• Tidak ada hasil yang ditemukan

proposal dismenorhoe.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "proposal dismenorhoe.doc"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

A.

A. PropProposal osal KTIKTI 1.

1. IdeIdentintitas tas PenPenuliuliss  Nama

 Nama : Anita Nur Hapsari: Anita Nur Hapsari  NIM/Semester

 NIM/Semester : 09.0.B.656/VB: 09.0.B.656/VB 2.

2. JuJududul l KTKTII

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

DISMENORHEA DI SMA PGRI 1 SRAGEN DISMENORHEA DI SMA PGRI 1 SRAGEN 3.

3. LaLatatar Belr Belakakanangg Set

Setiap iap wanwanita ita daldalam am usiusia a subsubur ur setisetiap ap bulbulannannya ya akaakan n menmendapdapatat menst

menstruasi (haid). Sering haid ruasi (haid). Sering haid yang datang disertai dengan rasa yang datang disertai dengan rasa nyeri padanyeri pada daerah perut atau pinggang. Rasa nyeri saat haid atau yang disebut dalam daerah perut atau pinggang. Rasa nyeri saat haid atau yang disebut dalam istilah medisnya dengan dismenore, banyak dialami para wanita (Info sehat, istilah medisnya dengan dismenore, banyak dialami para wanita (Info sehat, 2008)

2008)

 Nyeri

 Nyeri saat saat haid haid (dismenore) (dismenore) ada ada dua dua bentuk yaitu bentuk yaitu dismenore dismenore primer primer  dan sekunder. Dismenore primer biasa timbul pada hari pertama atau kedua dan sekunder. Dismenore primer biasa timbul pada hari pertama atau kedua dar

dari i menmenstrstruasiuasi. . NyNyerinerinya ya berbersifasifat t kolkolik ik ataatau u krakram m dan dan dirdirasakasakan an padpadaa abdomen bawah. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan dismenore primer  abdomen bawah. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan dismenore primer  yaitu prostaglandin uterine yang tinggi, dan faktor emosi/psikologis.belum yaitu prostaglandin uterine yang tinggi, dan faktor emosi/psikologis.belum di

dikeketatahuhui i dedengngan an jejelalas s babagagaimimanana a prprostostagaglalandndin in bibisa sa memenynyebaebabkbkanan disme

dismenore nore tetapi diketahui bahwa tetapi diketahui bahwa wanita dengan dismenore mempunywanita dengan dismenore mempunyaiai  prostaglandin

 prostaglandin yang yang 4 4 kali kali lebih lebih tinggi tinggi daripada daripada wanita wanita tanpa tanpa dismenore.dismenore. (Siswandi, 2007)

(Siswandi, 2007) Dis

Dismenmenore ore sekusekundender r yayaitu itu nynyeri eri haihaid d yayang ng berberhubhubungungan an dendengangan kelainan anatomis yang jelas, kelainan anatomis ini kemungkinan adalah kelainan anatomis yang jelas, kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip haid disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Untuk  serviks, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Untuk  men

menegaegakkakkan n penpenyeyebab bab disdismenmenore ore perperlu lu konkonsulsultasi tasi dendengan gan dokdokter ter ahlahlii kan

kandundungan gan sehsehingingga ga dapdapat at memmemberberi i penpengobgobataatan n yayang ng teptepat at (Man(Manuabuaba,a, 2009)

2009)

Menurut

Menurut  Journal  Journal Occupational Occupational and and Enviromental Enviromental , , DDi i AAmmeerriikkaa Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan

(2)

10-15% diantarany

15% diantaranya a mengamengalami lami dismedismenore berat nore berat yang menyebabyang menyebabkan kan wanitawanita tid

tidak ak mammampu pu melmelakuakukan kan kegkegiatiatan an apaapapunpun. . Di Di IndIndoneonesia sia angangka ka kejkejadiadianan dis

dismenmenore ore terdterdiri iri dardari i 54,54,89% 89% disdismenmenore ore priprimer mer dan dan 9,39,36% 6% dismdismenoenorere sek

sekunundeder. r. BiBiasaasanynya a gegejaljala a didismsmenenorore e prprimimer er teterjarjadi di papada da wawaninita ta ususiaia  produktif 3-5 tahun setelah mengalami

 produktif 3-5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita haid pertama dan wanita yang belumyang belum  pernah hamil (Info sehat, 2008)

 pernah hamil (Info sehat, 2008) Berdas

Berdasarkan survei dan wawancara di arkan survei dan wawancara di SMA PGRI 1 SMA PGRI 1 Sragen dibulaSragen dibulann Februari 2012 didapat 7 dari 10 siswi yang mengalami dismenore tidak tahu Februari 2012 didapat 7 dari 10 siswi yang mengalami dismenore tidak tahu tentan

tentang g dismendismenorhea maka orhea maka dapat disimpuldapat disimpulkan kan bahwa pengetahubahwa pengetahuan an tentantentangg disme

dismenore pada remaja nore pada remaja putri di SMA putri di SMA PGRI 1 Sragen kurang. MengingPGRI 1 Sragen kurang. Mengingatat sering timbuln

sering timbulnya ya masalamasalah h dismedismenore nore pada remaja pada remaja yang dapat yang dapat mengmenggangganggugu akt

aktiviivitas tas belbelajar ajar menmengajagajar r bahbahkan kan tidtidak ak masmasuk uk seksekolaolah. h. MakMaka a penpenelielititi tertari

tertarik k untuk mengambuntuk mengambil il penelpenelitian itian tentantentang g tingktingkat at pengpengetahuaetahuan n remajaremaja  putri

 putri tentang dismenorhea di SMA PGRI 1 Sragen.tentang dismenorhea di SMA PGRI 1 Sragen. 4.

4. PerPerumuumusan san MaMasalsalahah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan seb

sebagaagai i berberikuikut t “Bag“Bagaimaimana ana tintingkagkat t penpengetgetahuahuan an remremaja aja putputri ri tententantangg  pengertian dismenorhea?”

 pengertian dismenorhea?” 5

5.. TTuujjuuaann

aa.. TTuujjuuaan Un Ummuumm Unt

Untuk uk menmengetagetahui hui tintingkagkat t penpengetgetahuahuan an remremaja aja puputri tri tententantangg dismenore di SMA PGRI 1 Sragen.

dismenore di SMA PGRI 1 Sragen.  b.

 b. Tujuan KhususTujuan Khusus 1)

1) MengetMengetahui ahui tingktingkat at pengepengetahuatahuan n remaja putri remaja putri tentantentang g pengepengertianrtian dismenorhea.

dismenorhea. 2)

2) MeMengngetetahahui ui titingngkakat t pepengngetetahahuauan n reremamaja ja puputrtri i tetentntanang g jejeniniss dismenorhea

dismenorhea 3)

3) MenMengegetatahuhui i tintingkgkat at pepengngetetahahuauan n remremaja aja puputrtri i tetentntanang g gegejaljalaa dismenorhea

dismenorhea 4)

4) MenMengetgetahuahui i tintingkagkat t penpengetgetahuahuan an remremaja aja putputri ri tententantang g penpenyeyebabbab dismenorhea

(3)

5) Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang penanganan dismenorhea

6. Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi dan informasi dalam bidang pendidikan kesehatan, serta dapat dijadikan tambahan ke  perpustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

 b. Manfaat Aplikatif 

Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan remaja  putri tentang dismenorhea, karena dengan penerapan pengetahuan yang  baik dapat mendeteksi adanya kelainan dalam kesehatan reproduksi

remaja.

7. Tinjauan Teori

A. Teori yang relevan

1) Pengetahuan ( Knowledge) a) Pengetian

Pengatahuan (knowledge) adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek  tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan,  pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang sebagian besar di  pengaruhi oleh mata dan telinga, dan terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2007)

 b) Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif  mempunyai 6 tingkatan, meliputi :

(1) Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang

(4)

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dapat diukur dengan menggunakan kata kerja “menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya“

(2) Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi atau objek harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (3) Aplikasi (application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi real (sebenarnya)

(4) Analisis (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat melalui  penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

(5) Sintesis ( synthesis)

Menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk  meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi  baru dari formulasi-formulasi yang ada

(5)

(6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk  melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasari pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas. (Notoatmodjo, 2007)

c) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

(1) Umur  

Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada  pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan  penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan  berkurang.

(2) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk   belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara

mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk   berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah

sehingga ia mampu menguasai lingkungan . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

(6)

(3) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang.

(4) Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu  pengetahuan.

(5) Pendidikan

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.

(6) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada  pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki  pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

(7) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber   pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk  memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu  pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk 

(7)

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010)

d) Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

(1) Baik, bila 76-100% (2) Cukup, bila 56-75% (3) Kurang, bila < 56% (Nursalam, 2008)

e) Cara Memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) cara memperoleh  pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau

non ilmiah dan cara modern atau ilmiah

(1) Cara tradisional atau non ilmiah Ada 10 cara tradisional yang digunakan yaitu :

(a) Cara coba salah (trial and error) Cara ini dilakukan dengan mencoba-coba beberapa kemungkinan. Bila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil.

(b) Secara kebetulan

Terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang  bersangkutan.

(c) Cara kekuasaan atau otoritas Pengetahuan dari hasil menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya (d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman seseorang dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan

(8)

(e) Cara akal sehat

Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.

(f) Kebenaran melalui wahyu

Pengetahuan dari ajaran agama yang di yakini oleh  pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari  pengetahuan tersebut rasional atau tidak.

(g) Kebenaran secara intuitif  

Pengetahuan yang diperoleh seseorang hanya  berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

(h) Melalui jalan pikiran

Menggunakan penalaran untuk memperoleh  pengetahuan. Dengan berkembangnya jaman, cara  berpikir manusia juga berkembang.

(i) Induksi

Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari  pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum.

(j) deduksi

Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan- pernyataan umum ke khusus.

(2) Cara modern atau ilmiah

Cara untuk memperoleh pengetahuan dengan mengadakan pengamatan langsung, kemudian hasil  pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian diambil kesimpulan umum. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010)

2) Remaja dan batasannya

Remaja didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek 

(9)

 biologi, kognitif, dan perubahan social yang berlangsung antara 10-19 tahun.

Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas:

a) Masa remaja awal (10-13 tahun)  b) Masa remaja tengah (14-16 tahun)

c) Masa remaja akhir (17-19 tahun)

Yang dimaksud dengan remaja awal (early adolescense) adalah masa yang ditandai dengan berbagi perubahan tubuh yang cepat, sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri, dan pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri.  Remaja menengah (middle adolescense) ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa.  Remaja akhir  (late adolescense) ditandai dengan  pertumbuhan biologis yang sudah melambat tetapi masih  berlangsung di tempat-tempat lain. Emosi, minat, kosentrasi, dan cara  berpikir remaja akhir mulai stabil. Kemampuan dalam menyelesaikan

masalah sudah mulai meningkat (Poltekkes depkes, 2010) 3) Haid dan siklusnya

Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.

Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap silkus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga  pada wanita yang sama. Siklusnya tidak terlalu sama. Lama haid  biasanya 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang 7-8 hari. Usia gadis remaja pada waktu  pertama kalinya mendapat haid pertama (menarche) bervariasi, yaitu 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan

(10)

 bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum (Sarwono, 2007)

4) Dismenorhea

a) Pengertian Dismenorhea

Dismenorhea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari wanita (Manuaba, 2009)

derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup  Ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), Sedang  (karena sakitnya diperlukan obat untuk  menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan  pekerjaannya), Berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya) (Manuaba, 2008)

b) Jenis Dismenorhea

Terdapat dua jenis dismenorhea yaitu:

(1) Dismenorhea Primer 

 Nyeri yang terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca menarche (menstruasi pertama). Hal itu karena siklus menstruasi pada bulan-bulan pertama setelah menarche  biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersamaan dengan menstruasi dan  berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa

kasus dapat berlangsung sampai beberapa hari.

Sifat nyeri pada dismenorhea ini adalah kejang yang  berjangkit-jangkit di perut bagian bawah, dapat merambat ke daerah pinggang dan paha. Nyeri dapat disertai mual, muntah, sakit kepala, dan diare. Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja sebagian besar disebabkan oleh dismenore  primer. (Dokter kita, 2007)

(11)

(2) Dismenorhea Sekunder 

 Nyeri haid yang disebabkan suatu kelainan kongenital atau kelainan organik di pelvis. Rasa nyeri yang timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri (Dokter kita, 2007)

c) Penyebab Dismenorhea

Beberapa faktor penyebab dismenore primer, antara lain: 1) Faktor kejiwaan

Gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi  jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang  proses haid, mudah timbul dismenorhea

2) Faktor konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang dapat juga menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor-faktor  ini adalah anemia, penyakit menahun, dan sebagainya.

3) Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim)

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore primer adalah stenosis kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak lagi dianggap sebagai faktor   penting sebagai penyebab dismenore primer, karena banyak   perempuan menderita dismenore primer tanpa stenosis

servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi atau hiperretrofleksi.

4) Faktor endokrin

Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang  berlebihan. Endometrium dalam fase sekresi memproduksi  prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos.

(12)

 peredaran darah, maka selain dismenorhea, dijumpai pula efek  umum, seperti diare, nausea, muntah, flushing (Sarwono, 2007)

Beberapa penyebab Dismenorhea sekunder karena adanya keluhan sakit sewaktu haid akibat kelainan-kelainan organik, misalnya:

(a) Endometriosis (endometrium atau selaput dinding rahim berada di luar tempat yang seharusnya)

(b) Fibroid (tumor rongga panggul yang letaknya dekat endometrium)

(c) Mioma uteri (adanya tumor dalam rongga rahim) (d) Peradangan pada tuba falopi

(e) Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut (f) Pemakai IUD atau AKDR  

(Astri, 2010) d) Gejala Dismenorhea

(a) Nyeri pada perut bagian bawah

(b)  Nyeri menjalar pada punggung

 bagian bawah dan tungkai

(c) Kram terasa hilang timbul, terkadang terus menerus ada

(d)  Nyeri timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi

(e)  Nyeri mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan 2 hari akan menghilang

(f) Sering disertai sakit kepala

(g) Sering disertai sembelit atau diare dan sering berkemih

(h) Sering disertai mual kadang sampai terjadi muntah

(Medicastore, 2006) e) Penanganan Dismenorhea

(13)

Ada beberapa cara untuk menangani dismenorhea, yaitu: (a) Penerangan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorhea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk  kesehatan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olah raga mungkin berguna.

(b) Pemberian obat analgesik 

Obat analgesik yang sering diberikan adalah  preparat kombinasi aspirin, fanasetin, dan kafein. Obat-obat  paten yang beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan,

acet-aminophen dan sebagainya (c) Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan mkasud untuk  membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorhea  primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan  pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi

(d) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Contoh obat ini adalah ibuprofen, dan naproksen. Dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan 1-3 hari sebelum haid, dan pada hari pertama haid (e) Dilatasi kanalis servikalis

Dapat meringankan karena memudahkan  pengeluaran darah haid dan prostaglandin didalamnya

(14)

Selain cara di atas, ada beberapa cara lain yang biasa dilakukan untuk menghilangkan atau membantu mengurangi nyeri haid yaitu:

a) Memberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.

 b) Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan: istirahat yang cukup, olahraga yang teratur,  pemijatan, yoga, orgasme pada aktivitas seksual, dan

kompres hangat di daerah perut.

c) Untuk mengatasi mual dan muntah diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.

d) Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan Medroksiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut untuk  mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi  pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenorhea. Jika masih tidak efektif   juga maka dilakukan pemeriksaan tambahan (Laparoskopi). e) Jika dismenorhea dirasakan sangat berat dilakukan ablasio

endometrium, yaitu prosedur dimana lapisan rahim dibakar  atau diuapkan dengan alat pemanas.

f) Pengobatan untuk dismenorhea sekunder tergantung kepada  penyebabnya.

(Medicastore, 2006) 8. Metode Penelitian

(15)

Jenis penelelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Penelitan deskriptif  adalah penelitian yang dimaksudkan untuk  menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010).

Pendekatan cross sectional  adalah penelitian pada beberapa  populasi yang diamati pada waktu yang sama.penelitian jenis ini sangat cocok untuk penelitian deskriptif dan tidak cocok untuk penelitian  bersifat analitis atau eksplanatif maupun kausalitas (Hidayat, 2007)

b. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Sragen dan waktu  penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012.

c. Populasi Dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik  kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam  penelitian ini adalah semua siswi SMA PGRI 1 Sragen yang  berjumlah 201 orang

2) Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi itu sendiri (Sugiyono, 2010).

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan  purposive  sampling  yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara  pengambilan subjek bukan didasrkan atas strata, random atau daerah

tetapi didasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 2010).

Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 dapat digunakan formula yang lebih sederhana sebagai berikut:

(16)

n = ) ( 1  N  d 2  N  + Keterangan: n : Besar sampel  N : Besar populasi

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan 5% (Notoatmodjo, 2005) n = ) 05 . 0 ( 201 1 201 2 + n = ) 0025 , 0 ( 201 1 201 + n = 5025 , 1 201 n =133

Dengan menggunakan rumus besar sampel diatas didapatkan  jumlah sampel adalah 133 siswi SMA PGRI 1 Sragen.

d. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuanm penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010) dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea di SMA PGRI 1 Sragen, yang dimasukkan yaitu segala sesuatu yang diketahui oleh remaja putri tentang dismenorhea

Definisi oprasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010) dalam penelitian ini definisi operasional tentang variabel “pengetahuan” remaja putri adalah tingkat pengetahuan remaja  putri tentang dismenorhea

(17)

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Skala ordinal yaitu data yang disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu.

Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Kriteria Skala

Tingkat  pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea Tingkat  pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea Kuesioner Baik  cukup Kurang Ordinal

e. Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk   pengumpulan data. Instrument penelitian dapat berupa kuesioner (daftar   pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan

dengan pencatatan data dan sebainya (Notoatmodjo, 2010)

2. Tehnik pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner  atau sering disebut “daftar pertanyaan”dengan bentuk pertanyaan tertutup (closed ended ) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan  jawaban responden dan juga mudah diolah (ditabulasi)

(Notoatmodjo, 2010)

Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea Variabel  penelitian Indikator Jumlah soal Item soal Tingkat  pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea Pengertian Jenis Penyebab Gejala Penanganan 2 5 10 3 10 1, 2 3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16, 17 18, 19, 20 21, 22, 23, 24, 25,

(18)

26, 27, 28, 29, 30

Jumlah 30

Uji Validitas

Validitas yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur  apa yang hendak diukur dan juga instrumen yang jika digunakan  beberapa kali untuk mengukur data yang sama (Arikunto, 2006).

Pada

penelitian ini menggunakan validitas dengan analisis butir- butir, yaitu skor yang ada pada butir yang dimaksud korelasikan dengan skor total. Skor butir yang dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Selanjutnya dihitung menggunakan tehnik korelasi  product moment  dengan rumus sebagai berikut:

)

(

(

)

{

∑ ∑

(

)

}

{

∑ ∑

(

)

}

− − = 2 2 2 2 xy y y  N x x  N y x -xy  N r  Keterangan:

r xy : Koefisiensi korelasi antara variabel dan y  N : Jumlah subjektif / banyaknya anggota sampel

y : Skor total

x : Skor pertanyaan

xy : Skor pertanyaan dikalikan jumlah responden yang diteliti (Arikunto, 2006)

Sesudah didapat nilai korelasi tersebut signifkan signifikan/ tidak kita lihat signifikan  product moment. Butir soal dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel(Arikunto, 2006).

Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan

(19)

(Notoatmodjo, 2010). uji reliabilitas menggunakan rumus  Hoyt , sebagai berikut: Vr  Vs r  =1 11 Ket: r 11 : reliabilitas instrument Vr : varians responden Vs : varians sisa

Setelah diperoleh harga r 11 hasil dikonsultasikan dengan harga r tabel. Jika harga r 11 lebih besar dari r tabel. Maka butir soal dikatakan reliabel (Arikunto, 2006).

f. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1) Pengolahan

Data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah  pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara manual. Tujuan pengolahan data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan menyajikannya dalam susunan yang lebih baik  dan rapi. Pengolahan data manual ini melalui 4 tahapan :

a)  Editing 

(penyuntingan data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tesebut dikeluarkan (droup out ).

b) Coding 

(pengkodean)

Instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor  responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

(20)

c) Data entry

(memasukkan data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing  pertanyaan.

d) Tabulasi

Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan  penelitian yang diinginkan oleh peneliti.

(Notoatmodjo, 2010)

2) Analisa Data

Analisa data mengunakan analisa deskriptif untuk  menentukan penyebaran tingkat pengetahuan responden atau subyek   penelitian tentang dismenorhea.

Bentuk presentase untuk melihat derajat pengetahuan dapat digunakan rumus :

P = x x 100%

n Keterangan :

P : Presentase

X : Jawaban yang benar  n : Jumlah pertanyaan (Arikunto, 2006)

Untuk mengkategorikan baik, cukup, kurang maka menggunakan parameter:

(4) Baik, bila 76-100%

(5) Cukup, bila 56-75%

(6) Kurang, bila < 56% (Nursalam, 2008)

(21)

10. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 170, 191, 281

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 3, 183

Astri, 2010. Nyeri Menstruasi (Dismenorhea).

http://astriaje.blogspot.com/2010/07/nyeri-menstruasi-dismenore.html Diposkan tanggal 14 Februari 2012

Dokter kita, 2007. Waspada Nyeri Pada Haid.

http://egosumquesum.wordpress.com/2008/03/01/waspada-nyeri-pada-haid/ Diposkan tanggal 14 Februari 2012

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hal 50

Info sehat, 2008. Nyeri Haid.http://infosehat.com/inside_level2.asp? artid=829&secid=&intid=4

(22)

Diposkan tanggal 11 Februari 2012

Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Hal 59

Manuaba, I.B.G. 2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. Hal 40

Manuaba, I.B.G. 2008. Gawa- Darurat Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta: EGC. Hal 289-290

 Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Keshatan.Jakarta: Rineka Cipta. Hal 10-18, 87, 103, 112, 130, 159, 168, 174-176

 Notoadmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 143-146

 Notoadmojo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 92

Prawirohardjo, S. 2007.  Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 103-104, 229-231

Poltekkes Depkes Jakarta 1. 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Hal 1, 66

Siswandi, Y. 2007. Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan Seksualitas . Jakarta : EGC. Hal 9

Gambar

Tabel 1.  Kisi-kisi  kuesioner  tingkat  pengetahuan  remaja  putri  tentang dismenorhea Variabel  penelitian Indikator Jumlahsoal Item soal Tingkat  pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea PengertianJenisPenyebabGejala Penanganan 25 10310 1, 2 3, 4,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut berbeda dengan Standar Kebutuhan Air Domestik (Rumah Tangga) untuk kategori desa yang telah ditetapkan dalam Tabel 3.. Hal ini disebabkan

TABELA 2: Karakteristike podatkov v tabeli dejstev in dimenzijski tabeli Tabela dejstev Dimenzijska tabela Milijoni ali milijarde vrstic Deset do nekaj milijonov vrstic Več

Seiring dengan rencana redevelopment gedung gereja dan kantor ORPC, yang sedianya akan dilaksanakan pada tahun ini; maka baiklah kita sebagai bagian dari ORPC mendoakan

Dari penelitian tentang kemampuan generik pada pembelajaran Biologi yang dilakukan oleh Rahman (2008) diperoleh hasil bahwa Program Pembelajaran Praktikum Berbasis Kemampuan

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Raksa cepat mengambil kalor dari benda yang diukur sehingga proses pengukuran suhu dapat dilakukan lebih cepat atau dengan kata lain raksa cepat memuai..

Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

Perkembangan pariwisata dan peraturan pemerintah di Kota Makassar yang meningkat, juga kondisi geologis datarannya pesisir pantai menjadikan Kota Makassar cocok