DAFTAR ISI
Pengujian Model Portofolio Balance Models dalam Menjelaskan Nilai Tukar
Rupiah
Agus Budi Santosa
CFP-1
Peluang
Kota Menuju
Pembangunan
yang
Berkelanjutan
dalam Rangka
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Amin Pujiati
CFP-2
Pengembangan Masyarakat Pesisir di Kabupaten Tulungagung
Ardhana Januar Mahardhani
CFP-3
Kajian Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah
Periode 2008-2012
Arum Akuarista, Gregorius N. Masdjojo
CFP-4
Pemberdayaan
Perempuan
melalui
Daya
Saing
Produk
Berbahan
Ramah
Lingkungan (Go Green) di Usaha Pembuatan Tikar Daun Purun Palembang
Gagan Ganjar Resmi, H. Mukran Roni
CFP-5
Potensi Ekonomi Ikan dan Produk Perikanan Indonesia dalam Lingkup Masyarakat
Ekonomi Asean
Mohtar Rasyid
CFP-6
Dampak Sosial dan Ekonomi atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
2/Permen-Kp/2015
Nanik Ermawati, Zuliyati
CFP-7
Kesiapan Industri Tekstil dalam Mendukung Poros Maritim dan Peningkatan Daya
Saing
P. Eko Prasetyo, Ketut Sudarma, dan Adang S. Syamsudin
CFP-8
Inflasi Indonesia dalam Pandangan Phillips Curve
Srinawatmi
Kebijakan Pengelolaan Usaha Perikanan Tangkap Nelayan Skala Kecil di Pantura
Jawa Tengah
Suharno, Tri Widayati
CFP-10
Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di 10 Desa Wilayah Kecamatan
Rembang Kabupaten Rembang
Yudhi Prasetyo, Gregorius N. Masdjojo
CFP-11
Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility, Intellectual Capital,
dan
Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Adhita Setya Nurhudha, Titiek Suwarti
CFP-12
Pengujian Disiplin Pasar Perbankan Berdasar Posisi CAR, LDR, ROA dan NPL
Aditya Febri Riandika dan Taswan
CFP-13
Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan
Terhadap Akuntabilitas Kinerja SKPD di Merauke
Afilu Hidayattullah, Maria Veronica Irine Herdjiono
CFP-14
Studi Empiris Atas Kualitas Audit
Anastasia, Carmel Meiden
CFP-15
Model Keuangan Mikro Syariah untuk Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan
Miskin di Indonesia
Arif Pujiyono dan
Hari Susanta NugrahaCFP-16
Analisis Pengaruh CAR, NPL, PDN, Nim, BOPO, LDR, dan Suku Bunga terhadap
ROA (Studi pada Bank Devisa di Indonesia Periode 2005-2009)
Budi Sungkowo Utomo
CFP-17
Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam
Perspektif Tax Professional (Studi Kasus
Industri Garment di Semarang)
Dhisa Deviana, Pancawati Hardiningsih
CFP-18
Analisis Relevansi Pendidikan Pajak dan Rasa Keadilan terhadap Pembentukan
Kepatuhan Pajak Pelaku Usaha Sektor UMKM
Imam Mukhlis, Sugeng Hadi Utomo, Yuli Soesetyo
CFP-19
Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Leverage dan Dividen Tahun Sebelumnya
terhadap Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2013)
Isnaeni, Irene Herjdiono
CFP-20
Modern Management Practices and Fir
m’
s Performance
Lena Ellitan
Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio
dan Return On Equity untuk
Memprediksi Kondisi Financial Distress
Listyorini Wahyu Widati, Bayu Adhi Pratama
CFP-22
Identifikasi Kinerja Keuangan Perbankan Terbaik di Asean (Studi Komparatif:
Indonesia, Thailand, Philipine)
Susanto Wibowo, Limajatini
CFP-23
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan
Auditor
Sektor Publik
Achmad Badjuri
CFP-24
Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax
Avoidance
Vivi Adeyani Tandean
CFP-25
The Influence of Job Stress and Person-Organization Fit on Turnover Intention by
Using Job Satisfaction as Mediating Role
Feri Lupiana, Tristiana Rijanti
CFP-26
Pengaruh Faktor Motivasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja pada Guru Sekolah
Menengah Atas (SMA) di Surabaya
Ani Suhartatik, P.Julius F.Nagel
CFP-27
Kriteria Kebutuhan Hard dan Soft Skill pada Perusahaan Jasa di Makassar
Kasnaeny Karim
CFP-28
Model Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat Pesisir melalui Re-Engineering
Ekonomi Berbasis Koperasi Berkelanjutan
Iin Indarti, Yeni Kuntari
CFP-29
Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Pemberdayaan terhadap Kinerja Pegawai
dengan Mediasi Komitmen Organisasional
(Studi pada Politeknik Ilmu Pelayaran
Semarang)
Mohammad Sapta Heriyawan, Widhy Setyowati
CFP-30
Kompetensi Sumberdaya Manusia, Sistem Pengendalian Internal dan Pengaruhnya
terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan
Nafi’
Inayati Zahro
CFP-31
Persepsi Crew dan Manajemen dalam Penerapan ISM Code
bagi Keselamatan
Pelayaran dan Perlindungan Lingkungan Laut
Nina Nurhasanah, Asmar Joni, Nur Shabrina
CFP-32
