• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu. yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu. yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya"."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Teori Tentang Produk

Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya". Bentuk kerja dari kata product yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi ("anything produced"). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.

Kotler mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan (Kotler dan Amstrong 2003:337). Sementara menurut Laksana (2008:67) Produk adalah segala sesuatu yang baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

(2)

Selanjutnya Laksana juga menjelaskan yang termasuk dalam pengertian produk adalah :

1. Goods: Barang-barang fisik

2. Service: Jasa atau pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk barang fisik.

3. Experience: Pengalaman kegiatan seseorang yang dapat dinikmati oleh orang lain.

4. Events: Kegiatan ataau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak.

5. Persons:Keahlian atau ketenaran seseorang

6. Places: Tempat atau kota yang meemiliki keunggulan, keunikan atau sejarah.

7. Properties: Hak kepemilikikan bisa berupa benda nyata atau finansial.

8. Organization: Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual suatu produk.

(3)

2.1.2 Klasifikasi Produk

Produk adalah suatu barang dan jasa yang dapat ditawarkan atau diperjualbelikan di dalam pasar dan bisa memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen baik dalam bentuk barang mentah maupun barang jadi. Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler (2002:451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama yaitu:

a. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

b. Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002:486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

(4)

2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, dan sebagainya.

b. Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Barang konsumsi (consumer’s goods)

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

b. Barang industri (industrial’s goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu

(5)

manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.

Menurut Kotler (2002:451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis yaitu :

a. Covenience goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.

b. Shopping goods

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.

c. Specialty goods

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil

(6)

Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

d. Unsought goods

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.

2.1.3 Harga

Harga adalah sebuah nilai pengganti yang harus dibayarkan seseorang, saat mendapatkan produk yang bermanfaat baginya. Produk ini bisa berwujud barang atau jasa. Dan untuk menentukan nilai tersebut, bisa dilakukan dengan dua cara yaitu atas kesepakatan kedua belah pihak atau juga dengan cara ditetapkan oleh pihak penjual barang atau jasa. Sistem harga ini dibuat oleh masyarakat modern sebagai sarana untuk memudahkan transaksi jual beli antara dua pihak. Karena dengan sistem barter yang digunakan oleh masyarakat kuno, muncul banyak kesulitan yang menghambat proses transaksi.

Dengan ditemukannya sistem uang, maka sebuah transaksi akan tetap bisa berlangsung yaitu dengan cara menetapkan sebuah nilai atau barang jasa yang disebut dengan harga. Dan dengan harga akan menjadikan sebuah proses jual beli berjalan dengan praktis.

(7)

Pengertian harga dapat didefinisikan sebagai alat tukar, seperti yang dikemukakan oleh Kotler dan Armstrong (2003:430) yaitu jumlah semua nilai konsumen yang ditukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dan memiliki atau menggunakan suatu barang ataupun jasa.

Menurut Kartajaya (2002:481) harga adalah nilai estimasi penjual terhadap arti expresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi serta layanan yang menyertai suatu produk.

Adapun tujuan penetepan harga yang dilakukan perusahaan adalah :

a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya b. Mempertahankan perusahaan

c. Menggapai ROI (Return on Investment)

d. Menguasai pangsa pasar e. Mempertahankan status Qou

Harga merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari 4 bauran pemasaran / marketing mix ( produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari suatu produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

(8)

Karena tanpa penetapan harga, seorang pemasar mungkin tidak dapat menawarkan produknya kepada calon pelanggan. Dengan adanya harga, seorang pemasar dapat mernproyeksikan beberapa tingkat penjualan yang akan dicapai dan beberapa profit yang akan diperoleh. Penetapan harga yang baik, selayaknya mempertimbangkan sumber daya yang digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa, tingkat keuntungan yang sesuai dengan target pertumbuhan usaha, baik konsumen maupun investor.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan

.

Oleh sebab itu perusahaan harus menyesuaikan harga produk dengan produk yang ditawarkan serta dimana sasaran pasar yang akan dituju.

1. Strategi Penetapan Harga

a. Penetapan Harga Produk Baru

Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru, Tjiptono (2001;172):

1. Skimming Price merupakan strategi yang menetapkan harga tinggipada suatu produk baru, dilengkapi aktifitas promosi yang gencar , tujuannya adalah:

(9)

a. Melayani pelanggan yang tidak terlalu sensitif terhadap harga, selain pesainggnya belum ada.

b. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.

c. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan lebih mudah menaikkan harga awal adaripada menaikkan harga awal.

2. Penetration Pricing merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi , dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar dan sekaligus menghalaunya masuk para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya per unit. Strategi ini mempunyai persepektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

Ada 4 bentuk harga yang menggunakan “Penetration pricing”, antara lain ;

1. Harga yang dikendalikan (restrained price) yaitu harga yang ditetakan dengan tujuan menpertahankan tingkat harga tertentuselama periode inflasi.

2. Elimin ation price yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing-pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan.

(10)

3. Promotion price yaitu harga yang ditetapakan lebih rendah dengan kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu. 4. Keep-out price yaitu yaitu merupak penetapan harga tertentu sehingga

dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.

2. Startegi Penetapan Harga Produk Yang Sudah Mapan

Menurut Tjiptono (2001:174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali stategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada dipasar, antara lain :

a. Mempertahankan harga

strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.

b. Menurunkan harga

Strategi i ni sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang ditanggung perusahaan menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan perusahaan harus menurunkan harga produk yang sudah mapan yaitu:

(11)

1. Staregi Defensif

Yaitu diman perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang makin ketat.

2. Strategi Ofensif

Yaitu dimana perusahaan menpunyai tujuan untuk memenangkan persaingan dengan produk kompetitor

3. Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh lingkungan perusahaan. Misalnya inflasi yang berkelanjutan dan adanya kenaikan harga yang makin melonjak yang menyebabkan konsumen makin selektif dalam berbelanja dan dalam penentuan harga.

c. Menaikkan harga

Suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikkan harga dengan tujuan untuk mempertahankan probabilitas dalam periode inflasi an untuk melakukan segmentasi pasar tertentu.

2.1.4 Promosi

Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi

(12)

atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Aktifitas promosi memberikan pengaruh yang penting untuk keberhasilan penjualan perusahaan. Sarana yang paling umum dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan iklan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif kepada pembeli, maka iklan menurut Kotler (2001:578)

“Advertising is any paid form of non personal presentation and promotion of ideas, goods, or service by an identified sponsor”

Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001: 147) “promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.”

Adapun tujuan dari promosi adalah :

a. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial b. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit

c. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelangggan

d. Untuk menjaga kesetabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar e. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk

pesaing

Berdasarkan tujuan promosi yang di atas dapat dsimpulkan bahwa tujuan promosi adalah untuk menginformasikan, mempengaruhi atau membujuk serta

(13)

mengingatkan kembali masyarakat perihal barang atau jasanya. promosi juga merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang harus dilakukan perusahaan untuk memberikan informasi tentang produk atau jasanya.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001:112) promosi mempunyai ragam alat yang digunakan untuk tujuan pemasaran, yaitu :

a. Periklanan

b. Promosi penjualan c. Hubungan masyarakat d. Penjualan personal e. Pemasaran langsung

Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (Basu Swasta Dh dan Irawan, (1990: 359-361), antara lain:

a. Menentukan Tujuan

Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan mana yang hendak dicapai lebih dulu.

b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju

Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis.

(14)

Pasar yang dituju harus terdiri atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut selama periode yang bersangkutan.

c. Menyusun Anggaran

Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam mencapai tujuan tersebut.

d. Memilih Berita

Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka informasi produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif.

e. Menentukan Promotional Mix

Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya

(15)

f. Memilih Media Mix

Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi, radio) media luar ruang (baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran,

direct mail, point of purchase, kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran produk perusahaan.

g. Mengukur Efektifitas

Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.

h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi

Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa mendatang.

(16)

Promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar (audience) yang sifatnya membujuk. Tetapi pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kwalitas dan sebagainya dari pihak penjualan.

Contohnya dalam keadaan kehidupan sehari-hari ada kalanya pada saat berbincang-bincang orang menyinggung produk atau juga tertentu, umumnya mengatakan keinginannya membeli rumah atau mengatakan bahwa sabun Wangi sangat bagus, maka dalam hal ini orang tersebut telah melaksanakan kegiatan-kegtatan promosi.

2.1.5 Minat Berkunjung

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dengan diluar diri. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal yang lainnya, yang dapat pula di manifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Ada beberapa pengertian minat yang jelaskan oleh para ahli yaitu :

(17)

Menurut Aiken(1994: 209) minat adalah kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2007: 769) minat adalah kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu, perhatian, keinginan.

Minat mempunyai karateristik pokok tersendiri yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan minat yaitu : kebutuhan fisik, sosial dan egoistik serta pengalaman. Karena setiap manusia mempunyai kebutuhan dan pengalaman yang berbeda beda seperti halnya kebutuhan untuk berwisata.

Menurut Kotler dan Keller (2009: 188) dalam tahap evaluasi alternatif konsumen membentuk keyakinan dan sikap, serta maksud untuk membeli merek yang paling disukai. Sikap yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai ataun yang tidak disukai seseorang dan kecenderungan tindakan terhadap objek atau ide.

Sumber: Kotler dan Keller (2009 :189)

Gambar 2.1

Langkah Antar Evaluasi lternatif dan Keputusan Pembelian

Jadi menurut definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat berkunjung adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi / mengunjungi obyek wisata

Keputusan Pembelian Niat Untuk Membeli

(18)

Taman Bermain dan Kolam Renang Hairos Medan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedatangan / kunjungan sebelumnya yang dipasarkan.

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah penjelasan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti. Jadi secara teortis perlu dijelaskan hubungan antara variabel indipenden dengan variabel dependen (Sugiyono, 2006:47).

Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannnya di pasar. Kotler mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau suatu kebutuhan (Kotler dan Amstrong 2003:337).

Pemberian produk –produk yang berkualitas kepada konsumen haruslah dilakukan untuk dapat mempertahankan persaingan di dalam pasar. Dan untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan.

Selain produk, harga sangat berperan penting terhadap pemasaran suatu produk. Harga harus dipatok secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk

(19)

yang diberikan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk. Sarana yang paling berpengaruh untuk memasarkan produk adalah dengan melakukan promosi kepada masyarakat agar konsumen dapat mengenal produk tersebut dan melakukan pembelian. Oleh karena itu perpaduan antara produk, harga dan promosi sangatlah mempengaruhi tingkat konsumen masyarakan dalam melakukan kunjungan.

Minat Berkunjung adalah keinginan wisatawan untuk mendatangi / mengunjungi suatu objek wisata berdasarkan informsi yang diperoleh dari kedatangan atau kunjungan sebelummya. Konsumen dikatakan mempunyai minat terhadap objek tersebut apabila konsumen memberikan perhatian dan bertindak atau bermaksud untuk membeli merek yang paling disukai oleh mereka.

Berdasarkan pemaparan diatas maka Kerangka konseptual peneliti dalam hal ini adalah produk (X1), harga (X2 )dan promosi (X3) terhadap variabel dependen yaitu minat berkunjung (Y).

Sumber : Kotler (2001)

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penelitian Bauran Pemasaran 1. Produk (X1) 2. Harga (X2) 3. Promosi (X3) Minat Berkunjung (Y)

(20)

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenaranya melalui penelitian. Adapun Hipotesis dari penelitian ini adalah “Variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung pada mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran hasil jarak lompat jauh.. Pelaksanaan tes

Tugas Akhir yang dibahas adalah Identifikasi Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML ISO 14001) pada Proyek Konstruksi di Kota Medan1. Selama penyusunan laporan tugas

Berdasarkan beberapa istilah yang telah disebutkan, maka penulis dapat menyimpulkan penegasan judul dari skripsi penulisan “Bimbingan Kerja (Bimker) Untuk Mengembangkan

Hasil uji bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan dengan status kerentanan keluarga dalam menghadapi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah yaitu rata-rata

Jika pantulan itu terjadi pada ujung bebas, maka gelombang pantul merupakan kelanjutan dari gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada ujung tetap,

Saran dalam penelitian ini adalah Dosen sebaiknya menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada mata kuliah yang ada pada Prodi Tata Kecantikan, karena dengan model

Pejual telah melaksanakan perjanjian karena sudah menyiapkan bahan-bahan makanan yang akan dioalah esok harinya. Oleh sebab itu, penjual tidak mengembalikan uang

Instrumen keuangan utama yang digunakan Perusahaan, dari instrumen keuangan yang mana risiko timbul, meliputi kas dan bank, kas dibatasi penggunaannya, piutang usaha,