• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN DASAR

DAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok

Hasil

Kongres III PPI Tiongkok

Shanghai, 11 Mei 2014

(2)

ANGGARAN DASAR

Tujuan Didirikan PPI Tiongkok

(1) Mempererat rasa persaudaraan di antara para pelajar Indonesia di Tiongkok.

(2) Meningkatkan hubungan kerja sama yang bersifat internal dan eksternal demi kepentingan anggota dan organisasi.

(3) Menjadi duta pelajar dalam rangka meningkatkan citra Indonesia di Tiongkok.

(4) Memberikan kontribusi positif yang bertujuan untuk menjaga dan mengharumkan nama baik bangsa dan negara.

(5) Menjadi sarana komunikasi dan wadah bagi seluruh pelajar Indonesia di Tiongkok dalam mengembangkan nalar, kreativitas, dan kemampuan berorganisasi.

BAB I

NAMA, LAMBANG, DAN MASA ORGANISASI

Pasal 1 Nama Organisasi

Organisasi ini bernama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok yang disingkat dengan PPI Tiongkok yang dalam bahasa Inggris menjadi Indonesian Students' Association in People's Republic of China yang dalam bahasa Mandarin menjadi 在华印尼学生协会.

Pasal 2

Lambang Organisasi

Lambang organisasi PPI Tiongkok terdiri dari unsur Tembok Besar, motif Mega Mendung, dan didominasi oleh warna merah putih; Tembok Besar merupakan simbol kokoh dan kuat yang

menjulang tinggi ke angkasa menyatakan harapan PPI Tiongkok selalu berada pada posisi puncak; motif Mega Mendung memanifestasikan akulturasi budaya Indonesia dan Tiongkok; dan dominasi warna merah putih mencerminkan berani dan suci.

Pasal 3

Masa Organisasi

PPI Tiongkok didirikan di Beijing, 28 Oktober 2012 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

BAB II

BENTUK, SIFAT, DAN LANDASAN ORGANISASI

Pasal 4

Bentuk Organisasi

PPI Tiongkok mewadahi pelajar-pelajar Indonesia serta organisasi-organisasi pelajar Indonesia di Tiongkok.

Pasal 5

Sifat Organisasi

PPI Tiongkok bersifat terbuka, berlandaskan semangat persaudaraan serta jiwa persatuan dan kesatuan Indonesia, tidak memihak dan tidak terikat pada organisasi politik mana pun, berorientasi pada kerja sosial, tidak mengutamakan perolehan keuntungan, dan berorientasi pada upaya

(3)

Pasal 6

Landasan Organisasi

(1) Landasan ideologi PPI Tiongkok adalah Pancasila.

(2) Landasan konstitusional PPI Tiongkok adalah UUD 1945.

BAB III

SUMBER HUKUM PPI TIONGKOK

Pasal 7

Urutan Sumber Hukum

Sumber hukum PPI Tiongkok berurutan mulai dari yang tertinggi: (a) Ketetapan Kongres/Kongres Luar Biasa;

(b) Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PPI Tiongkok, selanjutnya disebut AD ART;

(c) Keputusan Musyawarah Pimpinan Nasional; (d) Keputusan Ketua Umum;

(e) Ketetapan Rapat Umum Cabang/Rapat Umum Cabang Luar Biasa; (f) Keputusan Musyawarah Pimpinan Cabang;

(g) Keputusan Ketua Cabang;

(h) Ketetapan Rapat Umum Ranting/Rapat Umum Ranting Luar Biasa; (i) Keputusan Ketua Ranting;

BAB IV REVISI AD ART

Pasal 8

Revisi Revisi dapat dilakukan apabila memenuhi syarat:

(a) Kongres/Kongres Luar Biasa dihadiri oleh minimal dua pertiga dari total peserta Kongres/Kongres Luar Biasa;

(b) Hasil Kongres/Kongres Luar Biasa disetujui oleh minimal dua pertiga dari total peserta Kongres/Kongres Luar Biasa yang hadir.

BAB V KEANGGOTAAN

Pasal 9

Keanggotaan PPI Tiongkok (1) Keanggotaan PPI Tiongkok bersifat terbuka dan sukarela. (2) Keanggotaan PPI Tiongkok terdiri dari:

(a) Anggota Biasa; (b) Anggota Luar Biasa; (c) Anggota Kehormatan.

