• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

59 VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.1. Lingkungan Eksternal

Dalam melakukan analisis lingkungan eksternal dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi peluang yang menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang perlu dihindari sehingga tidak merugikan perusahaan. Analisis lingkungan eksternal ini dapat memberikan faktor-faktor yang menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk dapat memberikan respon sehingga dapat merumuskan strategi yang bisa menguntungkan bagi perusahan. Faktor-faktor eksternal yang akan dianalisis meliputi kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya, demografis, lingkungan, kekuatan politik, pemerintahan, hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan kompetitif. Hasil dari identifikasi faktor eksternal ini didapat dari pengumpulan data sekunder yang dikumpulkan dari beberapa sumber dan data primer sebagai penguat informasi dari data sekunder yang dianggap dapat memberikan informasi tentang perkembangan pola konsumsi masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Jawa Barat. Faktor-faktor yang akan diuraikan dibawah ini akan menggambarkan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan makanan dan minuman serta kekuatan hukum yang harus dimiliki yang berdampak pada tingkat penjualan pada suatu perusahaan.

6.1.1. Kekuatan Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian suatu perusahaan. Pada umumnya kondisi ekonomi secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah, maka perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi. Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah antara lain:

1) Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran masyarakat kota Bogor terus meningkat setiap tahunnya. Pengeluaran non makanan penduduk kota Bogor jauh lebih tinggi daripada pengeluaran makanan. Peningkatan pengeluaran non makanan terjadi pada tahun 2007, hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat kota

(2)

60 Bogor. Untuk pengeluaran makanan, makanan jadi dan minuman non alkohol menempati proporsi tertinggi yaitu sebesar 32 persen dan pengeluaran untuk padi sebesar 14 persen. Tabel 21 menunjukkan pengeluaran rata-rata per kapita untuk makanan dan non makanan.

Pengeluaran non makanan terkecil pada pajak, hal ini disebabkan karena adanya subsidi pemerintah dalam hal pendidikan dan kesehatan maka pengeluaran di sektor ini tidak terlalu tinggi. Tabel 20 menunjukkan tingkat kenaikan pengeluaran rata-rata per kapita dalam kurun waktu satu bulan selama tahu 2009-2010.

Tabel 20. Tingkat Kenaikan Setahun Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Tahun 2009-2010

Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp) Tingkat kenaikan setahun (%)

2009 2010 2009-2010

Jawa Barat 444.186 487.681 9,79

Indonesia 430.065 494.845 15,09

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011

Tabel 21. Persentase Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan untuk Makanan dan Bukan Makanan tahun 2009-2010

Konsumsi Makanan Konsumsi Non Makanan

2009 2010 2009 2010

Jawa Barat 49,51 52,33 50,49 47,67

Indonesia 50,62 51,43 49,38 48,57 Sumber : Badan Pusat Statistik, susenas panel (2011)

2) Tingkat Inflasi

Melemahnya nilai rupiah menyebabkan harga barang-barang impor menjadi naik. Kenaikan harga barang-barang impor. Indeks harga konsumen sering digunakan sebagai indikator kenaikan harga. IHK per kelompok pengeluaran secara umum menurun. Penerunan paling signifikan terjadi pada kelompok pengeluaran dan paling rendah penurunannya pada kelompok kesehatan. Laju inflasi bulanan kota Bogor

(3)

61 pada Tahun 2008 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan bahkan menyentuh nilai negatif pada akhir tahun 2008 yaitu sebesar -0,26, hal ini lebih dipicu oleh penurunan harga BBM per 1 Desember 2008. Pengeluaran laju inflasi pada bulan Mei 2008 disebabkan oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada pertengahan Mei. Pada Tabel 22 dapat dilihat secara rinci perkembangan tingkat inflasi di Indonesia dari tahun 2005-2011. Pada akhir tahun 2008 inflasi Indonesia mencapai 11,06 persen, namun pada tahun 2009 inflasi Indonesia turun menjadi 2,78 persen. Hal ini sejalan dengan dikeluarkannya peraturan menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2009 yang menurunkan harga eceran BBM.

Tabel 22. Tingkat Inflasi di Indonesia dari Tahun 2005-2011

Tahun Tingkat Inflasi (Persen)

2005 17,11 2006 6,6 2007 6,59 2008 11,06 2009 2,78 2010 6,96 2011 1,7 Sumber : Badan Pusat Statistik (2011)

3) Pendapatan Regional Daerah

PRDB merupakan ukuran produktivitas yang mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun. Nilai PRDN tertinggi disumbangkan oleh sektor perdagangan yaitu sekitar 39 persen senilai Rp.

4.528.576,96 juta, dan sektor industri pengolahan sebesar 25 persen senilai Rp. 3.044.078,40 juta dari total PRBD 2009 kota Bogor sebesar Rp. 11.904.599,66

juta..Dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,01 persen tahun 2009, taraf hidup masyarakat kota bogor terus mengalami peningkatan seirig meningkatnya laju pertumbuhan kota Bogor.

