commit to user i
PENGANTAR TUGAS AKHIR
PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA
MELALUI MEDIA KOMIK
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Prasyarat Untuk Meraih Gelar Ahli Madya
Diploma III Desain Komunikasi Visual
Disusun oleh : HARI WICAKSONO
C 9505045
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user ii
Konsep karya Tugas Akhir dengan Judul :
PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA
MELALUI MEDIA KOMIK
Telah disetujui dan diterima untuk dipertahankan dihadapan penguji
Pembimbing I Pembimbing II
Jazuli Abdin Munib, S.Sn Anugrah Irfan Ismail, S.Sn NIP. 19750516 200212 1 001 NIP. 19830722008121003
Koordinator Tugas Akhir
Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002
commit to user iii
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Akhir
Diterima dan dasahkan oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Tanggal __ Januari 2011
Panitia Penguji
Ketua Sidang Tugas Akhir
(Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum)
NIP. 19751201 200112 1 002 ( ……….. )
Sekertaris Sidang Tugas Akhir (Anugrah Irfan Ismail S.Sn)
NIP. 19830702200812 1 003 ( ……….. )
Penguji I
(Jazuli Abdin Munib, S.Sn)
NIP. 19750516 200212 1 001 ( ……….……... )
Penguji II
(Anugrah Irfan Ismail, S.Sn)
NIP. 19790327 200501 1 002 (……….…….. ) Mengetahui
Dekan Fakultas Sastra Seni Rupa Ketua Jurusan
Universitas Sebelas Maret Surakarta D3 Desain Komunikasi Visual
(Drs. Sudarno, MA) (Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum) NIP. 19530314 198506 1 001 NIP. 19751201 200112 1 002
commit to user iv
MOTTO
Sebaik-baiknya orang adalah mau bangkit saat dia jatuh, selalu berusaha melakukan perubahan untuk menjadi yang lebih baik dan bermanfaat, selalu ingat bahwa tidak
ada yang tidak bisa dan tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan selama kita ada kemauan untuk berusaha menggapainya.
commit to user v
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk
Mamah dan Bapak tersayang, yang selalu sabar dan tiada hentinya menyayangi aku, dan istriku tercinta yang selalu menemani langkahku, saat senang ataupun sedih.
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan –Nya kepada kita semua, maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu rasa terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Drs. Sudarno, MA selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
2. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum selaku pembimbing akademik dan Ketua Program D3 DESKOMVIS Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu membimbing saya.
3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.
4. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.
5. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku koordinator Tugas Akhir dan yang selalu member dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tgs akhir.
commit to user vii
Semoga amal dan budi baik semuanya mendapat balasan dan rahmat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua orang, baik bagi penulis dan bagi setiap orang yang membacanya. Apabila ada yang salah dalam penulisan, mohon kritik dan sarannya.
Surakarta, 04 Mei 2011
commit to user viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ………. i HALAMAN PERSETUJUAN ………. iiHALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN MOTTO ……… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v
KATA PENGANTAR ………...… vi
DAFTAR ISI ……….. viii
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Rumusan Masalah ……….………... 2
C. Tujuan ………... 2
BAB II IDENTIFIKASI DATA ……….…… 3
A. Data Produk ………….……… 3
1. Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia …….……… 3
2. Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ……… 4
3. Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ……...…………. 7
B. Target ………... 12
1. Target Market ………...………...….. 12
2. Target Audience ………..………... 12
C. Komparasi ………...……….……….… 14
BAB III KONSEP PERANCANGAN ……….. 18
A. Komik ………...………….. 18
1. Proses Pra Produksi ……….. 20
2. Proses Produksi ……… 22
commit to user ix
1. Penciptaan Desain Karakter ………..……… 47
2. Proses Penggambaran ………..………. 56
BAB IV VISUALISASI KARYA ……….. 65
A. Komik ………..……… 65 B. Logo ………..………….…. 71 C. Media ……….. 75 BAB V PENUTUP ……….. 80 A. Kesimpulan ……….…….. 80 B. Saran-saran ………..………. 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan mempunyai banyak sekali keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa di Indonesia ini disebabkan oleh tiap-tiap wilayah di Indonesia memiliki kebudayaan sendiri-sendiri yang telah ada sejak jaman nenek moyang. Keanekaragaman itu tentunya menjadi kekayaan dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan bukan menjadi perbedaan atau pemecah bagi kehidupan berbangsa.
Keanekaragaman budaya itu menghasilkan berbagai macam hasil budaya, baik yang berupa hasil karya seni rupa, seni tari, dan atau aspek yang paling penting dalam dalam suatu komunitas, yaitu aksara atau huruf yang tercipta dari budaya itu sendiri, dari berbagai daerah di Indonesia satu aksara yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui asal-usulnya, yaitu sejarah adanya aksara Jawa, atau yang dinamakan Aksara Carakan.
Setiap penduduk Jawa sendiri pun banyak sekali yang tidak mengerti akan asal mula Aksara Jawa, bahkan banyak pula penduduk Jawa tidak bisa menulis Aksara Jawa, hal ini sangat mengkhawatirkan akan kelestarian budaya lokal.
Kendala yang masih dihadapi adalah tentang generasi muda yang kurang tertarik untuk mengetahui sejarah-sejarah yang ada di Negerinya sendiri, lebih suka membaca sejarah atau cerita yang berasal dari negara asing, jika tidak adanya promosi yang mengangkat sejarah dalam negeri maka dampak yang paling besar adalah kepunahan sejarah lokal itu sendiri.
commit to user
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa masalah yang dihadapi untuk mempromosikan sejarah awal mula aksara Jawa kedalam cerita komik antara lain :
1. Bagaimana cara mengenalkan Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, dengan
membuat komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa agar tercapai ke target
audience?
2. Bagaimana merancang komik yang menarik, naratif dan komunikatif?
C.
Tujuan Perancangan
Tujuan penulis yang dapat dijadikan jawaban sementara dari permasalahan dalam pengenalan cerita rakyat kepada remaja dan anak-anak melalui komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah :
1. Mengenalkan Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan cara membuat komik
sejarah asal mula aksara jawa agar tercapai ke target audience.
commit to user
3
BAB II
IDENTIFIKASI DATA
A.
Data Produk
1. Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia
Era 70an adalah meledaknya dunia komik di Indonesia, khususnya tentang
kepahlawanan, pada era tersebut beberapa dikenal dengan cergamis single fighter
bersifat mandiri, semua karya cergamis dihasilkan sendiri. Saat itu belum ada
istilah team work atau kerja tim, semua pekerjaan dari penulisan naskah cerita,
sketsa pensil, inking (penintaan), dan coloring (pewarnaan) dilakukan sendiri oleh
sang cergamis, di era ’70-an, para cergamis belum bersentuhan dengan
kecanggihan teknologi informasi seperti scanner serta program aplikasi seperti
AdobePhotoshop dan CorelDraw, maka bisa kita bayangkan bahwa cergamis dan komikus pada era itu sangat hebat perjuanganya.
Sedangkan cergam dan komik tentang cerita rakyat di Indonesia juga banyak diciptakan pada era 60-70an, jaman dahulu cerita rakyat sangat familiar dalam benak masyarakat, dan anak-anak pun juga sering mendengarkan dongeng tentang cerita legenda Tanah Air sebelum mereka tidur, hal ini berbeda sekali dengan jaman sekarang yang kebanyakan masyarakat tidak lagi mengenal cerita legenda bangsanya sendiri, dan lebih bangga bila membaca atau melihat cerita legenda dari luar negeri.
commit to user 2. Sejarah Asal Mula Aksara Jawa
Cerita asal mula Aksara Jawa merupakan kisah cerita rakyat di Jawa, yang penulis ambil dari buku yang berjudul Cerita Rakyat Nusantara, buku tersebut diciptakan oleh Dian K, illustrator buku tersebut adalah Yol Yuhanto dan Aji Meis, adapun penerbit dari buku Cerita Rakyat Nusantara adalah PT. Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia).
Cerita Asal Mula Aksara Jawa sendiri bercerita tentang kisah seorang pemuda bernama Ajisaka dengan dua punggawa yang bernama Dhora dan Sembadha, serta Prabu Dewata Cengkar yaitu seorang prabu yang gemar memakan daging manusia yang berawal karena seorang juru masak kerajaan tidak sengaja terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, lalu masakan itu dimakan oleh Prabu Dewata Cengkar. Suatu ketika Ajisaka menantang agar Prabu Dewata Cengkar memakan Ajisaka tetapi dengan syarat Prabu Dewata Cengkar harus memberi tanah seluas panjang surban yang diikatkan di leher Ajisaka.
Prabu Dewata Cengkar pun memenuhinya, ia mengukur dengan cara menarik kain surban Ajisaka, tetapi dengan kekuatan Ajisaka kain selendang itu memanjang hingga mencapai ke tepian laut Pantai Selatan, lalu Ajisaka menghempaskan Prabu Dewata Cengkar ke tengah-tengah laut Pantai Selatan tersebut, dan secara tiba-tiba Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi seekor buaya putih.
Setelah menang melawan Prabu Dewata Cengkar, Ajisaka pun menjadi raja di Negara Madhangkamulan, Ajisaka yang pernah menitipkan Keris Pusakanya kepada salah satu punggawanya yang bernama Sembada di Pulau Majethi,
commit to user
mengutus Dhora untuk mengambil Keris Pusaka tersebut, dikarenakan Sembadha begitu mempertahankan amanat Ajisaka yaitu tidak boleh memberikan Keris Pusaka tersebut ke tangan orang lain selain Ajisaka sendiri yang mengambilnya, Dhora dan Sembadha pun bertarung, dan karena mereka sama saktinya, keduanya tewas atas pertempuran tersebut.
Ajisaka mendengar tentang tewasnya kedua punggawa yang sangat setia dan terpercaya itu dari salah seorang pengawal kerajaan, Ajisaka baru teringat tentang pesan yang di berikan kepada Sembadha untuk tidak memberikan Keris Pusaka kepada orang lain selain Ajisaka, lalu Ajisaka pergi ketempat dimana kedua punggawanya bertempur, Ajisaka sangat menyesal atas kelalaianya, dan dari peristiwa itu Ajisaka membuat Aksara yang berbunyi :
Artinya adalah :
ha na ca ra ka : Ana utusan (ada utusan)
da ta sa wa la : Padha kekerengan (saling berselisih pendapat)
pa dha ja ya nya : Padha digdayané (sama-sama sakti)
commit to user
Penulis sertakan diskripsi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa antara lain sebagai berikut :
a. Ajisaka
Seorang pengembara yang tinggal di sebuah negara yang bernama Majethi, berwajah rupawan dan mempunyai kepribadian yang luhur, mempunyai keris pusaka yang dititipkan kepada punggawanya yang bernama Sembada.
b. Prabu Dewata Cengkar
Seorang Raja di sebuah negara yang bernama Madhangkamulan, mempunyai kegemaran memakan daging manusia yang berawal dari ketidaksengajaan dari seorang juru masak istana yang terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, seiring dengan berjalanya waktu dan dari kebiasaan memakan daging manusia membuat Prabu Dewata Cengkar mempunyai kepribadian yang kejam dan perangai yang mengerikan.
c. Sembadha
Seorang punggawa dari Ajisaka yang menjaga amanat membawa keris sakti milik Ajisaka, cenderung mempunyai sifat pendiam dan patuh terhadap perintah Ajisaka.
d. Dhora
Seorang punggawa dari Ajisaka yang menemani pengembaraan Ajisaka ke negara Majethi, patuh terhadap perintah Ajisaka, mempunyai sifat periang.
commit to user
e. Patih Kerajaan Madhangkamulan
Seorang Patih kerajaan Majethi, yang bertahun-tahun mengabdi untuk raja diraja di kerajaan tersebut. Mempunyai sifat patuh dan setia terhadap segala perintah raja walaupun umurnya sudah menua.
f. Negara Majethi
Negara dimana Ajisaka tinggal, Negara yang makmur dan melimpah akan sandang pangan, sebagian besar rakyat Negara Majethi mempunyai pekerjaan sebagai petani.
g. Negara Madhangkamulan
Negara yang di pimpin oleh Prabu Dewata Cengkar, Raja yang agung bijaksana, dan mempunyai sandang pangan yang melimpah, tetapi kemudian berubah menjadi Negara yang sepi dan mencekam, karena satu persatu rakyatnya dimakan oleh Prabu Dewatacengkar.
3. Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa
Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah cerita tentang Ajisaka yang berjiwa besar, berani mengorbankan dirinya demi orang lain, yaitu orang lemah yang membutuhkan pertolongan, sedangkan Prabu Dewata Cengkar adalah seorang Raja yang terhanyut oleh nafsu, sehingga sifat kebijaksanaanya berubah menjadi sifat tamak dan kejam, lalu seorang punggawa yang setia yaitu Dhora dan Sembada, makna dari kisah mereka adalah sifat patuh untuk mejaga amanat dari sang majikan walaupun pertempuran taruhannya.
commit to user
Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini penulis lebih menyorot pada makna atau pelajaran yang bisa dipetik untuk pembaca, yaitu karakter dari masing-masing tokoh dalam cerita tersebut, komik dari cerita ini juga menyajikan nuansa komik yang menghibur, terdapat pesan moral dari sebuah komik petualangan yang seru dan mengasyikan, tetapi tidak luput dari pembelajaran sejarah terciptanya Aksara Jawa yang kebanyakan dari anak atau orang dewasa kurang mengetahui asal mula terciptanya Aksara Jawa tersebut.
Berdasarkan tinjauan umum, analisa terhadap komik dan komponen penyusunannya, maka komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa memiliki karekteristik sebagai berikut:
a. Tema cerita
Tema yang diangkat adalah cerita petualangan dan realita kehidupan yang penuh dengan pesan moral, gagasan cerita dalam komik ini berlandaskan dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, dalam cerita rakyat dan sedikit ditambah imajinasi penulis dengan tanpa mengurangi pesan yang terkandung di dalamnya. Alur cerita yang digunakan adalah alur maju dengan urutan awal, tengah, akhir.
b. Sasaran pembaca
Sasaran pembaca dalam perancangan komik adalah masyarakat yang akan menjadi konsumen apabila komik ini diedarkan, yaitu :
1) Anak remaja dan tidak menutup kemungkinan dari semua usia
2) Semua jenis kelamin (pria dan wanita)
commit to user
4) SD-SMU, tidak menutup kemungkinan dari semua tingkat
pendidikan
5) Wilayah demografi untuk wilayah Solo dan sekitarnya
6) Semua strata golongan
c. Fungsi
Fungsi utama dalam perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah pelestarian budaya lokal yaitu mengenalkan cerita budaya sejarah, serta fungsi komik sebagai media hiburan, mengingat komik merupakan media yang efektif dalam membentuk mentalitas pembacanya.
d. Bentuk visualisasi komik
Komik ini berbentuk komik buku dengan acuan ukuran komik model Jepang 13 x 18 cm, tebal halaman 44 halaman.
e. Unsur komik dan gaya gambar
1) Teknik gambar
Teknik gambar langsung menggunakan pen tablet dan finishing
menggunakan teknik digital dengan komputer dan proses cetak
2) Typografi
Typografi dalam halaman cover meliputi judul, credits, (keterangan
tentang sang pembuat komik/writer sebagainya) dan indica
(keterangan tentang penerbit, waktu terbit, pemegang hak cipta dan sebagainya), sedangkan dalam hal isi digunakan untuk keperluan
commit to user
sebagainya. Untuk mendukung kesan yang akan disampaikan dalam sebuah pesan, typografi disesuaikan dengan karakter pesan tersebut.
3) Gaya gambar
Gaya gambar dalam pembuatan komik Sejarah Asal Mula Aksara
Jawa menggunakan jenis gambar manga, alasan menggunakan
dengan gaya gambar kartun manga adalah memodernkan karakter
tetapi tidak menghilangkan sisi budaya dari karakter tersebut.
4) Desain properti
Desain properti berupa kostum dan latar belakang. Desain disesuaikan dengan tema dan nuansa jaman pra modern.
5) Desain karakter
Desain karakter disesuaikan dengan tema dan ditambah imajinasi penulis sendiri untuk penguat dalam pembuatan karakter.
6) Layout
Tata letak dan cara membaca komik ini sesuai dengan cara membaca yang lazim dengan komik di Indonesia, dari ke kiri ke kanan, dan atas
ke bawah, halaman dimulai dari lembaran pertama setelah cover
depan dan berakhir pada lembaran sebelum cover belakang. Bentuk
panel dibuat bervariasi disesuaikan dengan ilustrasi dan kesan yang akan disampaikan. Panel dalam komik ini dibuat bervariasi, tidak hanya menggunakan bentuk kotak dengan ukuran yang sama, dan gambar terkadang dibuat melebihi pada garis panel, hal itu dimaksudkan agar pembaca tidak merasa bosan. Sudut pandang yang
commit to user
digunakan meliputi sudut pandang mata burung (tampak atas), Sudut pandang mata manusia (normal), sudut pandang mata katak (tampak dari bawah), hal itu di maksudkan agar menimbulkan kesan ruang, dan lebih menarik untuk menyimaknya.
7) Pesan komik
Komik begitu melekat kepada anak-anak dan remaja, sebuah masa yang haus akan keinginan bermain dan berfantasi. Mungkin atas dasar demikianlah komik memiliki kekuatan yang boleh dikatakan
luar bisa untuk berimajinasi. Sebuah spirit seorang anak yang serba
ingin tahu dan penuh dengan imajinasi. Sementara dipihak lain,
komik juga mendapat image sebagai penghambat pelajaran anak/
pelajar, karena dianggap membuat malas, membuang-buang waktu dan mengurangi minat baca buku pelajaran sekolah. Lepas dari permasalahan nilai baik dan buruknya penilaian komik, komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa mengandung pesan moral tentang membedakan antara sifat baik dan buruk dan mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan dalam melaksanakan amanat.
commit to user
B.
Target
1. Target Market
Sasaran utama perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah anak-anak dan remaja agar mereka lebih mengenal sebuah kekayaan dari
cerita/legenda budaya lokal yang kini kian hari semakin dilupakan. Target market
tersebut dapat ditinjau dalam segmentasi sebagai berikut : a. Demografi
1) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
2) Golongan usia : 8 - 18 tahun
3) Pendidikan : SD - SMU
4) Agama : Semua agama
b. Geografi : Seluruh wilayah Jawa
c. Psikografi : Anak-anak/remaja, terutama yang mempunyai rasa
keingintahuan tinggi terhadap budaya lokal.
2. Target Audience
Selain anak-anak dan remaja sebagai sasaran utama dalam target market,
terdapat pula komponen yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
pembelian produk komik. Komponen tersebut tergolong dalam target audience.
commit to user
a. Primer
1) Demografi
a) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
b) Golongan usia : 8 - 18 tahun
c) Pendidikan : SD - SMU
d) Agama : Semua agama
2) Geografi : Seluruh wilayah Jawa atau luar Jawa.
3) Psikografi : Anak-anak/ remaja yang mempunyai kesadaran
akan kelestarian budaya lokal dan yang lebih bisa memahami dan menilai tentang pesan moral yang ada dalm komik.
b. Sekunder 1) Demografi
a) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
b) Golongan usia : 19 - 40 tahun
c) Pendidikan : SMU – Dewasa/Orang tua
d) Agama : Semua agama
2) Geografi : Seluruh wilayah Jawa atau luar Jawa.
3) Psikografi : Dewasa/orang tua yang mempunyai kesadaran
akan kelestarian budaya lokal dan yang lebih bisa memahami dan menilai tentang pesan moral yang ada dalm komik.
commit to user C.
Komparasi
Sebuah karya ilustrasi karakter dari seorang teman yang berstatus sebagai ilustrator sebuah studio di Jakarta yang bernama Sweta Kartika, karyanya cenderung memodernkan suatu tokoh legenda atau kolosal, mempunyai karakter garis arsir yang lebih dominan dalam karyanya, mungkin untuk menambah kesan tradisi, penulis akan memakai teknik arsir dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini.
Karya tersebut penulis jadikan sebagai komparasi visual dikarenakan menurut penulis karya itu sangat imajinatif, tidak membosankan dan cenderung
memberikan sentuhan baru yang fresh pada suatu karakter budaya..
commit to user
Adapun komik yang memiliki kesamaan secara visual, dan sebagai pembanding komik yang menjadi acuan dalam perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini, yaitu :
1. Garudayana
a. Data komik
1) Tema komik : Petualangan
2) Format komik : Komik buku
3) Ukuran komik : 17 x 26 cm
4) Gaya gambar : Manga
5) Visualisasi : - Coverfull color
- Isi full color
6) Pengarang : Is Yuniarto
commit to user
b. Alasan
Beberapa alasan pemilihan sebuah komik Garudayana sebagai kompetitor
dalam perancangan komik Sangkuriang sebagai berikut:
1) Produk komik sama-sama produk lokal.
2) Sama-sama mengangkat tentang sejarah budaya lokal
2. Mahabharata
a. Data komik
1) Tema komik : Petualangan dan peperangan
2) Format komik : Komik buku
3) Ukuran komik : 17 x 26 cm
4) Gaya gambar : Semi realis
5) Visualisasi : - Coverfull color
- Isi black & white
6) Pengarang : R.A. Kosasih
commit to user
b. Alasan
Beberapa alasan pemilihan sebuah komik Mahabharata sebagai kompetitor
dalam perancangan komik Sangkuriang sebagai berikut:
1) Produk komik sama-sama produk lokal.
2) Sama-sama mengangkat tentang sejarah budaya lokal
commit to user
18
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
A.
Komik
Komik merupakan sebuah buku yang didalam terdapat cerita atau percakapan dan disertakan gambar, yang meminati komik sebagian besar adalah remaja dan anak-anak, komik juga biasa disebut dengan istilah yang dikenal sebagai cerita bergambar (cergam) terdiri dari teks atau narasi yang berfungsi sebagai penjelasan dialog dan alur cerita. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam, tetapi kekayaan budaya tersebut bila tidak dilestarikan maka akan punah atau generasi bangsa tidak akan mengetahui kekayaan budaya tersebut pernah ada di Indonesia.
Masyarakat yang cenderung meninggalkan budaya lokal disebabkan karena semakin bebasnya budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, dan ditambah dengan berkembangnya teknologi yang terus mengalami kemajuan di segala aspek kehidupan termasuk di dalamnya adalah teknolgi komunikasi visual, sebagai gambaran nyata bahwa dimulai dari ditemukannya listrik hingga teknologi digital yang sangat memudahkan manusia untuk mengerjakan dan melihat sesuatu. Hal itu juga yang turut mengubah perilaku pemikiran masyarakat Indonesia, terutama anak-anak dan remaja.
Komik merupakan media yang efektif dalam membentuk mentalitas
pembacanya khususnya terhadap anak-anak dan remaja, karena pesan-pesan di dalam komik terlihat lebih nyata dari pada sebuah buku/ novel, di dalam komik
commit to user
pembaca seolah dibawa dan diajak langsung terlibat di dalamnya melalui gambar ilustrasi-ilustrasi yang saling kait-mengait dengan alur ceritanya, meskipun komik tidak terbatas untuk usia anak-anak dan remaja, namun pada kenyataan bahwa pembaca komik sebagian besar adalah anak-anak dan remaja yang sangat berpotensi untuk menirukan hal-hal yang dilihat dan diketahuinya, meskipun komik-komik produksi dalam negeri dengan cerita budaya lokal masih bisa ditemui di toko-toko buku, tetapi komik-komik tersebut lebih didominasi oleh komik produksi luar negeri seperti komik Jepang atau yang biasa disebut komik
Manga dan komik Amerika, dan jika selama ini anak-anak dan remaja selalu disuguhi oleh komik-komik luar negeri dengan pesan budaya yang mereka bawa dari negara komik tersebut diproduksi, maka hal itu akan semakin membuat generasi mendatang lebih terbiasa dengan budaya-budaya luar, semakin tidak mengenal budaya lokal yang semestinya harus tetap dijaga, dan budaya lokal akan terus terjajah hingga ke akar.
Penulis merancang komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan sasaran utama adalah anak-anak dan remaja, karena di usia mereka masih sangat apresiasif dengan komik, dan dengan misi pelestarian budaya maka anak-anak dan remaja menjadi sasaran utama dalam komik ini karena mereka adalah generasi penerus dan pewaris budaya yang akan datang. Penulis menyampaikan pesan yang ada dalam cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan karakter yang sesuai
dengan psikografis sasarannya, yaitu anak-anak dan remaja yang kurang
menyukai hal-hal yang serius dan lebih menyukai hal-hal yang bersifat
commit to user
kartun dengan bahasa sehari-hari yang sudah akrab didengar oleh anak-anak dan remaja, penulis berharap dengan komik yang penulis buat ini akan menjadikan generasi muda lebih mengenal sejarah-sejarah yang ada di Indonesia.