BAB VI

STRUKTUR ORGANISASI

(4)

Struktur Organisasi PPI Tiongkok

(1) Pusat yang dipimpin oleh seorang Ketua Umum; (2) Cabang yang dipimpin oleh seorang Ketua Cabang; (3) Ranting yang dipimpin oleh seorang Ketua Ranting.

Pasal 11

Struktur Dewan Penasihat

Dewan penasihat tingkat pusat dinamakan Dewan Penasihat Pusat (DPP) PPI Tiongkok.

BAB VII DEFINISI-DEFINISI

Pasal 12

Definisi Istilah

(1) PPI Tiongkok Pusat adalah PPI Tiongkok di tingkat pusat yang dipimpin oleh seorang Ketua Umum, selanjutnya disebut Pusat;

(2) Dewan Penasihat Tingkat Pusat adalah beberapa orang yang telah memenuhi syarat untuk menjadi dewan penasihat PPI Tiongkok di tingkat Pusat;

(3) PPI Tiongkok Cabang adalah PPI Tiongkok di tingkat kota yang dipimpin oleh seorang ketua Cabang, selanjutnya disebut Cabang; Cabang merupakan bagian PPI Tiongkok yang mewadahi pelajar Indonesia di satu kota tertentu.

(4) PPI Tiongkok Ranting adalah PPI Tiongkok di tingkat lembaga pendidikan yang dipimpin oleh seorang ketua Ranting, selanjutnya disebut Ranting.

(5) Kongres adalah forum tertinggi PPI Tiongkok, diikuti oleh utusan resmi dari Pusat, Cabang, Ranting, dan Peninjau yang diadakan 1 (satu) kali pada akhir periode kepengurusan.

(6) Kongres Luar Biasa adalah forum tertinggi dari PPI Tiongkok yang diadakan atas dugaan terjadinya pelanggaran AD ART dan/atau dalam keadaan yang dianggap memaksa/darurat, dan dapat diselenggarakan berdasarkan prakarsa satu Cabang/Ranting yang sah yang didukung oleh setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah Cabang dan Ranting.

(7) Musyawarah Pimpinan Nasional adalah forum tertinggi setelah Kongres yang dihadiri oleh Ketua Umum dan Ketua Cabang dilaksanakan 1 (satu) kali tiap periode.

(8) Rapat Kerja Nasional dilaksanakan oleh Pengurus Pusat untuk membuat dan menetapkan program kerja 1 (satu) periode.

(9) Rapat Umum Cabang adalah forum tertinggi di tingkat Cabang yang diikuti oleh perwakilan Ranting-Ranting yang berada pada Cabang tersebut dan diadakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

(10) Rapat Umum Cabang Luar Biasa adalah Rapat Umum Cabang yang diadakan atas dugaan terjadinya pelanggaran AD ART dan/atau dalam keadaan yang dianggap memaksa/darurat, dan dapat diselenggarakan berdasarkan prakarsa yang didukung oleh setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah Ranting dari Cabang setempat.

(11) Rapat Umum Ranting adalah forum tertinggi di tingkat Ranting yang diikuti oleh anggota Ranting setempat dan diadakan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

(12) Rapat Umum Ranting Luar Biasa adalah Rapat Umum Ranting yang diadakan dalam keadaan yang dianggap memaksa/darurat, berdasarkan usulan dari setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota biasa.

(5)

(13) Anggota Biasa adalah setiap pelajar berkewarganegaraan Indonesia yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota PPI Tiongkok.

(14) Anggota Luar Biasa adalah setiap pelajar berkewarganegaraan asing selain warga negara Tiongkok yang telah memenuhi persyaratan untuk menjadi anggota luar biasa PPI Tiongkok. (15) Anggota Kehormatan adalah setiap individu yang menunjang kegiatan PPI Tiongkok dan/atau hubungan Indonesia-Tiongkok, serta disahkan oleh Pusat.

BAB VIII KEWENANGAN

Pasal 13

Kewenangan Pusat

(1) Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dan melakukan hubungan ke luar sejalan dengan tujuan yang tertera dalam AD yang bersifat strategis, lintas regional, nasional, dan internasional. (2) Mengesahkan ketua Cabang.

