• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI : KOTA SURAKARTA MARET 2016 MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI : KOTA SURAKARTA MARET 2016 MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,42 PERSEN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 07/04/72/Th.XIII, 01 April 2016

PERKEMBANGAN

INDEKS

HARGA

KONSUMEN/INFLASI

:

KOTA

SURAKARTA

MARET

2016

MENGALAMI

INFLASI

SEBESAR

0,42

PERSEN

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada Maret 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, pada Maret 2016 di kota Surakarta terjadi inflasi sebesar 0,42 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,32 pada Februari 2016 menjadi 120,82 pada Maret 2016. Jika dibanding pada bulan yang sama tahun sebelumnya relatif lebih tinggi (inflasi 0,12 persen). Sedangkan laju inflasi tahun kalender Maret 2016 sebesar 0,83 persen dan year on year (Maret 2016 terhadap Maret 2015) mencapai 4,43 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitung IHKnya, semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yaitu kelompok bahan makanan naik 0,79 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar

 Pada Maret 2016 Kota Surakarta mengalami inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen

sebesar 120,82 lebih tinggi bila dibanding Februari 2016 yang mengalami deflasi 0,11 persen. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yaitu : kelompok bahan makanan naik 0,79 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,67 persen, kelompok sandang naik 0,34 persen, kelompok kesehatan naik 0,46 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga naik 0,02 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,06 persen.

 Laju inflasi tahun kalender Maret 2016 sebesar 0,83 persen, sedangkan laju inflasi “year on year” (Maret 2016 terhadap Maret 2015 ) sebesar 4,43 persen.

 Dari 6 kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka inflasinya, pada Maret 2016 tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi terbesar terjadi di kota Purwokerto sebesar 0,55 persen, diikuti kota Kudus sebesar 0,51 persen, kota Surakarta 0,42 persen, kota Semarang 0,39 persen, kota Tegal 0,32 persen dan kota Cilacap 0,11 persen.

 Dari 82 kota IHK nasional, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Bukittinggi sebesar 1,18 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Yogyakarta, kota Malang, kota Tangerang dan kota Singkawang masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Mamuju sebesar 0,02 persen.

(2)

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi antara lain : bawang merah, kontrak rumah, bawang putih, sewa rumah, cabai rawit, cabai merah, jeruk, minyak goreng, cabe hijau, sawi hijau, kelapa, sepeda motor dan rokok kretek filter. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya inflasi diantaranya : beras, daging ayam ras, telur ayam ras, kentang, tarip listrik, bensin, kol putih/kubis, pisang dan bandeng pindang.

Grafik 1

Perkembangan Inflasi Kota Surakarta dan Nasional, Maret 2015 – Maret 2016

Tabel 1

Perubahan Indeks Harga dan Sumbangan Inflasi/Deflasi Kelompok Pengeluaran Kota Surakarta Maret 2016

Kelompok Pengeluaran Persentase Perubahan Indeks Persentase Sumbangan Inflasi [1] [2] [3] Umum 1. Bahan Makanan

2. Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 4. Sandang

5. Kesehatan

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

0,42 0,79 0,18 0,67 0,34 0,46 0,02 0,06 0,42 0,16 0,04 0,16 0,02 0,03 0,00 0,01 0,42 0,35 0,19 0,99 0,12 0,37 0,53 0,96 -0,45 0,26 0,32 0,52 -0,11 -0,08 0,50 0,53 0,93 0,39 -0,05 0,21 0,96 0,51 -0,09 0,19 0,36 0,17 -2 -1 0 1 2 3 4

Mar'15 Apr'15 Mei'15 Juni'15 Juli'15 Agust'15 Sept'15 Okt'15 Nop'15 Des'15 Jan'16 Feb'16 Mar'16

(3)

Tabel 2

IHK dan Laju Inflasi Kota Surakarta Maret 2016 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran

Kelompok Pengeluaran IH K ( 2012=100 ) Desember 2015 Februari 2016 Maret 2016 Inflasi Maret 2016 *) Laju Inflasi Tahun 2016 **) Laju Inflasi Tahun ke Tahun ***) (1) (2) (4) (5) (6) (7) Umum 119,83 120,32 120,82 0,42 0,83 4,43 1. Bahan Makanan 134,96 136,29 137,37 0,79 1,79 9,67

