• Tidak ada hasil yang ditemukan

dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah

Rai Bali

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si

Penasehat

Drs. A.A. Gede Trikumara S. Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos

Pemimpin Redaksi

Agus Yarcana

Wakil Pemimpin Redaksi

Decky Irmawan, SE, M. Kom Dewa Gede Agung Mahendra,

S. Kom

Sekretaris Redaksi

Agit Setiyoko, S.T Ni Made Dwi Jayanti, S. Kom

Tim Redaksi

Sangsang Firmansyah, SP Muh. Khamdani, SP Tatang Hadi Suprobo, SH, SP

Devi Ardiyansah, SP I Putu Sumiana, S.Si Kadek Sumaja, S.Si

Tim Percetakan/Distributor

I Wayan Subakti, A.Md Putri Kusumastuti, A.Md

Kadek Winasih, A.Md Devi Dwita Meiliza, SE

Alamat Redaksi

Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali

80361 Telp. 03619359754 Fax. 03619351124 Email : stametngurahraidps@gmail.com Website www.ngurahrai,bali.bmkg.go.id KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya Buletin Meteo Ngurah Rai edisi Mei 2015 ini. Pembuatan buletin ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus menginformasikan kejadian cuaca khususnya di lingkup Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurun waktu sebulan terakhir.

Penerbitan buletin ini diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat terutama kepada pengguna layanan cuaca penerbangan.

Sebagaimana biasa, saran dan kritik membangun tentu saja masih kami perlukan guna menjadikan kualitas buletin ini ke depan menjadi semakin baik.

Badung, Mei 2015

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP. 196102121984031001 TIM REDAKSI BULETIN

METEO NGURAH RAI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah

Rai Bali

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si

Penasehat

Drs. A.A. Gede Trikumara S. Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos

Pemimpin Redaksi

Agus Yarcana

Wakil Pemimpin Redaksi

Decky Irmawan, SE, M. Kom Dewa Gede Agung Mahendra,

S. Kom

Sekretaris Redaksi

Agit Setiyoko, S.T Ni Made Dwi Jayanti, S. Kom

Tim Redaksi

Sangsang Firmansyah, SP Muh. Khamdani, SP Tatang Hadi Suprobo, SH, SP

Devi Ardiyansah, SP I Putu Sumiana, S.Si Kadek Sumaja, S.Si

Tim Percetakan/Distributor

I Wayan Subakti, A.Md Putri Kusumastuti, A.Md

Kadek Winasih, A.Md Devi Dwita Meiliza, SE

Alamat Redaksi

Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali

80361 Telp. 03619359754 Fax. 03619351124 Email : stametngurahraidps@gmail.com Website www.ngurahrai,bali.bmkg.go.id KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya Buletin Meteo Ngurah Rai edisi Mei 2015 ini. Pembuatan buletin ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus menginformasikan kejadian cuaca khususnya di lingkup Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurun waktu sebulan terakhir.

Penerbitan buletin ini diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat terutama kepada pengguna layanan cuaca penerbangan.

Sebagaimana biasa, saran dan kritik membangun tentu saja masih kami perlukan guna menjadikan kualitas buletin ini ke depan menjadi semakin baik.

Badung, Mei 2015

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP. 196102121984031001 TIM REDAKSI BULETIN

METEO NGURAH RAI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah

Rai Bali

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si

Penasehat

Drs. A.A. Gede Trikumara S. Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos

Pemimpin Redaksi

Agus Yarcana

Wakil Pemimpin Redaksi

Decky Irmawan, SE, M. Kom Dewa Gede Agung Mahendra,

S. Kom

Sekretaris Redaksi

Agit Setiyoko, S.T Ni Made Dwi Jayanti, S. Kom

Tim Redaksi

Sangsang Firmansyah, SP Muh. Khamdani, SP Tatang Hadi Suprobo, SH, SP

Devi Ardiyansah, SP I Putu Sumiana, S.Si Kadek Sumaja, S.Si

Tim Percetakan/Distributor

I Wayan Subakti, A.Md Putri Kusumastuti, A.Md

Kadek Winasih, A.Md Devi Dwita Meiliza, SE

Alamat Redaksi

Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali

80361 Telp. 03619359754 Fax. 03619351124 Email : stametngurahraidps@gmail.com Website www.ngurahrai,bali.bmkg.go.id KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya Buletin Meteo Ngurah Rai edisi Mei 2015 ini. Pembuatan buletin ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus menginformasikan kejadian cuaca khususnya di lingkup Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurun waktu sebulan terakhir.

Penerbitan buletin ini diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat terutama kepada pengguna layanan cuaca penerbangan.

Sebagaimana biasa, saran dan kritik membangun tentu saja masih kami perlukan guna menjadikan kualitas buletin ini ke depan menjadi semakin baik.

Badung, Mei 2015

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Erasmus Kayadu, S.Si, M.Si NIP. 196102121984031001

(3)

DAFTAR ISI

TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI ... 1

KATA PENGANTAR ... 1

DAFTAR ISI ... 2

PANDANGAN BMKG TERHADAP PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TERBARUKAN DI BALI SELATAN ... 4

I. DAFTAR ISTILAH ... 6

II. PENDAHULUAN... 9

III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT ...11

A. ENSO (El Nino Southern Osclation)...11

B. MJO (Madden-Jullien Oscilation) ...12

C. Sirkulasi Monsun ...14

D. Suhu Muka Laut...16

IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN APRIL 2015 ...18

A. Curah Hujan...18

B. Suhu Udara...18

1 Suhu Udara Rata-Rata Harian ...18

2 Suhu Udara Maksimum ...19

3 Suhu Udara Minimum ...19

C. Kelembaban Udara...20

D. Tekanan Udara ...21

E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan ...21

F. Crosswind, Headwind dan Tailwind...22

V. EVALUASI KINERJA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR ...24

A. Evaluasi Kinerja Tiap Kelompok...24

(4)

C. Evaluasi Kunjungan Website ...31

VI. PENENTUAN INDIKATOR AWAL TERJADINYA CUACA EKSTRIM DENGAN MENGGUNAKAN PRODUK RADAR EEC (STUDI KASUS DI BANDARA NGURAH RAI, BALI) ...32 A. Pendahuluan...32 1. Latar belakang ...32 2. Metodologi ...33 B.Landasan Teori...33 1. Radar EEC ...33

2. Produk Radar EEC ...33

a. CAPPI ...33

b. CMAX...33

c. ETOPS ...34

d. EBASE ...34

e.UWT...34

3 Manfaat Prakiraan Cuaca Jangka Pendek ...34

C. Hasil dan Pembahasan... 35

1. Produk CAPPI...35 2. Produk CMAX ...35 3. Produk ETOPS ...36 4. Produk EBASE ...36 5. Produk UWT ...37 D. Kesimpulan...38 E. Daftar Refrensi...39

(5)

PANDANGAN BMKG TERHADAP PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TERBARUKAN DI BALI SELATAN

Visi tentang sumber energi listrik terbarukan adalah sebuah keharusan untuk dimiliki setiap provinsi saat ini. Kebutuhan energi listrik yang masih sangat besar sudah tidak bisa diimbangi oleh ketersediaan bahan bakar fosil yang menjadi bahan baku utama. Provinsi Bali sebagai provinsi yang kebutuhan energi listriknya meningkat sangat pesat, seiring perkembangan ekonominya, juga berusaha melakukan pengembangan sumber energi listrik terbarukan. Berdasarkan catatan PT. Perusahaan Listrik Negara distribusi Bali, diketahui bahwa total beban puncak sistem kelistrikan Bali pada tahun 2014 (688.2-780.9 MW) mengalami peningkatan 63% bila dibandingkan dengan total beban puncak pada tahun 2009 (436.4-688.2 MW). Oleh karena itu kebutuhan akan pembangun pembangkit listrik terbarukan sudah sangat mendesak.

Provinsi Bali memiliki luas daratan 5.636,66 km2,dengan rincian sebesar 20 % nya adalah daerah datar dan kontur yang tidak rata, sedangkan 80% nya adalah daerah yang curam dan sangat curam. Kondisi geografis ini tentu membuat provinsi Bali harus memperhitungkan dengan cermat tipe sumber energi listrik terbarukan yang dapat dikembangkan di wilayahnya. Pertimbangan berdasarkan kajian potensi wilayah dari berbagai bidang ilmu sangat dibutuhkan untuk menjamin efisiensi pembangunan pembangkit listrik terbarukan tersebut

BMKG sebagai institusi pemerintah yang memiliki tanggung jawab di bidang meteorologi, klimatologi dan geofisika, mulai memiliki banyak peran dalam proses pembangunan pembangkit listrik terbarukan ini. Peran utama BMKG sebagai penyedia data yang lengkap dan berkualitas, saat ini sudah berkembang menjadi institusi yang

(6)

dapat memberi masukan pada pemegang keputusan. Sehingga kajian tentang potensi wilayah dari bidang meteorologi dan klimatologi mutlak harus tersedia untuk pemerintah daerah provinsi Bali.