(3) Memberikan bantuan teknis dan memfasilitasi penyelesaian sengketa yang terjadi pada Cabang melalui mekanisme mediasi, setelah diminta dan/atau dengan inisiatif sendiri;

(4) Apabila proses mediasi tidak berhasil menyelesaikan sengketa, maka ketua umum dapat mengambil keputusan dalam rangka penyelesaian sengketa;

(5) Menentukan dan/atau menunjuk wakil/wakil-wakil PPI Tiongkok pada acara-acara di tingkat nasional maupun internasional.

BAB IX

PERMUSYAWARATAN

Pasal 14

Permusyawaratan PPI Tiongkok Musyawarah PPI Tiongkok berurutan mulai dari yang tertinggi: (1) Musyawarah Tingkat Pusat:

(a) Kongres;

(b) Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas); (c) Rapat Kerja Nasional (Rakernas);

(d) Kongres Luar Biasa (2) Musyawarah Tingkat Cabang:

(a) Rapat Umum Cabang;

(b) Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab); (c) Rapat Kerja Cabang (Rakercab);

(d) Rapat Umum Cabang Luar Biasa (3) Musyawarah Tingkat Ranting:

(a) Rapat Umum Ranting;

(b) Musyawarah Pimpinan Ranting (Muspimran); (c) Rapat Kerja Ranting (Rakerran);

(d) Rapat Umum Ranting Luar Biasa.

Pasal 15

(6)

Kekuasaan tertinggi PPI Tiongkok berada di tangan Kongres/Kongres Luar Biasa.

Pasal 16

Tugas dan Wewenang Kongres/Kongres Luar Biasa

Kongres/Kongres Luar Biasa mempunyai tugas dan kewenangan (tapi tidak terbatas pada): (1) Menetapkan agenda dan tata tertib Kongres/Kongres Luar Biasa.

(2) Mengubah, mengartikan, dan mengesahkan AD ART.

(3) Memilih, mengangkat, dan memberhentikan Ketua Umum. (4) Meminta laporan pertanggungjawaban Ketua Umum.

(5) Menerima atau menolak laporan pertanggungjawaban Ketua Umum. (6) Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Kongres berikutnya.

BAB X KEPENGURUSAN

Pasal 17

Kepengurusan Pusat

Kriteria kepengurusan pusat:

(a) Pengurus Pusat minimal terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jendral, Bendahara Umum, dan bidang-bidang yang dibentuk oleh Ketua Umum, selanjutnya disebut Pengurus Pusat.

(b) Apabila Ketua Umum berhalangan sementara, maka akan ditunjuk Pejabat Sementara Ketua Umum yang berasal dari salah seorang Pengurus Pusat dan disahkan melalui Surat Keputusan Ketua Umum.

(c) Ketua Umum berwenang memilih Pengurus Pusat, dengan dibantu oleh Tim Formatur.

(d) Ketua Umum beserta Pengurus Harian Pusat tidak boleh merangkap jabatan di kepengurusan Cabang dan Ranting.

(e) Kantor Sekretariat PPI Pusat berada di ibukota negara Tiongkok. (d) Ketua Umum tidak harus berasal dari ibukota negara Tiongkok.

BAB XI KETUA UMUM

Pasal 18

Ketua Umum

Kriteria Ketua Umum PPI Tiongkok: (a) Warga Negara Indonesia; (b) Sehat jasmani dan rohani;

(c) Minimal berada di Tiongkok selama 1 tahun setelah terpilih sebagai ketua umum; (d) Pernah menjabat sebagai pengurus tetap di Pusat atau Cabang dan diusulkan oleh Cabang;

(e) Tidak diperbolehkan merangkap jabatan di organisasi Cabang/Ranting; (f) Masa jabatan 1 tahun dan maksimal terpilih 2 kali;

(g) Memiliki kemampuan berbahasa Indonesia formal, Mandarin (dan/atau Inggris) yang komunikatif;

(h) Berkomitmen penuh dalam menjalankan tugas sesuai dengan tujuan yang tertera dalam AD ART;

(7)

(i) Tidak terlibat secara aktif dalam keanggotaan partai politik manapun.