(4)

62 6.1.2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, Lingkungan

Lingkungan sosial, budaya, demografis dapat membentuk cara orang hidup, bekerja, memproduksi dan mengonsumsi. Hal ini dapat menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan meningkatkan keinginan untuk menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula. Beberapa hal yang mendasar yang menjadi faktor terkait dengan lingkungan ini adalah :

1) Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Penduduk kota Bogor terus bertambah dari waktu ke waktu. Ketika sensus pertama kali tahun 1961, penduduk pertama kali tahun 154,1 ribu jiwa. Jumlah penduduk kota Bogor mencapai 855,085 jiwa pada tahun 2005. Angka ini terus meningkat pada tahun 2010 mencapai 949.066 jiwa. Pada Tabel 23 dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk kota Bogor dari tahun 2000-2010.

Tabel 23. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor 2000-2010

Wilayah Persentase Bogor Tengah 1,15 Bogor Selatan 2,07 Bogor Timur 2,09 Kota Bogor 2,39 Bogor Barat 2,39 Bogor Utara 2,59 Tanah Sareal 3,43

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2011

Tingkat pertumbuhan penduduk juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Selama periode 2000-2010 tingkat pertumbuhan penduduk tercatat meningkat 2.39 persen. Dengan luas wilayah 111,73 km² ditempati penduduk sebanyak 8.494 jiwa. Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh sex ratio pada tahun 2010 yang nilainya lebih besar dari 100, yaitu 104, yang artinya untuk setiap 100 perempuan terdpat 104

(5)

63 penduduk laki-laki. Pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Tanah Sareal sebesar 3, 43 persen9.

2) Perilaku Konsumsi

Kemajuan teknologi dan globalisasi informasi membawa segala sesuatunya ke arah yang lebih praktis dan efisien. Preferensi masyarakat berubah dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Perubahan pola konsumsi masyarakat ditunjukkan pada kecenderungan masyarakat yang mulai menyukai makanan siap saji. Hal ini juga berlaku untuk makanan pokok maupun makanan selingan seperti roti dan kue.. Pada Tabel 24 dapat dilihatpersentase pola konsumsi makanan jadi di Indonesia yang persentasenya cenderung meningkat setiap tahunnya.

Tabel 24. Persentase Pola Konsumsi di Indonesia Tahun 2005-2009

Jenis Makanan Persentase Pola Konsumsi (Persen)

2005 2006 2007 2008 2009

Padi-padian 8.54 11.37 10.15 9.57 8.86

Umbi-Umbian 0.58 0.59 0.56 0.53 0.51

Ikan/Udang/Cumi/Kerang 4.66 4.72 3.91 3.96 4.29

Daging 2.44 1.85 1.95 1.84 1.89

Telur dan Susu 3.12 2.96 2.97 3.12 3.27

Sayur-Sayuran 4.05 4.42 3.87 4.02 3.91

Kacang-Kacangan 1.7 1.63 1.47 1.55 1.57

Buah-Buahan 2.16 2.1 2.56 2.27 2.05

Minyak dan Lemak 1.93 1.97 1.69 2.16 1.96

Bahan Minuman 2.23 2.5 2.21 2.13 2.02

Bumbu-Bumbu 1.33 1.37 1.1 1.12 1.08

Konsumsi Lainnya 1.34 1.27 1.34 1.39 1.33

Makanan jadi 11,44*) 10,29*) 10,48*) 11,44*) 12,63*)

Tembakau dan Sirih 6.18 5.97 4.97 5.08 5.26

Keterangan : *) Termasuk minuman beraklohol Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011

9 Badan Pusat Statistik, 2011

(6)

64 Kepadatan aktivitas masyarakat, khususnya masyarakat kota besar yang rata-rata bukan hanya laki-laki saja yang bekerja akan tetapi wanita juga umumnya juga bekerja. Hal ini dapat menciptakan situasi dimana seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai karyawan tidak lagi sempat membuat kue atau camilan lagi bagi keluarga. Dari hasil kuesioner yang respondennya adalah pengunjung Pia Apple Pie dapat dilihat 64 persen pengunjung adalah wanita akan tetapi hanya 4 persen yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hal ini dapat menjadi peluang usaha bagi industri pengolahan makanan jadi termasuk bakery.

6.1.3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum

Arah dan Stabilitas politik merupakan pertimbangan utama dalam merumuskan sebuah strategi dalam perusahan. Politik dan hukum berhubungan langsung dengan keamanan dan stabilitas pemerintahan suatu negara. Ketidakstabilan keadaan politik dan keamanan akan membawa dampak negatif terhadap keberlangsungan suatu usaha. Beberapa tindakan politik dirancang untuk menguntungkan dan melindungi perusahaan seperti undang-undang paten, subsidi pemerintah dan dana penelitian produk. Pia Apple Pie sendiri telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yaitu nomor 282/188/1005/PK/2000. Beberapa peraturan pemerintah yang diatur dalam undang-undang yang dapat memperkuat posisi Pia Apple Pie di lingkungan:

1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sebagian besar jenis usaha yang berkembang di Indonesia adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan hanya sebagian kecil saja yang mampu beralih menjadi usaha menengah besar. Peranan dan kontribusi usaha UMKM kepada perekonomian nasional sangat besar. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang mandiri. Penyediaan dana dan pemberian jaminan pinjaman juga dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah dan

(7)

65 pemerintah daerah dapat memberikan insentif dalam bentuk kemudahan persyaratan perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana dan bentuk insentif lainnya.

2) Undang-undang Paten Nomor 14 tahun 2001

Ketentuan-ketentuan yang mengatur hak paten di Indonesia berdasarkan kepada Undang-undang No. 14 tahun 2001 tentang Paten. Undang-undang ini menggantikan peraturan tentang paten sebelumnya yaitu Undang-undang No. 6 tahun 1989 yang juga telah diubah dengan Undang-undang No. 13 tahun 1997. Pada prinsipnya, Undang-undang No. 14 tahun 2001 dan peraturan-peraturan sebelumnya dibuat dengan memperhatikan perjanjian-perjanjian internasional yang berlaku di Indonesia maupun internasional, perkembangan teknologi, perdagangan dan industri, dan kebutuhan akan ketentuan dan peraturan yang dapat memberikan perlindungan hukum bagi para inventor dan invensinya. Biaya yang dikeluarkan untuk mengajukan permohonan hak paten, ketentuannya diatur dalam peraturan pemerintah No. 50 tahun 2001 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah No. 26 tahun 1999 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada departemen kehakiman.

Hak paten merupakan faktor kekuatan bagi perusahaan, hal ini yang selalu menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus berjuang mendapatkan hak paten yang hingga kini belum diperoleh oleh perusahaan. Dengan adanya hak paten maka para pesaing tidak dapat mencuri ide produk dan inovasi yang dimiliki oleh Pia Apple Pie. Hak paten yang didaftarkan oleh perusahaan adalah berupa inovasi resep produk-produk dari Pia Apple Pie.

6.1.4. Kekuatan Teknologi

Perkembangan industri pengolahan makanan tidak terlepas dari faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan dari segi faktor produksi dan faktor pemasaran.

(8)

66 1) Kemudahan dalam Aspek Produksi

Perkembangan teknologi pada aspek produksi dapat dilihat dari mesin-mesin dan peralatan yang digunakan selama proses produksi. Pia Apple Pie telah mengikuti perkembangan teknologi yang ada seiring makin berkembangnya jumlah produksi yang ada. Penggunaan mixer dapat lebih mempermudah pengadukan adonan, penggunaan oven juga lebih mengefesienkan waktu dan tenaga pemanggangan adonan serta Pia Apple Pie juga telah menggunakan cool box (lemari pendingin) agar produk yang telah jadi dapat lebih awet. Untuk mendukung proses produksi dalam pembuatan pie, saat ini Pia Apple Pie telah memiliki mesin/ peralatan yang memadai meskipun jumlahnya masih terbatas.

2) Kemudahan dalam Aspek Pemasaran

Kemudahan dalam mengembangkan suatu usaha karena adanya perkembangan teknologi tidak hanya terjadi pada aspek produksi saja, melainkan aspek pemasaran. Hal ini karena adanya perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan transportasi. Penggunaan telepon ataupun handphone dapat memudahkan komunikasi antara pelaku usaha dengan pemasok bahan baku, dengan adanya alat komunikasi ini juga dapat membuat komunikasi antara pelaku usaha dan pelanggan lebih baik bahkan menambah omset penjualan karena dapat digunakan pada penjualan sistem pesan antar (delivery order). Kemudahan juga dapat diperoleh dari sistem pembayaran yang telah banyak diberlakukan oleh pihak bank yaitu penggunaan kartu auto debet atau kartu kredit. Pada Pia Apple Pie, sistem pembayaran menggunakan auto debet telah diberlakukan dan ini dapat memudahkan konsumen yang ingin belanja dalam jumlah besar. Akan tetapi sangat disayangkan, Pia Apple Pie belum memanfaatkan perkembangan media internet secara maksimal. Media internet dapat digunakan juga untuk mengembangkan pasar, Pia Apple Pie dapat membuat website resmi yang dapat diakses langsung oleh seluruh pelanggan yang ingin mengetahui tentang bakery ini.

(9)

67 6.1.5. Kekuatan Kompetitif

Kekuatan kompetitif merupakan hal yang paling mendasar dan merupakan faktor yang menentukan probabilitas dalam sebuah industri sehingga menjadi faktor yang penting dalam formulasi strategi. Kekuatan yang berbeda memiliki uruan yang berbeda dalam membentuk persaingan tiap industri. Setiap industri memiliki struktur yang mendasar berupa karakterisitik ekonomi yang dapat menimbulkan karakteristik kompetitif. Faktor kompetitif ini akan berlaku bagi industri yang bergerak dalam bidang jasa maupun manufaktur.Beberapa karakteristik yang sangat mendasar dalam setiap kekuatan kompetitif adalah sebagai berikut :

a) Ancaman Pendatang Baru

Suatu industri apabila mempunyai peluang yang tinggi maka akan semakin banyak perusahaan-perusahaan baru muncul dan bergerak dalam industri yang sama. Hal ini disebabkan oleh adanya permintaan pasar yang semakin meningkat dan menjanjikan. Semakin banyak perusahaan yang baru muncul maka menimbulkan persaingan ketat karena perusahaan-perusahaan tersebut akan mencoba menarik perhatian banyak konsumen pada pasar yang sama.