Salah satu kajian dari bidang meteorologi dan klimatologi yang coba dipaparkan oleh BMKG adalah kajian untuk wilayah Bali Selatan, yang meliputi kabupaten Badung dan kotamadya Denpasar. Wilayah Bali Selatan tergolong wilayah yang memiliki tipe iklim agak kering, sehingga penyinaran matahari cenderung optimal sepanjang tahun dan jumlah liputan awan pun tidak terlalu banyak pada bulan-bulan tertentu. Berdasarkan data normal (data rata-rata dalam kurun waktu yang panjang) unsur durasi penyinaran matahari yang dimiliki Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar diketahui bahwa kisaran durasi penyinaran matahari sepanjang tahun di wilayah Bali Selatan antara 5,2-7,9 jam (65,2-98,3%). Bulan Mei, Agustus, September dan Oktober menjadi bulan dengan durasi penyinaran matahari yang panjang, sedangkan bulan Desember, Januari dan Februari menjadi bulan dengan durasi penyinaran matahari yang pendek.

Apabila ditelaah lebih lanjut mengenai durasi penyinaran matahari tersebut, maka dapat pula diketahui tentang intensitas radiasi matahari yang jatuh ke permukaan bumi. Dalam setiap detik penyinaran matahari yang tercatat, merupakan pemancaran energi radiasi matahari pada suatu permukaan yang besarnya 120 W/m2. Jadi intensitas radiasi matahari di sekitar wilayah Bali Selatan sepanjang tahun berkisar antara 624-948 W/m2. Kisaran nilai tersebut tergolong sangat tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lainnya di pulau Bali.

Data normal unsur jumlah tutupan awan juga menunjukan nilai yang selaras dengan data normal durasi penyinaran matahari. Sepanjang bulan Mei, Agustus, September dan Oktober jumlah tutupan awan tergolong rendah di wilayah Bali Selatan. Sedangkan untuk rata-rata kecepatan angin dari tahun 1981-2010, nilainya berkisar antara 4-6,9 knots di sepanjang tahun. Rata-rata kecepatan angin tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Juni, Juli, Agustus dan September. Terlihat bahwa, durasi penyinaran matahari yang tinggi, intensitas radiasi matahari yang kuat dan jumlah tutupan awan yang rendah serta rata-rata kecepatan angin yang tinggi pada beberapa bulan menjadi indikator utama dalam menentukan bahwa wilayah Bali Selatan baik sebagai lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga surya.

Besar harapan kami dari BMKG agar kajian umum ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mempercepat pembangunan pembangkit listrik tanaga surya di sekitar wilayah Bali Selatan. Sehingga cita-cita untuk menjadi sebuah wilayah yang mandiri secara energi dan memiliki masyarakat dengan mental peduli lingkungan dapat kita capai bersama.(ay)

(7)

I. DAFTAR ISTILAH

Aerodrome Warning adalah berita meteorologi yang berisi peringatan untuk berhati-hati atau mengambil langkah-langkah tertentu berkaitan dengan prakiraan akan adanya cuaca signifikan atau fenomena ekstrem di sekitar Bandar udara.

AUSMI (Australian Monsoon Index) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Australia yang terjadi dengan menghitung rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) (Kajikawa dkk., 2009). Indeks AUSMI bernilai positif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari barat, sebaliknya indeks AUSMI bernilai negatif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari Timur – Tenggara.

Crosswind adalah angin yang arahnya dari samping benda yang bergerak misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

El Ninoadalah fase negatif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian timur dibandingkan dengan di bagian baratnya dan ditandai dengan nilai SOI negatif.

ENSO (El Nino Southern Oscillation) adalah fenomena interaksi lautan-atmosfer skala global dengan variabilitas interannual yang terjadi karena adanya penyimpangan (anomali) suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial.

FKLIM71adalah formulir yang di dalamnya mencatat data klimatologi bulanan pada stasiun meteorologi atau klimatologi.

Flight Forecast adalah prakiraan cuaca untuk penerbangan yang dikumpulkan dalam satu berkas dokumen prakiraan cuaca penerbangan dan diserahkan kepada penerbang sebelum terbang.

Headwind adalah angin yang bertiup dari arah depan berlawanan dengan arah benda, misalnnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) adalah area di sekitar wilayah tropis yang dicirikan dengan pola pumpunan (konvergensi) angin dalam skala yang luas dan dapat berpotensi terjadi cuaca buruk di sepanjang wilayah yang dilewatinya.

La Nina adalah fase positif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian barat dibandingkan dengan di bagian timurnya dan ditandai dengan nilai SOI positif.

(8)

MET REPORT adalah singkatan dari “meteorological report”. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan bahwa laporan yang dibuat adalah laporan rutin dari hasil pengamatan cuaca.

METAR adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi cuaca yang sedang berlangsung di bandar udara. METAR dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara berkala setiap 30 menit sekali, untuk dikirim ke atau dipertukarkan dengan stasiun meteorologi penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke pusat-pusat data dan analisis yang ditentukan.

MJO (Madden Jullian Oscillation) adalah fenomena atmosfer skala global dengan variabilitas intraseasonal yang menunjukkan potensi area konvektif kuat dan menjalar dari barat ke timur di sepanjang wilayah ekuatorial.

Monsun suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode (minimal tiga bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan dua istilah monsun yaitu Monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun Asia berkaitan dengan musim penghujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau.

OLR (Outgoing Longwave Radiation) adalah energi gelombang panjang dari permukaan bumi yang dipancarkan ke angkasa. Nilai besar/kecil dari OLR mengindikasikan jumlah tutupan awan yang rendah/tinggi.

Pilot Balon (Pibal)adalah pengukuran dan perhitungan arah dan kecepatan angin dengan pelacakan balon meteorologi menggunakan theodolite.

PW (Precipitable Water)adalah banyaknya uap air yang berpotensi menjadi hujan.

Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin maksimal 34,8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64,4 (enam puluh empat koma empat) km/jam (kilometer per jam) di sekitar pusat pusaran.

SOI (Southern Oscillation Index) adalah indeks yang menunjukkan aktifitas ENSO dan mengindikasikan adanya perkembangan atau intensitas kejadian El Nino atau La Nina di Samudera Pasifik. SOI dihitung berdasarkan perbedaan tekanan permukaan laut antara Tahiti dan Darwin.

SPECI adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi tentang adanya fenomena khusus pada suatu saat di suatu Bandar udara dan atau di sekitarnya. SPECI dibuat untuk dikirim ke

(9)

atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan.

TAFOR adalah singkatan dari “terminal forecast”. Sandi meteorologi yang menunjukkan bahwa berita yang tertulis di belakangnya adalah tentang prakiraan cuaca Bandar udara. TAFOR memuat informasi tentang akan terjadinya cuaca di suatu Bandar udara pada waktu yang akan datang. Unsur cuaca yang diprakirakan meliputi angin permukaan, jarak pandang mendatar, fenomena cuaca, awan, dan perubahan signifikan dari satu atau lebih unsur tersebut selama selang waktu prakiraan.

Tailwind adalah angin yang bertiup dari arah belakang sejajar dengan arah benda, misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

WNPM (Western North Pacific Monsoon) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Asia yang terjadi dengan menghitung perbedaaan rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb antara area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT) dan area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) (Wang B dkk., 2008). Indeks WNPM bernilai negatif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih besar nilainya dibanding angin paras 850 mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Timur Laut-Timur. Indeks WNPM bernilai positf berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih kecil nilainya dibanding angin paras 850 mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras 850 mb adalah Barat Daya-Barat.

WXREV adalah informasi meteorologi yang berisikan rangkuman keadaan cuaca selama 24 jam pada stasiun meteorologi atau klimatologi.

(10)

II. PENDAHULUAN

Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :

Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali

Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia

Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia

II. PENDAHULUAN

Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :

Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali

Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia

Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia

II. PENDAHULUAN

Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :

Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali

Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia

Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia

(11)

adalah 5.636,66 km2, sedangkan luas lautannya 9.634,35 km2, terlihat bahwa luas lautan Bali dua kali lipat luas daratannya. Kondisi ini mengakibatkan keadaan cuaca dan iklim di wilayah Bali dipengaruhi oleh fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO dan sirkulasi angin monsun Asia dan Australia. Penyampaian informasi mengenai analisa cuaca di wilayah Bali ini menjadi salah satu tugas dari Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali.

Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar merupakan stasiun meteorologi yang terletak di dalam Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Selain memberikan informasi analisa keadaan cuaca wilayah Bali, juga bertugas untuk memberikan informasi cuaca untuk penerbangan di bandar udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Informasi cuaca penerbangan yang diberikan antara lain METAR, SPECI, Met Report, Special Report, Flight ForecastdanAerodrome Warning. Informasi lain yang juga dihasilkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar adalah informasi pengamatan cuaca synoptik dan udara atas. Semua informasi yang disampaikan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi jasa penerbangan pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang terjadi.

(12)

III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT

Analisis dinamika atmosfer dan laut selama periode April 2015 akan memberikan gambaran terhadap fenomena atmosfer dominan yang mempengaruhi perubahan cuaca di wilayah Bali. Secara umum akan ditampilkan kondisi tiap-tiap fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO, sirkulasi monsun dan suhu muka laut selama periode April 2015 sebagai berikut :

A. ENSO (El Nino Southern Osclation)

Penentuan fase ENSO dilakukan dengan analisis terhadap indeks NINO dan SOI yang mengamati perubahan kondisi atmosfer di sekitar samudra Pasifik. Indeks NINO dibagi menjadi 4, dimana tiap indeks menunjukan anomali suhu muka laut untuk wilayah yang berbeda di samudra Pasifik. Untuk wilayah Indonesia, indeks NINO yang digunakan adalah indeks NINO 3.4.

Pada periode Februari hingga April 2015 indeks NINO 3.4 menunjukan adanya peningkatan dengan kisaran nilai antara 0.5ºC s/d 1.0ºC. Nilai indeks ini juga menunjukan fase ENSO yang semakin negatif dan adanya fenomenaEl Nino yang terjadi. Intensitas dari fenomena El Nino yang terjadi masih El Nino lemah (Weak El Nino). Hal ini menunjukan bahwa kondisi El Nino akan mulai berpengaruh terhadap kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah. Secara lengkap indeks NINO terlihat pada Gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1 Indeks NINO Tahun 2014-2015 (Sumber :

www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO /enso.shtml)

(13)

Selain Indeks NINO 3.4, indeks yang juga harus digunakan untuk analisis ENSO adalah indeks SOI. Indeks SOI memiliki batas-batas nilai yang menunjukan ENSO fase negatif atau positif. Untuk ENSO fase negatif indeks SOI bernilai -7 atau lebih, sedangkan untuk ENSO fase positif bernilai 7 atau lebih. Nilai indeks SOI antara -7 s/d 7 adalah keadaan netral.

Selama periode April 2015, indeks SOI rata-rata 30 harian mengalami fluktuasi nilai yang cukup signifikan antara -12 s/d 1. Hal ini menunjukan bahwa pada periode April 2015 terindikasi adanya fase ENSO negatif dan fenomena El Nino yang aktif di sekitar wilayah samudra Pasifik. Sedangkan nilai indeks SOI rata-rata 30 harian yang terakhir menunjukan nilai -4.0 yang menunjukan bahwa kondisi ENSO negatif mulai berkurang. Secara lengkap perubahan indeks SOI rata-rata 30 harian terlihat pada Gambar 3.2 berikut :

Berdasarkan indeks NINO 3.4 dan SOI tersebut dapat diketahui bahwa selama periode April 2015 terindikasi adanya ENSO fase negatif, serta menunjukan adanya fenomena El Nino lemah yang aktif dengan potensi peningkatan intensitas El Nino di beberapa bulan ke depan. Oleh karena itu peluang penurunan curah hujan yang disebabkan oleh fenomena El Nino di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah cukup signifikan.

B. MJO (Madden-Jullien Oscilation)

Pada umumnya analisis fenomena atmosfer MJO menggunakan indikasi perubahan nilai OLR yang terjadi di sekitar area ekuator. Perubahan nilai OLR pada periode April 2015 yang ditampilkan dengan diagram Hovmoller terlihat seperti Gambar 3.3 berikut :

Gambar 3.2 Indeks SOI Rata-Rata 30 Harian (Sumber :

(14)

Dari data OLR di atas berdasarkan letak geografis Indonesia 94058' 21" BT-141° 01' 10"BT dapat ditentukan bahwa pada awal hingga pertengahan periode April 2015 nilai OLR berkisar dari -1.5 sampai 0.5 dengan kata lain terjadi peningkatan tutupan awan di Indonesia. Sedangkan pada pertengahan periode hingga akhir April 2015 nilai OLR berkisar antara -0.5 sampai 1 yang menunjukan adanya penurunan tutupan awan di Indonesia. Untuk pergerakan MJO selama periode April 2015 dapat dilakukan analisis terhadap diagram fase MJO yang terlihat seperti Gambar 3.4 berikut :

Dari pergerakan MJO pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa MJO aktif di wilayah Indonesia hanya pada tanggal 1-9 April 2015, terutama di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur.

Gambar 3.3 Diagram Hovmoller Nilai OLR Rata-Rata 5 Harian (Sumber :

www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/mjo.shtml)

(15)

C. Sirkulasi Monsun

Pengaruh sirkulasi monsun terhadap perubahan cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dapat dianalisa pada AUSMI (Australian Monsoon Index) dan WNPM (Western North Pacific Monsson). Pada periode April 2015 indeks WNPM menunjukan nilai antara -12 s/d -1. Pada awal hingga akhir periode April 2015, terlihat nilai WNPM mulai cenderung bergerak ke nilai positif dan menunjukan adanya sirkulasi monsunal Asia yang semakin lemah. Secara lengkap fluktuasi nilai WNPM terlihat pada Gambar 3.5 berikut :

Sedangkan pada periode April 2015 AUSMI juga menunjukan fluktuasi yang cukup signifikan, dengan nilai antara -7 s/d 3. Pada awal hingga pertengahan periode April 2015, terlihat nilai AUSMI negatif, yang menunjukan terjadi penguatan sirkulasi monsunal Australia, arah angin lapisan 5000ft (850HPa) cenderung dari Timur-Tenggara. Sedangkan pada pertengahan hingga akhir periode nilai AUSMI positif yang menunjukan terjadi penurunan sirkulasi monsunal Australia dan arah angin lapisan 5000ft (850HPa) cenderung dari Barat. Secara lengkap fluktuasi nilai AUSMI terlihat pada Gambar 3.6 berikut :

Gambar 3.5 Grafik WNPM (Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon)

(16)

Berdasarkan pola angin lapisan 5000ft (850 HPa) rata-rata pada periode April 2015 diketahui bahwa arah angin dominan di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dari arah Barat Daya-Barat Laut, kecuali wilayah Maluku, Bali dan Nusa Tenggara dari arah Timur Laut-Tenggara. Angin baratan yang tidak dominan mengindikasikan bahwa sirkulasi monsunal Asia mulai berkurang pengaruhnya terhadap keadaan cuaca di wilayah tersebut. Wilayah Bali secara khusus, arah angin rata-rata dari arah Utara-Timur dengan kecepatan rata-rata antara 1-3 knots pada periode April 2015. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada Gambar 3.7 berikut :

Sirkulasi monsun Asia yang mulai melemah juga dapat dilihat pada pola tekanan udara permukaan rata-rata pada periode April 2015. Terlihat bahwa tekanan udara permukaan disekitar wilayah Asia mulai menurun, sedangkan tekanan udara permukaan disekitar wilayah Australia mulai meningkat. Hal ini mengakibatkan aliran massa udara yang bergerak dari Benua Asia tidak dapat menuju ke Benua Australia. Untuk wilayah Indonesia, tekanan udara permukaan rata-rata pada periode April 2015 berkisar antara 1009.2-1011.3 HPa, khusus untuk wilayah Bali, tekanan udara permukaan rata-rata berkisar antara 1009.5-1009.7 HPa. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.8 berikut :

(17)

Pada periode April 2015 masih terlihat adanya kandungan uap air yang signifikan di beberapa wilayah Indonesia. Berdasarkan nilai kandungan uap air di atmosfer atau Precipitable Water (PW) rata-rata diketahui bahwa kisaran nilainya antara 39-54 kg/m2. Kisaran nilai PW tersebut masih tergolong tinggi, sehingga pertumbuhan awan juga tinggi. Hal ini juga berlaku untuk wilayah Bali, dimana kisaran nilai PW antara 47-50 kg/m2. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.9 berikut :

