• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan dan Profil Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan dan Profil Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

29

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan dan Profil Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan ini didirikan pada 20 Oktober 1952 oleh Bapak Soedarpo Sastrosatomo dan Ibu Minarsih Soedarpo Sastrosatomo Wiranatakusumah dengan nama NV Consists Dagang Soedarpo Corporation. Perubahan nama dari NV Consists Dagang Soedarpo Corporation ke PT NVPD Soedarpo Corporation Tbk dibuat sesuai dengan akta No 182 tanggal21 Februari 1990, dibuat oleh Notaris Raharti Sudjardjati, SH, di Jakarta.Berdasarkan surat persetujuan No SI-090/SHM/MK.10/1990 tanggal 22 Maret 1990 dari Departemen Keuangan Republik Indonesia, Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 7 Mei 1990.

Pada tahun 2004, sebuah perusahaan Malaysia, Pharmaniaga Bhd mengakuisisi saham strategis 55%, membuat Pharmaniaga Bhd menjadi pemegang saham utama di PT. Millennium Pharmacon International Tbk. Bedasarkan website PT. Millennium Pharmacon International Tbk adalah perusahaan swasta independen terbesar di Indonesia, sebagai distributor produk farmasi, suplemen - suplemen makanan dan produk diagnostik. Perusahaan ini memiliki 29 kantor cabang, 5 sub distributor, 3 gudang pooling dan 15 lokasi penjualan di seluruh Indonesia. Konsumen perusahaannya berasal dari lokal dan multinasional. Produk - produknya didistribusikan ke apotik, rumah sakit dan toko obat nasional.

4.1.2 Visi dan Misi PT Millenium Pharmacon International Tbk.

Visi perusahaan PT. Millenium Pharmacon International Tbk adalah menjadi perusahaan distribusi yang paling efisien dan efektif di Indonesia dengan memberikan nilai tambah kepada para pelanggan dan prinsipal. Sedangkan Misi perusahaan PT. Millenium Pharmacon International Tbk adalah menyediakan produk kesehatan dan pelayanan yang terbaik ke seluruh wilayah nusantara.

(2)

4.1.3 Profil Perusahaan

PT Millenium Pharmacon International Tbk merupakan perusahaan distributor obat di wilayah bandar lampung. Sebagai perusahaan multninasional, PT. Millenium Pharmacon International akan terus melakukan perbaikan dan pembenahan di semua aspek sebagai wujud dari tanggung jawab moral dan profesionalisme kepada mitra kerja ( Principal ).

Bagi PT. Millenium Pharmacon International Tbk, kepercayaan yang telah diberikan oleh pihak Principal sehingga menunjuk PT. Millenium Pharmacon International Tbk menjadi distributor merupakan pendorong bagi perusahaan kami untuk terus bekerja lebih baik lagi sesuai dengan kesepakatan bersama.

PT. Millenium Pharmacon International Tbk ini dipimpin oleh Direktur Utama yang sekaligus sebagai owner ( Pemilik ) yang secara langsung menangani dan mengawasi segala kegiatan operasional perusahaan dan dibantu oleh tim management dan pihak principle.

PT. Millenium Pharmacon International Tbk memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan distributor yang paling efektif dan efisien, serta menjalin hubungan yang baik kepada para pelanggan dan principle. PT. Millenium Pharmacon International Tbk dengan sekuat tenaga ingin memberikan kesejahteraan yang layak kepada semua personil/ karyawan yang ikut mendukung dan memperlancar usaha ini. Dengan harapan pada gilirannya akan menjadikan PT. Millenium Pharmacon International Tbk sebagai perusahaan yang menyediakan produk kesehatan dan pelayanan terbaik ke seluruh wilayah Indonesia.

PT. Millenium Pharmacon International Tbk adalah distributor dari obat paten, obat generik, obat generik bermerek seperti parasetamol dan amoksilin, serta alat - alat kesehatan ke beberapa wilayah di Indonesia khususnya di wilayah bandar lampung.

4.1.4 StrukturOrganisasi PT Millenium Pharmacon International Tbk.

Dalam kegiatan operasional pemasaran dan pendistribusian PT. Millenium Pharmacon International Tbk dibantu oleh staff management, staff Administrasi dan

(3)

para tim penjual yang bekerja langsung untuk memasarkan produk - produk yang didistribusikan. Dengan struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Millenium Pharmacon International Tbk

Sumber : Data Internal Perusahaan PT. Millenium Pharmacon International Tbk

Tugas

danWewenang

Owner :

- Mengontrol semua kinerja karyawan. - Menentukan arah dan tujuan perusahaan.

- Pengambilan keputusan tertinggi dalam perusahaan. Supervisor :

- Mengontrol dan mengevaluasi setiap pekerjaan dari para salesman. - Memberikan report kepada direktur utama atau owner.

Apoteker :

- Meningkatkan akurasi pelayanan resep.

- Melaksanakan pengawasan mutu secara eksternal dan internal. - Melakukan konsultasi dengan dokter terhadap efek samping obat.

(4)

- Memberikan informasi kepada pasien tentang obat generik dan non generik.

- Melihat waktu kadularsa obat dan menandatangani surat pesanan obat. Kepala Gudang :

- Tugas kepala gudang adalah sebagai pengontrolan dan pengecekan keluar masuk barang dari gudang agar barang yang keluar masuk gudang dapat terkontol dengan baik selain itu juga bertugas untuk memberikan informasi akan adanya barang – barang yang sudah rusak, kadaluwarsa (seperti retur barang).

Kepala Ekspedisi :

- Mengkoordnir deliveryman ke tempat - tempat pengantaran barang setiap harinya.

- Mengumpulkan surat pengantaran barang yang dilakukan oleh deliveryman.

Salesman :

- Mencari prospek pelanggan baru.

- Mengkomunikasikan keunggulan produk atau jasa perusahaan.

- Menjalankan promosi agar penjualan di tempat pelanggan semakin cepat. - Menjual produk dengan baik kepada para pelanggan.

- Memberikan berbagai pelayanan kepada pelanggan seperti bimbingan teknis, konsultasi permasalahan, masalah keuangan.

- Mencari informasi tentang pesaing di lapangan untuk disampaikan kepada manajemen agar dapat diolah menjadi strategi atau taktik untuk masa mendatang.

Colletor :

- Menagih hutang yang telah jatuh tempo.

- Melaporkan jumlah hutang yang telah dibayarkan pelanggan kepada kasir. - Memberi surat bukti pelunasan kepada pelanggan yang telah membayar

(5)

Kasir :

- Menerima pembayaran dari para sales. - Membereskan uang agar bisa disetor ke bank.

- Menghitung penerimaan uang yang akan masuk dari setiap sales. Administrasi Keuangan :

- Mengumpulkan dan merapikan data – data penjualan, arsip, piutang para konsumen.

Staff gudang :

- Menyiapkan barang sesuai dengan sales order. - Mempacking permintaan barang.

