• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alumnus Fisika Jadi Penanggung Jawab Lab di BATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Alumnus Fisika Jadi Penanggung Jawab Lab di BATAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Alumnus

Fisika

Jadi

Penanggung Jawab Lab di BATAN

UNAIR NEWS – Berawal dari sekadar coba-coba ikut tes seleksi kepegawaian, kini Sugiyana, alumnus program studi S-1 Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga telah menapaki karirnya sebagai penanggung jawab sebuah laboratorium di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

Ia sebelumnya tak menyangka bahwa dirinya akhirnya diterima di badan yang menggawangi perkembangan penggunaan energi nuklir di Indonesia itu. Usai menamatkan kuliahnya di S-1 Fisika, ia lantas mengirimkan surat lamaran pekerjaan ke berbagai instansi. BATAN menjadi salah satu sasarannya.

“Nggak ada niat untuk masuk BATAN karena saya juga mengikuti tes di militer pada saat itu,” tutur Sugiyana ketika dihubungi via telepon, Senin (23/1).

Ia kini bertanggung jawab atas salah satu Laboratorium Kedaruratan Nuklir yakni Laboratorium Whole Body Counter. Berkantor di Jakarta, pria asal Magetan itu bertugas memeriksa karyawan yang diduga terkontaminasi interna oleh zat radioaktif.

“Tugas saya adalah memeriksa karyawan yang kontak dengan radioaktif. Setiap negara kan harus punya kedaruratan nuklir. Di Indonesia itu ya di BATAN, dan saya adalah penanggung jawabnya,” tutur Sugiyana yang mulai bekerja di BATAN pada tahun 1992.

Sebagai pranata nuklir, ia mengatakan, pekerjaannya ini mengharuskan dirinya untuk banyak-banyak memperbarui ilmu baru di bidang spektroskopi dan instrumentasi pendukungnya. Sugiyana harus belajar tentang internal dosimetri serta merawat alat supaya dapat bekerja dengan baik. Ia dan timnya juga wajib menjaga mutu hasil pengukuran sehingga hasil

(2)

pengukuran dapat diakui oleh internasional.

Untuk menambah pengetahuannya di bidang tenaga nuklir, Sugiyana pernah melakukan pendidikan dan pelatihan di luar pendidikan formalnya. Ia pernah mengikuti pelatihan Internal

Exposure Monitoring di Japan Atomic Energy Research Institute

(JAERI), dan Pemodelan dan Simulasi Komputer di Pusdiklat BATAN, Radiation Measurement and Nuclear Spectroscopy di BATAN-JAERI.

Ia juga pernah mengikuti pelatihan Aplikasi Statistik untuk

Pengolahan Data di Pusdiklat BATAN, Radiological Emergency Preparedness and Response di BATAN dan Japan Atomic Energy Agency (JAEA), serta Chemical, Biological, Radiological, and Nuclear (CBRN) First Responder Training Program di Defence Research and Development, Kanada.

Meski ia menjadi pranata nuklir, alumnus Fisika tahun angkatan 1985 itu juga melakukan publikasi. Beberapa di antaranya

Tingkat Ketelitian Alat Whole Body Counter Accuscan Canberra Model 2260, Status Prototipe Whole Body Counter Mobile Dual Probe, dan Pembuatan Phantom Manekin 5 Kelompok Umur untuk Kalibrasi Alat Whole Body Counter.

Ditanya mengenai opini pribadinya mengenai masa depan energi nuklir di Indonesia, Sugiyana menuturkan bahwa dirinya sepakat apabila energi nuklir lebih banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Karena energi nuklir sangat murah dan terjamin. Kita juga nggak perlu takut dengan perkembangan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir). Entah kenapa pemerintah lebih mengedepankan bahan bakar fosil atau batu bara itu,” tegasnya.

Fisika

Dulunya, Sugiyana mengakui tak begitu tertarik dengan salah satu bidang ilmu tertua di dunia. Pada saat tes mahasiswa baru, ia menempatkan prodi Teknik Kelautan pada pilihan

(3)

pertama, dan Fisika pada pilihan kedua.

“Saya asal saja menempatkan jurusan Fisika. Pokoknya, di Jatim. Akhirnya, saya milih di UNAIR,” cerita Sugiyana.

Ia mengakui, semasa kuliah di S-1 Fisika dulu bukan termasuk mahasiswa yang aktif berorganisasi maupun mengikuti konferensi ilmiah. Ketika ditanya, berapa IPK-nya? Ia menuturkan IPK-nya dulu tak lebih dari 2,50 dari skala 4,00.

“Dulu satu angkatan tertinggi sekitar 2,80,” tuturnya.

Ia lantas berpesan kepada mahasiswa UNAIR agar sering memanfaatkan berbagai kesempatan kompetisi-kompetisi mahasiswa antar universitas. “Mahasiswa harus banyak-banyak mengikuti kompetisi antar universitas,” pesannya. (*)

Penulis : Defrina Sukma Editor : Faridah Hari

Kapolres Jember Inisiasi

Program Ramadan Sebulan Penuh

UNAIR NEWS – Alumnus S2 Kajian Ilmu Kepolisian UNAIR AKBP M. Sabilul Alif SH SIK MSi tak pernah miskin inovasi. Dalam Ramadan kali ini, misalnya. Kapolres Jember tersebut menginisiasi sejumlah program yang langsung menyentuh masyarakat. Selain kegiatan bagi-bagi takjil dan makan sahur gratis sebulan penuh di beberapa lokasi Kabupaten Jember, mantan Kasatlantas Polrestabes Surabaya ini mencetuskan gagasan menarik lain.

Secara umum, program Polres Jember yang dimaksud antara lain,

(4)

Kurma (Himbauan dan peringatan di kala menjelang berbuka

puasa), Sajadah dan Tasbih (Selalu menjaga aset di saat ibadah dan tertib aturan saat berangkat ibadah), Opor Sahur (Operasi dan patroli polisi saat sahur) dan program Silaturahmi (Sinergitas dalam rangka cipta situasi rasa aman dan humanis menjelang idul fitri).

“Kami melaksanakan semua itu sebagai bentuk jaminan bahwa lapar dan dahaga tidak akan menyurutkan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Bahkan, kami justru makin bersemangat,” ujar dia saat diwawancara Selasa pagi (23/6).

Selama ini, Polres Jember memang berupaya memangkas jarak antara Polisi dan Masyarakat. Maka itu, program pelayanan yang diterapkan sifatnya aplikatif. Semua masyarakat diajak untuk berperan aktif memberi masukan dan menjadi mitra Polri. Di waktu yang sama, Polisi berusaha sekuat tenaga berbaur dengan warga.

Tatkala baru didapuk menjadi orang nomor satu di Polres Jember, Sabilul langsung melakukan terobosan yang dilandasi spirit “Semanggi”. Yakni, Siap Semangat Siang Malam Sampai Pagi. Dia mencanangkan program bertajuk Jember Suwar-Suwir. Yang merupakan singkatan dari Suasana Warga Aman, Religius, Bersahabat, Berwawasan Intelektual, dan Kreatif.

Pelaksanaannya secara rinci dilakukan melalui Nawa Karyatama (9 Program Kerja Utama). Yakni melalui program Prol Tape (Polisi Patroli Tiap Pagi dan Sore), Pos Khidmat (Polisi Ceramah Kamtibmas Selesai Sholat Jumat), Pos Wedang Cor (Polisi Warga dan Candon (Cangkrukan) Dan Koordinasi), dan Pos Sagita (Polisi Setiap Saat Sinergi dan Kemitraan dengan Masyarakat).

Selain itu, Pos Papuma (Polisi Peduli Pemuda, Pelajar dan M a h a s i s w a , P o s J a g u n g ( P o l i s i P e d u l l P e k e r j a d a n Pengangguran), Pos Perwira (Polisi Peduli Pariwisata dan

(5)

Dunia Kreatif), Pos Purna (Polisi Peduli Perempuan dan Anak), serta Jempol (Jember Police Online).

Dari nama-nama tersebut, sudah terkesan kedekatannya dengan Jember. Karena memang, Polres Jember selalu ingin mengangkat aspek kearifan lokal. “Polres Jember juga selalu bergandengan tangan dengan TNI, Pemda, Tokoh Masyarakat, dan eksponen lainnya,” ungkap mantan Kapolres Bondowoso ini. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Alumnus

UNAIR

Agustinus

Rahardjo

Kawal

Konten

Informasi Kebijakan Presiden

UNAR NEWS – Setelah hampir 13 tahun berkiprah menjadi jurnalis media massa umum, kini Agustinus Eko Rahardjo menggawangi portal informasi kebijakan Presiden RI. Jojo, sapaan akrabnya, adalah alumnus program studi S-1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga.