Tabel 25. Daftar Pesaing Pia Apple Pie

Nama Bakery Alamat Menu Andalan Tahun

berdiri Met Liefde Cafe Jl. Pangrango no.16 Pizza dan Lasagna 2005 Klappertart Huize Jl. Pangrango no. 8 Klappertart 2007 Alania Chocolaua Jl. Pangrango no.9 Chocolaua 2007

D’Fla Cake House Jl. Halimun Bogor Black Forest 2005

Berdasarkan data yang ada pada Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), antara 2004-2009 pertumbuhan industri ini terus naik. Tahun 2008 naik 25 persen lebih dari Rp 402 triliun menjadi Rp 505 triliun. Sedangkan tahun 2009 karena krisis global pertumbuhannya hanya 7 persen.

(10)

68 Untuk 2010 diperkirakan akan tumbuh 10 persen.10 Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa pada industri makanan termasuk bakery juga mengalami peningkatan. Pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa beberapa industri bakery yang baru berdiri yang merupakan pesaing bagi Pia Apple Pie yang terletak di sekitar jalan Pangrango yang dianggap merupakan pesaing Pia Apple Pie di bidang industri makanan (bakery).

b) Potensi Masuknya Pesaing Baru

Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru dan keinginan untuk merebut pangsa pasar. Tingkat keseriusan dari ancaman pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada dan reaksi pesaing yang dapat diatasi oleh pesaing. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya: (1) skala ekonomi, berpengaruh terhadap distribusi, utilisasi tenaga penjualan, pendaaan, (2) diferensiasi produk, biaya yang dikeluarkan oleh pesaing akan cukup besar dalam upaya memenangkan loyalitas konsumen biasanya berupa iklan dan layanan konsumen, (3) persyaratan modal, modal diperlukan oleh para pesaing bukan hanya untuk fasilitas tetapi juga membeli persediaan serta untuk menyerap kerugian di tahun-tahun pertama, (4) akses terhadap saluran distribusi, pesaing harus dapat menggantikan posisi produk yang lama dengan produk baru dengan melakukan promosi yang gencar.

Pada Tabel 25 dapat dilihat bahwa beberapa bakery yang bertambah di sekitar jalan Pangrango sejak Pia Apple Pie resmi pindah ke jalan tersebut tahun 2000. Pia Apple Pie merupakan bakery yang menawarkan menu utama apple pie yang tebuat dari bahan dasar apel. Pia Apple Pie memiliki banyak pesaing, namun di Kota Bogor kebanyakan para pesaing tidak memiliki produk yang dianggap sejenis. Pia Pia Ku merupakan pesaing Pia Apple Pie saat ini karena bakery ini juga memproduksi apple pie walapun dalam jumlah yang sedikit. Pia Pia Ku bukanlah pesaing yang dianggap berat mengingat produk unggulan Pia Pia Ku adalah Pia bukanlah Apple Pie. Akan tetapi Pia Apple Pie harus tetap waspada terhadap ancaman dari para pesaing, karena

10 http://www.wartakota.co.id/detil/berita/25203/Industri-Makanan-dan-Minuman-Pemakai-Terbesar-Produk-Industri-Kemasan (diakses tanggal 20 Agustus 2011)

(11)

69 sewaktu-waktu produk unggulan bakery ini dapat diambil oleh pesaing, karena Pia Apple Pie belum mempunai hak aten atas produknya.

c) Potensi Pengembangan Produk-Produk Pengganti

Produk subsitusi atau produk pengganti adalah produk lain yang berbeda tetapi sifatnya menggantikan produk perusahaan yang dapat mempengaruhi keberadaan produk perusahaan di pasar. Keberadaan produk subsitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu perusahaan jika produk subsitusi tersebut memiliki harga yang lebih murah dengsn kualitas yang sama dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Produk Pia Apple Pie merupakan produk bakery yang biasanya dibeli oleh konsumen untuk camilan ataupun oleh-oleh khas Kota Bogor. Dalam hal ini, Pia Apple Pie memiliki banyak sekali pesaing yang menawarkan produk subsitusi yaitu roti (Bread) dan kue (cake). Untuk produk roti dan kue yang sudah terkenal di Kota Bogor dan telah dianggap sebagai oleh-oleh khas Bogor adalah Bolu Kukus Amanda dan Roti Unyil Venus. Produk pengganti yang dianggap mampu untuk bersaing dengan produk Pia Apple Pie adalah Holland Bakery, Bread Talk, Bogor Permai

