• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN MATEMATIK SATU DIMENSI PERUBAHAN DASAR SUNGAI (STUDI KASUS SHORTCUT SUNGAI WIDAS KABUPATEN NGANJUK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN MATEMATIK SATU DIMENSI PERUBAHAN DASAR SUNGAI (STUDI KASUS SHORTCUT SUNGAI WIDAS KABUPATEN NGANJUK)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A-253 ISBN 978-979-18342-1-6

PEMODELAN MATEMATIK SATU DIMENSI PERUBAHAN DASAR SUNGAI

(STUDI KASUS SHORTCUT SUNGAI WIDAS KABUPATEN NGANJUK)

Adi Prawito*, Ir. Sofyan Rasyid**, MT dan Ir. Anggrahini, M.Sc**

*Mahasiswa Pasca Sarjana ** Dosen Pasca Sarjana

Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air – ITS Surabaya Kampus ITS, Jl. Arief Rahman Hakim Sukolilo, Surabaya, 60111

Email: a_prawito@yahoo.co.id

ABSTRAK

Pembuatan bangunan sudetan (shortcut) di Sungai Widas merupakan alternatif yang telah diipilih untuk mengatasi banjir di Kecamatan Gondang Kabupten Nganjuk, dengan cara memperpendek panjang aliran antara dua lokasi batas meander yang terletak di Desa Nglinggo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Walaupun sudetan tersebut mempunyai tujuan penting untuk mengatasi banjir, Namun upaya tersebut merupakan gangguan terhadap aliran alamiah sungai yang memungkinkan terjadinya perubahan morfologi (terjadinya degradasi dan agradasi) sungai baik di hulu maupun di hilir sudetan pasca pembangunan shortcut. Untuk mengetahui kecenderungan tersebut dilakukan studi dengan menggunakan model matematik satu dimensi yang terdiri dari model hidrodinamik dan model angkutan sedimen. Untuk membantu pemecahan model matematik tersebut digunakan sofware

Hec-Ras 4. Dari hasil studi dapat diketahui bahwa di hulu shortcut akan terjadi degradasi sedangkan di hilir shortcut terjadi

agradasi dimana gejalanya sudah mulai tampak saat ini. Dari hasil studi ini pula diprediksi bahwa proses degradasi dan agradasi akan berlangsung terus sampai terjadi kesetimbangan baru, yang menurut model tersebut diprediksi akan stabil setelah 9 (sembilan) tahun terhitung mulai shortcut beroperasi. Dari analisis tersebut diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini agar bangunan-bangunan yang ada di badan sungai dapat dijaga kelestariannya.

Kata kunci : Banjir, Sudetan (shortcut), Degradasi dan Agradasi, Model Hec-Ras.

PENDAHULUAN

Dalam sejarah peradaban manusia sungai merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang kehidupannya, hal ini dibuktikan bahwa tumbuh kembangnya suatu kawasan selalu dimulai dari tepian sungai. Selain bermanfaat, sungai juga dapat menimbulkan bencana seperti banjir. Sungai Widas merupakan salah satu anak sungai Brantas yang terletak di Kabupaten Nganjuk. Di bagian Sungai Widas tepatnya di Desa Nglinggo Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk telah dilakukan pembuatan sudetan (shortcut) dalam upaya pengendalian banjir, sehingga terjadi perubahan kemiringan dasar sungai (dari 0.00056 menjadi 0.00076) sepanjang + 2.3 km di hulu Kali Kedungsoko (+ 3 km).

Pemahaman tentang morfologi sungai merupakan langkah penting dalam upaya penanganan suatu sungai. Dengan pembuatan shortcut akan mengubah morfologi sungai dalam satuan waktu tertentu. Untuk mengetahui pengaruh sudetan (shortcut) terhadap perubahan morfologi sungai dalam satuan waktu, maka perlu dilakukan studi. Kombinasi gerak air dan sedimen di sungai adalah proses yang sangat komplek karena ada interaksi antara dua phase aliran yang tergantung pada tempat dan waktu. Untuk mengetahui perubah yang dominan perlu dilakukan pengkajian dengan menggunakan model matematik. Model matematik dapat digunakan untuk memprediksi perubahan dasar sungai yang akan terjadi. HEC-RAS merupakan salah satu program komputer yang dapat digunakan untuk memecahkan model matematika yang dibangun berdasarkan konsep gerak air dan gerak sedimen secara matematis

dengan elemen hingga (finite elemen) melalui pendekatan satu dimensi horisontal.

