• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/ 2013 dengan subjek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 berada di wilayah Desa Tolokan Kelurahan Tolokan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 berada di kaki gunung Telomoyo dengan suasana sekolah yang asri dan berudara sejuk di daerah pedesaan. Untuk sampai di Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 ini harus menempuh kurang lebih 2 km dari jalan raya Kopeng-Salatiga.

Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 166 siswa. Ruangan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 terdapat 13 ruangan, dengan rincian 7 ruangan kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruangan administrasi, dan 3 ruangan untuk WC guru dan WC siswa. Ruang kelas sudah baik dengan berlantaikan keramik dan mempunyai jendela dan ventilasi yang cukup. Selain ruangan Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara dan lapangan olahraga dan juga teras yang berada di antara kelas yang ditanami tumbuhan-tumbuhan hijau yang berada di pot maupun di gantung di depan kelas.

Fasilitas belajar yang ada di sekolah ini sudah baik dengan dilengkapi beberapa komputer untuk membantu para guru mengurus kegiatan administrasi, selain itu sudah terdapat beberapa alat peraga penunjang pembelajaran namun terkadang kurang digunakan dengan maksimal dalam kegiatan pembelajaran. Sarana belajar siswa yang tersedia di Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 terdiri dari buku-buku paket pelajaran dan buku-buku lain yang menunjang dalam membantu siswa belajar.

(2)

Guru dan karyawan yang ada di Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 sudah tercukupi, dengan jumlah guru sebanyak 10 orang, dengan rincian 1 Kepala Sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru Olahraga dan 1 guru bahasa Inggris. Adapun karyawan sekolah terdiri dari 1 pegawai perpustakaan yang juga membantu dalam administrasi sekolah dan 1 penjaga sekolah.

4.2. Kondisi Awal Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 siswa pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan bisa terlihat nilai hasil evaluasi siswa dalam mata pelajaran matematika sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 60). Data hasil evaluasi siswa sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terdapat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Destribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2013 Pra Siklus

Kriteria Nilai Frekuensi Persentase (%) Jmlh siswa Ket. Persentase (%) KKM 60 75-79 1 3,85 12 Tuntas 46,15 70-44 2 7,69 65-69 5 19,23 60-64 4 15,38 55-59 11 42,31 14 Tidak Tuntas 53,85 50-54 2 7,69 45-49 0 0 40-44 1 3,85 Jumlah 26 100 100 Nilai Rata-rata 61,31 Nilai Tertinggi 76 Nilai Terendah 44

(3)

Dilihat dari tabel 4.1. destribusi frekuensi nilai pada mata pelajaran Matematika pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam hasil belajarnya (KKM 60).

Diketahui untuk nilai antara 40 s/d 44 frekuensinya ada 1 dengan persentase 3,85%, nilai antara 44 s/d 49 frekuensinya 0, nilai antara 50 s/d 54 frekuensinya 2 dengan persentase 7,69%, nilai antara 55 s/d 59 frekuensinya 11 dengan persentase 42,31%, jadi total ada 14 siswa atau 53,85% siswa yang tidak tuntas, kemudian nilai antara 60 s/d 64 frekuensinya 4 dengan persentase 15,38%, nilai antara 65 s/d 69 frekuensinya 5 dengan persentase 19,23%, nilai antara 70 s/d 74 frekuensinya 2 dengan persentase 7,69%, nilai antara 75-79 frekuensinya 1 dengan persentase 3,85%, jadi totalnya ada 12 siswa atau 46,15% siswa yang sudah tuntas atau mencapai KKM yang ditentukan dapat dilihat pada daftar nilai siswa. (Terlampir)

Dilihat dari hasil tersebut, peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Tolokan 01 Semester 2 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan tabel 4.1. dapat digambarkan dalam gambar 4.1. dan 4.2.

(4)

Gambar 4.1.

Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Pra Siklus

Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Pra Siklus 14 12 11 11,5 12 12,5 13 13,5 14 14,5 <60 >60 Ju m la h S isw a Skor <60 >60

54%

46%

persentase

<60

>60

(5)

Hasil belajar siswa tergolong masih rendah ditunjukkan dengan sebagian perolehan nilai siswa yang belum mencapai KKM. Beberapa hal yang mempengaruhi nilai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika disebabkan oleh belajar siswa yang kurang maksimal, kurang memperhatikan saat pelajaran berlangsung, minat siswa dalam pelajaran matematika tergolong rendah dan metode pembelajaran yang kurang variatif. Pada kenyataannya mata pelajaran matematika termasuk pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga siswa membutuhkan metode dan media pembelajaran yang membuat materi pelajaran matematika menjadi lebih kongkrit. Sedangkan permasalahannya guru terbiasa menggunakan metode mengajar konvensional dengan kurang memanfaatkan media pembelajaran sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika yang mengakibatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan menjadi rendah dan hasil belajar siswa pun menjadi kurang maksimal.

