APLIKASI PUPUK KANDANG AYAM PADA TIGA VARIETAS SORGUM
(SORGHUM BICOLOR L. MOENCH)
Application of chicken manure on the three varieties of Sorghum (sorghum bicolor L. Moench)
Wahida, Nadira R Sennang dan Hernusye HL
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) takaran pupuk kandang ayam yang optimum bagi pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum, (2) varietas mana yang mempunyai pertumbuhan dan produksi yang terbaik pada pemberian pupuk kandang ayam, dan (3) adanya interaksi antara keduanya. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan petak terpisah. Petak utama adalah varietas tanaman sorgum yang terdiri dari 3 varietas yaitu : varietas Numbu, varietas Kawali, dan varietas Hegari Genjah. Anak petak adalah takaran pupuk kandang ayam, yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yakni : 3,5 ton ha-1, 4,5 ton ha-1, 5,5 ton ha-1, dan 6,5 ton ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Hegari Genjah memiliki tinggi tanaman tertinggi pada umur 2, 4 dan 6 MST, sedangkan pada umur 8 MST varietas Numbu memiliki tinggi tanaman tertinggi. Varietas Hegari Genjah memberikan indeks luas daun teringgi, dan laju tumbuh relatif tertinggi. Varietas Hegari Genjah memperlihatkan malai terpanjang. Varietas Numbu memberikan berat brangkasan terberat, bobot 1.000 biji terberat, dan bobot biji kering terberat (5,46 ton ha-1).
Kata kunci : Varietas Sorgum, Pupuk kandang ayam
ABSTRACT
The research aims to determine (1) dose of chicken manure for optimum growth and production of sorghum, (2) varieties which have the best growth and production in the provision of chicken manure, and (3) the interaction between the two. The research was conducted in the experimental farm of Faculty of Agriculture, Hasanuddin University, Makassar. The methods used in this research is split plot design. The main plot is the varieties of sorghum which consists of three varieties : Numbu variety, Kawali variety, and Hegari genjah variety. Subplot is the dose of chicken manure, which consists of 4 dosages treatment : 3.5 t ha-1, 4.5 ton ha-1, 5.5 ton ha-1, and 6.5 tons ha-1. The results revealed that Hegari Genjah variety is the highest plant height at ages 2, 4 and 6 MST, whereas at the age of 8 MST Numbu variety have the highest plant. Hegari Genjah variety provide highest leaf index area, and Hegari Genjah varietiy showed the highest relative growth rate. Hegari Genjah Variety showed the longest panicle. Numbu variety given the heaviest weight of waste, the heaviest weight of 1000 seeds, and the heaviest weight of dry seeds (5.46 tons ha-1).
Keywords : Shorgum variety, chicken manure
PEDAHULUAN
Sorgum (Sorghum bicolor L Moench) merupakan salah satu tanaman bahan pangan penting di dunia. Kebanyakan produksinya digunakan sebagai bahan makanan, minuman, makanan ternak, dan kepentingan industri. Tanaman sorgum merupakan sumber karbohidrat yang mudah dibudidayakan. Dalam setiap 100 gram sorgum, terkandung 73,0 g karbohidrat dan 332 kal.kalori, serta nutrisi lainnya, seperti protein,
lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1 dan air (Rukmana dan Oesman, 2001).
Selain memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, tanaman sorgum, mempunyai keistimewaan lebih yaitu tahan terhadap kekeringan dan genangan bila dibandingkan dengan tanaman palawija lainnya serta dapat tumbuh hampir di setiap jenis tanah, mudah dibudidayakan dengan daya hasil yang cukup tinggi, sedikit membutuhkan air, resiko kegagalannya kecil, daya adaptasi luas baik ditanam secara monokultur
ataupun dalam pola tanam ganda, dapat diratun sehingga bisa menghemat waktu, tenaga dan pupuk. Mengingat potensi serta keistimewaannya itu, sorgum sebenarnya layak dikembangkan terutama untuk menunjang upaya-upaya pelestarian swasembada beras.
Biji sorgum juga bisa menggantikan jagung yang banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industi pakan ternak. Selain itu ternyata ampas batang sorgum (bagasse) yang telah diambil niranya dapat dimanfaatkan seratnya sebagai bahan baku pulp dalam industri kertas. Dalam hal ini pengembangan tanaman sorgum justru mendukung program pemerintah dalam rangka ketahanan pangan (program swasembada pangan) dan energi (program desa mandiri energi), selain itu juga mendukung pengembangan industri lainnya yaitu penggemukan sapi (swasembada daging) dan industri pulp (kertas).
Sering kurang disadari oleh petani, bahwa walaupun peran bahan organik terhadap suplai hara bagi tanaman kurang, namun peran bahan organik yang paling besar dan penting adalah kaitannya dengan kesuburan fisik tanah. Apabila tanah kandungan humusnya semakin berkurang, maka lambat laun tanah akan menjadi keras, kompak dan bergumpal, sehingga menjadi kurang produktif (Stevenson, 1982).
Pemberian pupuk organik perlu dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang berbentuk cair, maupun padat. Manfaat utama pupuk organik adalah untuk memperbaiki kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah, selain sebagai sumber unsur hara bagi tanaman.
Meskipun sorgum dapat tumbuh pada lahan kurang subur, namun tanaman sorgum sangat tanggap terhadap pemberian pupuk. Penambahan pupuk kandang sebanyak 5 ton/ha telah meningkatkan hasil biji sorgum (Anonim, 2009).
Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh berbagai takaran
pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan serta produksi beberapa varietas tanaman sorgum.
A. Rumusan Masalah
1. Takaran mana yang mempunyai pengaruh yang terbaik pada pertumbuhan serta produksi tiga varietas tanaman sorgum ?
2. Varietas mana yang mempunyai pertumbuhan serta produksi yang terbaik dari pemberian beberapa takaran pupuk kandang ayam ?
3. Apakah ada interaksi antara keduanya ?
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui takaran pupuk kandang ayam yang optimum bagi pertumbuhan serta produksi tanaman sorgum.
2. Untuk megetahui varietas mana yang mempunyai pertumbuhan dan produksi yang terbaik dari pemberian pupuk kandang ayam.
3. Untuk mengetahui adanya interaksi antara keduanya.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dan bahan pertimbangan serta informasi dalam penggunaan pupuk kandang ayam pada tanaman sorgum.
A. Hipotesis
1. Terdapat takaran pupuk kandang ayam tertentu yang dapat meningkatkan pertumbuhan serta produksi beberapa varietas tanaman sorgum. 2. Terdapat varietas yang tanggap terhadap pemberian
berbagai takaran pupuk kandang ayam. 3. Ada interaksi antara keduanya.
METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, kecamatan Tamalanrea Makassar, pada ketinggian tempat 7 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Podsolik merah
kuning. Penelitian ini berlangsung mulai Februari 2011 sampai Juni 2011.
A. Bahan Dan alat
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk kandang ayam, efektif mikroorganisme (promi), benih tanaman sorgum varietas Numbu, Kawali yang diperoleh dari Balitsereal Maros, Hegari Genjah diperoleh dari kabupaten Merauke, furadan, insektisida Decis 25 EC, pupuk : urea, SP36 dan KCl.
Alat yang digunakan adalah cangkul, sekop, tugal, tali rafia, label, mistar, mistar geser, gunting setek, gelas ukur, alat tulis menulis dan lain-lain.
B. Rancangan Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT). Sebagai petak utama adalah varietas tanaman sorgum (v), yaitu varietas Numbu (v1), varietas Kawali (v2) dan
varietas Hegari Genjah (v3) dan anak petak adalah
takaran pupuk kandang ayam (t), yaitu 3.5 ton ha-1 (2.1 kg/petak) (t1), 4.5 ton ha-1 (2.7 kg/petak) (t2), 5.5 ton ha-1
(3.3 kg/petak) (t3) dan 6.5 ton ha-1 (3.9 kg/petak) (t4).
