• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK KEMAKMURAN HIJAU MCA-INDONESIA

Jendela 2

Lot 1: Sumatera dan Kalimantan

(2)

Hak cipta @GPM Kehati Oktober 2015 Jakarta, Indonesia Tim penyusun: MCA-Indonesia Yani Saloh Edy Irianto Exwan Novianto Diah Suradiredja Gita Gemilang Emil Kleden Nani Saptarini Asep S. Suntana

(3)

Berbasis Masyarakat (PSDABM)

Jendela 2 Proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia

Lot 1: Sumatera dan Kalimantan

Manajer Program Hibah (GPM)

Yayasan KEHATI

(4)

Peta wilayah program Hibah PSDABM

Lot 1 di Sumatera dan Kalimantan

Sumatera

• Sumatera Barat: Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan • Jambi: Kabupaten Merangin

Kerinci, Tanjung Jabung Timur, Muaro Jambi.

Kalimantan

• Kalimantan Barat:

Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang • Kalimantan Timur:

Kabupaten. Mahakam Ulu, Berau • Kalimantan Utara:

(5)

Sekapur Sirih

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 Indonesia memilih beberapa prioritas penting. Diantaranya adalah pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia, serta budaya bangsa. Hal tersebut dilakukan agar kesejahteraan rakyat meningkat. Gagasan ini sejalan dengan misi Millenium

Challenge Corporation (MCC)

pemerintah Amerika, untuk menanggulangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Yayasan yang berdiri sejak 1994 ini mendapatkan amanah menjadi

Grants Program Manager (GPM)

untuk mengelola program hibah PSDABM MCA-Indonesia, Lot 1 di Sumatera dan Kalimantan, sebesar 20 juta US$.

Program yang sudah berjalan sejak Juli 2015, dan akan

berakhir pada Desember 2017 ini bertujuan untuk mendukung komitmen pemerintah Indonesia menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sembari mengentaskan kemiskinan di kabupaten sasaran, di 5 provinsi yang meliputi

Provinsi Jambi dan Sumatera Barat, dan di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

Yayasan KEHATI memiliki banyak pengalaman mengelola dana-dana kerjasama bilateral, seperti program Tropical Forest

Conservation Action (TFCA)

Sumatera, TFCA Kalimantan, dan Multistakeholder Forestry

Programme (MFP) II. Lokasi

program hibah PSDABM MCA-Indonesia di Sumatera dan Kalimantan bukanlah hal asing bagi yayasan KEHATI. Selain itu, sertifikat ISO 9001: 2008 yang dicapai oleh KEHATI memberikan bekal pengalaman dan keyakinan bahwa KEHATI akan dapat mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya. Semua ini dilakukan dengan satu tujuan, yaitu membangun Indonesia secara lebih baik dan berkelanjutan.

MS Sembiring Direktur Eksekutif

(6)

Daftar Isi

Hal 4 Apakah program hibah PSDABM?

Informasi Umum

(sumber MCA-Indonesia)

Hal 6 Proyek dan jenis

kegiatan apa yang layak diusulkan?

Apa peran KEHATI selaku Manajer Hibah PSDABM?

Peran KEHATI dan Isu Lintas Sektor

Hal 13 Apakah proyek PSDABM?

Apakah kerangka pengaman Sosial dan Lingkungan?

Apakah analisa tingkat Keekonomian (economic

rate of return?

Apakah analisis Bentang Alam dan Bentang Sosial-ekonomi-budaya Masyarakat?

Apa tujuan program hibah PSDABM? Hal 5

Hal 8 Organisasi seperti apa yang bisa mengajukan hibah PSDABM?

Hal 10 Bagaimana cara mengajukan usulan proyek? Hal 11 Hal 15 Hal 23 Hal 24 Apakah pendekatan Bentang Alam? Hal 14 Hal 3 Pengantar Hal f Daftar Isi

Hal 2 Undangan pengajuan Kertas Konsep

Hal e Sekapur Sirih

Apa yang dimaksud dengan Gender dan Isu Gender?

Hal 20 Hal 1 Daftar Singkatan

(7)

Daftar Singkatan

DAS: Daerah Aliran Sungai EER: Economic Rate of Return

ESMS: Environment and Social Management System FKH: Fasilitas Kemakmuran Hijau

GOM: Grant Operation Manager GPM: Grant Program Manager GRK: Gas Rumah Kaca

HHBK: Hasil Hutan Bukan Kayu. KH: Kemakmuran Hijau

KSM: Kelompok Swadaya Masyarakat LLA: Landscape-lifescape Analysis LSM: Lembaga Swadaya Masyarakat

MCA-Indonesia: Millenium Challange Account Indonesia MCC: Millenium Challange Cooperation MOU: Memorandum of Understanding PHHBK: Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu

PSDABM: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat PUG: Pengarusutamaan Gender

RAG: Rencana Aksi Gender SDA: Sumber Daya Alam

SGIP: Social and Gender Integration Plan TAP: Technical Appraisal Panel

(8)

Undangan Pengajuan Kertas Konsep (Call for Concept Note) Program Hibah Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat

(PSDABM)

Pada tanggal 19 November 2011, Pemerintah Amerika Serikat, melalui Millennium Challenge Corporation (MCC), mengadakan perjanjian dengan Pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia lewat pertumbuhan ekonomi (Program Compact). Pemerintah Indonesia telah mendirikan Millennium Challenge Account - Indonesia (MCA-Indonesia) guna mengelola dan melaksanakan Program Compact di Indonesia. MCA-Indonesia telah beroperasi secara penuh sejak bulan April 2013.

Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) merupakan salah satu program MCA-Indonesia di

bawah paying fasilitasi Kemakmuran Hijau, yang ditujukan untuk memastikan bahwa LSM lokal, UMKM, organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan, dan organisasi berbasis masyarakat yang lain bisa berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari investasi Proyek Kemakmuran Hijau di daerah–daerah kerja yang sudah ditentukan. Hibah ini akan diperuntukkan bagi proyek yang berskala kecil yang mempromosikan PSDABM dan inisiatif energi baru dan terbarukan. Proyek–proyek tersebut diharapkan dapat berkontribusi dan mendukung tujuan dari Proyek Kemakmuran Hijau.

Program ini bertujuan untuk mendukung inisiatif dan investasi yang akan memperbaiki pengelolaan sumber daya alam pada tingkat tapak atau pada tingkatan komunitas, serta mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan oleh masyarakat, dalam rangka perbaikan ekonomi rumah tangga, peningkatan produktivitas usaha kecil dan pembangunan ekonomi lokal.

MCA-Indonesia akan memberikan bantuan pada lembaga atau

konsorsium yang memiliki rekam jejak yang jelas dalam mengelola proyek-proyek hibah di bidang yang pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat, mengusulkan proyek yang berpotensi untuk mengembangkan perekonomian masyarakat melalui aktivitas pembangunan rendah emisi, dan selaras dengan tujuan Proyek Kemakmuran Hijau yang digagas oleh MCA-Indonesia.

Tenggat waktu pengajuan: 6 November 2015, pukul 17:00 WIB. Lembaga atau konsorsium yang berminat dapat mengunduh dokumen lengkap Undangan Pengajuan Kertas Konsep dan dokumen terkait lainnya di http://gp.mca-indonesia.go.id/cbnrm grant program.

Permohonan yang tidak sesuai dengan pedoman dan persyaratan seperti yang tercantum di dalam undangan pengajuan kertas konsep tidak akan dipertimbangkan.

(9)

Pengantar

Panduan umum ini diterbitkan guna mendukung kegiatan sosialisasi dan lokalatih Program Hibah Pengelolaan SDA Berbasis Masyarakat MCA-Indonesia, yang berlangsung di setiap tempat terpilih, mencakup 11 kabupaten sasaran dari 5 provinsi di

Kalimantan dan Sumatera. Panduan umum ini berisikan informasi umum terkait program hibah PSDABM, persyaratan dan tata cara pengajuan hibah, peran KEHATI selaku GPM dan isu-isu lintas sektoral. Penekanan utama dari proyek PSDABM ini adalah kegiatan peningkatan ekonomi lokal yang lestari dan terintegrasi untuk mencapai kesejahteraan hijau dalam bentang alam.

Materi panduan umum ini mengadopsi pendekatan strategis yang komprehensif dan menyeluruh agar dapat menjelaskan secara efektif pemahaman mengenai bentang alam, tata ruang, isu-isu lintas sektoral yang wajib diintegrasikan dan diimplementasikan ke dalam kegiatan yang akan didanai.

Rancangan kegiatan hibah ini sejalan dengan aspirasi Nawacita, terutama dalam hal melindungi warga negara Indonesia,

mendorong pembangunan daerah dan pedesaan,

meningkatkan kualitas hidup,

serta meningkatkan produktivitas dan daya saing yang sejalan dengan komitmen nasional untuk ketahanan perubahan iklim.

Kiranya panduan umum ini bermanfaat, memperkaya informasi dan meningkatan pemahaman terhadap proyek hibah PSDABM MCA-Indonesia, terutama bagi para calon mitra yang berminat untuk mengajukan kertas konsep atau proposal.

Asep Sugih Suntana, PhD Direktur Program PSDABM

(10)

Apakah program hibah PSDABM?

PSDABM*: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

Informasi Umum

Program Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) merupakan hibah yang diperuntukkan bagi proyek yang berskala kecil, yang mempromosikan PSDABM dan inisiatif energi baru dan terbarukan. Proyek–proyek tersebut diharapkan dapat berkontribusi dan mendukung tujuan utama proyek Kemakmuran Hijau.

Program ini ditujukan untuk memastikan bahwa LSM lokal, organisasi kemasyarakatan, organisasi perempuan, dan orgranisasi berbasis masyarakat yang lain dapat berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari investasi proyek Kemakmuran Hijau di wilayah kerja yang sudah ditentukan sebelumnya.

Program ini mendukung inisiatif dan investasi yang akan memperbaiki pengelolaan sumber daya alam pada tingkat tapak atau pada tingkatan komunitas, serta mendukung pemanfaatan energi baru dan terbarukan oleh masyarakat, dalam rangka perbaikan ekonomi rumah tangga, peningkatan produktivitas usaha kecil dan pembangunan ekonomi lokal.

Penerima Hibah PSDABM sebagian besar akan terdiri dari lembaga lokal yang dapat memenuhi persyaratan legalitas, persyaratan teknis, dan persyaratan administratif yang telah ditentukan. Lembaga-lembaga tersebut, dapat

berupa LSM, KSM, Koperasi, Organisasi Masyarakat, Organisasi Perempuan, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), diharapkan dapat menerapkan kepakaran dan pengalamannya dalam proyek–proyek di tingkat tapak, di daerah kerja yang telah ditetapkan oleh proyek Kemakmuran Hijau.

Para pengaju proposal dapat bergabung dalam konsorsium untuk mengajukan proposal proyek dalam skema hibah ini. Salah satu anggota konsorsium harus bertindak sebagai pimpinan konsorsium, yang bertanggung jawab untuk mengkoodinir pelaksanaan proyek yang diusukan.

(11)

Ada dua tujuan besar program hibah PSDABM ini, yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil melalui perluasan penggunaan energi baru dan terbarukan,

2. Meningkatkan produktivitas dan mengurangi emisi karbon dengan memperbaiki praktik – praktik penggunaan lahan dan pengelolaan sumberdaya alam Program ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa capaian sebagai berikut:

1. Pengelolaan alam yang lebih baik di tingkat tapak atau tingkat komunitas, yang bisa menjadi landasan bagi pengembangan ekonomi yang rendah emisi karbon (low-carbon economic

development).

2. Mewujudkan peluang penghidupan yang

berkelanjutan (pada aspek lingkungan dan sosial) bagi masyarakat di bentang lahan yang menjadi lokasi program. 3. Memperkuat kapasitas para

pihak, pada tingkat tapak atau tingkat komunitas, dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan berkeadilan.

4. Meningkatkan manfaat ekonomi dan lingkungan (terutama

terkait dengan pengurangan emisi gas rumah kaca) yang dihasilkan oleh investasi utama Proyek Kemakmuran Hijau melalui Jendela Hibah 1 dan Jendela Hibah 2 yang dapat menjadikan investasi tersebut lebih terjamin keberlanjutannya (jika lokasi program terkait dengan lokasi Proyek Jendela 1 dan Jendela 2).

(12)

Proyek yang dianggap layak adalah proyek yang memenuhi beberapa ketentuan berikut: 1. Proyek yang diusulkan memiliki

tujuan yang jelas, yang

selaras dengan tujuan proyek Kemakmuran Hijau.

2. Dukungan pendanaan yang diajukan untuk pelaksanaan proyek harus berada dalam kisaran dukungan dana yang telah ditentukan dalam program hibah PSDABM yaitu antara 250,000 sampai dengan 2 juta US$, atau kurang lebih senilai 3,25 sampai dengan 13 miliar rupiah (asumsi kurs US$ 1 = Rp 13,000).

3. Proyek yang diusulkan akan dilaksanakan di 1 atau beberapa kabupaten yang termasuk dalam kabupaten target proyek Kemakmuran Hijau. Meskipun demikian, lokasi proyek nantinya dapat diperluas mengikuti proyek yang sudah dilaksanakan di bawah Jendela Hibah 1 (Kemitraan) dan Jendela Hibah 3 (Energi Baru dan Terbarukan) sesuai kesepakatan antara MCA-Indonesia dengan MCC. 4. Waktu pelaksanaan proyek

harus berada dalam kisaran waktu proyek yang telah ditetapkan, yaitu sampai dengan 31 Desember 2017. 5. Proyek yang diusulkan harus

menunjukkan kemauan untuk mengadopsi jaring pengaman sosial dan lingkungan, serta inklusi sosial dan jender seperti yang mengacu pada

Environment and Social Management System (ESMS) Framework dan Social and Gender Integration Plan (SGIP)

yang telah ditetapkan oleh MCA-Indonesia, dan juga berkontribusi pada

Landscape-Lifescape Analysis (LLA) dan Economic of Return (ERR).

6. Proyek yang diusulkan harus menunjukkan adopsinya terhadap persyaratan MCA-Indonesia tentang monitoring dan evaluasi serta analisis ekonomi.

MCA-Indonesia mengalokasikan 45 juta US$ untuk program hibah PSDABM (20 juta US$ dialokasikan untuk Lot 1), ditambah dengan 2 juta US$ (untuk Lot 1 & 2), khusus untuk program pemberdayaan perempuan terkait dengan PSDABM. Berbagai tipe proyek terkait PSDABM dapat didukung oleh program ini, baik yang berupa proyek–proyek terkait dengan proses produksi berbasis lahan (on farm), pengolahan hasil (off farm), ataupun terkait dengan pemasaran produk hasil pengelolaan sumberdaya alam. Beberapa contoh tipe proyek tersebut antara lain:

Proyek dan jenis kegiatan apa

yang layak diusulkan?

(13)

dapat meningkatkan keberlanjutan SDA dan manfaat sosial ekonomi, pembangunan rendah emisi termasuk di dalamnya dapat memastikan keberlanjutan bagi beroperasinya pembangkit listrik tenaga air pada aliran sungai tersebut. Termasuk dalam kegiatan ini adalah kegiatan agroforestri, rehabilitasi hutan yang terdegradasi, mangrove, lahan gambut, dan kawasan konservasi.

• Kegiatan untuk memperbaiki tata kelola hutan yang

produktif dan meningkatkan peluang ekonomi melalui produksi kayu dan non kayu, termasuk di dalamnya dengan implementasi sistem sertifikasi legalitas dan sertifikasi ekolabel. Termasuk di dalam contoh kegiatan ini adalah aktivitas–aktivitas terkait dengan community

forestry (hutan rakyat, Hutan

Kemasyarakatan/HKM, hutan desa, Hutan Tanaman Rakyat/ HTR, dan inisiatif hutan adat). • Pemanfaatan energi baru dan

terbarukan skala kecil bagi penggunaan rumah tangga, UMKM, atau komunitas. Termasuk di dalam contoh kegiatan ini antara lain instalasi mikrohidro (di bawah 100 KW tunggal atau kurang dari 200 KW agregat), instalasi pembangkit listrik tenaga matahari, biomas, tenaga angin, pemanfaatan bio gas dari limbah pertanian atau

kebutuhan rumah tangga, produksi biofuel (non-sawit), dan sebagainya.

• Kegiatan pertanian berkelanjutan oleh petani atau pelaku usaha pertanian skala kecil, termasuk termasuk penyediaan produk yang kaya protein untuk meningkatkan keamanan gizi rumah tangga; pengolahan dan pemasaran. • Kegiatan pengelolaan SDA

yang lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi rendah emisi karbon melalui perbaikan pengelolaan ekosistem yang terancam (kritis) dan perbaikan peluang penghidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Termasuk di dalam contoh ini adalah proyek ekowisata dan wisata agro yang dikelola oleh masyarakat.

• Pemberdayaan ekonomi perempuan, yaitu hibah untuk organisasi perempuan, asosiasi atau federasi perempuan, koperasi perempuan yang memiliki jaringan kerja di

tingkat nasional dan lokal, serta organisasi yang bergerak untuk pemberdayaan perempuan melalui peningkatan

aktivitas ekonomi bagi perempuan, peningkatan produktivitas, kewirausahaan, dan pengembangan value

change yang terintegrasi

dengan usaha kehutanan atau pertanian berkelanjutan dan energi baru terbarukan untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan memperbaiki gizi keluarga.

(14)

Organisasi seperti apa yang bisa

mengajukan hibah PSDABM?

Secara umum, organisasi yang dapat mengajukan untuk mendapatkan dukungan hibah PSDABM adalah:

• Entitas atau insitusi yang berbadan hukum Indonesia. • Entitas tersebut dapat

berbentuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Organisasi Perempuan, Organisasi Keagamaan,

pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Koperasi. • Telah berpengalaman sekurang

– kurangnya tiga tahun dalam mengembangkan dan/ atau melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang pertanian

berkelanjutan, kehutanan atau agroforestri, ekowisata, proyek energi baru dan terbarukan, atau tipe–tipe kegiatan yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat yang lain.

Untuk mencapai tujuan program hibah PSDABM, beberapa kondisi khusus juga dikenakan pada organisasi pengaju dukungan hibah pada program ini, yaitu: • Hibah PSDABM terutama

ditujukan bagi entitas lokal yang berada di 24 kabupaten prioritas proyek Kemakmuran Hijau.

• Entitas atau organisasi yang berasal dari daerah selain 24 kabupaten prioritas disyaratkan untuk bekerjasama dengan mitra lokal dari 24 kabupaten tersebut.

• Pengaju dapat bergabung dalam konsorsium dan mengajukan usulan proyek sebagai usulan dari

konsorsium tersebut. Dalam hal mengajukan usulan dari konsorsium, salah satu anggota konsorsium harus ditunjuk sebagai ketua konsorsium yang bertanggung jawab sebagai coordinator pelaksaan proyek. • Organisasi–organisasi kecil,

kelompok komunitas, atau organisasi lain yang merasa memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyusun rencana dan melaksanakan proyek, atau mengelola dana hibah dalam skala yang ditentukan dalam program ini, disarankan untuk berafiliasi dengan organisasi yang lebih besar dan memiliki kapasitas yang cukup untuk mengelola dana hibah tersebut.

• MCA-Indonesia akan

memprioritaskan usulan proyek yang akan dilaksanakan di kabupaten–kabupaten yang telah menandatangani MOU dengan MCA-Indonesia.

(15)

organisasi yang belum/tidak menerima hibah dari MCA-Indonesia melalui jendela hibah 1 atau jendela hibah 3.

• Satu organisasi dapat

mengajukan usulan kegiatan di dua Lot yang berbeda, dalam usulan yang terpisah.

GPM memberikan bantuan teknis kepada organisasi yang dianggap layak dan telah mengusulkan proyek yang dianggap layak dalam tahapan kertas konsep, yang membutuhkan peningkatan kapasitas dalam menyiapkan proposal kegiatan.

Untuk usulan kegiatan energi baru dan terbarukan, dibutuhkan persyaratan teknis khusus (tambahan) bagi pengaju atau salah satu anggota konsorsium, yaitu harus:

1. Menunjukkan kapasitas teknis untuk mendesain, melakukan pegadaan, dan melaksanakan pembuatan sistem energi terbarukan. Hal ini dapat dilakukan dengan menunjukkan keberadaan setidaknya 2 personal yang pernah melaksanakan kegiatan serupa di dalam konsorsium tersebut;

2. Mampu melakukan atau mendukung upaya transfer teknologi kepada masyarakat desa;

3. Dapat melaksanakan pelatihan untuk mengoperasikan dan melakukan perawatan perangkat energi terbarukan kepada masyarakat; dan

4. Mampu berlaku sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang mungkin terjadi selama perencanaan, pembangunan, dan instalasi perangkat energi baru dan terbarukan tersebut.

(16)

Bagaimana cara mengajukan

usulan proyek?

MCA Indonesia mengumumkan undangan untuk pengajuan kertas konsep sejak tanggal 5 Oktober 2015. Kesempatan untuk mengajukan kertas konsep ini akan dibuka sampai dengan tanggal 6 November 2015, untuk kemudian dilakukan proses seleksi untuk mendapatkan usulan yang layak mendapatkan dukungan pendanaan dari MCA-Indonesia.

Usulan proyek berupa kertas konsep, dapat disampaikan kepada GPM PSDABM, yaitu: Untuk usulan proyek yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan, usulan diajukan melalui:

• GPM MCA- Indonesia Lot 1 Yayasan KEHATI

melalui aplikasi online pada www.psdabm.kehati or.id Penyampaian aplikasi ke GPM–MCA Indonesia Yayasan Kehati Jl. Bangka VIII No. 3B Pela Mampang Jakarta Selatan 12730 Email pengajuan dan

pertanyaan: apply-psdabm@ kehati.or.id

Format kertas konsep dan petunjuk pengajuan yang lebih lengkap bisa diunduhdi http:// gp.mca-indonesia.go.id/hibah-

(17)

MCA-Indonesia menetapkan KEHATI sebagai GPM bagi program hibah untuk PSDABM Jendela 2, untuk Lot 1 di Sumatera & Kalimantan.

Selaku GPM, KEHATI

memfasilitasi keseluruhan siklus proyek hibah PSDABM, dari tahapan persiapan, undangan panggilan pengajuan kertas konsep, kegiatan sosialisasi, proses pengajuan kertas konsep, panggilan pengajuan proposal, persetujuan, implementasi proyek, pemantauan, hingga proyek berakhir pada Desember 2017.

Dalam rangka persiapan, KEHATI melakukan persiapan melalui rapid assessment, di kabupaten sasaran untuk menjaring calon pengaju dan memastikan bahwa informasi mengenai program hibah

PSDABM ini tersampaikan kepada para pihak terkait dan berminat menjadi mitra. Pada tahapan sosialisasi, KEHATI memberikan peningkatan kapasitas dan bantuan teknis kepada para calon pengaju kertas konsep. Bantuan teknis akan diberikan untuk penulisan proposal kepada para pengaju yang menerima undangan panggilan penulisan proposal, untuk memastikan bahwa calon pengaju dapat mengajukan proposalnya sesuai dengan persyaratan dan peraturan yang ditentukan oleh

MCA-Indonesia.

KEHATI akan memfasilitasi proses pengajuan & persetujuan, hingga calon penerima hibah menandatangani perjanjian dengan pihak MCA-Indonesia.

Pada tahapan implementasi, KEHATI akan memberikan peningkatan kapasitas, bantuan teknis dan fasilitasi kepada

penerima hibah guna memastikan bahwa para penerima hibah dapat melaksanakan proyek dengan baik, termasuk melakukan pemantauan dan pelaporan kegiatan proyek, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh MCA-Indonesia.

Selama proses persiapan hingga berjalanya proyek, KEHATI akan memberikan peningkatan kapasitas, bantuan teknis dan fasilitasi kepada calon dan penerima hibah, didukung oleh kantor Manajer Wilayah yang berkedudukan di Jambi, Balikpapan dan Pontianak.

Apa peran KEHATI selaku

(18)

Tahapan proyek

• MCA-Indonesia mengumumkan undangan pengajuan kertas konsep. Pengumuman dilakukan pada 10 Oktober 2015*. Tenggat waktu pengajuan kertas konsep 8 November 2015, jam 17:00 WIB. Pengajuan berkas dikirimkan ke GPM MCA-Indonesia

Yayayasan KEHATI

Jl. Bangka VIII No. 3B, Pela Mampang Jakarta Selatan 12730

Aplikasi online dilakukan melalui www.psdabm.kehati.or.id Email pengajuan dan pertanyaan ke apply-psdabm@kehati.or.id • KEHATI melakukan kegiatan sosialisasi, lokalatih, kunjungan resmi,

peningkatan kapasitas dan bantuan teknis bagi calon pengaju kertas konsep.

• Proses seleksi 1 kertas konsep oleh Technical Appraisal Panel (TAP-1). • Undangan pengajuan proposal bagi pengaju yang kertas konsepnya

terseleksi. Pada tahapan ini, KEHATI akan memberikan bantuan teknis kepada para pengaju, agar proposalnya dapat memenuhi syarat. • Proses seleksi 2 (TAP-2). Proposal yang memenuhi persyaratan

akan diajukan kepada Investment Committee untuk mendapatkan persetujuan. KEHATI memfasilitasi proses ini, termasuk proses

verifikasi, negosiasi perjanjian hibah dengan calon mitra yang terpilih. Proposal terpilih akan menandatangani perjanjian hibah dengan MCA-Indonesia,

• Implementasi Proyek. Implementasi proyek berakhir pada 31 Desember 2017.

(19)

Program hibah PSDABM adalah proyek kolaboratif pengelolaan SDA berbasis masyarakat yang dilakukan untuk mendukung, melengkapi dan memperkuat hasil-hasil program dari investasi inti proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia, dalam energi

terbarukan dan pertanian berkelanjutan, dalam bentang alam tertentu di kabupaten sasaran.

Pendekatan PSDABM meletakan pengetahuan, kesadartahuan masyarakat lokal sebagai dasar pengelolaannya.

Apakah proyek PSDABM?

No. Tema Proyeak Cakupan Kegiatan

1. Proyek pada bentang alam terintegrasi, perlindungan terhadap daerah aliran sungai (DAS) dan wilayah tangkapan air.

Perlindungan terhadap DAS, hutan, dan cekungan air terkait instalasi tenaga air, konservasi atau restorasi, pertanian berkelanjutan, kehutanan, ekowisata, dan upaya lainnya untuk mengurangi deforestasi dan memperbaiki praktik penggunaan lahan. Termasuk upaya pengembangan unit ekonomi untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan dan lahan.

2. Proyek pengelolaan SDA berbasis masyarakat.

Hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan tanaman rakyat, hutan adat, dan jenis proyek pengembangan masyarakat lainnya seperti kehutanan, pesisir, bakau, lahan gambut dan rehabilitasi lahan yang terdegradasi, pengembangan kawasan lindung dan kegiatan SDA berbasis masyarakat lainnya.

3. Pertanian

berkelanjutan bagi petani pemilik ladang.

Beragam aktivitas untuk memperbaiki produktivitas dan mutu atau nilai tanaman/ komoditas petani pemilik ladang.

4. Energi terbarukan berbasis masyarakat (< 200KW)

Ketentuan energi skala rumah tangga

menggunakan pertanian atau limbah pertanian (biomassa, biogas, air, surya).

5. Proyek lain, terkait pengelolaan SDA berbasis masyarakat, atau Hasil Hutan Bukan Kayu.

Kegiatan yang berkaitan dengan upaya masyarakat melakukan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya hutan, yang dapat memberikan pendapatan bagi rumah-tangga atau kelompok masyarakat dalam memanfaat hasil hutan bukan kayu, atau upaya pengembangan ekowisata.

(20)

Apakah pendekatan Bentang Alam?

Istilah Bentang Alam (BA) atau manajemen bentang alam terintegrasi, menjadi isu yang menjadi pembahasan baik oleh pemerintah, LSM, donor, maupun para mitra mengenai pembangunan terkait konservasi, lingkungan, pertanian, hutan dan penggunaan lahan lainnya.

Pemahaman mengenai pendekatan BA hingga saat ini masih menjadi sesuatu yang sulit dipahami secara konseptual, walau sebenarnya pendekatan ini telah dipraktekan oleh nenek moyang bangsa Indonesia berabad-abad lamanya.

Pola pendekatan BA semakin jarang terlihat di lapangan ketika fokus pengelolaan sumber daya alam berpusat pada satu atau dua produk dan jasa saja, seperti misalnya hanya berpusat pada kayu saja atau barang tambang tertentu saja tanpa menghitung faktor penting lainnya.

Sebagai kerangka panduan, pendekatan BA memberikan penekanan terhadap manajemen adaptif, dengan pelibatan

pemangku kepentingan dan dialog, serta beragam tujuan. Sehingga diharapkan, menjadi hal yang mudah dipahami

bersama, sebagai landasan untuk membangun proyek di wilayah target yang ada.

Bentang Alam MCA-Indonesia Inti proyek Kemakmuran Hijau adalah sebuah putaran yang

berada diantara lingkungan hidup dan pertumbuhan yang lestari. Secara harfiah, kemakmuran hijau memfokuskan pada aspek memperkaya peri-kehidupan masyarakat, yang dituangkan dalam bentang alam, dimana masyarakat akan mengelolanya secara lestari. Kunci yang menjadi pegangan dalam konteks ini adalah memadukan kesehatan ekologi dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sebagai contoh, investasi proyek tenaga air, yang bukan saja bergantung pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada kelestarian sumber daya air dari wilayah hutan di hulu. Harmonisasi Antara proyek pembangunan dengan pengelolaan hutan, menjadi sumberdaya bagi energi listrik bagi masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas petani.

Pendekatan BA yang

digunakan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan ekonomi, dapat mendorong dan memberikan insentif bagi masyarakat, ekosistem setempat, serta memberikan dampak positif bagi perekonomi di wilayah tersebut. Selain itu, pendekatan BA dapat mendorong inklusi sosial, serta kerja sama berbagai kelompok masyarakat di seluruh bentang alam.

(21)

Apakah kerangka Pengaman

Sosial dan Lingkungan?

Kerangka Pengaman Sosial dan Lingkungan (KPSL) adalah kebijakan tentang pengamanan sosial dan

lingkungan yang bertujuan untuk mencegah, mengurangi, atau mengkompensasi, terhadap dampak sosial dan lingkungan akibat pelaksanaan sebuah proyek pembangunan.

Tujuan utama dari KPSL adalah perlindungan, mencakup hal-hal yang telah diuraikan di atas, sebagai berikut:

• Menyediakan dukungan kepada penerima hibah untuk mengembangkan atau – bilamana sudah memiliki – memperkuat sistem pengaman sosial dan lingkungan, dan • Mengembangkan kapasitas

penerima hibah untuk

mengelola resiko-resiko sosial dan lingkungan serta dampak-dampak secara baik dan benar program hibah PSDABM. Adapun program hibah PSDABM MCA-Indonesia bertujuan untuk mendukung investasi pembangunan di

kabupaten sasaran, dengan fokus khusus pada pembangunan yang berkaitan dengan hutan dan daerah aliran sungai. Dukungan tersebut diberikan untuk

meningkatkan keberlanjutan energi terbarukan dan

meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat setempat.

Dengan demikian program ini menyentuh langsung aspek sosial dan lingkungan di lokasi-lokasi sasaran, dan berpedoman pada KPSL International Finance Corporations (IFC).

Mengapa perlu ada KPSL?

Setiap pembangunan di samping memberikan manfaat ekonomi, akan selalu menimbulkan dampak sosial dan lingkungan. Oleh karenanya, sangat disadari bahwa pembangunan tidak hanya

mencakup aspek ekonomi, tetapi juga perlu memperhitungkan aspek sosial dan lingkungan, dengan alasan:

• Bahwa kesejahteraan sebuah bangsa atau kelompok masyarakat tidak hanya menyangkut aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial budaya dan lingkungan.

• Bahwa dampak sosial dan lingkungan pada gilirannya akan menimbulkan kerugian-kerugian di bidang ekonomi.

Tujuan utama KPSL adalah perlindungan untuk mencegah, mengurangi, atau

mengkompensasi (apabila pencegahan dan pengurangan

tidak memungkinkan), atas dampak sosial dan lingkungan

yang disebabkan oleh pelaksanaan sebuah proyek

(22)

Sebuah program pembangunan yang berkontribusi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah program yang termanifestasi dalam bentuk proyek pembangunan yang meningkatkan pendapatan ekonomi (economically viable), yang dapat menjawab rasa keadilan dan kesetaraan

masyarakat (socially equitable) dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan (environmentally sustainable).

Masyarakat yang mendapatkan pemenuhan rasa keadilan

dan kesetaraan akan kembali berkontribusi mendukung

pembangunan sebagaimana juga lingkungan yang lestari akan mendukung kehidupan sosial dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi.

Kontribusi aspek sosial dan lingkungan, antara lain:

• Dukungan masyarakat terhadap pembangungan, tidak ada resistensi, turut aktif mencegah dan mengurangi konflik.

• Lingkungan yang sehat mendukung terjaganya kesehatan dan kinerja para pihak dalam pelaksanaan pembangunan.

• Aspek sosial dan lingkungan yang baik juga mempengaruhi sikap positif pasar terhadap hasil-hasil pembangunan. Kontribusi bagi kehidupan dan mata pencaharian masyarakat dan keberlanjutan lingkungan mengandung upaya-upaya dan kegiatan-kegiatan yang

menyediakan pendapatan alternatif bagi masyarakat dan keluarga-keluarga terdampak dan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas layanan lingkungan di lokasi proyek. Mengapa penerima hibah perlu mengembangkan sebuah KPSL? Para penerima hibah adalah juga aktor pembangunan melalui program-program yang mereka jalankan. Dalam konteks pengelolaan SDA berbasis masyarakat, program-program yang dijalankan oleh penerima hibah berkaitan langsung dengan keberlanjutan lingkungan dan kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat.

Isi pokok dan cakupan KPSL adalah aspek lingkungan dan aspek sosial:

• Aspek Lingkungan mencakup unsur air, tanah dan udara, flora dan fauna, terutama spesies-spesies yang terancam dan yang bermanfaat bagi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, perlindungan fungsi ekologis dan daya dukung sebuah kawasan, serta area-area konservasi, termasuk yang mengandung simpanan karbon tinggi.

• Aspek sosial mencakup kawasan dengan nilai konservasi tinggi yang

mencakup area tempat sumber penghidupan masyarakat setempat, mata pencaharian masyarakat, keamanan kelangsungan tempat tinggal (kampung) dan tanah-tanah

(23)

unsur kehidupan sosial budaya mencakup apa saja yang mendukung dan apa saya yang mengancam atau tidak dapat diterima secara sosial budaya, termasuk kehidupan spiritual masyarakat setempat.

Ada dua bidang yang menjadi cakupan kerja dalam KPSL, yaitu: • Sistem Pengelolaan

Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Management System/ESMS) • Analisis Bentang Alam dan

bentang sosial ekonomi budaya (Landscape and Life-scape analysis/LLA).

Apa pendekatan KPSLK yang digunakan oleh proyek ini? Pendekatan yang digunakan dalam KPSL untuk program hibah PSDABM adalah pendekatan BA.

Dengan pendekatan ini, penerima hibah diharapkan mampu mengembangkan program yang berkontribusi kepada keberlanjutan lingkungan dan mata pencaharian

masyarakat, yang pada gilirannya bersumbangsih kepada pencapai tujuan utama PSDABM.

Diharapkan bahwa pendekatan ini akan membantu dalam

upaya identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketertarikan penerima hibah untuk mengadopsi dan atau mengembangkan PSDABM di tingkat lokal. Pendekatan bentang alam membutuhkan pengembangan pengelolaan sosial dan lingkungan serta

ekonomi budaya masyarakat. Untuk menjalankan KPSL umumnya dilakukan langkah-langkah berikut (secara berulang-ulang):

• Identifikasi resiko-resiko dan tujuan yang hendak dicapai, • Apa yang penting bagi

penerima hibah, dan

• Apa yang harus dilakukan agar dapat mencapai hal-hal yang penting tersebut.

• Pengembangan dan

pelaksanaan langkah-langkah penyelesaian masalah

• Evaluasi seberapa efektif pelaksanaan langkah-langkah penyelesaian masalah, disusul dengan perbaikan langkah-langkah penyelesaian masalah Apa saja kegiatan-kegiatan di dalam KPSL?

Ada dua kegiatan pokok yaitu mengembangkan Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Sosial; dan melakukan Analisis Bentang Alam dan Bentang Sosial-budaya (LLA).

Hal-hal yang ditangani dalam pengembangan sistem pengelolaan lingkungan dan sosial antara lain adalah:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan organisasi yang menyatakan komitmen organisasi tersebut untuk menjaga dan melindungi kehidupan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan; 2. Identifikasi resiko-resiko

potensial dari sebuah proyek pembangunan. Di dalam proses identifikasi ini harus

(24)

jelas tergambarkan nantinya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh proyek;

3. Mengembangkan program untuk mengelola dan

menangani resiko. Penerima hibah atau pelaksana proyek perlu mengembangkan Rencana Tindakan untuk Bidang Sosial dan Lingkungan (Environmental and Social Action Plan) yang memastikan hasil-hasil apa saja yang diinginkan dalam menangani persoalan yang teridentifikasi, dilengkapi dengan indikator kinerja, sasaran, dan kriteria penerimaan oleh masyarakat yang dapat ditelusuri kembali setelah jangka waktu tertentu dengan perkiraan sumber daya yang diperlukan dan rentang tanggungjawab dalam pelaksanaan program tersebut. 4. Pengembangan kapasitas

organisasi untuk menangani resiko potensial yang telah diidentifikasi.

5. Membangun keterlibatan para pihak di dalam penanganan resiko potensial.

6. Melakukan monitoring dan evaluasi.

7. Mengembangkan mekanisme pengaduan.

8. Selalu melaporkan perkembangan upaya penanganan resiko dan dampak proyek kepada masyarakat bersangkutan. Di samping itu para penerima hibah dapat berpartisipasi aktif dalam penanganan keadaan

darurat yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat di mana proyek mereka dilaksanakan. Meskipun keadaan darurat umumnya pemerintah mengambil peran utama, namun partisipasi aktif para penerima hibah perlu dikembangkan menjadi sebuah konsep atau kebijakan organisasi menghadapi situasi darurat. Apa saja yang termasuk dalam kategori dampak merusak yang mudah diidentifikasi?

Dampak merusak dari sebuah proyek pembangunan terhadap lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat mencakup:

• Degradasi tanah, air dan atau udara.

• Perubahan-perubahan yang mengurangi habitat flora dan fauna.

• Degradasi kawasan bernilai koservasi tinggi (NKT) dan kawasan dengan simpanan karbon tinggi (SKT).

• Perubahan fungsi kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundangan • Perubahan yang membuat

lingkungan setempat tidak dapat diterima secara sosial • Degradasi mata pencaharian

masyarakat.

• Hilangnya akses ke sumber-sumber daya bagi pendapatan masyarakat sehari-hari.

• Pengambilalihan tanah oleh pelaksana proyek.

(25)

proyek akibat pelaksanaan proyek.

• Dan dampak serta resiko yang secara sosial budaya tidak dapat diterima seperti perusakan situs-situs spiritual dan budaya masyarakat.

merusak harus dihindari sejauh mungkin. Hanya bilamana menjadi tak terhindarkan melalui upaya mencegah dan menguranginya, maka langkah kompensasi menjadi pilihan terakhir.

(26)

Apa yang dimaksud dengan gender

dan isu gender?

Sangat penting untuk dipahami bahwa masyarakat sekitar hutan dan DAS tidaklah homogen. Mereka sangat beragam, tidak hanya dari segi suku, ras, agama, budaya, dan status sosial, tetapi juga berbeda jenis kelamin-perempuan dan laki-laki dan pola relasi sosial kedua jenis kelamin tersebut (dikenal dengan relasi gender).

Keragaman sosial termasuk relasi gender ini sangat

mempengaruhi pola kehidupan masyarakat lokal dalam

penguasaan dan pengelolaan sumber daya alamnya, karena didalamnya terkait persoalan hubungan kuasa dan peran antara perempuan dan laki-laki dalam mengelola sumberdaya alam tersebut sebagai sumber kehidupan mereka.

Pengetahuan atas keragaman pola sosial dan kehidupan masyarakat di lokasi proyek, membantu penyelenggara program dalam memberikan pilihan intervensi kegiatan (bentuk dan sasaran) agar tujuan peningkatan kesejahteraan

masyarakat dapat tercapai secara adil dan inklusif.

Namun kerap terjadi dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek, informasi relasi gender yang berlaku di masyarakat luput dari perhatian dan tidak

diperhitungkan. Sehingga manfaat dari program

pembangunan tersebut kurang dapat dinikmati oleh salah satu gender, dan biasanya karena budaya patriarki yang masih kuat di Indonesia, pihak yang kurang mendapatkan manfaat dari proyek adalah perempuan.

Gender adalah konstruksi sosial yang membedakan sifat, peran, fungsi dan posisi perempuan dan laki-laki yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, politik, ekonomi dan interpretasi agama.

Isu Gender adalah isu yang dirasakan dan dinilai menjadi masalah, merugikan atau

menghambat salah satu gender, perempuan atau laki-laki dalam mencapai kemajuan program atau proyek pembangunan.

(27)

(PUG)

PUG adalah sebuah proses teknis dan politis yang membutuhkan perubahan pada budaya atau watak organisasi, tujuan, struktur, dan pengalokasian sumberdaya untuk memastikan perempuan dan laki-laki menikmati manfaat pembangunan secara adil dan merata.

Penerapan PUG di berbagai bidang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan, sekaligus

menjamin mutu kehidupan seluruh anggota masyarakat.

PUG sendiri mencakup pemenuhan kebutuhan praktis gender sekaligus kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis meliputi kebutuhan perempuan agar dapat

menjalankan peran-peran sosial untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti perbaikan taraf kehidupan, perbaikan

pelayanan kesehatan, penyediaan lapangan kerja, pemberantasan buta aksara dan sebagainya, sedangkan kebutuhan strategis, di antaranya berupa kebutuhan perempuan yang berkaitan berkaitan dengan perubahan sub-ordinasi perempuan terhadap laki-laki, seperti perubahan pembagian peran, pembagian kerja, kekuasaan, kontrol terhadap sumber daya dan lain-lain.

Kebutuhan strategis gender juga meliputi perubahan hukum dan kebijakan yang lebih melindungi hak-hak

perempuan, termasuk didalamnya penghapusan kekerasan dan

sebagainya. Inklusi sosial

Memastikan pengintegrasian gender dalam pembangunan membutuhkan pendekatan sosial yang inklusif. Inklusi sosial adalah upaya menempatkan martabat dan kemandirian individu sebagai modal utama untuk mencapai kualitas hidup yang ideal.

Melalui inklusi sosial, praktik pembangunan didorong agar seluruh elemen masyarakat mendapat perlakuan yang setara dan memperoleh kesempatan yang sama sebagai warga negara, terlepas dari perbedaan apapun, termasuk perbedaan berbasis gender.

Komponen dasar yang bisa dipakai untuk mengukur pembangunan yang memenuhi prinsip inklusi sosial antara lain: kecukupan (sustenance)-termasuk didalamnya sumberdaya alam, jati diri (self-esteem)-termasuk didalamnya sumberdaya manusia dan nilai sosial yang dianut, serta kebebasan (freedom)-termasuk didalamnya sumber modal/dana dan politik atau kebijakan.

Ketiga hal inilah yang merupakan tujuan utama yang harus dicapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan. Dalam pendekatan lain, komponen dasar ini juga dikembangkan menjadi pendekatan analisis segi lima peri kehidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood analysis).

Untuk memastikan

(28)

sosial dan peri kehidupan tercakup di dalam proyek yang akan diajukan, acuan pendekatan yang dilakukan dalam program hibah PSDABM ini adalah memastikan:

1. Kertas konsep terintegrasi di dalam kegiatan responsif gender.

2. Isu gender terarusutamakan di dalam proyek.

3. Memastikan integrasi gender dalam strategi komunikasi. Dengan menggunakan Rencana Aksi Gender (RAG), pengelola proyek akan dimudahkan didalam menyusun indikator gender dalam pelaksanaan kegiatan proyek, juga berkorelasi pada penggunaan anggaran proyek yang lebih responsif gender. Indikator gender ini dapat dijadikan acuan milestone kemajuan proyek yang responsif gender.

(29)

Apakah analisa tingkat

Keekonomian (ERR)?

Analisa tingkat Keekonomian atau Economic Rate of Return (ERR) merupakan parameter penting didalam membuat

strategi perencanaan proyek, yang memperhitungkan diantaranya para pihak yang terkena dampak dari pelaksanaan proyek dan juga masyarakat umum.

MCA-Indonesia mensyaratkan proposal yang disetujui harus mencapai tingkat ERR minimal 10%. Kriteria ERR 10% ditentukan oleh MCA-Indonesia. Pencapaian ERR 10% menunjukkan bahwa proyek memberikan manfaat ekonomi yang signifikan.

Tim Ekonomi MCC (tim

ECON) akan meninjau kelayakan kegiatannya dan mengidentifikasi jenis data yang harus dimasukkan kedalam proposal untuk

mempermudah perhitungan perkiraan ERR proyek.

MCA-Indonesia akan

menyediakan dan menyertakan tabel data pembimbing pada saat undangan panggilan pengajuan proposal, bagi para pengaju kertas konsep yang sudah terseleksi. GPM akan membantu para pengaju untuk memastikan bahwa data dan informasi yang diperlukan pada tabel data pembimbing untuk penghitungan ERR telah diisi dengan benar. Jika data dan asumsi yang diajukan kelak terbukti tidak valid, proyek yang diusulkan dapat dianggap tidak memenuhi syarat.

Data tambahan atau klarifikasi

kemungkinkan akan diperlukan, untuk menghindari terjadinya kesalahan penghitungan perkiraan ERR. Tim ECON akan bekerjasama dengan GPM untuk kelengkapan data tambahan yang dibutuhkan.

Tim ECON akan menentukan, apakah perkiraan ERR proyek berada diatas atau bawah ambang batas yang telah ditentukan, dan hasilnya akan dikomunikasikan dengan TAP.

Program hibah ini pada dasarnya dirancang untuk melengkapi dan terhubung dengan proyek pada jendela lainnya (Jendela 1 dan 3, khususnya proyek-proyek energi terbarukan), untuk mengisi kesenjangan program didalam konteks pembangunan dalam bentang alam guna mencapai tujuan utama

Kemakmuran Hijau. Harapannya adalah proyek pada jendela 2 yang berfokus pada inisiatif pengelolaan SDA berkelanjutan ini dapat memperpanjang masa keberlanjutan hidup proyek Kemakmuran Hijau lainnya, yang dilakukan melalui perlindungan terhadap SDA di mana masyarakat bergantung hidupnya.

Khusus untuk wilayah dibawah Jendela 2, tim ECON akan

menghitung ERR kumulatif untuk semua proyek di bentang alam yang diberikan, sehingga akan ada hubungan timbal balik antar proyek.

(30)

Analisis Bentang Alam dan Bentang Sosial-Ekonomi-Budaya masyarakat (Landscape-Lifescape Analysis/LLA) adalah dua metode untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas sebuah proyek.

Yang dimaksud dengan ‘mempengaruhi’ merujuk pada faktor-faktor yang dapat memperlancar atau menghambat penerimaan dan kemauan

untuk melaksanakan proyek pada waktunya dan yang mempengaruhi koordinasi dan kerjasama tim.

Kedua metode ini digunakan untuk menilai faktor-faktor positif dan negatif terhadap pencapaian proyek, yang mencakup faktor lingkungan atau manusia.

Analisis bentang alam akan melihat dan mengkaji faktor lingkungan atau ekologis dari lingkungan di dalam dan sekitar lokasi proyek, serta hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor tersebut.

Sebuah bentang alam secara sederhana dapat dipandang sebagai sebuah kawasan

dengan berbagai sifat dan unsur pembentuknya. Dalam pengkajian atau analisis, sebuah bentang alam dapat ditafsirkan atau diperlakukan sebagau sebuah sistem dinamik dari objek-objek hidup dan benda-benda mati.

Banyak dimensi dari sebuah bentang alam yang dapat dikategorikan dalam sejumlah kelompok tinjauan, yaitu biofisik (fauna dan flora), geomorfoogis, sosial atau anthropogenis dan ekonomis (sumber daya).

Analisis ini mencakup serangkaian kegiatan untuk

Apakah analisis Bentang Alam

dan Bentang Sosial-ekonomi-budaya

Masyarakat?

Analisis bentang alam bertujuan untuk menilai keadaan ekologi kawasan

terkini dari sebuah lingkungan yang melingkupi

sebuah komunitas yang menjadi target proyek

dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan dan dengan

hasil analisis tersebut menyediakan sejumlah rekomendasi mengenai

langkah-langkah pencegahan agar situasi tidak menjadi lebih buruk

serta langkah-langkah meningkatkan kualitas layanan ekologis dari

(31)

mengklasifikasi dan menganalisis apa saja yang membentuk

ekosistem lingkungan sebuah kawasan, sifat-sifat ekosistem tersebut, dan bagaimana setiap unsur pembentuk ekosistem itu saling berkaitan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain.

Analisa ini akan memperkirakan bagaimana sebuah ekosistem bekerja melalui interaksi masing-masing unsur pembentuknya, dan bagaimana ekosistem itu akan dipengaruhi oleh sebuah intervensi ketika satu atau lebih unsur pembentuknya terkena pengaruh intervensi tersebut.

Analisis sosial ekonomi budaya akan mendalami dinamika

sosial sebuah komunitas. Tesis utama analisis ini adalah bahwa kehidupan selalu berubah. Apa yang perlu dilakukan adalah menilai faktor-faktor yang berperan dalam perubahan

tersebut. Ketika berbicara tentang perubahan, kita perlu mempunyai sebuah pedoman dasar tentang situasi kekinian (baseline) dari kehidupan sosial ekonomi budaya sebuah komunitas dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kehidupan mereka analisis ini akan menunjukkan bagaimana sebuah perubahan akan mungkin terjadi sebagai hasil atau akibat dari intervensi yang dilakukan.

Sejumlah faktor yang biasanya dirujuk sebagai faktor yang mempengaruhi kehidupan komunitas adalah keterkaitan mereka dengan masyarakat

global, peran media yang luas, tata batas yang kabur, dinamika populasi, perubahan harapan-harap hidup, sementara semua itu harus berhadapan dengan fakta adanya keterbatasan sumber daya yang mendukung kehidupan masyarakat tersebut.

Analisis sosial ekonomi budaya dengan demikian akan membutuhkan data dan informasi yang berkaitan dengan sejarah komunitas, kapan dan bagaimana komunitas itu dibentuk, tata kelembagaan mereka, dinamika kependudukan/ populasi, konflik yang mereka hadapi dan bagaimana mereka menanganinya, budaya dalam pengertian nilai-nilai tradisi dan praktek-prakteknya, ketersediaan sumberdaya, infrastruktur dan teknologi yang telah masuk dalam kehidupan masyarakat atau komunitas bersangkutan.

Hasil-hasil dari analisis bentang alam dan bentang sosial ekonomi budaya adalah rekomendasi langkah-langkah menangani persoalan, ancaman dan langkah untuk memperbaiki keadaan.

Memastikan LLA dalam proyek-proyek yang di dukung oleh MCA-Indonesia antara lain dengan:

Analisis bentang

alam adalah proses

menggambarkan dan

menafsirkan ekologi

sebuah kawasan.

(32)

1. Mengidentifikasi keadaan terkini bentang alam dan keadaan sosial ekonomi budaya masyarakat Kegiatan ini dapat

dilaksanakan dengan metode-metode partisipatoris seperti pertemuan komunitas, merancang pertemuan khusus untuk kelompok-kelompok rentang seperti kaum perempuan dan lainnya, pemetaan partisipatif,

pemetaan tata guna lahan, riset aksi, FGD, survei dan lain-lain.

Prinsip yang perlu dijalankan dalam melaksanakan ini adalah: • Alokasikan waktu yang cukup

panjang dengan masyarakat untuk membangun saling pengertian dan saling percaya, dan untuk beradaptasi dengan irama kehidupan sehari-hari mereka.

• Alokasikan waktu untuk memahami budaya khas mereka, memahami bahasa dan ungkapan-ungkapan, nilai dan praktek sosial, klasifikasi tanah dan hutan, dan berbagai sumber daya mereka.

• Selalu menyadari bahwa masyarakat setempat adalah ahli dalam proses identifikasi bentang alam dan sosial ekonomi budaya mereka sendiri dan merupakan rujukan utama tentang apa yang paling mereka butuhkan.

2. Analisis, dilakukan untuk mendapatkan solusi atas

bagaimana intervensi proyek dapat mendukung dan menciptakan langkah pengelolaan bentang alam dan bentang sosial ekonomi budaya yang berkelanjutan.

Masyarakat perlu difasilitasi

untuk menyadari bahwa

pendekatan LLA membutuhkan upaya untuk menjembatani hubungan antar berbagai kelompok sosial di dalam masyarakat mereka sendiri, untuk membangun motivasi untuk mengembangkan mata pencaharian, bekerja sama dengan pihak lain dan membagi tanggung jawab dalam mengelola lingkungan dan bentang alam.

Dengan cara ini masyarakat diharapkan mendapat pengertian dan kesadaran akan hubungan erat antara manusia, lingkungan dan mata pencaharian sebagai tiga hal yang sama pentingnya dalam membangun daya adaptif masyarakat dan menemukan jalan keluar dari berbagai tantangan.

Analisis bentang alam mencakup beberapa bidang sebagai berikut: • Jenis ekosistem dan

sumberdaya di dalamnya seperti: kawasan konservasi, sumber daya hutan, sumber daya air dan pemukiman penduduk.

• Jenis-jenis ekosistem yang berbatasan dengannya dan sumber daya di dalamnya. • Status terkini dari

(33)

kedua kelompok ekosistem di atas.

Analisis sosial ekonomi budaya mencakup beberapa bidang sebagai berikut:

• Sistem pendukung kehidupan masyarakat: mata pencaharian, penghasilan, pola konsumsi, kelembagaan masyarakat, nilai-nilai dan praktek sosial, serta ketersediaan sumber daya. • Kecenderungan terhadap

konektifitas globa melalui teknologi informasi dan komunikasi.

• Tata batas wilayah. • Dinamika kependudukan • Pengalaman dengan kehadiran

proyek-proyek, konflik, dan bagaimana masyarakat menangani semua itu. • Harapan hidup.

• Peran kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat bersangkutan khususnya dalam hal kesetaraan gender.

3. Memberikan rekomendasi tentang langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menangani persoalan yang dihadapi dan untuk memperbaiki keadaan.

Rekomendasi juga memberikan sumbangan dalam menjawab persoalan bagaimana

menciptakan dan mendukung sebuah bentang alam dan bentang sosial ekonomi

terutama dalam hal tata kelola dan hak-hak atas tanah. Secara khusus

rekomendasi ditujukan untuk memastikan bahwa sumber daya alam dihargai sebagai sebuah komponen fundamental bagi berbagai sistem yang ada dan bahwa keputusan tentang sumber daya alam harus dibuat dalam rangka mendukung keberlanjutannya.

(34)

Kantor PSDABM KEHATI MCA-Indonesia Jl. Bangka Raya 33A Unit 201

Pela Mampang, Jakarta Selatan 12730 INDONESIA

T: (62-21) 719 6072 – 73 E: info-psdabm@kehati.or.id

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah dengan nikmat dan hidayah Nya, Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Ny Z dengan Kesiapan Peningkatan

Unsur stratifikasi sosial yang dimaksud yaitu unsur kedudukan ascribed status (status alamiah). Nyai Ontosoroh adalah minoritas empat lapis: perempuan, nyai,

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah Penambahan bubur bayi afkir (BBA) kukus sampai taraf 18% dari total ransum meningkatkan konsumsi

Berdasarkan Berita Acara Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Buleleng Nomor : 64/PK.01-BA/5108/KPU-Kab/XI/2017 tanggal 4 November 2017 dengan ini diumumkan

Berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Obligasi Konversi Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas Untuk Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I

Faktor ini terdiri dari beberapa variabel psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan pengambilan kredit diantaranya yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran dan

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pasal 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan

Pengembangan Pariwisata Kesehatan di Bali: Model Sinergi dengan Pariwisata Budaya Sebagai Daya Tarik Unggulan Pariwisata Bali R.409 6 ProfR. Grup