4.3. Pelaksanaan Penelitian

Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Tanggal Pelaksanaan Kegiatan

1 Selasa, 5 Maret 2013 Observasi 2 Selasa, 26 Maret 2013 Uji Validitas 3 Rabu, 3 April 2013 Kamis, 4 April 2013 Pertemuan 1 Siklus 1 Pertemuan 2 Siklus 1 4 Jumat, 12 April 2013 Sabtu, 13 April 2013 Pertemuan 1 Siklus 2 Pertemuan 2 Siklus 2

(6)

4.4. Hasil Penelitian 4.4.1. Siklus 1

A. Rencana Tindakan

Tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan, sebagai berikut:

1. Pertemuan 1

Sebelumnya telah dilaksanakan tahap identifikasi masalah pada kegiatan observasi yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan penelitian. Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan beserta media yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Selanjutnya pada pertemuan 1 peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar petunjuk kegiatan siswa, lembar hasil kerja siswa, lembar observasi guru, alat dan bahan berupa media bangun ruang dan buku-buku penunjang kegiatan pembelajaran.

Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 1 dengan pokok bahasan “Macam-macam Bentuk Bangun Ruang” dengan tujuan pelajaran antara lain melalui demonstrasi dengan kertas dan kotak siswa dapat mendefinisikan pengertian bangun ruang dengan benar, melalui pengamatan di lingkungan sekolah siswa dapat menunjukkan gambar minimal lima bentuk bangun ruang sederhana, melalui diskusi kelompok tentang benda yang diamati siswa dapat mengidentifikasi macam-macam bangun ruang sederhana dengan tepat. Selanjutnya peneliti menyusun rencana pembelajaran melalui kegiatan sebagai berikut: siswa mendefinisikan pengertian bangun ruang dengan memperhatikan demonstrasi guru dengan beberapa benda yaitu kertas dengan kotak dan kotak dengan gelas kemudian siswa melakukan tanya jawab mengenai persamaan dan perbedaan beberapa benda-benda tersebut, siswa melakukan kegiatan eksperimen dengan pengamatan terhadap lingkungan sekitar tentang benda yang termasuk ke dalam bangun ruang, siswa mendiskusikan hasil

(7)

kerja secara berkelompok, siswa melaporkan hasil kerja dan diskusinya di depan kelas, hasil diskusi dibahas kembali bersama guru dan membuat kesimpulan, guru memberikan ulasan materi dan refleksi kepada siswa.

2. Pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus 1 merupakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada pertemuan 2. Rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 sama dengan pertemuan 2, namun yang membedakan adalah materi dan kegiatan eksperimen yang dilakukan. Sebelumnya peneliti menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar petunjuk kegiatan siswa, lembar hasil kerja siswa, lembar observasi guru, alat dan bahan berupa media bangun ruang dan buku-buku penunjang kegiatan pembelajaran.

Pada pertemuan ini materi yang akan diajarkan adalah mengenai “Sifat-sifat Bangun Ruang Sederhana” dengan tujuan pembelajaran antara lain melalui demonstrasi dengan bangun ruang siswa dapat menyebutkan tiga unsur-unsur bangun ruang sederhana dengan benar, melalui diskusi kelompok tentang bangun ruang siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dengan tepat. Selanjutnya peneliti menyusun rencana pembelajaran dalam kegiatan sebagai berikut: siswa melakukan tanya jawab mengenai unsur-unsur bangun ruang melalui demonstrasi guru menggunakan media bentuk-bentuk bangun ruang, siswa melakukan kegiatan eksperimen mengidentifikasi sifat bangun ruang menggunakan media bangun ruang secara berkelompok, siswa melaporkan hasil kegiatan eksperimennya di depan kelas, guru membahas kembali hasil diskusi siswa dan membuat kesimpulan, guru memberikan ulasan materi dan refleksi kepada siswa, siswa mengerjakan tes evaluasi pembelajaran.

(8)

B. Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan 1

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang akan digunakan yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar petunjuk kegiatan eksperimen siswa, lembar hasil kerja kegiatan siswa, alat peraga berupa kertas, kotak kardus dan gelas, serta buku penunjang mata pelajaran matematika. Untuk mempermudah melakukan kegiatan secara berkelompok, tempat duduk siswa diatur menjadi 5 bagian kelompok.

Kegiatan awal dimulai dengan berdoa, mengucapkan salam dan mengabsen para siswa. Kemudian guru membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi menggunakan media kertas dan kotak kardus, guru memberikan pertanyaan apa persamaan dan perbedaan dari kedua benda yang ditunjukkan. Siswa dibimbing memahami konsep keruangan dari kedua benda tersebut. Guru menyampaikan pokok bahasan yang akan dilakukan yaitu tentang Bangun Ruang Sederhana.

Memasuki kegiatan inti, guru kembali menunjukkan dua buah benda yaitu kotak kardus dan kaleng/gelas, siswa kembali menyebutkan persamaan dan perbedaan pada kedua benda tersebut. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang sebelumnya sudah dibentuk, dan diberi nama kelompok 1, 2, 3, 4 dan 5. Setiap kelompok menyiapkan peralatan berupa alat tulis dan penggaris. Guru membagikan lembar petunjuk kegiatan siswa dan lembar kerja kegiatan siswa. Sebelumnya guru menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah kerja kegiatan yang dilaksanakan sehingga siswa lebih memahami dengan baik dan benar. Kemudian barulah siswa melakukan kegiatan eksperimen secara berkelompok di luar kelas dan sekitar lingkungan sekolah dengan waktu 15 menit. Kegiatan eksperimen yang dilakukan siswa antara lain dimulai dengan mengamati benda-benda apa saja yang ada di lingkungan sekolah yang memenuhi syarat sebagai bangun ruang. Setiap siswa menuliskan hasil pengamatan dengan menggambar di selembar kertas yang disediakan. Setelah

(9)

waktu selesai, siswa kembali ke kelas dan duduk secara berkelompok. Dalam diskusi kelompok siswa bersama-sama mengidentifikasi hasil pengamatan yang telah dilakukan dan mengelompokkannya menurut macam-macam bentuk bangun ruang sesuai dengan tebel yang ada di lembar kerja siswa. Kemudian siswa menjawab pertanyaan yang ada di lembar kerja siswa, dan menyimpulkan hasil kegiatan ekperimen yang telah dilakukan. Selanjutnya setiap kelompok bergantian menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah semua kelompok maju, guru membahas kembali hasil diskusi dari kelima kelompok dan secara bersama-sama menyimpulkan hasil kegiatan tadi.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan ulasan materi mengenai pengertian bangun ruang dan macam-macam bentuk bangun ruang sederhana, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan atau ada materi yang belum dipahami. Setelah itu dilanjutkan dengan melakukan refleksi kepada siswa dan memberikan contoh penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pertemuan 2

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 merupakan kelanjutan kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi. Sama dengan pertemuan sebelumnya, sebelum memulai pelaksanaan guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar petunjuk kegiatan siswa, lembar kerja kegiatan siswa, lembar evaluasi siswa siklus 1, alat peraga berupa media bentuk bangun ruang yang terdiri dari kubus, balok, tabung, kerucut dan bola, serta buku penunjang mata pelajaran matematika.

Pada kegiatan awal guru memulai dengan mengajak siswa berdoa bersama-sama dan mengucapkan salam, kemudian guru melakukan absensi. Pembelajaran dibuka dengan apersepsi berupa mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan selanjutnya, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi “Sifat-sifat Bangun Ruang Sederhana”.

(10)

Dalam kegiatan inti siswa memperhatikan beberapa media model bangun ruang sederhana berupa kubus, balok, tabung, kerucut dan bola. Guru melakukan tanya jawab tentang unsur-unsur bangun ruang yang terdapat dalam masing-masing media bangun ruang, berupa sisi, rusuk dan titik sudut. Setelah memahami unsur-unsur bangun ruang tersebut, siswa kembali melakukan kegiatan eksperimen secara berkelompok. Anggota kelompok sama dengan kelompok pada pertemuan 1. Kemudian guru membagikan media bangun ruang tersebut, masing-masing kelompok mendapat 1 bentuk bangun ruang beserta lembar petunjuk kegiatan siswa dan lembar kerja kegiatan siswa. Guru menjelaskan langkah-langkah kerja kegiatan yang harus dilakukan. Setelah itu, siswa memulai kegiatan eksperimen dengan waktu sekitar 15 menit. Kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh para siswa adalah mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang yang masing-masing kelompok terima. Setelah selesai mengidentifikasi sifat bangun ruang, kemudian mereka mendiskusikan hasil identifikasi yang mereka peroleh dan menuliskan hasilnya pada lembar kerja kegiatan siswa serta menjawab pertanyaan yang ada pada lembar tersebut mengenai jumlah sisi, rusuk, dan titik sudut pada bangun ruang yang mereka amati. Selanjutnya setiap kelompok secara bergantian menyampaikan hasil kegiatan eksperimennya di depan kelas. Guru bersama siswa membahas kembali hasil kerja kegiatan siswa dan bersama-sama membuat kesimpulan.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan ulasan materi dan pemantapan kepada siswa mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Setelah semua paham dengan materi yang disampaikan, guru memberikan tes evaluasi untuk mengukur hasil keberhasilan pembelajaran dan pemahaman para siswa mengenai materi yang diajarkan. Di akhir kegiatan pembelajaran guru memberitahu siswa untuk membawa benda-benda yang berbentuk kubus dan balok yang terbuat dari kertas untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran berikutnya.

(11)

C. Pengamatan/ Observasi dan Hasil Tindakan

1. Analisis data hasil observasi guru

Hasil observasi guru pada pertemuan 1 guru melaksanakan dengan baik kegiatan pembelajaran seperti yang sudah direncanakan sebelumnya antara lain dengan menyiapkan kondisi kelas dengan tempat duduk yang sudah diatur yang mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan secara berkelompok, guru memeriksa kesiapan siswa sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan baik sehingga siswa tertarik untuk memperhatikan, guru menggunakan alat peraga dalam pembelajarannya sehingga menarik perhatian siswa untuk memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Tetapi masih terdapat beberapa siswa yang masih saja tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Pada pertemuan 1, guru membimbing para siswa untuk melakukan kegiatan eksperimennya di luar kelas, meskipun di luar kelas guru tetap memantau kegiatan yang dilaksanakan siswa. Saat penyampaian hasil kegiatan para siswa, siswa masih belum terbiasa dengan berdiri di depan kelas untuk menyampaikan laporan. Jadi dalam pertemuan 1, guru kurang mendorong siswa untuk berpendapat dan bertanya. Namun pada pertemuan 2 siswa sudah mulai memberanikan diri untuk memberikan dan menyampaikan laporan atau pendapatnya dengan baik, meskipun masih dengan bimbingan oleh guru. Dari hasil observasi guru pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi bangun ruang sederhana, dan juga peningkatan ketertarikan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Analisis data hasil belajar matematika siswa Siklus 1

Pada kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang dengan perolehan hasil belajar matematika siswa pada tabel 4.3.