Strategi Perencanaan SDM untuk Peningkatan Daya Saing UMKM Batik Semarang
Nury Ariani Wulansari, Desti Ranihusna, Ida Maftukhah
Pengaruh Kompetensi dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Guru yang
Dimoderasi oleh Iklim Organisasi
pada MI sekecamatan Winong Kabupaten Pati
(Studi Kasus pada Guru-Guru MI sekecamatan Winong Kabupaten Pati)
Shodiqin, Ceacilia Srimindarti
CFP-34
Pengaruh Motivasi dan Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Guru yang
Dimoderasi oleh Budaya Organisasi pada Mi sekecamatan Winong Kabupaten Pati
(Studi Kasus pada Guru-Guru MI sekecamatan Winong Kabupaten Pati)
Sholihul Fuad, Ceacilia Srimindarti
CFP-35
Pengaruh Kepribadian Dan Pemberdayaan terhadap Kinerja Melalui Organizational
Citizenship Behavior dengan Modal Sosial sebagai Variabel Moderating
Sri Rahayu, Hasan Abdul Rozak
CFP-36
Analisis Pengaruh Manajemen Karir Organisasional, Karir Individu dan Kompetensi
terhadap Efektivitas Karir Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero)
Cabang Pemalang Propinsi Jawa Tengah
Sri Rahayuningsih
CFP-37
Pengaruh Komitmen Organisasional dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru
Dimediasi Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada Guru SMA Kesatrian dalam Yayasan
Pendidikan Kesatrian 67)
Sunarno, Lie Liana
CFP-38
Perempuan dan Jabatan Managerial dalam Organisasi: WFC pada Perempuan
Bekerja
Theresia Lurry Ayu Dwi Setyowati, Tutuk Ari Arsanti
CFP-39
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi terhadap Kinerja
Guru Dimediasi Komitmen Organisasional (Studi Pada Guru SMA Swasta di
Kecamatan Pati)
YCD. Komala Devi, Lie Liana
CFP-40
Keadilan Kompensasi Dalam Persepsi Pekerja Wanita Hamil dan Melahirkan
Sanny Fortunata Susanto, Lieli Suharti, Hani Sirine
CFP-41
Survai Motif Utama Konsumsi Berkelanjutan Nelayan Menjaga Ketersediaan
Sumberdaya Ikan
V. Rachmadi Parmono
CFP-42
Pengaruh Norma Subjektif dan Kontrol Prilaku yang Dipersepsikan terhadap Niat
Pinjam KUR Mikro (Studi Pada Nasabah BRI di Pati)
Adib Saeroji, Ali Maskur, Endang Tjahjaningsih
Pengaruh Citra Perusahaan dan Kepuasan terhadap Kepercayaan dan Dampaknya
pada Loyalitas (Studi Pada Klien Asuransi Prudential Pru Vision Kabupaten Pati)
Ah. Fayumi, Endang Tjahjaningsih
CFP-44
Pengaruh Harga dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Televisi Samsung
Studi Kasus di Perumahan Villa Grand Tomang Zona Riviera Tangerang
Elis Setiawati, Ari Anggarani Winadi Prasetyoning Tyas
CFP-45
Intensi Kewirausahaan pada Mahasiswa-Mahasiswa di Indonesia
Henky Lisan Suwarno dan Ida
CFP-46
Komunikasi Pembangunan Memberikan Peranan Penting bagi Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir (Studi Kasus Masyarakat Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta)
Heriyanti
CFP-47
Penguatan Karakteristik Wirausaha Berbasis Inkubasi Inovasi untuk Keberhasilan
Usaha Mahasiswa PMW di Politeknik Negeri Malang
Ita Rifiani Permatasari, Suselo Utoyo, Ayu Sulasari
CFP-48
Digitalisasi Pemetaan UKM Tenun Garut Berbasis Sistem Informasi Geografis
sebagai Media Komunikasi dan Pemasaran Produk Lokal
Maria Sri Wulandari, Rahayu Noveandini, Sutarno
CFP-49
Peluang Bisnis Kuliner Buah Mangrove
Rokh Eddy Prabowo
CFP-50
Pengembangan Kinerja Pemasaran Usaha Mebel Melalui Inovasi dan Ketrampilan
di Klaten
Sulistiyani
CFP-51
Efek Kepercayaan, Brand Image dan Kualitas
Layanan terhadap Loyalitas
Dimediasi Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Kreditur
PD. BKK Dempet Cabang
Dempet Kota Kabupaten Demak)
Supriyadi, Marlien
CFP-52
Pengaruh Atribut Kemasan Makanan Ringan terhadap Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Konsumen
Tri Hanifawati, Any Suryantini, Jangkung Handoyo Mulyo
CFP-53
Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan terhadap Keputusan Mahasiswa
Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat
Ujang Muhyidin
Citra dan Persepsi Harga dalam Mempengaruhi Kepuasan dan Dampaknya terhadap
Loyalitas Pelanggan (Studi pada Pelanggan Bussines Centre SMK Negeri 2
Semarang)
Wilujeng Handayani, Euis Soliha
CFP-55
Market Basket Analysis pada Mobile Customer Relationship Management
Adi Nugroho Susanto Putro,
Ernawati, Irya WisnubhadraCFP-56
Identifikasi Pengembangan Pariwisata Kota Blitar
Aang Afandi
CFP-57
Pelatihan Bahasa Inggris untuk Layanan Wisata Berdasarkan Kebutuhan Lokal Bagi
Pemilik Homestay Di Kepulauan Raja Ampat Papua Barat
Budi Purnomo
CFP-58
Improving The Quality of Tour Guides Through the Competency Certification
Program
Ema Rahmawati
CFP-59
Pengaruh Personality dan Kemampuan Kerja terhadap Kepuasan Tamu Pada Hotel
Grand Surya Kediri
H. Ndaru Prasastono
CFP-60
Potensi Destinasi Wisata Di Indonesia Menuju Kemandirian Ekonomi
Iwan Setiawan
CFP-61
Faktor Penentu Nilai Tambah Bruto Pada Konsumsi Wisatawan dan Penyerapan
Tenaga Kerja di Indonesia
R. Ajeng Entaresmen, Wan Usman, Zulkifli Husin, Muhammad Zilal Hamzah
CFP-62
Pengembangan Sistem Keamanan Pangan Terpadu dalam Mewujudkan Efektivitas
Implementasi Izin Edar Produk Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
Bambang Hermanu
CFP-63
Makna Ruang Publik bagi Pedagang Kaki Lima: Studi tentang Resistensi terhadap
Penggusuran
Eko Handoyo
CFP-64
Implementasi Deklarasi Djuanda dalam Perbatasan Perairan Lautan Indonesia
Ernawati
CFP-65
Tanggung Jawab Pengusaha Kapal atas Pemberian Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(Jamsostek) terhadap Awak Kapal
Fitria Olivia, Jeffrey Sutanto
Kajian Hak Asasi Manusia terhadap Pola Pembinaan Narapidana (Studi Kasus di
LP. Kedungpane Semarang)
Petrus Soerjowinoto
CFP-67
Mediasi Penal dalam Penyelesaian Perkara Lintas
Safik Fauji, Rochmani dan Fitika
CFP-68
Pola Penguasaan dan Pemanfaatann Perairan Pesisir secara Turun-Temurun oleh
Suku Bajoe
Sri Susyanti Nur
CFP-69
Perluasan Kesempatan Kerja Bagi Masyarakat Pesisir
Sri Wahyu Handayani
CFP-70
Penenggelaman Kapal Pelaku Illegal Fishing sebagai Upaya Penegakan Hukum
Perikanan di Indonesia (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Pinang
Kepulauan Riau)
Yusuf Istanto
CFP-71
Evaluasi Perfomansi Penambahan Guide Vane Pada Penampang Circular Miter
Bend 30
0Dengan Studi Numerik (Studi Kasus Reynolds Number Re
dh4,744 10
7)
Firmansyah Achjab, Setyo Nugroho, Achmad Bahrul Ulum
CFP-72
Analisa Penentuan Jumlah Cluster Terbaik Pada Metode K-Means Clustering
Ni Putu Eka Merliana, Ernawati, Alb. Joko Santoso
CFP-73
Analisis Pengaruh Kecepatan Mobilitas User terhadap Qos di Wlan Menggunakan
Opnet Modeler
Alfin Hikmaturokhman, Nurul Fatonah, Eko Fajar Cahyadi
CFP-74
Manajemen Media Informasi Hewan Reptil (Ular) melalui Pembangunan Album
Elektro
Ari Anggarani Winadi Prasetyoning Tyas, Malabay, Erwan Baharudin
CFP-75
Analisis Waktu Delay Pengiriman Paket Data Menggunakan Jaringan Wi-Fi pada
Inventarisasi Barang Berbasis Aplikasi Android
Danny Kurnianto, Achmad Rizal Danisyah, Miftahul Muhdori
CFP-76
Sistem Informasi Pemasaran Rumah di Graha Permata Surya Mijen Semarang
Berbasis Web
Dedi Muhammad Fahrozi, Dwi Agus Diartono
CFP-77
Perencanaan Museum Desa Digital dengan Menggunakan Framework Tpack
Emi Iryanti
Implementasi Search Engine Optimization (SEO) On Page pada Web Umkm Batik
dan Handicraft
Felix Andreas Sutanto, Sri Mulyani
CFP-79
Implementasi Virtual Private Network (VPN) untuk Aksesserver melalui Perangkat
Mobile pada Jaringan Komputer SMK Triatma Jaya Semarang
Felix Andreas Sutanto, Petrus Anton Bagyono
CFP-80
Perencanaan
Strategis
Sistem
Informasi
Desa
dan
Kawasan
Perdesaan
Menggunakan Kerangka Kerja Togaf ADM
Fredrikus Suarezsaga, Irya Wisnubadhra, Y. Sigit Purnomo W.P.
CFP-81
Credit Prediction With Neural Network Algorithm
Adi Sucipto
CFP-82
Aplikasi Telepon Seluler sebagai Sistem Kendali Jarak Jauh untuk Menyalakan dan
Mematikan Mesin Sepeda Motor
Jaenal Arifin, Arief Hendra Saptadi, Andrianus Silalahi
CFP-83
Pemodelan Aplikasi Navigasi dan Penentuan Rute Terdekat dengan Waktu Tercepat
menuju Tempat oleh-oleh di Kota Semarang pada Android
Purwatiningtyas, Sri Eniyati
CFP-84
Model Rute Dan Peta Interaktif Posyandu di Kota Semarang Menggunakan
Geolocation dan Haversine Berbasis Mobile Android
Sariyun Naja Anwar, Isworo Nugroho, Edy Supriyanto
CFP-85
Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Studi Kasus di Kantor Pemberdayaan
Perempuan dan Keluarga Berencana
Vencias Markus Kawangung, Irya Wisnubhadra, Kusworo Anindito
CFP-86
Sistem Pendukung Keputusan Promosi Jabatan pada PT. Starlight Garment
Semarang
Weni Yuliana , Dwi Agus Diartono
CFP-87
Website Design Framework for Effective Business to Consumer Base on Literature
Study and Users Perception
Yohanes Suhari, Arief Jananto
CFP-88
Perancangan Sistem Informasi Perizinan dengan Metode Rad (Rapid Application
Development) di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten
Banyumas
Agus Priyanto, Sisilia Thya Safitri
Pemetaan Merek dan Desain Industri UMKM Berpotensi HKI di Kabupaten Kudus
Berbasis Sistem Informasi Geografis Menggunakan Google Map API
Andy Prasetyo Utomo, Suciningtyas
CFP-90