Deliverman :

- Mengirimkan barang kepada apotek – apotek dan toko obat tradisional do dalam kota maupun ke luar kota.

- Memberi surat tanda terima barang kepada para pelanggan.

4.1.5 Profil Responden

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 30 responden yang meliputi owner, supervisor, apoteker, kepala gudang & kepala ekspedisi, chief collector, salesman & collector, kasir & administrasi keuangan, staff gudang, deliverman yang bekerja pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk, serta meliputi beberapa konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Dengan adanya pengambilan data seperti ini maka dapat diketahui data - data yang nantinya akan dianalisis untuk mengetahui faktor - faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya keterlambatan dalam pendistribusian barang pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Dalam pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan teknik sensus. Data komposisi responden dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

(6)

Tabel 4.1 Komposisi Responden No Responden Jumlah Responden 1 Owner 1 2 Supervisor 3 3 Apoteker 1

4 Kepala Gudang & Ekspedisi

1

5 Chief Collector 1

6 Salesman & Collector 6 7 Kasir dan Administrasi

Keuangan 4 8 Staff gudang 2 9 Deliverman 2 10 Konsumen 9 Total 30

Sumber : Data Internal Perusahaan PT. Millenium Pharmacon International, Tbk

4.2 Metode Analisis

Pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan kuesioner. Dimana kuesioner disebarkan kepada seluruh responden perusahaan dan konsumen PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Jenis Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Cara penilaian terhadap jawaban tersebut adalah dengan memberikan skor pada masing – masing kategori jawaban. Skor tersebut adalah :

Sangat Setuju = SS (5) Setuju = S (4) Cukup Setuju = CS (3) Tidak Setuju = TS (2)

(7)

Sangat Tidak Setuju = STS (1)

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95% , dimana df = n - 2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 30, sehingga nilai df = 28. Dengan begitu, diperoleh nilai ttabel = 1,70. Selanjutnya dengan menggunakan rumus rtabel, maka diperoleh nilai rtabel = 0,31.

Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut : O Jika rhitung ≥ 0,31 , maka butir pertanyaan tersebut valid.

O Jika rhitung < 0,31 , maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas dengan menggunakan bantuan program SPSS menunjukkan semua butir pertanyaan valid dan dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.2 Uji Validitas

Butir Pertanyaan rtabel rhitung Keterangan

1 0,31 0,693 Valid 2 0,31 0,347 Valid 3 0,31 0,448 Valid 4 0,31 0,566 Valid 5 0,31 0,541 Valid 6 0,31 0,632 Valid 7 0,31 0,475 Valid 8 0,31 0,488 Valid 9 0,31 0,555 Valid

(8)

10 0,31 0,670 Valid 11 0,31 0,488 Valid 12 0,31 0,669 Valid 13 0,31 0,726 Valid 14 0,31 0,601 Valid 15 0,31 0,562 Valid 16 0,31 0,548 Valid 17 0,31 0,574 Valid 18 0,31 0,602 Valid 19 0,31 0,336 Valid 20 0,31 0,443 Valid 21 0,31 0,633 Valid 22 0,31 0,619 Valid 23 0,31 0,343 Valid 24 0,31 0,485 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

4.3.2 Uji Reliabilitas

Setelah alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur reliabilitas dari data. Dalam melakukan pengujian reliabilitas sampel yang digunakan juga sebanyak 30 responden.

Dasar pengambilan keputusan pada uji reliabilitas adalah sebagai berikut : O Jika Cronbach Alpha ≥ 0,31 , maka data reliabel.

(9)

Hasil dari pengujian reliabilitas dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Nilai Cronbach Alpha adalah 0,916 > 0,31 yang berarti data reliabel.

4.3.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal. Uji normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan menggunakan alat uji LILIEFORS atau KOLMOGOROV SMIRNOV.

Dasar Pengambilan Keputusan :

O Jika angka Sig Kolmogorov - Smirnov ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.

O Jika angka Sig Kolmogorov - Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(10)

Gambar 4.2 Grafik Normal Q-Q

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Jika dilihat pada gambar 4.2 diatas, terlihat sebaran data di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Maka data tersebut berdistribusi normal.

Tabel 4.4 Kolmogorov - Smirnov

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.

var1 ,134 30 ,178 ,933 30 ,061

a. Lilliefors Significance Correction Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Jika dilihat dari tabel diatas, nilai Sig = 0,001( < 0,05 ), maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

4.4 Sistem Pendistribusian Barang PT. Millenium Pharmacon International Tbk

Dalam menjalankan usaha pendistribusian, PT. Millenium Pharmacon International Tbk menggunakan saluran distribusi tidak langsung ( Produsen - pengecer - konsumen ) yaitu produk didistribusikan oleh PT. Millenium Pharmacon International Tbk kepada agen/ toko besar kemudian baru didistribusikan kepada konsumen. Untuk mendistribusikan barangnya perusahaan ini memiliki tim penjual yang terdiri dari 10 orang. Setiap orang dari tim penjual ini memiliki daerah operasional masing – masing yang telah ditetapkan oleh perusahaan, berikut ini adalah data pembagian wilayah untuk masing – masing tim penjual pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

(11)

Tabel 4.5 Pembagian Wilayah Tim Penjual

No Distributor Tim

Penjual

Area

1 PT. MPI Iswan Kedaton Labuhan Ratu Sukarame 2 PT.MPI Bambang Way Halim

Kemiling

Tanjungkarang Timur 3 PT.MPI Maryanto Kedamaian

Tanjungkarang Pusat Enggal

4 PT.MPI Joni Telukbetung Barat Telukbetung Timur Telukbetung Selatan 5 PT.MPI Ansori Rajabasa

Tanjung Senang Sukabumi

6 PT.MPI Amri Tanjungkarang Barat Telukbetung Utara Panjang

Sumber : Data Internal Perusahaan PT. Millenium Pharmacon International Tbk

Dalam mendistribusikan barangnya tim penjual dipimpin oleh seorang supervisor yang berpengalaman, dimana bertugas untuk mengontrol dan mengevaluasi setiap pekerjaan dari para salesman, selain itu supervisor juga memberikan report kepada direktur utama atau owner atas hasil dari evaluasi yang dilakukan.

Sistem orderan yang dilakukan PT. Millenium Pharmacon International, Tbk adalah dengan menggunakan tim penjual, dimana sebelum melakukan orderan atau

(12)

pemasaran barang, semua tim penjual melakukan pengecekan barang pada outlet – outlet yang ada untuk melihat persediaan barang pada outlet tersebut, dimana proses pengecekan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan tujuan supaya tidak terjadi kekosongan barang pada outlet – outlet yang ada dan sebisa mungkin mencari toko – toko baru atau konsumen baru. Selain melakukan pengecekan tim penjual memberikan informasi tentang promo dan memperkenalkan produk baru. Dalam melakukan pengecekan tim penjual juga mencatat segala permintaan barang yang dipesan oleh outlet – outlet yang ada dan dapat juga melakukan orderan secara langsung ke PT. Millenium Pharmacon International, Tbk melalui Telepon.

GAMBAR 4.3 Pola Orderan

Sumber : Data Internal Perusahaan PT. Millenium Pharmacon International, Tbk.

Proses pengiriman barang pada PT. Millenium Pharmacon International, Tbk dilakukan secepatnya dalam waktu 1 x 24jam, dimana sales atau tim penjual harus memberikan laporan permintaan barang dari toko terlebih dahulu kebagian fakturing untuk dicatat sebagai bukti pemesanan barang, kemudian permintaan barang dilaporkan ke bagian penjualan, sehingga bagian penjualan bisa mengeluarkan surat delivery order yang terdiri dari 4 lembar surat delivery order yang memiliki fungsi masing – masing yaitu :

1. Untuk pengecekan barang di gudang, surat delivery order warna putih. 2. Untuk bagian loading atau muat barang ke dalam truk, surat delivery order

warna merah.

(13)

4. Untuk arsip gudang PT. Millenium Pharmacon International, Tbk, surat delivery order warna hijau.

Setelah itu diteruskan ke bagian gudang untuk melakukan pengecekan atas permintaan barang tersebut, pengecekan barang di gudang menggunakan surat delivery order yang berwarna putih. Setelah semua permintaan barang terpenuhi maka akan ada loading barang dari gudang ke truk dengan menggunakan surat delivery order berwarna merah. Barulah perusahaan akan melakukan pengiriman dengan menggunakan truk box ke semua outlet-outlet yang melakukan pemesanan barang kepada PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Pada saat pengiriman barang, helper (kenek) membawa surat delivery order yang berwarna kuning. Sedangkan surat delivery order yang berwarna hijau akan disimpan di berkas gudang.

Sistem pembayaran yang ada pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk terbagi menjadi dua yaitu secara tunai dan kredit. Pembayaran secara tunai yaitu para pedagang dapat membayar secara tunai kepada para supir atau helper pada saat pengiriman barang dilakukan. Sedangkan pembayaran secara kredit yaitu toko atau outlet diberikan kelonggaran dalam pembayaran selama 14 hari kerja, terhitung dari barang tersebut diterima oleh toko.

Bagi toko yang ingin melakukan pembayaran secara kredit harus dapat memenuhi beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan, dimana persyaratannya sebagai berikut :

1. Orang yang ingin mengajukan kredit harus mengisi formulir terlebih dahulu, bentuk formulir pengisian kredit dapat diminta kepada sales yang sedang bertugas saat datang ke outlet-outlet.

2. Pengambilan barang akan dipantau oleh perusahaan selama 3 bulan dengan syarat pengambilan perbulannya minimal 2 juta perbulan.

3. Dilakukan survei kelayakan toko dalam pengajuan kredit dengan melihat pengambilan dan penjualan barang toko tersebut.

Dalam sistem pembayaran ini terdapat faktur penjualan yang terdiri dari 4 lembar, dimana berfungsi sebagai bukti penjualan untuk perusahaan yaitu :

(14)

1. Jika toko atau outlet melakukan pembayaran secara tunai maka faktur penjualan yang diberikan adalah berwarna putih.

2. Jika toko atau outlet melakukan pembayaran secara kredit maka faktur penjualan yang diberikan adalah berwarna merah.

3. Untuk faktur penjualan berwarna kuning akan digunakan perusahaan sebagai arsip pajak.

4. Untuk faktur penjualan berwarna hijau akan digunakan perusahaan sebagai arsip kantor PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Setelah mempelajari sistem distribusi pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi perusahaan tersebut masih terdapat beberapa kekurangan yang harus diperbaiki, antara lain sebagai berikut:

1. Pembagian wilayah tim penjual yang belum tertata dengan baik, dimana seorang tim penjual menangani dua wilayah yang memiliki jarak tempuh yang jauh.

2. Pola orderan yang terlalu rumit.

3. Sistem pembayaran tunai yang terlalu beresiko (pembayaran secara tunai kepada supir/helper)

Sebaiknya PT. Millenium Pharmacon International Tbk dapat memperbaiki sistem pendistribusian barangnya dengan cara sebagai berikut :

1. Pembagian wilayah tim penjual seharusnya ditata lebih baik dengan cara melakukan pengelompokkan wilayah berdasarkan suatu area saja, contohnya Iswan menangani wilayah bagian Kecamatan Kedaton, Labuhan Ratu dan Sukarame. Dan dari tim yang disusun sesuai usulan, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6 Pembagian Wilayah Tim Penjual yang Tertata

No Distributor Tim

Penjual

Area Wilayah

1 PT. MPI Iswan Kedaton, Sidodadi, Sukamenanti, Sukamenanti Baru, Penengahan,

(15)

Bukit Jati Seminung

Labuhan Ratu, Labuhan Ratu Raya, Sepang Jaya, Kota Sepang, Bandar Gumanti, Kampung Baru Raya

Labuhan Ratu

Sukarame, Sukarame Baru, Way Dadi, Way Dadi Baru, Korpri Jaya, Korpri Raya

Sukarame

2 PT.MPI Bambang Perumnas Way Halim, Way Halim Permai, Gunung Sulah, Jagabaya 1, Jagabaya 2, Jagabaya 3

Way Halim

Sumber Rejo, Sumber Sejahtera, Kemiling Permai, Kemiling Raya, Beringin Jaya, Pinang Jaya, Sumber Agung, Kedaung

Kemiling

Kota Baru, Tanjung Agung, Kebon Jeruk, Sawah Lama, Sawah Brebes

Tanjung karang Timur 3 PT.MPI Maryanto Kedamaian, Bumi Kedamaian,

Tanjung Agung Raya, Tanjung Baru, Kaliabau Kencana, Tanjung Raya, Tanjung Gading

Kedamaian

Palapa, Durian Payung, Kaliawi, Kaliawi Persada, Kelapa Tiga, Pasir Gintung

Tanjung karang Pusat Enggal, Pelita, Tanjungkarang,

Gunung Sari, Rawa Laut, Pahoman

Enggal

4 PT.MPI Joni Kuripan, Bakung, Negeri Olok Gading, Batu Putuk, Sukarame 2

Teluk betung Barat Kota Karang, Kota Karang Raya,

Perwata, Keteguhan, Sukamaju, Way Tataan

Teluk betung Timur

(16)

Telukbetung, Gedung pakuon, Pesawahan, Talang, Sumur Putri, Gunung Mas

Teluk betung Selatan 5 PT.MPI Ansori Rajabasa, Rajabasa Nunyai,

Rajabasa Pemuka, Gedong Meneng, Gedong Meneng Baru

Rajabasa

Tanjung Senang, Pematang Wangi, Perumnas Way Kandis, Way Kandis, Labuhan Dalam, Rajabasa Raya, Rajabasa Jaya