Luas petak percobaan 3 m x 2 m dan tiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 3 x 4 x 3 = 36 petak percobaan. Adapun kombinasi dari perlakuan tersebut adalah : v1t1 v2t1 v3t1 v1t2 v2t2 v3t2 v1t3 v2t3 v3t3 v1t4 v2t4 v3t4
Model statistika untuk percobaan ini terdiri dari dua faktor (v dan t) dengan menggunakan Rancangan Petak Terpisah (RPT) (Gaspersz, 1994) adalah sebagai berikut:
Y ijk = µ + Bk + Vi + δj k + Tj + (Vt)ij + εijk ;
Data dianalisa dengan menggunakan analisis sidik ragam dan jika hasil yang diperoleh berbeda nyata, dilanjutkan dengan analisa Uji Beda Nyata Terkecil (Gomez dan Gomez, 1976).
C. Pelaksanaan Percobaan
a. Analisis Tanah dan Pupuk Kandang ayam
Pengambilan sampel tanah dilakukan sebelum penelitian dan akhir penelitian. Pupuk kandang yang dipakai diambil dari peternak ayam. Kemudian dikomposkan dengan menggunakan promi selama 3 minggu. Analisa sampel tanah dan pupuk kandang ayam dilakukan di laboratorium kesuburan tanah, jurusan tanah, fakultas pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.
b. Pengolahan Tanah
Tanah diolah dengan menggunakan cangkul, kemudian bongkahan-bongkahan tanah dihancurkan dan diratakan, selanjutnya dibuat petakan dengan ukuran 3 m x 2 m sebanyak 36 petak. Jarak antar petak 100 cm dan antar ulangan 100 cm. Pupuk organik diaplikasikan sebelum penanaman yaitu setelah pembuatan bedengan atau sekitar dua minggu sebelum penanaman.
c. Penanaman
Sebelum penanaman dilakukan pengukuran dengan menggunakan tali rafia dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm. Sebelum ditanam biji dicampur dengan furadan agar setelah biji ditanam tidak dimakan hama tanah. Penanaman dilakukan dengan tugal. Tiap lubang ditanam 2 – 3 biji dengan kedalaman 3 – 5 cm dan setelah tumbuh disisakan dua batang per lubang setelah berumur 14 hst.
d. Pemupukan
Pemberian pupuk kimia ini dilakukan dua kali yaitu pertama bersamaan waktu tanam (urea 75 kg/ha + SP36 100 kg/ha + KCl 50 kg/ha) di kiri kanan barisan tanaman dengan jarak ± 7 cm dan kedua 30 hst (urea 75 kg/ha) dengan jarak ± 15 cm. Pupuk kimia diberikan dalam lubang ± 10 cm dan ditutup dengan tanah. Pemupukan bertujuan untuk membantu menyediakan unsur hara dalam tanah.
e. Penyulaman dan Penyiangan
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh. Hal tersebut dilakukan harus lebih awal karena agar bibit yang ditanam dapat tumbuh seimbang dengan tanaman awal. Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah bibit yang telah disediakan,
yang ditanam bersamaan dengan benih di sekitar petak lahan percobaan.
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma secara hati-hati, agar tidak mengganggu perakaran tanaman sorgum. Penyiangan yang dilakukan masih menggunakan cara manual yang mana cara manual itu justru lebih efektif dan efisien. Penyiangan pertama dilakukan umur 7 – 10 hst selanjutnya jika terdapat gulma yang mengganggu tanaman.
f. Pemeliharaan dan Pembubunan
Pemeliharaan meliputi penyiraman dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan untuk memberi ketersediaan air dalam tanah, agar tanaman tidak kekurangan air dan untuk membantu proses fotosintesis dan masa pembuahan. Selama awal pertumbuhan tanaman, hama yang menyerang adalah semut, maka untuk pengendalian hama yang menyerang digunakan insektisida Decis 25 EC dengan dosis 0,5 ml per liter air.
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua (30 hst) dengan cara menggemburkan tanah disekitar tanaman. Kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman sorgum sehingga membentuk guludan-guludan kecil.
g. Panen
Penentuan saat panen berpedoman dengan melihat ciri-ciri visual biji. Sebaiknya tanaman dipanen pada saat biji telah mencapai masak fisiologis. Pemanenan juga dapat dilakukan setelah terlihat adanya ciri-ciri seperti daun-daun berwarna kuning dan mengering, biji-biji bernas dan keras serta berkadar tepung maksimal. Panen dilakukan dengan menggunakan gunting setek, dipotong sekitar 10 – 15 cm di bawah tangkai malai.
D. Pengukuran dan Pengamatan
a. Komponen Tumbuh
Jumlah tanaman yang diamati adalah 6 tanaman setiap petak yang dipilih secara acak. Parameter yang diamati pada komponen tumbuh ini adalah ;
1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai pada ujung daun, diukur pada umur 2 mst, 4 mst, 6 mst dan 8 mst.
2. Jumlah daun (helai), dihitung pada umur 2 mst, 4 mst, 6 mst dan 8 mst.
3. Indeks Luas Daun (ILD) dihitung pada umur 2 mst, 4 mst, 6 mst dan 8 mst. Indeks luas daun dihitung berdasarkan formula yang diberikan oleh Gardner (1991) dengan rumus:
ILD = Dimana :
LDtot = luas daun total (cm2)
JT = Jumlah Tanaman LL = Luas lahan (cm2)
LDtot = LD x JD
Dimana :
LD = Luas tegakan spesifik (cm2) JD = Jumlah daun (helai)
4. Laju Tumbuh Relatif (LTR) (g hari-1) diukur pada umur 2 mst, 4 mst, 6 mst dan 8 mst. Laju tumbuh relatif dihitung berdasarkan formula yang diberikan Gardner (1991), yaitu :
LTR = Dimana :
W = Berat kering tanaman (g) T = Waktu (hari)
b. Komponen Produksi
1. Umur berbunga (hari) dihitung sejak mulai tanam sampai tanaman berbunga 50 %. 2. Volume akar (cm3), diukur pada saat panen.
Bagian akar disiram hingga tanahnya jenuh, kemudian dicabut dan dibersihkan dan diukur dengan menggunakan gelas ukur
3. Bobot 1000 biji kering (gram), diperoleh dari penimbangan 1000 butir biji sorgum kering dan diambil secara acak dengan menggunakan timbangan analitik
4. Panjang malai (cm), diukur mulai dari pangkal malai (tempat tumbuhnya cabang malai) sampai ujung malai setelah panen
5. Bobot kering biji per malai (gram). Biji sorgum dikeringkan dengan cara dijemur selama 4 hari, kemudian ditimbang.
6. Bobot biji kering per petak (kg), biji sorgum kering panen dikumpulkan dari setiap petak percobaan, kemudian dikeringkan. Sebelum biji sorgum ditimbang, terlebih dahulu ditampi untuk memisahkan kotoran dan biji hampa. Berat gabah dalam satuan kg/petak percobaan (6 m2) selanjutnya dikonversi dalam ton ha-1.
7. Bobot brangkasan (kg) per petak. Tanaman yang sudah dipanen yang bijinya sudah diambil, kemudian batangnya ditimbang untuk setiap petaknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL a. Tinggi Tanaman
Tabel 1 menunjukkan bahwa varietas Hegari Genjah menghasilkan tanaman sorgum tertinggi pada umur 2 MST (32,23 cm), 4 MST (85,43 cm) dan 6 MST (166,50 cm) dan berbeda nyata dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Numbu ,sedangkan pada umur 8 MST varietas Numbu menghasilkan tanaman tertinggi (246,80 cm) dan berbeda nyata dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Hegari Genjah.