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 113,30 114,23 114,44 0,18 1,01 3,43

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

Bakar 117,49 117,98 118,77 0,67 1,09 2,77

4. Sandang 115,44 115,63 116,02 0,34 0,50 2,49

5. Kesehatan 115,69 118,60 119,15 0,46 2,99 5,14

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 112,00 112,03 112,05 0,02 0,04 3,53

7. Transpor dan Komunikasi 123,14 121,45 121,52 0,06 -1,32 2,77

*) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK Februari 2016 **) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK Desember2015 ***) Persentase perubahan IHK Maret 2016 terhadap IHK Maret 2015

Grafik 2

Laju Inflasi Kota Surakarta Tahun Kalender 2016 menurut Kelompok Pengeluaran

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA

MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

0,83 1,79 1,01 1,09 0,50 2,99 0,04 -1,32 -3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 P e r s e n Umum Bahan Makanan Mak. Jadi,Min, Rok &Temb

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor,

Komunikasi, dan Jasa Keuangan

(4)

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Maret 2016 mengalami inflasi sebesar 0,79 persen dengan besaran angka indeks 137,37 lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 136,29.

Dari sebelas sub kelompok pengeluaran yang ada, tercatat 7 sub kelompok mengalami kenaikan indeks dan 4 sub kelompok mengalami penurunan indeks. Sub kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan angka indeks yaitu : sub kelompok ikan diawetkan naik 1,09 persen, sub kelompok sayur-sayuran naik 3,22 persen, sub kelompok kacang-kacangan naik 0,09 persen, sub kelompok buah-buahan naik 4,80 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan naik 18,10 persen, sub kelompok lemak dan minyak naik 5,92 persen dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 0,12 persen. Sebaliknya sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya turun sebesar 3,68 persen, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun 7,14 persen, sub kelompok ikan segar turun 0,84 persen dan sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya turun 4,23 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi umum antara lain : bawang merah naik 41,68 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,20 persen, bawang putih naik 13,49 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,08 persen, cabai rawit naik 19,03 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,06 persen, cabai merah naik 22,98 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,06 persen, jeruk naik 16,70 persen dengan andil inflasi 0,06 persen, minyak goreng naik 4,35 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen, cabe hijau naik 31,19 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen, sawi hijau naik 17,62 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen, kelapa naik 11,74 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen, pepaya naik 5,50 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen dan pir naik 19,52 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya angka inflasi antara lain : beras turun 4,16 persen dengan memberi andil deflasi sebesar 0,21 persen, daging ayam ras turun 11,17 persen dengan memberi andil deflasi sebesar 0,13 persen, telur ayam ras turun 15,12 persen dengan memberi andil deflasi sebesar 0,12 persen, kentang turun 32,55 persen dengan memberi andil deflasi 0,05 persen, kol putih/kubis turun 14,76 persen dengan andil deflasi 0,01 persen, pisang turun 1,89 persen dengan andil deflasi 0,01 persen dan bandeng pindang turun 10,48 persen dengan andil deflasi 0,01 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada Maret 2016 kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,18 persen dengan angka indeks 114,44 sedikit lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 114,23.

Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, semua mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,01 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol naik 0,18 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik 0,87 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi antara lain : rokok kretek filter naik 1,17 persen dengan memberi andil inflasi sebesar 0,02 persen, gula pasir naik 0,52 persen dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen, rokok kretek naik 0,31 persen, air kemasan naik 0,21 persen, makanan ringan/snack naik 0,35 persen dan rokok putih naik 0,82 persen.

(5)

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen dengan angka indeks 118,77 lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 117,98. Dari 4 sub kelompok pengeluaran yang ada, 3 sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik sebesar 1,35 persen, sub kelompok perlengkapan rumah tangga naik 0,60 persen dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik sebesar 0,22 persen. Sebaliknya sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air turun 0,56 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi antara lain : kontrak rumah naik 2,70 persen dengan memberikan andil inflasi sebesar 0,11 persen, sewa rumah naik 2,89 persen dengan andil inflasi 0,07 persen, meja kursi tamu naik 9,19 persen dengan andil inflasi 0,01 persen, sabun detergen bubuk/cair naik 0,78 persen dan pembersih lantai naik 1,69 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat besarnya angka inflasi di antaranya : tarip listrik turun 1,06 persen dengan memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen, besi beton turun 1,20 persen, pengharum/pelembut cucian turun 0,05 persen, kipas angin turun 0,10 persen, pipa paralon turun 0,08 persen dan blender turun 0,04 persen.

