• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain analisis isi (content

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain analisis isi (content"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

77 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain analisis isi (content analysis). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk memotret

peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, untuk kemudian digambarkan atau dilukiskan sebagaimana adanya (Sudjana & Ibrahim, 2006: 64-65). Desain analisis isi dimaksudkan untuk menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik suatu pesan atau suatu teks tertentu (Eriyanto, 2011: 47). Kegiatan analisis juga ditujukan untuk mengetahui makna, kedudukan, dan hubungan antara berbagai konsep, kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada atau terjadi untuk selanjutnnya mengetahui manfaat, hasil, atau dampak dari hal-hal tersebut (Sukmadinata, 2013: 81-82). Analisis isi yang dilakukan pada penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan kesinambungan persoalan dalam konsep sistem reproduksi pada buku teks pelajaran Kurikulum 2013 di jenjang SD, SMP, dan SMA di Kota Yogyakarta.

B. Waktu dan Lokasi penelitian

Penelitian analisis kesinambungan konsep sistem reproduksi dalam buku teks pelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 pada jenjang SD, SMP, dan SMA ini dilakukan pada bulan Februari-Mei 2017. Penelitian tersebut mengambil lokasi di SD, SMP, dan SMA piloting project Kurikulum 2013 di Kota Yogyakarta yakni sebagai berikut:

(2)

78 1. Jenjang SD: a. SD N Ungaran I b. SD N Serayu c. SD N Jetisharjo d. SD N Glagah e. SD N Lempuyawangi f. SD N Tegalrejo I 2. Jenjang SMP: a. SMP N 5 Yogyakarta b. SMP N 8 Yogyakarta c. SMP N 15 Yogyakarta 3. Jenjang SMA: a. SMA N 1 Yogyakarta b. SMA N 2 Yogyakarta c. SMA N 3 Yogyakarta d. SMA N 8 Yogyakarta

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh buku teks pelajaran Kurikulum 2013 yang digunakan di SD, SMP, dan SMA di Kota Yogyakarta.

(3)

79 2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi. Sampel pada penelitian ini adalah buku teks pelajaran yang paling banyak digunakan pada jenjang SD, SMP, dan SMA di Kota Yogyakarta. Buku teks pelajaran dipilih dengan purposive sampling, yakni harus memuat konsep materi sistem reproduksi dan ditulis berdasarkan Kurikulum 2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumenter (documentary study). Studi dokumenter (documentary study) merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, elektronik, maupun gambar. Sukmadinata (2013: 221) menjelaskan bahwa dokumen-dokumen tersebut dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan untuk membentuk suatu kajian yang sistematis, padu, dan utuh.

Dokumen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah buku teks pelajaran yang memuat materi sistem reproduksi dan ditulis berdasarkan Kurikulum 2013. Buku teks pelajaran tersebut kemudian dianalisis oleh tiga panelis. Adapun persyaratan bagi panelis yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki latar belakang dalam Pendidikan Biologi.

2. Memiliki ketertarikan dalam kajian konsep sistem reproduksi.

3. Mempunyai IPK diatas 3,25 dengan nilai mata kuliah Fisiologi Hewan minimal B+.

(4)

80

Langkah kerja yang dilakukan dalam pengumpulan data yakni sebegai berikut: 1. Membuat instrumen penelitian yang memuat persoalan-persoalan dalam konsep

sistem reproduksi berdasarkan buku teks pelajaran Kurikulum 2013 dari masing-masing jenjang pendidikan.

2. Melakukan validasi instrumen dengan cara meninjaukan instrumen pada dosen pembimbing.

3. Menentukan buku teks pelajaran yang dipakai sebagai objek dalam penelitian. Identitas buku (nama penulis dan penerbit) disembunyikan. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh objektivitas data penelitian.

4. Menetapkan unit analisis kesinambungan persoalan dalam konsep yang kemungkinan terdapat dalam kalimat (teks), gambar, dan tabel. Penetapan unit analisis tersebut yaitu dengan mengidentifikasi semua bagian dari kalimat (teks), gambar, dan tabel dalam materi sistem reproduksi.

5. Melakukan pendataan penemuan persoalan dalam konsep esensial dan non-esensial pada materi sistem reproduksi di setiap jenjang pendidikan menggunakan instrumen yang telah ditinjaukan.

6. Memasukkan hasil identifikasi dalam instrumen penemuan konsep esensial dan non-esensial pada materi materi sistem reproduksi.

7. Melakukan identifikasi penambahan persoalan dalam konsep (persoalan baru, pendalaman dan perluasan persoalan dalam konsep) sistem reproduksi yang terdapat pada buku teks pelajaran di masing-masing jenjang pendidikan.

(5)

81

8. Memasukkan hasil identifikasi dalam instrumen identifikasi penambahan persoalan dalam konsep (persoalan baru, pendalaman dan perluasan persoalan dalam konsep) pada materi sistem reproduksi.

9. Melakukan identifikasi pengurangan dan hilangnya persoalan dalam konsep sistem reproduksi yang terdapat pada buku pelajaran di setiap jenjang pendidikan. 10. Memasukkan hasil identifikasi dalam instrumen identifikasi pengurangan dan

hilangnya persoalan dalam konsep sistem reproduksi.

11. Melakukan pendataan penggunaan istilah yang muncul pada materi sistem reproduksi pada masing-masing jenjang pendidikan.

12. Memasukkan hasil identifikasi dalam tabel pendataan penggunaan istilah yang muncul pada materi sistem reproduksi.

13. Melakukan pendataan penggunaan gambar pada materi sistem reproduksi pada masing-masing jenjang pendidikan.

14. Memasukkan hasil identifikasi dalam tabel pendataan penggunaan gambar yang muncul pada materi sistem reproduksi.

15. Menemukan pola kesinambungan persoalan dalam konsep materi sistem reproduksi yang terdapat buku teks pelajaran di jenjang SD, SMP, hingga SMA.