Bakery, Michalle Bakery, Tan Ek Tjoan Bakery. Tingginya keberadaan produk

subsitusi dengan berbagai merek, harga jual atau mutu dapat memberikan ancaman bagi Pia Apple Pie. Meskipun kebradaan produk subsitusi tinggi, tetapi Pia Apple Pie memiliki nilai jual yang tinggi terhadap produk-produk yang dihasilkan. Pada Tabel 19 terlihat bahwa sebagian besar konsumen sengaja datang (48 persen) hanya untuk membeli Pia Apple Pie dan para konsumen suka akan rasa yang diberikan (44 persen). Permintaan terhadap produk Pia Apple Pie juga semakin meningkat, hal ini membuktikan bahwa produk perusahaan ini mampu bersaing di pasar.

d) Daya Tawar Pemasok

Pemasok memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Hali ini terjadi ketika terdapat sejumlah pemasok tetapi hanya sedikit barang subsitusi yang cukup bagus dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memdapatkan bahan baku pengganti tersebut sangat tinggi. Untuk bahan baku utama seperti apel, Pia Apple Pie memiliki pemasok tetap yang berada di kota malang dengan standarisasi tertentu yaitu apel room beauty dengan ukuran 11-15 cm. Untuk

(12)

70 bahan baku apel, perusahaan memiliki 2 pemasok utama dengan cara pembelian yang diantarkan langsung satu kali dalam seminggu. Sedangkan bahan baku pelengkap seperti tepung terigu, mentega, susu, butter, dan sebagainya, diperoleh dari beberapa toko langganan berbeda atau di pasar tradisional yang ada di Bogor. Untuk bahan baku pelengkap, perusahaan melakukan pembelian dua kali dalam seminggu. Berdasarkan penjelasan diatas, kekuatan tawar menawar pemasok dapat dikatakan sedang karena Pia Apple Pie tidak terlalu sulit berganti dari satu pemasok ke pemasok lainnya.

e) Daya Tawar Konsumen

Pembeli atau konsumen memiliki kekuatan untuk dapat memaksa harga turun tetapi dengan kualitas yang lebih tinggi, pelayanan lebih atau bahkan pembeli dapat mengadu pemasok untuk saling bersaing, hal ini dapat mengurangi laba industri. Pembeli Pia Apple Pie lebih banyak berasal dari Bogor dan Jakarta yang memiliki penghasilan menengah ke atas. Bagi pembeli produk yang dibeli merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang kecil akan tetapi cukup penting dalam hal mutu karena tuntutan konsumen terhadap mutu produk semakin tinggi. Kekuatan tawar menawar pembeli dapat dikatakan kuat karena pembeli dapat dengan mudah beralih ke produk subsitusi lain dan tidak memerlukan biaya tambahan yang besar. Hal ini dapat terjadi karena penawaran terhadap pie masih lebih besar dibandingkan dengan permintaan terhadap produk.

6.2. Lingkungan Internal

Dalam melakukan analisis lingkungan internal membutuhkan pengumpulan dan pemanduan informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan. Dalam sebuah perusahaan yang tidak menggunakan manajemen strategi, setiap bagian sering tidak melakukan komunikasi seperti bagian pemasaran, keuangan dan produksi. Oleh karena itu sangat diperlukan sekali analisis lingkungan internal agar dapat merumuskan manajemen strategi yang dapat digunakan perusahaan. Hasil analisis faktor-faktor internal ini

(13)

71 diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pihak internal perusahaan seperti supervisor, wakil supervisor, dan para karyawan.

6.2.1. Faktor Manajemen

Dalam melakukan analisis fungsi manajemen terdapat beberapa aspek yang perlu dikaji diantaranya yaitu: aspek perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf dan pengendalian.

1) Perencanaan

Saat ini Pia Apple Pie belum memiliki perencanaan tertulis baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya pernataan visi, misi, dan tujuan perusahaan yang dirumuskan secara tertulis, jelas dan spesifik. Meskipun demikian hal ini tidak menjadi penghalang bagi pemilik Pia Apple Pie untuk mengembangkan usahanya. Meskipun belum mempunyai visi dan misi secara tertulis namun Pia Apple Pie telah mempunyai konsep dalam menjalankan usahanya yaitu selalu mengutamakan kepuasan pelanggan melalui mutu dan kualitas produk serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen. Berdasarkan konsep inilah Pia Apple Pie dapat merumuskan perencanaan pasar dan produk yang ingin dicapai oleh perusahaan.

2) Pengorganisasian

Struktur organisasi Pia Apple Pie yang terlihat pada Gambar 6 menunjukkan bahwa posisi manajemen puncak dipegang oleh langsung oleh pemilik perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan kelancaran usaha. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan operasional perusahaan, Pia Apple Pie menggunakan pendekatan

top down. Dalam struktur organisasi pada Gambar 6 terlihat bahwa supervisor dan

wakil supervisor memimpin kepala divisi. Kepala divisi memimpin 6 bagian yaitu bagian waiters, kasir, bar, dapur, gudang, dan bagian umum. Walaupun posisi tersebut semuanya lengkap, tapi setiap karyawan diharuskan mampu mengerjakan bagian lain, misalnya supervisor juga dapat melakukan pekerjaan sebagai pelayan.

(14)

72 Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa belum adanya pembagian tugas dan tanggung jawab kerja yang baku di Pia Apple Pie ini.

3) Pemotivasian

Pemberian motivasi terhadap karyawan penting dilakukan karena terkait dengan loyalitas para karyawan terhadap perusahaan sehingga para karyawan tersebut tetap merasa nyaman selama bekerja. Pia Apple Pie memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi. Penghargaan ini diberikan berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan seperti biaya untuk kejar paket A, kejar paket B, kejar paket C hingga ke tingkat perguruan tinggi. Saat ini dari Apple Pie Group yang telah menerima beasiswa sebanyak 15 orang untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan 20 orang untuk kejar paket. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan efesiensi kinerja karyawan. Upaya untuk menjaga kebersamaan antara karyawan dilakukan kegiatan-kegitan yang mengikutsertakan seluruh karyawan satu bulan sekali. Kegiatan tersebut berupa (1) aksi sosial yaitu pemberian paket nasi murah seharga 300 rupiah (2) seksi olahraga seperti futsal, senam, volli, dan renang, (3) seksi kesehatan berupa pemberian susu kepada pengamen-pengamen dan orang-orang kurang mampu setiap hari kamis setiap minggunya. Biaya yang dikeluarkan untuk aksi sosial selain dari perusahaan juga diperoleh dari konsumen yang bersedia menjadi donatur.

4) Penempatan Staf

Dalam penempatan staf atau yang lebih sering disebut manajemen sumber daya manusia dilakukan. Komunikasi yang terjalin antara karyawan baik staf divisi dan supervisor/ wakil supervisor dengan pemiliknya tidaklah kaku. Tim manajemen Pia Apple Pie melakukan pengevaluasian kerja setiap bulannya. Dalam perekrutan karyawan yang memerlukan proses paling panjang adalah koki, kemampuan koki dalam mempelajari secara cepat rasa yang menjadi ciri khas Pia Apple Pie merupakan tolak ukur dari kepuasan konsumen dari segi rasa, sehingga proses ini harus lebih selektif. Untuk perekrutan karyawan pada divisi lain cenderung lebih mudah. Pia Apple Pie sudah memiliki jenjang karir yang jelas, misalnya wakil supervisor sekarang, 11 tahun yang lalu bertugas sebagai pelayan. Jadi Pia Apple Pie

(15)

73 menempatkan staf inti yang berasal dari karyawan yang telah lama bekerja di perusahaan.

5) Pengendalian

Pada umumnya Pia Apple Pie melakukan pengendalian pada bidang produksi dan bidang sumber daya manusia. Pengendalian pada bidang produksi dilakukan dalam hal pengadaan bahan baku dan pengolahan. Pengendalian dalam hal pengadaan bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses produksi sehinga kontinuitas pemuatan produk-produk Pia Apple Pie dapat terjaga. Pengendalian terhadap sumber daya manusia selain didukung oleh kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, pemilik juga menindak tegas bagi karyawan yang berbuat kecurangan dan malas untuk bekerja.

6.2.2. Faktor Produksi/ Operasi

Seluruh kegiatan produksi dilakukan di Kota Bogor, karena produk pie yang dihasilkan adalah produk home made. Setiap harinya rata-rata Pia Apple pie dapat menjual 300 loyang pie, sedangkan pada akhir minggu dapat menjual 400 loyang pie. Dalam kurun waktu 1 minggu, perusahaan dapat menghabiskan 500 kilogram bahan baku apel. Kegiatan produksi meliputi yaitu pembuatan bagian isi, bagian kulit pie, bagian peloyangan dan bagian pembakaran. Pada bagian isi dilakukan pengupasan apel, pembuangan biji, pengolahan dan pendinginan. Bagian kulit terdiri dari pemrosesan kulit pie yaitu pengadukan bahan baku pelengkap serti tepung, mentega, butter dan bahan lainnya, lalu kemudian adonan dibentuk di bagian peloyangan. Tahap berikutnya yaitu pembakaran pie di oven. Tahap terakhir adalah tahap pengemasan, dalam mengemas produk jadi digunakan 3 pembungkus yaitu alumunium foil, plastik bening dan karton pembungkus. Dalam hal pengawasan mutu di area poduksi, perusahaan memberikan tanggung jawab tersebut kepada supervisor. Akan tetapi untuk pegawasan rasa dan mutu produk , keterlibatan pemilik perusahaan dapat dikatakan cukup tinggi.

(16)

74 6.2.3. Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan (litbang) merupakan salah satu bagian dari suatu perusahaan yang memiliki fungsi terkait dengan pengembangan produk. Inovasi dalam suatu perusahaan sangatlah dibutuhkan, karena dengan inovasi produk yang sudah mengalami penurunan permintaannya dapat kembali meningkat. Pada Pia Apple Pie yang menjadi tim yang bekerja di bagian penelitian dan pengembangan adalah pemilik perusahaan sendiri yang bekerja sama dengan tim inti pusat yang tergabung dalam divisi khusus pada Apple Pie Group. Tim penelitian dan pengembangan ini bertugas untuk mengembangkan jenis-jenis makanan dan minuman yang tidak diminati menjadi diminati oleh konsumen dengan beragam upaya pembentukan inovasi produk. Dengan adanya tim penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang menjadi kekuatan bagi Pia Apple Pie agar produk-produknya dapat terus diminati oleh konsumen.

6.2.4. Faktor Keuangan/ Akuntansi

Untuk mendirikan sebuah perusahaan, diperlukan sejumlah modal. Modal tidak hanya dalam bentuk uang tetapi juga termasuk lahan, bangunan, dan alat-alat produksi yang dimiliki perusahaan. Dalam membentuk usaha ini, pemilik perusahaan mengeluarkan dana pribadi sebesar 100 juta rupiah. Karena menggunakan modal sendiri dan tidak memiliki beban hutang. Kondisi ini menjadi kekuatan perusahaan karena setiap keuntungan yang diperoleh dapat digunakan kembali untuk menambah modal dan kondisi ini tidak akan menuntut perusahaan untuk memaksakan diri mencari laba yang besar untuk membayar hutang. Salah satu kelemahan usaha berskala kecil dan menengah seperti Pia Apple Pie adalah keterbatasan dalam pengelolaan keuangan secara rapi dan baik. Kondisi ini terjadi pada perusahaan ini yang tidak memiliki karyawan yang khusus menangani pembukuan keuangan sehingga metode dalam menyusun pembukuan keuangan tidak berpedoman dalam prinsip-prinsip akuntansi. Pembukuan keuangan biasanya dilakukan oleh Supervisor berdasarkan hasil laporan dari kasir. Hasil pembukuan ini kemudian diserahkan setiap bulannya kepada tim inti pusat perusahaan.

(17)

75 6.2.5. Faktor Pemasaran

Pemasaran terkait erat dengan bauran pemasaran yaitu aspek produk, harga, distribusi dan promosi. Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Berikut ini merupakan uraian tentang bauran pemasaran yang terdapat pada Pia Apple Pie :

1) Produk (Product)

Produk utama yang dihasilkan oleh Pia Apple Pie adalah Apple Pie, akan tetapi banyak produk-produk lainnya yang juga dihasilkan oleh bakery ini (Tabel 26). Tingkat ketahanan produk yaitu 2 minggu jika disimpan di dalam lemari pendingin dan 2 hari jika disimpan pada suhu ruangan. Selain melakukan variasi bentuk dan ukuran, Pia Apple Pie juga selalu mengutamakan kualitas rasa terhadap produk yang dijual. Segmentasi pasar untuk produk Pia Apple Pie adalah kelas menengah ke atas. Kemasan yang digunakan oleh Pia Apple Pie untuk membungkus produknya adalah alumunium foil untuk melapis produk, karton putih 0,5 mm sebagai pembungkus akhir produk, plastik bening yang digunakan untuk melapisi karton dan sebagai penutup produk. Pihak Pia Apple Pie juga dengan terbuka menerima setiap kritikan dan masukan yang ditujukan guna perkembangan dan perbaikan produk.

2) Harga (Price)

Harga merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan bagi perusahaan. Pemilik perusahaan adalah orang yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan harga jual. Supervisor hanya bertugas sebagai pembuat laporan keuangan dalam bentuk hasil penjualan dan penggunaan biaya untuk faktor produksi. Pada Tabel 26 dapat dilihat daftar harga-harga produk yang ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa Pia Apple Pie belum melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan mengenai penetapan harga. Berdasarkan survei yang dilakukan melalui pengisian kuesioner yang dilakukan kepada konsumen, harga-harga yang ditawarkan oleh Pia Apple Pie sudah terjangkau (28 persen) dan 60 persen responden berpendapat bahwa harga yang ditawarkan cukup terjangkau.

(18)

76 Tabel 26. Harga Produk Pia Apple Pie Tahun 2011

No Jenis Harga per Ukuran (Rupiah)

Small Medium Large

1 Apple Pie 16.000 37.000 80.000

2 Chicken Pie 21.000 45.000 92.000

3 Apple Pie Love 29.000 58.000 -

4 Chicken Pie Love 50.000 87.000 -

5. Chocolate Pie Love 29.000 45.000 -

6. Strawberry Pie Love 31.000 58.000 -

7. Cheese Pie Love 34.000 62.000 -

No Jenis Harga (Rupiah)

8 Pie Crust

(Kenari, keju, kismis, apel)

21.000

9 Special Pie Crust

(Kenari, keju, kismis, apel)