Pasal 19

Kewajiban Ketua Umum

(1) Membentuk kepengurusan Pusat dan Dewan Penasehat Pusat.

(2) Kepengurusan Pusat dibentuk selambat-lambatnya dalam 15 hari kerja setelah terpilih. (3) Menyusun rencana anggaran dan program kerja PPI Nasional yang meliputi aspek sosial, pendidikan, kebudayaan, olahraga, minat, bakat, dan lain-lain berdasarkan keputusan Kongres. (4) Ketua Umum wajib memberi laporan perkembangan kepada organisasi tingkat Cabang dan Ranting tiap 6 bulan setelah disahkan oleh Kongres, meliputi pendataan rutin mahasiswa Indonesia di Tiongkok setiap tahun.

(5) Menyusun laporan pertanggungjawaban di akhir masa jabatan untuk disampaikan di Kongres. (6) Melaksanakan Kongres tahunan.

Pasal 20

Hak Ketua Umum

(1) Ketua Umum berhak mengambil tindakan dan keputusan selama tidak bertentangan dengan tujuan yang tertera dalam AD ART demi kemajuan organisasi.

(2) Ketua Umum berhak mengangkat dan memberhentikan Pengurus Pusat.

(3) Ketua Umum berhak melakukan penyesuaian komposisi Pengurus Harian Pusat jika dirasa perlu.

BAB XII

MEKANISME PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN KEPEMIMPINAN NASIONAL

Pasal 21

Pemilihan Ketua Umum

Mekanisme pemilihan Ketua Umum:

(a) Ketua Umum dipilih pada saat Kongres Nasional;

(b) Pemilihan dinyatakan sah bila jumlah kehadiran peserta Kongres minimal 2/3 dari perwakilan Cabang;

(c) 1 (satu) Cabang memiliki 1 (satu) hak suara; (d) Dipilih atas dasar perolehan suara 50%+1.

Pasal 22

Pemberhentian Ketua Umum

Ketua Umum bisa diberhentikan apabila: (a) Melanggar AD ART;

(b) Tidak lagi memenuhi kriteria sebagai Ketua Umum; (c) Terlibat dalam tindak pidana;

(d) Pindah kewarganegaraan;

(e) Mencemarkan nama baik negara dan organisasi;

(f) Berhalangan tetap (meninggal, sakit keras, tidak lagi menetap di Tiongkok selama masa jabatan); atau

(g) Menyalahgunakan wewenang.

Pasal 23

Mekanisme Pemberhentian Ketua Umum

(8)

BAB XIII KEUANGAN

Pasal 24

Keuangan Organisasi

Keuangan PPI Tiongkok:

(a) Hasil-hasil usaha Pusat, Cabang, dan Ranting;

(b) Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat dan tidak merugikan PPI Tiongkok.

BAB XIV ADMINISTRASI

Pasal 25

Laporan Cabang dan Ranting

(1) Cabang melaporkan rencana Program Kerja Cabang dan Ranting ke Pengurus Pusat minimal satu kali dalam setahun.

(2) Cabang melaporkan hasil Program Kerja Cabang dan Ranting ke Pengurus Pusat minimal satu kali dalam setahun.

BAB XV PEMBUBARAN

Pasal 26

Pembubaran PPI Tiongkok

(1) Pembubaran PPI Tiongkok hanya dapat dilakukan berdasarkan ketetapan Kongres/Kongres Luar Biasa.

(2) Pembubaran PPI Tiongkok hanya dapat dilaksanakan setelah seluruh masalah administrasi dan hutang piutang yang dibuat untuk dan atas nama PPI Tiongkok telah diselesaikan.

(3) Dalam hal pembubaran PPI Tiongkok, seluruh harta organisasi akan diserahkan kepada badan/lembaga yang ditetapkan oleh Kongres/Kongres Luar Biasa.

BAB XVI

ATURAN PERALIHAN

Pasal 28

Aturan Peralihan

(1) Ketetapan-ketetapan dan/atau keputusan-keputusan yang ada sebelum berlakunya AD ART ini tetap dianggap berlaku selama ketetapan-ketetapan dan/atau keputusan-keputusan tersebut tidak bertentangan dengan AD ART ini.