Tanjung Senang

Sukabumi, Sukabumi indah, Campang Raya, Nusantara Permai, Campang Jaya, Way Gubak, Way Laga

Sukabumi

6 PT.MPI Amri Gedong Air, Sukajawa, Lebak Budi, Kelapa Tiga Permai, Susunan Baru, Gunung Agung,

Sukadanaham

Tanjungka rang Barat

Kupang Kota, Kupang Raya, Kupang Teba, Pengajaran, Gulak Galik, Sumur Batu

Telukbetu ng Utara

Srengsem, Karang Maritim, Panjang Utara, Panjang Selatan, Pidada, Way Lunik, Ketapang

Panjang

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

2. Sebaiknya pola orderan dapat dipersingkat dengan cara pada saat sales melakukan pengecekan barang, sales pergi menggunakan truk atau menggunakan motor yang sudah berisikan produk-produk yang siap jual, sehingga toko atau outlet bisa melakukan orderan secara langsung dan pendistribusian barang bisa lebih cepat. Selain itu dengan cara ini bisa mengoptimalkan sistem distribusi barang pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

(17)

3. Sebaiknya pembayaran secara tunai tidak dilakukan oleh supir atau helper karena terlalu beresiko. Lebih baik pembayaran tunai dilakukan dengan cara menggunakan fasilitas perbankan yang telah ada sehingga tingkat keamanan akan lebih terjamin dan lebih memudahkan dalam bertransaksi.

4.5 Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Barang Pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk

Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis faktor, dengan tahapan sebagai berikut :

1.Menilai kelayakan variabel.

2.Proses Standarisasi data ke dalam bentuk Z-score.

3.Menilai kelayakan variabel berdasarkan data yang sudah distandarisasikan ke bentuk Z-score.

4.Proses Faktoring dan Rotasi.

1. Tahap pertama

Tahap pertama pada Analisis Faktor adalah menilai apa saja variabel yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam Analisis selanjutnya, hasil dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini :

Tabel 4.7 KMO and Bartlett’s test dan Anti – Image Matrices

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,794 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 168,532

df 28

(18)

Anti-image Matrices

Manusia Kendaraan Produk Orderan Waktu Infrastruktur Harga Biaya

Anti-image Covariance Manusia ,381 -,020 -,081 -,119 ,033 -,031 ,028 -,084 Kendaraan -,020 ,213 -,141 -,045 ,052 -,110 -,061 -,037 Produk -,081 -,141 ,354 -,020 -,036 ,034 ,030 ,032 Orderan -,119 -,045 -,020 ,303 -,011 -,048 -,047 -,004 Waktu ,033 ,052 -,036 -,011 ,131 -,089 -,138 -,139 Infrastruktur -,031 -,110 ,034 -,048 -,089 ,208 ,056 ,070 Harga ,028 -,061 ,030 -,047 -,138 ,056 ,463 ,106 Biaya -,084 -,037 ,032 -,004 -,139 ,070 ,106 ,249 Anti-image Correlation Manusia ,891a -,072 -,219 -,349 ,149 -,111 ,067 -,272 Kendaraan -,072 ,793a -,512 -,178 ,314 -,523 -,195 -,159 Produk -,219 -,512 ,864a -,061 -,165 ,124 ,073 ,108 Orderan -,349 -,178 -,061 ,932a -,055 -,191 -,126 -,015 Waktu ,149 ,314 -,165 -,055 ,670a -,540 -,559 -,768 Infrastruktur -,111 -,523 ,124 -,191 -,540 ,799a ,179 ,309 Harga ,067 -,195 ,073 -,126 -,559 ,179 ,749a ,313 Biaya -,272 -,159 ,108 -,015 -,768 ,309 ,313 ,694a

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Pada analisis kelayakan variabel, angka KMO dan Bartlett’s adalah 0,794 dengan Signifikansi 0,000 itu berarti variabel layak untuk dianalisis dengan analisis faktor karena angka KMO dan Bartlett’s sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah 0,05

Sedangkan pada analisis Anti image matrices seluruh angka MSA pada anti image correlation yang bertanda a sudah berada di atas 0,5 yaitu untuk varibel Manusia 0,891a , variabel Kendaraan 0,793a , variabel Produk 0,864a, variabel Orderan 0,932a , variabel Waktu 0,670a , variabel Infrastruktur 0,799a , variabel Harga 0,749a , variabel Biaya 0,694a. Itu berarti semua variabel yang ada layak untuk dianalisis lebih lanjut.

(19)

2. Tahap Kedua

Tahap kedua adalah melakukan proses standarisasi dengan mentransformasikan data ke bentuk z – score, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini :

Tabel 4.8 Transformasi Data

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

3. Tahap Ketiga

Tahap ketiga adalah melakukan penelitian terhadap data yang sudah distandarisasikan ke dalam bentuk Z – score, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini :

(20)

Tabel 4.9 KMO and Bartlett’s test dan Anti – Image Matrice

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Analisis kelayakan variabel pada data Z-Score, angka KMO dan Bartlett’s adalah 0,794 dengan Signifikansi 0,000 itu berarti variabel layak untuk dianalisis dengan analisis faktor karena angka KMO dan Bartlett’s sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah 0,05

Sedangkan pada analisis Anti image matrices seluruh angka MSA pada anti image correlation yang bertanda a sudah berada di atas 0,5 yaitu untuk varibel Zscore (Manusia) 0,891a , variabel Zscore (Kendaraan) 0,793a , variabel Zscore

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,794 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 168,532

df 28 Sig. ,000 Anti-image Matrices Zscore (Manusia) Zscore (Kendaraan) Zscore (Produk) Zscore (Orderan) Zscore (Waktu) Zscore (Infrastruktur) Zscore (Harga) Zscore (Biaya) Anti-image Covariance Zscore(Manusia) ,381 -,020 -,081 -,119 ,033 -,031 ,028 -,084 Zscore(Kendaraan) -,020 ,213 -,141 -,045 ,052 -,110 -,061 -,037 Zscore(Produk) -,081 -,141 ,354 -,020 -,036 ,034 ,030 ,032 Zscore(Orderan) -,119 -,045 -,020 ,303 -,011 -,048 -,047 -,004 Zscore(Waktu) ,033 ,052 -,036 -,011 ,131 -,089 -,138 -,139 Zscore(Infrastruktur) -,031 -,110 ,034 -,048 -,089 ,208 ,056 ,070 Zscore(Harga) ,028 -,061 ,030 -,047 -,138 ,056 ,463 ,106 Zscore(Biaya) -,084 -,037 ,032 -,004 -,139 ,070 ,106 ,249 Anti-image Correlation Zscore(Manusia) ,891a -,072 -,219 -,349 ,149 -,111 ,067 -,272 Zscore(Kendaraan) -,072 ,793a -,512 -,178 ,314 -,523 -,195 -,159 Zscore(Produk) -,219 -,512 ,864a -,061 -,165 ,124 ,073 ,108 Zscore(Orderan) -,349 -,178 -,061 ,932a -,055 -,191 -,126 -,015 Zscore(Waktu) ,149 ,314 -,165 -,055 ,670a -,540 -,559 -,768 Zscore(Infrastruktur) -,111 -,523 ,124 -,191 -,540 ,799a ,179 ,309 Zscore(Harga) ,067 -,195 ,073 -,126 -,559 ,179 ,749a ,313 Zscore(Biaya) -,272 -,159 ,108 -,015 -,768 ,309 ,313 ,694a

(21)

(Produk) 0,864a, variabel Zscore (Orderan) 0,932a , variabel Zscore (Waktu) 0,670a , variabel Zscore (Infrastruktur) 0,799a , variabel Zscore (Harga) 0,749a , variabel Zscore (Biaya) 0,694a. Itu berarti semua variabel yang ada layak untuk dianalisis lebih lanjut.

4. Tahap keempat

Tahap keempat adalah melakukan proses Faktoring dan rotasi, dimana melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu faktor atau lebih, hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini.

Tabel 4.10 Communalities Communalities Initial Extraction Manusia 1,000 ,714 Kendaraan 1,000 ,845 Produk 1,000 ,763 Orderan 1,000 ,778 Waktu 1,000 ,924 Infrastruktur 1,000 ,778 Harga 1,000 ,640 Biaya 1,000 ,716

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Pada tabel Communalities menunjukkan seberapa banyak jumlah varians pada setiap variabel, dimana untuk variabel Manusia angka extraksi sebesar 0,714 itu berarti jumlah varians manusia sebesar 71,4% , variabel Kendaraan angka extraksi sebesar 0,845 itu berarti jumlah varians kendaraan sebesar 84,5% , variabel Produk angka extraksi sebesar 0,763 itu berarti jumlah varians produk sebesar 76,3% , variabel Orderan angka extraksi sebesar 0,778 itu berarti jumlah varians orderan sebesar 77,8% , variabel Waktu angka extraksi sebesar 0,924 itu berarti jumlah varians waktu sebesar 92,4% , variabel Infrastruktur angka extraksi sebesar 0,778 itu berarti jumlah varians infrastruktur sebesar 77,8% , variabel Harga angka extraksi sebesar 0,640 itu berarti jumlah varians harga sebesar 64,0% , variabel Biaya angka extraksi sebesar 0,716 itu berarti jumlah varians biaya sebesar 71,6%. Jadi semakin

(22)

besar varians suatu variabel maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.

Tabel 4.11 Total Variance Explained

Total Variance Explained Component

Initial Eigenvalues

Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 5,083 63,532 63,532 5,083 63,532 63,532 3,513 43,908 43,908 2 1,076 13,444 76,976 1,076 13,444 76,976 2,645 33,068 76,976 3 ,640 7,999 84,976 4 ,369 4,613 89,589 5 ,352 4,397 93,986 6 ,227 2,841 96,827 7 ,182 2,277 99,104 8 ,072 ,896 100,000

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Pada Total Variance explained ada 8 variabel yang dimasukkan dalam analisis faktor yaitu Manusia, Kendaraan, Produk, Orderan, Waktu, Infrastruktur, Harga, Biaya, dengan masing – masing variabel mempunyai 1 varians sehingga total varians adalah 8.

Pada total dari initial eigenvalues, dimana jumlah angka total pada initial eigenvalues harus sama dengan total varians yang ada. Sedangkan untuk susunan total dari initial eigenvalues diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil, dengan kriteria bahwa angka total pada initial eigenvalues dibawah 1 tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk.

Dari analisis yang dilakukan terlihat bahwa hanya ada 2 (dua) faktor yang terbentuk karena hanya 2 faktor yang angka total pada initial eigenvalues di atas angka 1.

(23)

Tabel 4.12 Component Matrixa

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Pada Component Matrixa semua variabel yang ada masuk ke dalam 2 (dua) faktor yang terbentuk, kemudian setiap variabel dinilai sesuai dengan perbandingan korelasinya sehingga dapat diketahui variabel – variabel yang ada akan masuk kedalam faktor yang mana. Untuk korelasi yang dibawah 0,5 dinyatakan lemah. Karena variabel diatas ada yang korelasinya sama – sama kuat yaitu variabel waktu, variabel harga dan variabel biaya maka dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel yang akan dimasukkan pada faktor yang terbentuk.

Component Matrixa Component 1 2 Manusia ,787 -,309 Kendaraan ,844 -,364 Produk ,784 -,386 Orderan ,869 -,153 Waktu ,824 ,496 Infrastruktur ,880 -,055 Harga ,635 ,487 Biaya ,725 ,436

Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.

(24)

Tabel 4.13 Rotated Component Matrixa

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Setelah variabel – variabel yang ada dirotasi maka dapat ditentukan variabel – variabel yang ada akan masuk kefaktor yang mana, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Manusia : variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,807. 2. Variabel Kendaraan : variabel ini masuk ke dalam

faktor 1, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,886. 3. Variabel Produk : variabel ini masuk ke dalam faktor

1, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,852.

4. Variabel Orderan : variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,773. 5. Variabel Waktu : variabel ini masuk ke dalam faktor

2, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 2 yaitu 0,902.

6. Variabel Infrastruktur : variabel ini masuk ke dalam faktor 1, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 1 yaitu 0,721. 7. Variabel Harga : variabel ini masuk ke dalam faktor

2, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 2 yaitu 0,777. Rotated Component Matrixa

Component 1 2 Manusia ,807 ,251 Kendaraan ,886 ,245 Produk ,852 ,190 Orderan ,773 ,425 Waktu ,332 ,902 Infrastruktur ,721 ,508 Harga ,191 ,777 Biaya ,292 ,794

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

(25)

8. Variabel Biaya : variabel ini masuk ke dalam faktor 2, karena korelasinya paling besar berada pada faktor 2 yaitu 0,794.

Dengan demikian, delapan variabel yang ada telah direduksi ke dalam 2 faktor yaitu : 1. Faktor 1 terdiri atas variabel Manusia, Kendaraan,

Produk, Orderan dan Infrastruktur.

