ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Remote Trading di PT. Panin Capital
PT. Panin Capital mulai mengimplemetansikan remote trading pada tahun
2005 awal untuk menunjang perdagangan mereka. PT. Panin Capital merupakan
salah satu Anggota Bursa yang mendaftar untuk mengikuti remote pada gelombang
ke IV.
Pada bulan oktober tahun 2004 PT. Panin Capital mulai menganggarkan dana
mereka untuk dapat mengikuti remote trading yang merupakan syarat bagi setiap
Anggota bursa untuk dapat terus bertahan dan bergelut dalam dunia pasar modal di
Indonesia, hal ini merupakan terobosan baru yang diambil oleh PT. Bursa Efek
Jakarta. Menurut mereka dengan diberlakukan remote trading system ini maka
Anggota Bursa dapat meningkatkan transaksi mereka dan meningkatkan pasar modal
di Indonesia.
Gelombang IV dimulai bulan Oktober 2004 sampai Januari 2005, PT.Panin
Capital menyusun rencana kerja mereka untuk penyelenggaraan Remote Trading
System ini sebagai berikut :
1. Oktober 2004 s/d Desember 2005
Mencari Harga terbaik yang disepakati Direksi untuk pembelian perangkat Lunak
dan Perangkat Keras yang akan di gunakan untuk JATS-RT.
2. Januari 2005
Mengetest perangkat lunak dan perangkat keras yang dibeli serta mempelajari
system untuk koneksi JONEC ke JONES dengan mencoba sistem keamanannya.
Bila dalam masa uji coba ini perangkat lunak dan perangkat keras bekerja dengan
baik dan tidak ada halangan yang berarti, maka setelah itu kita coba untuk masuk
ke Remote Trading.
Berhubung terbatasnya dana yang dianggarkan oleh PT.Panin Capital, maka
pelaksanaan live remote trading menjadi mundur Awal juli 2005 PT. Panin Capital
mulai live yang rencana awal akan live pada bulan maret 2005. PT. Bursa Efek
Jakarta telah memilih vendor untuk jaringan remote trading system mereka yaitu
dengan menggunakan cable fiber optic dengan vendornya yaitu PT.Broadband
multimedia sebagai penyedia layanan cable fiber optic ini. PT. Broadband multimedia
telah memasang tariff untuk ditujukan ke anggota Bursa dengan rincian sebagai
berikut :
Router Cisco USD $2.500,-
VPN Concentrator Cisco USD $ 2.995,-
Biaya Kontrak 5 Tahun :
1. Biaya Sewa Jaringan 1 Link 128 Kbps - Rp. 4.500.000,-
2 Link 128 Kbps - Rp. 9,000,000,-
2. Biaya Pemeliharaan USD $ 722 / Tahun ( dengan router )
USD $ 288,48 / Tahun ( tanpa router )
Berdasarkan harga tersebut diatas PT. Panin Capital merasa keberatan, maka
berdasarkan hal tersebut PT. Panin Capital meminta kepada PT.Bursa Efek Jakarta
agar alat seperti router dan vpn tidak diwajibkan untuk membelinya melalui
PT.Broadband Multimedia Tbk . PT.Bursa Efek Jakarta menyetujui dan mereka
mewajibkan semua Anggota Bursa untuk mengetes mesin / perangkat yang dibeli di
PT.Bursa Efek Jakarta.
PT. Panin Capital menemukan vendor yang menawarkan harga terjangkau
tetapi dengan merek lain selain Cisco, yaitu mereka menyebutnya KT-11 ini
merupakan alat router dan VPN yang dikonfigurasi sendiri dengan menggunakan OS
Linux. KT-11 ditawarkan oleh PT.X seharga :
1. Untuk Router USD $ 1.850
2. Untuk VPN USD $ 1.100
Dengan itu maka PT.Panin Capital merekomemdasikan kepada PT.X untuk
menguji alatnya di PT.Bursa Efek Jakarta. Hasil pengujian menyatakan bahwa untuk
router gagal untuk connect ke system BEJ sedangkan VPN dapat connect ke system
BEJ.
Dengan hasil tersebut maka PT.Panin Capital membeli router pada
PT.Broadband Multimedia Tbk dan VPN dibeli di PT.X.
Untuk software PT.Panin Capital menggunakan PT.Bizelle Solution sebagai penyedia
software dengan harga yang ditawarkan terjangkau.