4. Sandang

Kelompok sandang pada Maret 2016 mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,34 persen dengan angka indeks 116,02 sedikit lebih tinggi dari angka indeks bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 115,63.

Kenaikan angka indeks pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya angka indeks pada semua sub kelompok yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,09 persen, sub kelompok sandang wanita naik 0,06 persen, sub kelompok sandang anak-anak naik 0,13 persen dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain naik 1,10 persen.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap inflasi di antaranya : emas perhiasan naik 2,09 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen, kaos kaki anak naik 2,84 persen, kaos kaki pria naik 2,92 persen, celana dalam wanita naik 1,46 persen, celana dalam anak naik 2,33 persen, baju kaos tanpa kerah/T-shirt naik 0,96 persen dan kaos dalam/singlet pria naik 0,45 persen.

5. Kesehatan

Kelompok kesehatan pada bulan Maret 2016 mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,46 persen dengan angka indeks sebesar 119,15 angka ini lebih tinggi dari angka indeks bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 118,60.

Kenaikan angka indeks pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya angka indeks pada sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,52 persen, sub kelompok obat-obatan 0,36 persen, sub kelompok jasa perawatan jasmani naik 0,52 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,40 persen.

(6)

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada Maret 2016 tercatat sebesar 112,05 atau mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,02 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 112,03.

Dari 5 sub kelompok yang ada, 2 sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,03 persen dan sub kelompok rekreasi naik 0,08 persen. Sedangkan sub kelompok pendidikan, sub kelompok kursus-kursus/pelatihan dan sub kelompok olahraga relatif stabil.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil posittif terhadap angka inflasi di antaranya : majalah berkala/dewasa naik 1,75 persen, pensil hitam naik 0,87 persen dan pulpen/bollpoint naik 0,30 persen.

7. Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2016 tercatat sebesar 121,52 atau mengalami kenaikan angka indeks sebesar 0,06 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai angka 121,45. Sub kelompok yang mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok transpor naik sebesar 0,07 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,16 persen. Sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman dan sub kelompok jasa keuangan relatif stabil.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif terhadap angka inflasi umum antara lain : sepeda motor naik 1,28 persen dengan andil inflasi 0,02 persen dan helm naik 4,74 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil negatif terhadap angka inflasi antara lain : bensin turun 0,39 persen dengan andil deflasi sebesar 0,01 persen.

C. PERBANDINGAN INFLASI/DEFLASI DI 82 KOTA DI INDONESIA

Pada bulan Maret 2016, dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 58 kota mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu kota Bukittinggi sebesar 1,18 persen sedangkan inflasi terendah di kota Yogyakarta, kota Malang, kota Tangerang dan kota Singkawang masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Mamuju sebesar 0,02 persen.

Di wilayah Sumatera, kota Bukittinggi mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,18 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Bengkulu sebesar 0,04 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Tanjung Pandan sebesar 1,22 persen dan deflasi terendah terjadi di kota Meulaboh sebesar 0,07 persen.

Di pulau Jawa, dari 26 kota IHK, 23 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami inflasi. Kota Purwokerto mengalami inflasi terbesar yaitu sebesar 0,55 persen dan inflasi terendah terjadi di kota Yogyakarta, kota Malang dan kota Tangerang masing-masing sebesar 0,02 persen. Sebaliknya kota Sumenep mengalami deflasi sebesar 0,27 persen, kota Sukabumi mengalami deflasi 0,16 persen dan kota Probolinggo mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.

Untuk wilayah Kalimantan, kota Samarinda mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,44 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di kota Singkawang sebesar 0,02 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Sampit sebesar 0,34 persen dan deflasi terendah terjadi di kota Palangkaraya dan kota Balikpapan masing-masing sebesar 0,04 persen.

Kota-kota lain di wilayah luar Jawa, Sumatera dan Kalimantan, inflasi tertinggi tercatat terjadi di kota Tual yaitu sebesar 0,82 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di kota Watampone sebesar 0,04 persen. Sebaliknya deflasi terbesar terjadi di kota Pare-pare sebesar 0,90 persen dan deflasi terkecil terjadi di kota Mamuju sebesar 0,02 persen.

(7)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Kota Surakarta bulan Februari 2016 dan Maret 2016, serta Perubahannya (2012=100)

KODE KELOMPOK / SUB KELOMPOK

IHK Inflasi Maret 2016 (%) Februari 2016 Maret 2016 [1] [2] [3] [4] [5] 00000 UMUM 120,32 120,82 0,42 10000 BAHAN MAKANAN 136,29 137,37 0,79

10100 Padi-padian,umbi2-an & hasilnya 132,19 127,33 -3,68

10200 Daging dan hasil-hasilnya 117,16 108,79 -7,14

10300 Ikan Segar 151,72 150,45 -0,84 10400 Ikan Diawetkan 130,38 131,80 1,09 10500 Telur,susu,dan hasil-hasilnya 125,77 120,45 -4,23 10600 Sayur-sayuran 157,23 162,29 3,22 10700 Kacang-kacangan 126,18 126,29 0,09 10800 Buah-buahan 143,86 150,76 4,80 10900 Bumbu-bumbuan 194,03 229,15 18,10

11000 Lemak dan minyak 112,89 119,57 5,92

11100 Bahan makanan lainnya 119,03 119,17 0,12

20000 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 114,23 114,44 0,18

20100 Makanan jadi 109,42 109,43 0,01

20200 Minuman yang tdk beralkohol 114,05 114,25 0,18

20300 Tembakau dan minuman beralkohol 140,67 141,89 0,87

30000 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 117,98 118,77 0,67

30100 Biaya tempat tinggal 114,16 115,70 1,35

30200 Bh.bakar,penerangan dan air 128,76 128,04 -0,56

30300 Perlengkapan Rumahtangga 119,81 120,53 0,60 30400 Penyelenggaraan Rumahtangga 114,49 114,74 0,22 40000 SANDANG 115,63 116,02 0,34 40100 Sandang laki-laki 115,95 116,06 0,09 40200 Sandang wanita 116,01 116,08 0,06 40300 Sandang anak-anak 125,60 125,76 0,13

40400 Barang pribadi dan lainnya 107,08 108,26 1,10

50000 KESEHATAN 118,60 119,15 0,46

50100 Jasa kesehatan 120,83 121,46 0,52

50200 Obat-obatan 103,57 103,94 0,36

50300 Jasa Perawatan Jasmani 117,11 117,72 0,52

50400 Perawatan jasmani & kosmetika 123,70 124,20 0,40

60000 PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA 112,03 112,05 0,02 60100 Jasa Pendidikan 113,87 113,87 0,00 60200 Kursus-kursus/Pelatihan 104,19 104,19 0,00 60300 Perlengkapan/peralatan pendidikan 105,41 105,44 0,03 60400 Rekreasi 114,84 114,93 0,08 60500 Olahraga 106,04 106,04 0,00

70000 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 121,45 121,52 0,06

70100 Transpor 134,95 135,05 0,07

70200 Komunikasi dan pengiriman 97,34 97,34 0,00

70300 Sarana & penunjang transpor 109,11 109,28 0,16

(8)

Tabel 4

Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Maret 2016 untuk 82 Kota

No. KOTA IHK Inflasi No. KOTA IHK Inflasi

(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

1 MEULABOH 122,18 -0,07 43 MALANG 123,69 0,02

2 BANDA ACEH 116,73 -0,26 44 PROBOLINGGO 121,54 -0,08

3 LHOKSEUMAWE 118,26 -0,19 45 MADIUN 120,77 0,08

4 SIBOLGA 126,56 0,75 46 SURABAYA 122,67 0,06

5 PEMATANG SIANTAR 127,04 0,66 47 TANGERANG 131,06 0,02

6 MEDAN 127,42 0,88 48 CILEGON 126,94 0,38 7 PADANGSIDIMPUAN 121,51 0,54 49 SERANG 130,13 0,29 8 PADANG 128,91 0,55 50 SINGARAJA 131,22 0,81 9 BUKITTINGGI 123,05 1,18 51 DENPASAR 120,32 0,06 10 TEMBILAHAN 127,48 0,27 52 MATARAM 122,43 -0,05 11 PEKANBARU 123,16 0,54 53 BIMA 127,14 -0,14 12 DUMAI 124,23 0,23 54 MAUMERE 117,50 -0,77 13 BUNGO 121,38 -0,31 55 KUPANG 125,64 -0,76 14 JAMBI 122,79 0,26 56 PONTIANAK 130,56 -0,08 15 PALEMBANG 121,05 0,22 57 SINGKAWANG 122,89 0,02 16 LUBUKLINGGAU 121,28 0,58 58 SAMPIT 123,84 -0,34 17 BENGKULU 129,19 0,04 59 PALANGKARAYA 120,69 -0,04

18 BANDAR LAMPUNG 124,20 0,49 60 TANJUNG 124,37 0,17

19 METRO 131,84 0,13 61 BANJARMASIN 122,79 0,14

20 TANJUNG PANDAN 127,63 -1,22 62 BALIKPAPAN 126,67 -0,04

21 PANGKAL PINANG 125,74 0,26 63 SAMARINDA 126,54 0,44

22 BATAM 122,93 0,26 64 TARAKAN 132,39 0,09

23 TANJUNG PINANG 124,20 0,29 65 MANADO 123,92 -0,03

24 DKI JAKARTA 123,75 0,15 66 PALU 124,42 0,38

25 BOGOR 122,98 0,20 67 BULUKUMBA 127,18 -0,31 26 SUKABUMI 122,62 -0,16 68 WATAMPONE 118,27 0,04 27 BANDUNG 122,42 0,20 69 MAKASSAR 124,40 0,17 28 CIREBON 119,28 0,05 70 PARE-PARE 119,77 -0,90 29 BEKASI 120,68 0,15 71 PALOPO 121,60 0,25 30 DEPOK 121,94 0,35 72 KENDARI 120,18 0,23 31 TASIKMALAYA 122,01 0,13 73 BAU-BAU 126,94 -0,04 32 CILACAP 125,32 0,11 74 GORONTALO 120,50 0,15 33 PURWOKERTO 121,31 0,55 75 MAMUJU 122,23 -0,02 34 KUDUS 129,16 0,51 76 AMBON 121,97 -0,36 35 SURAKARTA 120,82 0,42 77 TUAL 135,79 0,82 36 SEMARANG 122,35 0,39 78 TERNATE 127,64 0,28 37 TEGAL 120,13 0,32 79 MANOKWARI 116,09 0,13 38 YOGYAKARTA 121,00 0,02 80 SORONG 124,52 -0,14 39 JEMBER 120,99 0,07 81 MERAUKE 128,07 -0,41 40 BANYUWANGI 121,19 0,03 82 JAYAPURA 125,08 0,30 41 SUMENEP 120,80 -0,27 NASIONAL 123,75 0,19 42 KEDIRI 121,27 0,09

Referensi

Dokumen terkait

(a) Panel Pemeriksa diberikan 5 minit untuk berbincang tentang prestasi pelajar semasa peperiksaan (long case & short case). (b) Pada akhir perbincangan,

Prestasi para alumni dari lembaga pendidikan (sekolah) ini perlu didata atau dicatat oleh lembaga. Sebab catatan tersebut sangat berguna bagi lembaga

Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu

Untuk selanjutnya dari hasil pengamatan pada siklus I maka didapat hasil sebagai berikut: pada kondisi awal siswa kelas VIII B di SMP NU Tegal Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016

Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode evaluasi ( evaluation method ) yaitu untuk melihat sejauh mana penerapan atau implementasi pengembangan dari Dinas Pendapatan

(1996) adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Sedangkan iklim kelas

Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu untuk membangun sebuah sistem informasi penerimaan santri baru pada Pondok Pesantren Al-Barokah Poncowarno Kecamatan

Desa Umpanga Kecamatan Bungku Barat Kabupaten Morowali dengan keterlibatan masyarakat Desa Umpanga pada pengukuran kembali areal lokasi transmigrasi, pembukaan