TINJAUAN PUSTAKA

Sudetan dimaksudkan untuk memperpendek alur dan mempercepat aliran sungai, biasanya dilakukan pada pangsa sungai yang bermeander berat, sehingga alur sungai tersebut menjadi relatif lurus.

Prinsip shortcut ditunjukkan dalam gambar berikut [1].

Gambar 1: Prinsip dari shortcut ( t = 0 )

Di dalam gambar tersebut perbedaan tinggi muka air dilebihkan dari sesungguhnya. Dalam belokan baru (daerah II) diasumsikan bahwa level dasar pada t = 0 mengikuti suatu garis lurus antara dasar saluran pada daerah I dan daerah III. Panjang lengkungan awal L0 diperpendek menjadi L1. Jadi i b1 > i b0.

Karena : q = Can3/2 ib1/2 ... (1) maka an1 < an0 ... (2) Dengan adanya perbedaan tersebut akan menimbulkan

backwater. Kurva backwater pada t = 0 ditunjukkan pada

(2)

A-254

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009 Gambar 2: Shortcut untuk saluran tunggal

Kondisi pada waktu t = 0 tidak dapat merupakan suatu keseimbangan. Gradien kecepatan akan berakibat adanya gradien angkutan sedimen ( s/ x), sehingga z/ t ≠ 0.

Gambar 3: Fungsi S (x,0) untuk Gambar 1 Pada gambar diatas secara skematis digambarkan fungsi S (x,0) untuk B (x) = tetap karena

0

x s t

Zb maka bagian I akan erosi dan sedimentasi akan terjadi pada bagian II (t = 0). Untuk t > 0 terjadi sedimentasi sementara pada bagian III. Pada bagian II untuk t → ~ akan tampak kembali elevasi dasar aslinya. Untuk t → ~ tersebut elevasi dasar di bagian I telah turun dengan Zb = (Lo – L)ib.

Persamaan-persamaan dasar yang menentukan dari gerak air dan gerak sedimen dalam aliran satu dimensi adalah :

- Kecepatan aliran u (x,t) - Transport sedimen s (x,t) - Kedalaman air a (x,t) - Elevasi dasar sungai zb (x,t) Persamaan momentum air:

a C u u g x Zb g x a g x u u t u ... (3)

Persamaan kontinuitas air:

0 x u a x a u t a ... (4)

Persamaan kontinuitas sedimen:

0 x s t Zb ... (5)

Perumusan transport sedimen:

S = f (u, parameter-parameter) ... (6) Penelusuran sedimen dalam HEC-RAS telah memecahkan penelusuran sedimen dalam suatu persamaan yang dikenal sebagai persamaan Exner: [2]

x Q t B s p 1 ... (7) dimana : B = lebar saluran

= elevasi saluran p = lapisan porositas aktif t = waktu

x = jarak

Qs = beban pengangkutan sedimen

Persamaan ini menunjukkan perubahan volume sedimen dalam pengendalian volume (agradasi/ degradasi) sama dengan perbedaan antara inflow dan outflow beban. Perhitungan kapasitas angkutan sedimen dapat dihitung dengan persamaan Engelund Hansen [3]. Persamaan ini menggunakan perhitungan total bed material load sungai dengan ukuran butiran D50 antara 0.19 sampai 0.93 mm dan memberikan hasil yang baik untuk sungai berpasir dengan material utama utama berupa suspended load. Persamaan umum sediment transport untuk fungsi Engelund Hansen diwakili oleh :

2 3 50 0 50 2 1 05 . 0 d g d V g s s s s ... (8) Dimana: gs = sedimen transport = berat jenis air s = berat jenis sedimen V = kecepatan rerata