Setelah semua perangkat yang dibutuhkan terpasang di PT.Panin Capital
dengan pembagian ruang untuk server, trader dan sales yang terpisah. Dengan
Gambar 4.1 Infrastruktur jaringan
Pada tanggal 23 Mei 2005 dilakukan audit review oleh KAP sebagai syarat
untuk live JATS-RT hasil audit menggambarkan bahwa PT. Panin Capital boleh live
karena semua syarat kelayakan ( lampiran 2 ) untuk live telah terpenuhi dan SOP dari
Panin Capital sendiri telah baik dan merupakan suatu Standar Operasi yang berlaku
Pada tanggal 11 Juni 2005 dilakukan mock trading 1 ( Mock trading adalah
pengujian perangkat untuk menghubungkan JONEC dan JONES melalui
perdagangan buatan ) dengan scenario mock trading sebagai berikut :
Tabel 4.1 Scenario Mock
Kegiatan Jam Keterangan
1. Start-Up sistem JONEC 08:30 – 08:45
Persiapan di sisi BEJ dan
Anggota Bursa (AB)
Otentikasi Login/RSA oleh AB
2. Proses Login dan Persiapan 08:45 – 09:10 Pengaktifan koneksi Anggota Bursa ke JATS
3. Sesi Pre-Opening 09:10 – 09:25
Pengujian Fungsi Pre-Opening
Pengujian Kapasitas menerima
Order Pre-Opening
4. Sesi I Perdagangan 09:30 – 11:00 Pengujian Fungsi Perdagangan Sesi I
5. Break Sesi I 11:00 – 11:15 Break Sesi I
6. Sesi II Perdagangan 11:15 – 12:30 Pengujian Fungsi Perdagangan Sesi II
7. Fail-Over Network dan
Security 11:45 – 11:50
Pengujian Fail-Over Firewall di
sisi BEJ
AB melakukan Pengujian Fungsi
Perdagangan sesi II
8. Fail-Over JONES 12:00 – 12:15
Pengujian untuk melihat perilaku fail-over JONES di sisi BEJ. Di sisi BEJ, fail over dilakukan secara manual
9. AB Logoff dari JATS-RT 12:30 – 12:35 Semua AB logoff dari BEJ
10. BEJ shutdown sistem JATS-RT 12:35 BEJ shutdown sistem JATS-RT, semua koneksi terputus
Kegiatan Jam Keterangan
12. Melengkapi laporan hasil Mock
Trading 13:00 – 13:30 Setelah laporan dilengkapi, mohon diemail ke rt_mssp@jsx.co.id
Hasil Mock Trading I (Sabtu, 11 Juni 2005)
Problem
1. Terjadi beberapa kali Disconecting, menurut PT.X konfigurasi belum pas
2. Amend gagal
Usulan buat pihak Bizelle dan PT.X:
1. Sebagai persiapan Mock 2, diharapkan program versi terbaru sudah diinstall
di Panin Capital
2. Kedatangan dari pihak PT.X diharapkan lebih awal, agar dapat mengikuti
pre-opening mock trading sesuai jadwal
3. Bizelle menjanjikan update program hari selasa, dan mulai hari selasa akan
dilakukan training program
Setelah pelaksanaan Mock I dan dengan hasil yang kurang bagus karena VPN
yang bermasalah sering disconnect mengakibatkan perdagangan terhenti. Maka pada
tanggal 18 Juni 2005 dilakukan Mock II dengan scenario yang sama dengan mock I.
Hasil dari Mock II ini sangat menunjukan peningkatan yang bagus seperti VPN yang
stabil dan software remote yang sudah dapat dipakai tanpa kendala.
Tanggal 1 Juli 2005 PT.Panin Capital live dengan menggunakan remote Trading, dan
4.2 Perkembangan Pasca Impelentasi Remote Trading System
Semenjak dimulainya live Remote Trading System di PT. Panin Capital
sampai akhir tahun 2005 kemarin ditemukan beberapa kendala dan masalah yang
terjadi pada software remote trading dimana yang bertanggung jawab atas hal ini
adalah PT. Bizelle solution sebagai vendornya. Masalah tersebut telah di rapatkan dan
dicari jalan keluarnya sebagai berikut :
Tabel 4.2 Kendala dan Masalah pada Software Remote Trading
No Complain & Request Explanation
BizEquity
1. Setiap hari out of memory Kami menyarankan computer client menambah memory menjadi 512 mb melihat banyaknya jumlah transaksi di panin Capital
2 Multi currency support, currency efeknya kemana
Efeknya akan berpengaruh ke trade confirmation.
