• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Inspirasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 755 EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFULL LEARNING

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR-DASAR DESAIN PADA SISWA KELAS X PAKET KEAHLIAN

DKV SMK NEGERI PACITAN MARDIYAH

SMK Negeri Pacitan Abstrak

Mata pelajaran Dasar-dasar Desain mempelajari tentang konsep, proses, apresiasi, analisis, realisasi, dan evaluasi desain dalam pengembangan karya seni rupa dan kriya secara konstruktif dan kreatif.Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan Kompetensi dasar-dasar desain pada Siswa Kelas X Paket Keahlian DKV SMK Negeri Pacitan, semester gasal Tahun pelajaran 2014/2015. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan proses pembelajaran dasar-dasar desain pada paket keahlian DKV (2) Mengetahui efektifitas pembelajaran berbasis Joyfulll Learning dalam meningkatkan kompetensi dasar-dasar desain pada siswa kelas X paket keahlian DKV SMK Negeri Pacitan. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, di mana masing-masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I terdiri dari empat pertemuan, demikian pula halnya dengan Siklus II. Data hasil penelitian diperoleh melalui praktek menggambardasar-dasar desain yang meliputi desain 2 dan 3 dimensi serta lembar pengamatan siswa. Hasil penelitian siklus 1 menunjukkan bahwa dari jumlah 27 siswa yang sudah memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimal/KKM 80 baru sejumlah 7 siswa atau 35 % dari ketercapaian hasil pembelajaran. Rata-rata nilai pada evaluasi formatif tersebut adalah 76,6.Data obeserver diperoleh skor 3,32 yang termasuk dalam katagori Baik. Hasil penelitian Pembelajaran berbasis Joyfulll Learning pada siklus 2 diperoleh data dari jumlah 27 siswa seluruhnya sudah memenuhi KKM yang telah ditentukan. Rata-rata nilai pada evaluasi formatif tersebut adalah 83,2. Data obeserver diperoleh skor 3,91 yang termasuk dalam katagori Sangat Baik. Berdasarkanhasil penelitian maka hipotesis yang menyatakan bahwa Pembelajaran Berbasis Joyfulll Learning sangat efektif dalam meningkatkan meningkatkan kompetensi dasar-dasar desain pada siswa kelas X paket keahlian DKV SMK Negeri1 Pacitan terbukti kebenarannya sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Kata Kunci: Efektifitas, Kompetensi, Desain.

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan proses

ilmiah dan diyakini sebagai titian emas yang mengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pendekatan scientefic merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih

bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke

siswa. Strategi pembelajaran lebih

dipentingkan sehingga akan memperoleh hasil yang diinginkan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembe-lajaran, yaitu menggunakan pendekatan

ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam pembelajaran sebagai-mana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji-kan, menyimpulmenyaji-kan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Untuk mata

(2)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 756 pelajaran, materi, atau situasi tertentu,

sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural.(Handout Kurikulum 2013)

Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Proses pembelajaran tersebut merupakan ciri dari pendekatan scientefic. Pendekatan scientefic merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Zaini, dkk. (2004) menyatakan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses belajar.

Konsep pembelajaran aktif lebih

memfokuskan kegiatan belajar pada

peserta didik (siswa) dan pengajar (guru) lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator. Melalui pembelajaran aktif guru memotivasi siswa agar selalu berusaha belajar dari berbagai sumber secara mandiri dengan demikian proses pembe-lajaran akan berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengeta-huan dari guru ke siswa.

Mengajar menurut Nana Sudjana (1992) merupakan suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi ling-kungan yang ada di sekitarsiswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar.

Terkait dengan wacana di atas sekolah menengah kejuruan (SMK) yang

merupakan sekolah dengan berorientasi pada dunia kerja, berupaya memberikan pembelajaran bekal siap kerja pada siswa sebagai tenaga kerja yang terampil tingkat menengah sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh dunia kerja. Kegiatan belajar mengajar pada tingkat sekolah menengah kejuruan diarahkan untuk membentuk kemampuan siswa dalam mengembangkan perolehan belajarnya baik pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan tata nilai aspek sikap guna menunjang pengem-bangan potensinya.

Sekolah Menengah Kejuruan

bertujuan untuk :

1. Mewujudkan lembaga pendidikan

kejuruan yang akuntabel sebagai pusat pemberdayaan kompetensi berstandard internasional.

2. Mendidik SDM yang punya etos kerja

dan berkompetensi dengan standar internasional.

3. Memberikan berbagai layanan

pen-didikan kejuruan yang variable dan fleksibel dan terintegrasi antar jalur dan jenjang pendidikan.

4. Menjamin kelangsungan

penyeleng-garaan pendidikan sesuai kebutuhan masyarakat.

5. Mengoptimalkan sumber daya

pen-didikan untuk meningkatkan layanan dan mutu pendidikan kejuruan.

Paket Desain Komuikasi Visual sebagai salah kompetensi keahlian di

SMK Negeri Pacitan, berupaya

meningkatkan kualitas dan hasil pem-belajaran dengan mencari metode

pendekatan yang tepat untuk

diimplementasikan pada siswa agar dapat

menghasilkan lulusan yang dapat

(3)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 757 berjiwa wirausaha dan kreatif sesuai

dengan bidang ilmu yang dimiliki.

Terkait dengan hal di atas maka salah satu Paket Keahlian yang ada di SMK Negeri Pacitan yaitu Desain Komunikasi Visual siswa diberikan materi untuk memahami elemen desain yang terdiri dari garis, bidang, ruang, bentuk, warna, tekstur dwimatra. (Wucius Wong 1996)

Dari observasi yang dilakukan

peneliti khususnya pada pembelajaran menghasilkan elemen-elemen seni rupa organik dan non organik, dalam bentuk 2 D dan 3 D, material, simetris dan

asimetris, dari alam dan buatan,

komposisi, fungsi, manfaat, pelestarian dan penggabungan yang terkait dengan penciptaan karya/ desain khususnya pada praktek menggambar gradasi warna masih terdapat kelemahan dari segi pembelajaran dan kemampuan menguasai materi yang diajarkan oleh Guru. Dalam hal ini siswa belum menunjukkan hasil pembelajaran yang signifikan sehingga perlu diupayakan pendekatan yang efektif agar hasil belajar yang dimaksud dapat lebih meningkat secara maksimal.

METODE PENELITIAN

Setting dalam penelitian ini adalah di

lembaga pendidikan SMK Negeri

PacitanPaket Keahlian Desain Komunikasi Visual.

Penelitian Tindakan Kelas ini

dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2014 pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 dan disesuaikan dengan jadwal mengajar kompetensi dasar-dasar desain kurikulum

2013. Bertindak sebagai Observer dalam

PTK ini adalah rekan Guru DKV yaitu

Drs. Rochmat Kundarto MM.Pd dan Bayuningsih Setyo Rini S.Pd.

Subyek penelitian adalah siswa kelas X Paket Keahlian Desain Komunikasi Visual SMK Negeri Pacitan yang pada tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 27 peserta didik dengan rincian Putra 20 orang dan Putri 7 orang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Silabus

Yaitu pedoman pembelajaran Kom-petensi Dasar-dasar desain, kurikulum 2013 yang mencakup kompetensi dasar, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pemelajaran

(RPP)

Yaitu administrasi atau seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai acuan guru dalam mengajar. Dalam penelitian ini Rencana Pelaksanaan Pemelajaran disusun sebanyak 2 siklus.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa ini diperguna-kan untuk pengumpulan data siswa dalam proses pembelajaran.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar

Mengajar

Lembar observasi pembelajaran untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

5. Lembar observasi aktivitas siswa untuk

mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Prosedur penelitian ini terdiri dari empat komponen, meliputi: Perencanaan (planning), tindakan (acting), Pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Sumber data dalam Penelitian

(4)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 758

1. Evaluasi yang berupa penilaian secara

kuantitatif terhadap hasil karya siswa.

2. Penilaian praktekmenggambar gradasi

warna.

3. Lembar kegiatan guru yang merupakan

hasil pengamatan Observer selama pembelajaran.

4. Hasil angket motivasi siswa.

Adapun metode dalam pengum-pulan data dalam penelitian ini yaitu :

1. Metode Angket

Data yang diperoleh adalah dalam bentuk tulisan yakni jawaban dari responden. Pengisian angket dalam penelitian ini adalah responden kelas X paket Keahlian Desain Komunikasi Visual yang berjumlah 27 siswa. Sebelum mengisi angket terlebih dahulu peneliti menjelaskan mengenai maksud dan tujuan pengisian angket.

Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket langsung terbuka, artinya angket diberikan dan dijawab langsung oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket telah disediakan pilihan jawaban.

2. Metode Interview

Dari sumber data Person yang bisa

memberi jawaban lesan melalui

wawancara atau jawaban tertulis

melalui angket (questionaire). Dalam

hal ini peneliti mendapatkan data dengan menyusun beberapa pertanyaan.

3. Metode Dokumentasi

Yaitu peneliti melakukan pengambilan foto penelitian dengan obyek siswa kelas X dan hasil karya siswa paket Keahlian Desain Komunikasi Visual

pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

Validasi data dalam penelitian ini

dilakukan oleh 2 Observer yang

merupakan Guru DKV SMK Negeri Pacitan.

Analisis data untuk mengetahui kualitas dan hasil pembelajaran meng-gunakan analisis deskriptif komparatif

yaitu dengan membandingkan hasil

pembelajaran berupa nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II.

Sedangkan analisis data angket

pembelajaran diolah dengan kriteria

sabagai berikut: siswa yang menjawab setuju sekali (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, kurang setuju (KS) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Data observasi proses pembelajaran guru dan siswa oleh observer diolah dengan kriteria sebagai berikut: aktivitas sangat tinggi diberi skor 4, aktivitas tinggi diberi skor 3, aktivitas sedang diberi skor 2, dan aktivitas kurang diberi skor 1.

Data yang sudah dikumpulkan

kemudian dimasukkan dalam tabel dan dianalisis dengan penghitungan

meng-gunakan program Exel sehingga data

kuantitatif yang dihasilkan valid dan tepat. Data-data untuk memperoleh hasil pembelajaran yaitu :

1. Nilai rata-rata prestasi siswa diperoleh

dengan rumus sederhana yaitu :

Dimana :

X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N= Jumlah semua siswa

2. Ketuntasan belajar dengan rumus :

N X X % 100 . . . x Siswa belajar tuntas yang Siswa P

(5)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 759 Ukuran keberhasilan dalam

pene-litian tindakan kelas ini adalah

meningkatnya kualitas dan nilai hasil pembelajaran siswa kelas X paket keahlian Keahlian Desain Komunikasi Visual kompetensi dasar-dasar desainbaik secara individu maupun secara klasikal.

Indikator Kinerjapada PTK

dikatakan berhasil apabila hasil evaluasi kompetensi sekurang-kurangnya 95 % siswa mengalami ketuntasan belajar. Dengan kata lain, 95 % seluruh siswa

siswa mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Dalam hal ini, KKM kompetensi dasar-dasar desain adalah 80. Indikator untuk hasil skor angket yang meliputi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran harus dalam katagori baik.

PEMBAHASAN

Penelitian tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. (Suharsimi Arikunto, 2006).

PTK bertujuan untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan sebagai-mana yang diharapkan. Oleh karena itu ketika suatu PTK berhasil menunjukkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan

atau perubahan sebagaimana yang

diharapkan, maka berarti sekaligus peneliti (guru) telah berhasil menemukan model dan prosedur tindakan yang memberikan

jaminan terhadap upaya pemecahan

masalah tersebut.

Berdasarkan wacana di atas maka dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti berupaya mengimplemenatsikan model

pembelajaran yang efektif dalam rangka

meningkatkan kemampuan dan

keterampilan serta kompetensi produktif pada siswa.

Model pembelajaran yang dimaksud adalah meningkatkan kompetensi dasar-dasar desain melalui pendekatan Joyfull Learning paket keahlian DKV Kelas X, Semester 1 SMK Negeri Pacitan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Siklus 1 Perencanaan

Tahap ini peneliti memper-siapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelak-sanaan pemelajaran (RPP), format penilaian, lembar observer dan alat-alat penga-jaran yang mendukung.

Kompetensi dasar-dasar desain

difokuskan pada materi menggambar gradasi warna yang merupakan salah satu pembelajaran tersebut. Adapun proses pembela-jaran adalah sebagai berikut :

1) Siswa menyiapkan alat dan bahan

berupa: kertas gambar A 3, pinsil, penghapus, penggaris, cat air, kuas cat air no : 1, 3, 5 dan 7

2) Siswa mengerjakan tugas

meng-gambar gradasi dengan langkah

langkah sebagai berikut :

3) Membuat bidang garis secara vertikal

dan horizontal pada bidang gambar dengan ukuran 3 x 10 cm, kemudian diberi garis batas 1 cm.

4) Mempersiapkan peralatan yang akan

dgiunakan yaitu Cat poster, kuas, palet, kain lap, air, peng-garis.

5) Langkah selanjutnya, siswa memberi

warna sesuai dengan warna yang gradasi yang dipilih.

(6)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 760

6) Terakhir, siswa memberi iden-titas dan

tanda tangan pada kolom yang dibuat, maka selesailah pekerjaan siswa.

7) Kriteria penilian pada poin teknik

sapuan kuas, pewarnaan, keindahan (estetika), dan kerapihan

Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar untuk siklus I dilaksana-kan pada bulan September 2014 di Kelas X, semester 1,paket keahlian DKV, dengan jumlah sampel 27 siswa. Dalam hal ini peneliti ber-tindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.

Observasi dilaksana-kan bersamaan

dengan pelaksaaan belajar mengajar. Setiap siswa diberikan contoh gambar teknik gradasi untuk digambar secara manual pada bidang gambar ukuran A 4. Selama proses pembelajaran peneliti mengamati dan memberi arahan dalam menggambar teknik gradasi. Sedangkan observer mengamati dan mencatat proses pengajaran yang dilakukan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 9 jam dengan alokasi 1 jam ádalah 45 menit.

Akhir proses belajar mengajar

seluruh karya siswa dikumpulkan dan diberi penilaian. Masing-masing karya dievaluasi untuk ditunjukkan kekurangan dan kelemahan dalam menggambar gradasi sehingga siswa dapat memperbaiki pada tugas-tugas berikutnya. Dengan demikian

peroses pembelajaran tersebut dapat

diketahui tingkat keber-hasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

Unsur-unsur penilaian meng-gambar gradasi meliputi Teknik sapuan kuas,

Pewarnaan, Kein-dahan (estetika) dan Kerapihan. Dari proses pembelajaran diperoleh data evaluasi menggambar gradasi warna pada siklus 1 secara klasikal jumlah nilai yaitu 82,68 dengan rata-rata nilai :76,6, yang berarti belum memenuhi standar nilai KKM yaitu 80.Ketuntasan belajar mencapai 25 % atau ada 7 siswa dari 20 siswa yang sudah tuntas belajar. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar diperoleh data hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Guru sudah baik dalam me-motivasi

siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembela-jaran

2) Guru sudah baik dalam pengelolaan

waktu

3) Antusias Siswa sudah baik selama

pembelajaran berlang-sung

4) Nilai KKM secara klasikal belum

tuntas

Pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan yaitu nilai KKM secara klasikal belum tuntas sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Guru perlu lebih terampil dalam

memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan

pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu

secara baik dengan me-nambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan

3) Guru harus menerapaka model

(7)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 761 tepat agar nilai KKM klasikal dapat

mencapai ketuntasan 100 %. Siklus 2

Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiap-kan perangkat pembela-jaran model joy full learning yang terdiri dari rencana

pelaksanaan Pelajaran, Contoh-contoh

gambar gradasi, format penilaian, lembar observer dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar untuk siklus II dilak-sanakan pada bulan Nopember di Kelas X paket keahlian DKV dengan jumlah sampel 27

siswa. Adapun pembelajaran yang

diterapkan adalah dengan menggunakan model joy full learning dikarenakan pada

pembe-lajaran sebelumnya meskipun

KBM sudah berjalan dengan baik namun

kesan pembelajaran masih tegang,

membosankan dan siswa seperti tidak kerasan baik di kelas maupun dalam mengerjakan tugas. Oleh karena itu pada siklus berikutnya peneliti berupaya untuk

menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan, mengasyikkan, menarik dan dapat merangsang motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran materi menggambar dengan teknik gradasi warna.