2. Faktor 2 terdiri atas variabel Waktu, Harga dan Biaya.

Jadi dari 8 variabel yang diteliti, dengan proses faktoring atau analisis faktor menghasilkan 2 faktor, dimana untuk Faktor 1 terdiri atas variabel Manusia, Kendaraan, Produk, Orderan, Infrastruktur, faktor tersebut diberi nama faktor Pendukung, sedangkan untuk faktor 2 terdiri atas variabel Waktu, Harga, Biaya tersebut diberi nama faktor Internal. Hal ini berarti keterlambatan pendistribusian barang pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk disebabkan oleh faktor Pendukung dan faktor Internal

4.6 Optimalisasi Sistem Pendistribusian Barang Pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk

PT. Millenium Pharmacon International Tbk memiliki wilayah penjualan mencakup seluruh wilayah di kota Bandar Lampung yang terbagi atas Kota Madya dan Kabupaten. Dalam melaksanakan sistem pendistribusian masih belum optimal dan pembuatan peta kerja yang masih belum detail, sehingga memungkinkan adanya outlet-outlet yang tidak terjangkau oleh PT. Millenium Pharmacon International Tbk serta masih belum ada peta kerja yang teratur sehingga berakibat meningkatnya biaya pendistribusian barang dan membuang waktu. Selain itu rute kunjungan yang dimiliki PT. Millenium Pharmacon International Tbk masih belum efektif. Oleh karena itu penulis ingin menjelaskan bagaimana cara mengoptimalkan sistem distribusi pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Untuk mengoptimalkan sistem distribusi pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk dilakukan dengan cara pemaksimalan wilayah penjualan, dimana melakukan penjualan dengan cara merangkul semua pelanggan secara detail dan membuat peta kerja yang detail sehingga tim penjual bisa menguasai seluruh wilayah yang ada. Dengan cara menjangkau semua outlet maka bisa memaksimalkan

(26)

pendistribusian barang dan melakukan pembagian wilayah kerja sesuai dengan kemampuan tim penjualnya dengan begitu sistem pendistribusian pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk bisa optimal. Selain itu untuk memaksimalkan wilayah penjualan dapat dilakukan dengan cara menerapkan konsep SCP ( Spreading, Coverage, Penetration ). Konsep SCP ini dapat membantu mengelola wilayah penjualan secara lebih detail.

1. Konsep yang pertama adalah Spreading yaitu seorang tim penjual sebaiknya mendalami dan mengetahui luas wilayah penjualan yang sudah diserahkan untuk dikerjakan, ia harus mengetahui batasan-batasan wilayah yang ada serta wilayah-wilayah yang merupakan area berpotensi. Dengan mengetahui wilayah secara detail, maka ia akan menemukan banyaknya pelanggan dalam wilayah yang dikuasainya.

2. Konsep yang kedua adalah Coverage yaitu seorang tim penjual akan mengetahui siapa dan dimana saja pelanggan yang ada di wilayahnya, dengan begitu secara tidak langsung tim penjual sudah mengetahui banyaknya toko atau pelanggan di wilayah penjualannya. Dengan adanya pengetahuan akan batas-batas wilayah dan banyaknya pelanggan yang ada di wilayah penjualan akan menentukan berapa banyak penjualan yang dapat dilakukan oleh seorang tim penjual. Akan tetapi bila seorang tim penjual buta akan batasan-batasan wilayah dan pelanggan yang ada di wilayah penjualannya, maka akan berdampak pada kehilangan pelanggan. 3. Konsep ketiga adalah Penetration yaitu seorang tim penjual harus mengetahui jumlah produk yang akan didistribusikan sehingga banyaknya produk yang ada di outlet merupakan peluang penjualan. Semakin banyak ragam produk yang akan dipenetrasikan maka akan memberikan peluang penjualan yang lebih banyak.

Selain menerapkan konsep SCP untuk memaksimalkan wilayah penjualan juga diperlukan pembuatan jadwal kerja yang disesuaikan dengan wilayah penjualan seorang tim penjual. Jadwal kunjungan seorang tim penjual selalu akan berhubungan dengan biaya bahan bakar, biaya parkir dan biaya servis kendaraan. Di samping itu apabila rute kunjungan dibuat tidak efektif akan menyebabkan pemborosan ongkos dan pemborosan waktu. Jadi untuk memaksimalkan wilayah penjualan perlu dibuat juga rute kunjungan yang baik yaitu dengan cara melakukan pemetaan berdasarkan

(27)

wilayah kemudian melakukan pemetaan yang lebih kecil berdasarkan jalan-jalan yang ada. Pembuatan rute berdasarkan jalan-jalan yang ada dimaksudkan agar seorang tim penjual tidak melewatkan setiap toko yang ada disepanjang jalan rute kunjungannya. Rute kunjungan dikerjakan melingkar seperti bola dengan tujuan agar tim penjual tidak akan mengulangi wilayah yang sudah dilewati. Untuk pola rute kunjungan yang baik dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini :

Gambar 4.4 Rute Kunjungan yang Baik

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Pembuatan rute kunjungan yang baik memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Pelanggan bisa memastikan kedatangan rutin seorang tim penjual sehingga pembelian produk ketika seorang tim penjual datang bisa diperkirakan. 2. Seorang tim penjual bisa selalu mengingatkan kepada pelanggan bahwa selain

menjual ia juga datang untuk menagih utang.

3. Memudahkan tim delivery untuk mengirim produk sesuai jadwal.

4. Tidak adanya pengulangan ke lokasi yang sama sehingga bisa menghemat waktu.

5. Mengantisipasi masuknya seorang tim penjual pesaing agar tidak masuk di jam yang bersamaan.

Berikut ini merupakan pembagian wilayah dan rute kunjungan yang ada pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk :

(28)

• Pembagian wilayah yang ada pada CV. Terlaksana Sukses Mandri dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini :

Tabel 4.14 Pembagian Wilayah Tim Penjual

No Distributor Tim

Penjual

Area

1 PT. MPI Iswan Kedaton Labuhan Ratu Sukarame 2 PT.MPI Bambang Way Halim

Kemiling

Tanjungkarang Timur 3 PT.MPI Maryanto Kedamaian

Tanjungkarang Pusat Enggal

4 PT.MPI Joni Telukbetung Barat Telukbetung Timur Telukbetung Selatan 5 PT.MPI Ansori Rajabasa

Tanjung Senang Sukabumi

6 PT.MPI Amri Tanjungkarang Barat Telukbetung Utara Panjang

(29)

• Rute kunjungan pada CV. Terlaksana Sukses Mandiri dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15 Rute Kunjungan Tim Penjual pada

PT. Millenium Pharmacon International Tbk

No Tim Penjual

Min ggu

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1 Iswan 1 Kedaton Sidodadi Sukame nanti Sukamen anti Baru Penenga han Bukit Jati Seminung 2 Labuhan Ratu Labuhan Ratu Raya Sepang Jaya Kota Sepang Bandar Gumanti Kampung Baru Raya 3 Sukarame Sukarame Baru Way Dadi Way Dadi Baru Korpri Jaya Korpri Raya 2 Bamba ng 1 Perumnas Way Halim Way Halim Permai Gunung Sulah Jagabaya 1 Jagabaya 2 Jagabaya 3 2 Sumber Rejo Sumber Sejahtera Kemili ng Permai Kemiling Raya Beringin Jaya Pinang Jaya 3 Sumber Agung Kota Baru Tanjung Agung Kebon Jeruk Sawah Lama Sawah Brebes 3 Maryan to 1 Kedamai an Bumi Kedamai an Tanjung Agung Raya Tanjung Baru Kaliabau Kencana Tanjung Raya 2 Palapa Durian Payung Kaliawi Kaliawi Persada Kelapa Tiga Pasir Gintung 3 Enggal Pelita Tanjung

karang Gunung Sari Rawa Laut Pahoman

4 Joni 1 Kuripan Bakung Negeri Olok Gading Batu Putuk Sukarame 2 Tanjung Senang

(30)

2 Pematang Wangi Perumnas Way Kandis Way Kandis Labuhan Dalam Rajabasa Raya Rajabasa Jaya 3 Teluk betung Gedung pakuon Pesawa han Talang Sumur Putri Gunung Mas 5 Ansori 1 Rajabasa Rajabasa

Nunyai Rajabas a Pemuka Gedong Meneng Gedong Meneng Baru Tanjung Senang 2 Pematang Wangi Perumnas Way Kandis Way Kandis Labuhan Dalam Rajabasa Raya Rajabasa Jaya 3 Sukabumi Sukabumi indah Campa ng Raya Nusantara Permai Campang Jaya Way Gubak 6 Amri 1 Gedong Air Sukajawa Lebak Budi Kelapa Tiga Permai Susunan Baru Gunung Agung 2 Kupang Kota Kupang Raya Kupang Teba Pengajar an Gulak Galik Sumur Batu 3 Srengsem Karang Maritim Panjang Utara Panjang Selatan Pidada Ketapang

Sumber : Data Internal Perusahaan PT. Millenium Pharmacon International Tbk

Untuk memaksimalkan wilayah penjualan sebaiknya PT. Millenium Pharmacon International Tbk menerapkan konsep SCP kepada seluruh karyawannya, berikut penerapan konsep SCP pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

1. Konsep pertama yaitu S (Spreading) yang berarti bahwa setiap tim penjual harus tahu akan batasan-batasan wilayah penjualan yang telah diberikan PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Dengan adanya pengetahuan tim penjual dapat memudahkan dalam mendistribusikan barang kepada setiap outlet-outlet yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pembagian wilayah untuk masing-masing seorang tim penjual. Untuk pembagian wilayah pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk

(31)

ditata lebih baik dengan cara melakukan pengelompokan wilayah berdasarkan suatu area saja, yaitu dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini :

Tabel 4.16 Pembagian Wilayah Tim Penjual Yang Tertata

No Distributor Tim

Penjual

Area Wilayah

1 PT. MPI Iswan Kedaton, Sidodadi, Sukamenanti, Sukamenanti Baru, Penengahan, Bukit Jati Seminung

Kedaton

Labuhan Ratu, Labuhan Ratu Raya, Sepang Jaya, Kota Sepang, Bandar Gumanti, Kampung Baru Raya

Labuhan Ratu

Sukarame, Sukarame Baru, Way Dadi, Way Dadi Baru, Korpri Jaya, Korpri Raya

Sukarame

2 PT.MPI Bambang Perumnas Way Halim, Way Halim Permai, Gunung Sulah, Jagabaya 1, Jagabaya 2, Jagabaya 3

Way Halim

Sumber Rejo, Sumber Sejahtera, Kemiling Permai, Kemiling Raya, Beringin Jaya, Pinang Jaya, Sumber Agung, Kedaung

Kemiling

Kota Baru, Tanjung Agung, Kebon Jeruk, Sawah Lama, Sawah Brebes

Tanjung karang Timur 3 PT.MPI Maryanto Kedamaian, Bumi Kedamaian,

Tanjung Agung Raya, Tanjung Baru, Kaliabau Kencana, Tanjung Raya, Tanjung Gading

Kedamaian

Palapa, Durian Payung, Kaliawi, Kaliawi Persada, Kelapa Tiga, Pasir Gintung

Tanjung karang Pusat Enggal, Pelita, Tanjungkarang, Enggal

(32)

Gunung Sari, Rawa Laut, Pahoman 4 PT.MPI Joni Kuripan, Bakung, Negeri Olok

Gading, Batu Putuk, Sukarame 2

Teluk betung Barat Kota Karang, Kota Karang Raya,

Perwata, Keteguhan, Sukamaju, Way Tataan

Teluk betung Timur Telukbetung, Gedung pakuon,

Pesawahan, Talang, Sumur Putri, Gunung Mas

Teluk betung Selatan 5 PT.MPI Ansori Rajabasa, Rajabasa Nunyai, Rajabasa

Pemuka, Gedong Meneng, Gedong Meneng Baru

Rajabasa

Tanjung Senang, Pematang Wangi, Perumnas Way Kandis, Way Kandis, Labuhan Dalam, Rajabasa Raya, Rajabasa Jaya

Tanjung Senang

Sukabumi, Sukabumi indah, Campang Raya, Nusantara Permai, Campang Jaya, Way Gubak, Way Laga

Sukabumi

6 PT.MPI Amri Gedong Air, Sukajawa, Lebak Budi, Kelapa Tiga Permai, Susunan Baru, Gunung Agung, Sukadanaham

Tanjung karang Barat Kupang Kota, Kupang Raya, Kupang

Teba, Pengajaran, Gulak Galik, Sumur Batu

Teluk betung Utara Srengsem, Karang Maritim, Panjang

Utara, Panjang Selatan, Pidada, Way Lunik, Ketapang

Panjang

(33)

2. Konsep kedua yaitu C (Coverage) yang berarti bahwa setiap tim penjual harus tahu akan banyaknya konsumen yang berada pada wilayah penjualan yang dikuasainya. Dengan adanya pengetahuan tim penjual akan memiliki banyak konsumen dan dapat memudahkan tim penjual dalam menawarkan produk-produk pada setiap outlet-outlet yang ada. Dengan demikian hal ini akan dapat memaksimalkan wilayah penjualan yang telah diberikan PT. Millenium Pharmacon International Tbk kepada setiap tim penjual. Untuk mengetahui banyaknya konsumen pada suatu wilayah maka harus membuat rute kunjungan yang baik dan benar, untuk rute kunjungan sebaiknya rute kunjungan yang ada pada peta PT. Millenium Pharmacon International Tbk dikerjakan melingkar seperti bola dengan tujuan agar semua tim penjual tidak akan mengulangi wilayah yang sudah terlewati. Rute kunjungan tim penjual yang tertata dengan rapi bisa dilihat pada tabel 4.17 berikut ini :

Tabel 4.17 Rute Kunjungan Tim Penjual Yang Tertata

No Tim Penjual

Min ggu

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1 Iswan 1 Sukamen anti

Sukamen anti Baru

Kedaton Sidodadi Penenga han Bukit Jati Seminung 2 Kota Sepang Sepang Jaya Labuhan Ratu Raya Labuhan Ratu Kampung Baru Raya Bandar Gumanti 3 Sukarame Sukarame Baru Way Dadi Way Dadi Baru Korpri Jaya Korpri Raya 2 Bamba ng 1 Perumnas Way Halim Way Halim Permai Jagabay a 1 Jagabaya 2 Jagabaya 3 Gunung Sulah 2 Pinang Jaya Beringin Jaya Kemili ng Raya Kemiling Permai Sumber Sejahtera Sumber Rejo 3 Sawah Lama Sawah Brebes Sumber Agung Tanjung Agung Kota Baru Kebon Jeruk

(34)

3 Maryan to 1 Kedamai an Bumi Kedamai an Tanjung Agung Raya Tanjung Raya Tanjung Baru Kaliabau Kencana 2 Kaliawi Persada Kaliawi Kelapa Tiga Durian Payung Pasir Gintung Palapa 3 Enggal Tanjung karang Pahoma n Rawa Laut Gunung Sari Pelita

4 Joni 1 Kuripan Batu Putuk Bakung Negeri Olok Gading Tanjung Senang Sukarame 2 2 Way Kandis Perumnas Way Kandis Pemata ng Wangi Rajabasa Raya Rajabasa Jaya Labuhan Dalam 3 Pesawah an Talang Gedung pakuon Teluk betung Gunung Mas Sumur Putri 5 Ansori 1 Tanjung Senang Gedong Meneng Gedong Meneng Baru Rajabasa Rajabasa Nunyai Rajabasa Pemuka 2 Way Kandis Pematang Wangi Perumn as Way Kandis Rajabasa Raya Rajabasa Jaya Labuhan Dalam 3 Way Gubak Campang Jaya Campa ng Raya Nusantara Permai Sukabumi Sukabumi indah 6 Amri 1 Gunung Agung Gedong Air Susunan Baru Sukajawa Lebak Budi Kelapa Tiga Permai 2 Pengajar an Kupang Kota Kupang Raya Kupang Teba Sumur Batu Gulak Galik 3 Srengsem Panjang Utara Panjang Selatan

Pidada Ketapang Karang Maritim Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

(35)

3. Konsep ketiga yaitu P (Penetration) yang berarti bahwa tim penjual harus dapat menguasai dan mengetahui produk-produk apa saja yang akan ditawarkan kepada setiap outlet-outlet yang ada di wilayah penjualan. Dengan adanya pengetahuan akan setiap produk yang akan dijual oleh tim penjual maka akan memudahkan setiap tim penjual dalam menawarkan setiap produk yang ada di wilayah penjualan. Dengan begitu akan dapat juga membantu dalam pengoptimalan wilayah penjualan tim penjual tersebut.

4.7Implikasi Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa PT. Millenium Pharmacon International Tbk mempunyai permasalahan pada sistem distribusi barangnya sehingga mengakibatkan keterlambatan pendistribusian barangnya kepada outlet-outlet yang ada. Hal ini dapat terlihat dari pembagian wilayah tim penjual yang belum tertata dengan baik, dimana seorang tim penjual menanggani dua wilayah yang memiliki jarak tempuh yang jauh sehingga dapat menyebabkan pemborosan waktu dan pemborosan biaya. Selain itu juga terlihat dari pola orderan yang terlalu rumit, sehingga membutuhkan waktu yang lama bagi konsumen untuk memesan barang serta sistem pembayaran tunai yang terlalu beresiko dimana pembayaran tunai dilakukan kepada supir atau helper.

Sedangkan faktor-faktor yang menjadi penghambat keterlambatan pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk diketahui berdasarkan analisis dengan menggunakan analisis faktor yang menghasilkan 2 faktor yaitu faktor pendukung dan faktor internal sebagai penghambat keterlambatan pendistribusian barang pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Faktor pendukung itu sendiri merupakan gabungan dari beberapa variabel yaitu variabel manusia, kendaraan, produk, orderan dan infrastruktur.

Sedangkan faktor internal merupakan gabungan dari beberapa variabel lainnya yaitu variabel waktu, harga dan biaya. Untuk mengoptimalkan sistem distribusi pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk dapat dilakukan dengan cara pemaksimalan wilayah penjualan dimana melakukan penjualan denga cara merangkul semua pelanggan secara detail dan membuat peta kerja yang detail sehingga tim penjual bisa menguasai seluruh wilayah penjualan yang ada. Sedangkan

(36)

untuk memaksimalkan wilayah penjualan perusahaan dapat menerapkan konsep SCP (Spreading, Coverage, Penetration) pada selurh tim penjualnya, dimana semua tim penjual harus menguasai konsep SCP yang ada yaitu tim penjual harus mengetahui batasan-batasan wilayah penjualan yang diberikan kepadanya, ini merupakan konsep S, sedangkan untuk konsep C tim penjual harus mengetahui akan banyaknya konsumen yang berada pada wilayah penjualan yang dikuasainya, serta konsep P yaitu tim penjual harus mengetahui dan menguasai produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen.

Selain penerapan konsep SCP untuk memaksimalkan wilayah penjualan juga bisa dilakukan dengan cara pembuatan jadwal kerja mencakup pembuatan rute kunjungan. Untuk pembuatan rute kunjungan seorang tim penjual, kemudian melihat rute kunjungan dibuat melingkar seperti bola sehingga tim penjual tidak melewati wilayah yang sudah terlewati. Jadi dengan penerapan konsep SCP dan pembuatan jadwal kerja serta rute kunjungan yang melingkar seperti bola akan dapat memaksimalkan wilayah penjualan yang ada pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk. Oleh karena itu maksimalnya wilayah penjualan akan mengoptimalkan pula sistem distribusi pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Millenium Pharmacon International Tbk   Sumber : Data Internal Perusahaan PT
Tabel 4.1 Komposisi Responden   No  Responden  Jumlah  Responden  1  Owner   1  2  Supervisor  3  3  Apoteker  1
Tabel 4.2 Uji Validitas
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Mondy (2016) seleksi adalah proses memilih dari sekelompok pelamar, individu yang paling cocok untuk posisi tertentu dan organisasi dengan melihat keoptimalan

Guru (peneliti) cenderung membiarkan siswa yang ramai. Padahal terkadang keramaian yang ditimbulkan siswa tidak terkait dengan proses pembelajaran. Hal tersebut

Field Gaji Pokok berasal dari Master Komponen Gaji Karyawan yang disesuikan dengan absensi dari orang tersebut, Shift, Ijin/Cuti, Master Libur Karyawan, jika

eagypti yang ditangkap di dalam rumah pada siang hari, setelah satu minggu dari pengasapan di daerah perlakuan dan daerah pemban- ding adalah sebagai berikut : Di Bumirejo

Untuk melihat kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya dapat dilihat dari perlombaan lari maraton , seorang peserta dengan peserta lain akan memiliki peringkat yang

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peran lingkungan belajar dan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar Fisika

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan terdiri dari 1 ketua

Variabel respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah lama waktu penyele- saian pengurusan perizinan HO (T), dengan 11 variabel penjelas yaitu: jenis kelamin pemilik usaha,