3 Multi branches support including opening external sales agent, belum jelas
kemampuannya buat apa ?
Karena pihak panin tidak menyertakan request implementasi multibranches maka kami tidak mensetting aplikasi ini. 4 Manage/ edit user hanya bisa sekali,
harus keluar dulu baru masuk lagi, yang muncul tidak sesuai dengan yang di klik.
SOP pembuatan user baru memang mengharuskan application manager untuk keluar dulu(log out) dan asuk kembal menggunakan user tersebut.
5 Export report to Excel tidak bisa dibaca. Telah sukses kami test, namun yang dimaksud tidak terbaca kami tiadk faham? 6 Kode customer tidak bisa dibuat Default aplikasi menggunakan
generalisasi system.
7 Sebelah customer tidak ada nama field Pertanyaan harus dikonfirmasi. 8 Pengisiian initial Iitial adalah pengambilan record nama
cust. Dengan cepat. (fast type) 9 Produk trading error uat apa? Untuk mengalokasikan apabila terjadi
trading error kedalam satu account. 10 Efek dari execution type bisa dirubah
tidak
Tidak
11 Customer status korelasi dengan B/O Ada korelasi, karena diharapkan diisi oleh back-office
12 Customer status, dst sampai cust. Margin Baca App. Manager guide
13 Real time check customer position…dsb Saat customer order dapat langsung mencheck keadaan keuangan dan saham
yag dimiliki customer
14 Automatic Average price calculation Average price akan muncul untuk order yang match dengan harga berbeda 15 Stock summary tidak ada Pada bizequity client | View | Market info 16 Ware house order & trade tidak ada Pada panin belum dipasang.
17 End of day process Akan di bahas pada pertemuan 18 Cancel Today Matching Akan di bahas pada pertemuan 19 Data migration Akan di bahas pada pertemuan 20 Data integration Akan di bahas pada pertemuan,
sementara menggunakan report order list yang di print setiap selesai trading.
Semua penjelasan dari vendor mengenai masalah yang ada dibahas pada
pertemuan dengan Pihak Bizelle. Jawaban dari Pihak Bizelle lebih menyarankan
bahwa perangkat computer PT. Panin Capital harus di upgrade terutama memorinya.
PT. Panin Capital telah melakukan saran yang diberikan oleh pihak Bizelle tetapi
sampai akhir tahun kemarin belum ada perubahan yang berarti yang dapat
menyelesaikan masalah tersebut. Pihak Bizelle kurang Profesional menanggapi kritik
dari PT. Panin Capital mereka dihubungi selalu sibuk dan bersikap seakan-akan ingin
menjauh dari Panin Capital.
Hasil yang dicapai oleh PT.Panin Capital terlihat mulai membaik semenjak
diterapkan remote trading ini, meskipun banyak masalah yang terjadi dalam masa juli
sampai Desember 2005, hal ini dapat kita lihat dalam lampiran 4.
Pada awal Januari 2006 PT. Panin Capital mengambil inisiatif untuk mengganti
seluruh Software Remote Trading dengan vendor Back Office PT.Panin Capital yaitu
PT. Adhika Graha Kencana dengan Software yang ditawarkan dengan nama
Ini merupakan pemborosan dan telah membengkakkan biaya untuk penerapan
Remote Trading ini, dulu PT. Panin Capital menetapkan pilihan vendor software untu
Remote Trading semata-mata karena harga ( cost ) yang relative murah diantara
vendor lain dan juga ada orang Bizelle yang dipercaya PT. Bursa Efek Jakarta untuk
membuat Aplikasi RT di BEJ. Namun kenyataannya hasilnya sangat jelek banyak
masalah yang sampai Januari ini belum terselesaikan.
Hal ini menurut kami kurang efisien karena PT.Panin Capital tidak dapat
memprediksi apa yang terjadi kedepan bila vendor ini gagal karena dalam dunia Pasar
Modal vendor ini merupakan vendor baru, mereka dulu mengerjakan Software sesuai
permintaan perusahaan, dulu Bizelle ini bernama PT. BOFIS Indonesia. Semenjak PT
BEJ mau menerapka remote trading untuk perdagangan vendor ini baru terjun ke
pasar modal dan mempelajari seluk beluk pasar modal dan berganti nama menjadi
PT. Bizelle Solution.