(2) Bentuk organisasi dan program yang ada sebelum berlakunya AD ART ini dan tidak

bertentangan dengan AD ART sebelumnya tetap dianggap berlaku dan dapat dilaksanakan sampai dengan terjadinya pergantian kepengurusan yang bersangkutan.

BAB XVII PENUTUPAN

Pasal 29

Penutupan

(9)
(10)

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I KEANGGOTAAN

Pasal 1

Syarat-syarat dan Prosedur Keanggotaan

Syarat dan prosedur menjadi Anggota PPI Tiongkok: (1) Anggota Biasa:

(a) Warga Negara Indonesia;

(b) Terdaftar sebagai pelajar di salah satu lembaga pendidikan di Tiongkok. (2) Anggota Luar Biasa:

(a) Warga Negara Asing selain Warga Negara Tiongkok;

(b) Terdaftar sebagai pelajar di salah satu lembaga pendidikan di Tiongkok;

(c) Mendaftar secara sukarela untuk menjadi Anggota Luar Biasa pada lembaga pendidikan di mana yang bersangkutan terdaftar;

(d) Tidak memiliki hak suara dan tidak dapat dicalonkan menjadi pengurus atau Ketua Pusat atau Cabang.

(3) Anggota Kehormatan:

(a) Warga Negara Indonesia;

(b) Diusulkan oleh Pusat atau Cabang; (c) Disetujui oleh Ketua Umum;

(d) Tidak memiliki hak suara dan tidak dapat dicalonkan menjadi pengurus atau Ketua Pusat, Cabang, dan Ranting.

Pasal 2

Hak Anggota

(1) Anggota Biasa:

(a) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan baik Pusat, Cabang atau Ranting; (b) Mengeluarkan pendapat;

(c) Memilih dan dipilih. (2) Anggota Luar Biasa:

(a) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Pusat, Cabang, atau Ranting; (b) Mengeluarkan pendapat.

(3) Anggota Kehormatan:

(a) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan baik Pusat, Cabang, atau Ranting; (b) Mengeluarkan pendapat.

Pasal 3

Kewajiban Anggota

Seluruh anggota berkewajiban untuk:

(a) Mentaati dan melaksanakan AD ART dan ketentuan-ketentuan lain yang digariskan oleh organisasi;

(b) Menjaga nama baik PPI Tiongkok.

Pasal 4

(11)

Cabang wajib melaporkan jumlah anggota di cabang terkait kepada pengurus pusat setiap tahunnya. BAB II KEPENGURUSAN Pasal 5 Pusat

Pengurus Harian Pusat minimal terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jendral, dan Bendahara Umum.

Pasal 6

Cabang

(1) Cabang minimal terdiri dari 15 anggota yang sedang menempuh pendidikan di kota yang bersangkutan.

(2) Cabang bisa dikategorikan dalam dua bentuk yaitu: Cabang yang nama dan kepengurusannya sudah ada dan sudah terbentuk sebelum deklarasi PPI Tiongkok dan Cabang yang nama dan kepengurusannya baru terbentuk sesudah deklarasi PPI Tiongkok.

(3) Cabang yang nama dan kepengurusannya sudah ada sebelum deklarasi PPI Tiongkok berhak mempertahankan nama cabang yang sudah ada dengan ketentuan penulisan nama yang sudah ada disandingkan dengan (tanda hubung) - PPI Tiongkok cabang terkait.

(4) Cabang yang nama dan kepengurusannya belum ada sebelum deklarasi PPI Tiongkok harus menggunakan nama PPI Tiongkok cabang terkait.

(5) Cabang yang sudah memiliki lambang sebelum Kongres III berhak mempertahankan lambang organisasi cabang yang sudah ada disandingkan dengan lambang PPI Tiongkok.

(6) Cabang yang belum memiliki lambang sebelum Kongres III harus menggunakan lambang PPI Tiongkok yang ditetapkan pada AD ART.

(7) Cabang berhak merumuskan Peraturan Cabang (Perbang) yang tidak bertentangan dengan AD ART PPI Tiongkok.

(8) Kepengurusan Cabang minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

(9) Kepengurusan Cabang dianggap sah apabila terdapat pengesahan atau Surat Keputusan (SK) dari Pengurus Pusat.