39.000

10 Apple Salad 21.000

11 Apple Salad Spesial 26.000

12 Ala Mode Spesial 21.000

13 Ala Mode Spesial 29.000

14 Semar mendem 13.000

15 Apple Fried Rice 23.000

16 Apple Fried Rice Spesial 27.000

17 Pisang bakar 15.000

18 Caramel Puding 10.000

19 Yogurt Dream 16.000

20 Cream of Chicken Soup 12.000

21 Cream of Corn Soup 12.000

22 Cream of Mushroom Soup 12.000

(19)

77 Lanjutan Tabel 26. Harga Produk Pia Apple Pie Tahun 2011

No Jenis Harga per Ukuran (Rupiah)

Small Medium Large

24 Poffertjes Keju 11.000

25 Poffertjes Kismis 11.000

26 Poffertjes Coklat 11.000

27 Poffertjes Mete 11.000

28 Poffertjes Es Krim 15.000

Sumber: Pia Apple Pie Bakery Bogor, 2011

3) Promosi (Promotion)

Sistem pemasaran produk yang dilakukan oleh Pia Apple Pie masih terbatas dan cenderung pasif. Untuk saat ini media promosi hanya mengandalkan brosur dan

billboard yang telah ada. Sejauh ini cara promosi yang paling dianggap mampu

menarik minat konsumen adalah melalui mulut ke mulut dan sesekali muncul di media elektronik namun frekuensinya sangat jarang sekali. Dalam upaya meningkatkan jumlah penjualan, perusahaan berusaha melakukan inovasi agar dapat lebih menarik minat pembeli. Dari segi tampilan atau display produk, Pia Apple Pie memilki keunikan tersendiri karena dikemas cantik dan elegan. Pada Lampiran 7 dapat dilihat beberapa produk yang menjadi andalan dari Pia Apple Pie. Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang diberikan kepada konsumen bahwa 64 persen responden berpendapat bahwa tampilan dari produk telah menarik. Pada Tabel 26 dapat dilihat bahwa Pia Apple Pie memberikan sentuhan inovasi terhadap rasa, ukuran dan bentuk dari produk-produknya. Pada Lampiran 7 dapat dilihat contoh-contoh produk yang dikemas dalam bentuk unik seperti Apple Pie Love, Apple Pie rasa coklat, blueberry, strawberry dan beberapa produk unggulan dari perusahaan ini. 4) Distribusi (Place)

Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menyalurkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen. Selain dapat membawa pulang (take away) produk atau

(20)

78 menikmatinya di tempat penjualan, pembeli juga dapat membeli produk melalui layanan pesan antar (delivery service). Namun, layanan pesan antar diberlakukan syarat pembelian dengan limit pembelian produk diatas dua ratus ribu rupiah. Dalam sistem pendistribusian, Pia Apple Pie menggunakan agen yang bertempat di Jakarta Selatan. Agen ini dapat membeli produk-produk Pia Apple Pie, penetapan harga yang diberlakukan oleh agen ini telah diatur pada surat perjanjian yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dan agen tersebut. Pemilihan tempat di Jalan Pangrango strategis terletak di pusat kota di Kota Bogor. Tempat yang nyaman dan desain unik menjadi kekuatan dari Pia Apple Pie ini. Kelemahannya terletak pada ukuran tempat pemasaran yang tidak begitu luas sehingga tidak memungkinkan jika para pembeli memutuskan untuk menikmati produk di tempat pemasaran. Area parkir yang terbatas juga menjadi kelemahan yang tidak boleh diabaikan pengembangannya oleh pemilik perusahaan

Gambar

Tabel 22. Tingkat Inflasi di Indonesia dari Tahun 2005-2011
Tabel 23. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Bogor 2000-2010
Tabel 24.  Persentase Pola Konsumsi di Indonesia Tahun 2005-2009

Referensi

Dokumen terkait

10.4 Membuat kemasan benda kerajinan dengan menggunakan bahan keras alami maupun buatan yang menerapkan motif tradisional, mancanegara maupun modifikasinya, menggunakan

Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk variabel yang terkait didalamnya untuk masa yang akan datang untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional dan

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa return on assets, debt to equity ratio, cash ratio, dan harga saham berpengaruh signifikan terhadap

Hasil analisis statistik terhadap bobot badan akhir yang diperoleh pada akhir penelitian menunjukkan bahwa bobot badan akhir pada perlakuan R2 nyata (P<0,05) lebih

Keinginan pemerintah Indonesia untuk memiliki pesawat khusus kepresidenan sudah lama ada. Sekarang keinginan pemerintah tersebut sudah direalisasikan meskipun mendapat

Famili Pteropodidae merupakan famili yang memiliki jumlah individu yang paling banyak ditemukan, yakni 55 individu; sedangkan famili Rhinolophidae merupakan famili yang

Suplementasi somatotropin (bST) selang 14 hari dan diberikan pada sapi laktasi produksi lebih tinggi dapat meningkatkan produksi susu sebesar 26% tanpa diikuti

Metode Economic Value Added (EVA) merupakan alat analisis untuk mengukur nilai tambah perusahaan dengan menghitung seluruh biaya modal, baik setoran modal yang