Rencana PT. Panin Capital akan menerapkan software barunya dengan vendor
lama yaitu PT.Adhika Graha Kencana dan mau mengintegrasikan seluruh system di
kantornya dari Front Office sampai Back Office agar mengurangi adanya human
error.
Untuk melaksanakannya PT.Panin Capital mengeluarkan dana lagi untuk
membayar vendor yang baru sebesar Rp. 180 juta sedangkan dahulu vendor yang
lama baru dibayar sebesar Rp. 30 juta oleh PT.Panin Capital dan mengeluarkan dana
untuk Audit review lagi sebesar Rp. 15 juta sedangkan dulu telah mengeluarkan dana
Pada awal Januari PT. Bursa Efek Jakarta banyak melakukan kesalahan dalam
system remote trading ini. Ada beberapa order yang di reject oleh remote dan ada
order yang dilakukan pada saat mock oleh AB lain masuk dalam remote sehingga
menimbulkan kerugian bagi AB tersebut, Pihak BEJ menyalahkan AB tersebut
karena mereka belum melakukan house keeping yaitu menhapus seluruh order yang
dilakukan pada saat Mock, menurut kami hal tersebut bukan juga semata-mata
kesalahan AB itu, karena pada saat mock dan live dilakukan oleh dua server yang
berbeda. Pada saat mock di lakukan dengan server development sedangkan pada saat
live dilakukan dengan server Production disisi Bursa Efek Jakarta. Pihak BEJ harus
dapat belajar dari pengalaman ini, mereka harus memikirkan bagaimana
menanggulanginya agar masalah yang demikian tidak terjadi lagi.
4.3 Manfaat Nilai Ekonomis
Manfaat nilai ekonomis ini mencakup Value Linking, Value Acceleration dan
Value Restructuring terhadap manajemen perusahaan yang dikalkulasi dalam bentuk perhitugan ROI sederhana. Dalam implementasi awal Remote Trading ini diperlukan
suatu investasi dalam perangkat lunak maupun perangkat keras. Biaya investasi ini
dilakukan secara bertahap dimulai dengan perangkat keras yang dibutuhkan oleh
perusahaan seperti mempersiapkan JONEC ( JSX One Client), BOFIS Server
Network) dan dari sisi perangkat lunak diperlukan FIX Engine (Financial Information
Exchange) dan FireWall.
Adapun perincian biaya investasi dalam implementasi remote trading system
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Biaya untuk perangkat keras seperti Server HP Proliant, Router, UPS, VPN,
Komputer Client sebesar Rp. 156,653,000,-
2. Biaya untuk perangkat lunak seperti Operating System, Software Remote
Trading, Antivirus sebesar Rp. 42,630,000,-
3. Biaya untuk ruang kerja seperti sewa ruangan dan partisi ruangan sebesar
Rp. 11,760,000,-
4. Biaya jasa reviewer untuk mereview prosedur dan perangkat untuk remote trading
sebesar Rp. 43,120,000,-
5. Biaya untuk jaringan seperti pemasangan fyber optic dan stock watch sebesar
Rp. 14,700,000,-
6. Total Biaya seluruhnya untuk implementasi ini adalah sebesar Rp. 268,863,000,-
PT. Bursa Efek Jakarta mengeluarkan dana sebesar Rp. 75,000,000,- yang
diberikan kepada setiap Anggota Bursa agar penerapan Remote Trading ini dapat
berlangsung baik dan cepat. Jadi Total biaya diatas setelah di potong dana dari PT.
Bursa Efek Jakarta menjadi sebesar Rp. 193, 863,000,-. Untuk lebih rincinya dapat
Tabel 4.3 Lembar kerja Biaya P A B C D E
endekatan Keuangan (Initial Cost) , 1 USD = Rp. 9,800,-Perangkat Keras
Server Hp Proliant with 2 Ethernet Card and ( 2 unit ) USD 1600 x 2 $ 3,200.00
Komputer intel pentium 4 2 Ghz ( 7 unit ) USD 600 x 10 $ 6,000.00
Router Cisco 2800 USD 2,500 $ 2,500.00
VPN KT-11 USD 1,100 $ 1,100.00
Fiber Driver USD 1,500 $ 1,500.00
LCD Screen Monitor 14 inch ( 6 unit ) USD 200 X 6 $ 1,200.00
UPS USD 300 $ 300.00
HUB 3 COM 8 port ( 4 unit ) USD 35 x 4 $ 140.00
HUB 3 COM 16 port ( 1 unit ) USD 45 $ 45.00 Total h/w
Perangkat Lunak
Microsoft Windows 2000 Server with Service Pack 4 USD 170 x 2 $ 340.00
Symantec Norton Antivirus 2005 USD 45 x 2 $ 90.00
Microsoft Office XP USD 260 x 7 $ 1,820.00
Remote Trading Software ( BizEquity ) USD 300 $ 300.00
Remote Trading Software ( SAS ) + Back office USD 1800 $ 1,800.00
Total s/w Tempat kerja
Sewa ruangan baru di Lantai 4 ( per bulan ) USD 500 $ 500.00
Partisi untuk ruangan server dan floor trader USD 700 $ 700.00
Total Jasa Reviewer
KAP & Konsultan USD 4400
Jaringan
Instalasi Fiber Optic USD 750 $ 750.00
Instalasi Stock Watch USD 450 $ 450.00
Pengkabelan untuk komputer client + jaringan USD 300 $ 300.00
Total Initial Cost ( $ )
Initial Cost ( Rp )
-/- Dana dari PT. Bursa Efek Jakarta
Total Initial Cost ( Rp ) Rp 193,863,000 15,985.00 $ 4,350.00 $ 1,200.00 $ 4,400.00 $ 1,500.00 $ 27,435.00 $ 268,863,000 Rp 75,000,000 Rp
Pengeluaran rutin untuk menunjang kegiatan dalam remote trading ini adalah sebagai
berikut :
1. Penambahan pegawai 3 orang untuk technical Support sebesar Rp
90,000,000,- dalam setahun dengan asumsi ada penambahan Rp. 500.000
dalam setiap bulannya.
2. Biaya untuk fyber Optic dan Stock Watch sebesar Rp. 5,600,0000,- dalam
sebulan dengan asumsi ada penambahan biaya Rp. 500,000,- setiap tahunnya.
3. Biaya Maintanance untuk jaringan dan router sebesar Rp. 7,200,000,- dalam
sebulan dengan asumsi ada penambahan biaya sebesar Rp. 500,000,- dalam
setahun.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4 Lembar pengeluaran Rutin P 1. A Sub t As1 1 1 a engeluaran Rutin Support . Technical Support
3 orang staff @ Rp. 2,500,000/month 90,000,000
otal 90,000,000
Year Network Fee Support Total
2005 74,400,000.00 90,000,000.00 164,400,000.00 2006 85,700,000.00 108,000,000.00 193,700,000.00 2007 95,800,000.00 126,000,000.00 221,800,000.00
umsi :
Month fee for Fyber Optic = Rp. 4,500,000 Month fee for Stock Watch = Rp. 1,100,000
Year fee for Maintanance Fyber Optic and Roter = Rp. 7,200,000 da kenaikan satu tahun sekali sebesar Rp. 500.000
Tabel 4.5 Value Linking & Acceleration
As
Dalam tabel 4.5 di atas kita dapat lihat dampak atau comparison sebelum
dan sesudah menggunakan remote trading. Dalam tabel di atas dapat dilihat bahwa
transaksi sebelum menggunakan remote trading (masih menggunakan floor) adalah
sebesar 48.000.000 lembar saham per tahun dengan nilai transaksi Rp.
24.000.000.000,- per tahun. Sesudah menggunakan remote trading transaksi ini
diperkirakan akan meningkat menjadi sebesar 72.000.000 lembar saham per tahun
dengan nilai transaksi Rp. 66.000.000.000,- per tahun.