(10) Ketua Cabang dipilih melalui rapat umum cabang dan disahkan dengan surat keputusan dari kepengurusan PPI Tiongkok pusat.

(11) Cabang wajib melaporkan hasil pelaksanaan Rapat Umum Cabang (RUC) kepada pengurus PPI Tiongkok pusat maksimal 15 hari sesudah pelaksanaan RUC.

(12) Pengurus Pusat harus mengeluarkan surat keputusan untuk mengesahkan ketua cabang terpilih maksimal 15 hari setelah menerima laporan pelaksanaan Rapat Umum Cabang. (13) Bilamana tidak mencapai 15 orang, maka dapat dijadikan Ranting dari Cabang terdekat. (14) Cabang berwenang secara penuh untuk menjalankan roda organisasi selama tidak

bertentangan dengan AD ART (Catatan: Detail Pasal 6 Ayat 12 ini direkomendasikan untuk dibahas di Kongres IV perihal otoritas dan kewenangan Pusat-Cabang-Ranting).

Pasal 7

Ranting

(1) Pengurus Ranting minimal terdapat 10 pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di lembaga pendidikan di daerah bersangkutan.

(2) Kepengurusan Ranting minimal terdapat Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

(12)

dari Kepengurusan Cabang dan diketahui oleh Pusat.

(4) Ketua Ranting tidak dapat dipilih kembali lebih dari dua periode.

(5) Ranting berwenang secara penuh untuk menjalankan roda organisasi selama tidak bertentangan dengan AD ART dan Peraturan Cabang (Perbang).

Pasal 8

Dewan Penasihat

(1) Diusulkan oleh Tim Formatur. (2) Minimal terdiri dari tiga orang.

Pasal 9

Kriteria Dewan Penasihat

(1) Anggota atau Alumni PPI Tiongkok.

(2) Memiliki kredibilitas dan kapabilitas yang dibutuhkan.

Pasal 10

Tugas dan Kewenangan Dewan Penasehat

(1) Memberikan nasihat gagasan, pengembangan, dan saran kepada pengurus baik diminta maupun tidak.

(2) Menjembatani kepengurusan Pusat dengan Cabang. (3) Tidak melangkahi wewenang Pengurus Pusat/Ketua Umum.

Pasal 11

Tugas dan Kewenangan Tim Formatur

(1) Tim Formatur terdiri dari Ketua Umum Terpilih, Ketua Presidium Sidang, dan Ketua Demisioner.

(2) Tim Formatur mengusulkan kepada ketua umum terpilih untuk membentuk kepengurusan Pusat dan Dewan Penasihat Pusat.

(3) Tim Formatur disahkan pada saat Kongres.

(4) Tim Formatur dibubarkan dengan sendirinya setelah terbentuk kepengurusan Pusat dan Dewan Penasihat Pusat.

BAB III

PERMUSYAWARATAN

Pasal 12

Rapat dan Kongres

(1) Kongres:

(a) Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi. (b) Kongres dihadiri oleh Utusan Perwakilan Cabang (UPC) dan Peninjau. (c) Kongres diadakan tiap 1 (satu) tahun sekali.

(d) Kongres sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih satu dari jumlah Cabang yang sah.

(2) Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas):

(a) Muspimnas adalah forum tertinggi setelah Kongres.

(b) Muspimnas dihadiri oleh semua Pengurus Pusat (PP) dan Ketua Cabang (KC). (c) Muspimnas diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan. (d) Muspimnas menghasilkan Ketetapan Organisasi (KO) dan Peraturan Organisasi (PO). (e) Muspimnas membentuk Badan Pekerja Kongres (BPK).

(13)

(3) Rapat Kerja Nasional (Rakernas):

(a) Rakernas dilaksanakan oleh PP PPI Tiongkok.

(b) Rakernas dilaksanakan setidaknya satu kali atau lebih selama satu periode. (c) Peserta Rakernas adalah Pengurus Harian PP PPI Tiongkok dan Departemen-Departemen.

(d) Rakernas memiliki kewenangan membuat dan menetapkan Rencana Aksi (RA) berdasarkan Program Kerja (PK) yang diputuskan di Kongres.

(4) Rapat Umum Cabang:

(a) Rapat Umum Cabang adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat Pengurus Cabang (PC).