D. Suhu Muka Laut

Suhu muka laut pada periode April 2015 di wilayah Indonesia berkisar antara 28.5-30.5oC. Seluruh wilayah mempunyai kisaran suhu muka laut antara 28-30oC, dimana kisaran suhu ini menunjukan potensi penguapan dan pertumbuhan awan yang signifikan. Wilayah Bali pada periode Maret 2015 mempunyai kisaran suhu muka laut antara

29-Gambar 3.8 Pola Tekanan Udara Permukaan Rata-Rata

(18)

30oC, dengan konsentrasi suhu muka laut yang tinggi terdapat di Perairan Utara Bali. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.10 berikut :

(19)

IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN APRIL 2015

A. Curah Hujan

Pada periode April 2015 tercatat jumlah hari hujan di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar sebanyak 16 hari, dengan rincian 13 hari hujan terukur dan 3 hari hujan tidak terukur (TTU). Sedangkan untuk total curah hujan pada periode April 2015 sebesar 60,3 mm. Berdasarkan dasarian, maka curah hujan yang tercatat dapat dikelompokan manjadi dasarian I, II dan III. Pada dasarian I tercatat adanya 3 hari hujan dengan jumlah curah hujan 2,8 mm, pada dasarian II tercatat ada 4 hari hujan dengan jumlah curah hujan 26 mm, sedangkan pada dasarian III tercatat ada 9 hari hujan dengan jumlah curah hujan 35 mm. Curah hujan tertinggi tercatat pada tanggal 24 April 2015. Grafik curah hujan pada periode April 2014 ditunjukan oleh Gambar 4.1 sebagai berikut :

B. Suhu Udara

Secara umum akan diberikan penjelasan mengenai profil suhu udara rata rata harian, profil suhu udara maksimum dan profil suhu udara minimum pada periode April 2015 di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar.

1 Suhu Udara Rata-Rata Harian

Suhu udara rata rata harian pada periode April 2015 berkisar antara 26,3oC–29,1oC. Suhu udara rata-rata harian terendah terjadi pada tanggal 26 April 2015, sedangkan suhu udara rata-rata harian tertinggi terjadi tanggal 5 dan 17 April 2015. Secara umum grafik suhu udara rata rata harian periode April 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut : 0 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Cu ra h Hu ja n ( m m ) Tanggal

Grafik Curah Hujan Periode April 2015

(20)

2 Suhu Udara Maksimum

Suhu udara maksimum pada periode April 2015 berkisar antara 29,5oC-32,4oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara maksimum tercatat sebesar 31,4oC, dengan suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 3 dan 15 April 2015 dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada tanggal 26 April 2015. Secara umum penggambaran tentang suhu udara maksimum pada periode April 2015 terlihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut :

3 Suhu Udara Minimum

Suhu udara minimum pada periode April 2015 berkisar antara 23,6oC–26,7oC. Selama periode ini, rata-rata suhu udara minimum tercatat sebesar 25,3oC, dengan suhu

24,5 25,0 25,5 26,0 26,5 27,0 27,5 28,0 28,5 29,0 29,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S u h u Ud a ra ( o C ) Tanggal

Grafik Suhu Udara Rata-Rata Harian Periode April 2015

28,0 28,5 29,0 29,5 30,0 30,5 31,0 31,5 32,0 32,5 33,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S u h u Ud a ra ( o C ) Tanggal

Grafik Suhu Udara Maksimum Periode April 2015

Gambar 4.2 Grafik Suhu Udara Rata Rata Harian Periode April 2015

(21)

udara minimum tertinggi terjadi pada tanggal 6 April 2015 dan suhu udara minimum terendah terjadi pada tanggal 27 April 2015. Secara umum penggambaran tentang suhu udara minimum pada periode April 2015 terlihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut :

C. Kelembaban Udara

Kondisi kelembaban udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar selama periode April 2015 berkisar antara 77–85 %. Pada periode ini kelembaban udara rata-rata harian tertinggi terjadi pada tanggal 25 dan 26 April 2015, sedangkan kelembaban udara rata rata harian terendah terjadi pada tanggal 1,3,16 dan 17 April 2015. Kondisi kelembaban udara rata rata harian periode April 2015 ditunjukkan pada Gambar 4.5 sebagai berikut :

22,0 22,5 23,0 23,5 24,0 24,5 25,0 25,5 26,0 26,5 27,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 S u h u Ud a ra ( o C ) Tanggal

Grafik Suhu Udara Minimum Periode April 2015

72 74 76 78 80 82 84 86 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Ke le m b a b a n Ud a ra ( % ) Tanggal

Grafik Kelembaban Udara Rata-Rata Harian Periode April 2015

Gambar IV.4 Grafik Suhu Udara Minimum Periode April 2015

(22)

D. Tekanan Udara

Tekanan udara rata-rata harian di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar selama periode April 2015 berkisar antara 1007–1011 HPa. Tekanan udara rata-rata harian tertinggi pada periode ini terjadi pada tanggal 16 April 2015, sedangkan tekanan udara rata rata terendah terjadi pada tanggal April 2015. Secara umum profil tekanan udara rata rata harian periode April 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut :

E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan

Profil arah angin permukaan (10 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode April 2015 dapat dilhat pada windrose angin permukaan pada Gambar 4.9. Berdasarkan windrose angin permukaan tersebut diketahui bahwa arah angin permukaan dominan adalah dari arah Timur (67,5o-122,5o) dengan persentase mencapai 24.79%. 1005,0 1006,0 1007,0 1008,0 1009,0 1010,0 1011,0 1012,0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 T e k a n a n Ud a ra ( HP a ) Tanggal

Grafik Tekanan Udara Rata-Rata Harian Periode April 2015

Gambar 4.6 Grafik Tekanan Udara Rata Rata Harian Periode April 2015

Gambar 4.9 Windrose Angin Permukaan Periode April 2015

(23)

Sedangkan profil kecepatan angin permukaan (10 meter) di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode April 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.10. Terlihat bahwa kecepatan angin permukaan secara umum berkisar antara 1-4 knots dengan prosentase sebesar 50,7%.

F. Crosswind, Headwind dan Tailwind

Informasi crosswind, headwind dan tailwind di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar pada periode April 2015 disajikan dalam bentuk histogram dan grafik persentase. Histogram crosswind periode April 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.11. Terlihat bahwa kondisi netral dan croswind kanan dengan kecepatan 1 kts knots memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 466 kejadian. Untuk kecepatan crosswind maksimum, tercatat kecepatan crosswind kiri mencapai 13-14 knots sebanyak 1 kejadian, sedangkan kecepatan crosswind kanan mencapai 10-11 knots sebanyak 5 kejadian.

1 1 1 7 38 171 228 466 321 196 55 33 5 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 -14-(-13) -12-(-11) -10-(-9) -8-(-7) -6-(-5) -4-(-3) -2-(-1) 0-1 2-3 4-5 6-7 8-9 10-11 F re k u e n s i Ke c e p a ta n Kecepatan Crosswind (kt) Histogram Crosswind Periode April 2015

Gambar 4.10 Grafik Distribusi Frekuensi Kecepatan Angin Periode Maret 2015

Nilai - : Crosswind Kiri Nilai + : Crosswind Kanan

(24)

Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.12. Terlihat bahwa kondisi netral dan headwind dengan kecepatan 1-2 kts memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 441 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 18-20 knots sebanyak 3 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 13-15 knots sebanyak 1 kejadian.

Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode April 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.13. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 48%. Sedangkan untuk prosentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa prosentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 63%.

1 3 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 -15-(-13) -12-(-10) F re k u e n s i Ke c e p a ta n

Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Crosswind Kiri 29% Crosswind Kanan 48%

Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri

Periode April 2015

Gambar 4.12 Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Gambar 4.13 Grafik Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Nilai - : Tailwind Nilai + : Headwind

Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.12. Terlihat bahwa kondisi netral dan headwind dengan kecepatan 1-2 kts memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 441 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 18-20 knots sebanyak 3 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 13-15 knots sebanyak 1 kejadian.

Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode April 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.13. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 48%. Sedangkan untuk prosentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa prosentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 63%.

30 75 162 441 337 311 121 24 15 3 -12-(-10) -9-(-7) -6-(-4) -3-(-1) 0-2 3-5 6-8 9-11 12-14 15-17 18-20

Kecepatan Headwind dan Tailwind (kt) Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Crosswind Kiri 29%

Netral 23% Prosentase Crosswind Kanan

dan Kiri Periode April 2015 Tailwind 18% Headwind 63%

Prosentase Headwind dan Tailwind

Periode April 2015

Gambar 4.12 Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Gambar 4.13 Grafik Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Nilai - : Tailwind Nilai + : Headwind

Sedangkan histogram headwind dan tailwind dapat dilihat pada Gambar 4.12. Terlihat bahwa kondisi netral dan headwind dengan kecepatan 1-2 kts memiliki jumlah kejadian tertinggi yang mencapai 441 kejadian. Untuk kecepatan headwind maksimum, tercatat mencapai 18-20 knots sebanyak 3 kejadian. Sedangkan untuk kecepatan tailwind maksimum, tercatat mencapai 13-15 knots sebanyak 1 kejadian.

Persentase kejadian crosswind kanan dan kiri, headwind dan tailwind pada periode April 2015 dapat dilihat pada Gambar 4.13. Crosswind kanan memiliki persentase kejadian tertinggi yang mencapai 48%. Sedangkan untuk prosentase kejadian headwind dan tailwind, terlihat bahwa prosentase kejadian headwind yang tertinggi mencapai 63%.

3 0

18-20 21-23

Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Tailwind 18%

Netral 19% Prosentase Headwind dan

Tailwind Periode April 2015

Gambar 4.12 Histogram Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Gambar 4.13 Grafik Prosentase Crosswind Kanan dan Kiri, Headwind dan Tailwind Periode April 2015

Nilai - : Tailwind Nilai + : Headwind

(25)

V. EVALUASI KINERJA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR

Evaluasi kinerja secara rutin merupakan salah satu bentuk upaya Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar untuk memenuhi sasaran kinerja berupa tersedianya informasi cuaca penerbangan secara rutin dan informasi significant meteorologi (sigmet) guna mendukung keselamatan transportasi.

A. Evaluasi Kinerja Tiap Kelompok

Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar memiliki empat kelompok utama antara lain kelompok prakirawan dan pengolahan, kelompok pengamatan dan komunikasi, kelompok teknisi dan kelompok Tata Usaha (TU). Evaluasi tiap kelompok ini dilakukan dengan membandingkan realisasi kegiatan terhadap target awalnya. Secara umum evaluasi kinerja kelompok prakirawan dan pengolahan dapat dilihat pada Tabel 5.1, sedangkan untuk evaluasi kinerja kelompok pengamatan dan komunikasi dapat dilihat pada Tabel 5.2. Untuk evaluasi kinerja kelompok teknisi tercatat secara lengkap pada Tabel 5.3. Terakhir untuk evaluasi kinerja kelompok Tata Usaha (TU) tercatat pada Tabel 5.4.

(26)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase Tersedianya Informasi 1 PENINGKATAN PENGELOLAAN DATA

Cuaca untuk Pener A. PENGUMPULAN DATA

bangan secara routin 1 Jumlah Pengumpulan data meteorologi permukaan untuk pemetaan dan analisis tepat waktu(2 kali sehari) 60 69 98

dan informasi signifi 2 Jumlah Pengumpulan data meteorologi udara atas untuk pemetaan dan analisis tepat waktu(2 kali sehari)6 lapiasan

360 342 95

cant meteorologi 3 Jumlah pengumpulan produk informasi cuaca dan prakiraan cuaca NWP,peringatan dini dari BMKG Pusat (SIGWX 2 lap,windtemp 9 lap,synergie 17 produk,setiap hari

1830 1830 100

(sigmet) guna 4 Prosentase pelaporan kejadian gunung meletus dalam bentuk volkano activity report kepada Stamet Kelas I Soekarno-Hatta dan Stamet Hasanudin Makasar

Tiap Kejadian 0

mendukung kesela 5 Prosentase laporan keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan pesawat ke Kapus Meteorologi Penerbangan dan Maritim

Tiap Kejadian 0

matan transportasi 6 Prosentase pelaporan cuaca ektrim tepat waktu Tiap Kejadian 0

7 Jumlah pembuatan evaluasi dan kajian cuaca ektrim di Bandara Ngurah Rai dan dikirim Ke BMKG Pusat Tiap Kejadian 0

8 Jumlah pengiriman Taf dan Taf AMD 2 jam sebelumnya dengan keakuratan 80 % 120 120 100 9 Jumlah pembuatan dan pengiriman Trend setiap 30 menit secara tepat waktu 1440 1440 100 B. PENGOLAHAN DATA

1 Jumlah Aerodrome Climatology Summary ( ACS ) 1 1 100

2 Jumlah Penatausahaan Website

a. Berita Website 1 8 800

b. Data Website 30 30 100

c. Data Log User 30 30 100

3 Jumlah Pengelolaan Data Base

a. Degitasi me.48 2 file 2 100

b. Data Fklim 71 1 file 1 100

c. Data Arah dan Kecepatan Angin 1 file 1 100

d. Data Cuaca Khusus 1 file 1 100

e. Data Hujan 1 file 1 100

f. Data penyinaran matahari 1 file 1 100

g. Data Tekanan Udara(QFE,QFF) 1 file 1 100

h. Data Kelembaban Udara(RH) 1 file 1 100

I. Data Suhu udara 1 file 1 100

j. Data Visibility 1 file 1 100

C. PENYIMPANAN DATA

1 Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Fklim-71 1 file 1 100

2 Pengiriman dan penyimpanan Megasoft Intensitas Hujan 1 file 1 100

(27)

3 Penyimpanan Megasoft Synoptik 1 file 1 100 4 Jumlah data hasil pemodelan yg tersimpan(windtemp,SIGWX) 1320 1320 100

5 Jumlah citra radar cuaca yang tersimpan 4320 2494 58

6 Jumlah citra sattelite yang tersimpan 720 720 100

7 Jumlah ACS yang tersimpan 1 buku 1 100

D. ANALISIS DAN PRAKIRAAN

1 Jumlah pemetaan dan analisis cuaca synoptik 2 kali sehari 60 59 98 2 Jumlah pemetaan dan analisis 6 lapisan udara atas,2 kali sehari 360 342 95

3 Jumlah intepretasi produk NWP 1830 1830 100

4 Jumlah intepretasi citra sattelite tiap jam yg digunakan untuk operasional 720 720 100 5 Jumlah citra radar tiap 10 meneit yang digunakan untuk operasioanl 4320 2494 58 6 Jumlah prakiraan cuaca kebandaraan yg dikirim via face book (00.06,12,18) utc 120 120 100 7 Prosentase analisis sementara atas kejadian cuaca ektrim dan prediksi cuaca ektrim di Bandara Ngurah Rai Tiap kejadian 0

8 Jumlah Tafor 10 Bandara yang menjadi kewenangan(0012,0618,1224)utc 900 1080 120

9 Verifikasi TAFOR WADD 4 kali sehari 120 120 100

E. PELAYANAN JASA

1 Jumlah pelaksanaan updating dan penyimpanan produk data dan informasi prakiraan cuaca secara teratur :

a. Jumlah desiminasi produk prakiraan media face book 120 120 100 b. Jumlah desiminasi produk data dan informasi dengan display 30 30 100 c. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara media website 30 30 100 d. Jumlah desiminasi prakiraan cuaca bandara 3 hari kedepan media website 30 30 100 e. Prosentase desiminasi peringatan dini cuaca ektrim media website Tiap kejadian 5 100 2 Jumlah Penyebaran Flight Forecast 8 kali sehari melalui Media website 240 240 100

3 Jumlah desiminasi Trend forecast Metar 1440 1440 100

4 Jumlah desiminasi Tafor untuk 10 bandara dalam kewenangan 900 1080 120 5 Prosentase pembuatan dan penyebaran informasi peringatan dini di bandara ngurah rai media website Tiap kejadian 5 100 6 Jumlah pembuatan evaluasi dan kajian cuaca ektrim di bandara ngurah rai dan dikirim ke BMKG Pusat Tiap kejadian

7 Jumlah pemberian dan pelaksanaan briefing cuaca penerbangan untuk pengguna,pilot,airline crew sesuai permintaan

Tiap kejadian

8 Jumlah pemberian pelayanan jasa untuk keperluan khusu (asuransi dll) Tiap kejadian

9 Jumlah pemberian dokumen penerbangan( flight forecast ) 4500 5896 131 10 Jumlah desiminasi Tafor WADD validity 24 jam (4 kali) sehari 120 120 100

11 Jumlah desiminasi Aerodrome Warning Tiap kejadian 5 100

12 Jumlah desiminasi informasi meteorologi melalui buletin 1 1 100

(28)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PENGAMATAN METEOROLOGI

Cuaca untuk Pener 1 Jumlah pengamatan meteorologi permukaan selama 24 jam dan tepat waktu. 720 720 100

bangan secara routin 2 Jumlah pengamatan meteorologi udara atas dgn pilot balon 3 kali sehari dan tepat waktu. 90 88 97

dan informasi signifi 3 Jumlah data pengamatan pilot balon dengan ketinggian > 19000 ft 32 42 131

cant meteorologi 4 Jumlah penyandiaan data meteorologi permukaan 8 kali sehari dan tepat waktu 240 240 100

(sigmet) guna 5 Jumlah penyandian data meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari dan tepat waktu. 90 88 97

mendukung kesela 6 Jumlah pengamatan cuaca khusus radar cuaca 48 kali sehari. 1440 1440 100

matan transportasi 7 Jumlah pengamatan cuaca khusus satelit cuaca 24 jam. 720 720 100

8 Jumlah pengamatan meteorologi permukaan menggunakan peralatan di taman alat dan landas pacu utk pelayanan penerbangan 24 jam.

720 720 100

9 Jumlah Penyandian data METAR tepat waktu 1440 1440 100

10 Jumlah Penyandian data SPECIAL dan Special Report tepat waktu Tiap kejadian 78 100

11 Jumlah pembuatan Local Routine Report tepat waktu 1440 1440 100

12 Jumlah entry data base BMKGsoft 24 kali sehari 720 720 100

13 Jumlah pembuatan wxrev tepat waktu 30 30 100

14 Jumlah pengamatan meteorologi selama 24 jam dan tepat waktu untuk unsur :

a. Jumlah pengamatan unsur lamanya penyinaran matahari 30 30 100

b. Jumlah pengamatan unsur suhu udara 720 720 100

c. Jumlah pengamatan tekanan udara 720 720 100

d. Jumlah pengamatan unsur angin 720 720 100

e. Jumlah pengamatan unsur kelembaban udara 720 720 100

f. Jumlah pengamatan unsur jarak pandang 720 720 100

g. Jumlah pengamatan unsur penguapan. 30 30 100

B. PENGUMPULAN DATA

1 Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi permukaan 8 kali sehari secara tepat waktu. 240 238 99 2 Jumlah pengiriman berita data sandi meteorologi udara atas pibal 3 kali sehari tepat waktu. 90 86 95 3 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi permukaan 8 kali sehari. 240 240 100 4 Jumlah monitoring dan kualiti kontrol pengiriman berita data meteorologi udara atas 3 kali sehari. 90 90 100 5 Jumlah pengiriman informasi cuaca penerbangan Metar tepat waktu tiap 30 menit 1440 1440 100

6 Jumlah pengiriman data Climat tanggal 4 setiap bulannya. 1 1 100

7 Jumlah pengiriman berita Local Routine Report 24 jam tepat waktu dengan pengiriman setiap 30 menit. 1440 1440 100

8 Jumlah pengiriman database BMKGsoft 720 720 100

9 Prosentase pengiriman Spesial Report dan Spesial secara tepat waktu Tiap kejadian 78 100 C. PENGELOLAAN DATA

1 Jumlah pengolahan dan pengarsipan data hasil pengamatan dalam format yang telah ditetapkan :

a. Me 45 1 1 100

b. Me 48 1 1 100

c. Form AB 1 1 100

d. F Klim 71 1 1 100

(29)

e. Pengamatan Angin Permukaan tiap jam 1 1 100

f. Pengamatan angin atas 1 dan 2 1 1 100

g. Steadyness Wind 1 1 100

h. Metar 1 1 100

i. Wx Rev 1 1 100

j. Climat 1 1 100

k. Penguapan 1 1 100

2 Jumlah hasil kendali mutu data hasil pengamatan tiap jam pengamatan 720 720 100

3 Jumlah pengelolaan database 720 720 100

4 Jumlah data hasil pengamatan synoptik yang tersimpan 720 720 100

5 Jumlah data hasil pengamatan udara atas yang tersimpan 90 90 100

6 Jumlah data hasil pengamatan synoptik dan udara atas yang tersimpan 1 1 100

7 Jumlah pelayanan data Tiap kejadian 3 100

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PEMELIHARAAN

Cuaca untuk Pener 1 Jadwal pemeliharan berkala 1 2 200

bangan secara routin 2 Pelaksanaan pemeliharaan peralatan berkala :

dan informasi signifi a. Alat Konvensional 90 96 107

cant meteorologi b. Alat Modern 90 96 107

(sigmet) guna c. Alat elektronik sederhana 90 96 107

mendukung kesela 3 Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas penunjang 90 96 107

matan transportasi 4 Pelaporan kerusakan peralatan secara berjenjang -

-5 Pelaksanaan perbaikan peralatan -

-6 Pelaksanaan monitoring peralatan dan melaporkan hasil monitoring secara berjenjang 1 1 100 7 Pencatatan dan pengarsipan riwayat peralatan stasiun setiap tahun -

-8 Pencatatan dan pelaporan perubahan aset peralatan secara berjenjang - -9 Kalibrasi peralatan

a. Pengusulan kalibrasi ke Balai atau ke BMKG Pusat -

-b. Pelaksanaan Kalibrasi oleh Balai atau BMKG 1 1 100

10 Pengusulan suku cadang dan peralatan cadangan -

-11 Pengukuran ketebalan tabung gas dan melaporkan kondisi tabung gas 1 1 100 12 Pengecekan PWS

a.Pengecekan PWS 1 1 100

b.Kerusakan PWS -

-c. Perbaikan PWS -

-13 Display Informasi Cuaca Bandara

a. Pengecekan dan perawatan 30 30 100

(30)

b. Kerusakan 1 1 100

c. Perbaikan 1 1 100

14 Pengoperasian/pengamatn Polusi Udara

a. Sampel Debu 10 10 100

b.Sample Air Hujan 5 5 100

c. Pelaporan hasil pengamatan / pengoperasian 1 1 100

15 Pengoperasian Actinograph 30 30 100

16 Menjaga dan memelihara kebersihan, kemanana dan persyaratan lingkungan peralatan 4 4 100

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target/BL Realisasi Prosentase

Tersedianya Informasi A. PENINGKATAN PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI DAN KERUMAHTANGGAAN

Cuaca untuk Pener 1 Jumlah penataan ketatausahaan administrasi kepegawaian, SDM dan pengarsipan kerumahtanggaan sehingga mudah dan dapat diakses tepat waktu.

1 1 100

bangan secara routin 2 Jumlah pelaporan operasional dan TU yang terkirim kurang dari tanggal 6 setiap bulannya. 1 1 100

dan informasi signifi 3 Jumlah pengiriman pelaporan bulanan kegiatan kurang dari tanggal 10 bulan berjalan. 1 1 100

cant meteorologi 4 Jumlah penatausahaan Keuangan dan pelaporannya terkirim kurang dari tangga 6 bulan berjalan. 1 1 100

(sigmet) guna 5 Jumlah penatausahaan Barang Milik Negara dan pelaporannya terkirim kurang dari tanggal 6 bulan berjalan.

1 1 100

mendukung kesela 6 Jumlah pengiriman DUPAK setiap tanggal 6 bulan Januari dan Juli. - -

-matan transportasi 7 Jumlah penatausahaan penggajian dan uang makan dan PNBP kurang dari tanggal 5 bulan berjalan

1 1 100

8 Prosentase kenaikan pangkat pegawai tepat waktu. - -

-9 Prosentase pemberian berkala tepat waktu. - - 100

10 Jumlah penatauasahaan keuangan, rekonsiliasi dan pelaporannya kurang dari tanggal 6 bulan berjalan.

1 1 100

11 Jumlah rekonsiliasi keuangan dan BMN tepat waktu. - - 100

12 Jumlah program kerja, lakes, TOR, RKA-SK, RKT, Tapkin tepat waktu - -

-13 Jumlah penataan arsip, ruangan dan lingkungan 1 1 100

B. PENINGKATAN KUALITAS SDM DAN KERJASAMA

1 Jumlah internal training/rapat kelompok / diskusi kelompok Stamet Ngurah Rai Tiap pelaksanaan 12 100 2 Prosentase workshop/ training /diklat BMKG Pusat Tiap pelaksanaan 3 100 3 Prosentase dukungan terhadap kegiatan BBMKG Wil III, instansi lainnya. Tiap pelaksanaan 5 100

4 Jumlah rapat umum staf 3 bulanan - -

-5 Jumlah rapat evaluasi kegiatan bulanan. 1 1 100

6 Prosentase rapat evaluasi pelaksanaan anggaran bulanan setiap awal bulan 1 1 100 7 Prosentase sosialisasi yang dilaksanakan atau yang diikuti. Tiap pelaksanaan 2 100 8 Prosentase olahraga bersama sesuai jadwal Tiap pelaksanaan 3 100

(31)

B. Verifikasi Prakiraan Cuaca

Verifikasi prakiraan cuaca adalah evaluasi kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat keakuratan informasi prakiraan yang diberikan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar. Verifikasi dilakukan dengan melakukan perbandingan antara hasil prakiraan cuaca dari informasi TAFOR dengan hasil pengamatan cuaca dari informasi METAR dan SPECI. Pada proses verifikasi, setiap unsur meteorologi hasil prakiraan cuaca mempunyai nilai persyaratan toleransi ketelitian saat dibandingkan dengan hasil pengamatan cuaca. Batasan toleransi ketelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut :

No. Unsur Meteorologi Persyaratan Toleransi Ketelitian Prosentase

Minimum Ketelitian

1. Arah Angin ± 30o 80 %

2. Kecepatan Angin ± 5 Kt untuk kecepatan sampai 25 Kt 80 % ± 20% untuk kecepatan diatas 25 Kt

3. Jarak Pandang ± 200 m untuk jarak pandang sampai 700 m 80 % ± 30% untuk jarak pandang antara 700 m & 10 Km

4. Cuaca/Endapan Terjadi atau tidak 80 %

5. Jumlah Awan ± 2 Oktas 70 %

6. Tinggi Dasar Awan ± 30 m (100 ft) untuk tinggi dasar awan sampai 120 m 70 % ± 30% untuk tinggi dasar awan antara 120 m & 3000 m (10.000 ft)

Pada periode April 2015, verifikasi prakiraan cuaca menunjukan hasil yang sangat baik dengan kisaran hasil verifikasi antara 84-95%. Secara lengkap hasil verifikasi prakiraan cuaca Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar terlihat pada Tabel 5.5. Terlihat bahwa hasil verifikasi terendah pada periode April 2015 adalah verifikasi unsur meteorologi cuaca/endapan sebesar 85%, sedangkan hasil verifikasi tertinggi adalah verifikasi unsur meteorologi tinggi dasar awan sebesar 95%. Hasil verifikasi ini menunjukan bahwa kualitas informasi prakiraan cuaca yang dihasilkan cukup baik, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh jasa penerbangan di Bandar Udara Ngurah Rai Bali.

Verifikasi Unsur Meteorologi

Arah Angin Kecepatan Angin Jarak Pandang Cuaca/Endapan Jumlah Awan Tinggi Dasar Awan Standart Minimum 80% 80% 80% 80% 70% 70% Hasil Verifikasi 90% 93% 90% 85% 84% 95%

Tabel 5.4 Tabel Persyaratan Toleransi Ketelitian Pada Verifikasi Prakiraan Cuaca

(32)

C. Evaluasi Kunjungan Website

Website Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar, www.ngurahrai.bali.bmkg.go.id, merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi meteorologi. Evaluasi terhadap banyaknya kunjungan ke halaman website selama periode April 2015 dapat menunjukan jumlah informasi meteorologi yang tersampaikan kepada pengguna. Khusus untuk informasi Flight Forecast, dilakukan evaluasi terhadap pengambilan data tersebut via website. Selama periode April 2015 fluktuasi jumlah kunjungan website dapat dilihat pada Gambar 5.1, sedangkan untuk fluktuasi jumlah pengambilanFlight Forecastvia website dapat dilihat pada Gambar 5.2.

51 44 39 47 42 39 12 37 36 54 35 68 43 38 54 39 38 5762 93 77 68 27 54 37 37 54 36 42 35 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 A x is T it le Tanggal

Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode April 2015

0 100 200 300 400 500 600

Tafor Indonesia Timur Tafor Indonesia Barat Tafor Timika Taf Internasional SIN, MYS Taf Internasional HGK Taf Internasional AUS Flight Doc Jakarta Flight Doc Kupang Flight Doc Makasar Flight Doc Itl 00Z Flight Doc Itl 06Z Flight Doc Itl 12Z Flight Doc Itl 18Z

Jumlah Pengambilan Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast

Via Website Periode April 2015

Gambar 5.1 Grafik Jumlah Kunjungan Website Periode April 2015

Gambar 5.2 Grafik Jumlah Pengambilan Flight Forecast Via Website Periode April 2015

(33)

VI. PENENTUAN INDIKATOR AWAL TERJADINYA CUACA EKSTRIM DENGAN MENGGUNAKAN PRODUK RADAR EEC

(STUDI KASUS DI BANDARA NGURAH RAI, BALI)

I Putu Sumiana, S.Si Email : thudmiana@gmail.com

Abstract

Cuaca buruk adalah salah satu hal yang paling ditakuti para pilot saat akan terbang (take off), terbang ataupun mendarat (landing). Salah satu cuaca buruk yang ditakuti antara lain berupa hujan deras dan angin kencang. Oleh karena itu, diperlukan suatu produk yang dapat menganalisa serta memprediksi cuaca buruk. Peralatan meteorologi yang cukup akurat untuk menganalisa serta memprediksi cuaca yaitu Radar, radar cuaca yang terdapat di sekitar Bandar Udara Ngurah Rai yaitu Radar Cuaca C-Band merek EEC. Dengan menggunakan produk dari radar cuaca itu seperti, CAPPI, CMAX, tinggi puncak awan (ETops), tinggi dasar awan (Ebase), dan kecepatan angin (UWT), kita dapat mengenali jenis awan dan fenomena apa yang terjadi. Dengan menggunakan Metode deskriptif pada semua produk radar EEC , Diharapkan, kita dapat memprediksi dengan cepat dan akurat kejadian cuaca buruk di suatu tempat, namun keberadaan data lain juga sangat diperlukan sebagai data pendukung.

Kata Kunci: Radar EEC, cuaca buruk, Prakiraan

A. Pendahuluan 1. Latar belakang

Dalam suatu penerbangan, banyak faktor yang sangat mempengaruhinya salah satunya adalah faktor cuaca. Dalam ilmu meteorologi, kecepatan dan keakuratan suatu prakiraan merupakan faktor utama. Saat ini, salah satu peralatan meteorologi yang terkenal cukup akurat dalam memprediksi cuaca jangka pendek adalah Radar. Jenis serta produk dari Radar cuaca sangat banyak dan beragam. Pada penelitian ini, digunakan produk dari Radar C Band merek EEC yang terdapat di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai. Radar EEC merupakan radar yang memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat mengetahui dan pergerakan awan, meramalkan lokasi hujan serta intensitasnya dengan cepat. Data dari Produk Radar ini juga dapat diamati dalam selang waktu tiap 10 menit. sehingga dengan data per 10 menit ini dapat digunakan untuk analisa pola cuaca yang lebih efisien.

Adapun produk data yang digunakan untuk pengolahan lebih lanjut pada penelitian ini adalah data dari CAPPI, CMAX, EBase, ETop, dan UWT pada tanggal 25 Januari 2015. Pada tanggal tersebut telah terjadi cuaca yang ekstrim, dimana telah terjadi hujan guntur disertai angin kencang di wilayah Bali bagian Selatan pada jam 12.00 UTC hingga jam 15.00 UTC. Dampak yang ditimbulkan yakni robohnya pagar, meluapnya air di

(34)

saluran pembuangan disekitar area proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai, serta di tundanya beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai dikarenakan kencangnya tiupan angin yang mencapai 34 knot (62.9 km/h; 17.5 m/s) pada jam 14.41 UTC serta tingginya intensitas curah hujan yang mencapai 19.0 mm/jam. Adapun tujuan penulisan ini ialah untuk menentukan indikator awal saat terjadi cuaca buruk, sehingga dapat segera mengetahui potensi cuaca buruk yang akan terjadi.

2. Metodologi

Penelitian ini menggunakan data dari produk radar EEC seperti: CAPPI, CMAX, Ebase, Etop, dan UWT. Data dari produk radar ini kemudian diolah dengan metode deskriptif sehingga diketahui nilai masing-masing produk yang ada. Sebagai data pendukung, digunakan citra satelit serta data metar saat cuaca buruk terjadi.

B.Landasan Teori 1. Radar EEC

Kata Radar adalah singkatan dari Radio Detection And Ranging. Radar merupakan sebuah system penginderaan jarak jauh yang berguna untuk mengetahui target dengan menggunakan gelombang radio. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerima yang mendengar pantulannya kembali. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan, pemantulnya dapat ditentukan lokasi dan jenisnya.

2. Produk Radar EEC a. CAPPI

Constant Altitude Plan Position Indicator, yang lebih dikenal dengan nama CAPPI, adalah salah satu tampilan radar yang memberikan penampang melintang horizontal (cross-section) dari data pada ketinggian tetap. Dirancang untuk mengurangi sebagian kelemahan yang ada pada PPI standar. Keunggulannya mirip dengan PPI, tetapi pada ketinggian tetap di atas permukaan bumi. Produk ini sangat mudah digunakan dan dianalisa. Kelemahannya adalah tidak akan memplot data bila tidak tersedia kecuali jika pengguna memilih menggunakan data lain pada bagian dalam dan luar yang hilang dengan menggunakan teknik interpolasi. Jika tidak, maka akan muncul celah di tempat dimana data tidak tersedia.

b. CMAX

Produk Column Maximum menyediakan data reflektivitas maksimum yang bisa ditampilkan sebagai sebuah citra. Produk ini menyediakan nilai reflektivitas tertinggi di atas elemen resolusi yang tersedia dari suatu pemindai sudut elevasi yang tersedia. Oleh

(35)

karena itu, nilai yang ditampilkan untuk suatu lokasi tertentu di dalam produk ini bisa berasal dari salah satu pemindaian elevasi. Keunggulannya yaitu, produk CMAX menyediakan gambaran pertama yang cepat kepada pengguna mengenai area-area yang memiliki intensitas maksimum, sedangkan kelemahannya, produk ini dibatasi oleh jumlah kemiringan di dalam pemindaian. Gelombang kembali dari dekat radar akan dipengaruhi oleh kerucut hening (cone of silence).

c. ETOPS

ProdukEcho Tops(ETOPS) menyediakan estimasi tinggi dari gelombang kembali, sebagaimana yang diestimasi dengan algoritma Echo Tops, yang dibulatkan ke 100 kaki terdekat untuk ditampilkan. Keunggulan produk ini bila diterapkan ambang batas yang tepat, produk ini bisa memberikan informasi penting menyangkut puncak badai. Kelemahannya seringkali ”berlapis-lapis” karena pola zig-zag yang dihasilkan di antara beberapa kemiringan elevasi dalam suatu volume radar.

d. EBASE

ProdukEcho Base(EBASE) menyediakan estimasi tinggi dari gelombang kembali, sebagaimana yang diestimasi dengan algoritma Echo Base, yang dibulatkan ke 100 kaki terdekat untuk ditampilkan. Pengguna perlu tahu bahwa produk ini memiliki keterbatasan dikarenakan kelengkungan permukaan bumi. Keunggulannya yaitu bila diterapkan ambang batas yang tepat, produk ini bisa memberikan informasi penting menyangkut lembah badai. Kelemahan: Seringkali ”berlapis-lapis” karena pola zigzag yang dihasilkan di antara beberapa kemiringan elevasi dalam suatu volume radar. Produk ini biasanya tidak akurat di atas 150 kilometer dikarenakan kelengkungan permukaan bumi.

e.UWT

Produk Uniform Wind Technique ini menunjukkan arah angin horisontal pada setiap proyeksi gambar bagian atas sebagai overley yang dinamis. Dimana keunggulannya berguna untuk menampilkan medan kecepatan horisontal dan medan refleksi secara bersamaan. Kelemahannya yaitu algoritma membutuhkan data kecepatan dengan kualitas yang baik sebagai masukan. Secara umum, pembacaan volume yang terpisah, yang dioptimalkan untuk data mentah kecepatan sangat diperlukan

3 Manfaat Prakiraan Cuaca Jangka Pendek

Kegunaan prakiraan cuaca umumnya akan memberikan informasi kondisi udara untuk waktu mendatang dan apabila kita sudah mengetahui informasi tersebut, akan lebih baik dipersiapkan antisipasi untuk tidak menimbulkan kerugian yang lebih tinggi bagi masyarakat umum. Dalam dunia penerbangan saat ini Prakiraan Cuaca Jangka Pendek sangat diperlukan karena penerbangan komersial saat ini telah

(36)

menggunakan pesawat jenis Jet sehingga jarak tempuh dari suatu lapangan terbang ke lapangan terbang yang lain ditempuh dalam waktu yang lebih singkat. Dengan adanya Radar Cuaca dan mengetahui pergerakan awan, maka ketepatan prediksi cuaca membaik atau memburuk akan lebih akurat.

C. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Januari 2015 menggunakan data Radar EEC yang tampilannya terdapat di Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai, Denpasar. Penelitian ini dibatasi pada daerah / area Bandara Internasional Ngurah Rai sebagai daerah studi kasus. Waktu penelitian dipilih karena, pada saat itu terjadi cuaca yang cukup ekstrim di area Bandara Internasional Ngurah Rai. Pengaruh dari cuaca ektrim tersebut antara lain robohnya pagar pembatas, meluapnya air di saluran pembuangan area proyek pembangunan bandara, serta di tundanya beberapa penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai.

1. Produk CAPPI

Gambar 6.1 Citra Radar (CAPPI) Tanggal 25 Januari 2015 2. Produk CMAX

Gambar 6.2 Citra Radar (Cmax) Tanggal 25 Januari 2015

Pukul 12.00 WITA Pukul 13.00 WITA Pukul 14.00 WITA Pukul 15.00 WITA Pukul 12.00 WITA Pukul 13.00 WITA Pukul 14.00 WITA Pukul 15.00 WITA

(37)

Dari citra radar (Produk CAPPI dan CMAX) tanggal 25 Januari 2015 jam 12.00-15.00 UTC terlihat hampir sebagian besar wilayah Bali bagian selatan tertutupi awan cumolonimbus (Cb). Nilai yang terlihat pada radar antara 28-33 dBz, sedangkan pada CMAX mencapai 28-38 dBz. Dari nilai ini, menunjukkan besarnya volume butiran air di udara. Sehingga mengakibatkan tingginya intensitas curah hujan yang mencapai 19,0 mm/jam.

3. Produk ETOPS

Gambar 6.3 Citra Radar (ETops) Tanggal 25 Januari 2015.

4. Produk EBASE

Gambar 6.4 Citra Radar (EBase) Tanggal 25 Januari 2015

Dari citra radar (Produk EBase dan ETops) tanggal 25 Januari 2015 jam 12.00-15.00 UTC terlihat posisi puncak serta dasar awan masih berada di daerah bali selatan, dengan nilai 0.1-3.2 Km. hal ini mendukung data dari produk CAPPI dan CMax.

Pukul 12.00 WITA Pukul 13.00 WITA Pukul 14.00 WITA Pukul 15.00 WITA Pukul 12.00 WITA Pukul 13.00 WITA Pukul 14.00 WITA Pukul 15.00 WITA

Gambar

Gambar 2.2 Pengaruh  Fenomena El  Nino dan  IOD Negatif untuk  wilayah Indonesia
Gambar 3.2 Indeks  SOI  Rata-Rata  30  Harian (Sumber  : www.bom.gov.au/climate/enso/)
Gambar 3.6 Grafik AUSMI (Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon)
Gambar 3.7 Pola Angin Lapisan 5000ft (850 HPa) Rata-Rata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian terdahulu MEH-K juga telah dikembangkan untuk menganalisis benda elastis tiga dimensi (dinamakan K-Solid ). Dalam penelitian ini dikukan penyelidikan

Area pagelaran SAU berbentuk arena (tapal kuda), dengan panggung yang berfungsi sebagai area para pemain musik dan pada bagian tengahnya di gunakan sebagai area pemain

Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 3 Bukit Batu saat ini kurang memuaskan. Karena masih banyak masalah yang mengakibatkan siswa kurang antusias untuk belajar.. 14 Pembelajaran

Pada penelitian ini dapat ditemukan perumusan masalah yaitu : Bagaimana data mining dapat membantu pihak Bank Perkreditan Rakyat dalam menentukan tingkat resiko

RKPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 merupakan penjabaran RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2014- 2019 dengan mengacu pada Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN dan

Kapasitas perajangan yang paling efisien pada mesin perajang daun tembakau terdapat pada perlakuan dua (P2) yang memperoleh rerata kapasitas kerja alat

“Perancangan Sistem Aplikasi Lelang Barang Berbasis Android” Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk dapat mengaplikasikan teori- teori yang telah dipelajari selama

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua.Begitu juga pada PT Bakrie Telecom