Setelah kita membandingkan sebelum dan sesudah remote kita lihat ada
kenaikan transaksi yang cukup signifikan yaitu dari 24.000.000 lembar saham per
tahun menjadi 72.000.000 lembar saham per tahun berarti ada peningkatan transaksi
sebesar 48.000.000 lembar saham per tahun.
umsi Yang Digunakan
Volume dalam lembar saham ; Value dalam rupiah ; Net Economic Benefit dalam rupiah
tem volume/month
I Value/month Volume / year Value / year
Floor 4,000,000 2,000,000,000 48,000,000 24,000,000,000 Remote Trading 6,000,000 5,500,000,000 72,000,000 66,000,000,000
Value Linking & Acceleration
Commision fee Transaction via Floor Remote TradingTransaction via economic benefit Total Net
2005 0.25% 60,000,000.00 165,000,000.00 105,000,000.00 2006 0.30% 108,000,000.00 252,000,000.00 144,000,000.00 2007 0.35% - 630,000,000.00 630,000,000.00
4.4 Perhitungan ROI
P
C
endekatan Keuangan (Dampak Ekonomi)
A. Initial Cost 193,863,000.00
B. Arus Kas Tahunan
Keterangan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Total
Keuntungan Ekonomi Bersih 105,000,000.00 144,000,000.00 630,000,000.00
Pendapatan Sebelum Pajak 105,000,000.00 144,000,000.00 630,000,000.00 Biaya Pengeluaran Rutin 164,400,000.00 193,700,000.00 221,800,000.00
Arus Kas Bersih (59,400,000.00) (49,700,000.00) 408,200,000.00 299,100,000.00
.Pendapatan atas Investasi 51%
Dari perhitungan ROI di atas kita dapat lihat nilai yang diperoleh adalah sebesar 51 % .
Penilaian
0 0 atau kurang dari 0
1 1% sampai 299%
2 300% sampai 499%
3 500% sampai 699%
4 700% sampai 899%
5 Lebih dari 899%
Dalam tabel di atas terlihat untuk ROI sebesar 51 % masuk dalam range 1.
4.5 Analisa Domain Bisnis
Untuk mengetahui dampak penerapan Remote Trading dalam perusahaan ditinjau
karyawan dalam domain bisnis yang menggunakan atau berhubungan langsung
dengan Remote Trading ini. Kuesioner yang diterima kembali adalah sejumlah
10 respoden yang terdiri dari :
• 3 orang dari posisi sales • 2 orang dari posisi trader
• 1 orang dari posisi Operation Manager • 4 orang dari posisi staff
Rangkuman dari jawaban seluruh responden dapat dilihat pada tabel 4.6. Pada
tabel ini telah dihitung skor rata-rata dari masing-masing nilai dan resiko dalam
domain bisinis yang nantinya akan digunakan dalam melengkapi information
economic scorecard. Untuk resiko Project or Organizational Risk, Skor 1 hingga 4 dipecah ke tingkat skor yang lebih kecil hingga 0.5.
Tabel 4.6 Rangkuman jawaban responden dari domain bisnis
0 1 2 3 4 5 Total Skor Averaged Skor Strategic Match 0 0 0 0 0 10 50 5 Competitve Advantage 0 0 4 0 0 6 38 3.8 Management Information Support 0 0 2 3 2 3 24 2.4 Competitive Response 0 0 1 0 9 0 38 3.8 0 0.5 1 1.5 2 2.5 4 5 Project or Organizational Risk 2 0 3 3 0 1 1 21.5 2.15
1. Pada nilai Strategic Match didapatkan skor rata-rata 5 yang berarti sistem
Remote Trading secara langsung mencapai tujuan strategik perusahaan.
2. Pada nilai Competitive Advantage di dapatkan skor rata-rata 3.80 yang berarti
sistem Remote Trading memberikan sedikit pertukaran data atau akses keluar,
dan cukup meningkatkan posisi kompetitif perusahaan.
3. Sedangkan pada nilai Management Information Support adalah 2.40. yang
berarti bahwa penerapan remote trading tidak berhubungan dengan pelayanan
penyediaan informasi manajemen, tetapi memberikan informasi tentang
fungsi-fungsi yang secara langsung mendukung kegiatan inti perusahaan.
4. Untuk nilai Competitive Response menghasilkan nilai 3.80 yang berarti jika
penerapan Remote Trading ini ditunda, kemungkinan mengakibatkan
kerugian kompetitif lebih jauh bagi perusahaan, atau kehilangan kesempatan
kompetitif, atau keberhasilan dari kegiatan yang berjalan dalam perusahaan
dapat dibatasi tanpa adanya sistem remote trading.
5. Untuk Project or Organizational Risk didapatkan skor rata-rata 2.15 yang
berarti bahwa perusahaan siap dalam melakukan perubahan-perubahan yang
diperlukan oleh sistem Remote Trading dalam penerapanannya.