E. Teknik Analisis data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah dengan melakukan metode deskriptif kuantitatif sehingga diperoleh gambaran tentang kesinambungan persoalan dalam

(6)

82

konsep sistem reproduksi pada buku teks pelajaran di setiap jenjang pendidikan. Gambaran kesinambungan persoalan dalam konsep sistem reproduksi dianalisis berdasarkan langkah berikut:

1. Memberi kode untuk masing-masing persoalan dalam konsep dan sub konsep sistem reproduksi yang ditemukan dalam buku teks pelajaran di setiap jenjang pendidikan. Kode yang diberikan yakni sebagai berikut:

a. Kode A artinya persoalan ada di jenjang SD, namun hilang pada jenjang SMP dan SMA.

b. Kode B artinya persoalan ada tidak di jenjang SD, ada di jenjang SMP, dan hilang di jenjang SMA.

c. Kode C artinya persoalan ada di jenjang SD, hilang di jenjang SMP, dan muncul kembali di jenjang SMA.

d. Kode D artinya persoalan ada di jenjang SD dan SMP, namun hilang di jenjang SMA.

e. Kode E artinya persoalan tidak ada di jenjang SD dan SMP, namun ada di jenjang SMA.

f. Kede F artinya persoalan ada tidak di jenjang SD, namun ada di jenjang SMP dan SMA.

(7)

83 Persentase kode A = jumlah kode A

banyaknya persoalanx 100%

Persentase kode B = jumlah kode B

banyaknya persoalanx 100%

Persentase kode C = jumlah kode C

banyaknya persoalanx 100%

Persentase kode D = jumlah kode D

banyaknya persoalanx 100%

Persentase kode E = jumlah kode E

banyaknya persoalanx 100%

Persentase kode F = jumlah kode F

banyaknya persoalanx 100%

Persentase kode G = jumlah kode G

banyaknya persoalanx 100%

2. Menghitung persentase dari koding persoalan dalam konsep yang ditemukan di setiap jenjang pendidikan dengan cara sebagai berikut:

3. Menghitung persentase kesinambungan persoalan dalam konsep dengan cara sebagai berikut :

Persentase persoalan dalam konsep yang berkesinambungan

=jumlah kode C + jumlah kode D + jumlah kode F + jumlah kode G

banyaknya persoalan x 100%

Persentase persoalan dalam konsep tidak berkesinambungan

=jumlah kode A + jumlah kode B + jumlah kode E

(8)

84

Persoalan dalam konsep yang ditemukan di buku teks pelajaran pada setiap jenjang dikatakan saling berkesinambungan apabila persentase persoalan dalam konsep yang berkesinambungan lebih dari 50%.

4. Menguji kecocokan antar panelis

Uji kecocokkan antar panelis dilakukan dengan menggunakan uji kanonik (Krippendorff, 1991: 222) dengan rumus sebagai berikut:

α = 1 −𝑟𝑚 − 1 𝑚 − 1 𝑥 ∑𝑛0𝑎 ∑𝑛1𝑎 + ∑𝑛0𝑏 ∑𝑛1𝑏 ∑ 𝑛0. ∑ 𝑛1 … Keterangan: α : koefisien kecocokan

r : jumlah istilah dalam konsep m : jumlah panelis

𝑛0𝑎, 𝑏, … : jumlah nilai yang tidak sesuai pada suatu unit ∑𝑛1𝑎, 𝑏, … : jumlah nilai yang sesuai pada suatu unit

∑ 𝑛0 : jumlah nilai yang tidak sesuai pada seluruh unit ∑ 𝑛1 : jumlah nilai yang sesuai pada seluruh unit

Kecocokan antar panelis α = 1, berarti seluruh data yang diperoleh memiliki kecocokannya sempurna. Kecocokan antar panelis α = 0, berarti tidak ada kecocokan antar panelis. Kecocokan antar panelis α bernilai negatif (-), berarti terjadi eror pada sampel dan terjadi ketidakcocokan secara sistemik.

Pengambilan keputusan berupa kecocokan antar panelis (α) mempertimbangkan variabel yang terkait, α = < 0,667, berarti keputusan yang diambil diragukan. Nilai

(9)

85

kecocokan antar panelis α = 0,667-0,8, berarti pengambilan keputusan sangat berhati-hati. Nilai kecocokan antar panelis α = ≥ 0,8 berarti keputusan yang diambil benar-benar valid (Krippendorf, 2004: 231-232).

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kesesuaian implemetasi dengan RTBL Desa Jendi memiliki presentase sebesar 81,25% dengan kesesuaian pada

Rumusan masalah untuk ini adalah bagaimana merancang interaksi ruang indoor dengan alam serta bagaimana menata lansekap melalui penerapan biophilic design sebagai sarana

Dengan demikian perencanaan jangka panjang adalah perencanaan 20 Tahun (5 periode jabatan), perencanaan jangka menengah adalah perencanaan 4 (empat) Tahun,

Problematika ekonomi manusia dalam prespektif Islam adalah pemenuhan kebutuhan (need) dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, dengan adanya konsep maslahah

Dari hasil tabel pada jawaban responden variabel Y (peningkatan kinerja karyawan) jawaban responden dengan jumlah yang banyak dengan poin setuju dan sangat setuju pada

Terhadap usulan pemberian fasilitas Pajak Penghasilan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus

– Penyebab utama dari erosi adalah terkonsentrasinya arus pada tebing di sisi luar – Lebar sungai masih mencukupi untuk berfungsi sebagai jalur navigasi dan – Stabilitas tebing