Rancang Bangun Sistem Informasi Kehadiran dalam Mendukung Good University
Governance
Didi Supriadi
CFP-91
Sistem Informasi Berbasis Web Produk Unggulan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Kota Semarang
Mariana kristiyanti, Lisda Rahmasari
CFP-92
Penggunaan Metode CMS untuk Sistem Informasi KIA dan KB
Sri Eniyati dan Rina Candra Noor Santi
CFP-93
Model Kompetisi Pemberdayaan dan Pengembangan Komunitas Hobi Masyarakat
Sebagai Titik Stimulus Pertumbuhan Perekonomian Lokal
Eddi Indro Asmoro
CFP-94
Desain Quality Function Deployment Untuk Pengembangan Produk Batik Tulis Di
Pacitan
Esty Poedjioetami, Rony Prabowo
CFP-95
Analisis Kontrak pada Supply Chain Industri Kecil dan Menengah
Evi Yuliawati, Anita Theresia
CFP-96
Perancangan Arsitektur Bisnis Perguruan Tinggi dengan Togaf (Studi Kasus:
Politekkes Kemenkes Palangka Raya)
Febrian Berthanio, Benyamin L. Sinaga, Irya Wisnubadhra
CFP-97
Rancang Bangun Aplikasi Al Quran Digital untuk Penyandang Disabilitas Tangan
Berbasis Command Voice pada Perangkat Android
Hayatun Nufus, Noviatus Solekhah, Moechammad Sarosa, M. Nanak Zakaria
CFP-98
Audit Energi untuk Pemakaian Listrik di Industri
Iman Setiono
CFP-99
Metode Material Requirement Planning (Mrp) Untuk
Mengoptimalkan Output
Produksi
Jaka Purnama dan Suhartini
CFP-100
Perancangan Mesin Bor Magnet Pendekatan Ergonomi untuk Meningkatkan
Kapasitas Produksi
Jaka Purnama, Bambang Setyono, Dan Hanif Amrullah
CFP-101
Aplikasi Rantai Pasok: Pengadaan Material Konstruksi antar Pulau
Moh Nur Sholeh, M. Agung Wibowo
Rekayasa Perangkat Lunak Absensi Siswa dengan Permodelan Sistem Terdistribusi
R. Rhoedy Setaiawan, Noor Latifah, Tutik Khotimah
CFP-103
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Analisis Daya Saing
Industri Batik Berbasis
Diamond Porter Modelling
Suhartini, Evi Yuliawati
CFP-104
Pengendali Waktu Penyiraman pada TanamanHidroponik Menggunakan IC 555
Tri Watiningsih, Kholistianingsih, Dodi Wahyudi
CFP-105
Smartphone sebagai Media Pembelajaran Bahasa Mandarin
Darmanto, Yulius Hari, dan Budi Hermawan
CFP-106
Senggeger
”Pelet”: Budaya Turun-Temurun Masyarakat Sasak Lombok serta
Pergeserannya
Lalu Nasrulloh
CFP-107
Implementasi Metode Tematik Integratif pada Pembelajaran Bahasa Jepang
Lispridona Diner
CFP-108
Ejaan Latin Bahasa Jawa Memprihatinkan, Mana Jati Diri Orang Jawa?
Sugeng Purwanto
Lautan Sebagai Rumah: Makna Semiotik Puisi Sufi Seashell Voice Karya Tiel Aisha
Ansari
Taufiqurrohman
CFP-109 CFP-110
How to Write A Structured Abstract for Research Articles
Wienny Ardriyati, Agnes Widyaningrum
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU &CALL FOR PAPERSUNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
\ANALISIS KONTRAK PADA SUPPLY CHAIN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
Evi Yuliawati1, Anita Theresia21Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
Email :[email protected]
Abstrak
Pertumbuhan pesat Industri Kecil dan Menengah (IKM) sejak tahun 2005 mendorong meningkatnya pendapatan bruto di berbagai sektor nasional. Hal ini terjadi karena IKM cenderung lebih kuat dalam menghadapi terpaan badai ekonomi sehingga mampu menjadi penopang perekonomian nasional. Industri sepatu bordir adalah salah satu sektor IKM yang tumbuh dan berkembang pesat di Jawa Timur. Kompetisi diantara pelaku bisnis IKM sepatu bordir menjadi tidak terelakkan. Koordinasi diantara pelaku bisnis dalam supply chain menjadi kunci penting untuk dapat bersaing di pasar. Salah satu bentuk koordinasi supply chain yaitu adanya kontrak kerjasama diantara pelaku supply chain. Kontrak dirancang dengan tujuan meningkatkan profit, tidak hanya profit manufaktur dan riteltetapi juga profit supply chain. Penelitian ini bertujuan menganalisis kontrak kerjasama antara IKM sepatu bordir yang berperan sebagai manufakturdengan distributor yang berperan sebagai ritel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrak kerjasama yang dilakukan antara IKM sepatu bordir dan ritel mengikuti modelQuantity Flexibility
Contracts. Dimana pihak ritel diperbolehkan memodifikasi ordersampai pada range yang telah disepakati
bersama. Kontrak ini dapat digunakan karena manufaktur yaitu IKM Sepatu Bordir dalam proses produksinya menerapkanflexible capacity. Bagi manufaktur kontrak ini akan meningkatkan profit yang diperoleh seiring dengan profit supply chainnya. Ekspektasi profit yang diperoleh supply chain merupakan penjumlahan antara ekspektasi profit pada IKM sepatu bordir dan ritel.
Kata kunci: ritel, manufaktur,supply chain, kontrak, IKM sepatu bordir PENDAHULUAN
Kinerja Industri Kecil dan Menengah (IKM) memberikan kontribusi positif dalam menghadapi permasalahan yang muncul pada negara berkembang, termasuk juga di Indonesia. Pertumbuhan IKM di Indonesia pada tahun 2011 hampir mencapai 52 juta, yang bergerak pada berbagai bidang dan tersebar hampir di seluruh pelosok negeri. Kemampuannya untuk dapat bertahan pada kondisi perekonomian yang sulit diprediksi menjadikan IKM sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Daya tahan tersebut disebabkan karena beberapa hal seperti produk hasil IKM adalah consumer goods yang tidak tahan lama, fleksibiltas dalam proses produksi dan tidak mengandalkan perbankan untuk keberlanjutan usaha.
IKM Sepatu Bordir adalah salah satu industri yang memiliki peluang untuk berkembang pesat. IKM Sepatu Bordir yang menjadi objek pada penelitian ini adalah satu-satunya IKM Sepatu Bordir yang berada di Kota Sidoarjo Jawa Timur. Sepatu Bordiradalah salah satu produk unggulan IKM di Jawa Timur, hanya saja sebagian besar lokasi IKM nya berada di Kota Bangil Jawa Timur. Kondisi ini tidak membuat IKM Sepatu Bordir yang menjadi
objek pada penelitian ini menjadi terlena, karena dengan sistem penjualan online yang telah marak saat ini dimana konsumen di suatu daerah dapat memilih dan membeli produk dari daerah manapun juga. Hal ini menyebabkan persaingan diantara IKM Sepatu Bordir menjadi tidak terelakkan.
Dalam konteks supply chain, koordinasi
diantara pelaku bisnis menjadi kunci penting untuk dapat bersaing di pasar. Pada supply chain ini, IKM Sepatu Bordir berperan sebagai manufaktur dan distributornya berperan sebagai ritel. Supply chain
IKM Sepatu Bordir terdiri dari satu manufaktur dan satu ritel. Koordinasi diantara pelaku bisnis tersebut harus dapat memberikanprofit kepada semua pihak, tidak hanya profit pada manufaktur dan riteltetapi juga profit padasupply chain (Burt et.al, 2003).
Salah satu bentuk koordinasi diantara manufaktur dan ritel diwujudkan dalam bentuk kontrak kerjasama. Kontrak kerjasama secara spesifik memperlihatkan peran ritel sebagai pihak yang memesan sejumlah produk dan manufaktur yang
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU &CALL FOR PAPERSUNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
memiliki tanggung jawab untuk memenuhi pesanan tersebut. Secara lebih detail kontrak juga menjelaskan tentang jumlah produk yang dipesan, harga produk, waktu pemenuhan pesanan dan kualitas produk yang dikehendaki.
Supply chain IKM Sepatu Bordir yang terdiri satu
manufaktur dan satu ritel berroperasi mengikuti skema Stackelberg. IKM Sepatu Bordir yang berperan sebagai manufaktur menawarkan sejumlah kontrak kerjasama kepada distributor yang berperan sebagai ritel sebelum masa penjualan. Pada skema ini manufaktur memiliki kapasitas produksi yang tidak terbatas dengan biaya prouksi per unit sebesar v. Permintaan ritel bersifat price-sensitive yaitu naik turunnya permintaan berdasarkan harga yang beredar di pasaran. Permintaan akan naik jika ditemui harga yang relatif rendah, demikian juga sebaliknya. Menanggapi tawaran kontrak dari manufaktur, ritel akan menentukan : Q yaitu jumlah produk yang akan diorder ke manufaktur dan p yaitu harga ritel ke konsumen.
Pada supply chain management terdapat beberapa jenis kontrak kerjasama yang mengatur hubungan antara pelaku bisnis di dalamnya. Beberapa diantaranya adalah buyback contracts (Pasternack, 1985), revenue sharing contracts(Hou et.al, 2009) dan quantity flexibility contracts (Yazlali & Erhun, 2007).
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis kontrak kerjasama yang selama ini dilakukan oleh IKM Sepatu Bordir dengan distributornya. Meski kontrak yang dimiliki tidak secara eksplisit tertulis namun IKM Sepatu Bordir melaksanakan kewajiban sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.
KAJIAN PUSTAKA
Kontrak kerjasama yang dibuat dalam rangka meningkatkan keuntungan supply chain secara keseluruhan menurut Chopra&Meindl, 2013,terbagi atas :
1. Buyback or Return Contracts
Pada model kontrak ini manufaktur dapat meningkatkan volume penjualannya dengan memberikan penawaran pengembalian produk yang tidak terjual pada akhir musim jualnya
kepada ritel. Harga pengembalian disepakati bersama antara manufaktur dan ritel. Model
buyback or return contracts dapat meningkatkan profit manufaktur karena adanya koordinasi
dalam supply chain. Dimana profit yang diperoleh manufaktur masih dianggap lebih besar karena dapat menjual produk dengan jumlah yang lebh banyak meski harus menanggung biaya pengembalian produk dari ritel pada akhir musim jual.Besaran profit yang diperoleh manufaktur pada model kontrak ini seiring dengan meningkatnya profit yang diperoleh
supply chain. Pada model ini ritel dapat
meningkatkan ketersediaan produk sebagai antisipasi ketidakpastian permintaan. Permasalahan penting pada model ini adalah tentang distorsi informasi terutama dalam hal
inventory.
2. Revenue Sharing Contracts
Revenue sharing contracts adalah kontrak dimana ritel akan membayarkan sebagian
profitdari setiap unit produk yang terjual kepada
manufaktur. Pada model ini manufaktur menetapkan harga jual yang rendah (minimal) kepada ritel untuk setiap unit produknya, namun ritel harus membagi sebagian profit setiap unit yang terjual kepada manufaktur. Sama seperti pada model buyback or return contracts model ini juga dapat meningkatkan ketersediaan produk seiring dengan meningkatnya profit supply chain. Model revenue sharing contracts membutuhkan infrastruktur untuk teknologi informasi dan komunikasi yang sangat baik. Dimana manufaktur harus dapat memantau secara detail tentang penjualan pada ritel. Meski pengadaan infrastruktur ini mahal namun sangat dibutuhkan. Disini memperlihatkan bagaimana sulitnya untuk menerapkan model kontrak ini pada beberapa ritel.Revenue Sharing contracts meningkatkan distorsi informasi sepanjang supply chain.