Perlu diperhatikan bahwa skor rata-rata dari seluruh variabel dalam domain
bisnis merupakan masukan yang diberikan oleh responden yang merupakan pengguna
4.6 Analisa Domain Teknologi
Selain nilai-nilai dan resiko dari domain bisnis yang diukur, tetapi nilai dari
domain teknologi juga memiliki nilai-nilai dan resiko tersendiri yang perlu dikaji.
Domain teknologi yang dimaksud adalah para personil TI yang ada dalam perusahaan
yang terlibat dalam pengembangan sistem Remote Trading ini. Jumlah responden
yang ada dalam domain teknologi ini berjumlah 2 orang. Rangkuman dari jawaban
responden terhadap kuesioner domain teknologi akan dilihat pada tabel 4.7 dibawah
ini. Pada tabel ini juga telah dihitung skor rata–rata pada setiap nilai dan resiko
yang ada dalam domain teknologi yang diberikan oleh responden.
Tabel 4.7 Rangkuman jawaban dari Domain Teknologi
0 1 2 3 4 5 Score Average Score Strategic IS Architecture 0 0 0 0 1 1 9 4.50 Definitonal Uncertainty 2 0 0 0 0 0 0 0.00 IS Infrastructure Risk 0 0 0 2 0 0 6 3.00 Technical Uncertainty 12 3.00 a. Skills 0 0 2 0 0 0 4 2.00 b. Hardware 2 0 0 0 0 0 0 0.00 c. Software 0 0 0 2 0 0 6 3.00 d. Aplication Software 1 0 1 0 0 0 2 1.00
Berdasakan nilai-nilai pada tabel diatas maka dapat disimpulkan :
1. Pada nilai Strategic IS Architecture didapatkan skor rata-rata 4.50 yang berarti
strategis informasi perusahaan dan memiliki payoff yang tinggi, bukan
merupakan prasyarat bagi proyek lain yang terdapat dalam perencanaan
strategis informasi, tetapi sangat terkait dengan prasyarat proyek lain.
2. Pada nilai Definitional Uncertainty didapatkan skor rata-rata 0 yang berarti
sistem Remote Trading ini persyaratannya jelas dan disetujui, Spesifikasinya
jelas dan disetujui, Area yang ditelaah jelas, memiliki probabilitas tidak
adanya perubahan yang sangat tinggi.
3. Berdasarkan nilai yang didapat secara perhitungan mendapatkan nilai sebesar
3.00 dari nilai rata-rata semua komponen yang ada dalam Technical
Uncertainty. Adapun perincian masing-masing skor dari Technical Uncertainty yang dilihat dari faktor derajat kesiapan keterampilan, hardware,
software dan perangkat aplikasi, maka dapat disimpulkan seperti dibawah ini : • Keterampilan yang dibutuhkan, dibutuhkan beberapa keterampilan
baru bagi staff dan manajemen
• Ketergantungan perangkat keras, perangkat keras yang sudah ada sekarang masih dapat digunakan tetapi aplikasi yang digunakan akan
berbeda.
• Ketergantungan piranti lunak, dalam pengoperasian piranti lunak akan dibutuhkan beberapa feature baru, mungkin dibutuhkan juga antar
• Piranti lunak aplikasi, program yang tersedia secara komersial namun membutuhkan modifikasi yang cukup banyak, atau program sudah
tersedia dalam perusahaan namun membutuhkan banyak modifikasi
yang banyak, atau piranti lunak akan dibangun sendiri dengan
kompleksitas rancangan yang minimal, tetapi pemograman yang
lumayan kompleks.
4. Pada nilai Information Sistem Infrastructure Risk, ditinjau dari segi kesiapan
infrastruktur sistem dalam perusahaan mencakup jaringan, komunikasi data
dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pembiayaan langsung diluar
proyek ini maka mendapatkan nilai 3, sehingga dapat diartikan bahwa
dibutuhkan perubahan yang cukup terhadap beberapa elemen sistem
pengiriman layanan komputer.
Perlu diperhatikan bahwa nilai dan resiko yang ada dalam variabel dalam
domain teknologi ini merupakan masukan yang diberikan oleh personil teknologi
dalam domain teknologi.
Setelah semua dinilai, lalu kita masukkan penilaian dari domain bisnis dan domain
teknologi kedalam Information Economic Scorecard seperti yang terlihat dalam tabel
Tabel 4.8 Information Economic Scorecards Busines Domain Technology Domain Weighted Score ROI SM CA MI CR OR SA DU TU IR Business Domain 1.00 5.00 3.80 2.40 3.80 2.15 Technology Domain 4.50 0.00 3.00 3.00 Weighted Value 28.65
Setelah mendapatkan pengkajian dari Information Economics Scorecard maka
akan dibuat suatu pengertian kualitatif dari skor penerapan Remote Trading ini, maka
akan dibuat suatu jenjang predikat penerapan Remote Trading yang disusun
berdasarkan skor tertinggi, skor tengah dan skor terendah yang mungkin didapat oleh
skor penerapan Remote Trading. Skor tertinggi akan didapat jika semua variabel
yang berbobot positif mendapatkan skor 5 (ROI, SM, CA, MI, CR dan SA) dan
seluruh variabel berbobot negatif mendapatkan skor 0 (OR, DU, TU dan IR), maka
dapat dibuat persamaan sebagai berikut: • Persamaan untuk skor tertinggi
(5*20) + ( 0* (-10)) = 100
Sedangkan untuk skor tengah berarti seluruh variabel mendapat skor 2.5
dimana persamaannya adalah : • Persamaan untuk skor tengah
Skor terendah akan didapatkan jika seluruh variabel positif mendapatkan skor
0 dan selurh variabel negatif mendapatkan skor 5 sehingga persamaannya
adalah sebagai berikut :
• Persamaan untuk skor terendah (0*20) + (5*(-10)) = -50
Dari ketiga persamaan skor diatas ini maka dapat disusun jenjang predikat
untuk penerapan Remote Trading, dimana skor patokan yang digunakan dlaah skor
tengah 25 sehigga hasilnya akan terlihat seperti pada tabel 4.9 dibawah ini.
Tabel 4.9 Jenjang predikat kesuksesan implementasi Remote Trading Skala Skor Predikat
75 - 100 Sangat Baik
50 - 74 Baik
25 - 49 Cukup
-13.5 - 24 Kurang -13.4 - (-50) Buruk
Berdasarkan jenjang predikat pada tabel 4.16 dan skor penerapan Remote
Trading yang bernilai 28.65 maka dapat disimpulkan bahwa penerapan Remote
Trading dala PT. Panin Capital ini akan memiliki predikat ‘Cukup’. Predikat ini
dapat diartikan bahwa penerapan Remote Trading ini memberikan dampak yang
cukup positif bagi kemajuan kinerja perusahaan walaupun tidak signifikan sekali.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan penerapan Remote Trading ini mendapat
predikat ‘Cukup’ diantaranya adalah :
• Skor dari ROI yang didapatkan adalah 1 yang berarti bahwa pengembalian finansial dari investasi ini masih cukup rendah.
• Sebagian besar dari bobot dan skor variabel berbobot positif masih rendah dengan rata-rata nilai antara 3 – 4, yang berarti bahwa tingkat kesadaran
manajemen terhadap nilai-nilai positif ini masih rendah dalam proses
pengambilan keputusan investasi mereka dan juga dampak positif ( sesuai
dengan nilai-nilai positif dari kedua domain) dirasakan masih kurang oleh
para karyawan yang akan terlibat dalam penerapan Remote Trading ini,
terlihat dari skor rata-rata setiap bobot positif yang hanya bernilai antara 3 – 4.
Predikat yang didapatkan oleh penerapan Remote Trading melalui
information economics scorecard merupakan gambaran umum dari dampak penerapannya pada PT. Panin Capital. Namun dalam masing-masing skor variabel
yang ada pada kedua domain tersebut terdapat hal-hal yang lebih detail yang dapat
disimpulkan sebagai berikut. Untuk lebih meningkatkan dukungan Remote Trading
terhadap kinerja perusahaan maka perlu ditingkatkan fungsionalnya terutama pada
nilai-nilai yang mendapat skor rendah (anggap skor dibawah 3), yaitu:
1. Sedangkan pada nilai Management Information Support adalah 2.40. yang berarti
bahwa penerapan remote trading tidak berhubungan dengan pelayanan
penyediaan informasi manajemen, tetapi memberikan informasi tentang
fungsi-fungsi yang secara langsung mendukung kegiatan inti perusahaan.
2. Untuk Project or Organizational Risk didapatkan skor rata-rata 2.15 yang berarti
bahwa perusahaan siap dalam melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan