• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, dikarenakan anak usia sekolah sebagai generasi penerus dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, dikarenakan anak usia sekolah sebagai generasi penerus dan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, dikarenakan anak usia sekolah sebagai generasi penerus dan menentukan kualitas dari suatu bangsa. Upaya dalam meningkatkan kualitas SDM harus di fokuskan sejak dini, sistematis serta berkesinambungan.

Proses, kegiatan, dan lama waktu belajar anak saat ini benar-benar menguras energi fisik maupun mental anak. Jadwal sekolah anak umumnya sekolah masuk jam 07.15, bahkan ada yang lebih awal lagi, jam 06.30 seperti di Jakarta. Bila masuknya sepagi ini berarti anak harus bangun lebih awal lagi. Sering anak bangun dengan buru-buru, tidak sempat sarapan, masih mengantuk tapi sudah harus berangkat ke sekolah. Kondisi ini membuat tubuh fisik dan suasana hati anak tidak nyaman dan pasti berimbas pada kegiatan belajarnya di sekolah.

Menurut Seto Mulyadi, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, jam belajar anak SD di Indonesia mencapai 1.400 jam per tahun, jauh melampaui standar belajar jam per tahun yang ditetapkan UNESCO yaitu hanya 800 jam belajar.

Rata-rata anak SD belajar di sekolah 5-7 jam per hari. Setelah pulang sekolah biasanya anak masih belajar lagi di tempat les. Ini bisa 3-4 jam lagi. Total dalam sehari anak diforsir belajar selama 8 sampai 10 jam. Bisa dibayangkan betapa lelah fisik dan mental anak. Dalam kondisi kelelahan seperti ini anak tentu sulit konsentrasi karena butuh istirahat.

Selain itu salah satu faktor yang membuat anak sulit konsentrasi adalah gangguan dari lingkungan atau situasi yang tidak mendukung. Saat belajar di rumah, sebaiknya tidak boleh ada gangguan seperti televisi, radio, komputer, handphone, gadget, atau apa saja yang bisa membuat anak tidak bisa konsentrasi atau sulit fokus.

Yang juga perlu diperhatikan adalah bila dalam satu ruang ada dua atau lebih anak belajar. Biasanya, karena gaya belajar anak berbeda, akan timbul masalah. Ada anak yang perlu keadaan tenang untuk belajar. Ada

(2)

yang perlu mendengar musik atau suara televisi. Bila ini terjadi pasti anak yang butuh tenang saat belajar akan mengalami sulit konsentrasi.

Setiap siswa mempunyai keterampilan yang berbeda-beda dalam hal belajar, seperti keterampilan membaca, mendengar, dan menulis yang mereka peroleh dari pengalaman belajarnya yang sudah pasti akan berpengaruh dengan prestasi belajar. dengan prestasi belajar yang tinggi berarti suatu tujuan dari kegiatan belajar mengajar tercapai dengan baik. Setiap guru tentunya akan berusaha semaksimal mungkin memberikan materi belajar sesuai kebutuhan siswanya agar mereka mencapai prestasi secara optimal, namun usaha guru belum tentu akan berhasil secara maksimal pula. untuk mencapai prestasi yang optimal, perlu adanya usaha yang optimal pula. dibutuhkan suatu konsentrasi dari siswa agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuannya.

Dewasa ini banyak para orang tua dan pendidik kurang paham akan kebutuhan psikologi terhadap mendidik anak. Yang mengakibatkan tidak adanya sebuah keinginan orang tua dan pendidik terbentuk. Bahkan menjadikan nilai dan prestasi anak menurun karena adanya sebuah tuntutan tanpa adanya pendekatan antara orang tua atau pendidik terhadap anak.

Keberhasilan suatu proses belajar dipengaruhi oleh kemampuan individu untuk memusatkan perhatian terhadap objek yang sedang dipelajarinya. Terkait hal tersebut maka konsentrasi merupakan aspek yang penting bagi siswa dalam mencapai keberhasilan belajar.

Siswa yang tidak mampu berkonsentrasi dalam belajar berarti ia tidak dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan pelajaran yang di pelajarinya. Tanpa adanya konsentrasi belajar maka peristiwa belajar itu sesungguhnya tidak ada atau tidak berlangsung. Konsentrasi memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar, apabila seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi maka belajarnya pun akan sia-sia.

Konsentrasi akan menentukan keberhasilan dalam proses belajar, oleh sebab itu maka setiap siswa perlu melatih konsentrasinya dalam kegiatan sehari-hari. adanya konsentrasi dalam proses belajar akan

(3)

menjadikan siswa lebih mudah untuk memahami setiap materi yang dipelajari sehingga proses belajar menjadi tidak sia-sia. Dalam proses pembelajaran disekolah, siswa dituntut dapat selalu memfokuskan perhatiannya terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajari dengan baik, akan tetapi dalam kenyataannya belum semua siswa mampu untuk memusatkan perhatiannya terhadap situasi belajar. Setiap siswa tentu memiliki rentang konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi siswa rentan sekali mengalami penurunan.

Proses pembelajaran disekolah terkadang membuat fungsi otak siswa mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor pemicu yang dapat menyebabkan siswa mengalami kelelahan dan ketegangan selama proses belajar berlangsung. Guru disekolah mengharapkan siswa untuk duduk diam selama satu jam atau lebih dalam deretan bangku-bangku yang menghadap ke depan.

Kondisi seperti inilah yang menyebabkan otot-otot syaraf mengalami ketegangan dan kondisi otak akan mengalami kekurangan energi sehingga asupan oksigen dan aliran darah menuju ke otak pun tidak optimal. Apabila otak kekurangan energi, maka hal ini dapat menyebabkan otak tidak berfungsi secara optimal dan dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar siswa.

Gejala akibat menurunnya tingkat konsentrasi siswa akibat kekurangan asupan energi ke otak dapat dilihat ketika siswa mudah mengalami kebosanan dan mudah merasa mengatuk ketika guru sedang menerangkan pelajaran. Gejala lain yang muncul adalah perhatian serta pikiran siswa mudah sekali teralihkan dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti mengobrol dengan teman, melamun ataupun mengganggu temannya yang sedang memperhatikan guru. Fenomena penurunan konsentrasi belajar menjadikan siswa tidak memiliki minat belajar sehingga malas untuk melakukan aktivitas belajar.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak anak yang susah untuk berkonsentrasi dalam memperhatikan pelajaran baik di rumah maupun di sekolah. Dari pengalaman yang saya dapatkan pada klinik walk this way

(4)

center seperti kasus yang di alami oleh A (nama inisial) yang duduk di kelas 6 SD, A bermasalah dengan prestasinya karena sulit berkonsentrasi pada kegiatan yang sedang dilakukan dan hiperaktif sehingga jarang dapat menyelesaikan kegiatan yang sedang di kerjakan.

Sedangkan pada umumnya orang tua menginginkan anaknya menjadi pintar sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan dimasa mendatang. Selain dirumah, dilingkungan sekolah, anak juga harus bergelut dengan berbagai tujuan dan agenda pembelajaran sekaligus berpacu dengan waktu. Hal ini akan mengakibatkan anak harus berusaha keras dalam belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan belajar maka orang tersebut akan berusaha sangat keras dalam belajar yang mengakibatkan terjadi stres di otak, sehingga mekanisme integrasi otak melemah dan bagian-bagian otak tertentu kurang berfungsi. Dengan memaksakan otak untuk bekerja sangat keras maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam otak kanan dan otak kiri, juga dapat menyebabkan kelelahan pada otak sehingga konsentrasi dalam belajar anak menjadi menurun (Ayinosa, 2009).

Konsentrasi belajar adalah suatu usaha pemusatan pikiran atau perhatian terhadap suatu mata pelajaran yang sedang dipelajari dengan mengesampingkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang dipelajari. Ada beberapa siswa yang mudah dalam menerima pelajaran ada juga siswa yang kesulitan dalam menerima pelajaran.

Pemusatan pemikiran merupakan fungsi hal yang rumit, yang melibatkan rasa seperti sentuhan dan gerakan. Fenomena ini juga melibatkan perasaan kita, seperti perasaan yang muncul selama belajar. Padahal konsentrasi merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam diri manusia yang berfungsi antara lain dalam rangka pengambilan keputusan mengenai objek yang diminati. Konsentrasi juga merupakan keadaan pikiran atau asosiasi terkondisi yang diaktifkan oleh sensasi didalam tubuh. Untuk mengaktifkan sensasi dalam tubuh perlu keadaan yang rileks dan suasana yang menyenangkan, karena dalam keadaan tegang seseorang

(5)

tidak akan dapat menggunakan otaknya dengan maksimal karena pikiran menjadi kosong (Dennison, 2008).

Suasana menyenangkan dalam hal ini berarti anak berada dalam keadaan yang sangat rileks, tidak ada sama sekali ketegangan yang mengancam dirinya baik fisik maupun non fisik. Keadaan tersebut akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi siswa dalam belajar dan akan melapangkan jalan bagi siswa dalam mendayagunakan seluruh potensi yang dimilikinya (Prihastuti, 2009).

Dalam hal ini tentunya diperlukan suatu metode yang menyenangkan yang membuat anak rileks dalam belajar, biasanya para pendidik menggunakan metode atau membuat suatu program dalam pembelajaran seperti belajar sambil bermain ataupun belajar langsung dengan alam sekitar. Akan tetapi perancangan program seperti itu tidak selalu akan berhasil, karena pada dasarnya hanyalah mengoptimalkan sebagian fungsi otak, yaitu belahan otak kiri padahal kegiatan belajar akan optimal jika kita dapat mengoptimalkan penggunaan semua dimensi otak. upaya untuk mengaktifkan semua dimensi otak bisa dilakukan dengan senam otak atau brain gym (Ayinosa, 2009).

Selain dengan brain bym upaya untuk mengaktifkan semua dimensi otak bisa dilakukan dengan latihan bal-a-vis-x. lintas pergerakan lateral, seperti merangkak bayi mengaktifkan kedua belahan otak secara seimbang. Kegiatan ini bekerja kedua sisi tubuh secara merata dan melibatkan terkoordinasi gerakan kedua mata, kedua telinga, kedua tangan dan kedua kaki serta otot seimbang. Ketika kedua mata, kedua telinga, kedua tangan dan kaki yang digunakan sama, yang corpus callossum mendalangi proses ini antara dua belahan menjadi lebih sepenuhnya dikembangkan. Karena kedua belahan otak dan semua empat lobus diaktifkan, fungsi kognitif dan kemudahan belajar meningkat. gerakan fisik merangsang fungsi kognitif, bal-a-vis-x adalah salah satu program tersebut (Hannaford,2005).

Balance/Auditory/Vision/Exercise (Bal-A-Vis-X) merupakan teknik untuk mengintegrasikan otak yang memerlukan koordinasi seluruh

(6)

anggota tubuh dan memfokuskan perhatian. latihan ini dilakukan dengan menggunakan alat seperti kantong berisi pasir (sandbag) bola raket, papan keseimbangan. bal-a-vis-x adalah dasar pembelajaran yang berdasar pada ritme atau irama. Latihan ini berfungsi sebagai stimulasi bagi indera pendengaran (auditory), penglihatan (visual) dan sistem vestibular.

Pola ritme bal-a-vis-x meningkatkan kesadaran akan nuansa suara, irama atau ritme (rhythm) memandu seseorang ke dalam keadaan dimana aliran otak dan tubuh bekerja sama secara terintegrasi. Kegiatan memamtulkan bola ini dapat mengaktifkan otot, detak jantung dan pola gelombang otak yang menciptakan umpan balik. Latihan ini dapat membantu melepaskan stress, meriset pikiran dan ritme tubuh, juga bekerja sebagai stimulan dan penenang, bal-a-vis-x selain menyenangkan dapat membantu meningkatkan pemahaman bahasa, ketrampilan membaca dan komunikasi serta rasa penghargaan diri (self-esteem) seseorang (Groenendyk, 2008).

Brain gym adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari. brain gym membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau terhambat sehingga kegiatan belajar/bekerja berlangsung menggunakan seluruh otak atau whole brain. Rangkaian gerakan yang dilakukan bisa memudahkan kegiatan dan memperbaiki konsentrasi belajar siswa, menguatkan motivasi belajar, meningkatkan rasa percaya diri, membangun harga diri, rasa kebersamaan, meningkatkan daya ingat dan membuat siswa lebih mampu mengendalikan stres (Ayinosa, 2009).

Sesuai dengan pelayanan fisioterapi dicantumkan dalam General Meeting of Physical Therapist (June 2011) bahwa :

“Physical therapy provider service to individuals and population movement and fuctional ability throughout the lifespan. This includes providing service in circumstance where movement and function are threatened by ageing , injury, disease or environmental factor. Functional movement is central to what it means to be healthy”

Sesuai dengan pengertian fisioterapi diatas, fisioterapi juga memiliki peran dalam pengoptimalan dari fungsi otak. Sehinga peran fisoterapi pada

(7)

masa sekarang tidak hanya mulai menambah pada subjek sehat, karena peran fisioterapi sekarang mampu menjangkau lebih dalam pada aspek-aspek kehidupan masyarakat lainya, dan cakupan lahan fisioterapi saat ini sudah sangat luas. Dalam bidang pendidikan fisioterapi dapat ikut memberikan konstribusi.

B. Identifikasi Masalah

Kosentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Konsentrasi adalah memfokuskan perhatian dan pemikiran pada suatu objek atau informasi yang biasa didapat melalui penginderaan, ingatan maupun kegiatan kognitif lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran disekolah anak harus berkonsentrasi terhadap materi-materi yang disampaikan oleh guru dan dalam suatu kegiatan bermain atau belajar. Seperti yang dijelaskan oleh A’la, M (2010) bahwa konsentrasi adalah pemusatan perhatian (pikiran) atau tingkat perhatian yang tinggi terhadap suatu hal. konsentrasi meningkatkan pemahaman seseorang atas sesuatu yang di pelajarinya.

Tabrani dkk. (2009) menambahkan definisi belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013).

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap

(8)

atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.

Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut. klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar memiliki Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual, perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan persepsi, perilaku psikomotor dan perilaku berbahasa (Engkoswara, 2012).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar pada anak. Diantaranya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan belajar seperti suara, pencahayaan dan desain belajar. sedangkan faktor internal seperti tingkat intelektual, bakat, motivasi, gizi dan kesehatan anak.

Menurut riset bahwa gerakan membantu siswa mengatasi stres belajar dan ketika otak dan tubuh mereka menjadi terintegrasi yang memungkinkan bagi mereka menjadi dalam keadaan optimal pembelajaran (Groenendyk, 2008).

Gerakan fisik adalah penting untuk semua pembelajaran. melalui gerakan semua mampu memulihkan keadaan mereka menjadi terintegrasi. Oleh karena itu peserta didik lebih mampu menerima dan memproses informasi baru.

Hubert menyatakan dalam resonansi bukunya, bahwa penggunaan program bal-a-vis-x akan membantu siswa kesulitan belajar meningkatkan kognitif integrasi, membantu siswa perilaku teratur "menetap" perilaku mereka, dan membantu defisit perhatian dan hiperaktif siswa menunjukkan penurunan impulsif dan meningkatkan rentang perhatian (Hubert, 2007).

Olahraga dan latihan pada brain gym menurut riset yang dilakukan oleh Ayinosa (2009) brain gym dapat memberikan pengaruh positif pada

(9)

peningkatan konsentrasi, atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak untuk melakukan perencaaan, respon dan membuat keputusan. Dan ternyata brain gym bisa juga meningkatkan kemampuan belajar tanpa batasan umur (Ayinosa, 2009). Gerakan-gerakan dalam brain gym digunakan oleh para murid di Educational Kinesiology Foundation, California, USA untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak (Fanny, 2009). Karena proses belajar selalu melibatkan proses kognitif, maka penelitian brain gym juga telah dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak.

C. Perumusan Masalah

1. Apakah latihan bal-a-vis-x efektif meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun?

2. Apakah latihan brain gym efektif meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun?

3. Apakah ada perbedaan antara pemberian latihan bal-a-vis-x dan latihan brain gym terhadap kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan latihan bal-a-vis-x dan latihan brain gym terhadap kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui efektivitas pemberian latihan bal-a-vis-x terhadap kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun.

b. Untuk mengetahui efektivitas pemberian latihan brain gym terhadap kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun.

(10)

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti Dan Fisioterapis

a. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai perbandingan latihan bal-a-vis-x dan latihan brain gym terhadap kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun.

b. Bagi fisioterapis, hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan wacana pada dunia pendidikan khususnya fisioterapis peminatan pediatri, tentang upaya meningkatkan konsentrasi belajar pada anak saat belajar.

2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

a. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut sekaligus menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang membutuhkan pengetahuan lebih lanjut mengenai penanganan dan intervensi latihan bal-a-vis-x dan latihan brain gym terhadap kemampuan konsentrasi belajar pada anak.

b. Dapat menambah khasanah ilmu kesehatan dalam dunia pendidikan khususnya.

c. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan kegiatan belajar mengajar.

d. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan guru dapat mengaplikasikan kegiatan latihan bal-a-vis-x dan latihan brain gym saat kegiatan belajar mengajar.

3. Manfaat Bagi Institusi Lain

a. Sebagai referensi tambahan mengenai penanganan dan intervensi fisioterapi yang digunakan untuk peningkatan kemampuan konsentrasi belajar pada anak usia 8-10 tahun.

b. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi fisioterapis khususnya fisioterapis anak yang nantinya penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti jenis bidang yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA UTARA JAKARTA UTARA BODETABEK Serba Serbi JAKARTA BARAT SALON RUPA-RUPA Rumah Dikontrakan JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN LAIN-LAIN JAKARTA TIMUR

Berdasarkan nilai korelasi, koefisien lintas, dan heritabilitas maka karakter yang dapat digunakan untuk menyusun indeks seleksi bagi daya hasil pada 11 populasi

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 di kelas X6 SMA Batik 1 Surakarta yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi 445 Surakarta. Secara

Luka pada hati yang disebabkan oleh obat, termasuk obat yang diresepkan amatlah umum. Ada lebih dari 600 jenis obat yang dapat merusak hati dalam berbagai cara. Beberapa

Metode MIPI diharapkan dapat menganalisis dan mengembangkan proses bisnis komunikasi pemasaran pada Barokah Agro Tani Farm, sehingga terciptanya sebuah proses

 baah) terlibat terlibat dalam dalam proses proses menejerial menejerial yang yang melibatkan melibatkan berbagai berbagai fungsi fungsi manajemen, dalam

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh angka Freg =146,366; agar angka itu dapat bermakna, maka perlu diinterpretasikan sehingga dapat memberikan penjelasan

3 Jadi dalam pembelajaran PKn tidak hanya sebatas memperoleh informasi dari guru tetapi ada tujuan pembeljaran yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran guna memberikan