(12)

Tabel 4.3.

Destribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2013 Siklus 1

Kriteria Nilai Frekuensi Persentase

(%) Jmlh Ket. Persentase (%) KKM 60 >95 3 11,54 24 Tuntas 92,3% 87-95 4 15,38 78-86 8 30,77 69-77 5 19,23 60-68 4 15,38 51-59 0 0 2 Tuntas Tidak 7,7 42-50 2 7,69 Jumlah 26 100 100 Nilai Rata-rata 78 Nilai Tertinggi 96 Nilai Terendah 44

Dilihat dari tabel 4.3. Nilai hasil belajar matematika siswa yang mendapat nilai antara 42 s/d 50 frekuensinya 2 orang dengan persentase 7,69 %, nilai antara 51 s/d 59 frekuensinya 0, jadi total terdapat 2 orang yang mendapat nilai tidak tuntas atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 7,69%. Selanjutnya nilai antara 60 s/d 68 frekuensinya 4 orang dengan persentase 15, 38%, nilai antara 69 s/d 77 frekuensinya 5 orang dengan persentase 19,23%, nilai antara 78 s/d 86 frekuensinya 8 orang dengan persentase 30,77%, nilai antara 87 s/d 95 frekuensinya 4 orang dengan persentase 15,38%, dan nilai >95 frekuensinya 3 orang dengan persentase 11,54%, jadi total terdapat 24 siswa yang nilainya tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 92,3%. Data nilai hasil belajar siswa terlampir.

Dari hasil data diatas, dapat disimpulkan siswa yang mendapat nilai tuntas sebesar 92,3%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 46,15% dari kondisi awal dari yang semula 46,15% menjadi 92,3%. Siswa yang mendapatkan nilai belum tuntas sebesar 7,7%, sehingga terjadi penurunan sebesar 46,16% dari kondisi awal yang

(13)

semula 53,85% menjadi 7,7%. Pada siklus 1 ini nilai rata-ratanya 78, nilai terendah 44 dan nilai tertinggi 96. Dari keterangan Tabel 4.3. dapat dilihat pada gambar 4.3. dan 4.4

Gambar 4.3.

Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013

Siklus 1

Gambar 4.4.

Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Siklus 1 2 24 0 5 10 15 20 25 30 <60 >60 Ju m la h S isw a Skor <60 >60

8%

92%

persentase

<60

>60

(14)

Dari data diatas, hasil perolehan nilai hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan dilaksanakan. Namun masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Maka dari itu, untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar seluruhnya mencapai nilai KKM diperlukan siklus 2 sebagai perbaikan dan penguatan dari Siklus 1 agar penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

D. Refleksi Siklus 1

Setelah pelaksanaan siklus 1 yang terdiri dari 2 pertemuan, diperoleh peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal tersebut dapat dilihat dari sebagian besar siswa yang mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meskipun masih terdapat sebagian kecil yang nilainya masih belum mencapai KKM.

Dilihat dari segi proses pembelajaran di kelas, guru sudah melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan, namun dalam kegiatannya terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan dan bermain sendiri. Dalam kegiatan tanya jawab, sudah ada siswa yang berani mengemukakan pendapatnya meskipun belum sebagian besar. Guru sudah menggunakan waktu dengan tepat dan selalu memantau waktu saat kegiatan siswa dilaksanakan. Saat kegiatan dilaksanakan siswa mulai memahami dan memperhatikan petunjuk-petunjuk kegiatan eksperimen yang mereka lakukan. Pada proses kegiatan eksperimen siswa sudah berusaha melakukan sesuai petunjuk yang diberikan, sehingga tidak begitu menemui kesulitan dalam pelaksanaannya. Media bangun ruang yang dipakai saat kegiatan pembelajaran digunakan dengan tepat baik oleh guru maupun para siswa. Dalam kegiatan menyampaikan hasil laporan kegiatan, siswa masih terlihat malu-malu untuk menyampaikannya di depan kelas dengan suara yang masih pelan. Namun secara keseluruhan proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik

(15)

dan lancar. Setelah diadakannya tes evaluasi pada akhir pertemuan siklus 1 terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang.

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus 1, peneliti dan guru kelas berdiskusi untuk memperbaiki kekurangan tersebut pada kegiatan pembelajaran siklus 2. Pada siklus 2 guru lebih memperhatikan siswa yang sebelumnya masih terlihat kurang memperhatikan atau bermain sendiri dengan memberikan teguran secara wajar. Kemudian guru lebih mendorong siswa agar lebih aktif lagi dalam kegiatan tanya jawab dan membuat siswa lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya dengan cara penyampaian yang lebih menarik. Sebelum kegiatan eksperimen guru memastikan bahwa siswanya sudah memahami petunjuk kegiatan dengan benar. Dalam penyampaian hasil laporan, guru membimbing siswa untuk dapat melaporkan hasil laporan kegiatannya dengan bahasa yang benar dan suara yang keras agar siswa yang lain lebih memperhatikan.

4.4.2. Siklus 2

A. Rencana Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini merupakan tindak lanjut dan perbaikan dari pelaksanaan siklus 1, yang terdiri dari 2 pertemuan. Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini masih sama seperti siklus 1, yang membedakan adalah pokok bahasannya mengenai jaring-jaring kubus dan balok.

1. Pertemuan 1

Sebelumnya peneliti menyiapkan Rencana Pembelajaran (RPP), lembar petunjuk kegiatan siswa, lembar kerja kegiatan siswa, lembar observasi guru alat peraga media bangun ruang, dan buku penunjang pembelajaran matematika.

Pada pertemuan 1 ini, peneliti menyusun kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran antara lain melalui demonstrasi dengan bangun datar persegi dan persegi panjang, siswa dapat mendefinisikan pengertian jaring-jaring kubus dan balok dengan benar, melalui kegiatan eksperimen dengan benda berbentuk

(16)

kubus dan balok, siswa dapat mengidentifikasi bentuk jaring-jaring kubus dan balok dengan tepat. Selanjutnya dengan tujuan pembelajaran diatas, peneliti menyusun kegiatan pembelajaran sebagai berikut: siswa menyebutkan bangun datar yang menyusun kubus dan balok melalui demonstrasi guru, siswa mendefinisikan pengertian jaring-jaring berdasarkan demonstrasi guru yang memotong sebagian rusuk kubus dan balok, siswa melakukan kegiatan eksperimen secara berkelompok dengan menggunakan benda-benda yang berbentuk kubus dan balok dan mengidentifikasi bentuk-bentuk jaring-jaring kubus dan balok, siswa mendiskusikan hasil kerja kelompoknya dan menyampaikannya di depan kelas. Guru dan siswa membahas kembali hasil diskusi dan membuat kesimpulan. Guru memberikan ulasan materi dan refleksi kepada siswa.

2. Pertemuan 2

Pertemuan 2 merupakan pemantapan dari pertemuan 1 pada siklus 2 ini, dengan tetap memperbaiki kekurangan yang terjadi pada pertemuan 1. Pokok bahasan pada pertemuan 2 ini sama dengan pertemuan 1 yaitu mengenai “Jaring-jaring Kubus dan Balok” namun yang membedakan adalah tujuan pembelajarannya yaitu melalui kegiatan eksperimen dengan bangun datar persegi dan persegi panjang, siswa dapat menentukan macam-macam bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang benar.

Sebelumnya peneliti melanjutkan menyusun kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat Lembar Kerja Siswa untuk siklus 2, lembar petunjuk kegiatan siswa, lembar kerja kegiatan siswa, lembar observasi guru, alat dan bahan berupa media bangun ruang dan buku-buku penunjang kegiatan pembelajaran matematika.

Rencana kegiatan pembelajaran dalam pertemuan ini antara lain siswa dapat menyebutkan berapa jumlah persegi dan persegi panjang melalui demonstrasi dari guru, siswa melakukan kegiatan eksperimen untuk mengidentifikasi macam-macam bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang

(17)

benar dengan menggunakan puzzle berbentuk persegi. Siswa melakukan kegiatan secara kelompok dan membuat hasil kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan. Siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. Guru bersama siswa membuat kesimpulan, dan memberikan ulasan materi serta refleksi kepada siswa, di akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes tertulis.

B. Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan 1

Guru dengan peneliti menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran yaitu membawa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar petunjuk kegiatan siswa, lembar kerja kegiatan siswa, lembar observasi untuk peneliti, alat peraga media bangun ruang berupa kotak kardus yang berbentuk kubus dan balok serta buku paket penunjang mata pelajaran matematika.

Denah tempat duduk masih sama dengan pertemuan pada siklus 1 dengan siswa dibagi menjadi 5 kelompok. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa, setelah itu guru menanyakan kabar siswa-siswanya. Kemudian guru memulai apersepsi dengan menujukkan 2 buah kardus berbentuk kubus dan balok, guru bertanya kepada siswa “masih ingatkah nama bangun yang ibu bawa ini?”, setelah anak-anak menjawab kubus dan balok, guru bertanya kembali “ perhatikan kubus dan balok ini, terbentuk dari bangun datar apa saja yang menyusun bangun tersebut?”. Beberapa siswa maju ke depan untuk melihat dengan jelas bangun datar apa saja yang menyusun kubus dan balok tersebut. Guru menyampaikan dan menuliskan pokok bahasan yaitu jaring-jaring kubus.

Kegiatan inti dilanjutkan dengan siswa memperhatikan demostrasi guru dalam memotong beberapa rusuk bangun kubus dan balok sehingga membentuk gabungan beberapa persegi dan persegi panjang. Guru membimbing siswa untuk mendefinisikan pengertian jaring-jaring dari demonstrasi tersebut. Selanjutnya siswa memulai kegiatan eksperimen secara berkelompok dengan tujuan

(18)

mengidentifikasi bentuk jaring-jaring kubus dan balok. Kelompok masih sama dengan pertemuan sebelumnya. Siswa menyiapkan bahan yang sudah dibawa dari rumah yang akan digunakan untuk kegiatan eksperimen yaitu benda-benda yang berbentuk kubus dan balok yang terbuat dari kertas, gunting dan lem yang diberitahukan pada pertemuan sebelumnya. Guru menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan, barulah membagi lembar petunjuk kegiatan siswa dan lembar kerja kegiatan siswa. Guru mempersilakan siswa untuk memulai kegiatan eksperimen dengan waktu sekitar 15 menit. Kegiatan eksperimen yang dilakukan adalah dengan memotong rusuk benda-benda berbentuk kubus dan balok untuk mengidentifikasi bentuk jaring-jaringnya, setelah itu jaring-jaring yang sudah teridentifikasi didiskusikan dan hasil kesimpulannya digambar pada lembar kerja yang sudah disediakan. Tidak lupa siswa menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja siswa. Guru selalu memantau kegiatan siswa dengan mendekati meja siswa setiap kelompok. Setelah waktu habis, siswa secara bergantian menyampaikan hasil kegiatan dan diskusinya di depan kelas. Beberapa siswa masih kesulitan untuk menyampaikan hasil diskusinya, namun guru membimbing siswa tersebut agar dapat menyampaikan dengan baik. Setelah seluruh kelompok maju, guru mengajak siswa untuk bersama-sama menyimpulkan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan.

Pada kegiatan akhir, guru memperkuat hasil kegiatan tersebut dengan memberikan ulasan materi mengenai jaring-jaring kubus dan balok. Siswa mencatat ulasan materi yang telah diberikan. Barulah guru memberi kesempatan untuk bertanya apabila masih terdapat materi yang kurang dipahami. Setelah itu guru bersama-sama merefleksi hasil kegiatan pembelajaran yang dilakukan, dan memberikan contoh penggunaan dalam kegiatan sehari-hari. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran.

(19)

2. Pertemuan 2

Pelaksanaan pertemuan 2 ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1, guru dan peneliti menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran. Namun pada pertemuan 2 ini alat peraga yang digunakan adalah karpet puzzle berbentuk bangun datar persegi.

Kegiatan awal dibuka dengan doa dan menanyakan kepada siswa adakah yang tidak hadir pada pertemuan tersebut. Guru membuka pembelajaran dengan melakukan apersepsi dengan lembar kertas berbentuk persegi dan persegi panjang. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengingat materi pada kegiatan sebelumnya, yaitu bangun ruang apa yang terbentuk dari bangun persegi dan berapa jumlahnya, serta bangun ruang apa yang terbentuk dari bangun persegi panjang dan berapa jumlahnya.

Pada kegiatan inti, beberapa siswa maju ke depan untuk mencoba menyusun bangun datar tersebut untuk menjadi jaring-jaring kubus dan balok. Siswa yang lain memperhatikan kegiatan temannya di depan kelas. Setelah itu barulah siswa melakukan kegiatan eksperimen secara berkelompok dengan menggunakan karpet puzzle yang sudah disediakan, guru tidak lupa membacakan petunjuk dan membagikan lembar petunjuk kegiatan siswa dan lembar kerja siswa. Kegiatan eksperimen yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang sudah disediakan pada lembar kerja siswa, apakah jaring-jaring tersebut benar atau salah dengan menggunakan karpet puzzle yang disediakan. Guru mempersilakan siswa untuk melakukan kegiatannya dengan waktu 15 menit. Setelah kegiatan selesai, siswa kembali menyampaikan hasil kegiatan yang dilakukan di depan kelas secara bergantian. Kemudian guru bersama siswa membandingkan hasil kerja setiap kelompok, dan membuat kesimpulan.

Selanjutnya pada kegiatan akhir, guru selalu memberikan ulasan materi dan siswa pun mencatat ulasan yang diberikan oleh guru. Sebelum diberikan tes evaluasi, guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang

(20)

belum dipahami. Setelah semua paham, barulah guru memberikan tes evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa.

C. Pengamatan / Observasi dan Hasil Tindakan

1. Analisis data hasil observasi guru

Hasil observasi guru pada pertemuan 1 siklus 2, guru melaksanakan pembelajaran dengan baik seperti pada pertemuan pada siklus 1 dengan memperbaiki kekurangan pada siklus 1 dan melakukan pemantapan. Guru mengkondisikan siswanya dengan baik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa dan memberi salam terlebih dahulu. Pembelajaran dibuka dengan melakukan apersepsi menggunakan demostrasi sehingga akan menarik perhatian siswa untuk lebih memperhatikan. Pada pertemuan 1 ini, guru meminta para siswa untuk melakukan kegiatan eskperimen dengan bahan kardus yang telah dibawa siswa dari rumah, dengan belajar secara langsung siswa lebih berantusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat memantau kegiatan yang dilakukan siswa. Saat penyampaian hasil pada pertemuan 1, guru membimbing siswa untuk menyampaikan hasil kegiatannya dengan kalimat yang benar dan berusaha memotivasi siswa agar berani menyampaikan pendapatnya di dalam kelas. Pada pertemuan 2 kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar, guru melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun, dan siswa pun menjadi antusias setiap mengikuti pembelajaran matematika. Dari hasil observasi guru pada siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan dalam segi pemahaman siswa dan hasil belajar siswa terhadap materi bangun ruang sederhana pokok bahasan jaring-jaring kubus dan balok.

2. Analisis data hasil belajar matematika siswa siklus 2

Pada kegiatan pembelajaran siklus 2 ini terjadi peningkatan hasil belajar matematika setelah penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang dengan perolehan hasil belajar matematika siswa pada tabel 4.4.

(21)

Tabel 4.4.

Destribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2

Tahun Pelajaran 2012/2012 Siklus 2

Kriteria Nilai Frekuensi Jmlh Persentase

(%) Ket. Persentase (%) KKM 60 88-94 4 24 15,38 Tuntas 92,3 81-87 3 11,54 74-80 8 30,77 67-73 9 34,62 60-66 0 0 53-59 1 2 3,85 Tuntas Tidak 7,7 46-52 1 3,85 Jumlah 26 26 100 100 Nilai Rata-rata 75,46 Nilai Tertinggi 94 Nilai Terendah 47

Dilihat dari tabel 4.4. nilai hasil belajar matematika siswa yang mendapat nilai antara 46 s/d 52 frekuensinya 1 orang dengan persentase 3,85%, nilai antara 53 s/d 59 frekuensinya 1 orang dengan persentase 3,85%, jadi total terdapat 2 orang yang mendapat nilai tidak tuntas atau dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 7,7%. Selanjutnya nilai antara 60 s/d 66 frekuensinya 0, nilai antara 67 s/d 73 frekuensinya 9 orang dengan persentase 34,62%, nilai antara 74 s/d 80 frekuensinya 8 orang dengan persentase 30,77%, nilai antara 81 s/d 87 frekuensinya 3 orang dengan persentase 11,54%, dan nilai antara 88 s/d 94 frekuensinya 4 orang dengan persentase 15,38%, jadi total terdapat 24 siswa yang nilainya tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan persentase 92,3%. Pada siklus 2 ini nilai rata-ratanya 75,46, dengan nilai terendah 47 dan nilai tertinggi 94. Data nilai hasil belajar terlampir.

Dari data tabel 4.4. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.5. dan 4.6

(22)

Gambar 4.5.

Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Siklus 2

Gambar 4.6.

Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013

Siklus 2

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan hasil belajar siswa siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan pra siklus, dan mengalami

2 24 0 5 10 15 20 25 30 <60 >60 Jum la h Si sw a Skor <60 >60

8%

92%

persentase

<60

>60

(23)

persentase yang konstan dibandingkan dengan siklus 1. Hasil nilai belajar siswa yang diperoleh siswa pra siklus dari jumlah 26 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 60) terdapat 12 siswa, sedangkan 14 siswa masih dibawah KKM. Maka dari itu dilakukan perbaikan pada siklus 1, dengan hasil belajar mengalami peningkatan dari jumlah 26 siswa yang mencapai KKM terdapat 24 siswa, sedangkan 2 siswa masih dibawah KKM. Setelah dilaksanakan perbaikan dan pemantapan pada siklus 2, hasil belajar siswa yang didapat konstan dengan hasil yang diperoleh dengan perolehan siklus 1 yaitu dari jumlah 26 siswa terdapat 24 siswa yang mencapai KKM, dan 2 siswa yang masih dibawah KKM. Meskipun nilai yang diperoleh siswa konstan, namun siswa sudah tidak ada yang memperoleh nilai antara 60 s/d 66.

Namun kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 sudah melampaui indikator keberhasilan sebesar 85%, karena perolehan ketuntasan dengan persentase 92,3% pada siklus 1 dan 92,3% pada siklus 2. Jadi penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

D. Refleksi Siklus 2

Setelah pelaksanaan siklus 2 yang terdiri dari 2 pertemuan sebagai perbaikan dan pemantapan dari siklus 1, didapatkan hasil nilai belajar siswa konstan dengan hasil yang diperoleh pada siklus 1 karena perolehan persentase ketuntasan yang sama. Namun pembelajaran pada siklus 2 tetap dikatakan baik karena tetap mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan.

Dilihat dari segi proses pembelajaran di kelas, guru telah berusaha untuk melaksanakan rencana kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Pada siklus 2 ini, siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dikarenakan penggunaan media bangun ruang yang variatif sehingga dengan belajar secara langsung siswa lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dengan pemantauan dari guru dan penggunaan waktu dengan

(24)

sebaik-baiknya. Dalam kegiatan eksperimen siswa mendengarkan petunjuk dari guru, sehingga dalam pelaksanaanya tidak begitu mengalami kendala. Pada waktu penyampaian hasil laporan siswa mulai memberanikan diri untuk menyampaikan dengan percaya diri. Jadi kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang pada siklus 2 ini berjalan sesuai yang diharapkan.

Setelah selesai pembelajaran pada siklus 2, didapatkan nilai hasil belajar siswa dari tes tertulis pada akhir pembelajaran. Hasil yang didapatkan pada siklus 2 konstan dengan perolehan pada siklus 1. Hal tersebut dikarenakan pada pokok bahasan siklus 2 lebih memerlukan pemahaman siswa yang lebih mendalam daripada pada siklus 2, selain itu 2 siswa yang belum mencapai nilai KKM dalam proses kegiatan pembelajaran kurang serius dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru meskipun sudah diberikan teguran.

Berdasarkan pengamatan dari peneliti maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada pembelajaran siklus 2 adalah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat berjalan dengan baik, siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran matematika, siswa lebih berani untuk menyampaikan pendapatnyan dan juga hasil belajar meningkat.

4.5. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Berikut ini dapat dilihat tabel nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 dalam rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.5.

(25)

Tabel 4.5.

Rekapitulasi Pengelompokkan Nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No. Nilai

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Jml. Siswa Persen (%) Jml. Siswa Persen (%) Jml. Siswa Persen (%) 1. Tuntas 12 46,15 24 92,3 24 92,3 2. Tidak Tuntas 14 53,85 2 7,7 2 7,7 Jumlah 26 100 26 100 26 100

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.5. dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran matematika, terbukti untuk klasifikasi tuntas sebelum diadakan tindakan atau pra siklus yang tuntas hanya 12 siswa. Sedangkan setelah siklus 1 dan siklus 2 jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa dan yang tidak tuntas ada 2 siswa. Data tersebut dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7.

Diagram Batang Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

14 2 2 12 24 24 0 5 10 15 20 25 30

pra siklus siklus 1 siklus 2

Juml ah S isw a

Rekapitulasi Nilai

<60 >60

(26)

Berdasarkan Gambar 4.7. menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan.

4.6. Pembahasan

Hasil observasi sebelum dilaksanakannya tindakan yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ditemukan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika masih rendah, hal tersebut ditandai dengan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran yang tergolong rendah, selain itu kurang maksimalnya pemanfaatan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika, sehingga pembelajaran hanya terfokus pada teori saja, sedangkan matematika adalah pembelajaran yang bersifat abstrak yang membutuhkan suatu media agar teori yang diajarkan dapat bersifat konkret. Melalui pembelajaran yang hanya terfokus pada teori saja, pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan pun menjadi kurang maksimal, sehingga perolehan hasil belajar siswa pun rendah. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum dilaksanakannya tindakan adalah 61,31. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 60) hanya 12 siswa atau 46,15% sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 14 siswa atau 53,85%. Nilai tertinggi yang berhasil didapatkan oleh siswa adalah 76 sedangkan nilai terendahnya adalah 44. Dari hasil tersebut diperlukan tindakan pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, sehingga pembelajaran yang biasanya bersifat teoritis dan berpusat pada penjelasan dari guru menjadi pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran dengan membuktikan sendiri secara nyata teori yang mereka pelajari. Pembelajaran yang dapat membantu permasalahan siswa tersebut adalah menggunakan metode eksperimen, yang menurut Rusyan dalam Sagala (2010: 220) yaitu “cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.

(27)

Setelah pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran matematika dengan pokok bahasan bangun ruang, dibantu dengan media bangun ruang, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan siklus 1 dan siklus 2.

1. Siklus 1

Siklus 1 dengan penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 24 siswa dan terdapat 2 siswa yang belum mencapai batas KKM. Nilai rata-ratanya adalah 78 sedangkan nilai tertinggi adalah 96 dan nilai terendah adalah 44.

2. Siklus 2

Siklus 2 dengan penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) sebanyak 24 siswa dan terdapat 2 siswa yang belum mencapai batas KKM. Nilai rata-ratanya adalah 75,46 sedangkan nilai tertinggi adalah 94 dan nilai terendah adalah 47.

Faktor penyebab pada siklus 2 masih terdapat 2 siswa yang belum mencapai nilai KKM adalah kurangnya pemahaman dari siswa tersebut dikarenakan kurangnya keseriusan dalam mengikuti pembelajaran maupun saat kegiatan eksperimen secara berkelompok, siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan bermain sendiri walaupun sudah diberikan teguran oleh guru dan temannya.

Berdasarkan keseluruhan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus 1 dan siklus 2 di atas, didapat bahwa penggunaan metode eksperimen dengan media bangun ruang lebih mempermudah siswa dalam melakukan pemahaman terhadap materi bangun ruang sederhana sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Tolokan 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/ 2013.

Gambar

Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti, Irene Linda (2012), namun dalam jangka panjang variabel jumlah uang beredar (BLjub)

Hasil penelitian uji hedonik serbuk jamu instan buah naga super berdasarkan indikator warna sebanyak 63,3% responden menyatakan sangat suka terhadap warna merah muda

Persamaan tersebut didasari bahwa asumsi besarnya proporsi dana untuk semua saham dalam portofolio adalah sama. Portofolio saham risiko tidak sistematis akan semakin

Melalui pemahaman tentang Ketahanan Nasional yang berkelanjutan dalam konteks kemajemukan bangsa Indonesia diharapkan setiap komponen bangsa memiliki wawasan

Hasil estimasiyang akurat berpengaruh terhadap manajemen internal, investor, dan regulator suatu perusahaan asuransi.Dalam artikel ini, dibahas tentang estimasi cadangan

Menghasilan karya ilmiah berjudul ”Pengembangan Tes Formatif untuk mata Kuliah Akuntansi Manajemen Jurusan Pendidikan Akuntansi FIS UNYdimuat dalam jurnal Pendidikan Akuntansi

Korelasi yang kuat antara ekspresi MCM-2 dan ekspresi Ki-67 serta adanya per- bedaan yang bermakna pada tiap derajat astrositoma menunjukkan bahwa MCM-2 dapat

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Hipotesis Penelitian ... Defenisi Operasional ...