Langkah-langkah pembela-jaran

joyfull learning adalah :

1) Memahami sifat yang dimiliki siswa

Peneliti mendorong kepada selu-ruh siswa bahwa masing-masing siswa memiliki bakat yang dapat dilatih secara konsisten dalam pembelajaran produktif kria kulit. Peneliti me-ngambil contoh mengenai orang-orang

sukses yang dahulu-nya adalah orang miskin, tidak berbakat, sering disepele-kan orang dan ternyata sekarang menjadi orang terkenal yang penuh dengan daya cipta dan daya kreatif yang dapat memberi inspirasi bagi semua orang.

2) Mengenal siswa secara per-orangan

Peneliti melakukan pende-katan pribadi kepada seluruh siswa dan

menanyakan kesulitan apa yang

dimiliki dalam mengikuti pembelajaran sekaligus memberikan solusinya.

3) Mengembangkan kemampuan berpikir

kritis, kreatif, dan ke-mampuan

memecahkan masalah.

Dalam hal ini peneliti memberi tugas menggambar teknik gradasi

warna dengan mengambil warna

primer untuk kemudian semua siswa

diberi kesempatan melakukan

eksplorasi gradasi. Siswa yang kreatif dan mampu mengatasi permasalahan dalam membuat gradasi warna yang telah ditentukan akan diberi reward dengan pujian dan karyanya dipasang di kelas.

4) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.

Peneliti memberi kesem-patan

kepada siswa untuk memajang

karyanya di kelas kemudian seluruh siswa diminta untuk memberikan

apresiasinya. Dengan teknik ini

suasana kelas menjadi meriah dan menyenang-kan.

5) Memanfaatkan lingkungan seko-lah sebagai sumber belajar.

Dalam hal ini peneliti mendis-kusikan bagaimana sebaik-nya warna dinding di kelas, dinding sekolah, ruang guru, aula dan lain sebagainya.

(8)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 762 Apakah perlu diberi sentuhan gradasi

warna dan warna apa yang sesuai dengan lingkungan sekolah. Sambil

mengerjakan tugas masing-masing

siswa kemudian memberikan pendapat dan komentar dan kemudian peneliti memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.

Pelaksanaan pembelajaran joyfull

learningberlangsung selama 9 jam dengan alokasi 1 jam ádalah 45 menit 4 x tatap muka. Pada akhir proses belajar mengajar seluruh karya siswa dikumpulkan dan diberi penilaian. Masing-masing karya dievaluasi untuk

ditunjukkan kekurangan dan

kelemahan dalam menggambar teknik gradasi agar dapat diketahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan.

Hasil pembelajaran dengan

model joyfull learning ternyata

berpengaruh positif bagi peningkatan kompetensi dasar-dasar desain pada siswa kelas X paket keahlian DKV.

Antusias siswa dalam mengikuti

pembelajaran sangat baik, suasana kelas menjadi lebih hidup dan tidak

membosankan. Tugas-tugas yang

diberikan kepada siswa dapat

dikerjakan dengan baik. Hasil karya siswa menjadi lebih rapi, teliti dan estetis.

Nilai atau hasil belajar siswa

pada materi ini menunjukkan

peningkatan yang signifikan dan

ketuntasan belajar secara klasiklal dapat tercapai hingga 100 %. Dengan demikian pembelajaran dengan model joy full learning dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan.

Data evaluasi menggambar

teknik gradasi warna pada siklus 2 tersebut maka dapat dianalisis dengan penghitungan sederhana menggunakan program microsoft excel yaitu: (1) Nilai rata-ratanya 83,2 (2) Ketuntasan Belajar 100 %.

Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar

secara klasikal sudah memenuhi

standar nilai KKM yaitu 80.

Pengamatan yang dilakukan oleh 2

rekan observer diperoleh hasil rata-rata

skor pembelajaran menggambar

gradasi warna pada siklus 2 sebesar 3,91 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar diperoleh data hasil

pengamatan sebagai berikut:

1) Guru sudah sangat baik dalam

memotivasi siswa dan dalam me-nyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Guru juga sudah sangat baik dalam

pengelolaan waktu.

3) Siswa sangat antusias selama

pembelajaran berlangsung.

Pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar pada siklus II dengan

menerapkan model joy full learning pada kompetensi dasar-dasar desain kelas X

paket keahlian DKV se-mester 1

menunjukkan peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan, seluruh siswa sudah mencapai nilai KKM sehingga pembelajaran dengan model joy full learning dapat dikatakan berhasil dengan baik dan memuaskan.

(9)

Volume 6 No. 1 Januari 2016 763 KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu pembelajaran kom-petensi dasar-dasar desain berbasis Joyfull Learning memiliki dampak postif dalam meningkatkan kompetensi pembelajaran

yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa yang dibuktikan pada sikulus dua, yaitui seluruh siswa dapat mencapai nilai standar lulus.

Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I belum ada perubahan nilai yang signifikan. Peningkatan pemahaman siswa pada tiap siklus diikuti dengan perubahan tingkah laku siswa ke arah yang positif. Hal tersebut terlihat pada keaktifan dan respon siswa dalam menerima pembe-lajaran sangat antusias, siswa merasa senang dan tertarik dalam mengikuti

pembelajaran dengan metode Joyfull

Learning.

Dengan metode Joyfull Learning

siswa tertarik dan termotivasi untuk

meningkatkan kompetensi dasar-dasar

desain dengan lebih baik. Saran-Saran

Pendekatan berbasis Joyfull

Learning memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal.

Dalam rangka meningkatkan

kemampuan kompetensi dasar-dasar

desain, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan eksplorasi,

dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil

atau mampu memecahkan

masalah-masalah yang dihadapinya. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.

Bahan Ajar Dasar Kekriaan untuk SMK, 1998.Menggambar Teknik gradasi

Geometris, Direktorat Pendidikan

Menengah Kejuruan, Dep. P dan K

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002.

Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

KejuruanDirektorat Jenderal

Pendidikan MenengahKementerian

Pendidikan Dan Kebudayaan2014,

Handaout Pendampingan

Implementasi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013, Kemendikbud Jakarta

Sudjana, Nana 2005. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdikarya

Nirmana dalam desain grafis, 2009 By Lizard Wijanarko on September 1,

Wagiono, Msc, Drs, 1998, Latihan

Menggambar Dasar Bentuk dan Warna, Mandira Jaya Abadi.

Wong,Wucius 1996. Beberapa Asas

Merancang Dwimatra. Bandung: ITB. Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, & Sekar

Ayu Aryani. (2004). Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga

Referensi

Dokumen terkait

Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada unit penyertaan reksa dana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena

Ukuran panjang karapas induk penyu hijau yang mendarat dan membuat sarang di pulau Sangalaki bervariasi, panjang karapas berkisar antara 86 - 107 cm dan kedalaman sarang yang

A WFS request could then potentially contain both BBOX and FILTER parameters to allow for filtering of spatially constrained data during a BBOX request. In the event that a FILTER

Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan, dan

Pada sampel ke-1 hingga ke-10, terjadi hasil yang berfluktuasi disebabkan mikroorganisme yang berada pada lapisan biofilm belum mampu beradaptasi dengan kandungan air

Selain itu juga memudahkan dalam pembuatan laporan penjualan, yang hasilnya akan diberikan kepada pimpinan untuk dapat dilihat perkembangan dari penjualan sepeda motor sesuai

(e- proc) dalam pengadaan barang/ jasa terhadap perwujudan good governance di. Balai Besar Wilayah Sungai