Di tengah kesibukannya menjadi staf Deputi IV yang bertugas mengelola konten dan laman kebijakan presiden, ia menyempatkan waktunya selama kurang lebih satu jam untuk bercerita tentang masa kuliah dan karirnya saat ini. Kru UNAIR News berhasil menemuinya di sela-sela waktu makan siang di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/8).

Semasa kuliah, Jojo mengakui dirinya bukanlah mahasiswa yang unggul secara akademis. Bahkan, ia sendiri menuntaskan studi strata satunya selama delapan tahun pada 1995 – 2003. “Kalau di akademik, saya bukan orang yang unggul. Kuliah aja

(6)

selesainya sampai delapan tahun. Hahaha. IPK (indeks prestasi kumulatif) aja nggak bagus-bagus amat,” kenang Jojo.

Pada masa studi, Jojo aktif di berbagai organisasi mahasiswa (ormawa) baik intra maupun ekstra kampus. Salah satu ormawa yang dulu pernah ia tekuni adalah bergabung sebagai jurnalis di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Retorika FISIP UNAIR. Kemampuan jurnalistiknya benar-benar diasah. Ia tak hanya menulis pada majalah yang kala itu diterbitkan di LPM Retorika, tetapi juga menulis di berbagai media massa. Setelah puas mengasah kemampuan jurnalistik di kampus, ia memilih berkarir sebagai jurnalis di media massa. Terhitung 13 tahun lamanya, ia malang melintang di berbagai media ternama di Indonesia dan luar negeri, seperti Tempo, Radio Sonora, representatif Radio CVC Australia di Jakarta, Kompas TV, hingga CNN Indonesia. Ia pernah meliput pemilihan presiden, bertugas di lingkungan istana, dan wilayah lainnya.

Pria yang lahir pada 5 Agustus 1977 itu pernah mengikuti sejumlah pelatihan untuk meningkatkan wawasan jurnalistik. Tercatat, Jojo pernah mengikuti pelatihan multimedia di RNTC Belanda pada tahun 2010. Sedangkan, pada tahun 2012, Jojo terpilih sebagai peserta International Visitor Leadership Program (IVLP) dan mengunjungi beberapa negara bagian di Amerika Serikat untuk melihat langsung suasana pemilihan presiden di era media digital. Pada 2014, Jojo mengikuti pelatihan kepempinan dan manajemen di Haggai Institute, Hawaii, AS.

Usai berkarir di media massa, kini Jojo memutuskan untuk bergabung ke jajaran pemerintahan. Ia kini bertugas untuk mendiseminasikan program-program strategis serta prioritas pemerintah kepada publik. Diseminasi informasi itu ia lakukan melalui laman http://ksp.go.id. Pada laman itu, ia menulis banyak hal mengenai program pemerintah seperti bantuan kesejahteraan sosial. Tulisan terbarunya adalah tentang pidato presiden di hadapan anggota legislatif mengenai Rencana

(7)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2017. Hadapi Tantangan

Bagaimana tantangannya dalam mengelola informasi program-program pemerintahan? Jojo mengakui, posisinya berbeda antara media massa dan pemerintahan. Ketika lelaki asli Surabaya itu bergabung di media massa, ia dituntut untuk berada pada posisi netral. Kini, ia dituntut untuk menyebarluaskan program-program pemerintahan. Bahkan, laman pribadinya juga diisi dengan postingan yang berkaitan dengan pekerjaannya.

“Yang penting tetap profesional karena saya sudah memilih jalan hidup di sini. Pekerjaan di sini (Kepresidenan, -red) tidak berbeda dengan sewaktu saya di media umum, yang penting adalah kita tidak memanipulasi fakta,” terang Jojo yang pernah menjabat sebagai koordinator peliputan di CNN Indonesia.

Di sela-sela waktunya sebagai seorang pembantu presiden, Jojo masih menyempatkan waktunya dengan menjadi pengajar di Universitas Multimedia Nusantara, dan Universitas Bakrie. Mata kuliah yang diampunya tak jauh-jauh dari bidang produksi program penyiaran, dan teknologi multimedia.

Sebagai pengajar, ia turut memberikan masukan kepada almamater UNAIR. “Jangan banyak-banyaklah jumlah mahasiswa dalam kelas. Takut nggak fokus, apalagi jaman smartphone kayak sekarang,” imbuh Jojo.

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan

(8)

Ketua PP IKA UNAIR Lantik

Pengurus Wilayah Jatim

UNAIR NEWS – Ketua I Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA-UA) Drs. Ec. Haryanto Basoeni, melantik pengurus IKA-UA Wilayah Jawa Timur, yang dilaksanakan di Gedung Graha Utama, Lantai 10, Rektorat Universitas Trunojoyo Jl. Raya Telang, Kamal, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (4/2) siang. Bersamaan dengan pelantikan ini juga telah diluncurkan

Website IKA-UA, serta menyampaikan Pokok-Pokok Pikiran IKA-UA

kepada pemerintah tentang Kemandirian dan Daya Saing Bangsa. Dijelaskan oleh Drs. Ec. Haryanto Basoeni, bahwa pelantikan IKA-UA Wilayah Jatim ini merupakan pelantikan IKA-UA Wilayah yang ke-13 dalam masa kepengurusan PP IKA-UA yang dipimpin Prof. Dr. Hatta Ali, SH., MH., yang juga Ketua Mahkamah Agung (MA) RI. Sedangkan Ketua IKA-UA Jatim ini dipimpin oleh Dr. Hendy Hendarto, dr., Sp.OG (K) sebagai ketua. Selain itu juga diangkat dua penasehat yaitu Dr. Ir. H. Sambari Halim Radianto, S.T., M.Si, alumni UNAIR yang kini menjabat Bupati Gresik, serta Dr. H. Muh. Syarif, Drs. Ec., M.Si., alumni UNAIR yang kini menjabat Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Setelah dilakukan soft-launching website IKA-UA dengan alamat www.alumni.unair.ac.id oleh Wakil Sekjen IKA-UA, Dr. Budi Widayanto, diharapkan melalui website ini para alumni UNAIr yang kini tersebar di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di luar negeri, dapat melakukan update dan melakukan validasi data dirinya secara mandiri. Pada saat itu juga dilakukan demonstrasi mengubah data dari validasi yang ada pada saat mahasiswa dulu untuk disesuaikan dengan keadaan sekarang, misalnya alamat.

”Sehingga lKA-UA dan UNAIR akan memiliki database alumni yang akurat, valid, dan terkini yang bisa dimanfaatkan untuk

(9)

berbagai kepentingan,” kata Budi Widayanto, seraya menjelaskan bahwa website ini telah berisi database alumni dari 15 fakultas dan telah memuat data sekitar 110.000 alumni.

Dalam sambutan selamat datangnya, Rektor UTM Dr. H. Muh. Syarif, Drs. Ec., M.Si., menerangkan pendirian UTM yang bermula dari Universitas Bangkalan (Unibang). Secara historis diakui bahwa beberapa alumni UNAIR mempunyai peranan penting dalam pembangunan UTM, khususnya ketika masih bernama Universitas Bangkalan (Unibang), diantaranya disebutkan Prof. Fasich, Prof. Komang Wiarsa Sardjana, Prof. Wahjoedi, Dr. Drs. Ec. Edy yuwono Slamet, Prof. M Zaidun, dan dirinya. Kini UTM memiliki 7 fakultas dengan mahasiswa 15.000 orang.

”Sebagai alumni saya siap-siap saja menerima tugas dari IKA-UA ini. Kalau saya menolak, saya khawatir kalau nanti ada legalisir ijasah agar tetap dilayani dengan baik,” kata Muhammad Syarif berkelakar, seraya menyatakan terima kasih atas kepercayaan IKA-UA memilih tempat kerjanya sebagai tempat pelantikan IKA UA Wilayah Jatim.

Sementara Rektor Universitas Airlangga yang diwakili oleh Wakil Rektor IV Dr. Muhammad Madyan, SE., M.Si., dalam sambutannya mengatakan selamat atas terpilih dan tersusunnya kepengurusan IKA-UA Wilayah Jawa Timur. Dikatakan bahwa para alumni sebuah perguruan tinggi mempunyai peranan sangat penting dalam mendukung tugas-tugas universitas. Oleh karena itulah, di dunia ini tidak ada universitas besar yang tidak memperoleh dukungan dari para alumninya.

(10)

USAI pelantikan dilangsungkan foto bersama semua alumni UNAIR yang hadir. (Foto: Bambang Bes)

”Apalagi Universitas Airlangga mempunyai tugas dari pemerintah untuk terus berusaha meningkatkan kualitas dan masuk dalam jajaran peringkat 500 world class university, sehingga peran aktivitas para alumni dalam berkarya untuk masyarakat bangsa dan negara, sangat penting,” katanya.

Ketua IKA-UA Jatim Dr. Hendy Hendarto, dr., Sp.OG., dalam sambutannya menjelaskan dalam program kerja yang telah disepakati pengurus, membagi kegiatan dalam tiga bagian. Pertama untuk alumni, misalnya akan mengembangkan koperasi alumni, penertiban administrasi alumni dan koordinasi dengan pengurus cabang dan pengurus pusat, dan menyelenggarakan acara-acara kebersamaan baik ramah-tamah, menjenguk alumni yang sakit, sosial kematian, donor darah, dsb. Yang kedua kegiatan untuk masyarakat antara lain akan dilaksanakan bakti sosial, turut serta program mencerdaskan bangsa dengan membuat kolom media dan memberikan informasi, baik melalui televisi dan radio.

“Sedangkan program untuk almamater akan melakukan partisipasi aktif dalam program pencapaian Universitas Airlangga menuju 5 0 0 W o r l d C l a s s U n i v e r s i t y ( W C U ) , s e r t a h a d i r d a n

(11)

berpartisipasi dalam kegiatan UNAIR,” katanya kepada pers.

Seusai pelantikan dilanjutkan dengan foto bersama seluruh alumni UNAIR yang hadir, kemudian ramah-tamah di Lantai V Rektorat UTM, serta dilaksanakan jumpa pers khususnya tentang pokok-pokok pikiran IKA-UA yang diajukan kepada pemerintah yang disampaikan oleh Ketua IKA-UA Drs. Ec. Haryanto Bayoeni. (*)

Penulis: Bambang Bes

Elvira Devinamira Belajar

Kegigihan dan Ketekunan

UNAIR NEWS – Elvira Devinamira tercatat sebagai wisudawan berprestasi Universitas Airlangga periode Juli 2017. Keberhasilannya itu merupakan akumulasi sederet prestasi yang dicapainya selama menjadi mahasiswa Ilmu Hukum sejak tahun 2010.

Elvira dinobatkan sebagai alumnus bersama dengan 1.141 wisudawan lainnya oleh Rektor UNAIR, Sabtu (15/7). Ia tak dapat menyembunyikan paras ayunya yang diselimuti senyum kebahagiaan.

“The day has finally come. This is gonna be the start of the

new chapter in my life (Hari yang ditunggu akhirnya datang.

Pencapaian ini akan menjadi awal baru dalam hidupku),” ungkap lulusan Fakultas Hukum.

Sepulang ke Indonesia, popularitasnya mencuat. Kegiatannya kian padat. Sejak menjadi Puteri Indonesia 2014, gadis bertubuh semampai ini memilih cuti selama dua tahun dan

(12)

berhijrah ke Jakarta. Namun, menyelesaikan kuliah S-1 adalah sebuah keharusan.

“Di keluarga kami, aturan soal pendidikan itu penting. Mama selalu menekankan untuk bisa menyelesaikan hingga pada tingkatan sarjana yang walaupun nantinya akan kembali bekerja,” ucap penyandang gelar sarjana hukum ketika ditemui usai prosesi wisuda di Airlangga Convention Center.

Sejak tahun 2016, perempuan kelahiran 28 Juni 1993 bolak balik Jakarta-Surabaya untuk menyelesaikan kuliah dan menjalani rutinitasnya sebagai artis.

”Hampir dua kali seminggu, saya bahkan memilih first flight (penerbangan pertama) demi untuk mengejar kelas pagi. Itu rasanya membuat saya banyak belajar akan penting kegigihan dan ketekunan,” ucap Elvira.

Namun, perempuan ini mampu membuktikan bahwa keinginannya untuk menuntaskan studi jauh lebih besar daripada rintangan yang harus ia hadapi.

“Kata orang, mendapatkan keduanya yang kita inginkan itu tidak mungkin. Namun itu tidak bagi saya. Keinginan itu bisa terwujud ketika kita teguh dan gigih untuk mendapatkannya,” tegas perempuan yang suka traveling dan bermain piano.

Pengalaman mengesankan

Pengalaman studi Elvira selama di UNAIR cukup berwarna. Ia aktif di Association Law Student in Asia (ALSA). Tahun 2012, ia berhasil mengikuti ajang Harvard National Model United

Nations di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

“Kunjungan itu merupakan kunjungan pertama saya ke Amerika Serikat dan untuk kali pertama juga mengunjungi Harvard University,” tutur Elvira kepada UNAIR News.

Duduk di samping Elvira, Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih menyambut gembira atas kelulusannya.

(13)

“Sebagai mahasiswa berprestasi, kami patut bangga Elvira resmi menjadi alumnus UNAIR. Semoga UNAIR bisa terus menelurkan individu-individu yang berprestasi,” harapnya.

Selanjutnya, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini memaparkan bahwa pendidikan merupakan faktor penting dalam mengembangkan masyarakat. Menurutnya, kualitas pikiran bisa menjadi nilai tambah seseorang.

“Saya berharap ke depan Elvira bisa terus berprestasi agar bisa membanggakan keluarga hingga bangsa. Ketenaran itu jangan dikontribusikan ke hal-hal yang negatif,” pesan Rektor.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S

Alifia Tifani, Terapkan Ilmu

Selama Kuliah di Dunia Kerja

UNAIR NEWS – Menjadi bagian dari program studi (prodi) Sastra Jepang Universitas Airlangga merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi Alifia Tiffani Putri. Perempuan yang akrab disapa Alifia ini merasakan atmosfer Jepang ketika menjalani kuliah, mulai dari kedisiplinan hingga berbagai kegiatan yang pernah ia lakukan.

Alumnus Sastra Jepang UNAIR ini mengaku sangat memiliki kesan baik ketika berkuliah di Sastra Jepang, apalagi dari awal ia memang menyukai hal-hal yang berbau Jepang.

“Waktu pertama kali masuk kuliah pasti excited ya. Dapat temen baru, lingkungan baru, apalagi dulu aku bayanginnya masuk jurusan Sastra Jepang pasti sistem belajarnya nggak beda jauh

(14)

lah sama yang di Jepang, jadi ya semangat banget,” ujar Alifia.

Sekarang, Alifia bekerja di salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di bidang Agriculture Machinery yang bertempat di Pasuruan. Disana, kemampuan berbahasa hingga ilmu tentang Jepang yang ia dapat sewaktu kuliah sangat digunakan. Alifia mengaku bahwa selama bekerja ia selalu berkomunikasi dengan Bahasa Jepang dengan pimpinannya. Tidak hanya itu, dalam pekerjaannya ia mampu beradaptasi dengan budaya kerja orang Jepang yang cenderung disiplin dan patuh tata krama.

“Meskipun pertama kali masuk juga masih perlu banyak belajar karena bahasa kerja sama sehari-hari beda ya, tapi sedikit banyak membantu sekali apa yag sudah kudapat di perkuliahan,” ujar Alifia

Alifia menambahkan, ketika berkuliah ia sering sharing mengenai kebudayaan dengan native asal Jepang yang didatangkan oleh prodi Sastra Jepang tiap tahun. Dari native tersebut, Alifia banyak mendapat informasi mengenai kekhasan dalam kebiasaan orang-orang Jepang, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pekerjaan, darisana ia banyak menerapkan ilmu tersebut di pekerjaanya sekarang.

“Pesan buat adik-adik mahasiswa baru. Kalo ada apa- apa, mungkin nggak tahu atau kesusahan sama pelajaran, jangan sungkan-sungkan tanya senpai (senior). Kebanyakan anak- anak di Sastra Jepang itu bisa berkembang di bidang akademik karena dia aktif tanya dan nggak malu buat latihan berbicara Bahasa jepang,” pesan Alifia mengakhiri. (*)

Penulis : Faridah Hariani Editor : Nuri Hermawan

(15)

Alumnus FKM Jadi Tenaga

Kesehatan

Terbaik

se-Indonesia

UNAIR NEWS – Di hadapan lebih dari 340 mahasiswa baru Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, hadir salah satu alumnus berprestasi. Alumnus tersebut memberikan motivasi dan memaparkan program-programnya yang berhasil meraih penghargaan dari pemerintah.

Adalah Muchaiyan yang berhasil menyandang predikat Tenaga Kesehatan Berprestasi Tingkat Nasional 2016 dari Kementerian Kesehatan. Muchaiyan memberikan pemaparan mengenai “Damar Geulis Ciptakan Posyandu Manggis yang Optimal”. Kuliah umum dilaksanakan pada Jumat (26/8) di Aula Kahuripan 300, Kantor Manajemen, UNAIR.

Muchaiyan merupakan alumnus UNAIR tahun angkatan 2002. Kini, ia didapuk menjadi Kepala Puskesmas Mangunharjo, Kabupaten Madiun. Selama menjadi kepala puskesmas, ia memiliki gagasan untuk menjadikan pos pelayanan terpadu di wilayahnya menjadi badan yang mandiri secara keuangan.

Untuk mewujudkan idenya, ia memiliki program bernama Damar Geulis. Damar Geulis adalah kependekan dari Pemberdayaan Masyarakat dan Penggerakan Lintas Sektor. Sebagai proyek percontohan, ia telah menerapkan Damar Geulis itu pada Posyandu Manggis, Kelurahan Winongo, Madiun.

Dalam menerapkan program Damar Geulis, ia menggandeng banyak pihak untuk mewujudkan program tersebut. Ia melibatkan kelurahan, kader posyandu, dan seluruh elemen warga. Kuncinya adalah bisa memengaruhi tokoh-tokoh penting dalam masyarakat. Beberapa program Damar Geulis yang menarik antara lain memberikan pelatihan kepada kader terkait pemberantasan jentik

(16)

nyamuk, pendirian bank sampah, hingga senam rutin bersama warga lanjut usia. Ada pula kebijakan dirinya untuk menganjurkan warga membayarkan ‘denda’ apabila ketahuan merokok.

“Apabila suaminya merokok, maka istrinya yang membayar uang Rp500 ke posyandu. Dengan berjalannya waktu, itu berkembang menjadi dana persalinan. Semakin ke sini, sudah ada kawasan terbatas merokok. Sehingga istrinya akan melarang suaminya merokok. Kami juga bekerjasama dengan pak lurah bahwa tidak boleh ada spanduk rokok, dan kita tempel larangan merokok,” tutur Muchaiyan.

Cita-citanya sebagai kepala puskesmas hanya satu, yakni menjadikan posyandu sebagai tempat masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan. Ia ingin agar programnya bisa direplikasi di tiga posyandu, dan tujuan puskesmas untuk membentuk kecamatan sehat akan berhasil.

“Saya ingin posyandu menjadi tempat masyarakat mendapat informasi kesehatan, bukan hanya tempat timbang bayi. Nanti, di RT (rukun tetangga, -red) muncul kampung sehat kampung sehat. Kalau di RT sudah terbentuk, maka tugas puskesmas untuk membentuk kecamatan sehat akan berhasil. Kita juga harus memanusiakan kader. Kader juga manusia, dia butuh pujian, sanjungan, dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,” imbuh Muchaiyan. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

Referensi

Dokumen terkait

Selama proses pembelajaran berlangsung dengan penggunakan Media Animasi, aktivitas guru diamati oleh pengamat dan hasilnya menujukan pembelajaran berjalan dengan

Peta Kesesuaian Lahan aktual tanaman Kelapa sawit Kecamatan NA IX – X Kabupaten Labuhanbatu Utara.. Universitas

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggantian sebagian tepung terigu dengan tepung jagung dalam pembuatan nugget sampai 30% tidak berpengaruh nyata

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

Namun demikian, dalam pengembangan BBOT yang bermutu masih ditemukan berbagai kendala utama, antara lain; (1) kurangnya riset terpadu di bidang pengembangan BBOT,

Sistem ini sebaiknya tidak digunakan lagi karena banyak memiliki keterbatasan. Tanggung jawab besar dibebankan pada perawat untuk menginterpretasi order dan

dan iterasi local search maka semakin memberikan peluang yang lebih besar mendapatkan solusi yang lebih baik namun disisi lain dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam

Menurut Prawirosentono dalam Dulbert (2007) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi