• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA MELALUI MEDIA KOMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA MELALUI MEDIA KOMIK"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user i

PENGANTAR TUGAS AKHIR

PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA

MELALUI MEDIA KOMIK

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Prasyarat Untuk Meraih Gelar Ahli Madya

Diploma III Desain Komunikasi Visual

Disusun oleh : HARI WICAKSONO

C 9505045

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

(2)

commit to user ii

Konsep karya Tugas Akhir dengan Judul :

PENGENALAN SEJARAH ASAL MULA AKSARA JAWA

MELALUI MEDIA KOMIK

Telah disetujui dan diterima untuk dipertahankan dihadapan penguji

Pembimbing I Pembimbing II

Jazuli Abdin Munib, S.Sn Anugrah Irfan Ismail, S.Sn NIP. 19750516 200212 1 001 NIP. 19830722008121003

Koordinator Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn NIP. 19790327 200501 1 002

(3)

commit to user iii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir

Diterima dan dasahkan oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Program Studi Desain Komunikasi Visual

Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Tanggal __ Januari 2011

Panitia Penguji

Ketua Sidang Tugas Akhir

(Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum)

NIP. 19751201 200112 1 002 ( ……….. )

Sekertaris Sidang Tugas Akhir (Anugrah Irfan Ismail S.Sn)

NIP. 19830702200812 1 003 ( ……….. )

Penguji I

(Jazuli Abdin Munib, S.Sn)

NIP. 19750516 200212 1 001 ( ……….……... )

Penguji II

(Anugrah Irfan Ismail, S.Sn)

NIP. 19790327 200501 1 002 (……….…….. ) Mengetahui

Dekan Fakultas Sastra Seni Rupa Ketua Jurusan

Universitas Sebelas Maret Surakarta D3 Desain Komunikasi Visual

(Drs. Sudarno, MA) (Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum) NIP. 19530314 198506 1 001 NIP. 19751201 200112 1 002

(4)

commit to user iv

MOTTO

Sebaik-baiknya orang adalah mau bangkit saat dia jatuh, selalu berusaha melakukan perubahan untuk menjadi yang lebih baik dan bermanfaat, selalu ingat bahwa tidak

ada yang tidak bisa dan tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan selama kita ada kemauan untuk berusaha menggapainya.

(5)

commit to user v

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk

Mamah dan Bapak tersayang, yang selalu sabar dan tiada hentinya menyayangi aku, dan istriku tercinta yang selalu menemani langkahku, saat senang ataupun sedih.

(6)

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan –Nya kepada kita semua, maka penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya dalam program studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu rasa terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Drs. Sudarno, MA selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum selaku pembimbing akademik dan Ketua Program D3 DESKOMVIS Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu membimbing saya.

3. Jazuli Abdin Munib, S.Sn sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.

4. Anugrah Irfan Ismail, S.Sn sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dorongan yang begitu berharga.

5. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku koordinator Tugas Akhir dan yang selalu member dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tgs akhir.

(7)

commit to user vii

Semoga amal dan budi baik semuanya mendapat balasan dan rahmat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua orang, baik bagi penulis dan bagi setiap orang yang membacanya. Apabila ada yang salah dalam penulisan, mohon kritik dan sarannya.

Surakarta, 04 Mei 2011

(8)

commit to user viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ………. i HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

KATA PENGANTAR ………...… vi

DAFTAR ISI ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ……….………... 2

C. Tujuan ………... 2

BAB II IDENTIFIKASI DATA ……….…… 3

A. Data Produk ………….……… 3

1. Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia …….……… 3

2. Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ……… 4

3. Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ……...…………. 7

B. Target ………... 12

1. Target Market ………...………...….. 12

2. Target Audience ………..………... 12

C. Komparasi ………...……….……….… 14

BAB III KONSEP PERANCANGAN ……….. 18

A. Komik ………...………….. 18

1. Proses Pra Produksi ……….. 20

2. Proses Produksi ……… 22

(9)

commit to user ix

1. Penciptaan Desain Karakter ………..……… 47

2. Proses Penggambaran ………..………. 56

BAB IV VISUALISASI KARYA ……….. 65

A. Komik ………..……… 65 B. Logo ………..………….…. 71 C. Media ……….. 75 BAB V PENUTUP ……….. 80 A. Kesimpulan ……….…….. 80 B. Saran-saran ………..………. 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan mempunyai banyak sekali keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa di Indonesia ini disebabkan oleh tiap-tiap wilayah di Indonesia memiliki kebudayaan sendiri-sendiri yang telah ada sejak jaman nenek moyang. Keanekaragaman itu tentunya menjadi kekayaan dan kebanggaan bagi bangsa Indonesia dan bukan menjadi perbedaan atau pemecah bagi kehidupan berbangsa.

Keanekaragaman budaya itu menghasilkan berbagai macam hasil budaya, baik yang berupa hasil karya seni rupa, seni tari, dan atau aspek yang paling penting dalam dalam suatu komunitas, yaitu aksara atau huruf yang tercipta dari budaya itu sendiri, dari berbagai daerah di Indonesia satu aksara yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui asal-usulnya, yaitu sejarah adanya aksara Jawa, atau yang dinamakan Aksara Carakan.

Setiap penduduk Jawa sendiri pun banyak sekali yang tidak mengerti akan asal mula Aksara Jawa, bahkan banyak pula penduduk Jawa tidak bisa menulis Aksara Jawa, hal ini sangat mengkhawatirkan akan kelestarian budaya lokal.

Kendala yang masih dihadapi adalah tentang generasi muda yang kurang tertarik untuk mengetahui sejarah-sejarah yang ada di Negerinya sendiri, lebih suka membaca sejarah atau cerita yang berasal dari negara asing, jika tidak adanya promosi yang mengangkat sejarah dalam negeri maka dampak yang paling besar adalah kepunahan sejarah lokal itu sendiri.

(11)

commit to user

B.

Rumusan Masalah

Dari uraian-uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa masalah yang dihadapi untuk mempromosikan sejarah awal mula aksara Jawa kedalam cerita komik antara lain :

1. Bagaimana cara mengenalkan Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, dengan

membuat komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa agar tercapai ke target

audience?

2. Bagaimana merancang komik yang menarik, naratif dan komunikatif?

C.

Tujuan Perancangan

Tujuan penulis yang dapat dijadikan jawaban sementara dari permasalahan dalam pengenalan cerita rakyat kepada remaja dan anak-anak melalui komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah :

1. Mengenalkan Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan cara membuat komik

sejarah asal mula aksara jawa agar tercapai ke target audience.

(12)

commit to user

3

BAB II

IDENTIFIKASI DATA

A.

Data Produk

1. Sejarah komik dan cerita rakyat di Indonesia

Era 70an adalah meledaknya dunia komik di Indonesia, khususnya tentang

kepahlawanan, pada era tersebut beberapa dikenal dengan cergamis single fighter

bersifat mandiri, semua karya cergamis dihasilkan sendiri. Saat itu belum ada

istilah team work atau kerja tim, semua pekerjaan dari penulisan naskah cerita,

sketsa pensil, inking (penintaan), dan coloring (pewarnaan) dilakukan sendiri oleh

sang cergamis, di era ’70-an, para cergamis belum bersentuhan dengan

kecanggihan teknologi informasi seperti scanner serta program aplikasi seperti

AdobePhotoshop dan CorelDraw, maka bisa kita bayangkan bahwa cergamis dan komikus pada era itu sangat hebat perjuanganya.

Sedangkan cergam dan komik tentang cerita rakyat di Indonesia juga banyak diciptakan pada era 60-70an, jaman dahulu cerita rakyat sangat familiar dalam benak masyarakat, dan anak-anak pun juga sering mendengarkan dongeng tentang cerita legenda Tanah Air sebelum mereka tidur, hal ini berbeda sekali dengan jaman sekarang yang kebanyakan masyarakat tidak lagi mengenal cerita legenda bangsanya sendiri, dan lebih bangga bila membaca atau melihat cerita legenda dari luar negeri.

(13)

commit to user 2. Sejarah Asal Mula Aksara Jawa

Cerita asal mula Aksara Jawa merupakan kisah cerita rakyat di Jawa, yang penulis ambil dari buku yang berjudul Cerita Rakyat Nusantara, buku tersebut diciptakan oleh Dian K, illustrator buku tersebut adalah Yol Yuhanto dan Aji Meis, adapun penerbit dari buku Cerita Rakyat Nusantara adalah PT. Buana Ilmu Populer (kelompok Gramedia).

Cerita Asal Mula Aksara Jawa sendiri bercerita tentang kisah seorang pemuda bernama Ajisaka dengan dua punggawa yang bernama Dhora dan Sembadha, serta Prabu Dewata Cengkar yaitu seorang prabu yang gemar memakan daging manusia yang berawal karena seorang juru masak kerajaan tidak sengaja terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, lalu masakan itu dimakan oleh Prabu Dewata Cengkar. Suatu ketika Ajisaka menantang agar Prabu Dewata Cengkar memakan Ajisaka tetapi dengan syarat Prabu Dewata Cengkar harus memberi tanah seluas panjang surban yang diikatkan di leher Ajisaka.

Prabu Dewata Cengkar pun memenuhinya, ia mengukur dengan cara menarik kain surban Ajisaka, tetapi dengan kekuatan Ajisaka kain selendang itu memanjang hingga mencapai ke tepian laut Pantai Selatan, lalu Ajisaka menghempaskan Prabu Dewata Cengkar ke tengah-tengah laut Pantai Selatan tersebut, dan secara tiba-tiba Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi seekor buaya putih.

Setelah menang melawan Prabu Dewata Cengkar, Ajisaka pun menjadi raja di Negara Madhangkamulan, Ajisaka yang pernah menitipkan Keris Pusakanya kepada salah satu punggawanya yang bernama Sembada di Pulau Majethi,

(14)

commit to user

mengutus Dhora untuk mengambil Keris Pusaka tersebut, dikarenakan Sembadha begitu mempertahankan amanat Ajisaka yaitu tidak boleh memberikan Keris Pusaka tersebut ke tangan orang lain selain Ajisaka sendiri yang mengambilnya, Dhora dan Sembadha pun bertarung, dan karena mereka sama saktinya, keduanya tewas atas pertempuran tersebut.

Ajisaka mendengar tentang tewasnya kedua punggawa yang sangat setia dan terpercaya itu dari salah seorang pengawal kerajaan, Ajisaka baru teringat tentang pesan yang di berikan kepada Sembadha untuk tidak memberikan Keris Pusaka kepada orang lain selain Ajisaka, lalu Ajisaka pergi ketempat dimana kedua punggawanya bertempur, Ajisaka sangat menyesal atas kelalaianya, dan dari peristiwa itu Ajisaka membuat Aksara yang berbunyi :

Artinya adalah :

ha na ca ra ka : Ana utusan (ada utusan)

da ta sa wa la : Padha kekerengan (saling berselisih pendapat)

pa dha ja ya nya : Padha digdayané (sama-sama sakti)

(15)

commit to user

Penulis sertakan diskripsi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa antara lain sebagai berikut :

a. Ajisaka

Seorang pengembara yang tinggal di sebuah negara yang bernama Majethi, berwajah rupawan dan mempunyai kepribadian yang luhur, mempunyai keris pusaka yang dititipkan kepada punggawanya yang bernama Sembada.

b. Prabu Dewata Cengkar

Seorang Raja di sebuah negara yang bernama Madhangkamulan, mempunyai kegemaran memakan daging manusia yang berawal dari ketidaksengajaan dari seorang juru masak istana yang terpotong jarinya dan masuk kedalam masakan, seiring dengan berjalanya waktu dan dari kebiasaan memakan daging manusia membuat Prabu Dewata Cengkar mempunyai kepribadian yang kejam dan perangai yang mengerikan.

c. Sembadha

Seorang punggawa dari Ajisaka yang menjaga amanat membawa keris sakti milik Ajisaka, cenderung mempunyai sifat pendiam dan patuh terhadap perintah Ajisaka.

d. Dhora

Seorang punggawa dari Ajisaka yang menemani pengembaraan Ajisaka ke negara Majethi, patuh terhadap perintah Ajisaka, mempunyai sifat periang.

(16)

commit to user

e. Patih Kerajaan Madhangkamulan

Seorang Patih kerajaan Majethi, yang bertahun-tahun mengabdi untuk raja diraja di kerajaan tersebut. Mempunyai sifat patuh dan setia terhadap segala perintah raja walaupun umurnya sudah menua.

f. Negara Majethi

Negara dimana Ajisaka tinggal, Negara yang makmur dan melimpah akan sandang pangan, sebagian besar rakyat Negara Majethi mempunyai pekerjaan sebagai petani.

g. Negara Madhangkamulan

Negara yang di pimpin oleh Prabu Dewata Cengkar, Raja yang agung bijaksana, dan mempunyai sandang pangan yang melimpah, tetapi kemudian berubah menjadi Negara yang sepi dan mencekam, karena satu persatu rakyatnya dimakan oleh Prabu Dewatacengkar.

3. Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa

Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah cerita tentang Ajisaka yang berjiwa besar, berani mengorbankan dirinya demi orang lain, yaitu orang lemah yang membutuhkan pertolongan, sedangkan Prabu Dewata Cengkar adalah seorang Raja yang terhanyut oleh nafsu, sehingga sifat kebijaksanaanya berubah menjadi sifat tamak dan kejam, lalu seorang punggawa yang setia yaitu Dhora dan Sembada, makna dari kisah mereka adalah sifat patuh untuk mejaga amanat dari sang majikan walaupun pertempuran taruhannya.

(17)

commit to user

Komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini penulis lebih menyorot pada makna atau pelajaran yang bisa dipetik untuk pembaca, yaitu karakter dari masing-masing tokoh dalam cerita tersebut, komik dari cerita ini juga menyajikan nuansa komik yang menghibur, terdapat pesan moral dari sebuah komik petualangan yang seru dan mengasyikan, tetapi tidak luput dari pembelajaran sejarah terciptanya Aksara Jawa yang kebanyakan dari anak atau orang dewasa kurang mengetahui asal mula terciptanya Aksara Jawa tersebut.

Berdasarkan tinjauan umum, analisa terhadap komik dan komponen penyusunannya, maka komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa memiliki karekteristik sebagai berikut:

a. Tema cerita

Tema yang diangkat adalah cerita petualangan dan realita kehidupan yang penuh dengan pesan moral, gagasan cerita dalam komik ini berlandaskan dengan cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, dalam cerita rakyat dan sedikit ditambah imajinasi penulis dengan tanpa mengurangi pesan yang terkandung di dalamnya. Alur cerita yang digunakan adalah alur maju dengan urutan awal, tengah, akhir.

b. Sasaran pembaca

Sasaran pembaca dalam perancangan komik adalah masyarakat yang akan menjadi konsumen apabila komik ini diedarkan, yaitu :

1) Anak remaja dan tidak menutup kemungkinan dari semua usia

2) Semua jenis kelamin (pria dan wanita)

(18)

commit to user

4) SD-SMU, tidak menutup kemungkinan dari semua tingkat

pendidikan

5) Wilayah demografi untuk wilayah Solo dan sekitarnya

6) Semua strata golongan

c. Fungsi

Fungsi utama dalam perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah pelestarian budaya lokal yaitu mengenalkan cerita budaya sejarah, serta fungsi komik sebagai media hiburan, mengingat komik merupakan media yang efektif dalam membentuk mentalitas pembacanya.

d. Bentuk visualisasi komik

Komik ini berbentuk komik buku dengan acuan ukuran komik model Jepang 13 x 18 cm, tebal halaman 44 halaman.

e. Unsur komik dan gaya gambar

1) Teknik gambar

Teknik gambar langsung menggunakan pen tablet dan finishing

menggunakan teknik digital dengan komputer dan proses cetak

2) Typografi

Typografi dalam halaman cover meliputi judul, credits, (keterangan

tentang sang pembuat komik/writer sebagainya) dan indica

(keterangan tentang penerbit, waktu terbit, pemegang hak cipta dan sebagainya), sedangkan dalam hal isi digunakan untuk keperluan

(19)

commit to user

sebagainya. Untuk mendukung kesan yang akan disampaikan dalam sebuah pesan, typografi disesuaikan dengan karakter pesan tersebut.

3) Gaya gambar

Gaya gambar dalam pembuatan komik Sejarah Asal Mula Aksara

Jawa menggunakan jenis gambar manga, alasan menggunakan

dengan gaya gambar kartun manga adalah memodernkan karakter

tetapi tidak menghilangkan sisi budaya dari karakter tersebut.

4) Desain properti

Desain properti berupa kostum dan latar belakang. Desain disesuaikan dengan tema dan nuansa jaman pra modern.

5) Desain karakter

Desain karakter disesuaikan dengan tema dan ditambah imajinasi penulis sendiri untuk penguat dalam pembuatan karakter.

6) Layout

Tata letak dan cara membaca komik ini sesuai dengan cara membaca yang lazim dengan komik di Indonesia, dari ke kiri ke kanan, dan atas

ke bawah, halaman dimulai dari lembaran pertama setelah cover

depan dan berakhir pada lembaran sebelum cover belakang. Bentuk

panel dibuat bervariasi disesuaikan dengan ilustrasi dan kesan yang akan disampaikan. Panel dalam komik ini dibuat bervariasi, tidak hanya menggunakan bentuk kotak dengan ukuran yang sama, dan gambar terkadang dibuat melebihi pada garis panel, hal itu dimaksudkan agar pembaca tidak merasa bosan. Sudut pandang yang

(20)

commit to user

digunakan meliputi sudut pandang mata burung (tampak atas), Sudut pandang mata manusia (normal), sudut pandang mata katak (tampak dari bawah), hal itu di maksudkan agar menimbulkan kesan ruang, dan lebih menarik untuk menyimaknya.

7) Pesan komik

Komik begitu melekat kepada anak-anak dan remaja, sebuah masa yang haus akan keinginan bermain dan berfantasi. Mungkin atas dasar demikianlah komik memiliki kekuatan yang boleh dikatakan

luar bisa untuk berimajinasi. Sebuah spirit seorang anak yang serba

ingin tahu dan penuh dengan imajinasi. Sementara dipihak lain,

komik juga mendapat image sebagai penghambat pelajaran anak/

pelajar, karena dianggap membuat malas, membuang-buang waktu dan mengurangi minat baca buku pelajaran sekolah. Lepas dari permasalahan nilai baik dan buruknya penilaian komik, komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa mengandung pesan moral tentang membedakan antara sifat baik dan buruk dan mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan dalam melaksanakan amanat.

(21)

commit to user

B.

Target

1. Target Market

Sasaran utama perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah anak-anak dan remaja agar mereka lebih mengenal sebuah kekayaan dari

cerita/legenda budaya lokal yang kini kian hari semakin dilupakan. Target market

tersebut dapat ditinjau dalam segmentasi sebagai berikut : a. Demografi

1) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan

2) Golongan usia : 8 - 18 tahun

3) Pendidikan : SD - SMU

4) Agama : Semua agama

b. Geografi : Seluruh wilayah Jawa

c. Psikografi : Anak-anak/remaja, terutama yang mempunyai rasa

keingintahuan tinggi terhadap budaya lokal.

2. Target Audience

Selain anak-anak dan remaja sebagai sasaran utama dalam target market,

terdapat pula komponen yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan

pembelian produk komik. Komponen tersebut tergolong dalam target audience.

(22)

commit to user

a. Primer

1) Demografi

a) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan

b) Golongan usia : 8 - 18 tahun

c) Pendidikan : SD - SMU

d) Agama : Semua agama

2) Geografi : Seluruh wilayah Jawa atau luar Jawa.

3) Psikografi : Anak-anak/ remaja yang mempunyai kesadaran

akan kelestarian budaya lokal dan yang lebih bisa memahami dan menilai tentang pesan moral yang ada dalm komik.

b. Sekunder 1) Demografi

a) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan

b) Golongan usia : 19 - 40 tahun

c) Pendidikan : SMU – Dewasa/Orang tua

d) Agama : Semua agama

2) Geografi : Seluruh wilayah Jawa atau luar Jawa.

3) Psikografi : Dewasa/orang tua yang mempunyai kesadaran

akan kelestarian budaya lokal dan yang lebih bisa memahami dan menilai tentang pesan moral yang ada dalm komik.

(23)

commit to user C.

Komparasi

Sebuah karya ilustrasi karakter dari seorang teman yang berstatus sebagai ilustrator sebuah studio di Jakarta yang bernama Sweta Kartika, karyanya cenderung memodernkan suatu tokoh legenda atau kolosal, mempunyai karakter garis arsir yang lebih dominan dalam karyanya, mungkin untuk menambah kesan tradisi, penulis akan memakai teknik arsir dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini.

Karya tersebut penulis jadikan sebagai komparasi visual dikarenakan menurut penulis karya itu sangat imajinatif, tidak membosankan dan cenderung

memberikan sentuhan baru yang fresh pada suatu karakter budaya..

(24)

commit to user

Adapun komik yang memiliki kesamaan secara visual, dan sebagai pembanding komik yang menjadi acuan dalam perancangan komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa ini, yaitu :

1. Garudayana

a. Data komik

1) Tema komik : Petualangan

2) Format komik : Komik buku

3) Ukuran komik : 17 x 26 cm

4) Gaya gambar : Manga

5) Visualisasi : - Coverfull color

- Isi full color

6) Pengarang : Is Yuniarto

(25)

commit to user

b. Alasan

Beberapa alasan pemilihan sebuah komik Garudayana sebagai kompetitor

dalam perancangan komik Sangkuriang sebagai berikut:

1) Produk komik sama-sama produk lokal.

2) Sama-sama mengangkat tentang sejarah budaya lokal

2. Mahabharata

a. Data komik

1) Tema komik : Petualangan dan peperangan

2) Format komik : Komik buku

3) Ukuran komik : 17 x 26 cm

4) Gaya gambar : Semi realis

5) Visualisasi : - Coverfull color

- Isi black & white

6) Pengarang : R.A. Kosasih

(26)

commit to user

b. Alasan

Beberapa alasan pemilihan sebuah komik Mahabharata sebagai kompetitor

dalam perancangan komik Sangkuriang sebagai berikut:

1) Produk komik sama-sama produk lokal.

2) Sama-sama mengangkat tentang sejarah budaya lokal

(27)

commit to user

18

BAB III

KONSEP PERANCANGAN

A.

Komik

Komik merupakan sebuah buku yang didalam terdapat cerita atau percakapan dan disertakan gambar, yang meminati komik sebagian besar adalah remaja dan anak-anak, komik juga biasa disebut dengan istilah yang dikenal sebagai cerita bergambar (cergam) terdiri dari teks atau narasi yang berfungsi sebagai penjelasan dialog dan alur cerita. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beranekaragam, tetapi kekayaan budaya tersebut bila tidak dilestarikan maka akan punah atau generasi bangsa tidak akan mengetahui kekayaan budaya tersebut pernah ada di Indonesia.

Masyarakat yang cenderung meninggalkan budaya lokal disebabkan karena semakin bebasnya budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, dan ditambah dengan berkembangnya teknologi yang terus mengalami kemajuan di segala aspek kehidupan termasuk di dalamnya adalah teknolgi komunikasi visual, sebagai gambaran nyata bahwa dimulai dari ditemukannya listrik hingga teknologi digital yang sangat memudahkan manusia untuk mengerjakan dan melihat sesuatu. Hal itu juga yang turut mengubah perilaku pemikiran masyarakat Indonesia, terutama anak-anak dan remaja.

Komik merupakan media yang efektif dalam membentuk mentalitas

pembacanya khususnya terhadap anak-anak dan remaja, karena pesan-pesan di dalam komik terlihat lebih nyata dari pada sebuah buku/ novel, di dalam komik

(28)

commit to user

pembaca seolah dibawa dan diajak langsung terlibat di dalamnya melalui gambar ilustrasi-ilustrasi yang saling kait-mengait dengan alur ceritanya, meskipun komik tidak terbatas untuk usia anak-anak dan remaja, namun pada kenyataan bahwa pembaca komik sebagian besar adalah anak-anak dan remaja yang sangat berpotensi untuk menirukan hal-hal yang dilihat dan diketahuinya, meskipun komik-komik produksi dalam negeri dengan cerita budaya lokal masih bisa ditemui di toko-toko buku, tetapi komik-komik tersebut lebih didominasi oleh komik produksi luar negeri seperti komik Jepang atau yang biasa disebut komik

Manga dan komik Amerika, dan jika selama ini anak-anak dan remaja selalu disuguhi oleh komik-komik luar negeri dengan pesan budaya yang mereka bawa dari negara komik tersebut diproduksi, maka hal itu akan semakin membuat generasi mendatang lebih terbiasa dengan budaya-budaya luar, semakin tidak mengenal budaya lokal yang semestinya harus tetap dijaga, dan budaya lokal akan terus terjajah hingga ke akar.

Penulis merancang komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan sasaran utama adalah anak-anak dan remaja, karena di usia mereka masih sangat apresiasif dengan komik, dan dengan misi pelestarian budaya maka anak-anak dan remaja menjadi sasaran utama dalam komik ini karena mereka adalah generasi penerus dan pewaris budaya yang akan datang. Penulis menyampaikan pesan yang ada dalam cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan karakter yang sesuai

dengan psikografis sasarannya, yaitu anak-anak dan remaja yang kurang

menyukai hal-hal yang serius dan lebih menyukai hal-hal yang bersifat

(29)

commit to user

kartun dengan bahasa sehari-hari yang sudah akrab didengar oleh anak-anak dan remaja, penulis berharap dengan komik yang penulis buat ini akan menjadikan generasi muda lebih mengenal sejarah-sejarah yang ada di Indonesia.

1. Proses Pra Produksi

Dalam proses produksi komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, penulis memulai dengan tahap pra produksi, pertama penulis memahami dan menerjemahkan cerita dari kisah Sejarah Asal Mula Aksara Jawa dengan bahasa yang lebih dikenal dan akrab anak-anak dan remaja, kemudian menentukan konsep. Konsep dalam komik adalah rancangan untuk landasan mencapai tujuan yang diharapkan dari pembuatan komik ini, dalam proses ini penulis menghasilkan susunan konsep komik antara lain :

a. Jenis komik

Menentukan jenis komik yang akan diproduksi. Dalam merancang komik

yang akan diproduksi, penulis menggunakan referensi komik model

Manga pada umumnya untuk ukuranya penulis menggunakan ukuran 18 cm x 13 cm.

b. Tema cerita

Tema merupakan ide dasar komik. Sebelum komik tersusun menjadi sebuah naskah, gagasan tertuang dalam suatu tema. Penulis mengangkat tema petualangan yang mengambil salah satu tokoh sebagai penekan/ tokoh utama sesuai dalam cerita Sejarah Asal Mula Aksara Jawa yaitu Ajisaka, dalam kisah ini Ajisaka digambarkan sebagai tokoh yang

(30)

commit to user

tampan, sakti mandraguna, pantang menyerah, dan memiliki ambisi yang besar.

c. Konsep warna

Dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa penulis menggunakan 5 warna pokok yaitu coklat, merah, biru, kuning, dan hitam yang mempunyai makna sebagai berikut :

Merah C : 0M : 100 Y : 100 K : 0 Panton : 485 C Biru C : 91 M : 80 Y : 0 K : 0 Panton : 2726 C Kuning C : 0M : 0 Y : 100 K : 0

Panton : Process Yellow C

Hitam

C : 0M : 0 Y : 0 K : 100

Panton : Process Black C

d. Jumlah Halaman

Menentukan jumlah halaman sangat berkaitan dengan jenis komik yang diproduksi, dan biaya produksi. Rencana komik yang akan diproduksi

(31)

commit to user 2.Proses Produksi

Setelah konsep tersusun dalam tahap pra produksi, proses selanjutnya adalah tahap produksi. Proses produksi adalah realisasi dari konsep yang telah dirancang, dalam proses produksi komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa, penulis melalui berbagai langkah, antara lain :

a. Story line

Menentukan alur cerita komik, dalam komik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa yang akan penulis produksi adalah alur maju yaitu dengan urutan awal, tengah, akhir. Alasan penulis menggunakan alur ini adalah untuk

mendukung/ menguatkan tema komik yaitu petualangan. Adapun story

line secara garis besar yang berdasarkan legenda adalah sebagai berikut:

1) Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang ksatria yang bernama

Ajisaka, tepatnya di Pulau Majethi, Ajisaka mempunyai paras wajah yang tampan dan rupawan, mempunyai sifat yang ramah suka menolong dan berbudi luhur, selain itu Ajisaka juga mempunyai ilmu kanuragan yang tinggi. Ajisaka mempunyai dua orang punggawa bernama Dhora dan Sembadha. Kedua punggawa sangat patuh dan setia kepada Ajisaka, suatu hari Ajisaka ingin pergi berkelana, bertualang meninggalkan Pulau Majethi, Dhora pergi menemani Ajisaka sedangkan Sembadha tetap tinggal di Pulau Majethi karena Ajisaka memerintahkan Sembadha untuk menjaga Keris Pusaka Ajisaka. Ajisaka berpesan pada Sembadha bahwa Sembadha tidak

(32)

commit to user

boleh menyerahkan pusaka itu kepada siapapun kecuali Ajisaka sendiri yang datang dan mengambil keris pusaka tersebut.

2) Pada saat itu di Jawa terdapat Negara yang terkenal makmur, aman,

dan damai, negara itu bernama Medhangkamulan, Medhangkamulan mempunyai seorang Raja yang bernama Prabu Dewata Cengkar, Raja yang berbudi luhur dan bijaksana, suatu hari seorang juru masak kerajaan terpotong jarinya pada waktu memasak, juru masak itu tidak menyadari bahwa potongan jarinya masuk kedalam hidangan yang akan dihidangkan untuk Sang Raja, jari itu pun termakan oleh Prabu Dewata Cengkar, Sang Raja merasakan daging yang dimakannya sangat lezat, kemudian Raja mengutus patihnya untuk bertanya kepada juru masak kerajaan, kenapa masakan itu bisa mempunyai rasa yang lezat, kemudian diketahui bahwa yang termakan oleh Prabu Dewata Cengkar adalah daging manusia.

3) Keesokan harinya Prabu Dewata Cengkar memerintahkan Patihnya

untuk menyiapkan seorang rakyatnya untuk disantap, Sang Prabu pun ketagihan terhadap kelezatan daging manusia tersebut, Sejak saat itu Prabu Dewata Cengkar harus disediakan satu orang manusia untuk disantap setiap harinya. Watak dan sifat Sang Prabu berubah menjadi kejam dan tamak, senang melihat rakyatnya menderita dan tidak peduli akan kalangsungan hidup negara yang ia pimpin. Negara itu berubah menjadi negara yang sepi karena satu per satu rakyatnya dimakan oleh Prabu Dewata Cengkar, selain itu banyak dari rakyat Medhangkamulan

(33)

commit to user

meninggalkan negara itu untuk menyelamatkan diri, seiring berjalanya waktu Sang Patih pun bingung, karena tidak ada lagi rakyat yang bisa disuguhkan kepada Sang Raja.

4) Ajisaka bersama Dhora pun sampai di negara Medhangkamulan,

Ajisaka terkejut melihat keadaan negara yang sunyi itu, kemudian ia mencari tahu dan bertanya kepada penduduk setempat yang masih ada di negara itu, Setelah Ajisaka mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Medhangkamulan, Ajisaka memutuskan untuk menghadap Patih kerajaan, dan menyatakan bahwa ia sanggup menjadi santapan Sang Raja, awalnya Sang Patih tidak mengijinkan Ajisaka yang masih muda dan tampan itu dijadikan santapan Prabu Dewata Cengkar, tetapi Ajisaka memaksa hingga akhirnya Ajisaka dibawa untuk menghadap Prabu Dwata Cengkar. Sang Prabu heran, mengapa seorang pemuda yang masih muda dan tampan itu mau dijadikan sebagai santapan Prabu Dewata Cengkar, tetapi hawa nafsu telah menguasai hati Prabu Dewata Cengkar, dan Sang Prabu pun tidak sabar untuk menyantap Ajisaka, tetapi sebelum dijadikan santapan, Ajisaka mengajukan persyaratan untuk Prabu Dewata Cengkar, Ajisaka rela disantap oleh Sang Prabu dengan syarat diberi imbalan tanah seluas kain yang diikatkan di leher Ajisaka, selain itu, Ajisaka juga meminta Prabu Dewata Cengkar sendirilah yang mengukur tanah tersebut.

5) Permintaan itu dikabulkan oleh Sang Prabu, Ajisaka kemudian

(34)

commit to user

Ajisaka, Ajaibnya, kain itu terus memanjang dan tidak habis-habis, Prabu Dewata Cengkar terpaksa mundur dan terus mundur menarik ikat kepala tersebut hingga sampai di tepi Laut Selatan. Ajisaka mengibaskkan kain tersebut dengan tanganya, hal ini membuat Prabu Dewata Cengkar terlempar ke laut, dan wujud Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi buaya putih, setelah buaya itu masuk kedalam air,

Ajisaka pun mengumumkan kejadian itu kepada rakyat

Medhangkamulan, lalu Ajisaka diberi amanat oleh rakyat

Medhangkamulan untuk menjadi raja di Negara itu.

6) Medhangkamulan menjadi negara yang sngat makmur dan damai

setelah dipimpin oleh Ajisaka, suatu ketika Ajisaka menyuruh Dhora pergi ke Pulau Majethi untuk ngambil Keris Pusaka Ajisaka yang dititipkan kepada Sembadha, sesampai di Pulau Majethi, Dhora menjelaskan pada Sembadha bahwa dia datang atas perintah Ajisaka untuk mengambil pusaka yang diamanatkan kepada Sembadha. Sembadha yang patuh terhadap perintah Ajisaka yaitu tidak boleh memberikan Keris Pusaka tersebut kepada orang lain selain Ajisaka sendiri yang mengambil Keris Pusaka tersebut, Dhora pun memaksa agar Keris Pusaka itu diserahkan kepada Dhora, akhirnya terjadilah pertempuran antara Dhora dan Sembadha, karena kedua punggawa itu mempunyai kesaktian yang sama, maka kedua punggawa itu pun tewas.

(35)

commit to user

7) Prabu Ajisaka mendengar kabar tentang kematian kedua punggawanya tersebut, Ajisaka menyesal setelah mengingat akan kelalaiannya, lalu untuk mengabadikan dua punggawanya itu Ajisaka menciptakan sebuah Aksara yang disebut Aksara Carakan yang berbunyi :

Artinya adalah : ha na ca ra ka Ana utusan (ada utusan)

da ta sa wa la

Padha kekerengan (saling berselisih pendapat) pa dha ja ya nya

Padha digdayané (sama-sama sakti) ma ga ba tha nga

Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat) b. Cerita perkolom

Membuat deskripsi cerita tentang kolom-kolom yang akan dibuat berdasarkan

story line yang telah dibuat. Adapun cerita perkolom komik ini adalah sebagai berikut :

(36)

commit to user

Halaman 1 : Di Negara Majethi.

Panel 1 : Suasana kampung yang damai di negara Majethi

Panel 2 : Gelungan rambut Ajisaka

Panel 3 : Keris Pusaka Ajisaka tampak dari belakang

Panel 4 : Seluruh badan Ajisaka tampak depan

Halaman 2 : Suasana di suatu kampung di Negara Majethi

Panel 1 : Dhora yang sedang bingung mencari topik pembicaraan

Panel 2 : Sembadha bosan mendengar Dhora tertawa

Panel 3 : Ajisaka yang bertanya tentang kemakmuran Majethi, “Hey

Dhora, Sembadha, menurutmu bagaimana keadaan Majethi ini, apakah rakyat disini kekurangan sandang pangan?”

Panel 4 : Dhora menjawab, “Makmur dan damai-damai aja bos”

Panel 5 : Sembadha menganggukan kepala

Panel 6 : Ajisaka murung

Halaman 3 : Percakapan di suatu kedai di Majethi

Panel 1 : Dhora bertanya kepada Ajisaka, “Memangnya kenapa bos

bertanya seperti itu?, Apa ada yang salah di negara Majethi ini?”

Panel 2 : Wajah Ajisaka yang sedang terdiam

Panel 3 : Sembadha berkata, “Apa kami telah membuat bos risau

(37)

commit to user

Panel 4 : Bibir Ajisaka yang sedang tersenyum

Panel 5 : Ajisaka berkata, “Bukan masalah itu, aku cuma berpikir

apakah negara-negara di luar sana juga seperti Majethi ini, yang damai dan makmur”

Halaman 4 : Percakapan di suatu kedai di Majethi

Panel 1 : Dhora dan Sembadha terkejut dengan pernyataan Ajisaka

Panel 2 : Dhora dan Sembada saling melihat berhadapan

Panel 3 : Sambil meringis Dhora dan Sembadha berkata, “kita tidak

tau bos, hehe”

Panel 4 : Ajisaka memasang raut wajah bosan, dan berkata, “dasar

kalian”

Halaman 5 : Percakapan di suatu kedai di Majethi

Panel 1 : Ajisaka menaruh gelas minuman.

Panel 2 : Ajisaka menaruh gelas setelah meminumnya dan pamit

pulang, “ aku pulang dulu ya, besok ketemu lagi, aku ingin menyampaikan sesuatu pada kalian”

Panel 3 : Dhora tersenyum

Panel 4 : Sembadha tersenyum

Panel 5 : Serentak dora dan sembadha berkata, “SIAP BOS!!!”

Halaman 6 : Keesokan harinya dirumah Ajisaka

Panel 1 : Mengalungkan kain dileher Ajisaka

Panel 2 : Memakai pelindung lengan

(38)

commit to user

Panel 4 : Ajisaka tampak samping dan berkata, “Aku harus

mengatakan hal ini pada punggawaku”

Panel 5 : Ajisaka meninggalkan rumahnya

Halaman 7 : Pertemuan Ajisaka Dhora dan Sembadha di depan pura

Panel 1 : Ajisaka sampai di depan pura dan melihat punggawanya.

Panel 2 : Dhora melihat Ajisaka

Kolom 3 : Dhora memberitahu sembadha bahwa Ajisaka telah datang

Panel 4 : Serentak mereka berteriak,”SELAMAT PAGI BOS!!!”,

sambil tertawa ceria, dan Ajisaka memasang muka malas karena tingkah mereka

Halaman 8 : Percakapan di pura

Panel 1 : langit

Panel 2 : Ajisaka menghela nafas atas kelakuan Dhora dan

Sembadha

Panel 3 : Ajisaka berkata, “begini, selama ini aku sangat bangga

punya punggawa seperti kalian dan aku sangat berterimakasih, tetapi sepertinya aku harus memenuhi panggilan hatiku”

Panel 4 : Sembadha berkata, “Panggilan hati apakah itu Bos?”

Panel 5 : Ajisaka berkata, “Aku ingin berkelana, pergi

meninggalkan majethi, dan membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan”

(39)

commit to user

Panel 7 : mata Dhora melotot

Halaman 9 : Negara Medhangkamulan

Panel 1 : Suasana di negara Medhangkamulan

Panel 2 : Para petani sedang memanen padi

Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar sedang melihat-lihat keadaan

negara Medhangkamulan dengan dipandu para pengawal kerajaan, rakyat pun menyambut gembira dan tunduk.

Halaman 10 : Percakapan rakyat jelata

Panel 1 : Pak tani berkata, “Raja kita memang sangat bijaksana dan

merakyat ya bu?, bu tani menjawab, “ya jelas to pak, makanya negara Medhangkamulan ini jadi makmur dan damai”

Panel 2 : Prabu dewata Cengkar sedang tersenyum kepada

rakyatnya

Panel 3 : Para rakyat pun tersenyum dan merasa tentram hatinya.

Panel 4 : Prabu dan pengawalnya berlalu meninggalkan para petani

menuju ke kerajaan

Halaman 11 : Percakapan rakyat jelata

Panel 1 : Tangan mengepal dan di acungkan ke udara

Panel 2 : Pak tani berkata, “hidup Prabu Dewata Cengkar”, Para

petani lainya menyaut secara serentak, “HIDUUUUP”

Panel 3 : Seorang kakek petani terdiam dan tidak ikut berteriak

(40)

commit to user

Panel 5 : Kakek petani menjawab, “aku punya firasat akan terjadi

sesuatu pada Medhangkamulan”

Panel 6 : Bu tani terkejut

Halaman 12 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha

Panel 1 : Pura terlihat dari langit

Panel 2 : Dhora berkata, “jika memang bos ingin berkelana, kami

sang punggawa akan setia menemani dan melindungi”, Sembadha menambahi, “benar, kami dengar perintah, maka kami siap melaksanakanya”

Panel 3 : Tangan Ajisaka akan memegang pundak Sembadha.

Panel 4 : Ajisaka berkata, “Jika memang itu yang kalian inginkan,

aku sangat bangga punya punggawa seperti kalian, tetapi harus ada salah satu yang tinggal di Majethi untuk menjaga Keris Pusakaku, dan aku menunjuk kau Sembadha”

Panel 5 : Wajah Sembadha serius tapi diiringi dengan rasa haru.

Panel 6 : Seketika Sembadha berlutut dan berkata, “Saya Sembada

sang punggawa Ajisaka siap menerima perintah!”

Halaman 13 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha.

Panel 1 : Wajah Ajisaka terharu akan kesetiaan punggawanya

Panel 2 : Ajisaka membantu Sembadha berdiri sambil berkata,

“Berdirilah Sembadha”

(41)

commit to user

Panel 4 : Ajisaka memberikan Keris Pusaka kepada Sembadha

Panel 5 : Sembadha menyambutnya dengan meneteskan airmata,

Ajisaka berkata, “Aku titipkan Keris Pusaka ini kepadamu dan jangan kamu berikan kepada siapapun kecuali aku sendiri yang mengambil Keris Pusaka ini darimu”, Sembadha berkata, “Sendiko dawuh tuanku Ajisaka Sang pemilik Keris Pusaka Cupumanik”

Halaman 14 : Penitipan Keris Pusaka kepada Sembadha

Panel 1 : Wajah Ajisaka serius, penuh harapan dan terharu dengan

kesetiaan Sembadha

Panel 2 : Wajah Dhora yang tersenyum bangga terhadap kepatuhan

Sembadha

Panel 3 : Ajisaka melirik ke Arah Dhora dan berkata, “Ayo kita

pergi Dhora”, Dhora menjawab, “Sendiko dawuh Bos”

Panel 4 : Dhora merangkul Sembadha dan berkata, “Sampai ketemu

lagi saudaraku, aku akan merindukanmu, jaga Keris Pusaka bos Ajisaka ini baik-baik, dan yang terakhir, jangan malas mandi ya, hahaha”, Sembadha memasang wajah kesal

Panel 5 : Ajisaka dan Dhora meninggalkan Sembadha, Dhora

(42)

commit to user

Halaman 15 : Sembadha pulang ke rumah.

Panel 1 : Sembadha melihat keris yang ia bawa dan berkata,

“Sampai mati akan ku jaga Keris Pusaka ini”

Panel 2 : Sembadha membalikan badan dan berjalan menuju rumah,

Sembadha berkata, “Pulang dulu aja lah, ngantuk”

Panel 3 : Sembadha sampai didepan rumah

Panel 4 : Sembadha menaruh Keris Pusaka di tempatnya

Panel 5 : Sembadha bersila di atas kursi

Panel 6 : Mata Sembadha akan terpejam

Panel 7 : Gelap

Panel 8 : Semakin gelap

Halaman 16 : Di dapur kerajaan.

Panel 1 : Masakan di wajan yang sedang menguap

Panel 2 : Sekumpulan koki yang memasak, dan memegang ayam

yang sudah dicabuti bulunya

Panel 3 : Salah satu koki bertanya kepada koki lainya, “woy, mau

masak apa kamu untuk hidangan Sang prabu?

Panel 4 : Koki lainya menjawab, “Lihat saja nanti”, sambil

membelah ayam

Panel 5 : Tampak cipratan darah

(43)

commit to user

Halaman 17 : Di dapur kerajaan.

Panel 1 : Koki berteriak karena jarinya terpotong

Panel 2 : Koki-koki yang terkejut

Panel 3 : Koki bertanya, “woy!!! Kenapa kamu berteriak seperti

itu?”

Panel 4 : Sang koki berkata, “Jariku terpotong”

Halaman 18 : Di dalam masakan.

Panel 1 : Koki lain bertanya, “Dimana potongan Jarinya?”

Panel 2 : Koki korban berkata, “Aku tidak tau, sambil dia

memerban jarinya yang terpotong”

Panel 3 : Koki lainya berkata, “Mungkin sudah dimakan tikus”

Panel 4 : Sup yang didalamnya terdapat potongan jari koki

Halaman 19 : Masakan dihidangkan.

Panel 1 : Makanan yang terhidang dimeja Sang Prabu Dewata

Cengkar

Panel 2 : Wajah Sang Prabu yang tak sabar melahab hidangan

Panel 3 : Koki selesai menghidangkan hidangan dan berkata,”

Silahkan menikmati hidangan ini Tuanku”

Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar siap menyantap hidangan

Halaman 20 : Sang Prabu terkejut dengan kelezatan masakan.

Panel 1 : Gambar tangan Sang Prabu sedang menyendok sup yang

didalamnya terdapat sedikit daging dari jari koki yang terpotong di dapur kerajaan

(44)

commit to user

Panel 2 : Sang Prabu Dewata Cengkar menyicipi sup

Panel 3 : Raut muka Sang Prabu yang terkejut hebat

Panel 4 : tampak mata Sang Prabu terpelotot dengan kelezatan sup

Panel 5 : Sang Prabu masih terbuai dalam tatapan kosong, karena

kelezatan daging yang beliau makan dan dalam hatinya beliau berkata, “Masakan apa ini, lezat sekali, seumur hidupku baru kali ini aku merasakan masakan yang selezat ini”

Halaman 21 : Sang Prabu mencari tahu tentang kelezatan masakan

tersebut.

Panel 1 : Sang Prabu memanggil Patih dan berkata, “Patih, coba

kamu cari tahu kenapa rasa daging dalam sup ini begitu lezat?”

Panel 2 : Patih berkata, “Sendiko dawuh Prabu, akan saya cari tahu”

Panel 3 : Patih pun mencari tahu dengan menyuruh koki untuk

menanyakan kepada semua koki kerajaan tentang kelezatan masakan tersebut

Panel 4 : Salah satu koki memberitahu Patih

Panel 5 : Wajah patih terkejut dan berkeringan dingin setelah

mendengar alasan koki terhadap masakan itu

Halaman 22 : Sang Patih memberitahu Prabu dewata Cengkar tentang

kelezatan masakan

(45)

commit to user

Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Bagaimana patih?”

Panel 3 : Patih berbicara kepada Prabu, “Sebenarnya didapur ada

seorang koki yang jarinya terpotong dan belum ditemukan dimana potongan jarinya itu, dan menurut koki lainya ada yang bilang potongan jari sudah dimakan tikus, tapi juga ada koki yang mengira potongan jari masuk kedalam salah satu hidangan untuk Prabu”.

Panel 4 : Sang Prabu tekejut

Panel 5 : Raut muka Sang Prabu tersenyum bengis dan melirik

kearah Patih

Panel 6 : Wajah Patih resah dan takut

Halaman 23 : Resahnya para penduduk Medangkamulan

Panel 1 : Kerumunan penduduk

Panel 2 : Para penduduk sedang melihat poster orang hilang

Panel 3 : Sang Prabu sedang melahab daging di hidangan kerajaan

Panel 4 : Seorang ibu berteriak dan menangis, “Anaku hilang, sudah

empat hari tidak kembali”

Panel 5 : Sang Prabu sedang memakan daging, dan wajahnya

semakin terlihat bengis dan kejam

Panel 6 : Para penduduk sedang risau

Panel 7 : Salah satu penduduk melihat ke arah Kerajaan dengan

muka takut dan bertanya-tanya

(46)

commit to user

Halaman 24 : Ajisaka dan Sembada tiba di Medhangkamulan

Panel 1 : Tampak langkah kaki Ajisaka dan Dhora

Panel 2 : Dhora berteriak, “Lihat bos, ada Desa didepan sana”

Panel 3 : Tampak Negara Medhangkamulan yang sepi senyap

Panel 4 : Dhora terkejut dan berkata, “Tapi kok sepi, seperti tidak

berpenghuni?”

Panel 5 : Ajisaka berkata, “Sepertinya ada yang tidak beres”

Halaman 25 : Ajisaka bertanya kepada penduduk

Panel 1 : Ajisaka dan Dhora melihat poster anak hilang

Panel 2 : Wajah Ajisaka dan Dhora bertanya-tanya

Panel 3 : Terdengar suara, “KRAAK”

Panel 4 : Ajisaka melirik

Panel 5 : Dhora melirik

Panel 6 : Seorang lelaki yang sedang mengendap-endap

Halalaman 26 : Ajisaka bertanya kepada penduduk

Panel 1 : Lelaki yang sedang meringis

Panel 2 : Dhora bertanya kepada lelaki itu, “Permisi pak, kenapa

kampung ini begitu sepi seperti tidak dihuni?”

Panel 3 : Lelaki itu memasang muka bingung dan penasaran dan

berkata, “Kalian bukan orang sini ya?”

(47)

commit to user

Panel 5 : Lelaki berkata, “Sebaiknya kalian pergi tinggalkan Negara

ini, karena negara ini sudah tidak lagi tentram dan makmur”

Panel 6 : Ajisaka berkata, “Apa sebabnya pak, boleh kami tahu?

Halaman 27 : Pernyataan Sang petani

Panel 1 : Lelaki itu berkata dengan muka takut, “Raja disini suka

memakan daging manusia, bahkan banyak dari rakyatnya sendiri dimakanya”

Panel 2 : Ajisaka dan Dhora terkejut

Panel 3 : Ajisaka bertanya, “Siapa nama Raja itu?, lelaki itu

menjawab, “Prabu Dewata Cengkar, awalnya dia adalah Raja yang bijak, karena kecelakaan seorang juru masak kerajaan yang jarinya terpotong masuk kedalam hidangan, dan hidangan itu termakan oleh Prabu, beliau jadi ketagihan, sifatnya menjadi kejam dan tamak’

Panel 4 : Ajisaka terdiam dan menundukan kepala

Halaman 28 : Ajisaka meminta untuk dihadapkan kepada Patih kerajaan

Panel 1 : Ajisaka berkata, “Bisa kau bawa aku kedalam kerajaan”

Panel 2 : Lelaki itu menjawab, “Saya tidak berani tuan, dan saya

sarankan anda jangan melakukan hal bodoh itu, sebaiknya kalian pulang saja ke Majethi!”

Panel 3 : Ajisaka berkata, “Saya memaksa!”

(48)

commit to user

Panel 5 : Ajisaka berkata kepada Dora, “Tunggulah disini Dora, aku

akan segera kembali”

Panel 6 : Dhora berkata, “Sendiko dawuh bos”

Halaman 29 : Ajisaka sampai di Kerajaan Medhangkamulan.

Panel 1 : Kerajaan Medhangkamulan

Panel 2 : Pengawal penjaga kerajaan bertanya, “Siapa gerangan kau

kisanak, apa tujuanmu datang kesini?”

Panel 3 : Ajisaka berkata, “Aku ingin bertemu Prabu Dewata

Cengkar”

Panel 4 : Pengawal berkata dengan tegas, “Atas dasar apa kau ingin

bertemu Sang Prabu?!”

Panel 5 : Sang Patih datang dan bertanya, “Ada apa ini?”

Panel 6 : Pengawal menjawab, “Pemuda ini ingin bertemu Prabu

Dewata Cengkar Patih”

Panel 7 : Patih terheran-heran

Halaman 30 : Percakapan Ajisaka dengan Patih

Panel 1 : Patih bertanya kepada Ajisaka, “Wahai anak muda kenapa

kau datang ke Kerajaan ini, dan ingin bertemu Sang Prabu Dewata Cengkar?, taukah kamu kalau Prabu sedang ingin menyantap daging manusia?!”

Panel 2 : Ajisaka menjawab dengan tegas, “Justru itu aku ingin

menghadap Sang Prabu, aku bersedia menjadi

(49)

commit to user

Panel 3 : Patih berkata, “Apa kau sudah gila, ratusan rakyat

Medhangkamulan pergi meninggalkan negara ini karena ketakutannya, tetapi kau malah menyerahkan diri untuk disantap”.

Panel 4 : Ajisaka menjawab, “Pertemukanlah Aku kepada Raja, itu

saja”

Panel 5 : Patih berkata, “Baiklah kalau begitu, ikuti aku”

Halaman 31 : Ajisaka bertemu dengan Prabu Dewata Cengkar.

Panel 1 : Ajisaka menghadap Prabu dewata Cengkar

Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar terkejut

Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar bertanya kepada Ajisaka, “Siapa

gerangan kau anak muda, mengapa berani-beraninya kau ingin menemuiku?!”

Panel 4 : Ajisaka berkata, “Aku Ajisaka, dari negara Majethi, aku

bersedia menjadi santapanmu wahai Prabu Dewata Cengkar yang agung”

Panel 5 : Prabu Dewata Cengkar tertawa terbahak-bahak

Halaman 32 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar

Panel 1 : Prabu Dewata Cengkar masih melihat Ajisaka dan berkata

dalam hati, “Kenapa anak yang begitu muda dan tampan ini mau menjadi santapanku? Tetapi kebetulan sekali, aku sedang merasa lapar”

(50)

commit to user

Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar bertanya kepada Ajisaka, “Kenapa

kau begitu ingin kusantap anak muda?!”

Panel 3 : Ajisaka menjawab, “Didunia ini aku hidup sebatangkara

dan tidak ada orang yang mempedulikanku, jadi untuk apa aku hidup?!, suatu kehormatan jika dagingku bisa memuaskan rasa lapar Sang Prabu”

Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Baik!!! Kau akan

kusantap, PENGAWAL!!!”

Halaman 33 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar

Panel 1 : Ajisaka berteriak, “TUNGGU!!! Sebelum Sang Prabu

menyantapku, aku ingin mengajukan persyaratan

kepadamu sebagai permintaan terakhirku”

Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar tertawa dan berkata, “kenapa

begitu beraninya kau memberikan syarat kepadaku dan kenapa aku harus mematuhi persyaratanmu anak muda?!”

Panel 3 : Ajisaka menjawab, “Aku yakin Prabu Dewata Cengkar

adalah raja yang bijaksana, dan sewajarnya hamba mengajukan persyaratan karena daging hamba sangat empuk dan enak untuk disantap”

Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Baik!!! Apa

(51)

commit to user

Halaman 34 : Persyaratan Ajisaka kepadan Prabu Dewata Cengkar.

Panel 1 : Ajisaka berkata, “Persyaratan ini sangatlah mudah,

sebelum hamba Prabu santap, hamba ingin meminta tanah seluas kain selendang yang saya ikatkan dileher hamba ini, dan harus Prabu sendiri yang mengukur tanah tersebut”

Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar berkata, “Cuma itu persyaratanya?

Baik, akan aku tepati persyaratan itu”

Panel 3 : Sang Prabu Dewata Cengkar turun dari Singgasananya

Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar menarik kain selendang Ajisaka

Panel 5 : Prabu Dewata Cengkar mulai mundur dan mengukur tanah

dengan menarik selendang Ajisaka

Halaman 35 : Ketakutan Prabu Dewata Cengkar

Panel 1 : Prabu Dewata Cengkar menarik selendang hingga keluar

kerajaan

Panel 2 : Mata Ajisaka bersinar berwarna keemasan, begitu pula

selendang Ajisaka ikut bersinar.

Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar panik dan ketakutan karena dia

semakin mundur dengan cepat dan tidak terkendali, seperti selendang itu mendorongnya kebelakang

Panel 4 : Sampailah Prabu Dewata Cengkar di tepi pantai Laut

Selatan

Panel 5 : Ajisaka mengibaskan kain selendang dengan tangan

(52)

commit to user

Halaman 36 : Akhir dari Prabu Dewata Cengkar.

Panel 1 : Mata Prabu Dewata Cengkar melotot

Panel 2 : Prabu Dewata Cengkar terkibas ke tengah Laut Selatan

Panel 3 : Prabu Dewata Cengkar panik dan ketakutan

Panel 4 : Prabu Dewata Cengkar berubah menjadi buaya putih

Panel 5 : Buaya putih masuk kedalam laut lepas.

Panel 6 : Semakin dalam

Panel 7 : Semakin dalam

Halaman 37 : Ajisaka menjadi raja di Medhangkamulan.

Panel 1 : Suasana Ajisaka menjadi seorang raja

Panel 2 : Penduduk Medhangkamulan bergembira

Panel 3 : Dhora tersenyum dan memberi selamat pada Ajisaka,

Dhora berkata, “Selamat bos Ajisaka, tetapi kenapa bos tidak mengajak hamba untuk menemani pertempuran bos melawan Prabu Dewata Cengkar? Huh!”

Panel 4 : Ajisaka berkata, “Aku tidak ingin melihat Punggawaku

terluka, tetapi kali ini aku ingin kamu melaksanakan perintahku Dhora, tolong ambil Keris Pusakaku di Negara Majethi”

Panel 5 : Dhora dengan tegas menjawab, “Sendiko dawuh bos!”.

(53)

commit to user

Halaman 38 : Bertemu Saudara

Panel 1 : Sembadha

Panel 2 : Mata Sembadha terbuka

Panel 3 : Dhora sudah di depan rumahnya

Panel 4 : Sembadha senang dan berkata, “hey Dhora, akhirnya kau

kembali, dimana bos Ajisaka?”

Panel 5 : Dhora berkata, “Beliau masih ada di Medhangkamulan,

aku di utus untuk mengambil Keris Pusaka bos Ajisaka”

Panel 6 : Sembadha berkata singkat, “Tidak bisa”

Halaman 39 : Terjadi perdebatan antar saudara.

Panel 1 : Dhora berkata dengan nada tinggi, “ Aku diperintah bos

Ajisaka secara langsung untuk mengambil Keris Pusaka darimu”

Panel 2 : Sembadha berkata, “Bos Ajisaka telah berpesan untuk

tidak memberikan Keris Pusaka ini kepada siapapun kecuali beliau sendiri yang mengambilnya, aku yakin kamu juga mendengar ketika beliau berpesan kepadaku

Panel 3 : Sembada berkata. “Aku rela mati demi mempertahankan

amanatku dan Keris Pusaka ini”

Panel 4 : Dhora berkata, “Aku juga rela mati demi melaksanakan

perintah Tuanku sendiri”

Panel 5 : Dhora mengepal

(54)

commit to user

Panel 7 : Dhora melesat

Panel 8 : Sembadha melesat

Panel 9 : Kilauan sinar

Halaman 40 : Penyesalan Ajisaka

Panel 1 : Kerajaan

Panel 2 : Ajisaka teringat pesan yang ia berikan kepada Sembadha

Panel 3 : Ajisaka langsung melesat ke Majethi

Panel 4 : Wajah Ajisaka terkejut

Panel 5 : Dhora dan Sembada telah tewas

Panel 6 : Ajisaka menangis

Halaman 41 : Pembuatan Aksara Carakan

Panel 1 : Ajisaka mengambil Keris Pusaka

Panel 2 : Ajisaka menghunus Keris Pusaka

Panel 3 : Ajisaka melesat

Panel 4 : Ajisaka berteriak melesat

Panel 5 : Terjadi 20 ledakan di bukit batu

Halaman 42 : Aksara Carakan

Panel 1 : terlihat Aksara Carakan terukir di bukit batu,

Panel 2 : Ajisaka pergi dan berkata dalam hati, “Seorang Punggawa

yang gagah perkasa menerima utusan dan

mempertahankan amanat, keduanya bertempur

mempertahankan keyakinannya, kedua punggawa sama saktinya, dan keduanya sama-sama menjadi bangkai,

(55)

commit to user

penyesalan aku teriakan keujung langit dan kedasar bumi, aku Ajisaka Sang Penguasa Keris Pusaka merasa terhormat pernah mempunyai punggawa yang setia, Dhora dan Sembadha”.

(56)

commit to user

B. Konsep Perancangan

1. Penciptaan Desain karakter

Desain karakter di dalam komik sangat penting, dalam menentukan desain karakter, penulis membuat berdasarkan pada konsumen yang akan dituju, dalam hal ini adalah anak-anak dan remaja. Penulis membagi dua konsep jenis desain karakter sebagai berikut :

a. Karakter tokoh

Di Indonesia terdapat komik yang mengambil tema cerita rakyat salah satunya yang sudah dikenal adalah komik-komik karya R.A Kosasih yang lebih mengarah pada cerita yang bertemakan petualangan dan kisah-kisah kepahlawanan/ heroisme yang diangkat dari cerita rakyat. Dalam penciptaan desain karakter tokoh penulis menggunakan gaya kartun manga, alasan penulis menggunakan gaya gambar kartun manga adalah untuk memodernkan cerita dan kesan terhadap pembaca yaitu anak-anak dan remaja. Pesan yang akan disampaikan lebih menarik dan mudah dimengerti oleh sasaran. Sumber ide perancangan karakter komik yang penulis rancang merupakan bentuk kiasan atau menurut buku yang divisualisasikan dengan proporsi tubuh manusia dan sedikit tambahan imajinasi penulis. Desain karakter yang penulis rancang dalam pembuatan tokoh-tokoh utama yang ada dikomik Sejarah Asal Mula Aksara Jawa adalah:

(57)

commit to user 1) Ajisaka

Karakter tokoh Ajisaka

Ajisaka merupakan seorang Pertapa Sakti yang tinggal di Pulau Majethi, yaitu Pulau yang makmur sentosa, Ajisaka memiliki postur tubuh yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak pula pendek, mempunyai paras tampan rupawan dan budi pekerti yang luhur, Ajisaka mempunyai kesaktian yang tinggi tetapi rendah hati dan suka menolong sesama.

(58)

commit to user

Tampilan fisik :

Usia : 23 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Tinggi/Berat : 167 cm/55 kg

Ciri khas : Membawa Keris Pusaka, ramah dan rupawan

Kekuatan : Keris Pusaka Cupumanik, selendang, dll

Sifat : Rupawan, ramah, suka menolong, sederhana

Konsep karakter :

Ajisaka dibuat dengan postur sedang agar terlihat lebih kalem, mempunyai paras rupawan karena Ajisaka sebagai tokoh utama dalam komik, menggunakan kain putih dan celana merah, karena pada jaman dahulu batik hanya dipakai oleh para bangsawan, sedangkan Ajisaka adalah orang miskin di negara Majethi, kain putih cenderung panjang, walaupun Ajisaka seorang pendekar, Ajisaka tidak perlu bergerak terlalu berlebihan karena kesaktianya yang tinggi, celana merah adalah lambang pantang menyerah, tegas dan berani, Keris Pusaka Cupumanik panjang seperti pedang agar lebih menarik perhatian anak-anak dan remaja dan juga lebih bisa mengembangkan imajinasi pembaca, Ajisaka memakai selendang yang diikatkan dileher karena untuk terlindungi dari dingin cuaca dan sebagai aksesoris, terkadang selendang itu juga bisa dijadikan senjata, yang terakhir selayaknya seorang ksatria, Ajisaka mengenakan pelindung tangan yang terbuat dari besi, berguna untuk perlindungan.

(59)

commit to user 2) Dhora

Karakter tokoh Dhora

Dhora adalah seorang Punggawa Ajisaka, berasal dari Pulau Majethi, mempunyai postur tubuh yang tinggi besar tapi mempunyai sifat periang, lugu dan setia terhadap Ajisaka, mempunyai kesaktian yang tinggi tapi tidak melebihi Ajisaka.

(60)

commit to user

Tampilan fisik :

Usia : 26 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Tinggi/Berat : 200 cm/120 kg

Ciri khas : Memakai pelindung lengan, badan tinggi dan besar

Kekuatan : Pelindung lengan, dan kekuatan fisik

Sifat : Humoris, periang dan lugu

Konsep karakter :

Setelah riset dan mendapatkan referensi, karakter tokoh Dhora dibuat dengan badan besar dan tinggi tetapi mempunyai sifat lugu dan periang, maksud dari pembuatan karakter tersebut untuk membuat suasana baru dalam petualangan yang menceritakan sejarah, jadi tidak terkesan terlalu serius dalam cerita, Dhora berparas sedikit mengerikan karena Sang Punggawa Ajisaka yaitu Dhora dan Sembadha adalah seorang penjahat yang dikalahkan oleh Ajisaka sehingga mereka berdua ingin mengabdi kepada Ajisaka, kostum Dhora mempunyai aksesoris bewarna merah karena merah melambangkan keceriaan dan kehangatan, Dhora mempunyai kalung sebagai inisial seorang punggawa atau pengawal setia Ksatria Ajisaka.

(61)

commit to user 3) Sembadha

Karakter tokoh Sembadha

Sembadha adalah seorang Punggawa Ajisaka, berasal dari Pulau Majethi, mempunyai postur tubuh kurus, sedikit lebih tinggi daripada Ajisaka, berkulit hitam, mempunyai sifat pendiam dan sedikit mengesalkan, tetapi Sembadha sangat setia terhadap Ajisaka, Sembadha juga mempunyai kesaktian yang tidak kalah tinggi dari Dhora.

(62)

commit to user

Tampilan fisik :

Usia : 25 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Tinggi/Berat : 160 cm/48 kg

Ciri khas : berkulit hitam, bermuka murung

Kekuatan : Medali di dada, dan pedang

Sifat : Pendiam, pemarah, temperamental

Konsep karakter :

Karakter Sembadha cenderung kurus dan hitam karena kebalikan dari karakter Dhora, bertujuan untuk membuat suasana lebih menarik dengan perbedaan karakter dari Dhora, kostum Sembadha lebih mirip seperti kostum adat Bali, bermaksud untuk pengenalan terhadap pakaian adat di Indonesia yang beraneka ragam, tetapi tetap satu kesatuan, aksesoris Sembadha berwarna biru, karena karakter Sembadha bersifat pendiam, tidak humoris, tempramental dan dingin, Sembadha mempunyai senjata yang sejak kecil ia punya, Sembadha mempunyai pedang dan pelindung di pundak kiri karena Sembadha adalah orang yang suka betarung, Sembadha juga mempunyai lempengan kuningan didada simbol dia adalah Sang Punggawa Ajisaka.

(63)

commit to user 4) Prabu Dewata Cengkar

Karakter tokoh Prabu Dewata Cengkar

Prabu Dewata Cengkar adalah Raja dari Kerajaan Medhangkamulan, pada awalnya Prabu Dewata Cengkar ini mempunyai sifat yang bijaksana dan pemurah tetapi setelah tidak sengaja memakan daging manusia, sifatnya menjadi kejam dan tamak, mempunyai postur tinggi besar, lebih tinggi dan lebih besar daripada Dhora, mempunyai kesaktian yang tinggi.

(64)

commit to user

Tampilan fisik :

Usia : 50 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Tinggi/Berat : 300 cm/250 kg

Ciri khas : Berbadan tinggi besar dan berjenggot

Kekuatan : Fisik

Sifat : Tamak, kejam dan suka memakan daging manusia

Konsep karakter :

Karakter Prabu Dewata Cengkar berbadan besar dan tinggi untuk memberi kesan terhadap kebesaran seorang raja Medhangkamulan yang begitu agung, Prabu Dewata Cengkar mempunyai paras yang menyeramkan setelah Prabu Dewata Cengkar suka memakan daging manusia dan sifatnya berubah menjadi tamak dan kejam, semua aksesoris terbuat dari emas menunjukan kekuasaan Prabu Dewata Cengkar, memakai kain hitam, karena Prabu Dewata Cengkar adalah tokoh antagonis didalam cerita ini, warna hitam lebih menunjukan karakter yang kejam dan jahat.

(65)

commit to user b. Karakter background

Rancangan ini meliputi latar belakang dalam komik yang disesuaikan dengan tema komik yaitu petualangan dan setting pra modern yaitu di perkampungan.

2. Proses penggambaran

Tahap ini merupakan penyelesaian dari proses produksi, yaitu visualisasi dari gagasan cerita yang telah terbentuk naskah. Dalam proses ini penulis tidak menggunakan proses manual tetapi langsung menggunakan proses digital, yaitu dengan menggunakan pen tablet, urutan prosesnya adalah :

(66)

commit to user a. Pembikinan sketsa kasar

(67)

commit to user b. Inking

(68)

commit to user c. Lettering

Gambar yang sudah jadi akan dibubuhi teks yang meliputi teks dialog. Narasi menggunakan font Comic sans MS, alasan penulis menggunakan

font tersebut adalah karena karakter font Comic San MS sederhana dan berkesan santai tidak formal dan mudah dibaca, yaitu

(69)

commit to user

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ/abcdefghijklmnopqrstuv wxyz. Sound effect dalam halaman isi menggunakan karekteristik font

huruf yang lebih variatif disesuikan dengan keperluan atau efek suara yang sedang berlangsung atau terjadi agar memperkuat kesan yang ditimbulkan, penulis juga mengunakan efek suara yang sudah langsung ditulis pada saat proses sket agar efek suara tersebut tidak menggangu gambar yang ditampilkan.

4) Balon kata

Teks dialog dan narasi ditulis dalam balon-balon kata, balon-balon kata yang digunakan dalam komik mempunyai keragaman sesuai konteks kalimatnya agar memperkuat kesan yang di timbulkan. Keragaman balon-balon kata digambarkan sebagai berikut:

Gambar

Gambar  yang  sudah  jadi  akan  dibubuhi  teks  yang  meliputi  teks  dialog.

Referensi

Dokumen terkait

Peng- gunaan iradiasi sinar gamma pada benih tembesu segar yang relatif baru diunduh dengan dosis maksimal 30 Gy dapat meningkatkan persen tumbuh bibit,

Langkah pertama yang dilakukan dalam optimasi anggaran ini yaitu melakukan peramalan agregat permintaan dilanjutkan dengan disagregasi permintaan ke setiap region berdasarkan

Hasil dari penelitian adalah kegiatan PKPR masih terbatas pada penyuluhan di sekolah dengan materi kesehatan reproduksi remaja, remaja yang datang ke Puskesmas

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah penerapan Metode Kodaly dalam proses belajar menyanyi pada paduan suara selama 10 kali pertemuan, siswa SD Kanisius

 Bucket Wheel Excavator  (sering disingkat BWE) adalah alat gali untuk pemindahan tanah, (sering disingkat BWE) adalah alat gali untuk pemindahan tanah, alat ini sesuai untuk

Kepel, Restu Nur Afiati, Hadiwijaya L Salim, Mariska Astrid, August Daulat, Peter Mangindaan, Nasir Sudirman, Yusmiana Puspitaningsih R, Devi Dwiyanti S & Andreas

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu program yang dibuat bagi pekerja/buruh maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) bagi timbulnya kecelakaan

Untuk analisis jumlah pelayanan pada pintu kedua di pos kota Terminal Terboyo yaitu jurusan Demak, dapat dilakukan perbaikan sistem antrian dengan menambah saluran