• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN: Abstrak. Kata kunci : Kecemasan, pre operasi, tehnik lima jari. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN: Abstrak. Kata kunci : Kecemasan, pre operasi, tehnik lima jari. Abstract"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Tehnik Lima Jari Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi

Di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Feranema Widyanti

1

Ice Yulia Wardani

1

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Kampus FIK UI, Jl. Prof. Bahder Djohan Depok, Jawa Barat – 16424

E-mail: [email protected]

,

[email protected]

 

Abstrak

Kecemasan pada setiap individu yang akan dilakukan tindakan operasi dapat dilihat dengan adanya rasa takut yang biasanya diekspresikan secara langsung. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah tehnik lima jari, yang merupakan bagian dari reduksi stres. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari tehnik lima jari terhadap ansietas pasien pre op di RSUD dr. Soedarso Pontianak.

Penelitian ini adalah desain Quasy Eksperimen. Sampel ditentukan dengan metode accidental sampling sebanyak 35 responden intervensi dan 35 responden kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan instrument kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale. Analisis dilakukan dengan analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square.

Hasil penelitian rata-rata usia responden adalah 39 tahun dengan usia termuda adalah 18 tahun dan usia tertua usia 83 tahun. Pendidikan terbanyak adalah SD (42,9%). Ada perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah mendapatkan tehnik lima jari (p value < α 0,05). Terdapat perbedaan yang bermakna tingkat kecemasan sesudah diberikan tehnik lima jari antara kelompok yang mendapatkan tehnik lima jari dengan kelompok yang tidak mendapatkan tehnik lima jari (p value < α 0,05). Kata kunci : Kecemasan, pre operasi, tehnik lima jari.

Abstract

Anxiety in individuals who will do surgery can be seen by expressing the fear that is usually expressed directly, the individual will repeatedly ask the question, despite being given an explanation of the surgical procedure to be performed. One of the nursing interventions that can be done is five finger technique, which is part of the self hypnosis stress reduction. The purpose of this study to determine the effect of the five-finger technique to level of anxiety in pre operation patient at dr. Soedarso Pontianak in West Kalimantan.

This study was used quasy experiment design. Samples was determined by accidental sampling method by 35 respondents 35 respondents intervention and control groups. Data collected by anxiety instrument Hamilton Anxiety Rating Scale. Analyses were performed with univariate and bivariate analysis using chi square test.

The finding was revealed mean age of respondents was 39 years with the youngest age is 18 years old and the oldest 83 years of age. Most are elementary education (42.9%). There was significant differences in the level of anxiety in the intervention group before and after getting five finger technique (p value <α 0,05). There was significant difference in anxiety levels after technical awarded five finger between the group receiving five finger technique with a group that does not get a five-finger technique (p value <α 0,05).

Five-finger technique can be used to manage patients who experience anxiety in patients preoperatively. Keywords: Anxiety, pe operation, five-finger technique

PENDAHULUAN:

Kecemasan merupakan perasaan khawatiran yang tidak jelas yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang

spesifik (Stuart, 2006). Kecemasan pada setiap individu yang akan dilakukan tindakan

pembedahan dapat dilihat dengan

mengungkapkan adanya rasa takut yang biasanya diekspresikan secara langsung,

(2)

individu akan berulang kali mengajukan pertanyaan walaupun sudah diberikan penjelasan mengenai prosedur operasi yang akan dilakukan.

Respon psikologis karena tindakan pembedahan dapat berkisar cemas ringan, sedang, berat sampai panik tergantung masing-masing individu. Beberapa individu terkadang tidak mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi disharmoni dalam tubuh. Pada pasien pre operasi apabila mengalami tingkat kecemasan tinggi, maka itu merupakan respon maladaptif yang dapat meyebabkan terganggunya fungsi fisiologis, dan mengganggu konsentrasi (Hawari, 2001). Kecemasan berlebih yang terjadi jika sistem kardiovaskuler tidak mampu mengalirkan darah keseluruh tubuh dengan jumlah yang memadai, maka pada umunya dapat disertai dengan peredaran darah yang buruk dan gangguan perfusi organ vital, seperti jantung dan otak. Hal ini akan berakibat buruk terhadap kesehatan, karena apabila tidak segera di atasi akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan pasien baik secara fisik maupun psikis sebelum dilakukannya tindakan operasi (Efendy, 2005).

Kini telah banyak dikembangkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi kecemasan. Cara-cara tersebut, antara lain relaksasi progresif, relaksasi pernafasan, meditasi, visualisasi dan hipnose diri sendiri. Dimana intervensi keperawatan tersebut bertujuan untuk memberikan perasaan nyaman dan rileks pada pasien serta dapat mengurangi

rasa ketakutan dan kecemasan pasien terutama pada pasien-pasien yang akan menjalani tindakan operasi (Davis, et al; 1995)

Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah tehnik lima jari, yang merupakan bagian dari reduksi stres hipnose diri sendiri.Tehnik lima jari adalah proses yang menggunakan kekukatan pikiran dengan menggerakan tubuh untuk menyembuhkan diri dan memelihara kesehatan atau rileks melalui komunikasi dalam tubuh melibatkan semua indra meliputi sentuhan, penciuman, penglihatan, pendengaran (Davis, et al; 1995). Tehnik ini bermanfaat dalam penanganan kecemasan pada pasien karena dengan imajinasi terbimbing maka akan membentuk bayangan yang akan diterima sebagai rangsangan oleh berbagai indra maka dengan membayangkan sesuatu yang indah perasaan akan merasa tenang. Ketegangan otot dan ketidaknyamanan akan dikeluarkan makan akan menyebabkan tubuh menjadi rileks dan nyaman (Smeltzer & Bare, 2002).

Penelitian yang akan dilakukan ini memfokuskan pada tehnik lima jari yang diharapkan dapat mengurangi kecemasan yang klien rasakan pada saat persiapan operasi. Dimana tehnik lima jari ini merupakan salah satu terapi cognitif behavior therapic system (CBTS), efektif untuk mengurangi kecemasan dengan sedikit efek samping dan mempunyai banyak manfaat dikenal dan dikembangkan dalam dunia keperawatan positif pada pasien-pasien yang menjalani pembedahan (Christie, 2000). Tehnik lima jari ini cocok digunakan hanya pada kecemasan ringan sampai sedang (Davis, et al; 1995). Relaksasi lima jari dapat

(3)

menurunkan keletihan fisik maupun mental pada ibu post partum. Tehnik lima jari dapat juga memperlancar sistem pernafasan dan menurunkan tekanan darah (Pradani, 2009). METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen. Tehnik lima jari diberikan pada pasien pre operasi ini dengan memberikan bimbingan imajinasi tentang hal–hal yang paling disukai, tentang orang yang dicintai, tentang penghargaan yang pernah didapat, dan bayangkan tentang tempat yang menyenangkan dan seolah-olah berada ditempat tersebut dengan latar belakang musik yang bertujuan untuk menghasilkan keadaan santai dan menghilangkan rasa cemas pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tehnik lima jari terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi yang dirawat diruang perawatan bedah di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat. Waktu pelaksanaan akan dilakukan pada bulan Mei s/d Juni 2013. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien pre operasi baik yang terencana maupun yang cito operasi yang dibawa ke RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak sejumlah 250 pasien. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Penelitian ini menggunakan analisis data univariat dan analisis bivariat.

HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden

a. Pendidikan

Berdasarkan uraian hasil analisis karakteristik pada diagram tersebut diketahui bahwa sebagian besar berpendidikan SD 30 orang (42,9%). b. Pengalaman operasi

Berdasarkan uraian hasil analisis karakteristik pada diagram tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden pernah menjalani operasi 53 reponden (75,7%).

c. Jenis operasi

Berdasarkan uraian hasil analisis karakteristik pada diagram tersebut diketahui bahwa sebagian besar jenis operasi saat ini adalah operasi besar 49 responden (70,0%). 5   30   10   18   7   Pendidikan  

Tidak  sekolah     SD   SMP   SMA   PT  

7   28   Pengalaman  Operasi   Tidak   Pernah   26   9   Jenis  Operasi   Besar   Kecil  

(4)

2. Analisis Univariat

a. Distribusi kecemasan pasien preoperasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Tabel 1

Distribusi kecemasan pasien pre operasi pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol sebelum diberikan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso

Pontianak Kalimantan Barat Tahun 2013 (n = 70) Variabel Kelompok Intervensi (n=35) Kelompok Kontrol (n=35) N % N % Kecemasan Sebelum a. Ringan b. Sedang 16 19 45,7 54,3 12 23 34,3 65,7

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa tingkat kecemasan sebelum dilakukan tehnik lima jari pada kelompok intervensi sebagian besar adalah kecemasan sedang sebanyak 19

responden (54,3%). Tingkat

kecemasan pada kelompok kontrol sebelum kelompok intervensi dilakukan tehnik lima jari sebagian besar adalah kecemasan sedang sebanyak 23 responden (65,7%). b. Distribusi kecemasan pasien

preoperasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Tabel 2

Distribusi kecemasan pasien pre operasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat Tahun

2013 (n = 70) Variabel Kelompok Intervensi (n=35) Kelompok Kontrol (n=35) N % N % Kecemasan Sesudah a. Ringan b. Sedang 31 4 88,6 11,4 22 13 62,9 37,1

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa tingkat kecemasan sesudah dilakukan tehnik lima jari pada kelompok intervensi sebagian besar adalah kecemasan ringan sebanyak 31

responden (88,6%). Tingkat

kecemasan pada kelompok kontrol sesudah kelompok intervensi dilakukan tehnik lima jari sebagian besar adalah kecemasan ringan sebanyak 22 responden (62,9%). 3. Analisis Bivariat

a. Analisis kecemasan pasien pre operasi di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Tabel 3

Analisis kecemasan pasien pre operasi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Sebelum dilakukan

tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat Tahun

2013 (n = 70) Variabel Kelompok Intervensi (n=35) Kelompok Kontrol (n=35) p Value N % N % Kecemasan

(5)

Sebelum a. Ringan

b. Sedang 16 19 45,7 54,3 12 23 34,3 65,7 0,464

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan hasil analisis uji statistik kesetaraan karakteristik berdasarkan kecemasan sebelum dilakukan tehnik lima jari didapatkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok yang mendapatkan tehnik lima jari dengan kelompok yang tidak mendapatkan tehnik lima jari. Hasil analisis uji statistik tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki kesetaraan tingkat kecemasan atau homogen (p value ≥ α 0,05).

b. Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi pada Kelompok Intervensi Sebelum dan sesudah dilakukan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Tabel 4

Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan tehnik

lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat Tahun

2013 (n = 70) Kecemasan sebelum Kecemasan sesudah Total OR P Ringan Sedang n % n % n % Ringan 12 75,0 4 25,0 16 100,0 0,750 0,035 Sedang 19 100,0 0 0,0 19 100,0 Jumlah 31 88,6 4 11,4 35 100,0

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan hasil analisis bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna

pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah mendapatkan tehnik lima jari. Hasil analisis uji statistik tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki perbedaan (p value < α 0,05). Hasil analisis didapatkan nilai OR 0,75, artinya bahwa responden dengan kecemasan sedang memiliki peluang sebesar 0,75 kali untuk dapat melakukan tehnik 5 jari dibandingkan dengan responden yang mengalami kecemasan ringan.

c. Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Tabel 5

Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan tehnik

lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat Tahun

2013 (n = 70)

Kecemasan sebelum

Kecemasan sesudah Total OR P

Ringan Sedang

n % N % N % O,292  

Ringan 6 50,0 6 50,0 12 100,0 0,438

Sedang 16 69,6 7 30,4 23 100,0    

Jumlah 22 62,9 13 37,1 35 100,0    

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan hasil analisis bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah kelompok intervensi mendapatkan tehnik lima jari. Hasil analisis uji statistik tersebut

(6)

menunjukkan bahwa kedua kelompok tidak memiliki perbedaan (p value > α 0,05).

d. Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi sesudah diberikan tehnik lima jari antara kelompok yang mendapat dan tidak mendapat tehnik lima jari di RSUD dr Soedarso Pontianak Kalimantan Barat Tahun 2013 (n = 70)

Tabel 6

Perbedaan kecemasan pasien pre operasi sesudah diberikan tehnik lima

jari antara kelompok yang mendapat dan tidak mendapat tehnik lima jari di

RSUD dr Soedarso Pontianak Kalimantan Barat Tahun 2013 (n = 70)

Kelompok Ringan Sedang OR P

f % F % Intervensi Kontrol 31 22 88,6 62,9 4 13 11,4 37,1 0,21 0,026 Jumlah

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan hasil analisis perbedaan kecemasan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi sesudah kelompok intervensi dilakukan tehnik lima jari didapatkan terdapat perbedaan yang bermakna tingkat kecemasan sesudah diberikan tehnik lima jari antara kelompok yang mendapatkan tehnik lima jari dengan kelompok yang tidak mendapatkan tehnik lima jari. Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna tingkat kecemasan pada kelompok yang mendapatkan

tehnik 5 jari dengan kelompok yang tidak mendapatkan tehnik 5 jari (p value < α 0,05). Pasien yang mendapatkan tehnik 5 jari berpeluang menurunkan kecemasan sebesar 0,21 kali dibandingkan pasien yang tidak mendapatkan tehnik 5 jari.

PEMBAHASAN

1. Karakteristik responden

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rodrigues (2010) yang

menyatakan bahwa usia tidak

mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien yang dirawat. Hasil ini mungkin dikarenakan bahwa berapapun usia pasien, memiliki peluang mengalami kecemasan menghadapi kondisi yang dialami. Penelitian ini dilakukan pada pasien yang akan dilakukan operasi secara umum, sehingga apabila didapatkan jumlah responden terbanyak adalah perempuan, hanya semata-mata karena kebetulan, tidak ada maksud dan tujuan tertentu pada pemilihan responden berdasarkan jenis kelamin.

Berdasarkan penelitian dari Rodrigues (2010) dalam studi tingkat kecemasan pasien menunjukkan bahwa tingkat kecemasan pada pasien perempuan lebih tinggi daripada pasien laki-laki. Pasien perempuan mengalami berbagai tuntutan peran, baik di dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan kerjanya sendiri.

Menurut Robin (2001) bahwa kemampuan intelektual memainkan peran dalam menerima informasi yang rumit karena

(7)

menuntut penterjemahan informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang maka meningkat juga kemampuan intelektual, kreativitas dan aplikasi dalam menerima pelayanan serta menghadapi kondisi yang ada akan semakin optimal sehingga tingkat kecemasannya berkurang karena tidak mengalami banyak kesulitan. Jenis operasi saat ini yang akan dilakukan kepada pasien merupakan kondisi yang akan dihadapi yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.

2. Kecemasan pasien preoperasi pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Sebelum diberikan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Menurut Stuart (2009) kecemasan dapat terjadi akibat adanya ancaman terhadap

integritas sesorang meliputi

ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari serta ancaman terhadap sistem dari seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi. Ancaman tersebut pada pasien preoperasi merupakan adanya kondisi penyakit serta persepsi yang akan terjadi setelah dilakukan operasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (2013) yang didapatkan bahwa kecemasan sebelum dilakukan intervensi pada kelompok kontrol paling banyak adalah cemas berat yaitu sebanyak 36 responden (94,7%),

sedangkan kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,3%). Kecemasan pada kelompok intervensi sebelum dilakukan orientasi pra bedah pada kelompok intervensi paling banyak adalah cemas berat yaitu sebanyak 36 responden (94,7%), sedangkan kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,3%). Kecemasan pada pasien preoperasi terjadi karena pasien memikirkan operasi dan akibat yang akan terjadi setelah operasi. Ketidaktahuan pasien terhadap proses yang akan dijalani tersebut menjadikan pasien selalu memikirkan kondisinya. Sebagian besar pasien menanyakan tentang prosedur operasi dan prosedur pembiusan yang akan didapatkan selama menjalani operasi tersebut.

Kecenderungan bahwa pasien-pasien merasakan kecemasan karena sulit beradaptasi dengan prosedur yang akan dihadapi karena tidak memiliki informasi yang mencukupi. Selain itu kondisi di rumah sakit memerlukan kemampuan beradaptasi karena harus berkumpul dengan orang-orang yang sakit, berpisah dengan keluarga/teman-teman/orang terdekat. Emosi terhadap kondisi penyakit masih sulit dikendalikan yang menyebabkan penerimaan terhadap lingkungan rumah sakit dan penyakitnya masih kurang sehingga mudah emosi dan khawatir/cemas.

3. Kecemasan pasien preoperasi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan tehnik lima jari

(8)

di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Reduksi cemas dengan cara hipnose ini akan membawa seseorang dalam keadaan tidak sadar dan menikmati khasiat terapeutik dan harus melukai individu tersebut. Selain itu, individu akan memperoleh pengendalian emosi yang meningkat dan akan fokus terhadap arahan terapeutiknya. relaksasi dan ketenagaan akan dirasakan bersamaan dengan konsentrasi yang tajam dan kegiatan mental intensif.

Relaksasi serta ketenangan yang dirasakan bersama dengan konsentrasi yang tajam dan sugesti positif. Ketegangan dan rangsangan rangsangan fisiologis berkurang. Sehingga individu mampu mengaplikasikan pikiran dan perasaan untuk menurunkan kecemasan (Davis, et al.,1995; Clark, 2004).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (2012) yang meneliti perbedaan kecemasan pada pasien preoperasi setelah dilakukan orientasi prosedur operasi, didapatkan terdapat perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan prosedur orientasi operasi.

Kecemasan pasien setelah diberikan tehnik lima jari menyebabkan pasien memiliki pengetahuan yang cukup terhadap proses untuk mengatasi kecemasannya. Pengetahuan terhadap operasi tersebut dapat menurunkan kecemasan yang dialami oleh pasien karena pasien tidak lagi memikirkan akibat yang sebelumnya

selalu dipikirkannya. Proses penerimaan informasi telah merubah kondisi psikologis klien.

Kecemasan pada pasien yang tidak dilakukan tehnik lima jari tetap dialami oleh pasien, karena pasien tidak diberikan pengetahuan yang mencukupi terhadap kecemasan yang dirasakan. Pasien preoperasi selama menunggu waktu operasi di rumah sakit hanya diberikan informasi mengenai puasa, cukur rambut serta pemberian obat-obatan sebelum dilakukan orerasi yang tidak disertai dengan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan operasi yang akan dijalani, sehingga pada responden ini kecemasan sebagian besar masih berada pada kecemasan berat.

4. Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Pasien yang memperoleh tehnik lima jari pada umumnya kecemasannya menurun, hal ini disebabkan karena pasien sudah diberikan pemahaman terhadap cara mengatasi kecemasan yang dialaminya. Pasien yang mendapatkan intervensi tehnik lima jari seluruhnya mengalami penurunan kecemasan.

Davis, Eshelman, Mckay (1995) mengemukakan beberapa manfaat dari hipnose diri sendiri tehnik lima jari antara lain kemampuan menghasilkan mati rasa pada setiap bagian tubuh, kemampuan

(9)

memberi sugesti setelah hipnose untuk memperbaiki masalah tidur, koping, pengendalian gejala nyeri, kontrol beberapa fungsi organik seperti perdarahan, denyut jantung, kemunduran umur sebagian: pengalaman kembali mengenang sesuatu yang telah lama berlalu, sebagaimana hal itu terjadi, dengan menggunakan kelima panca indera untuk membuat bunyi, bau, penampilan, dan sebagian hidupnya kembali. Kenangan yang muncul biasanya bukan sesuatu yang ada dipikiran sadar karena hal tersebut merupakan hal yang telah dilupakan, atau tenggelam karena menyakitkan. Kemampuan konsentrasi yang tidak normal (kapasitas belajar dan memngingat yang sangat rinci). Penyimpangan waktu: kemampuan memadatkan isi pikiran yang banyak dan mengingatnya dalam waktu yang singkat.

5. Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan tehnik lima jari di RSUD dr. Soedarso Pontianak Kalimantan Barat

Responden yang tidak diberikan tehnik lima jari, kecemasannya tidak berubah menjadi lebih ringan. Hal ini dikarenakan semakin hari pasien semakin memikirkan terhadap kondisi serta perkembangan terhadap penyakitnya ditambah dengan tidak mendapatkan pengetahuan tentang hal-hal yang akan dilakukan terhadapnya selama operasi. Pasien juga berada dalam keadaan ketakutan dan bingung terhadap

keadaan sakit yang di alaminya tanpa informsi serta tingkat pengetahuan yang kurang tentang keadaan sakit yang dialaminya (Wibisono, 2010).

Pada umumnya pasien atau keluarga pengetahuan akan kesehatan sangat minim sehinga apabila mengalami kondisi sakit yang disebabkan karena kecelakaan atau bukan sebelumnya mempunyai gambaran yang menakutkan akan kondisi yang di alaminya takut akan kematian, kecacatan serta biaya kesehatan yang akan dikeluarkan. Disamping situasi dan lingkungan yang asing dan faktor ketidak berdayaan serta kurangnya penerimaan diri pasien terhadap penyakit yang dideritanya menjadi faktor psikologis yang mampu mengarahkan pasien pada tingkat kecemasan. Kondisi kecemasan yang dialami pasien ini membutuhkan dukungan dan perhatian dari orang-orang yang ada disekitarnya termasuk perawat dan dokter (Smeltzer & Bare, 2002). Dalam hal ini peran keluarga serta informasi kesehatan dari tenaga medis sangat diperlukan oleh pasien untuk mengurangi kecemasan .

6. Analisis perbedaan kecemasan pasien pre operasi sesudah diberikan tehnik lima jari antara kelompok yang mendapat dan tidak mendapat tehnik lima jari di RSUD dr Soedarso Pontianak Kalimantan Barat Tahun 2013

Hasil temuan pada penelitian ini sejalan dengan penelitian Sawitri (2008) dengan judul pengaruh pemberian informasi

(10)

prabedah terhadap tingkat kecemasan pada pasien di RSU Kustati didapatkan nilai p value 0,000 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pemberian informasi pra bedah terhadap tingkat kecemasan pada pasien. Operasi merupakan stressor yang dapat menimbulkan kecemasan psikologis dan fisik. Pada pasien pre operasi cemas yang terjadi karena pasien tidak tahu bagaimana cara memanagemen kecemasannya. Hal ini didukung oleh Ramaimah (2003) yaitu kecemasan seseorang dibagi menjadi empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola dasar yang menunjukan reaksi rasa cemas yaitu lingkungan, emosi yang ditekan, sebab-sebab fisik, dan keturunan.

Operasi merupakan stressor yang dapat menimbulkan kecemasan psikologis dan fisik. Pada pasien pre operasi cemas yang terjadi karena pasien tidak dapat mengekspresikan sesuatu yang tidak dapat diketahui dan antisipasi pada sesuatu yang tidak di kenal. Hal ini didukung oleh Ramaimah (2003) yaitu kecemasan seseorang dibagi menjadi empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola dasar yang menunjukan reaksi rasa cemas yaitu lingkungan, emosi yang ditekan, sebab-sebab fisik, dan keturunan. Lingkungan perawatan dapat memicu meningkatnya cemas pada pasien.

KESIMPULAN

Tehnik lima jari dapat digunakan untuk mengelola pasien yang mengalami kecemasan

pada pasien preoperasi. Setelah mendapatkan latihan tehnik lima jari, dapat digunakan secara mandiri sebagai upaya mengatasi kecemasannya. Dilakukan penelitian lanjutan

untuk memperdalam tehnik-tehnik

nonfarmakologi yang dapat digunakan sebagai alternative dalam mengatasi kecemasan pada pasien pre operasi.

DAFTAR PUSTAKA

Allow, Dewi (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan klien pre operasi endurologi di RS PGI Cikini Jakarta diperoleh tanggal 6 Desember 2012

Hamid, AY., (2003). Asuhan Keperawataan pada pasien dengan kecemasan. Jakarta: EGC.   Keliat, BA, (2002). Asuhan Keperawatan pada

klien dengan ansietas. Jakarta: EGC. Kozier B, Glenora, E, Berman, A, Snider S, (2010)

Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses & praktik. Jakarta: EGC. Long, Barbara, C. (1996). Perawatan medical

bedah. Volume 2, Bandung: Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan padjajaran  

Muscari, M. E. (2001). Advanced pediatic clinical assessment: skill and procedur. Philadelphia: Lippincott.

Muttaqin, A., Sari, K. (2009). Asuhan keperawatan perioperatif: konsep, proses dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Nursalam (2010). Konsep dan penerapan

metodologi penelitian ilmu keperawatan, pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pamungkas Yani Idris. (2008). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi hernia di RSUD Sragen.

http:/etd.eprints.ums.ac.id/3976/1/J2100 40031.pdf diperoleh tanggal 22 oktober 2012

Polit, D.F., & Hungler, B.P. (2001). Essentials of nursing research: Methods, appraisal, and utilization. Philadelphia: Lippincott.

(11)

Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Ramaimah (2003), Prosedur Relaksasi. Yogyakarta

: Fakultas Psikologi UGM

Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2010). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung seto.

Sawitri (2008), Pengaruh pemberian informasi prabedah terhadap tingkat kecemasan pada pasien di RSU Kustati, Skripsi tidak diterbitkan

Setiadi. (2012). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hiknkle, J.L., &

Cheevar, K.H. (2001). Textbook of medical surgical nursing. Brunner & Suddarth’s (8th ed). Philadhelpia: Lipincott William

Smeltzer, SC., & Bare, BG., (2002), Buku ajar keperawatan medikal bedah Edisi 8 (Alih Bahasa : Agung waluyo). Edisi ke – 8. Jakarta. EGC.

Stuart, G.W & Laraia (2005). Principle and practice of psychiatric nursing. 8th edition. Elsevier Mosby. St.Louis ms & Wilkins.

Stuart, G.W. (2009). Principles and practice of psychiatric nursing, 9th ed. Missouri: Mosby, Inc.

Stuart, G.W. (2006). Keperawatan Jiwa. (Edisi 5). Jakarta: EGC

Suliswati, dkk, (2005), Asuhan Keperawatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta

Taylor, S. E. (1995). Health Psychology.(4th ed). Boston: McGraw-Hill

Varcarolis, E.M.(2000). Psychiatris Nursing Clinical Guided: Assessment Tools & Diagnosis. Philadelphia: W.B. Saunders Company

Videbeck, S. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa: EGC.

Wibosono, J, (2010), Analisis faktor kecemasan pada pasien yang menjalani perawataan di rumah sakit. Skripsi tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

Tenaga kerja muncul karna adanya hubungan antara pemberi kerja dan orang lain yang menawarkan tenaganya untuk dimanfaatkan dalam proses produksi barang dan jasa.

Pada penelitian ini menambahkan variabel disparitas pendapatan karena berdasarkan Rukmana (2012) menyatakan bahwa disparitas pendapatan berpengaruh positif

R 2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel

While in the implementation of lesson plan designed by the lecturer, the students were provided with the strategy of learning that enabled them to be autonomous learners.

Skrining harus dilakukan berulang kali sehingga dapat ditemukan secara dini faktor risiko yang berkembang pada umur kehamilan lebih lanjut.. Pada semua ibu hamil dilakukan skrining.

BPR Bank Karanganyar, (2) mengetahui pengaruh program pengembangan sumber daya manusia terhadap kualitas kinerja karyawan pada PD BPR Bank Karanganyar, dan (3) mengetahui

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Thung, dkk (2012) yang menunjukkan bahwa sosialisasi dari orang tua memiliki pengaruh yang paling besar terhadap perilaku menabung,

Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk