULIN 63 1 1 2 T JBN 48 2 2 3 T MK 58 1 1 4 T ULIN 59 2 2 5 PK JBN 80 1 1 6 PK MP 98 2 2 7 PB TKW 180 1 2 8 PB MM 217 1 1 9 PB BKR 220 1 2 10 PB KPS 119 2 1 11 PB BKR 170 1 3 12 PB ULIN 90 2 3

(42)

Lanjutan Keterangan Pohon : ? ULIN ? BGR : Banggris ? JBN : Jabon ? MM : Meranti merah ? MK : Meranti kuning ? MP : Meranti putih ? BKR : Banggkirai ? KPS : Kempas ? TKW : Tengkawang ? ARW : Arow ? KRW : Keruwing

Gambar

Tabel 1. Pembayaran PSDH (Pajak Sumber Daya Hutan) dan DR (Dana  Reboisasi)  No  Status  Kewajiban  perusahaan  PSDH (Rp)  DR (USD/Rp)  A  Persediaaan  -  1
Tabel 2. Luas Areal Berhutan yang Dapat Diproduksi  ( areal efektif ) di HPH  CV. PARI JAYA MAKMUR
Tabel 3.  Jumlah  Kepadatan dan  Penduduk di Kecamatan Long Hubung  Kabupaten Kutai Barat
Tabel 4. Jadwal Kegiatan Peraktek Kerja Lapang yang di laksanakan di CV. Pari  Jaya Makmur
+6

Referensi

Dokumen terkait

Media komik akan dikembangkan sebagai media penanaman pembelajaran pendidikan karakter berbasis cerita pada siswa kelas V SD dengan menggunakan metode Penelitian

LKjIP Bappeda Kota Pekalongan 2019 I-12 RPJMD, RKPD urusan pertanian, pangan, perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM, penanaman modal, kelautan dan perikanan dan

Keadaan ini mendorong untuk melakukan usaha pemanfaatan limbah yang ada sebagai salah satu usaha memaksimalkan penggunaan limbah industri pengergajian sebagai alternatif

Perkembangan nyamuk pradewasa yang cukup baik terdapat pada media telur yang mengandung feses ayam dan campuran 4 terdiri atas campuran tanah, detergen, kaporit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi jalan, besar beban yang terjadi pada jalan, hubungan antara pertumbuhan lalu lintas dengan kondisi jalan serta kebijakan Bina

Dari hasil penelitian i ni dap a t disimpulkan semua metodc yang dievaluasi memberikan hasil yang handal untuk pengukuran sampel dengan konsentrasi yang sang a t rendah hin g ga

salmonicida dan antibodi (reaksi aglutinasi) pada uji titer antibodi induk maka dapat dipastikan larva yang dihasilkan juga memiliki imunitas spesifik sama dengan