1. Proses Pra Produksi
Dalam proses produksi komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, penulis memulai dengan tahap pra produksi, pertama penulis memahami dan menerjemahkan cerita dari kisah Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan bahasa yang lebih dikenal dan akrab anak-anak dan remaja, kemudian menentukan konsep. Konsep dalam komik adalah rancangan untuk landasan mencapai tujuan yang diharapkan dari pembuatan komik ini, dalam proses ini penulis menghasilkan susunan konsep komik antara lain :
a. Jenis komik
Menentukan jenis komik yang akan diproduksi. Dalam merancang komik
yang akan diproduksi, penulis menggunakan referensi komik model
Manga pada umumnya untuk ukuranya penulis menggunakan ukuran 18 cm x 13 cm.
b. Tema cerita
Tema merupakan ide dasar komik. Sebelum komik tersusun menjadi sebuah naskah, gagasan tertuang dalam suatu tema. Penulis mengangkat tema petualangan yang mengambil salah satu tokoh sebagai penekan/ tokoh utama sesuai dalam cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa yaitu Ajisaka, dalam kisah ini Ajisaka digambarkan sebagai tokoh yang
commit to user
tampan, sakti mandraguna, pantang menyerah, dan memiliki ambisi yang besar.
c. Konsep warna
Dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa penulis menggunakan 5 warna pokok yaitu coklat, merah, biru, kuning, dan hitam yang mempunyai makna sebagai berikut :
Merah C : 0M : 100 Y : 100 K : 0 Panton : 485 C Biru C : 91 M : 80 Y : 0 K : 0 Panton : 2726 C Kuning C : 0M : 0 Y : 100 K : 0
Panton : Process Yellow C
Hitam
C : 0M : 0 Y : 0 K : 100
Panton : Process Black C
d. Jumlah Halaman
Menentukan jumlah halaman sangat berkaitan dengan jenis komik yang diproduksi, dan biaya produksi. Rencana komik yang akan diproduksi
commit to user 2.Proses Produksi
Setelah konsep tersusun dalam tahap pra produksi, proses selanjutnya adalah tahap produksi. Proses produksi adalah realisasi dari konsep yang telah dirancang, dalam proses produksi komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, penulis melalui berbagai langkah, antara lain :
a. Story line
Menentukan alur cerita komik, dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa yang akan penulis produksi adalah alur maju yaitu dengan urutan awal, tengah, akhir. Alasan penulis menggunakan alur ini adalah untuk
mendukung/ menguatkan tema komik yaitu petualangan. Adapun story
line secara garis besar yang berdasarkan legenda adalah sebagai berikut:
1) Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang ksatria yang bernama
Ajisaka, tepatnya di Pulau Majethi, Ajisaka mempunyai paras wajah yang tampan dan rupawan, mempunyai sifat yang ramah suka menolong dan berbudi luhur, selain itu Ajisaka juga mempunyai ilmu kanuragan yang tinggi. Ajisaka mempunyai dua orang punggawa bernama Dhora dan Sembadha. Kedua punggawa sangat patuh dan setia kepada Ajisaka, suatu hari Ajisaka ingin pergi berkelana, bertualang meninggalkan Pulau Majethi, Dhora pergi menemani Ajisaka sedangkan Sembadha tetap tinggal di Pulau Majethi karena Ajisaka memerintahkan Sembadha untuk menjaga Keris Pusaka Ajisaka. Ajisaka berpesan pada Sembadha bahwa Sembadha tidak
commit to user
boleh menyerahkan pusaka itu kepada siapapun kecuali Ajisaka sendiri yang datang dan mengambil keris pusaka tersebut.
2) Pada saat itu di Jawa terdapat Negara yang terkenal makmur, aman,
dan damai, negara itu bernama Medhangkamulan, Medhangkamulan mempunyai seorang Raja yang bernama Prabu Dewata Cengkar, Raja yang berbudi luhur dan bijaksana, suatu hari seorang juru masak kerajaan terpotong jarinya pada waktu memasak, juru masak itu tidak menyadari bahwa potongan jarinya masuk kedalam hidangan yang akan dihidangkan untuk Sang Raja, jari itu pun termakan oleh Prabu Dewata Cengkar, Sang Raja merasakan daging yang dimakannya sangat lezat, kemudian Raja mengutus patihnya untuk bertanya kepada juru masak kerajaan, kenapa masakan itu bisa mempunyai rasa yang lezat, kemudian diketahui bahwa yang termakan oleh Prabu Dewata Cengkar adalah daging manusia.
3) Keesokan harinya Prabu Dewata Cengkar memerintahkan Patihnya
untuk menyiapkan seorang rakyatnya untuk disantap, Sang Prabu pun ketagihan terhadap kelezatan daging manusia tersebut, Sejak saat itu Prabu Dewata Cengkar harus disediakan satu orang manusia untuk disantap setiap harinya. Watak dan sifat Sang Prabu berubah menjadi kejam dan tamak, senang melihat rakyatnya menderita dan tidak peduli akan kalangsungan hidup negara yang ia pimpin. Negara itu berubah menjadi negara yang sepi karena satu per satu rakyatnya dimakan oleh Prabu Dewata Cengkar, selain itu banyak dari rakyat Medhangkamulan
commit to user
meninggalkan negara itu untuk menyelamatkan diri, seiring berjalanya waktu Sang Patih pun bingung, karena tidak ada lagi rakyat yang bisa disuguhkan kepada Sang Raja.
4) Ajisaka bersama Dhora pun sampai di negara Medhangkamulan,
Ajisaka terkejut melihat keadaan negara yang sunyi itu, kemudian ia mencari tahu dan bertanya kepada penduduk setempat yang masih ada di negara itu, Setelah Ajisaka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Medhangkamulan, Ajisaka memutuskan untuk menghadap Patih kerajaan, dan menyatakan bahwa ia sanggup menjadi santapan Sang Raja, awalnya Sang Patih tidak mengijinkan Ajisaka yang masih muda dan tampan itu dijadikan santapan Prabu Dewata Cengkar, tetapi Ajisaka memaksa hingga akhirnya Ajisaka dibawa untuk menghadap Prabu Dwata Cengkar. Sang Prabu heran, mengapa seorang pemuda yang masih muda dan tampan itu mau dijadikan sebagai santapan Prabu Dewata Cengkar, tetapi hawa nafsu telah menguasai hati Prabu Dewata Cengkar, dan Sang Prabu pun tidak sabar untuk menyantap Ajisaka, tetapi sebelum dijadikan santapan, Ajisaka mengajukan persyaratan untuk Prabu Dewata Cengkar, Ajisaka rela disantap oleh Sang Prabu dengan syarat diberi imbalan tanah seluas kain yang diikatkan di leher Ajisaka, selain itu, Ajisaka juga meminta Prabu Dewata Cengkar sendirilah yang mengukur tanah tersebut.
5) Permintaan itu dikabulkan oleh Sang Prabu, Ajisaka kemudian
commit to user
Ajisaka, Ajaibnya, kain itu terus memanjang dan tidak habis-habis, Prabu Dewata Cengkar terpaksa mundur dan terus mundur menarik ikat kepala tersebut hingga sampai di tepi Laut Selatan. Ajisaka mengibaskkan kain tersebut dengan tanganya, hal ini membuat Prabu Dewata Cengkar terlempar ke laut, dan wujud Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi buaya putih, setelah buaya itu masuk kedalam air,
Ajisaka pun mengumumkan kejadian itu kepada rakyat
Medhangkamulan, lalu Ajisaka diberi amanat oleh rakyat
Medhangkamulan untuk menjadi raja di Negara itu.
6) Medhangkamulan menjadi negara yang sngat makmur dan damai
setelah dipimpin oleh Ajisaka, suatu ketika Ajisaka menyuruh Dhora pergi ke Pulau Majethi untuk ngambil Keris Pusaka Ajisaka yang dititipkan kepada Sembadha, sesampai di Pulau Majethi, Dhora menjelaskan pada Sembadha bahwa dia datang atas perintah Ajisaka untuk mengambil pusaka yang diamanatkan kepada Sembadha. Sembadha yang patuh terhadap perintah Ajisaka yaitu tidak boleh memberikan Keris Pusaka tersebut kepada orang lain selain Ajisaka sendiri yang mengambil Keris Pusaka tersebut, Dhora pun memaksa agar Keris Pusaka itu diserahkan kepada Dhora, akhirnya terjadilah pertempuran antara Dhora dan Sembadha, karena kedua punggawa itu mempunyai kesaktian yang sama, maka kedua punggawa itu pun tewas.
commit to user
7) Prabu Ajisaka mendengar kabar tentang kematian kedua punggawanya tersebut, Ajisaka menyesal setelah mengingat akan kelalaiannya, lalu untuk mengabadikan dua punggawanya itu Ajisaka menciptakan sebuah Aksara yang disebut Aksara Carakan yang berbunyi :
Artinya adalah : ha na ca ra ka Ana utusan (ada utusan)
da ta sa wa la
Padha kekerengan (saling berselisih pendapat) pa dha ja ya nya
Padha digdayané (sama-sama sakti) ma ga ba tha nga
Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat) b. Cerita perkolom
Membuat deskripsi cerita tentang kolom-kolom yang akan dibuat berdasarkan
story line yang telah dibuat. Adapun cerita perkolom komik ini adalah sebagai berikut :
commit to user
Halaman 1 : Di Negara Majethi.
Panel 1 : Suasana kampung yang damai di negara Majethi
Panel 2 : Gelungan rambut Ajisaka
Panel 3 : Keris Pusaka Ajisaka tampak dari belakang
Panel 4 : Seluruh badan Ajisaka tampak depan
Halaman 2 : Suasana di suatu kampung di Negara Majethi
Panel 1 : Dhora yang sedang bingung mencari topik pembicaraan
Panel 2 : Sembadha bosan mendengar Dhora tertawa
Panel 3 : Ajisaka yang bertanya tentang kemakmuran Majethi, “Hey
Dhora, Sembadha, menurutmu bagaimana keadaan Majethi ini, apakah rakyat disini kekurangan sandang pangan?”
Panel 4 : Dhora menjawab, “Makmur dan damai-damai aja bos”
Panel 5 : Sembadha menganggukan kepala
Panel 6 : Ajisaka murung
Halaman 3 : Percakapan di suatu kedai di Majethi
Panel 1 : Dhora bertanya kepada Ajisaka, “Memangnya kenapa bos
bertanya seperti itu?, Apa ada yang salah di negara Majethi ini?”
Panel 2 : Wajah Ajisaka yang sedang terdiam
Panel 3 : Sembadha berkata, “Apa kami telah membuat bos risau
commit to user
Panel 4 : Bibir Ajisaka yang sedang tersenyum
Panel 5 : Ajisaka berkata, “Bukan masalah itu, aku cuma berpikir
apakah negara-negara di luar sana juga seperti Majethi ini, yang damai dan makmur”
Halaman 4 : Percakapan di suatu kedai di Majethi
Panel 1 : Dhora dan Sembadha terkejut dengan pernyataan Ajisaka
Panel 2 : Dhora dan Sembada saling melihat berhadapan
Panel 3 : Sambil meringis Dhora dan Sembadha berkata, “kita tidak
tau bos, hehe”
Panel 4 : Ajisaka memasang raut wajah bosan, dan berkata, “dasar
kalian”
Halaman 5 : Percakapan di suatu kedai di Majethi
Panel 1 : Ajisaka menaruh gelas minuman.
Panel 2 : Ajisaka menaruh gelas setelah meminumnya dan pamit
pulang, “ aku pulang dulu ya, besok ketemu lagi, aku ingin menyampaikan sesuatu pada kalian”
Panel 3 : Dhora tersenyum
Panel 4 : Sembadha tersenyum
Panel 5 : Serentak dora dan sembadha berkata, “SIAP BOS!!!”
Halaman 6 : Keesokan harinya dirumah Ajisaka
Panel 1 : Mengalungkan kain dileher Ajisaka
Panel 2 : Memakai pelindung lengan
commit to user
Panel 4 : Ajisaka tampak samping dan berkata, “Aku harus
mengatakan hal ini pada punggawaku”
Panel 5 : Ajisaka meninggalkan rumahnya
Halaman 7 : Pertemuan Ajisaka Dhora dan Sembadha di depan pura
Panel 1 : Ajisaka sampai di depan pura dan melihat punggawanya.
Panel 2 : Dhora melihat Ajisaka
Kolom 3 : Dhora memberitahu sembadha bahwa Ajisaka telah datang
Panel 4 : Serentak mereka berteriak,”SELAMAT PAGI BOS!!!”,
sambil tertawa ceria, dan Ajisaka memasang muka malas karena tingkah mereka
Halaman 8 : Percakapan di pura
Panel 1 : langit
Panel 2 : Ajisaka menghela nafas atas kelakuan Dhora dan
Sembadha
Panel 3 : Ajisaka berkata, “begini, selama ini aku sangat bangga
punya punggawa seperti kalian dan aku sangat berterimakasih, tetapi sepertinya aku harus memenuhi panggilan hatiku”
Panel 4 : Sembadha berkata, “Panggilan hati apakah itu Bos?”
Panel 5 : Ajisaka berkata, “Aku ingin berkelana, pergi
meninggalkan majethi, dan membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan”
commit to user
Panel 7 : mata Dhora melotot
Halaman 9 : Negara Medhangkamulan
Panel 1 : Suasana di negara Medhangkamulan
Panel 2 : Para petani sedang memanen padi
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar sedang melihat-lihat keadaan
negara Medhangkamulan dengan dipandu para pengawal kerajaan, rakyat pun menyambut gembira dan tunduk.
Halaman 10 : Percakapan rakyat jelata
Panel 1 : Pak tani berkata, “Raja kita memang sangat bijaksana dan
merakyat ya bu?, bu tani menjawab, “ya jelas to pak, makanya negara Medhangkamulan ini jadi makmur dan damai”
Panel 2 : Prabu dewata Cengkar sedang tersenyum kepada
rakyatnya
Panel 3 : Para rakyat pun tersenyum dan merasa tentram hatinya.
Panel 4 : Prabu dan pengawalnya berlalu meninggalkan para petani
menuju ke kerajaan
Halaman 11 : Percakapan rakyat jelata
Panel 1 : Tangan mengepal dan di acungkan ke udara
Panel 2 : Pak tani berkata, “hidup Prabu Dewata Cengkar”, Para
petani lainya menyaut secara serentak, “HIDUUUUP”
Panel 3 : Seorang kakek petani terdiam dan tidak ikut berteriak
commit to user
Panel 5 : Kakek petani menjawab, “aku punya firasat akan terjadi
sesuatu pada Medhangkamulan”
Panel 6 : Bu tani terkejut
Halaman 12 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha
Panel 1 : Pura terlihat dari langit
Panel 2 : Dhora berkata, “jika memang bos ingin berkelana, kami
sang punggawa akan setia menemani dan melindungi”, Sembadha menambahi, “benar, kami dengar perintah, maka kami siap melaksanakanya”
Panel 3 : Tangan Ajisaka akan memegang pundak Sembadha.
Panel 4 : Ajisaka berkata, “Jika memang itu yang kalian inginkan,
aku sangat bangga punya punggawa seperti kalian, tetapi harus ada salah satu yang tinggal di Majethi untuk menjaga Keris Pusakaku, dan aku menunjuk kau Sembadha”
Panel 5 : Wajah Sembadha serius tapi diiringi dengan rasa haru.
Panel 6 : Seketika Sembadha berlutut dan berkata, “Saya Sembada
sang punggawa Ajisaka siap menerima perintah!”
Halaman 13 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha.
Panel 1 : Wajah Ajisaka terharu akan kesetiaan punggawanya
Panel 2 : Ajisaka membantu Sembadha berdiri sambil berkata,
“Berdirilah Sembadha”
commit to user
Panel 4 : Ajisaka memberikan Keris Pusaka kepada Sembadha
Panel 5 : Sembadha menyambutnya dengan meneteskan airmata,
Ajisaka berkata, “Aku titipkan Keris Pusaka ini kepadamu dan jangan kamu berikan kepada siapapun kecuali aku sendiri yang mengambil Keris Pusaka ini darimu”, Sembadha berkata, “Sendiko dawuh tuanku Ajisaka Sang pemilik Keris Pusaka Cupumanik”
Halaman 14 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha
Panel 1 : Wajah Ajisaka serius, penuh harapan dan terharu dengan
kesetiaan Sembadha
Panel 2 : Wajah Dhora yang tersenyum bangga terhadap kepatuhan
Sembadha
Panel 3 : Ajisaka melirik ke Arah Dhora dan berkata, “Ayo kita
pergi Dhora”, Dhora menjawab, “Sendiko dawuh Bos”
Panel 4 : Dhora merangkul Sembadha dan berkata, “Sampai ketemu
lagi saudaraku, aku akan merindukanmu, jaga Keris Pusaka bos Ajisaka ini baik-baik, dan yang terakhir, jangan malas mandi ya, hahaha”, Sembadha memasang wajah kesal
Panel 5 : Ajisaka dan Dhora meninggalkan Sembadha, Dhora
commit to user
Halaman 15 : Sembadha pulang ke rumah.
Panel 1 : Sembadha melihat keris yang ia bawa dan berkata,
“Sampai mati akan ku jaga Keris Pusaka ini”
Panel 2 : Sembadha membalikan badan dan berjalan menuju rumah,
Sembadha berkata, “Pulang dulu aja lah, ngantuk”
Panel 3 : Sembadha sampai didepan rumah
Panel 4 : Sembadha menaruh Keris Pusaka di tempatnya
Panel 5 : Sembadha bersila di atas kursi
Panel 6 : Mata Sembadha akan terpejam
Panel 7 : Gelap
Panel 8 : Semakin gelap
Halaman 16 : Di dapur kerajaan.
Panel 1 : Masakan di wajan yang sedang menguap
Panel 2 : Sekumpulan koki yang memasak, dan memegang ayam
yang sudah dicabuti bulunya
Panel 3 : Salah satu koki bertanya kepada koki lainya, “woy, mau
masak apa kamu untuk hidangan Sang prabu?
Panel 4 : Koki lainya menjawab, “Lihat saja nanti”, sambil
membelah ayam
Panel 5 : Tampak cipratan darah
commit to user
Halaman 17 : Di dapur kerajaan.
Panel 1 : Koki berteriak karena jarinya terpotong
Panel 2 : Koki-koki yang terkejut
Panel 3 : Koki bertanya, “woy!!! Kenapa kamu berteriak seperti
itu?”
Panel 4 : Sang koki berkata, “Jariku terpotong”
Halaman 18 : Di dalam masakan.
Panel 1 : Koki lain bertanya, “Dimana potongan Jarinya?”
Panel 2 : Koki korban berkata, “Aku tidak tau, sambil dia
memerban jarinya yang terpotong”
Panel 3 : Koki lainya berkata, “Mungkin sudah dimakan tikus”
Panel 4 : Sup yang didalamnya terdapat potongan jari koki
Halaman 19 : Masakan dihidangkan.
Panel 1 : Makanan yang terhidang dimeja Sang Prabu Dewata
Cengkar
Panel 2 : Wajah Sang Prabu yang tak sabar melahab hidangan
Panel 3 : Koki selesai menghidangkan hidangan dan berkata,”
Silahkan menikmati hidangan ini Tuanku”
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar siap menyantap hidangan
Halaman 20 : Sang Prabu terkejut dengan kelezatan masakan.
Panel 1 : Gambar tangan Sang Prabu sedang menyendok sup yang
didalamnya terdapat sedikit daging dari jari koki yang terpotong di dapur kerajaan
commit to user
Panel 2 : Sang Prabu Dewata Cengkar menyicipi sup
Panel 3 : Raut muka Sang Prabu yang terkejut hebat
Panel 4 : tampak mata Sang Prabu terpelotot dengan kelezatan sup
Panel 5 : Sang Prabu masih terbuai dalam tatapan kosong, karena
kelezatan daging yang beliau makan dan dalam hatinya beliau berkata, “Masakan apa ini, lezat sekali, seumur hidupku baru kali ini aku merasakan masakan yang selezat ini”
Halaman 21 : Sang Prabu mencari tahu tentang kelezatan masakan
tersebut.
Panel 1 : Sang Prabu memanggil Patih dan berkata, “Patih, coba
kamu cari tahu kenapa rasa daging dalam sup ini begitu lezat?”
Panel 2 : Patih berkata, “Sendiko dawuh Prabu, akan saya cari tahu”
Panel 3 : Patih pun mencari tahu dengan menyuruh koki untuk
menanyakan kepada semua koki kerajaan tentang kelezatan masakan tersebut
Panel 4 : Salah satu koki memberitahu Patih
Panel 5 : Wajah patih terkejut dan berkeringan dingin setelah
mendengar alasan koki terhadap masakan itu
Halaman 22 : Sang Patih memberitahu Prabu dewata Cengkar tentang
kelezatan masakan
commit to user
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Bagaimana patih?”
Panel 3 : Patih berbicara kepada Prabu, “Sebenarnya didapur ada
seorang koki yang jarinya terpotong dan belum ditemukan dimana potongan jarinya itu, dan menurut koki lainya ada yang bilang potongan jari sudah dimakan tikus, tapi juga ada koki yang mengira potongan jari masuk kedalam salah satu hidangan untuk Prabu”.
Panel 4 : Sang Prabu tekejut
Panel 5 : Raut muka Sang Prabu tersenyum bengis dan melirik
kearah Patih
Panel 6 : Wajah Patih resah dan takut
Halaman 23 : Resahnya para penduduk Medangkamulan
Panel 1 : Kerumunan penduduk
Panel 2 : Para penduduk sedang melihat poster orang hilang
Panel 3 : Sang Prabu sedang melahab daging di hidangan kerajaan
Panel 4 : Seorang ibu berteriak dan menangis, “Anaku hilang, sudah
empat hari tidak kembali”
Panel 5 : Sang Prabu sedang memakan daging, dan wajahnya
semakin terlihat bengis dan kejam
Panel 6 : Para penduduk sedang risau
Panel 7 : Salah satu penduduk melihat ke arah Kerajaan dengan
muka takut dan bertanya-tanya
commit to user
Halaman 24 : Ajisaka dan Sembada tiba di Medhangkamulan
Panel 1 : Tampak langkah kaki Ajisaka dan Dhora
Panel 2 : Dhora berteriak, “Lihat bos, ada Desa didepan sana”
Panel 3 : Tampak Negara Medhangkamulan yang sepi senyap
Panel 4 : Dhora terkejut dan berkata, “Tapi kok sepi, seperti tidak
berpenghuni?”
Panel 5 : Ajisaka berkata, “Sepertinya ada yang tidak beres”
Halaman 25 : Ajisaka bertanya kepada penduduk
Panel 1 : Ajisaka dan Dhora melihat poster anak hilang
Panel 2 : Wajah Ajisaka dan Dhora bertanya-tanya
Panel 3 : Terdengar suara, “KRAAK”
Panel 4 : Ajisaka melirik
Panel 5 : Dhora melirik
Panel 6 : Seorang lelaki yang sedang mengendap-endap
Halalaman 26 : Ajisaka bertanya kepada penduduk
Panel 1 : Lelaki yang sedang meringis
Panel 2 : Dhora bertanya kepada lelaki itu, “Permisi pak, kenapa
kampung ini begitu sepi seperti tidak dihuni?”
Panel 3 : Lelaki itu memasang muka bingung dan penasaran dan
berkata, “Kalian bukan orang sini ya?”
commit to user
Panel 5 : Lelaki berkata, “Sebaiknya kalian pergi tinggalkan Negara
ini, karena negara ini sudah tidak lagi tentram dan makmur”
Panel 6 : Ajisaka berkata, “Apa sebabnya pak, boleh kami tahu?
Halaman 27 : Pernyataan Sang petani
Panel 1 : Lelaki itu berkata dengan muka takut, “Raja disini suka
memakan daging manusia, bahkan banyak dari rakyatnya sendiri dimakanya”
Panel 2 : Ajisaka dan Dhora terkejut
Panel 3 : Ajisaka bertanya, “Siapa nama Raja itu?, lelaki itu
menjawab, “Prabu Dewata Cengkar, awalnya dia adalah Raja yang bijak, karena kecelakaan seorang juru masak kerajaan yang jarinya terpotong masuk kedalam hidangan, dan hidangan itu termakan oleh Prabu, beliau jadi ketagihan, sifatnya menjadi kejam dan tamak’
Panel 4 : Ajisaka terdiam dan menundukan kepala
Halaman 28 : Ajisaka meminta untuk dihadapkan kepada Patih kerajaan
Panel 1 : Ajisaka berkata, “Bisa kau bawa aku kedalam kerajaan”
Panel 2 : Lelaki itu menjawab, “Saya tidak berani tuan, dan saya
sarankan anda jangan melakukan hal bodoh itu, sebaiknya kalian pulang saja ke Majethi!”
Panel 3 : Ajisaka berkata, “Saya memaksa!”
commit to user
Panel 5 : Ajisaka berkata kepada Dora, “Tunggulah disini Dora, aku
akan segera kembali”
Panel 6 : Dhora berkata, “Sendiko dawuh bos”
Halaman 29 : Ajisaka sampai di Kerajaan Medhangkamulan.
Panel 1 : Kerajaan Medhangkamulan
Panel 2 : Pengawal penjaga kerajaan bertanya, “Siapa gerangan kau
kisanak, apa tujuanmu datang kesini?”
Panel 3 : Ajisaka berkata, “Aku ingin bertemu Prabu Dewata
Cengkar”
Panel 4 : Pengawal berkata dengan tegas, “Atas dasar apa kau ingin
bertemu Sang Prabu?!”
Panel 5 : Sang Patih datang dan bertanya, “Ada apa ini?”
Panel 6 : Pengawal menjawab, “Pemuda ini ingin bertemu Prabu
Dewata Cengkar Patih”
Panel 7 : Patih terheran-heran
Halaman 30 : Percakapan Ajisaka dengan Patih
Panel 1 : Patih bertanya kepada Ajisaka, “Wahai anak muda kenapa
kau datang ke Kerajaan ini, dan ingin bertemu Sang Prabu Dewata Cengkar?, taukah kamu kalau Prabu sedang ingin menyantap daging manusia?!”
Panel 2 : Ajisaka menjawab dengan tegas, “Justru itu aku ingin
menghadap Sang Prabu, aku bersedia menjadi
commit to user
Panel 3 : Patih berkata, “Apa kau sudah gila, ratusan rakyat
Medhangkamulan pergi meninggalkan negara ini karena ketakutannya, tetapi kau malah menyerahkan diri untuk disantap”.
Panel 4 : Ajisaka menjawab, “Pertemukanlah Aku kepada Raja, itu
saja”
Panel 5 : Patih berkata, “Baiklah kalau begitu, ikuti aku”
Halaman 31 : Ajisaka bertemu dengan Prabu Dewata Cengkar.
Panel 1 : Ajisaka menghadap Prabu dewata Cengkar
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar terkejut
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar bertanya kepada Ajisaka, “Siapa
gerangan kau anak muda, mengapa berani-beraninya kau ingin menemuiku?!”
Panel 4 : Ajisaka berkata, “Aku Ajisaka, dari negara Majethi, aku
bersedia menjadi santapanmu wahai Prabu Dewata Cengkar yang agung”
Panel 5 : Prabu Dewata Cengkar tertawa terbahak-bahak
Halaman 32 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar
Panel 1 : Prabu Dewata Cengkar masih melihat Ajisaka dan berkata
dalam hati, “Kenapa anak yang begitu muda dan tampan ini mau menjadi santapanku? Tetapi kebetulan sekali, aku sedang merasa lapar”
commit to user
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar bertanya kepada Ajisaka, “Kenapa
kau begitu ingin kusantap anak muda?!”
Panel 3 : Ajisaka menjawab, “Didunia ini aku hidup sebatangkara
dan tidak ada orang yang mempedulikanku, jadi untuk apa aku hidup?!, suatu kehormatan jika dagingku bisa memuaskan rasa lapar Sang Prabu”
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Baik!!! Kau akan
kusantap, PENGAWAL!!!”
Halaman 33 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar
Panel 1 : Ajisaka berteriak, “TUNGGU!!! Sebelum Sang Prabu
menyantapku, aku ingin mengajukan persyaratan
kepadamu sebagai permintaan terakhirku”
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar tertawa dan berkata, “kenapa
begitu beraninya kau memberikan syarat kepadaku dan kenapa aku harus mematuhi persyaratanmu anak muda?!”
Panel 3 : Ajisaka menjawab, “Aku yakin Prabu Dewata Cengkar
adalah raja yang bijaksana, dan sewajarnya hamba mengajukan persyaratan karena daging hamba sangat empuk dan enak untuk disantap”
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Baik!!! Apa
commit to user
Halaman 34 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar.
Panel 1 : Ajisaka berkata, “Persyaratan ini sangatlah mudah,
sebelum hamba Prabu santap, hamba ingin meminta tanah seluas kain selendang yang saya ikatkan dileher hamba ini, dan harus Prabu sendiri yang mengukur tanah tersebut”
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Cuma itu persyaratanya?
Baik, akan aku tepati persyaratan itu”
Panel 3 : Sang Prabu Dewata Cengkar turun dari Singgasananya
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar menarik kain selendang Ajisaka
Panel 5 : Prabu Dewata Cengkar mulai mundur dan mengukur tanah
dengan menarik selendang Ajisaka
Halaman 35 : Ketakutan Prabu Dewata Cengkar
Panel 1 : Prabu Dewata Cengkar menarik selendang hingga keluar
kerajaan
Panel 2 : Mata Ajisaka bersinar berwarna keemasan, begitu pula
selendang Ajisaka ikut bersinar.
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar panik dan ketakutan karena dia
semakin mundur dengan cepat dan tidak terkendali, seperti selendang itu mendorongnya kebelakang
Panel 4 : Sampailah Prabu Dewata Cengkar di tepi pantai Laut
Selatan
Panel 5 : Ajisaka mengibaskan kain selendang dengan tangan
commit to user
Halaman 36 : Akhir dari Prabu Dewata Cengkar.
Panel 1 : Mata Prabu Dewata Cengkar melotot
Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar terkibas ke tengah Laut Selatan
Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar panik dan ketakutan
Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi buaya putih
Panel 5 : Buaya putih masuk kedalam laut lepas.
Panel 6 : Semakin dalam
Panel 7 : Semakin dalam
Halaman 37 : Ajisaka menjadi raja di Medhangkamulan.
Panel 1 : Suasana Ajisaka menjadi seorang raja
Panel 2 : Penduduk Medhangkamulan bergembira
Panel 3 : Dhora tersenyum dan memberi selamat pada Ajisaka,
Dhora berkata, “Selamat bos Ajisaka, tetapi kenapa bos tidak mengajak hamba untuk menemani pertempuran bos melawan Prabu Dewata Cengkar? Huh!”
Panel 4 : Ajisaka berkata, “Aku tidak ingin melihat Punggawaku
terluka, tetapi kali ini aku ingin kamu melaksanakan perintahku Dhora, tolong ambil Keris Pusakaku di Negara Majethi”
Panel 5 : Dhora dengan tegas menjawab, “Sendiko dawuh bos!”.
commit to user
Halaman 38 : Bertemu Saudara
Panel 1 : Sembadha
Panel 2 : Mata Sembadha terbuka
Panel 3 : Dhora sudah di depan rumahnya
Panel 4 : Sembadha senang dan berkata, “hey Dhora, akhirnya kau
kembali, dimana bos Ajisaka?”
Panel 5 : Dhora berkata, “Beliau masih ada di Medhangkamulan,
aku di utus untuk mengambil Keris Pusaka bos Ajisaka”
Panel 6 : Sembadha berkata singkat, “Tidak bisa”
Halaman 39 : Terjadi perdebatan antar saudara.
Panel 1 : Dhora berkata dengan nada tinggi, “ Aku diperintah bos
Ajisaka secara langsung untuk mengambil Keris Pusaka darimu”
Panel 2 : Sembadha berkata, “Bos Ajisaka telah berpesan untuk
tidak memberikan Keris Pusaka ini kepada siapapun kecuali beliau sendiri yang mengambilnya, aku yakin kamu juga mendengar ketika beliau berpesan kepadaku
Panel 3 : Sembada berkata. “Aku rela mati demi mempertahankan
amanatku dan Keris Pusaka ini”
Panel 4 : Dhora berkata, “Aku juga rela mati demi melaksanakan
perintah Tuanku sendiri”
Panel 5 : Dhora mengepal
commit to user
Panel 7 : Dhora melesat
Panel 8 : Sembadha melesat
Panel 9 : Kilauan sinar
Halaman 40 : Penyesalan Ajisaka
Panel 1 : Kerajaan
Panel 2 : Ajisaka teringat pesan yang ia berikan kepada Sembadha
Panel 3 : Ajisaka langsung melesat ke Majethi
Panel 4 : Wajah Ajisaka terkejut
Panel 5 : Dhora dan Sembada telah tewas
Panel 6 : Ajisaka menangis
Halaman 41 : Pembuatan Aksara Carakan
Panel 1 : Ajisaka mengambil Keris Pusaka
Panel 2 : Ajisaka menghunus Keris Pusaka
Panel 3 : Ajisaka melesat
Panel 4 : Ajisaka berteriak melesat
Panel 5 : Terjadi 20 ledakan di bukit batu
Halaman 42 : Aksara Carakan
Panel 1 : terlihat Aksara Carakan terukir di bukit batu,
Panel 2 : Ajisaka pergi dan berkata dalam hati, “Seorang Punggawa
yang gagah perkasa menerima utusan dan
mempertahankan amanat, keduanya bertempur
mempertahankan keyakinannya, kedua punggawa sama saktinya, dan keduanya sama-sama menjadi bangkai,
commit to user
penyesalan aku teriakan keujung langit dan kedasar bumi, aku Ajisaka Sang Penguasa Keris Pusaka merasa terhormat pernah mempunyai punggawa yang setia, Dhora dan Sembadha”.
commit to user
B. Konsep Perancangan
1. Penciptaan Desain karakterDesain karakter di dalam komik sangat penting, dalam menentukan desain karakter, penulis membuat berdasarkan pada konsumen yang akan dituju, dalam hal ini adalah anak-anak dan remaja. Penulis membagi dua konsep jenis desain karakter sebagai berikut :
a. Karakter tokoh
Di Indonesia terdapat komik yang mengambil tema cerita rakyat salah satunya yang sudah dikenal adalah komik-komik karya R.A Kosasih yang lebih mengarah pada cerita yang bertemakan petualangan dan kisah-kisah kepahlawanan/ heroisme yang diangkat dari cerita rakyat. Dalam penciptaan desain karakter tokoh penulis menggunakan gaya kartun manga, alasan penulis menggunakan gaya gambar kartun manga adalah untuk memodernkan cerita dan kesan terhadap pembaca yaitu anak-anak dan remaja. Pesan yang akan disampaikan lebih menarik dan mudah dimengerti oleh sasaran. Sumber ide perancangan karakter komik yang penulis rancang merupakan bentuk kiasan atau menurut buku yang divisualisasikan dengan proporsi tubuh manusia dan sedikit tambahan imajinasi penulis. Desain karakter yang penulis rancang dalam pembuatan tokoh-tokoh utama yang ada dikomik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah:
commit to user 1) Ajisaka
Karakter tokoh Ajisaka
Ajisaka merupakan seorang Pertapa Sakti yang tinggal di Pulau Majethi, yaitu Pulau yang makmur sentosa, Ajisaka memiliki postur tubuh yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak pula pendek, mempunyai paras tampan rupawan dan budi pekerti yang luhur, Ajisaka mempunyai kesaktian yang tinggi tetapi rendah hati dan suka menolong sesama.
commit to user
Tampilan fisik :
Usia : 23 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 167 cm/55 kg
Ciri khas : Membawa Keris Pusaka, ramah dan rupawan
Kekuatan : Keris Pusaka Cupumanik, selendang, dll
Sifat : Rupawan, ramah, suka menolong, sederhana
Konsep karakter :
Ajisaka dibuat dengan postur sedang agar terlihat lebih kalem, mempunyai paras rupawan karena Ajisaka sebagai tokoh utama dalam komik, menggunakan kain putih dan celana merah, karena pada jaman dahulu batik hanya dipakai oleh para bangsawan, sedangkan Ajisaka adalah orang miskin di negara Majethi, kain putih cenderung panjang, walaupun Ajisaka seorang pendekar, Ajisaka tidak perlu bergerak terlalu berlebihan karena kesaktianya yang tinggi, celana merah adalah lambang pantang menyerah, tegas dan berani, Keris Pusaka Cupumanik panjang seperti pedang agar lebih menarik perhatian anak-anak dan remaja dan juga lebih bisa mengembangkan imajinasi pembaca, Ajisaka memakai selendang yang diikatkan dileher karena untuk terlindungi dari dingin cuaca dan sebagai aksesoris, terkadang selendang itu juga bisa dijadikan senjata, yang terakhir selayaknya seorang ksatria, Ajisaka mengenakan pelindung tangan yang terbuat dari besi, berguna untuk perlindungan.
commit to user 2) Dhora
Karakter tokoh Dhora
Dhora adalah seorang Punggawa Ajisaka, berasal dari Pulau Majethi, mempunyai postur tubuh yang tinggi besar tapi mempunyai sifat periang, lugu dan setia terhadap Ajisaka, mempunyai kesaktian yang tinggi tapi tidak melebihi Ajisaka.
commit to user
Tampilan fisik :
Usia : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 200 cm/120 kg
Ciri khas : Memakai pelindung lengan, badan tinggi dan besar
Kekuatan : Pelindung lengan, dan kekuatan fisik
Sifat : Humoris, periang dan lugu
Konsep karakter :
Setelah riset dan mendapatkan referensi, karakter tokoh Dhora dibuat dengan badan besar dan tinggi tetapi mempunyai sifat lugu dan periang, maksud dari pembuatan karakter tersebut untuk membuat suasana baru dalam petualangan yang menceritakan sejarah, jadi tidak terkesan terlalu serius dalam cerita, Dhora berparas sedikit mengerikan karena Sang Punggawa Ajisaka yaitu Dhora dan Sembadha adalah seorang penjahat yang dikalahkan oleh Ajisaka sehingga mereka berdua ingin mengabdi kepada Ajisaka, kostum Dhora mempunyai aksesoris bewarna merah karena merah melambangkan keceriaan dan kehangatan, Dhora mempunyai kalung sebagai inisial seorang punggawa atau pengawal setia Ksatria Ajisaka.
commit to user 3) Sembadha
Karakter tokoh Sembadha
Sembadha adalah seorang Punggawa Ajisaka, berasal dari Pulau Majethi, mempunyai postur tubuh kurus, sedikit lebih tinggi daripada Ajisaka, berkulit hitam, mempunyai sifat pendiam dan sedikit mengesalkan, tetapi Sembadha sangat setia terhadap Ajisaka, Sembadha juga mempunyai kesaktian yang tidak kalah tinggi dari Dhora.
commit to user
Tampilan fisik :
Usia : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 160 cm/48 kg
Ciri khas : berkulit hitam, bermuka murung
Kekuatan : Medali di dada, dan pedang
Sifat : Pendiam, pemarah, temperamental
Konsep karakter :
Karakter Sembadha cenderung kurus dan hitam karena kebalikan dari karakter Dhora, bertujuan untuk membuat suasana lebih menarik dengan perbedaan karakter dari Dhora, kostum Sembadha lebih mirip seperti kostum adat Bali, bermaksud untuk pengenalan terhadap pakaian adat di Indonesia yang beraneka ragam, tetapi tetap satu kesatuan, aksesoris Sembadha berwarna biru, karena karakter Sembadha bersifat pendiam, tidak humoris, tempramental dan dingin, Sembadha mempunyai senjata yang sejak kecil ia punya, Sembadha mempunyai pedang dan pelindung di pundak kiri karena Sembadha adalah orang yang suka betarung, Sembadha juga mempunyai lempengan kuningan didada simbol dia adalah Sang Punggawa Ajisaka.
commit to user 4) Prabu Dewata Cengkar
Karakter tokoh Prabu Dewata Cengkar
Prabu Dewata Cengkar adalah Raja dari Kerajaan Medhangkamulan, pada awalnya Prabu Dewata Cengkar ini mempunyai sifat yang bijaksana dan pemurah tetapi setelah tidak sengaja memakan daging manusia, sifatnya menjadi kejam dan tamak, mempunyai postur tinggi besar, lebih tinggi dan lebih besar daripada Dhora, mempunyai kesaktian yang tinggi.
commit to user
Tampilan fisik :
Usia : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat : 300 cm/250 kg
Ciri khas : Berbadan tinggi besar dan berjenggot
Kekuatan : Fisik
Sifat : Tamak, kejam dan suka memakan daging manusia
Konsep karakter :
Karakter Prabu Dewata Cengkar berbadan besar dan tinggi untuk memberi kesan terhadap kebesaran seorang raja Medhangkamulan yang begitu agung, Prabu Dewata Cengkar mempunyai paras yang menyeramkan setelah Prabu Dewata Cengkar suka memakan daging manusia dan sifatnya berubah menjadi tamak dan kejam, semua aksesoris terbuat dari emas menunjukan kekuasaan Prabu Dewata Cengkar, memakai kain hitam, karena Prabu Dewata Cengkar adalah tokoh antagonis didalam cerita ini, warna hitam lebih menunjukan karakter yang kejam dan jahat.
commit to user b. Karakter background
Rancangan ini meliputi latar belakang dalam komik yang disesuaikan dengan tema komik yaitu petualangan dan setting pra modern yaitu di perkampungan.
2. Proses penggambaran
Tahap ini merupakan penyelesaian dari proses produksi, yaitu visualisasi dari gagasan cerita yang telah terbentuk naskah. Dalam proses ini penulis tidak menggunakan proses manual tetapi langsung menggunakan proses digital, yaitu dengan menggunakan pen tablet, urutan prosesnya adalah :
commit to user a. Pembikinan sketsa kasar
commit to user b. Inking
commit to user c. Lettering
Gambar yang sudah jadi akan dibubuhi teks yang meliputi teks dialog. Narasi menggunakan font Comic sans MS, alasan penulis menggunakan
font tersebut adalah karena karakter font Comic San MS sederhana dan berkesan santai tidak formal dan mudah dibaca, yaitu
commit to user
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ/abcdefghijklmnopqrstuv wxyz. Sound effect dalam halaman isi menggunakan karekteristik font
huruf yang lebih variatif disesuikan dengan keperluan atau efek suara yang sedang berlangsung atau terjadi agar memperkuat kesan yang ditimbulkan, penulis juga mengunakan efek suara yang sudah langsung ditulis pada saat proses sket agar efek suara tersebut tidak menggangu gambar yang ditampilkan.
4) Balon kata
Teks dialog dan narasi ditulis dalam balon-balon kata, balon-balon kata yang digunakan dalam komik mempunyai keragaman sesuai konteks kalimatnya agar memperkuat kesan yang di timbulkan. Keragaman balon-balon kata digambarkan sebagai berikut: