• Tidak ada hasil yang ditemukan

Neraca Konsolidasi 1. Laporan Laba Rugi Konsolidasi 2. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 3. Laporan Arus Kas Konsolidasi 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Neraca Konsolidasi 1. Laporan Laba Rugi Konsolidasi 2. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 3. Laporan Arus Kas Konsolidasi 4"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Uraian

Halaman

Neraca Konsolidasi

1

Laporan Laba Rugi Konsolidasi

2

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi

3

Laporan Arus Kas Konsolidasi

4

(2)

1

PT. MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 30 JUNI 2002 dan 2001 Catatan 2002 2001 AKTIVA Rp Rp AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2c,3 39,315,730,582 31,966,201,040 Deposito berjangka 4 - 200,000,000 Wesel tagih 2d,5 - 65,453,363 Piutang usaha 2,6,7,14,15,18

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan

piutang ragu-ragu sejumlah Rp 2.542.574.372 tahun 2002

dan Rp 2.412.028.877 tahun 2001 139,338,045,374 192,262,715,889 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2e,6,7 42,747,299 128,689,372 Piutang hubungan istimewa 3,163,316 291,480,254 Piutang lain-lain 6,144,386,400 7,831,913,881 Persediaan 2f,8,14,15,18 354,764,479,560 364,497,040,980 Pajak dibayar di muka 7,733,455,124 6,643,911,779 Biaya dibayar di muka dan uang muka 2e,2g,7 35,317,135,168 48,194,368,211

JUMLAH AKTIVA LANCAR 582,659,142,823 652,081,774,769

AKTIVA TIDAK LANCAR

Aktiva pajak tangguhan 16 62,668,833,039 85,956,564,512 Penyertaan saham 2b,9 1,704,555,233 1,673,581,901

Aktiva tetap 2h,10,14,18

Nilai tercatat 528,495,776,683 508,207,233,959 Akumulasi penyusutan (287,382,638,855) (243,374,963,258) Nilai buku 241,113,137,828 264,832,270,701 Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas

aktiva bersih Anak perusahaan 2i 51,012,216,443 51,012,216,443 Akumulasi amortisasi (23,937,272,782) (21,190,960,252)

Bersih 27,074,943,661 29,821,256,191

Aktiva lain - lain

Beban ditangguhkan 11 38,409,315,977 49,383,406,253 Biaya dibayar di muka 7,11 3,780,882,336 14,173,830,968 Uang muka pembelian mesin 297,351,996 2,595,035,195 Aktiva disewakan 2j,7,12

Biaya perolehan 2,459,651,516 2,459,651,516 Akumulasi penyusutan (1,748,514,401) (1,668,280,701) Nilai buku 711,137,115 791,370,815 Taksiran tagihan pajak penghasilan 17,589,080,222 16,590,275,384 Dana pada bank beku operasi 13 10,700,000,000 10,700,000,000 Pinjaman direksi dan karyawan 2e,7 1,467,135,043 2,868,054,439 Sewa dibayar di muka jangka panjang 2,427,401,037 1,363,436,614 Uang muka kontraktor - 2,615,000,000 Setoran jaminan 2,536,516,718 1,533,992,236 Lain -lain - 27,783,000 Jumlah Aktiva Lain-lain 77,918,820,444 102,642,184,904

JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 410,480,290,205 484,925,858,209

(3)

PT. MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 30 JUNI 2002 dan 2001

Catatan 2002 2001 KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Rp Rp

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang jangka pendek 14

Pihak ketiga 135,548,385,048 152,224,781,851 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 10,700,000,000 10,700,000,000

Hutang usaha 2e,6,15,21

Pihak ketiga 222,317,407,072 378,786,412,467 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1,375,255,689 5,294,291,212 Hutang lain - lain 11,380,594,860 6,478,936,712 Biaya yang masih harus dibayar 14,954,005,369 11,173,116,291 Uang muka pelanggan 675,691,126 396,225,359 Hutang pajak 16 26,016,264,878 14,081,347,310 Hutang dividen 17 134,524,204 128,286,954 Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun

Bank 18 282,965,490,000 40,280,240,000 Sewa guna usaha 867,438,687 748,163,096

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 706,935,056,933 620,291,801,252

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban pajak tangguhan 16 1,493,232,363 1,662,809,283 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi

bagian jatuh tempo dalam satu tahun

Bank 18 - 357,980,480,000 Sewa guna usaha 895,343,131 1,610,067,759

JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 2,388,575,494 361,253,357,042

JUMLAH KEWAJIBAN 709,323,632,427 981,545,158,294

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp.500,- per saham Modal dasar - 400.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh 266.769.900 saham 1,19 133,384,950,000 133,384,950,000 Tambahan modal disetor - agio saham 10,260,385,000 10,260,385,000 Saldo laba

Ditentukan untuk cadangan umum 5,000,000,000 5,000,000,000 Belum ditentukan penggunaannya 135,170,465,601 6,817,139,684

JUMLAH EKUITAS 283,815,800,601 155,462,474,684

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 993,139,433,028 1,137,007,632,978

(4)

2

PT. MODERN PHOTO Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 30 JUNI 2002 DAN 2001

2002 2001

Catatan

PENJUALAN BERSIH 2,20,23 Rp. 886,899,629,978 Rp. 954,540,513,460

BEBAN POKOK PENJUALAN 2e,21 763,680,904,419 800,581,317,984

LABA BRUTO 123,218,725,559 153,959,195,476

BEBAN USAHA 2,22

Penjualan 63,296,009,045 51,763,111,592

Umum dan administrasi 52,386,708,929 47,912,618,449

Jumlah Beban Usaha 115,682,717,974 99,675,730,041

LABA USAHA 7,536,007,585 54,283,465,435

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan bunga 185,331,201 307,295,572

Laba penjualan aktiva tetap 2h,10 233,559,854 340,455,809

Penghasilan sewa 2e 574,771,126 432,932,750

Laba (rugi) selisih kurs - bersih 2m 101,691,257,688 (97,964,550,163)

Beban bunga (12,099,847,180) (21,884,790,347)

Amortisasi selisih lebih biaya perolehan penyertaan

atas aktiva bersih Anak perusahaan - bersih 2i (1,373,156,265) (1,373,156,265)

Royalti 24 (361,736,703) (468,322,109)

Penghasilan lainnya - bersih 1,042,282,273 1,570,132,243

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 89,892,461,994 (119,040,002,510)

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK 97,428,469,579 (64,756,537,075)

BEBAN (MANFAAT) PAJAK

- Periode berjalan 2n,16 12,748,427,552 2,750,489,555

- Ditangguhkan (304,139,675) (25,666,934,945)

LABA (RUGI) BERSIH Rp. 84,984,181,702 Rp. (41,840,091,685)

(5)

PT. MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL - TANGGAL 30 JUNI 2002 dan 2001

Saldo Laba

Modal Ditempatkan Tambahan Modal Disetor- Ditentukan Belum Ditentukan

dan Disetor Penuh Agio Saham untuk Cadangan Umum Penggunaannya Jumlah Saldo, 1 Januari 2001 133,384,950,000 10,260,385,000 5,000,000,000 ############ ############# Rugi bersih tahun berjalan - - - ############ ############# Saldo, 30 Juni 2001 133,384,950,000 10,260,385,000 5,000,000,000 6,817,139,684 #############

Saldo, 1 Januari 2002 133,384,950,000 10,260,385,000 5,000,000,000 ############ ############# Laba bersih tahun berjalan - - - ############ 84,984,181,702 Saldo, 30 Juni 2002 133,384,950,000 10,260,385,000 5,000,000,000 ############ #############

(6)

4

PT. MODERN PHOTO Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI

UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL - TANGGAL 30 JUNI 2002 DAN 2001

2002

2001

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan Rp. 875,192,133,465 Rp. 888,473,670,551 Pembayaran kas untuk

Pemasok (713,979,038,326) (738,258,947,793)

Beban usaha (110,363,533,751) (89,726,416,147)

Kas dihasilkan dari operasi 50,849,561,388 60,488,306,611 Penerimaan

Bunga 185,331,201 307,295,572

Pembayaran untuk

Pajak (12,005,686,652) (10,247,340,765)

Bunga (11,985,663,135) (22,524,217,063)

Kas bersih diperoleh dari Aktivitas operasi (23,806,018,586) (32,464,262,256) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aktiva tetap 507,974,423 495,413,225 Penurunan piutang hubungan istimewa 453,434,590 107,436,965 Perolehan aktiva tetap (11,383,448,163) (15,403,183,260)

Uang muka pembelian mesin (297,351,996) (2,595,035,195)

Kas bersih diunakan untuk aktivitas operasi (10,719,391,146) (17,395,368,265) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Hutang sewa guna usaha (635,597,876) (389,510,850)

Penurunan hutang hubungan istimewa (815,372,850) (1,550,000,000)

Pembayaran hutang jangka pendek (22,937,046,166) (25,319,750,780)

Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan (24,388,016,892) (27,259,261,630)

PENURUNAN BERSIH KAS DAN BANK (8,063,865,236) (16,630,585,540)

KAS DAN BANK PADA AWAL PERIODE 47,379,595,818 48,596,786,580

(7)

PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Modern Photo Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 12 Mei 1971 berdasarkan akta notaris Djojo Muljadi SH No.47. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No.Y.A.5/205/2 tanggal 23 Agustus 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara No.99 tanggal 12 Desember 1972. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Budiarti Karnadi, S.H. No.48 tanggal 26 Mei 1997, mengenai perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan, termasuk perubahan nama Perusahaan dari PT Modern Photo Film Company menjadi PT Modern Photo Tbk dan perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No. C2-7307 HT.01.04.Th.97 tanggal 29 Juli 1997.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan melip uti usaha-usaha di bidang perdagangan dan perindustrian, khususnya di bidang industri colour processing, bahan-bahan fotografi, alat-alat percetakan dan perdagangan pada umumnya.

Perusahaan berkedudukan di Jalan Matraman Raya No.12, Jakarta dan cabang-cabangnya berlokasi di Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Lampung, Makasar, Manado, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang dan Surabaya.

Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1971. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tahun 1991, Perusahaan menawarkan 4.500.000 sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000 per saham melalui Penawaran Umum Perdana dengan harga penawaran Rp6.800 per saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa efek Surabaya. Tanggal efektif penawaran umum perdana tersebut adalah tanggal 11 Juni 1991. Pada tahun 1992, Perusahaan menerbitkan saham baru dengan cara Penawaran Umum Terbatas dengan Hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sejumlah 8.900.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang ditawarkan kepada para pemegang saham lama dimana setiap pemegang saham yang memiliki 5 (lima) saham lama dapat membeli 1 (satu) saham baru dengan harga Rp 8.250. Pada tahun 1994, Perusahaan mengkapitalisasi sebagian besar agio saham dengan menerbitkan saham bonus sejumlah Rp 80.030.970.000, dimana setiap kepemilikan 2 (dua) saham yang terdaftar dalam daftar pemegang saham per 30 Maret 1994 memperoleh 3 (tiga) saham bonus (baru). Dalam rapat umum luar biasa para pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 2 Mei 1997 yang diaktakan dengan akta notaris terakhir yang telah disebutkan di atas, para pemegang saham menyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham. Pada tanggal 31 Desember 1998, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

c. Struktur Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut :

Anak Perusahaan Domisili Kegiatan Pokok

Tahun Mulai Operasi Komersial Presentase Pemilikan Jumlah Aktiva 30 Juni 2002 (Rp.) PT.Honoris Industry Jakarta dan

Ciawi

Produsen dan eksportir kamera, radio stereo mobil dan alat musik

1982 99,99 432.934.046.536 PT Modern Photo Industry Jakarta dan Serang

Produsen film dan kertas foto 1979 99,99

129.467.852.370

PT Modern PutraIndonesia

Jakarta Perdagangan eceran produk -

produk fotografi dan telekomunikasi

1988 99,99

128.076.752.687

(8)

6

d. Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan dewan komisaris dan direksi perusahaan adalah sebagai berikut :

Komisaris Utama : Hadi Intan

Komisaris : Oscar J. Tavera

Komisaris Independen : Sonny Yong

Direktur Utama : Sungkono Honoris

Direktur : Achmad Fauzi Hasan

Direktur : Lendy Susanto

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas dan diukur dengan konsep biaya histories, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), penyertaan saham yang dicatat dengan metode ekuitas, dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali.

Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Efektif tanggal 1 Januari 2000, Perusahaan dan Anak perusahaan menyajikan laporan arus kas konsolidasi dari aktivitas operasi sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. Ke p-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 mengenai Perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan .

Mata uang yang digunakan dalam menyajikan Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Rupiah.

b. Prinsip-prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan seperti yang diungkapkan dalam Catatan 1.

Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antara perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.

Penyertaan saham Perusahaan atau anak perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20 % tetapi tidak lebih dari 50 % dicatat dengan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah atau dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dividen kas yang diterima. Bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah amortisasi secara garis lurus selama 5 tahun atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Perusahaan atau Anak perusahaan atas nilai buku aktiva bersih pada tanggal perolehan.

c. Setara Kas

Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan serta tidak digunakan sebagai jaminan diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.

(9)

d. Penyisihan Kerugian dan Piutang Ragu-ragu

Penyisihan kerugian dan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun aktiva masing-masing secara individual pada akhir tahun.

e. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Menurut PSAK No.7 “Pengungkapan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.

Saldo hutang dan piutang yang timbul dari transaksi pembelian dan penjualan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing disajikan sebagai Hutang Usaha dan Piutang Usaha di neraca konsolidasi, sedangkan saldo hutang dan piutang yang timbul dari transaksi dengan pihak hubungan istimewa di luar transaksi pembelian dan penjualan, masing-masing disajikan sebagai Hutang Hubungan Istimewa dan Piutang Hubungan Istimewa di neraca konsolidasi.

Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dimana biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata bergerak (moving average method). Penyisihan untuk persediaan usang dan penurunan nilai persediaan ditetapkan untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersih.

g. Biaya dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya .

h. Aktiva Tetap

o Pemilikan Langsung

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu menghitung penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang berkisar antara 4 (empat) sampai 20 (dua puluh) tahun.

Satu anak perusahaan menghitung penyusutan atas bangunan dan prasarana dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva selama 20 (dua puluh) tahun dan metode saldo menurun berganda (double-declining balance method) untuk aktiva lainnya berdasarkan kategori masing-masing aktiva tersebut.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Sejak tanggal 1 Januari 2000, Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No.48 tentang “Penurunan Nilai Aktiva”. PSAK No.48 mensyaratkan bahwa jumlah aktiva yang diperoleh kembali diestimasi pada saat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan

(10)

8

mengimdikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Penurunan nilai aktiva diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi konsolidasi.

o Sewa Guna Usaha

Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dikapitalisasi (capital lease) apabila memenuhi semua kriteria yang disyaratkan dalam PSAK No.30 “Akuntansi untuk Transaksi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha yang dikapitalisasi disajikan di dalam neraca konsolidasi sebagai bagian aktiva tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap pemilikan langsung.

Hutang sewa guna usaha dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha.

o Aktiva dalam Penyelesaian

Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, dibebankan seluruhnya pada operasi pada saat terjadinya.

i. Selisih Lebih Biaya Perolehan Penyertaan atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan

Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih anak perusahaan (disajikan setelah dikurangi selisih lebih aktiva bersih anak perusahaan atas biaya perolehan penyertaan) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 (dua puluh) tahun. Manajemen berpendapat bahwa alasan utama pengamo rtisasian selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan selama 20 tahun adalah karena pada umumnya Anak perusahaan tersebut mempunyai prestasi usaha yang cukup baik dan telah menjalankan usahanya selama 11 sampai 23 tahun.

j. Aktiva Disewakan

Aktiva disewakan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi untuk aktiva tetap).

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman. Pendapatan dari penjualan lokal, jasa cuci cetak foto, jasa perbaikan dan perakitan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan atau pada saat jasa cuci cetak foto, jasa perbaikan dan perakitan telah selesai. Beban diakui pada saat terjadinya.

l. Dana Pensiun

Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Pendanaan program ini terdiri dari iuran yang dihitung secara aktuarial termasuk biaya jasa lalu (past service cost) yang dialokasi berdasarkan sisa rata-rata masa kerja karyawan selama 3,3 tahun sampai dengan 9,7 tahun. Iuran dana pensiun dihitung berdasarkan 8,5 % sampai dengan 9 % dari jumlah gaji pokok karyawan yang termasuk dalam

(11)

program ini (3,6% ditanggung oleh karyawan dan 4,9% sampai dengan 5,4% ditanggung oleh Perusahaan dan Anak perusahaan)

m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, yaitu kurs tengah transaksi wesel ekspor yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun yang berjalan.

Pada tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 kurs yang digunakan adalah US $ 1 = Rp. 8.730,- dan Rp. 11.440,- , Sin $ 1 = Rp. 4.944,22 dan 6.283,66 , Yen 1 = Rp. 73,09 dan Rp. 92,20.

n. Beban (Manfaat) Pajak

Beban (manfaat) pajak dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Penangguhan pajak (deferred tax) dihitung untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan fiscal, dan akumulasi rugi fiscal sesuai dengan PSAK No.46 tentang “Akuntansi pajak Penghasilan”.

o. Laba (Rugi) per Saham Dasar

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan sebanyak 266.769.900 saham pada tahun 2002 dan 2001.

3. KAS DAN SETARA KAS

Kas dan setara kas terdiri dari:

2002 2001 Kas Rp 7.968.944.031 Rp 5.167.054.914 Bank PT Bank DBS Indonesia 12.577.125.946 11.038.482.083

PT Bank Central Asia 10.388.124.440 6.771.265.325

Standard Chartered Bank 3.751.681.708 5.435.245.299

PT Bank Mandiri 2.258.122.939 1.472.455.506

PT Bank Internasional Indonesia 1.420.892.229 63.553.049

PT Bank Mizuho Indonesia - 154.320.448

PT Bank Negara Indonesia Tbk. 180.594.962 210.563.660

PT Bank Pan Indonesia Tbk. 13.454.686 628.166.221

PT Bank Bali Tbk. 149.730.276 251.794.358

PT Bank Lippo Tbk. 323.385.037 453.373.710

PT Bank UFJ Indonesia 41.036.190 98.955.818

Lain-lain 42.638.138 220.970.649

Jumlah kas dan bank Rp 39.115.730.582 Rp 31.966.201.040

Setara kas

Deposito berjangka 200.000.000 -

(12)

10

4. DEPOSITO BERJANGKA

Deposito berjangka satu Anak perusahaan (MPRI) yang ditempatkan pada PT Bank Central Asia Tbk sejumlah Rp 200.000.000,- pada tahun 2001, digunakan sebagai jaminan perjanjian kerjasama penjualan pulsa isi ulang Pro-XL dengan PT Excelcomindo Pratama. Deposito berjangka ini memiliki suku bunga tahunan sebesar 14 % . Pada tahun 2002, deposito ini sudah tidak lagi digunakan sebagai jaminan dan jangka waktunya menjadi satu bulan sehingga direklasifikasi ke akun Setara Kas.

5. WESEL TAGIH

Wesel tagih terdiri dari :

2002 2001

Pihak Ketiga (Rp.426.981.662 pada tahun 2002 dan

$AS 21.983 dan Rp.426.981.662 pada tahun 2001 Rp 426.981.662 Rp 1.932.063.305

Dikurangi peyisihan kerugian (426.981.662) (1.866.609.942)

Bersih Rp - Rp 65.453.363

6. PIUTANG USAHA

Akun ini merupakan piutang yang timbul dari penjualan barang dagangan, jasa cuci cetak foto, dan jasa perbaikan dan perakitan dari:

2002 2001 Pihak ketiga Produk fotografi Rp 132.475.336.294 Rp 185.027.921.015 Produk industrial 6.640.797.451 7.262.442.240 Lain-lain 2.764.486.001 2.384.381.511 Jumlah Rp 141.880.619.746 Rp 194.674.744.766

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2.542.574.372 2.412.028.877

Bersih Rp 139.338.045.374 Rp 192.262.715.889

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Hori Elemeca Industry Rp 42.747.299 Rp 45.456.679

PT Modern Indocitra - 83.232.693

Jumlah Rp 42.747.299 Rp 128.689.372

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode enam bulan, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.

Piutang usaha milik satu Anak perusahaan (HI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur.

Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut :

UMUR PIUTANG USAHA 2002 2001

Rp. Rp. 1 – 30 hari 135.018.910.746 187.776.302.766 31 – 60 hari 2.336.030.000 2.068.218.000 61 – 90 hari 542.994.000 691.905.000 91 – 120 hari 421.028.000 268.459.000 > 120 hari 3.561.657.000 3.869.860.000

Total piutang usaha 141.880.619.746 194.674.744.766

Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2.542.574.372 2.412.028.877

(13)

7. TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

a. Dalam kegiatan usaha yang normal, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi usaha dan keuangan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, terutama yang berhubungan dengan transaksi uang muka, penjualan dan pembelian.

Saldo transaksi penjualan dan pembelian tersebut disajikan dalam akun Piutang Usaha dan Hutang Usaha pada Neraca Konsolidasi. Disamping itu, Perusahaan dan Anak perusahaan ju ga melakukan transaksi-transaksi pemberian dan penerimaan uang muka serta pembebanan dan pengkreditan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

b. Perusahaan dan Anak perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada direksi dan karyawan. Pinjaman ini disajikan dalam “Pinjaman Direksi dan Karyawan” dalam neraca konsolidasi.

c. Satu Anak perusahaan menggunakan jasa PT Hori Elemeca Industry untuk merakit lampu kilat kamera dan jasa PT Honoris Perdana Industry untuk merakit dan mengemas kamera. Biaya perakitan yang dibebankan pada operasi berjumlah Rp. 2.545.069.766 dan Rp 1.667.991.136 masing-masing untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2002 dan 2001, yang disajikan dalam akun Beban Pokok Penjualan pada laporan laba rugi konsolidasi

d Perusahaan dan satu Anak perusahaan menyewakan sebagian aktiva tetapnya kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Penghasilan sewa yang diperoleh tersebut berjumlah Rp. 457.458.769 dan Rp 363.963.024 masing-masing untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2002 dan 2001.

Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Sifat hubungan dengan Perusahaan dan/atau Nama pihak yang mempunyai hubungan

Anak perusahaan istimewa

--- ---

(i) Pemegang saham Perusahaan PT Inti PutraModern

(ii) Memiliki sebagian direksi dan komisaris PT Modern Toolsindo dan PT Linda Utomo

yang sama dengan Perusahaan dan/atau Perkasa

Anak perusahaan

(iii) Empat puluh persen sahamnya dimiliki oleh PT Hori Elemeca Industry satu Anak perusahaan

(iv) Seluruh atau sebagian sahamnya dimiliki PT Fajarina Unggul Industry,

oleh PT Inti PutraModern, pemegang PT Modernland Realty Tbk,

saham utama Perusahaan PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi).

Transaksi-transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

2002 2001

Pembelian

PT Fajarina Unggul Industry Rp 1.160.884.627 Rp 1.464.009.800

PT Hori Elemeca Industry 2.545.069.766 2.230.168.144

(14)

12

Rincian saldo yang timbul dari transaksi di luar usaha pokok dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :

2002 2001

Piutang hubungan istimewa

PT Modern Toolsindo Rp 238.316 Rp 284.484.762

PT Linda Utomo Perkasa - 6.995.492

PT Modernland Realty 2.925.000 -

Jumlah Rp 3.163.316 Rp 291.480.254

Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagian besar merupakan piutang yang timbul dari transaksi sewa dan sisanya merupakan piutang yang timbul dari pembayaran biaya-biaya tertentu dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

8. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari:

2002 2001

Produk fotografi Rp 308.529.695.589 Rp 305.366.805.775

Produk industrial 14.089.273.413 10.195.797.638

Produk telekomunikasi 14.589.052.484 13.501.752.642

Produk elektronik dan magnetik 4.948.010.070 8.203.547.991

Reparasi 3.369.049.658 1.614.622.225 Ricoh 3.144.697.793 4.243.114.340 Kawai 1.350.950.555 2.085.109.049 Mainan 423.486.951 466.933.851 Barang promosi 1.518.926.721 5.945.490.974 Lain-lain 44.618.973 2.359. Rp 352.007.762.207 Rp 353.983.068.078

Persediaan dalam perjalanan 2.756.717.353 10.513.972.902

Jumlah Rp 354.764.479.560 Rp 364.497.040.980

Perusahaan dan Anak perusahaan tidak membentuk penyisihan persediaan usang karena manajemen berpendapat bahwa nilai realisasi bersih yang diharapkan dari persediaan tersebut di atas tidak lebih rendah dari biaya perolehannya.

Persediaan Perusahaan dan satu Anak perusahaan (HI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas -fasilitas yang diperoleh dari berbagai kreditur.

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian berdasarkan suatu paket polis tertentu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.

9. PENYERTAAN SAHAM

Akun ini merupakan penyertaan saham satu Anak perusahaan (HI) pada PT Hori Elemeca Industry (HEI), perusahaan asosiasi yang bergerak dalam industri perakitan lampu kilat untuk kamera, yang terdiri dari 2.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 348.800.000 (AS$200.000). Saham-saham tersebut diperoleh dengan harga Rp 2.200.000.000 yang merupakan pemilikan 40 % . Pada tanggal 30 Juni 2002 dan 2001, nilai tercatat penyertaan ini masing-masing sebesar Rp 1.704.555.233 dan Rp 1.673.581.901, setelah memperhitungkan akumulasi bagian Anak perusahaan atas laba / rugi bersih HEI sejak tanggal perolehan.

(15)

10. AKTIVA TETAP

Aktiva tetap terdiri dari:

2002

Saldo Awal Penambahan Pengurangan/ Saldo akhir

Reklasifikasi

Rp Rp Rp Rp

Nilai Tercatat

Hak atas tanah 29.179.393.774 20.000.000 - 29.199.393.774

Bangunan dan prasarana 67.954.755.338 1.992.558.563 25.000.000 69.922.313.901

Mesin dan peralatan 283.088.145.307 13.100.043.856 15.759.732.966 280.428.456.197

Inventaris 108.492.297.513 5.877.776.596 433.108.301 113.936.965.808

Alat-alat pengangkutan 25.506.778.066 1.421.715.000 308.088.026 26.620.405.040

Aktiva dalam penyelesaian 1.308.298.923 3.306.109.148 1.881.232.708 2.733.175.363

Sewa guna usaha 4.435.266.600 1.345.800.000 126.000.000 5.655.066.600

Jumlah Nilai Tercatat 519.964.935.521 27.064.003.164 18.533.162.001 528.495.776.683

Akumulasi Penyusutan

Hak atas tanah 44.440.816 - - 44.440.816

Bangunan dan prasarana 27.882.885.228 2.354.350.638 5.000.000 30.232.235.866

Mesin dan peralatan 145.270.085.572 19.781.175.024 73.323.111 164.977.937.485

Inventaris 61.079.369.042 9.039.462.310 175.336.448 69.943.494.904

Alat-alat pengangkutan 19.283.030.165 1.368.303.984 304.078.014 20.347.256.135

Aktiva dalam penyelesaian - - - -

Sewa guna usaha 933.660.575 903.613.074 - 1.837.273.649

Jumlah Akumulasi Penyusutan 254.493.471.398 33.446.905.031 557.737.573 287.382.638.855

Nilai Buku 265.471.464.123 241.113.137.828

2001

Saldo Awal Penambahan Pengurangan/ Saldo akhir

Reklasifikasi

Rp Rp Rp Rp

Nilai Tercatat

Hak atas tanah 29.474.911.774 - 264.768.000 29.210.143.774

Bangunan dan prasarana 63.024.033.976 381.494.001 34.040.000 63.371.487.977

Mesin dan peralatan 232.091.991.099 108.681.069.213 70.803.886.133 269.969.174.179

Inventaris 106.367.199.029 7.422.053.826 145.555.075 113.643.697.780

Alat-alat pengangkutan 23.059.586.502 1.458.138.272 1.243.222.875 23.274.501.899

Aktiva dalam penyelesaian 20.987.422.686 3.944.830.315 20.469.291.251 4.462.961.750

Sewa guna usaha 1.527.000.000 2.748.266.600 - 4.275.266.600

Jumlah Nilai Tercatat 476.532.145.066 124.635.852.227 92.960.763.334 508.207.233.959

Akumulasi Penyusutan

Hak atas tanah 44.440.816 - - 44.440.816

Bangunan dan prasarana 24.617.919.278 2.123.614.293 1.699.277 26.739.834.294

Mesin dan peralatan 106.426.272.899 34.373.012.239 5.879.952.791 134.919.332.347

Inventaris 53.679.293.793 8.916.080.044 63.643.949 62.531.729.888

Alat-alat pengangkutan 18.478.688.573 1.071.236.980 1.057.076.179 18.492.849.374

Sewa guna usaha 50.348.233 596.428.306 - 646.776.539

Jumlah Akumulasi Penyusutan 203.296.963.592 47.080.371.862 7.002.372.196 243.374.963.258

(16)

14

Hak atas tanah atas nama Perusahaan dan Anak perusahaan merupakan Hak Guna bangunan yang akan jatuh tempo pada berbagai tanggal sampai dengan tanggal 29 Desember 2029 dan dapat diperpanjang. Hak atas tanah, bangunan dan mesin milik Perusahaan dan dua Anak perusahaan (HI dan MPI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur.

Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva Perusahaan dan Anak perusahaan seperti yang disyaratkan dalam PSAK No.48.

Aktiva tetap dan aktiva disewakan (lihat Catatan 12) telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari resiko kebakaran dan risiko lainnya.

11. AKTIVA LAIN-LAIN - BEBAN DITANGGUHKAN

Akun ini sebagian besar merupakan biaya dibayar dimuka milik satu Anak perusahaan untuk desain dan modifikasi teknis produk kamera yang diamortisasikan dengan jangka waktu 6 tahun.

12. AKTIVA DISEWAKAN

Aktiva disewakan terdiri dari:

2002 2001

Biaya perolehan

Hak atas tanah Rp 225.000.000 Rp 225.000.000

Bangunan dan p rasarana 1.990.522.506 1.990.522.506

Inventaris 244.129.010 244.129.010

Jumlah Biaya Perolehan Rp 2.459.651.516 Rp 2.459.651.516

Akumulasi Penyusutan

Hak atas tanah Rp 48.730.500 Rp 48.730.500

Bangunan dan prasarana 1.455.654.913 1.375.421.210

Inventaris 244.128.991 244.128.991

Jumlah Akumulasi Penyusutan Rp 1.748.514.401 Rp 1.668.280.701

Nilai Buku Rp 711.137.115 Rp 791.370.815

Penyusutan yang dibebankan pada usaha berju mlah Rp 40.025.602 dan Rp 43.709.758 masing-masing untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2002 dan 2001.

13. DANA PADA BANK BEKU OPERASI

Pada tanggal 4 April 1998, Pemerintah mengumumkan bahwa PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, termasuk dalam salah satu bank yang berada dalam pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kemudian pada tanggal 21 Agustus 1998, Pemerintah telah mengumumkan pembekuan operasi PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi), Hal ini menyebabkan dana Perusahaan dan beberapa Anak perusahaan berupa rekening giro sejumlah Rp 12.889.026.435 (Rp 8.047.972.518, $AS 600.548 dan Yen 309,370), dan deposito berjangka sejumlah Rp 3.825.718.469 (Rp 2.950.929.269 dan $AS 109.008), yang ditempatkan pada bank tersebut tidak dapat ditarik untuk jangka waktu yang belum ditentukan. Pada tanggal 14 April 1998, manajemen telah mengajukan permohonan tertulis kepada BPPN untuk memperhitungkan dana tersebut dengan pinjaman Perusahaan dan satu Anak perusahaan pada bank tersebut. Pada tanggal 31 Desember 1998, Perusahaan dan Anak perusahaan belum memperhitungkan (set-off) dana dengan pinjaman tersebut di atas. Walaupun demikian, selisih antara saldo dana sebesar Rp 16.714.744.904 dan sald o pinjaman sebesar Rp 10.700.000.000 telah dicadangkan sebagai penyisihan kerugian.

(17)

Hutang kepada PT. Bank Modern Tbk ini telah dialihkan kepada PT Cakrawala Gita Pratama, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berdasarkan Perjanjian “ Consent and Acknowledgement tanggal 9 Juli 1999. Dalam Perjanjian “Consent and Acknowledgement “ ini para debitur termasuk perusahaan menyetujui pengalihan semua pihak dan kewajiban Bank kepada BPPN, dari BPPN kepada pemegang saham debitur dan pemegang saham debitur kepada PT Cakrawala Gita Pratama.

14. HUTANG JANGKA PENDEK

Hutang jangka pendek merupakan pinjaman dari:

2002 2001

Hutang bank

PT Bank UFJ Indonesia , Jakarta 27.163.221.448 39.780.781.040

PT Bank DBS Indonesia, Jakarta 25.125.987.600 36.797.233.616

PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia,

Jakarta 18.111.084.796 26.523.845.919

PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta 11.472.134.380 16.801.043.116

PT Bank Credit Agricole Indosuez,

Jakarta 22.070.112.908 32.321.878.160

Standard Chartered Bank, Jakarta 31.605.843.916 -

Rp 135.548.385.048 Rp 152.224.781.851

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Cakrawala Gita Pratama 10.700.000.000 10.700.000.000

Jumlah Rp 146.248.385.048 Rp 162.924.781.851

Fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan dari PT Bank UFJ Indonesia (dahulu PT Sanwa Indonesia Bank), Jakarta, terdiri dari dua fasilitas dengan jumlah maksimum $AS 1.000.000 dan $AS 5.000.000, dikenakan suku bunga tahunan sebesar 1,5 % di atas SIBOR. Fasilitas-fasilitas tersebut di atas dijamin dengan persediaan Anak perusahaan tersebut dan jaminan Perusahaan. Fasilitas pinjaman yang diperoleh Anak perusahaan dari PT. Bank DBS Indonesia, Jakarta merupakan fasilitas pinjaman berulang dengan jumlah maksimum $AS 4.000.000, dikenakan suku bunga sebesar 1% diatas biaya dana bank. Fasilitas tersebut dijamin dengan jaminan Perusahaan dan jaminan pribadi dari dua orang komisaris Anak perusahaan akan jatuh tempo 31 Juli 2001.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan dari PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (dahulu PT Bank Sakura Swadharma), Jakarta, dengan jumlah maksimum $AS 3.000.000,- dikenakan suku bunga tahunan 1,75 % di atas SIBOR dan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2001. Fasilitas-fasilitas tersebut dijamin dengan hak atas sebidang tanah yang dimiliki oleh PT Modern Adiyasa, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, jaminan Perusahaan dan jaminan pribadi dari dua orang komisaris Anak perusahaan tersebut. Disamping itu, Anak perusahaan tersebut harus mempertahankan rasio jumlah kewajiban terhadap ekuitas agar tidak lebih dari 8 : 2.

Fasilitas kredit jangka pendek berulang tanpa ikatan yang diperoleh satu Anak perusahaan dari PT Bank Mizuho Indonesia (dahulu PT IBJ Indonesia Bank), Jakarta dengan jumlah maksimum $AS 2.000.000 dikenakan suku bunga tahunan 1,6 % di atas biaya dana Bank. Fasilitas pinjaman ini merupakan bagian dari fasilitas bersama dengan usance letters of credit dengan jumlah tidak melebihi $AS 7.000.000. Fasilitas yang diperoleh Anak perusahaan tersebut berakhir pada tanggal 31 Juli 2001 dan dijamin dengan mesin baru untuk proyek piano elektrik Kawai serta jaminan Perusahaan dan jaminan pribadi dari 4 (empat) komisaris Anak perusahaan tersebut. Disamping itu, Anak perusahaan tersebut harus mempertahankan rasio antara jumlah kewajiban terhadap ekuitas agar tidak lebih dari

(18)

16

3:1 dan rasio antara laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dengan jumlah beban bunga agar tidak kurang dari 2 : 1.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan dari PT Bank Credit Agricole Indosuez (dahulu PT Indosuez Indonesia Bank), Jakarta, merupakan fasilitas kredit jangka pendek dengan jumlah maksimum $AS 5.000.000 yang dikenakan suku bunga tahunan 1 % di atas SIBOR. Disamping itu, Anak perusahaan tersebut juga memperoleh fasilitas letters of credit dengan jumlah maksimum $AS 5.000.000. Fasilitas-fasilitas tersebut dijamin dengan piutang usaha dengan nilai minimum sebesar 125 % dari saldo pinjaman terhutang, persediaan dan jaminan Perusahaan. Saldo pinjaman terhutang jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2001.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan dari Standard Chartered Bank, Jakarta, merupakan fasilitas letters of credit dengan jumlah maksimum $AS 5.000.000 dengan jangka waktu dari tanggal 19 Mei 2000 sampai dengan 30 April 2001 dan telah diperpanjang sampai tanggal 31 Oktober 2002. Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan berkisar antara 8,5% sampai dengan 12%, serta dijamin dengan tanah dan bangunan milik Anak perusahaan dan jaminan pribadi dari 4 orang yang memiliki hubungan istimewa.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dan satu Anak perusahaan dari PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi), Jakarta, dengan jumlah Rp 35.000.000.000, dikenakan suku bunga tahunan sebesar 36% dan 38% dan dijamin dengan jaminan pribadi dari Presiden Direktur Perusahaan yang juga merupakan komisaris Anak perusahaan tersebut. Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 26 September 1998 dan 6 Januari 1999. Pada tahun 1998, Perusahaan telah melunasi sebagian dari fasilitas ini sebesar Rp. 24.300.000.000. Pada tanggal 9 Juli 1999, pinjaman tersebut telah dialihkan kepada PT. Cakrawala Gita Pratama, pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Pada tanggal 22 September 2000, hutang bank satu Anak perusahaan (HI) direstrukturisasi , dimana PT Bank DBS Indonesia, Jakarta bertindak sebagai koordinator dari beberapa kreditur. Jumlah pokok yang masih terhutang pada saat restrukturisasi adalah sebesar $AS 14.706.362,10, dibayar secara 5 (lima) kali cicilan dimulai tanggal 31 Oktober 2000 sampai dengan 31 Juli 2001 dan telah diperpanjang sampai dengan 31 Juli 2002. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 1,75% di atas biaya dana bank per tahun dan dijamin oleh Perusahaan dan jaminan pribadi dari 3 (tiga) komisaris Perusahaan. Di samping itu, Anak perusahaan harus mempertahankan rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah kekayaan bersih agar tidak lebih dari 3 : 1 dan mempunyai pengeluaran modal dalam jumlah yang tidak melebihi $AS 1.000.000 selama masa perjanjian restrukturisasi.

15. HUTANG USAHA

Hutang usaha terdiri atas hutang kepada:

2002 Pihak ketiga

Impor Rp 164.828.823.022 Rp 319.453.624.369

Lokal 57.488.586.050 59.332.788.098

Jumlah Rp 222.317.409.072 Rp 378.786.412.467

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

PT Fajarina Unggul Industry 144.245.597 508.906.004

PT Hori Elemeca Industry 880.170.092 434.595.700

PT Modern Toolsindo 350.840.000 3.861.780.546

PT Dinamika Ardimas - 366.375.242

PT Linda Utomo Perkasa - 122.633.720

Jumlah Rp 1.375.255.689 Rp 5.294.291.212

Akun-akun tersebut di atas merupakan hutang dari pembelian produk Fuji, bingkai, peralatan rumah tangga, mainan dan lainnya.

(19)

Pemasok utama Perusahaan dan Anak perusahaan adalah Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang . Sejak bulan Juli 1998, Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu membeli produk Fuji Photo Film Co.,Ltd Jepang melalui Tai Fung Trading Co.,Hong Kong karena pemasok tidak bersedia menerima fasilitas letters of credit yang diterbitkan di Indonesia.

16. HUTANG PAJAK

Hutang pajak terdiri dari:

2002 2001

Taksiran hutang pajak penghasilan, setelah

dikurangi dengan pembayaran pajak

dimuka Rp 13.384.836.802 Rp 61.283.636 Pajak penghasilan Pasal 21 871.685.139 892.459.448 Pasal 23 312.795.021 287.453.717 Pasal 25 - - Pasal 26 - 61.771.976

Pajak pertambahan nilai 7.209.430.182 7.948.274.696

Pajak penjualan atas barang mewah 4.237.517.734 4.830.103.836

Jumlah Rp 26.016.264.878 Rp 14.081.347.309

Perbedaan pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan dan pajak adalah sebagai berikut :

2002 2001

Rp Rp

AKTIVA PAJAK TANGGUHAN

Rugi Fiskal 56.532.257.960 77.913.741.251

Aktiva tetap (285.477.578) 2.874.201.305

Piutang 2.125.229.106 1.678.479.044

Dana pada bank beku operasi 1.625.483.670 1.650.252.818

Beban ditangguhkan 1.954.759.831 823.056.771

Biaya sewa dibayar di muka 192.089.489 797.196.693

Aktiva lain - lain 180.097.277 142.457.863

Transaksi sewa guna usaha 141.068.799 64.383.402

Persediaann 203.324.485 12.795.365

TOTAL 62.668.833.039 85.956.564.512

KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN

Penyusutan aktiva tetap 1.490.023.569 1.653.082.808

Biaya sewa dibayar dimuka 3.208.794 9.726.476

TOTAL 1.493.232.363 1.662.809.284

Taksiran pajak penghasilan ditangguhkan

Beda waktu pada tarif pajak maksimum (30%)

2002 2001

Aktiva tetap (130.082.665) (1.048.056.928)

Biaya sewa dibayar dimuka (174.057.010) (40.134.758)

Rugi fiskal - (24.568.377.622)

(20)

18

17. HUTANG DIVIDEN

Perubahan hutang dividen selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:

2002 2001

Saldo awal tahun Rp 128.286.954 Rp 128.286.954

Penambahan selama tahun berjalan 6.237.250 -

Saldo 30 Juni Rp 134.524.204 Rp 128.286.954

Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham Perusahaan tanggal 21 Juni 2000, yang diaktakan dengan Akta Notaris No.49 dari notaris Sutjipto, S.H., para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pembayaran dividen kas sebesar Rp 2.667.699.000 atau Rp 10 per saham untuk tahun buku 1999.

18. HUTANG JANGKA PANJANG

Hutang jangka panjang merupakan pinjaman dari:

2002 2001

Hutang bank

Sumitomo Mitsui Banking

Corporation, Singapura Rp 67.451.642.759 Rp 94.152.611.696

The Sumitomo Trust and Banking

Company, Limited, Singapura 67.451.644.243 94.152.612.268

PT Bank UFJ Indonesia , Jakarta 13.490.329.145 18.830.522.568

Mizuho Corporate Bank, Limited

Singapura 33.725.822.864 47.076.306.420

The Bank of Tokyo-Mitsubishi,

Limited, Jakarta 20.235.493.718 28.245.783.852

UFJ Bank Limited, Singapura 23.276.659.145 35.773.162.568

PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta 10.117.746.117 14.122.891.640

PT Bank DBS Indonesia, Jakarta 13.490.329.145 18.830.522.568

Lehman Brothers Commercial

Corporation Asia Limited, Tokyo 33.725.822.864 47.076.306.420

Jumlah Rp 282.965.490.000 Rp 398.260.720.000

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam

satu tahun 282.965.490.000 40.280.240.000

Bagian jangka panjang Rp - Rp 357.980.480.000

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari Sumitomo Mitsui Banking Co. (dahulu The Sakura Bank, Limited), Singapura dengan jumlah maksimun $AS 7.726.419,56 pada tahun 2002 dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas SIBOR. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan pribadi dari Presiden Direktur Perusahaan. Disamping itu, keluarga Honoris harus memiliki paling sedikit 51 % saham Perusahaan yang beredar.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari The Sumitomo Trust and Banking Company, Limited, Singapura, dengan jumlah maksimum sebesar $AS 7.726.419,73 pada tahun dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas SIBOR. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan pribadi dari Presiden Direktur Perusahaan. Sesuai dengan perjanjian kredit, Perusahaan harus memenuhi antara lain, persyaratan - persyaratan (atas dasar konsolidasi untuk rasio-rasio keuangan) berikut ini pada setiap saat :

• Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan ekuitas tidak lebih dari 1,25 : 1.

(21)

• Jumlah ekuitas tidak kurang dari Rp 250 milyar.

• Perbandingan antara laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dengan jumlah beban bunga harus lebih dari 3, 5 kali.

• Keluarga Honoris harus memiliki paling sedikit 50 % saham Perusahaan yang beredar.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan PT Bank UFJ Indonesia (dahulu PT Sanwa Indonesia Bank), Jakarta, dengan jumlah maksimum $AS 1.545.283,98 dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2,375 % di atas SIBOR.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari Mizuho Corporate Bank, Limited (dahulu The Dai-Ichi Kangyo Bank, Limited), Singapura, dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas SIBOR, dengan jumlah maksimun $AS 3.863.209,95. Pinjaman ini dijamin dengan jaminan pribadi dari Presiden Direktur Perusahaan. Sesuai dengan perjanjian kredit, Perusahaan harus memenuhi antara lain, persyaratan-persyaratan berikut ini pada setiap saat:

0 Perbandingan antara jumlah kewajiban dengan ekuitas tidak lebih dari 1,25 : 1.

0 Perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek tidak kurang dari 1,25 : 1. 0 Perbandingan antara laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dengan jumlah beban bunga tidak kurang dari 3, 5 kali.

0 Keluarga Honoris harus memiliki paling sedikit 50 % saham Perusahaan yang beredar.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Limited, Jakarta (dahulu The Mitsubishi Bank, Limited, Singapura), dengan jumlah maksimum $AS 2.317.925,97 dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas SIBOR.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari UFJ Bank Limited (dahulu The Tokai Bank, Limited), Singapura, dengan jumlah maksimum $AS 1.545.283,98,- dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas SIBOR dan pinjaman ini dijamin dengan inventory Perusahaan.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari PT Daiwa Perdania Bank, Jakarta, dengan jumlah $AS 1.158.962,90 dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas SIBOR. Pinjaman ini dijamin dengan hak atas tanah dan bangunan milik Perusahaan di Jalan Rungkut Industri Raya No.21, Surabaya.

Fasilitas pinjaman diperoleh Perusahaan dari PT Bank DBS Indonesia, Jakarta, dengan jumlah maksimum $AS 1.545.283,98 dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas biaya dana bank.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dari Lehman Brothers Commercial Corporation Asia, Limited, Tokyo (dahulu The Mitsubishi Trust and Banking Corporation, Singapura), dengan jumlah maksimum $AS 3.883.209,95 dikenakan suku bunga tahunan 2,375 % di atas SIBOR.

Fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan dari UFJ Bank Limited (dahulu The Sanwa Bank, Limited), Singapura dengan jumlah maksimum sebesar $AS 1.886.000 merupakan fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan (MPrI), dan dikenakan suku bunga 2,5 % di atas SIBOR serta dijamin dengan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2000. Pada tanggal 30 Juni 2000, bank menyetujui penjadwalan kembali atas fasilitas pinjaman tersebut dengan pokok yang masih terhutang sebesar $AS 1.751.000 yang dibayar dengan cicilan mulai tanggal 15 Juli 2000 sampai dengan tanggal 15 Juni 2002 dan telah diperpanjang sampai dengan tanggal 15 Juni 2003. Jumlah yang masih harus dibayar oleh Anak perusahaan sampai dengan tanggal 15 Juni 2002 sebesar $AS 1.121.000.

Pada tanggal 5 Februari 2001, Perusahaan, seluruh Bank yang merupakan kreditur Perusahaan dan Sumitomo Mitsui Banking Co. (dahulu The Sakura Bank, Limited) Singapore yang bertindak sebagai agen fasilitas (“Facilities Agent”) dan agen penjamin (“Security Agent”) mengadakan perjanjian restrukturisasi (“Rectructuring Agreement”). Jumlah fasilitas maksimum kredit yang direstrukturisasi dan saldo hutang bank pada saat restrukturisasi sebesar $AS 34.182.000. Hutang bank tersebut dijamin dengan persediaan, hak atas tanah dan jaminan pribadi dari Presiden Direktur Perusahaan dan akan dibayar secara bulanan dengan angsuran pertama sampai kedua puluh empat masing-masing sebesar $AS 170.000,- dan sisanya $AS 30.102.000 akan dilunasi pada bulan dua puluh lima. Jika sisa tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat menbayar secara angsuran bulanan dengan angsuran kedua puluh lima sampai ketiga puluh enam masing-masing sebesar $AS 170.000 dan sisanya sebesar $AS

(22)

20

28.062.000 akan dilunasi pada bulan ketiga puluh tujuh. Jika sisa tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran ketiga puluh tujuh sampai keempat puluh delapan masing-masing sebesat $AS 270.000 dan sisanya sebesar $AS 24.822.000 akan dilunasi pada bulan keempat puluh sembilan. Jika sisa tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran keempat puluh sembilan sampai kelima puluh sembilan masing-masing $AS 300.000 dan sisanya sebesar $AS 21.522.000 akan dilunasi pada bulan keenam puluh. Pembayaran angsuran bulanan kepada masing-masing Bank dilakukan dengan secara prorata dari saldo hutang Perusahaan pada Bank yang bersangkutan. Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk antara lain :

- Mengubah kegiatan usaha Perusahaan

- Melakukan penggabungan usaha dan akuisisi atas perusahaan lain

- Menambah hutang

- Memberikan jaminan atau dukungan keuangan secara langsung dan tidak langsung

- Memberikan pinjaman secara langsung maupun tidak langsung kepada anggota Keluarga Honoris - Melakukan pembelian aktiva tetap atau pengeluaran modal di atas $AS 1.000.000 atau penjualan

aktiva tetap di atas $AS 100.000.

Disamping itu, Perusahaan harus mempertahankan rasio keuangan tertentu, di mana perbandingan antara total hutang bank sebelum ko nsolidasi terhadap total ekuitas sebelum konsolidasi tidak boleh melebihi 3 : 1.

19. MODAL SAHAM

Rincian pemegang saham adalah sebagai berikut:

2002

Jumlah Saham Persentase

Ditempatkan Pemilikan Jumlah

Pemegang Saham dan Disetor Penuh % Rp

PT Inti PutraModern 109.707.500 41,124 54.853.750.000

PT Inti Lindasihaja 15.505.500 5,812 7.752.750.000

Masyarakat 141.556.900 53,064 70.778.450.000

Jumlah 266.769.900 100,000 133.384.950.000

2001

Jumlah Saham Persentase

Ditempatkan Pemilikan Jumlah

Pemegang Saham dan Disetor Penuh % Rp

PT Inti PutraModern 109.796.000 41,157 54.898.000.000

PT Inti Lindasihaja 15.505.500 5,812 7.752.750.000

Koperasi Karyawan PT Modern

Photo Tbk 800.000 0,299 400.000.000

KUD Bontonopo 250.000 0,094 125.000.000

KUD Lakorokoci 250.000 0,094 125.000.000

KUD Lamasi 250.000 0,094 125.000.000

KUD Leppangang 250.000 0,094 125.000.000

Koperasi Pasar Pulo Gadung 154.500 0,058 77.250.000

Masyarakat 139.513..900 52,298 69.756.950.000

Jumlah 266.769.900 100,000 133.384.950.000

(23)

20. PENJUALAN BERSIH

Penjualan bersih merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:

2002 2001

Barang dagangan dan jasa

Produk fotografi Rp 547.719.604.399 Rp 606.213.554.538

Produk electronic dan magnetic 132.415.802.866 207.009.816.356

Telekomunikasi 131.940.271.077 79.798.336.801

Produk industrial 33.748.824.097 31.772.247.052

Lain-lain 37.151.259.493 21.104.763.910

Jasa perbaikan dan perakitan 3.923.868.046 8.641.794.803

Jumlah Rp 886.899.629.978 Rp 954.540.513.460

Jumlah penjualan tersebut di atas termasuk penjualan ekspor dan jasa kepada pihak luar negeri masing-masing sejumlah Rp 298.679.737.934 dan Rp 453.416.850.385 untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2002 dan 2001.

21. BEBAN POKOK PENJUALAN

Beban pokok penjualan terdiri dari:

2002 2001

Barang dagangan dan jasa

Produk fotografi Rp 455.375.910.261 Rp 491.433.818.119

Produk electronic dan magnetic 121.768.792.049 185.953.282.123

Telekomunikasi 126.448.486.811 75.162.592.538

Produk industrial 26.722.528.573 24.667.614.348

Lain-lain 31.777.919.710 17.350.386.777

Jasa perbaikan dan perakitan 1.587.267.015 6.013.624.079

Jumlah Rp 763.680.904.419 Rp 800.581.317.984

22. BEBAN USAHA

a. Beban penjualan terutama terdiri dari iklan dan promosi, gaji, upah dan kesejahteraan karyawan, sewa, penyusutan, pengepakan dan pengiriman barang, perjalanan dan transportasi, dan pemeliharaan dan perbaikan.

b. Beban umum dan administrasi terutama terdiri dari gaji, upah dan kesejahteraan karyawan, penyusutan, pemakaian listrik, air, telepon dan faksimili, jasa profesional, perjalanan dan transportasi, sumbangan dan representasi, dan pemeliharaan dan perbaikan.

23. INFORMASI SEGMEN USAHA

Perusahaan bergerak dalam bidang usaha distributor produk-produk fotografi, grafika, elektronika dan lainnya, sedangkan Anak perusahaan bergerak dalam bidang usaha produsen dan eksportir kamera, radio stereo mobil dan alat musik, produsen film dan kertas foto, perdagangan eceran produk-produk fotografi dan elektronika serta jasa cuci cetak foto.

Kegiatan Perusahaan dan Anak perusahaan di luar industri fotografi tidak material, sehingga tidak disajikan sebagai informasi segmen usaha.

(24)

22

24. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING

a. Sejak tahun 1971, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji di Indonesia diberikan izin untuk menjual, memasarkan atau mendistribusikan dan melakukan jasa perbaikan atas peralatan fotografi, produk peka cahaya lainnya dan produk-produk lain dari Fuji. Fuji juga memberikan wewenang dan izin kepada Perusahaan untuk menggunakan semua merk dagang terdaftar yang sekarang atau dikemudian hari dimiliki oleh Fuji. Perjanjian distributor ini telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2003. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan apabila terdapat perubahan manajemen atau kepemilikan Perusahaan yang signifikan, harus segera segera diberitahukan kepada Fuji. Dalam hal tersebut, Fuji akan segera mengakhiri perjanjian tersebut dengan mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Perusahaan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak Fuji mengetahui perubahan tersebut.

b. Pada tanggal 1 April 1999, satu Anak perusahaan mengadakan perjanjian komisi dengan PT Mitsui Indonesia (MI) (dahulu PT Mitsui Export Indonesia) sehubungan dengan produk audio mobil (car audio products) yang dirakit dan disediakan oleh Anak perusahaan ke pabrik domestik, melalui agen penjualan audio mobil pioneer di Indonesia (untuk selanjutnya disebut “agen”). MI dan Mitsui, sesuai dengan permintaan Anak perusahaan memberikan informasi penting sehubungan dengan promosi penjualan oleh Pioneer Electronics Asiacentre PTE, Ltd., Singapura. Sebagai imbalan, Anak perusahaan harus membayar kepada MEI suatu biaya sebesar $AS 0,50 per unit aktual produk yang dikirim kepada agen. Perjanjian ini berakhir tanggal 31 Maret 2000 dan dengan sendirinya akan diperpanjang untuk periode satu tahun berikutnya, kecuali ada pemberitahuan secara tertulis tidak lebih dari 6 bulan sebelum perjanjian ini berakhir.

Pada tanggal 25 Oktober 2000, Anak perusahaan juga mengadakan perjanjian dengan Mitsui dimana Mitsui sesuai dengan permintaan Anak perusahaan memberikan informasi penting sehubungan dengan proyek perakitan audio mobil antara Anak perusahaan dengan PEA, terutama strategi PEA sehingga Anak perusahaan dapat membuat perencanaan masa depan atas proyek tersebut. Sebagai imbalan, Anak perusahaan dapat membayar biaya jasa kepada Mitsui sebesar $AS 0,1 per unit actual yang dirakit dan diekspor oleh Anak perusahaan. Perjanjian ini telah berakhir pada bulan Oktober 2001

c. Pada tanggal 1 Agustus 1990, Perusahaan ditunjuk sebagai distributor tunggal oleh Itotec Co., Ltd., Jepang, untuk mesin pemotong kertas di Indonesia. Penunjukan distributor ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini.

d. Pada tanggal 1 Agustus 1990, Perusahaan ditunjuk sebagai distributor oleh Kasei Optonix, Ltd., Jepang, untuk “Kyokko X-Ray products” (peralatan tambahan X-Ray) di Indonesia. Penunjukan distributor ini telah diperpanjang dan telah berakhir pada bulan Maret 2000.

e. Pada tanggal 8 Agustus 1990, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Hunt Photographic Chemicals Pte. Ltd., Singapura (Fuji Hunt), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji Hunt di Indonesia diberikan izin untuk menjual bahan kimia untuk cuci cetak foto. Perjanjian distributor ini berakhir pada tanggal 30 April 2001 dan diperpanjang secara otomatis, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut..

f. Pada tanggal 1 April 1999, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapore,(Ricoh) , dimana perusahaan Perusahaan sebagai distributor tunggal Ricoh di Indonesia diberikan izin untuk menjual mesin fotocopy, printer, scanner, mesin fax beserta suku cadang Ricoh. Perjanjian distributor ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2001. Sampai tanggal 25 April 2002, perjanjian ini masih dalam proses perpanjangan.

g. Sejak tanggal 1 Februari 1978, satu Anak perusahaan mengadakan perjanjian dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), dimana Anak perusahaan tersebut diberikan izin untuk membeli film dan kertas foto dalam bentuk “master roll”, memprosesnya sesuai dengan teknologi dan menggunakan merek dagang “Fuji” serta menjualnya kepada Perusahaan untuk pasar lokal. Perjanjian ini telah diperpanjang dan akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Selain itu, Anak perusahaan juga diberi izin untuk

(25)

memproduksi pembungkus film dengan menggunakan teknologi Fuji. Anak perusahaan harus membayar royalty kepada Fuji untuk setiap pembungkus film yang diproduksi sebesar Yen 0,4.

h. Satu Anak perusahaan mempunyai hak untuk memproduksi kamera di Indonesia dengan menggunakan merek dagang “Fuji” dan menjualnya kepada Perusahaan selaku distributor. Sebagai imbalan atas hak yang diberikan kepada Anak perusahaan tersebut oleh Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), Anak perusahaan harus membayar kepada Fuji suatu royalti untuk setiap kamera yang diproduksi dan dijual untuk pasar lokal sebesar 6 % dari harga jual bersih.. Royalti yang dibebankan pada operasi berjumlah Rp 361.736.703 dan Rp 468.322.109 masing-masing untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2002 dan 2001. Perjanjian ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini.

Pada tanggal 1 Juli 2000, Anak perusahaan juga mengadakan perjanjian usaha kamera Fuji dengan Fuji Photo Films Co., Ltd., Jepang (Fuji), Fuji Photo Optical Co., Ltd., Jepang (FPO) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui), dimana Anak perusahaan telah ditunjuk oleh FPO untuk memproduksi, merakit dan menjual kepada FPO alat2 optik (optical instruments) melalui Mitsui dan Perusahaan di bawah bantuan teknis dan keahlian dari Fuji dan FPO.

Anak perusahaan harus membayar kepada Fuji suatu royalty untuk setiap produk yang dijual melalui Perusahaan sebesar 6 % dari harga jual bersih atau 3 % dari harga jual bersih apabila produk tersebut dikembangkan oleh Anak perusahaan dengan menggunakan merek dagang Fuji. Perjanjian ini telah berakhir pada tanngal 30 September 2001 dan diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian.

i. Pada tanggal 26 Nopember 1993, satu Anak perusahaan mengadakan perjanjian perakitan dengan Pioneer Electronic Corporation, Jepang, Pioneer Electronics Asiacentre Pte. Ltd., Singapura, (bersama-sama disebut “Pioneer”) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang, dimana Anak Perusahaan tersebut akan merakit produk audio mobil (car audio products) dan mengirimkannya ke Pioneer melalui Mitsui. Sebagai imbalan, Anak perusahaan akan menerima jasa perakitan dari Mitsui sesuai dengan kesepakatan para pihak.. Perjanjian ini berakhir pada tanggal 31 Maret 1997,dan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Mulai tahun 1997, Anak Perusahaan tersebut tidak hanya melakukan perakitan, tetapi membeli suku cadang dan memproduksi audio mobil tersebut serta menjualnya kembali kepada Mitsui.

Pada tanggal 1 September 1997, satu Anak perusahaan mengadakan perjanjian lisensi dengan Pioneer Electronic Corporation, Jepang (PEC) dimana Anak perusahaan akan memperoleh suatu lisensi untuk penggunaan teknologi tertentu, pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk merakit, memproduksi dan menjual produk elektronik mobil tertentu. Sebagai imbalan, Anak perusahaan harus membayar kepada PEC suatu royalty sebesar 5 % dari harga bersih untuk setiap produk yang diproduksi. Anak perusahaan juga harus membayar suatu hak paten sebesar $AS 0,20 per unit kepada pemegang lisensi pihak ketiga untuk paten yang digunakan. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 1999 dan telah diperpanjang secara otomatis setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian tersebut tidak lebih dari 90 hari sebelum perjanjian ini berakhir.

Pada tanggal 1 April 1999, Anak perusahaan juga mengadakan perjanjian dengan PEA, dimana PEA setuju untuk memberikan panduan dan bantuan untuk merakit, memproduksi dan memperbaiki produk elektronik mobil untuk dijual di Indonesia. Sebagai imbalan, Anak perusahaan membayar biaya teknis sebesar 5 % dari harga jual bersih. Mulai tanggal 1 April 2000, biaya teknis yang dibebankan kepada Anak perusahaan berubah menjadi 2,5 % dari harga jual bersih. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2000 dan diperpanjang secara otomatis untuk periode satu tahun berikutnya sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 90 hari sebelum perjanjian ini berakhir.

j. Pada tanggal 19 Januari 1996, satu Anak perusahaan mengadakan perjanjian perakitan dengan Kawai Musical Instruments Mfg, Co., Ltd., Jepang (“Kawai”) dan Mitsui & Co., Ltd, Jepang (“Mitsui”), dimana Anak perusahaan tersebut akan merakit produk alat musik dan mengirimkannya ke Kawai melalui Mitsui. Perjanjian ini akan berakhir pada tahun 2000.

(26)

24

Pada tanggal 1 November 2000, satu Anak perusahaan mengadakan perjanjian dengan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) dimana Anak perusahaan telah ditunjuk oleh Mitsui dan Showa Aircraft Industry Co., Ltd., Jepang (Showa) sebagai pabrikan untuk memproduksi, merakit dan menjual kepada Mitsui dan designeenya seperti produk “honeycomb” berdasarkan design dan spesifikasi dasar Showa. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 1 Agustus 2003 dan diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

Pada tanggal 1 Februari 2001, satu Anak perusahaan menadakan perjanjian dasar dengan Kawai Musical Instruments Mfg, Co., Ltd., Jepang (kawai) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) dimana Anak perusahaan akan merakit piano digital dan keyboard piano digital serta menjualnya kembali kepada Kawai melalui Mitsui. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 maret 2004. Sebagai imbalan, Anak perusahaan akan menerima jasa perakitan dari Mitsui sesuai dengan kesepakatan para pihak.

Berdasarkan surat No. JKEBB-002TN033IF tanggal 31 Maret 1999 dari PT Mitsui Export Indonesia, Anak perusahaan setuju untuk membayar suatu royalti sebesar 12,5 % per unit Keyboard dan 20 % per unit keyboard dan 20% per unit piano digital yang dijual dipasar lokal.

Pada tanggal 1 Maret 2001, Anak perusahaan mengadakan perjanjian komisi dengan PT Mitsui Indonesia (MI) (dahulu PT Mitsui Export Indonesia) sehubungan dengan produk piano digital dan keyboard yang dirakit oleh Anak perusahaan untuk Mitsui & Co., Ltd., Jepang, dimana MI memberikan informasi penting sehubungan dengan produk yang diekspor oleh anak perusahaan.. Perjanjian ini berlaku satu tahun sejak ditandatangani dan akan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 3 bulan sebelum perjanjian ini berakhir.

25. DANA PENSIUN

Perusahaan dan Anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap, yang diadministrasikan oleh Dana Pensiun The Modern Group. Iuran-iuran untuk dana pensiun ini dihitung berdasarkan suatu presentase tertentu dari gaji pokok karyawan dan tunjangan tertentu lainnya. Sebagian dari jumlah iuran tersebut dibayar oleh karyawan sedangkan selebihnya dibayar oleh Perusahaan dan Anak perusahaan.

26. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

2002 2001 AKTIVA US $ 5.696.787,08 7.446.189,03 YEN 568.192.531,13 991.429.765,51 KEWAJIBAN US $ 45.329.616,36 57.628.861,85 YEN 1.350.887.504,93 2.424.424.348,64 SIN $ 654.568,35 824.814,62

27. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

Tidak ada hal yang signifikan yang terjadi setelah tanggal neraca.

28. REKLASIFIKASI AKUN

Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2001 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2002.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Bagi calon mahasiswa baru yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku akan digugurkan3. Hal-hal yang belum jelas dapat ditanyakan di sekretariat penerimaan mahasiswa

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas maka direncanakan pabrik bioetanol yang akan mulai produksi pada tahun 2015 dengan kapasitas 1 liter/hari (340 liter/tahun)

PT Pertamina EP belum pernah membuat kajian tentang pengelolaan gas ikutan pada lapangan minyak, sehingga srategi konversi gas ikutan yang berwawasan lingkungan dan model

BARAT  APOTIK  PUTRA RAMA  FARMA 2 APT  JL. RAYA CIMAREME‐BATUJAJAR NO.25  A  PADALARANG  JAWA  BARAT  TOKO  OBAT  SYIFA TO  RUKO PADALARANG BELAKANG 

BSC : Base Station Controller BTS : Base Transceiver Station BWA : Broadband Wireless Access CATV : Community Access Television CDMA : Code Division Multiple Access CPE

apabila Emiten atau Perusahaan Publik mengetahui Informasi atau Fakta Material tersebut diketahui oleh Pihak lain pada hari kerja, Emiten atau Perusahaan Publik

1) Keluarga sejahtera dan Keluarga prasejahtera ikut secara aktif melakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan dalam bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan

Pada menu mengerjakan kuis menulis aksara Jepang, sistem akan menampilkan soal berdasarkan jenis aksara yang telah dipilih pada halaman konfigurasi kuis. Di bawah