0 = tegangan geser dasar sungai

D50 = ukuran partikel yang lolos saringan diameter 50 mm

Kecepatan jatuh butiran sedimen metode Van Rijn menggunakan pendekatan curva US Interagency Committee on Water Resources (IACWR) untuk partikel non spherical dengan faktor bentuk 0.7 pada temperature 20 C. Tiga persamaan yang digunakan tergantung pada ukuran partikel sebagai berikut [4]:

mm d v gd s 1 . 0 001 . 0 18 1 ... (9) mm d v gd s d v 1 1 . 0 1 1 01 . 0 1 10 5 . 0 2 3 . (10) I erosi II sedimentasi III S(x,0) x

(3)

A-255 ISBN 978-979-18342-1-6 mm d gd s 1 1 1 . 1 0.5 ... (11) dimana :

= kecepatan jatuh butiran = viskositas kinematik s = specific gravity d = diameter partikel

HEC-RAS merupakan sebuah paket program analisis hidraulika yang terintegrasi, dimana pengguna atau user dimudahkan dengan sistem Graphical User

Interface (GUI).

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis aliran satu dimensi (1-D) untuk aliran quasi-unsteady dimana kedalaman dan kecepatan aliran dari satu tempat ke tempat lainnya berubah menurut waktu. Aliran banjir di sungai adalah aliran tidak mantap, sehingga analisis profil muka air di sepanjang sungai dilakukan berdasarkan aliran tidak mantap (unsteady). HEC-RAS berisi tiga komponen analisis hidraulika satu dimensi, yaitu perhitungan profil permukaan aliran, simulasi aliran dan perhitungan transport sedimen. Dasar kuncinya adalah ketiga komponen tersebut menggunakan data geometri umum yang mewakili, serta perhitungan hidraulika dan geometrik.

Perhitungan angkutan sedimen dengan HEC-RAS menggunakan suatu penyederhanaan hidrodinamik, yaitu suatu pendekatan umum yang digunakan oleh banyak model pengangkutan sedimen.

Aliran Quasi-Unsteady menggunakan asumsi mendekati suatu hidrograph berlanjut dengan satu rangkaian aliran steady profil terpisah dan dibagi lagi lebih lanjut ke dalam blok waktu yang lebih pendek untuk perhitungan pengangkutan sedimen, sehingga persamaan (3) – (6) dapat disederhanakan menjadi : a C u g x Zb g x a g x u u 2 ... (12) 0 x a u x u a ; atau q = q (t) ... (13) 0 x s t Zb ... (14) S = f (u, parameter-parameter) ... (15) Catatan : 0 x

q tetapi q = q (t), ini berarti bahwa debit masih berubah menurut waktu namun pada waktu t debit untuk tiap jarak x. Persamaan yang digunakan adalah persamaan differensial untuk backwater yang terjadi pada waktu t.

Perhitungan HEC-RAS menggunakan tiga tahapan waktu yang berbeda, masing-masing bagian merupakan suatu bagian yang lain. Tiga tahapan waktu tersebut adalah tahapan waktu aliran,

kenaikan dalam perhitungan dan pencampuran tahapan waktu.

Parameter yang menjadi dasar kalibrasi model meliputi koefisien kekasaran manning, gradasi butiran, prosentase pembentuk sedimen dan berat jenis.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian berada di Sungai Widas yang terletak di Desa Nglinggo, Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk dan bermuara di Sungai Brantas. DAS tersebut mempunyai pencatatan duga air otomatis atau AWLR dan stasiun pencatat hujan otomatis yang terletak di hilir Sungai Widas.

Lokasi shortcut berada di hulu Kali Kedungsoko dimana pelaksanaaan pembangunannya telah selesai dilakukan pada bulan September 2008 dengan total panjang

shortcut + 2,3 km. Lokasi penelitian dibatasi + 500 m di

hulu dan hilir shortcut.

Gambar 4: Lokasi Penelitian

Semua data pendukung dalam kegiatan penelitian ini berupa data primer dan sekunder yang bersumber dari Perum Jasa Tirta 1 Malang, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Surabaya dan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Nganjuk. Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi empat kelompok subyek penelitian yaitu geometri sungai, data hidrologi dan data sedimen.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan data. 2. Analisis data

3. Skematisasi model Sungai Widas

4. Perumusan pemodelan (metode HEC-RAS)

5. Pengujian model, apabila pengujian model menghasilkan bentuk perubahan dasar yang sesuai dengan kondisi yang ada, maka perumusan model dapat digunakan.

6. Setelah mendapatkan pemodelan yang sesuai, maka untuk mengecek kekokohan model tersebut dengan cara mengaplikasikan model tersebut di Sungai Widas untuk periode yang lain.

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian secara sistematis dapat dilihat pada gambar berikut.

Lokasi Sudetan Sungai Widas

(4)

A-256

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009 Gambar 5: Diagram Alir Penelitian

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambar 6: Batasan shortcut Batas penelitian : 3.329 m Hulu shortcut : 500 m Lokasi shortcut : 2.329 m Hilir shortcut : 500 m Panjang sungai lama : 3.195 m

Mengingat lokasi stasiun pencatatan AWLR berada di hilir sungai Widas, maka inflow debit di lokasi sudetan dianalisis dengan metode superposisi DAS. Untuk mengetahui perubahan sedimen yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya diperlukan data debit sesuai dengan tahun yang dianalisis, sehingga

dilakukan peramalan data debit dengan metode Thomas Fiering. Hasil peramalan data debit tersebut digunakan sebagai boundary condition di hulu sudetan, sedangkan untuk boundary condition di hilir menggunakan rating

curve cross section P.134.

Tahapan awal input data yang diperlukan dalam program

Hec-Ras terangkum dalam gambar-gambar berikut.

Gambar 7: Menu utama program Hec-Ras.4 Skematisasi model shortcut Sungai Widas dibuat dalam

geometric data window. Input data yang diperlukan

meliputi nama patok dan jarak patok (posisi patok), kemudian dilanjutkan dengan input data masing-masing

cross section seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 8: Skematisasi penampang sungai widas setelah dilakukan shortcut

MULAI

Kalibrasi parameter model

Analisis dan Pembahasan

SELESAI YES

NO

Kesimpulan dan Saran Prediksi Tampang Dasar Sungai dengan Hec Ras (t = 1, t = 2, t = ...) Data Geometri

Sungai Widas Data Sedimen

Data Debit Bulanan (1998-2007)

Tampang Dasar Sungai September 2008 (As Built Drawing)

- Skematisasi Model - Analisis Hidrodinamika dan Sedimen dengan Hec-Ras 4.0

Tampang Dasar Sungai Februari 2009 (Hasil Prediksi) Tampang Dasar Sungai

Februari 2009 (Hasil Pengukuran)

Asumsi Parameter Model : - Koefisien manning (n) - Berat jenis ( - Gradasi butiran sedimen - Prosentase pembentuk sedimen Pembangkitan data debit (metode Thomas Fiering)

2329 m 1746 m 1449 m + 39.59 P.97 P.102 BM .2 P.130 + 39.44 + 37.65 + 36.9 7 500 m 500 m 1 43 42 40 39 38 37 36 35 3433 323130 29 282726 2423222120191817161514 13 121110 9 87 6 5 4 3 2 1 w i das

None of the XS's are Geo-Referenced ( Geo-Ref user entered XS Geo-Ref interpolated XS Non Geo-Ref user entered XS Non Geo-Ref interpolated XS)

(5)

A-257 ISBN 978-979-18342-1-6

Gambar 9: Input data geometri

Input data debit quasi unsteady berfungsi sebagai

boundary condition, dimana boundary condition

hulu merupakan data debit dan boundary condition hilir berupa rating curve.

Gambar 10: Input data quasi-steady

Gambar 11: Input data suhu

Gambar 12: Input boundary condition di hulu sungai Input data untuk boundary hilir terdapat 3 pilihan, yaitu

normal depth, stage series dan rating curve. Dalam

penelitian ini digunakan rating curve sebagai ````````````````````````````````````````````````````````````````````` `````boundary hilir dengan menggunakan data pada patok P.134.

Gambar 13: Input boundary condition di hilir sungai Input data sedimen yang harus dimasukkan meliputi

sediment properties, initial condition and transport parameter serta boundary condition sedimen.

Gambar 14: Input sediment properties dalam menu

(6)

A-258

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009 Gambar 15: Input data sedimen

Gambar 16: Input bed gradation

Gambar 17: Input boundary condition sedimen

Gambar 18: Rating curve sedimen

Gambar 19: Running sedimen

OUTPUT PROGRAM HEC-RAS.4

Analisis hasil program Hec-Ras dilakukan sebagai berikut :

1.

Mulai awal beroperasinya shortcut (September 2009) sampai dengan dilakukan pengukuran (Februari 2009).

Sebagai kontrol, dilakukan analisis terhadap perubahan profil sungai hasil pengukuran pada lokasi sudetan

2.

Dilakukan pada t = 1 sampai dengan t = 5 tahun kedepan, untuk mengetahui perubahan profil sungai yang akan terjadi setelah dilakukan shortcut.

3.

Dilakukan pada t = ~, untuk mengetahui waktu yang diperlukan sampai terjadi kestabilan dasar sungai akibat pengaruh shortcut.

(7)

A-259 ISBN 978-979-18342-1-6

Gambar 20: Grafik perubahan dasar Sungai Widas (parameter model hasil kalibrasi)

36,0 36,5 37,0 37,5 38,0 38,5 39,0 39,5 40,0 Patok C h a n n e l E lv ( m ) as built 39,59 39,57 39,55 39,51 39,46 39,44 39,41 39,34 38,92 38,93 39,00 38,94 38,93 38,84 38,87 38,69 38,47 38,49 38,43 38,39 38,25 38,10 37,99 38,02 37,94 37,70 37,82 37,62 37,65 37,71 37,21 37,32 37,23 36,97 pengukuran 37,98 38,05 37,81 37,61 37,85 38,10 38,37 38,57 38,15 38,20 38,19 38,19 38,14 38,16 38,02 38,07 38,34 38,01 38,31 38,25 38,13 38,08 38,23 38,03 37,81 37,88 37,86 37,81 37,60 37,50 37,52 37,42 37,19 37,24 t = 5 bulan 38,01 38,02 37,87 37,68 37,89 38,11 38,37 38,69 38,31 38,31 38,30 38,06 38,31 38,05 38,21 37,96 38,41 38,05 38,27 38,36 38,19 38,07 38,14 37,99 37,89 37,83 37,95 37,84 37,65 37,71 37,21 37,32 37,23 36,97 t = 1 37,97 37,87 37,77 37,68 37,59 37,44 37,42 37,35 38,17 38,24 38,15 37,84 38,03 37,91 38,10 37,80 38,41 37,98 38,24 38,36 38,18 38,06 37,96 37,98 37,87 37,67 37,79 37,59 37,66 37,71 37,21 37,32 37,23 36,97 t = 5 37,97 37,87 37,76 37,69 37,60 37,45 37,42 37,36 38,00 38,16 37,92 37,73 37,83 37,85 37,90 37,52 38,41 37,84 38,15 38,35 38,14 38,04 37,96 37,97 37,84 37,66 37,78 37,59 37,65 37,71 37,21 37,32 37,23 36,97 t = 9 37,97 37,87 37,76 37,67 37,60 37,45 37,42 37,35 37,94 38,15 37,83 37,70 37,79 37,81 37,80 37,49 38,40 37,74 38,08 38,35 38,12 38,04 37,95 37,97 37,82 37,65 37,78 37,58 37,66 37,71 37,21 37,32 37,23 36,97 t = 10 37,97 37,87 37,76 37,67 37,60 37,45 37,42 37,35 37,94 38,15 37,83 37,70 37,79 37,81 37,80 37,49 38,40 37,74 38,08 38,35 38,12 38,04 37,95 37,97 37,82 37,65 37,78 37,58 37,66 37,71 37,21 37,32 37,23 36,97 P.97 P.98 P.99 P.100 P.101 P.102 P.103 P.104 P.105 P.106 P.107 P.108 P.109 P.110 P.111 P.112 P.113 P.114 P.115 P.116 P.117 P.118 P.119 P.120 P.121 P.122 P.123 P.124 BM .2 P.126 P.127 P.128 P.129 P.130

batas shortcut batas shortcut

t = 5 bulan Kondisi awal shortcut

t = 1

Pengukuran

t = 5 t = 9 dan 10

(8)

A-260

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Patok Ch an n el E lv ( m ) el. dasar (t = 0) 39.59 39.57 39.55 39.51 39.46 39.44 39.41 39.34 38.92 38.93 39.00 38.94 38.93 38.84 38.87 38.69 38.47 38.49 38.43 38.39 38.25 38.10 37.99 38.02 37.94 37.70 37.82 37.62 37.65 37.71 37.21 37.32 37.23 36.97 el. dasar (t = 9) 37.97 37.87 37.76 37.67 37.60 37.45 37.42 37.35 37.94 38.15 37.83 37.70 37.79 37.81 37.80 37.49 38.40 37.74 38.08 38.35 38.12 38.04 37.95 37.97 37.82 37.65 37.78 37.58 37.66 37.71 37.21 37.32 37.23 36.97 el. ma t = 0 43.56 43.49 43.41 43.32 43.23 43.14 43.03 42.93 42.79 42.64 42.47 42.27 42.06 41.87 41.66 41.43 41.29 41.13 40.99 40.87 40.73 40.63 40.49 40.40 40.27 40.18 40.07 40.00 39.92 39.63 39.54 39.34 39.05 38.73 el. ma (t = 9) 42.78 42.74 42.69 42.63 42.57 42.53 42.47 42.43 42.34 42.19 42.06 41.93 41.80 41.65 41.50 41.37 41.23 41.11 40.99 40.89 40.75 40.65 40.56 40.48 40.35 40.27 40.18 40.11 40.03 39.74 39.65 39.45 39.16 38.83 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130

Gambar 21: Grafik prediksi profil muka air pada saat dasar sungai dalam kondisi stabil

muka air t = 9 muka air t = 0 muka air t = 9 muka air t = 0 dasar sungai t = 0 dasar sungai t = 9

(9)

A-261 ISBN 978-979-18342-1-6

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis dilakukan dengan bantuan program

Hec-Ras 4.0 di lokasi sudetan (P.102 – BM.2) yaitu

sepanjang + 2,3 km dengan batas hulu sejauh 500 m (s/d P.97) dan batas hilir sejauh 500 m (s/d P.130). Rerata perubahan dasar sungai di lokasi penelitian pada t = 5 bulan ditunjukkan pada bagan berikut.

0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 2.0 Patok T in g g i e ro s i r e ra ta ( m ) pengukuran 1.69 1.24 0.76 0.77 0.77 0.31 0.92 hasil hec 1.66 1.17 0.70 0.74 0.69 0.27 0.87 97-100 100-105 105-108 108-109 109-111 111-118 97-118

Parameter model yang mempengaruhi perubahan dasar sungai akibat adanya shortcut seperti terlihat pada tabel berikut :

No. Parameter model Tingkat

pengaruh (%) 1 2 3 4 5

Koefisien kekasaran manning Prosentase pembentuk sedimen

Initial concentration sediment

Diameter (gradasi) butiran

Specific gravity 24.18 20.73 19.10 18.25 17.74 Hasil analisis dengan perubahan parameter model diatas menunjukkan karakteristik sebagai berikut : - Tinggi erosi rerata hasil program sebesar 0,87 m

(lebih kecil sekitar 0,05 m dari data pengukuran), sedangkan tinggi sedimen rerata hasil program sebesar 0,08 m (lebih kecil 0,09 m dari data pengukuran) dengan tingkat korelasi sebesar 0,95.

- Akibat perubahan dasar sungai yang terjadi pada kondisi equilibrium (t = 9), menyebabkan kondisi muka air di hulu shortcut terjadi penurunan sebesar 0.61 m sedangkan pada bagian hilir profilnya sedikit lebih tinggi (0.11 m) dengan kemiringan dasar sungai sebesar 0.00002.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis pengaruh pembuatan shortcut terhadap perubahan dasar sungai pada studi kasus shortcut Sungai Widas Kabupaten Nganjuk diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1.

Pola sedimentasi yang terjadi berdasarkan pemodelan sebagai berikut :

Pada daerah hulu sampai dengan lokasi shortcut, kondisi dasar sungai cenderung terjadi erosi, sedangkan pada hilir shortcut kondisi dasar sungai cenderung mengalami sedimentasi yang terbawa dari dasar saluran yang tererosi di bagian hulu shortcut.

2.

Parameter model yang mempengaruhi perubahan dasar sungai akibat shortcut meliputi koefisien kekasaran manning, prosentase pembentuk sedimen, diameter butiran sedimen serta specific gravity.

3.

Perubahan dasar Sungai Widas akibat pengaruh

shortcut diprediksi akan mencapai kondisi stabil pada

waktu 9 tahun (t = 9) setelah pembangunan shortcut. SARAN

1. Solusi shortcut dalam penanggulangan banjir perlu dikaji lebih dalam terutama dalam hal degradasi dan agradasinya.

2. Hasil penelitian perubahan dasar sungai pada studi kasus shortcut Sungai Widas ini dapat digunakan sebagai informasi degradasi yang akan terjadi dan yang dapat menyebabkan turunnya muka air, yang berakibat pada menggantungnya posisi intake. 3. Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan

perubahan parameter koefisien manning dan parameter lainnya dengan melakukan pengukuran dasar sungai selama beberapa periode untuk keakuratan kalibrasi parameter model.

DAFTAR PUSTAKA

Vries, M. De, 1985. Engineering Potamology : International Institute for Infrastructural, Hydraulic and Environmental Engineering (IHE) Delft, Netherlands.

US Army Corps of Engineers, 2008. HEC-RAS User’s

Manual, Davis, California.

Wardoyo, Wasis dan A.S. Moerwanto, Mathematical

Modelling on Morphological Changes : (IHE

)

Delft.

Van Rijn, Leo C, 1989. Handbook Sediment Transport

by Current and Waves, Delft Hydraulics.

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 Patok T in g g i s e d im e n re ra ta ( m ) pengukuran 0.13 0.20 0.17 hasil hec 0.12 0.04 0.08 119-BM.2 BM.2-130 119-130

(10)

A-262

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

Gambar

Gambar 1: Prinsip dari shortcut ( t = 0 )
Gambar 3: Fungsi S (x,0) untuk Gambar 1  Pada  gambar  diatas  secara  skematis  digambarkan  fungsi  S  (x,0)  untuk  B  (x)  =  tetap  karena
Gambar 4: Lokasi Penelitian
Gambar 6: Batasan shortcut  Batas penelitian  :  3.329 m  Hulu shortcut  :  500 m  Lokasi shortcut  :  2.329 m  Hilir shortcut  :  500 m  Panjang sungai lama  :  3.195 m
+5

Referensi

Dokumen terkait

Ada sebuah kisah yang disampaikan oleh Syaikh Sulaiman Al-Mufarraj –-semoga Allah memberinya taufik–, bahwa seseorang telah bercerita kepada Syaikh perihal kisah ajaib

 Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah. Kas Umum Negara/Kas

Glosarium pada artikel ini adalah makna istilah atau kata-kata baru yang digunakan dalam buku ajar, seperti istilah; seloko, struktur batin, struktur fisik,

Belanja Modal Pengadaan Radio HF/FM (handy Talkie) Kabupaten Kuantan Singingi. -Pengadaan Handy

Kristina Chodorow, a software engineer at 10gen, is a core contributor to the MongoDB project and has worked on the database server, PHP driver, Perl driver, and many other areas.

Dengan cara ini di ketahui beberapa hal Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung

Memahami perkembangan wilayah Indonesia, ketampakan alam, dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara serta benua-benua Kompetensi Dasar Materi

Nanosilver merupakan partikel silver berukuran nano (1-100 nm) yang memiliki kemampuan antibakteri yang baik dan dapat diaplikasikan dalam bidang kosmetik sehingga diprediksi