• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan uji korelasi yang bertujuan untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan uji korelasi yang bertujuan untuk"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan uji korelasi yang bertujuan untuk mendeteksi variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi dan juga untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Gufron, 2008).

3.1.2 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SD Negeri Bringin 03 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang karena lokasi SD Negeri Bringin 03 memiliki subyek yang masih belum membiasakan sarapan sebelum sekolah dan banyak alasan serta dampak yang didapat dari guru maupun siswa sendiri seperti tidak fokus dalam belajar dan lemas dalam pelajaran. 3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sarapan dan yang menjadi variabel terikat adalah konsentrasi belajar.

(2)

30

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian pada penelitian ini meliputi variabel penelitian, definisi operasional, indikator, alat ukur, hasil ukur dan skala. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(3)

31

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Penelitian

Definisi Indikator Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Bebas (Independen Variabel) Sarapan Makan yang dikonsumsi

berupa 4 sehat 5 sempurna khususnya karbohidrat dan protein sebesar 25 mg pada pagi hari mulai dari jam 6 sampai jam 10 (Soekirman, 2000). Makan makanan yang mengandung karbohidrat atau protein minimal 25 g di pagi hari

Kuesioner Selalu skor 5 Sering skor 4 Kadang-kadang skor 3

Jarang skor 2 Tidak Pernah skor 1

Skala ordinal

(4)

32 Konsentrasi

Belajar

Pemusatan pikiran dan perhatian pada satu pelajaran yang sedang dipelajari (Nuryana, 2010). Dapat menemukan urutan angka dengan cepat dan tepat Grid Concentratio n Test Baik = >21 urutan angka Sedang = 11 - 20 urutan angka Buruk = 00 - 10 urutan angka Skala ordinal

(5)

33 3.4 Partisipan Penelitian

3.4.1 Populasi

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar di SD Negeri Bringin 03 Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang berjumlah 47 siswa.

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Siswa Kelas 3, 4 dan 5 SD Negeri Bringin 03 Tahun 2016/2017

Kelas Jumlah siswa

Kelas 3 12

Kelas 4 18

Kelas 5 17

Sumber: Data Sekolah Dasar Negeri Bringin 03 (2015) Alasan peneliti memilih partisipan atau populasi siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 Sekolah Dasar Negeri Bringin 03 adalah karena pada siswa siswi tersebut sudah lebih mengerti maksud sesuatu yang dibicarakan dari pada kelas 1 dan 2 yang masih kecil. Dan untuk kelas 6 sudah lebih besar dari kelas lainnya sehingga mengerti tentang sarapan terlebih dahulu sebelum sekolah.

(6)

34 3.4.2 Sampel

Pada penelitian ini pengambilan besar sampel menggunakan total sampling yang berkarakter yaitu pada siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 akan digunakan sebagai sampel atau tidak ada anggota populasi yang tidak dilibatkan sehingga sampel yang digunakan menjadi representatif.

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik

a. Data Primer

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket atau kuesioner sarapan dan grid concentration test untuk mengukur tingkat konsentrasi.

1.) Variabel Sarapan

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk variabel sarapan adalah kuesioner. Di dalam kuesioner terdapat sejumlah pertanyaan yang mencakup tentang kebiasaan sarapan siswa siswi. Pada item kuesioner variabel sarapan, memiliki lima pilihan jawaban dan skor dengan ketentuan berikut:

(7)

35

S (Selalu) memiliki skor 5 SR (Sering) memiliki skor 4

KK (Kadang-kadang) memiliki skor 3 J (Jarang) memiliki skor 2

TP (Tidak Pernah) memiliki skor 1

Selain lima jawaban diatas, terdapat juga pembagian kategori dan penilaian atau skoring dari variabel sarapan sebagai berikut:

Buruk berada pada batasan 9 – 20 Sedang berada pada batasan 21 – 32 Baik berada pada batasan 33 – 45 2.) Variabel Konsentrasi

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk variabel konsentrasi adalah grid concentration test. Pada tes ini digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi siswa dengan cara mencari urutan angka dari yang terkecil menuju yang terbesar dengan waktu yang ditentukan. Item soal variabel konsentrasi terbagi atas kategori dan penilaian dengan ketentuan berikut:

Baik = >21 urutan angka Sedang = 11 - 20 urutan angka Buruk = 00 - 10 urutan angka

(8)

36 b. Data Sekunder

Data akan didapatkan dari guru dengan menjelaskan akibat yang timbul tidak sarapan seperti mengantuk, lemas, kurang fokus, bermain sendiri saat pelajaran berlangsung, sehingga data tersebut dapat mendukung data primer.

c. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998). Pada dokumentasi ini, peneliti akan mendokumentasikan semua data yang diperoleh baik dari responden maupun dari sumber lain sebagai data penunjang.

3.5.2 Instrumen Penelitian

Sesuai dengan variabel dalam penelitian ini maka instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner sarapan dan grid concentration test. Kuesioner digunakan untuk mencari data tentang sarapan. Grid concentration test berfungsi sebagai tes untuk mengukur konsentrasi.

3.6 Analisa Data 3.6.1 Analisa Bivariat

Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen. Peneliti menggunakan uji korelasi Spearman

(9)

37

untuk menggunakan hubungan korelasinya. Koefisien korelasi spearman ini merupakan statistik non parametrik.

Tabel 3.3 Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai P dan Arah Korelasi

No Parameter Nilai Interpretasi

1 Kekuatan Korelasi (r) 0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat 2 Nilai p P < 0,05 P > 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji

Tidak Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji

3 Arah korelasi

+ (positif) Searah, semakin besar nilai satu variabel semakin

(10)

38 - (negatif)

besar pula nilai variabel lainnya Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.

Sumber: M. Sopiyudin Dahlan (2008) 3.6.2 Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner ini digunakan dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji coba yang dilakukan pada responden paling sedikit 30 orang yang mempunyai kriteria sebagai responden (Notoatmodjo, 2005).

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2001). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan sebuah instrumen dikatakan tidak valid apabila tidak dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jenis korelasi yang digunakan adalah korelasi spearman antara skor setiap pernyataan dan skor total item.

(11)

39

Dalam penelitian ini pengujian tingkat kesahihan alat ukur

dilakukan uji validitas, yang biasanya digunakan batasan rix ≥

0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sebaliknya item yang memiliki harga atau kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila item yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar dari pada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih item-item yang memiliki indeks daya diskrimnasi tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2008).

Setelah dilakukan uji coba di SDN Tanjung 01 dengan responden 50 siswa, kuesioner sarapan dari 10 butir soal yang diujikan, terdapat hasil 9 butir soal yang valid dan 1 soal tidak valid.

Reliabilitas menunjukkan pada instrumen bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data yang bisa dipercaya (Suharsimi Arikunto, 2002). Hasil uji reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya dan tidaknya suatu instrument penelitian

(12)

40

berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur. Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu instrument penelitian umumnya adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikansi 5%.

Tabel 3.4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s.d 0,20 >0,20 s.d 0,40 >0,40 s.d 0,60 >0,60 s.d 0,80 >0,80 s.d 1,00 Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel Sumber: SPSS 13.0 Terapan (2006)

Setelah dilakukan uji reliabilitas di SDN Tanjung 01, hasil tingkat reliabilitas yang diperoleh adalah sebesar 0,712. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa uji tingkat reliabilitas menunjukkan hasil reliabilitas pada tingkat reliabel (>0,60 s.d 0,80).

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional  Variabel
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Siswa Kelas 3, 4 dan 5 SD  Negeri Bringin 03 Tahun 2016/2017
Tabel 3.3 Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis  Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai P dan Arah Korelasi  No  Parameter  Nilai  Interpretasi
Tabel 3.4 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha  Alpha  Tingkat Reliabilitas  0,00 s.d 0,20  &gt;0,20 s.d 0,40  &gt;0,40 s.d 0,60  &gt;0,60 s.d 0,80  &gt;0,80 s.d 1,00  Kurang Reliabel Agak Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Reliabel  Sumber: S

Referensi

Dokumen terkait

Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang sudah kita pelajari

Berdasarkan paparan dalam kerangka teori di atas, peneliti mencoba untuk merumuskan model penelitian yang dikembangkan dari teori akomodasi komunikasi dan akan digunakan

Staff Hukum Lanud Adi Soemarmo, khususnya Bapak Mayor Soni Sonjaya, S.H, M.H, Bapak Kapten Damar Wahyudi, S.H, M.H, dan Ibu Sulastri S.H beserta anggota staff

• Batuan Vulkanik Muda Berupa deretan perbukitan yang membentuk kerucut-kerucut vulkanik muda yang membentuk suatu kelurusan vulkanik dari utara ke selatan terdiri dari Gunung

JADWAL UJIAN SKRIPSIJURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN.. PERIODE AGUSTUS 2016 Hari / Tanggal : Selasa, 13

Perbedaan metode ekstraksi maserasi, perkolasi, sokletasi dan refluks dapat menghasilkan kadar flavonoid total yang berbeda dari ekstrak metanol daun kersen (Muntingia

Komunikasi dalam satu budaya sudah ada kesepahaman tentang budaya mereka sehingga mereka dapat mengidentifikasikan orang lain sama seperti dirinya Lain halnya

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database