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada umur 2, 4, 6 dan 8 MST
Umur (MST) Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak)
Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 2 Numbu 27,33 26,03 22,50 28,60 26,12ab 9,4802 Kawali 18,42 19,70 16,48 20,99 18,90b H. Genjah 33,38 35,10 30,20 30,23 32,23a 4 Numbu 74,55 70,32 68,83 70,79 71,12ab (0,05) Kawali 63,33 62,56 58,47 64,95 62,33b 16,8523 H.Genjah 85,94 91,89 81,47 82,40 85,43a 6 Numbu 162,60 162,07 152,66 159,87 159,30a (0,05) Kawali 124,75 127,87 122,62 126,69 125,48b 26,4189 H.Genjah 159,15 177,87 163,77 165,22 166,50a 8 Numbu 247,40 253,54 242,93 243,33 246,80a 11,2972 Kawali 182,17 177,83 178,34 178,64 179,25b H.Genjah 233,57 242,75 236,20 232,03 236,14a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05 dan 0,01
b. Jumlah Daun
Tabel 2 menunjukkan bahwa varietas Hegari Genjah menghasilkan jumlah daun tanaman terbanyak pada umur 2 MST (4,40 helai) dan berbeda nyata dengan varietas Kawali dan varietas Numbu.
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun (helai) pada umur 2 MST
Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak)
Rata-rata NP BNT0,05 t1 t2 t3 t4 Numbu 3,80 3,30 3,17 3,50 3,44b 0,8222 Kawali 3,07 3,17 3,00 3,33 3,14b H.Genjah 4,43 4,73 4,27 4,17 4,40a
Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05
c. Indeks Luas Daun
Tabel 3 menunjukkan bahwa varietas Hegari Genjah menghasilkan indeks luas daun tanaman sorgum tertinggi pada umur 2 MST (0,05415), 4 MST (0,7403) dan 8 MST (5,9509) dan sangat berbeda nyata dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Numbu pada umur 6 dan 8 MST dan sangat berbeda nyata dengan varietas Numbu pada umur 4 MST. Sedangkan pada umur 6 MST varietas Hegari Genjah masih memperlihatkan indeks luas daun tertinggi (3,2063), dan berbeda nyata dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Numbu
Tabel 3. Rata-rata indeks luas daun
Umur (MST) Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak)
Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 2 Numbu 0,0322 0,0285 0,0241 0,0287 0,02841b 0,012180 Kawali 0,0214 0,0210 0,0203 0,0221 0,02124b H.genjah 0,0558 0,0580 0,0509 0,0517 0,05415a 4 Numbu 0,4793 0,4473 0,4623 0,4891 0,4695b 0,14565 Kawali 0,2686 0,2533 0,2426 0,2441 0,2522c H.Genjah 0,7414 0,7957 0,7305 0,6936 0,7403a 6 Numbu 3,3751 3,2839 2,9638 3,5083 3,2828a (0,05) Kawali 2,6375 2,5117 2,4220 2,2689 2,4600b 0,65503 H.Genjah 3,1800 3,4978 2,9101 3,2373 3,2063a 8 Numbu 5,9382 5,7255 5,4112 5,9175 5,7481a 0,91549 Kawali 4,7533 4,7424 4,5105 4,4497 4,6140b H.Genjah 5,6854 6,2524 5,8139 6,0518 5,9509a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05
d. Laju tumbuh Relatif
Tabel 4 menunjukkan bahwa varietas Hegari Genjah menghasilkan laju tumbuh relatif tanaman sorgum tertinggi (0,1460) umur 6 – 8 MST dan berbeda nyata dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Numbu.
Tabel 4. Rata-rata laju tumbuh relatif (g hari-1) pada umur 6 – 8 MST
Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak) Rata-rata NP BNT0,05 t1 t2 t3 t4 Numbu 0,1386 0,1315 0,1330 0,1283 0,1328ab 0,01947 Kawali 0,1124 0,1091 0,1209 0,1169 0,1148b H.Genjah 0,1433 0,1416 0,1475 0,1516 0,1460a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05
e. Umur Berbunga
Tabel 5 menunjukkan bahwa varietas Hegari Genjah menghasilkan umur berbunga tercepat (61,75 hari) dan sangat berbeda nyata dengan varietas Kawali dan varietas Numbu.
Tabel 5. Rata-rata umur berbunga (hari) 50 %
Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak)
Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 Numbu 65,00 67,33 68,67 68,33 67,33b 5,0900 Kawali 72,67 71,67 74,67 72,67 72,92a H.Genjah 62,00 60,67 62,67 61,67 61,75c
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01
f. Volume Akar
Tabel 6 menunjukkan bahwa varietas Numbu (v1) menghasilkan volume akar tertinggi (80,76 cm3) dan
berbeda nyata dengan varietas Kawali (v2) tetapi tidak
berbeda nyata dengan varietas Hegari Genjah (v3).
Tabel 6. Rata-rata volume akar (cm3)
Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak)
Rata-rata NP BNT0,05 t1 t2 t3 t4 Numbu 83,02 76,67 66,19 97,14 80,76a 15,4746 Kawali 52,50 60,83 60,83 50,83 56,25b H.Genjah 66,67 69,17 72,33 70,83 69,75ab
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05
g. Bobot Brangkasan
Tabel 7 menunjukkan bahwa varietas Numbu menghasilkan brangkasan terberat (21,66 kg) dan sangat berbeda nyata dengan varietas Kawali dan Hegari Genjah.
Tabel 7. Rata-rata bobot brangkasan (kg)
Varietas Takaran Pupuk kandang (kg/petak) Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 Numbu 20,32 22,07 22,92 21,32 21,66a 4,26026 Kawali 15,68 14,47 16,10 15,69 15,49b H.Genjah 15,40 15,54 14,82 13,72 14,87b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01 h. Panjang Malai
Tabel 8 menunjukkan bahwa varietas Hegari Genjah menghasilkan malai terpanjang (29,20 cm) dan sangat berbeda nyata dengan varietas Numbu tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Kawali.
Tabel 8. Rata-rata panjang malai (cm)
Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak)
Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 Numbu 21,20 22,01 21,76 21,91 21,72b 2,4995 Kawali 27,57 27,76 27,38 27,27 27,50a H.Genjah 29,01 28,43 29,83 29,54 29,20a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01
i. Bobot 1.000 Biji
Tabel 9 menunjukkan bahwa varietas Numbu menghasilkan 1000 biji terberat (41,91 g) dan sangat berbeda nyata dengan varietas Kawali dan varietas Hegari Genjah.
Tabel 9. Rata-rata bobot 1000 biji (g)
Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak)
Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 Numbu 42,55 41,81 41,51 41,79 41,91a 6,5094 Kawali 30,31 27,57 29,91 27,34 28,78b H.Genjah 35,74 32,78 28,68 31,12 32,08b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01
j. Bobot Biji Per Malai
Tabel 10 menunjukkan bahwa varietas Numbu menghasilkan biji terberat (83,02 g) dan sangat berbeda nyata dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Hegari Genjah.
Tabel 10. Rata-rata bobot biji (g) per malai
Varietas Takaran Pupuk kandang (kg/petak) Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 Numbu 80,39 84,41 82,13 85,16 83,02a 11,9471 Kawali 73,74 65,28 69,95 65,72 68,67b H.Genjah 85,14 88,43 79,72 77,22 82,63a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sam a
berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01
k. Bobot Biji Per Petak
Tabel 11 menunjukkan bahwa varietas Numbu menghasilkan biji terberat (3,27 kg/petak atau 5,46 ton/ha) dan sangat berbeda nyata dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Hegari Genjah.
Tabel 11. Rata-rata bobot biji (kg) per petak
Varietas
Takaran Pupuk kandang (kg/petak) Rata-rata NP BNT0,01 t1 t2 t3 t4 Numbu 3,06 3,51 3,26 3,27 3,27a 0,4339 (5,10) (5,85) (5,43) (5,45) (5,46) Kawali 2,28 2,65 2,45 2,27 2,41b (3,80) (4,42) (4,09) (3,78) (4,02) H.genjah 2,87 2,93 3,04 2,89 2,93a (4,79) (4,89) (5,06) (4,82) (4,89) Ket :- Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti
tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,01
- Angka-angka dalam kurung adalah hasil konversi bobot biji per hektar dalam satuan ton
B. PEMBAHASAN
1. Komponen Pertumbuhan
Berdasarkan jumlah pengamatan komponen pertumbuhan, varietas Hegari Genjah sangat respon terhadap perlakuan pemupukan. Pada pengamatan tinggi tanaman pada umur 2, 4, 6 MST varietas Hegari Genjah memiliki tinggi tanaman tertinggi. Hasil ini ditunjang oleh jumlah daun terbanyak yang dimiliki oleh varietas Hegari genjah pada umur 2 MST. Semakin banyak daun semakin tinggi fotosintesis yang terjadi. Menurut Gardner dkk., (1991), daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan, efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam pengambilan CO2.
Varietas Hegari Genjah memiliki indeks luas daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Kawali dan Numbu. Menurut Nasaruddin (2010), pertumbuhan dan perkembangan daun pada awal pertumbuhan tanaman akan terus bertambah sejalan dengan pertambahan umur tanaman. Penambahan luas daun akan berkurang atau terhenti pada saat tanaman memasuki fase pembungaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 2 – 4 MST total rata-rata laju tumbuh relatif adalah 0,1742, pada umur 4 – 6 MST total rata-rata laju tumbuh relatif adalah 0,1496 dan terus menurun pada umur 6 -8 MST yaitu 0,1312. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasaruddin (2010), bahwa laju tumbuh relatif pada awal pertumbuhan tanaman adalah tinggi, tetapi selanjutnya akan terus menurun secara teratur.
2. Komponen Produksi
Berdasarkan jumlah pengamatan komponen produksi, varietas Numbu dan Hegari Genjah memberikan hasil yang terbaik. Varietas Hegari Genjah memiliki umur berbunga, jumlah cabang, panjang malai, bobot biji per malai, dan bobot biji kering per petak lebih baik dibandingkan dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Numbu. Sedangkan varietas Numbu memiliki bobot 1000 biji, bobot biji per malai, bobot biji kering per petak, volume akar, dan berat brangkasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
varietas Kawali. Umur panen varietas Hegari Genjah adalah 89 hari, varietas Numbu 98 hari sedangkan varietas Kawali 104 hari setelah tanam.
Berdasarkan hasil tersebut di atas, varietas Numbu lebih respon terhadap pemberian pupuk dibandingkan dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Hegari Genjah. Varietas Hegari Genjah meskipun respon di komponen pertumbuhan tapi kurang tahan rebah, hal ini disebabkan karena mempunyai volume akar yang kecil yang berfungsi untuk menopang batang, hal ini sesuai dengan deskripsi, dimana dinyatakan bahwa varietas Numbu tahan terhadap rebah sedangkan varietas Hegari Genjah agak tahan rebah.
Varietas Numbu memiilki hasil produksi bobot biji kering yaitu 3,27 kg per petak (5,46 ton ha-1), lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Kawali 2,41 kg per petak (4,02 ton ha-1), tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Hegari Genjah 2,93 kg per petak (4,89 ton ha-1). Hal ini sesuai dengan deskripsi varietas (Lampiran 25 – 27), dimana potensi hasil varietas Numbu (3,11 ton ha-1) dan Hegari Genjah (3 – 4 ton ha-1) lebih tinggi dibandingkan dengan Kawali (2,9 ton ha-1). Selain itu ditunjang oleh bobot biji permalai dan bobot 1.000 biji terberat yang dimiliki oleh varietas Numbu.
Goldsworthy dan Fisher (1992), menyatakan penyediaan nitrogen mempunyai pengaruh utama terhadap jumlah biji dan selanjutnya mempengaruhi hasil. Tanaman yang mengalami kekurangan nitrogen antara penanaman dan inisiasi hanya menghasilkan malai kecil dengan cabang primer dan sekunder lebih sedikit floret-floret yang nampak lebih sedikit pada kemunculan malai dibanding tanaman yang memiliki persediaan nitrogen yang cukup.
Selanjutnya biji menjadi organ yang dominan sebagai tempat penyimpanan karbohidrat serta matrik yang mobil dan pada saat itu akan terjadi penurunan pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dinyatakan oleh Haeder (1973) dalam Halis (2009), bahwa setelah pembentukan bunga, fotosintesis dan mineral ditranslokasikan secara cepat di biji. Hal ini berdampak pada semakin meningkatkan kebutuhan
tanaman akan nutrisi dalam menghadapi proses-proses fisiologis tersebut, sehingga diperlukan pemupukan yang mensuplai unsur hara dalam keadaan seimbang.
Hasil biji ditentukan oleh jumlah dan ukuran biji. Variasi hasil terutama berkaitan dengan variasi dalam jumlah biji. Hal ini sesuai dengan pendapat Kambal dan Webster, 1966; Beil dan Atkins, 1967 dalam Goldsworthy dan Fisher (1992).
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada tahap pertumbuhan varietas Hegari Genjah
lebih respon terhadap perlakuan pemupukan. Varietas Hegari Genjah memiliki tinggi tanaman, jumlah daun pada umur 2 MST, indeks luas daun, dan laju tumbuh relatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Numbu dan Kawali. 2. Berdasarkan jumlah pengamatan komponen
produksi, varietas Numbu dan Hegari Genjah memberikan hasil yang terbaik. Varietas Hegari Genjah memiliki umur berbunga, jumlah cabang, panjang malai, bobot biji per malai, dan bobot biji kering per petak lebih baik dibandingkan dengan varietas Kawali tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Numbu. Sedangkan varietas Numbu memiliki bobot 1000 biji, bobot biji per malai, bobot biji kering per petak, volume akar, dan berat brangkasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Hegari Genjah dan Kawali.
B. Saran
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mendukung hasil tersebut di atas, terutama dalam pemberian takaran pupuk kandang ayam dengan takaran yang lebih tinggi pada tanaman sorgum, dan dilakukan penelitian di lokasi yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pengaruh Pupuk Organik Terhadap Kualitas Tanah. Mitra Tani Nusantara (Online) (http://www.mitratani.co.cc/2009/05/ pengaruh-pupuk-organik-terhadap.html, diakses 30 Maret 2010.
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, Terjemahan : H. Susilo). Penerbit Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Goldsworrthy, P.R. dan N.M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Halis, A. 2009. Produksi Tiga Varietas Kentang dengan Berbagai Dosis Pemupukan yang Ditanam pada Tiga Ketinggian Tempat. Tesis tidak diterbitkan. Makassar : Program Pascasarjana Unhas. Nasaruddin. 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Penerbit Yayasan Forest Indonesia dan Fakultas Pertanian Unhas. Makassar.
Rukmana, R., dan Y.Y. Oesman. 2005. Usaha Tani Sorgum. Penerbit Kanisius.
Stevenson, F.J. 1982. Humus Chemistry, Genesis, Composition and Reaction. A. Willey-Interscience Pub Singapore. 496p.