(b) Rapat Umum Cabang dihadiri oleh utusan Pengurus Ranting (PR) masing-masing. (c) Rapat Umum Cabang dihadiri oleh setengah anggota yang ada ditambah satu.

(d) Rapat Umum Cabang dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 peserta atau suara yang sah. (e) Rapat Umum Cabang diadakan satu tahun sekali.

(5) Rapat Umum Cabang memiliki kewenangan:

(a) Menyusun Program Kerja Cabang (PKC) dalam rangka pelaksanaan Program Kerja Umum dan kebijakan PPI Tiongkok Cabang.

(b) Menilai laporan pertanggungjawaban kepengurusan Cabang. (c) Memilih Ketua Cabang.

(6) Musyawarah Pimpinan Cabang (Muspimcab):

(a) Muspimcab adalah forum tertinggi setelah Rapat Umum.

(b) Muspimcab dihadiri oleh semua jajaran PC dan Ketua Ranting (KR). (c) Muspimcab diadakan paling sedikit 1 tahun sekali.

(7) Muspimcab memiliki kewenangan:

(a) Menetapkan dan mengubah PO yang menyangkut kondisi lokal, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

(b) Mengevaluasi program PC selama satu periode. (c) Mengesahkan laporan organisasi dari PR.

(d) Membentuk Badan Pekerja Rapat Umum Cabang (BPRUC). (8) Rapat Kerja Cabang (Rakercab):

(a) Rakercab dilaksanakan oleh PPI Tiongkok Pengurus Cabang

(b) Rakercab dilaksanakan setidaknya satu kali atau lebih selama satu periode. (c) Peserta Rakercab adalah Pengurus Harian PPI Tiongkok Cabang dan Departemen-Departemen.

(d) Rakercab memiliki kewenangan membuat dan menetapkan rencana aksi berdasarkan Program Kerja yang diputuskan di Rapat Umum Cabang

(9) Rapat Umum Ranting:

(a) Rapat Umum Ranting adalah forum musyawarah tertinggi di tingkat Ranting. (b) Rapat Umum Ranting dihadiri oleh Anggota Ranting.

(c) Rapat Umum Ranting dihadiri oleh setengah anggota yang ada ditambah satu.

(d) Rapat Umum Ranting dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 peserta atau suara yang sah. (e) Rapat Umum Ranting diadakan satu tahun sekali.

(10) Rapat Umum Ranting memiliki kewenangan:

(a) Menyusun Program Kerja Ranting (PKR) dalam rangka pelaksanaan Program Kerja Umum dan kebijakan PPI Tiongkok Cabang.

(b) Menilai laporan pertanggungjawaban kepengurusan Ranting. (c) Memilih Ketua Ranting.

(11) Musyawarah Pimpinan Ranting (Muspinrar):

(14)

(b) Muspinrar dihadiri oleh semua jajaran PR. (c) Muspinrar diadakan paling sedikit 1 tahun sekali. (12) Muspinrar memiliki kewenangan:

(a) Menetapkan dan mengubah PO yang menyangkut kondisi lokal, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

(b) Evaluasi program Pengurus Ranting selama satu periode. (c) Membentuk Badan Pekerja Rapat Umum Ranting.

(13) Rapat Kerja Ranting (Rakerran):

(a) Rakerran dilaksanakan oleh PPI Tiongkok Pengurus Ranting. (b) Rakerran dilaksanakan satu kali dalam satu periode.

(c) Peserta Rakerran adalah Pengurus Harian PPI Tiongkok Ranting dan Departemen-Departemen.

(d) Rakerran memiliki kewenangan membuat dan menetapkan Rencana Aksi berdasarkan Program Kerja yang diputuskan di Rapat Umum Ranting.

BAB IV

KONGRES LUAR BIASA

Pasal 13

Pelaksanaan Kongres Luar Biasa

(1) Kongres Luar Biasa hanya dapat dilaksanakan jika terjadi dugaan pelanggaran terhadap AD ART dan/atau dalam keadaan yang dianggap memaksa/darurat.

(2) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa/darurat antara lain: (a) Meninggal atau sakit keras;

(b) Terlibat tindak pidana.

(3) Keadaan darurat/memaksa dapat diusulkan oleh Pusat, Cabang, dan/atau Anggota Biasa. (4) Kongres Luar Biasa dapat diselenggarakan berdasarkan prakarsa yang didukung oleh setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah Cabang

(5) Kongres Luar Biasa dilaksanakan sebagaimana pelaksanaan Kongres.

BAB IV KETUA UMUM

Pasal 14

Pemilihan, Wewenang dan Kriteria Ketua Umum

(1) Ketua dipilih dan ditetapkan untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.

(2) Apabila laporan pertanggungjawaban Ketua Umum ditolak oleh Kongres/Kongres Luar Biasa maka yang bersangkutan tidak diperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan kembali menjadi Ketua Umum.

(3) Ketua Umum hanya dapat dipilih maksimal 2 (dua) periode. (4) Ketua Umum berwenang untuk:

(a) Membuat keputusan;

(b) Menyusun struktur organisasi pusat;

(c) Membuat pedoman pelaksanaan organisasi; (d) Menyusun garis besar program kerja organisasi;

(5) Ketua Umum harus bisa menjamin bahwa dirinya masih akan tinggal di Tiongkok selama periode kepemimpinannya.

(6) Kandidat Ketua Umum adalah Anggota Kongres, dengan syarat utama menguasai AD ART PPI Tiongkok.

(15)

BAB V

ATURAN PERUBAHAN DAN PERALIHAN

Pasal 15

Aturan Peralihan

(1) Perubahan ART ini hanya dapat dilakukan oleh Kongres.

(2) Apabila segala badan-badan dan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ART ini belum terbentuk, maka ketentuan lama akan tetap berlaku sejauh tidak bertentangan dengan ART ini. (3) Untuk melaksanakan perubahan organisasi harus dibentuk panitia pembubaran, guna

menyelesaikan segala sesuatu di seluruh jajaran organisasi.

(4) Kekayaan PPI Tiongkok setelah pembubaran diserahkan kepada Organisasi yang seazas dan setujuan.

BAB V PENUTUPAN

Pasal 16

Penutupan

(1) Anggaran Rumah Tangga PPI Tiongkok yang telah ditetapkan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

(2) Ketua Umum berhak menginterpretasikan butir-butir yang tercantum pada Anggaran Rumah Tangga PPI Tiongkok apabila diperlukan.

Ditetapkan pada Kongres III PPI Tiongkok di Shanghai, Republik Rakyat Tiongkok, pada 11 Mei 2014

Presidium Kongres III PPI Tiongkok,

Bagus Bhirawa Putra Ketua

Edwin Nugraha Sekretaris

CATATAN :Perubahan naskah AD ART ini diperiksa dan direvisi tatabahasa dan sistematika penulisannya oleh Kelompok Kerja Tatabahasa dan Sistematika Penulisan yang dibentuk dalam Kongres III dengan anggota: Indra Sarathan, Jane Yang, Yeremia Lalisang.

Referensi

Dokumen terkait

– Suatu deret yang terdiri dari suku-suku positif akan konvergen jika suku-sukunya lebih kecil daripada suku-suku padanannya dari suatu deret positif lain yang sudah

Dengan adanya penelitian Tentang Perbandingan Minat Perbandingan Minat Siswa- Siswi SMA Favorit Di Kota Dan SMA Favorit Di Desa Terhadap Ekstrakurikuler Bolavoli pada

Personal Selling yang meliputi Building the relationship dan closing the deal and building the loyalty memiliki pengaruh terhadap keputusan berkunjung dan

Eko Saputra (B11106264), Implikasi Hukum Terhadap Sistem outsourcing Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 27/PUU- IX/2011, dibimbing oleh Aminuddin Ilmar dan

Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pusat perbelanjaan di sekitar kecamatan tersebut yang mendominasi (dalam hal ini luas) yakni Pakuwon Trade Center dan

Pada hari Jumat 08 Januari 2016, pukul 15:20 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan diangnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan

Data yang didapat dari hasil pengamatan yang berupa arus lalu lintas kemudian dianalisa untuk mendapatkan kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan, angka henti, dan

Data Produksi diakses oleh Pimpinan untuk ditentukan jumlah produksi yang disarankan dengan Sistem Pendukung Keputusan Kualitas dan Jumlah produksi arang, untuk