Model kontrak ini cocok untuk produk dengan biaya variabel yang rendah.
3. Quantity Flexibility Contracts
A quantity flexibility contracts adalah model
kontrak dimana ritel dalam hal ini yang berperan sebagai pembeli dapat melakukan modifikasi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU &CALL FOR PAPERSUNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
pada batas volume yang disepakati oleh manufaktur, dan tidak jauh dari point of sales. Ritel melakukan modifikasi orderbiasanya dalam rangka untuk memenuhi permintaan pasar yang lebih up to date. Hal ini bisa dilakukan karena ritel memiliki informan yang handal di pasar. Model ini bagi manufaktur akan sangat bermanfaat apabila menerapkan proses produksi dengan flexible capacity. Dengan menerapkan model ini profit yang diperoleh supply chain dan masing-masing pelakunya akan meningkat. Selain itu model ini juga efektif untuk manufaktur yang menjual kepada beberapa ritel. Berbeda dengan kedua model kontrak sebelumnya a quantity flexibility contracts lebih sedikit menimbulkan distorsi informasi. Karena ritel akan melakukan orderke manufaktur pada range yang spesifik sebelum permintaan aktual datang.
METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah IKM Sepatu Bordir yang berlokasi di desa Jetis Kabupaten Sidoarjo. Supply
chain yang diamati melibatkan satu manufaktur yaitu
IKM Sepatu Bordir dan satu ritel. Pengumpulan data dilakukan langsung dengan melakukan wawancara serta observasi di lokasi IKM. Berikut adalah data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung yaitu : karakteristik sistem kerjasama yang dilakukan antara manufaktur dan ritel, harga jual produk dari manufaktur ke ritel dan harga jual produk dari ritel ke konsumen serta tingkat permintaan produk pada ritel.
Setelah data tersebut diperoleh kemudian dilakukan langkah selanjutnya yaitu pengolahan data. Berdasarkan karakteristik sistem yang disepakati antara manufaktur dan ritel memperlihatkan bahwa antara IKM Sepatu Bordir dan ritel telah melakukan suatu bentuk kerjasama yang disebut dengan Quantity
Flexibility Contrarcts. Beberapa karakteristik yang
terlihat adalah : ritel diberi kesempatan untuk memodifikasi order setelah permintaan definitif diperoleh, manufaktur melakukan proses produksi dengan flexible capacity dan terjadinya distorsi informasi yang dinyatakan oleh peluang terjadinya
overstock rendah.
Pada Quantity Flexibility Contrarcts manufaktur memperkenankan ritel untuk mengubah volume order setelah memperoleh data permintaan hasil observasi. Jika ritel memesan sejumlah O unit maka manufaktur berkomitmen untuk menyediakan sejumlah Q=(1+α)O dimana ritel berkomitmen membeli paling sedikit sejumlah q=(1-β)O. Nilai αdanβberkisar antara 0 dan 1.Ritel maksimal dapat membeli sejumlah Q bergantung hasil observasi pasar.
DenganQuantity Flexibility Contrarctsmanufaktur memproduksi produk dengan biaya v per unit dan menetapkan harga jual ke ritel sebesar c. Jika ada produk yang masih tersisa pada ritel dianggap masih memiliki nilai sebesar SRper unit dan sebesar SMper unit jika terjadi sisa pada manufaktur. Permintaan pada ritel disumsikan mengikuti distibusi normal dengan rata-rata µ dan standar deviasiσ. Jika order dari ritel sebesar O unit maka manufaktur akan menyediakan sejumlah Q unit.
Dengan asumsi manufaktur berproduksi sebesar Q unit, maka terdapat 3 alternatif jumlah produk yang akan dibeli oleh ritel, yaitu ritel akan membeli sebanyak q unit jika permintaan D lebih rendah daripada q, ritel akan membeli sebanyak D unit jika permintaan D berada diantara q dan D, dan ritel akan membeli sebanyak Q unit jika permintaan lebih besar daripada Q.
Besaran nilai O yaitu volume order oleh ritel akan ditentukan berdasarkan pada optimal cycle service
level atau CSL (Chopra&Meindl, 2013).
CSL
= s p c p Kemudian dengan nilai CSL tersebut, jika diketahui permintaan berdistribusi normal dengan rata-rata µ dan standar deviasi σ, maka jumlah order yang optimal dapat dihitung dengan formula :
O = F-1(CSL, µ, σ) =NORMINV(CSL, µ, σ)
Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut maka dapat ditentukan formula untuk menghitung order yang dilakukan oleh ritel adalah sebagai berikut :
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU &CALL FOR PAPERSUNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
Expected Quantity Purchased by Retailer
Q
R=
Q q Q F Q q qFF
F
S S ) ( 1 ) ( f S Q f S qSelanjutnya permintaan pada ritel dapat dihitung dengan formula berikut :
Expected Quantity Sold by Retailer
D
R =
Q Q Q FF
f
Q
1 ( ) S SKemudian untuk menghitung kelebihan persediaan pada ritel karena perbedaan antara jumlah produk yang di orderQR dan permintaan pasar DR dihitung
dengan formula berikut :
Expected Overstock at Retailer
=
Q
D
R R
Setelah menetapkan QRdan DRmaka ekspektasi profit
pada manufaktur dan ritel dapat dihitung dengan formula berikut :
Expected Retailer Profit
=
D
p
Q
D
S
Q
c
R R R R R
(
)
Expected Manufactured Profit
=
Q
c
Q
Q
S
MQ
v
R
R
(
)
Selanjutnya profit pada supply chain dihitung berdasarkan jumlahan antara profit ritel dan profit manufaktur.
Expected Supply Chain Profit
=
D
p
Q
D
S
Q
c
R R R R R
(
)
Q
c
Q
Q
S
MQ
v
R R(
)
Untuk selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap sistem Quantity Flexibility Contrarcts yang selama ini dijalankan oleh IKM Sepatu Bordir. Performansi yangdianalisis meliputi : profit pada ritel, profit pada manufaktur dan profit pada supply chain. Dari hasil tersebut kemudian akan dianalisis parameter yang mempengaruhi performansi kontrak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
IKM Sepatu bordir yang terletak di desa Jetis Kabupaten Sidoarjo telah berdiri sejak tahun 1993. Nazidah, pemilik usaha sepatu bordir saat ini, memproduksi sepatu bordir menggantikan produksi sepatu kulit yang dulu dikerjakan oleh orang tuanya. Motif sepatu bordir bercorak etnik dan dirancangnya sendiri. Terdapat hampir 20 motif sepatu bordir yang dapat dihasilkan oleh IKM ini, diantaranya adalah motif kupu-kupu, bunga, motif angka, huruf dan lain sebagainya. Sepatu bordir biasanya digunakan sehari-hari, namun beberapa ada pula yang menggunakan pada acara formal. Sepatu bordir ini tak hanya merambah pasar-pasar Indonesia yang meliputi Denpasar, Kalimantan, Sulawesi dan Madura, tetapi juga sudah ke Singapore, menjadi sasaran pasar sepatu bordir asli buatan Sidoarjo ini. Mekanisme pemasaran yang dilakukan selama ini oleh IKM Sepatu Bordir adalah dengan sistem jual lepas khususnya untuk penjualan ke luar negeri, dan yang kedua adalah dengan kontrak kerjasama untuk penjualan di dalam negeri.
IKM Sepatu Bordir melakukan sistem penjualan lepas dengan mengirimkan produk sesuai volume dan jenis yang diorder oleh ritel. IKM menetapkan harga jual produk ke ritel dan selanjutnya harga jual dari ritel ke konsumen menjadi kewenangan sepenuhnya pihak ritel. Konsekuensi dari sistem jual lepas ini IKM tidak menerima pengembalian produk dari ritel jika terjadi kelebihan/sisa produk pada akhir masa jualnya. Risiko kelebihan produk tersebut akan sepenuhnya ditanggung oleh pihak ritel.
Selanjutnya untuk kontrak kerjasama, IKM Sepatu Bordir yang melakukan proses produksi dengan sistem flexible capacity mempersilahkan ritel untuk merubah order dengan range yang telah disepakati bersama.Kebalikan dengan sistem jual lepas untuk
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU &CALL FOR PAPERSUNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
model kontrak ini IKM menerima pengembalian produk dari ritel jika terjadi kelebihan/sisa produk pada akhir masa jualnya.Harga jual produk dari IKM Sepatu Bordir kepada ritel ditentukan oleh IKM, demikian juga untuk harga jual produk dari ritel ke konsumen ditentukan oleh ritel. Kontrak yang dijalankan IKM Sepatu Bordir ini dikenal dengan
Quantity Flexibility Contrarcts. Untuk pembahasan
selanjutnya penelitian ini akan menggunakan asumsi dan sistem yang ada pada model kontrak tersebut. Pada tabel 1 dapat dilihat permintaan pada ritel terhadap masing-masing motif sepatu bordir yang diorderoleh konsumen. Terdapat 8 motif sepatu bordir yang diorder konsumen dalam 12 bulan terakhir.
Tabel 1. Permintaan sepatu bordir untuk masing-masing motif dalam 12 bulan terakhir
Motif 1 Motif 2 Motif 3 Motif 4 Motif 5 Motif 6 Motif 7 Motif 8
1 360 300 390 250 225 - - - 1525 2 225 360 - 480 - 250 345 - 1660 3 160 450 - 250 - 450 - 250 1560 4 450 - 400 200 200 315 200 - 1765 5 - 480 400 - 250 - 360 185 1675 6 200 360 - 400 - 480 - 240 1680 7 480 - 250 - 190 360 - 450 1730 8 450 - 250 300 250 - 340 - 1590 9 - 500 - 300 - 250 450 145 1645 10 480 - 250 360 400 - 240 - 1730 11 - 300 250 150 - 450 230 250 1630 12 355 - 380 200 450 - - 200 1585
Bulan Permintaan 12 bulan terakhir (unit) Jumlah
Berdasarkan data permintaan tersebut, dengan asumsi bahwa data permintaan berdistribusi normal maka diperoleh rata-rata permintaan pada ritel untuk semua motif adalah sebesar 1648 unit dengan standar deviasi sebesar 74 unit.
Berikut adalah penggambaran struktur supply chainyang berlaku pada IKM Sepatu Bordir.
IKM Sepatu Bordir Ritel Konsumen
c harga jual IKM ke ritel p harga jual ritel ke konsumen v Biaya produksi pada IKM DR QR
Gambar 1. Struktur Supply Chain IKM Sepatu Bordir Pada model Quantity Flexibility Contrarcts untuk struktursupply chainIKM Sepatu Bordir diatas
menunjukkan bahwa IKM Sepatu Bordir
memproduksi produk dengan biaya v per unit dan kemudian menetapkan harga jual ke ritel sebesar c.
Selanjutnya ritel menjual produk sepatu bordir ke konsumen dengan harga p.
Meskipun motif sepatu bordir bervariasi tetapi harga yang ditetapkan oleh IKM dan ritel adalah sama untuk semua motif. Berikut adalah harga-harga yang ditetapkan tersebut : IKM Sepatu Bordir menetapkan biaya produksi v sebesar Rp. 10.000 per unit, kemudian harga jual ke ritel cditetapkan sebesar Rp. 20.000. Selanjutnya ritel menjual produk sepatu bordir ke konsumen dengan harga pyaitu sebesar Rp. 40.000/unit. Pada sistem ini jika terjadi kelebihan produk di akhir masa jual maka diasumsikan tidak memiliki nilai sisa. Nilaiαdanβdiasumsikan sama. Dengan informasi tersebut dapat dihitung tingkat service level yaitu :
CSL
= 0,540000 20000
40000
Sehingga jumlah order oleh ritel adalah sebesar
O= F-1(0,5, 1648, 74)
= NORMINV (0,5;1648; 74) = 1648
Kemudian selanjutnya berturut-turut akan dihitung
expected purchased by retail QR, expected sale by
retail DR, expected profit for retaildan manufactur,
serta expected supply chain profit. Hasil selengkapnya untuk perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 memperlihatkan bahwa peningkatan nilai αdanβmenyebabkan peningkatan jumlah order yang dilakukan oleh ritel sehingga akan mengakibatkan peningkatan penjualan dari ritel ke konsumen. Peningkatan tersebut akan membuat ekspektasi profit untuk supply chain beserta pelaku bisnis di dalamnya juga meningkat. Kemudian pada saat dilakukan peningkatan harga jual dari IKM Sepatu Bordir ke ritel c maka jumlah order yang dilakukan oleh ritel cenderung menurun. Hal ini biasa terjadi karena kecenderungan permintaan konsumen adalah
price-sensitive artinya jumlah permintaan akan sangat
dipengaruhi oleh harga. Jika terjadi peningkatan harga maka permintaan akan turun, demikian juga sebaliknya jika harga turun maka permintaan akan meningkat. Karena permintaan menurun sebagai akibat dari peningkatan harga maka ekspektasi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU &CALL FOR PAPERSUNISBANK (SENDI_U)
Kajian Multi Disiplin Ilmu untuk Mewujudkan Poros Maritim dalam Pembangunan Ekonomi Berbasis Kesejahteraan Rakyat
ISBN: 978-979-3649-81-8
keuntungan supply chain pun akan turun. Namun dengan meningkatnya harga cmengakibatkan ekspektasi keuntungan pada manufaktur meningkat. Disini kita bisa melihat bahwa dengan
mengaplikasikan model Quantity Flexibility Contrarctsmanufaktur akan memperoleh keuntungan
yang lebih besar.
Tabel 2. Perhitungan Profit pada model Quantity Flexibility Contrarcts
α β c O Ekspektasi Pembelian oleh Ritel Ekepektasi Penjualan oleh Ritel Ekspektasi Profit pada Ritel Ekspektasi Profit Pada Manufaktur Ekspektasi Profit Supply Chain 0,00 0,00 20.000 1.648 1.648 1.618 31.760.000 16.480.000 48.240.000 0,20 0,20 20.000 1.674 1.650 1.648 32.920.000 16.260.000 49.180.000 0,40 0,40 20.000 1.665 1.655 1.654 33.060.000 16.447.807 49.507.807 0,00 0,00 25.000 1.624 1.624 1.605 23.600.000 24.355.793 47.955.793 0,20 0,20 25.000 1.637 1.630 1.623 24.170.000 24.379.841 48.549.841 0,40 0,40 25.000 1.642 1.638 1.634 24.410.000 24.531.282 48.941.282 0,00 0,00 30.000 1.598 1.598 1.586 15.500.000 31.959.122 47.459.122 0,20 0,20 30.000 1.634 1.634 1.619 15.740.000 32.680.000 48.420.000 0,40 0,40 30.000 1.645 1.629 1.627 16.210.000 32.420.000 48.630.000 KESIMPULAN
Selama ini kontrak kerjasama yang dilakukan antara IKM Sepatu Bordir dan ritel mengikuti modelquantity
flexibility contracts. Dimana manufaktur memperkenankan ritel untuk memodifikasi order pada range yang disepakati berdasarkan nilai αdanβ. Dari hasil penelitian diketahui semakin besar nilai αdanβmaka semakin besar keuntungan total supply
chain. Namun sebaliknya peningkatan harga jual dari
IKM Sepatu Bordir ke ritel cmenyebabkan keuntungan supply chain menurun. Penurunan keuntungan pada supply chain berbanding terbalik dengan keuntungan pada manufaktur. Terbukti bahwa model Quantity Flexibility Contrarctsmampu meningkatkan keuntungan manufaktur dalam hal ini adalah IKM Sepatu Bordir.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Burt, D., Dobler, D., and Starling, S., 2003, World Class Supply Management : The Key To Supply Chain Management. Seventh Edition, Mc Graw Hill, New Jersey.
[2] Copra, S., and Meindl, P. (2001), Supply Chain
Management:Strategy, Planning and Operation,
New Jersey, Prentice Hall.
[3] Hou, Jing, Zeng, Amy Z, Zhao, Lindu (2009),
Achieving Better Coordination Through Revenue Sharing and Bargaining in A Two-Stage Supply Chain, Computers & Industrial Engineering, 57, pp. 383-394
[4] Pasternack, B., 1985, Optimal Pricing and Returns Policies For Perishable Commodities, Marketing
Science, Vol 4, pp. 166-176.
[5] Yazlali, O., Erhun, F., (2007),Relating The
Multiple Supply Problem to Quantity Flexibility Contracts, Operations Research Letters, Vol. 35,