• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TAFSIR AL-QUR AN AL-KARIM KARYA MAHMUD YUNUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TAFSIR AL-QUR AN AL-KARIM KARYA MAHMUD YUNUS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

Oleh: M. Amursid & Amaruddin Asra

Universitas Islam Indragiri (UNISI) Tembilahan (mursid.refreshmuslim@gmail.com)

(amaruddin_asra@yahoo.com)

ABSTRAK

Mahmud Yunus adalah salah satu tokoh mufassir di Indonesia, karya-karya beliau banyak dikonsumsi di sekolah-sekolah khususnya di pesantren. Salah satu karya beliau adalah Tafsir Al-Qur’an al-Karim. Karya ini merupakan salah satu pionir karya tafsir berbahasa Indonesia yang banyak digunakan oleh mayoritas Umat Islam Indonesia. Tafsir ini termasuk ke dalam tafsir ijmali Namun pada beberapa tempat, beliau memberikan perhatian lebih hingga terlihat corak penafsiran tahlili. Sistematika pembahasan Mahmud Yunus dimemulai tekhnik penerjemahan, catatan tentang turunnya Qur’an dst, indeks istilah-istilah dalam al-Qur’an, tempat atau lokasi surah-surah dan juz, catatan-catatan, dan garis besar kandungan setiap surat. Diantara sumber-sumber rujukan tafsir Quran karya Mahmud Yunus adalah Tafsir al-Thabary, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Qasimy, Fajrul Islam, dan Zhuhrul Islam dan beberapa tafsir lainnya.

Kata Kunci: Tafsir, Al-Qur’an, Mahmud Yunus

A. Pendahuluan

Banyak tokoh pendidikan Islam di Sumatera Barat yang berjasa dalam pengembangan Institusi pendidikan Islam, sebut saja H.M. Thabib Umar, Syekh Ibrahim Musa Parabek dengan Sumatera Thawalibnya, Rahmah El Yunusiah dengan Diniyah Putrinya. Prof. Dr. H. Mahmud Yunus dengan. Normal Islamnya,

(2)

Abdul Ahmad dengan Adabiyah Schoolnya dan banyak lagi Yang lainnya. Makalah ini akan mengemukakan salah satu tokoh tersebut, yaitu Prof. Dr. H. Mahmud Yunus tentang riwayat hidup, hasil karyanya dan konsep pemikirannya tentang pendidikan.

Mahmud Yunus adalah seorang tokoh pendidikan nasional, karya-karyanya banyak dipergunakan di sekolah-sekolah khususnya di pesantren. Mahmud Yunus dikenal sebagai seorang tokoh pembaharu dalam metode pengajaran bahasa Arab. Beliau sendiri mempunyai karya yang berupa kamus Arab-Indonesia yang masih mudah didapatkan saat ini. Beberapa karyanya yang lain adalah seperti al-Fiqh al-Wadhih (fikih sederhana berbahasa Arab) yang terdiri dari 3 juz, at-Tarbiyah wa at-Ta’lim yang juga terdiri dari tiga juz. Dalam bidang keilmuan Al-Qur’an, sebagai seorang yang mempunyai spesialisasi dalam bidang bahasa Arab, beliau berhasil menulis Tafsir Al-Qur’an al-Karim. Karya ini merupakan salah satu pionir karya tafsir berbahasa Indonesia yang banyak digunakan oleh orang-orang berbahasa Melayu.

B. PEMBAHASAN

a. Riwayat Hidup Mahmud Yunus

Disebutkan dalam buku Tokoh dan Pemimpin Agama, Biografi Sosial-Intelektual, Mahmud Yunus lahir di desa Sungayang, Batusangkar, Sumatera Barat, hari Sabtu 10 Pebruari 1899. Keluarganya adalah tokoh agama yang cukup terkemuka. Ayahnya bernama Yunus bin Incek menjadi pengajar surau yang dikelola sendiri. Ibundanya bernama Hafsah binti Imam Samiun merupakan anak Engku Gadang M Tahir bin Ali, pendiri serta pengasuh surau di wilayah itu.1

1 Sulaiman Ibrahim , Pendidikan dan Tafsir “Kiprah Mahmud Yunus dalam Pembaruan

(3)

Sejak kecil, Mahmud Yunus dididik dalam lingkungan agama. Dia tidak pernah masuk ke sekolah umum. Ketika menginjak usia tujuh tahun (1906), Mahmud mulai belajar Alquran serta ibadah lainnya. Gurunya adalah kakeknya sendiri. Mahmud sempat selama tiga tahun menimba ilmu di sekolah desa, tahun 1908. Namun saat duduk di kelas empat, dia merasa tidak betah lantaran seringnya pelajaran kelas sebelumnya diulangi. Dia pun memutuskan pindah ke madrasah yang berada di Surau Tanjung Pauh bernama Madras School, asuhan H.M Thaib Umar, seorang tokoh pembaru Islam di Minangkabau.

Sejarah mencatat H.M Umar Thaib amat berpengaruh terhadap pembentukan keilmuan Mahmud Yunus. Melalui karya-karya gurunya itu, Mahmud dapat menyerap semangat pembaruan yang dibawa. Misalnya dalam karya Al-Munir, ditekankan penguasaan pengetahuan umum serta bahasa Eropa. Karenanya para santri di surau/pesantren H.M Umar Thaib diwajibkan mempelajari ilmu agama, bahasa Eropa maupun ilmu pengetahuan umum. Maksudnya agar para santri dapat juga memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut bagi peningkatan kesejahteraan umat dan perkembangan Islam.

Saat Mahmud belajar di Madras School antara tahun 1917-1923, di Minangkabau tengah tumbuh gerakan pembaruan Islam yang dibawa oleh para alumni Timur Tengah. Umumnya pembaruan Islam terwujud dalam dua bentuk, purifikasi dan modernisasi. Nah, yang dilakukan oleh para alumni adalah gerakan purifikasi untuk mengembalikan Islam ke zaman awal Islam dan menyingkirkan segala tambahan yang datang dari zaman setelahnya.

(4)

Mahmud Yunus mulai terlibat di gerakan pembaruan saat berlangsung rapat besar ulama Minangkabau tahun 1919 di Padang Panjang. Dia diminta untuk mewakili gurunya. Pertemuan itu secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pola pemikiran pembaruan Mahmud, terutama berkat pandangan-pandangan yang dikemukakan sejumlah tokoh pembaru seperti Abdullah Ahmad serta Abdul Karim Amrullah.2

Bersama staf pengajar lainnya yang bergiat di gerakan pembaruan, tahun 1920 Mahmud membentuk perkumpulan pelajar Islam di Sungayang bernama Sumatera Thawalib. Salah satu kegiatan kelompok ini adalah menerbitkan majalah al-Basyir dengan Mahmud Yunus menjadi pemimpin redaksinya. Interaksi yang kian intens dengan gerakan pembaru, mendorongnya untuk menimba pengetahuan lebih jauh di Mesir. Tidak mudah untuk mewujudkan hasratnya itu, berbagai kendala dihadapi. Namun pada akhirnya kegigihan Mahmud Yunus dapat mengantarkannya ke al-Azhar, Kairo, tahun 1924.

Di sana dia mempelajari ilmu ushul fiqh, ilmu tafsir, fikih Hanafi dan sebagainya. Mahmud Yunus seorang murid yang cerdas. Hanya dalam tempo setahun, dia berhasil mendapatkan Syahadah Alimiyah dari al-Azhar dan menjadi orang Indonesia kedua yang memperoleh predikat itu.

Tetapi dia merasa belum cukup dengan apa yang telah diperoleh lantaran peningkatan pengetahuan umumnya belum terpenuhi. Dia pun berkeinginan melanjutkan studi ke madrasah Dar al-Ulum yang memang mengajarkan pengetahuan umum. Mahmud Yunus kemudian meneguhkan diri untuk mengikuti seluruh persyaratan yang diminta dan terbukti mampu

(5)

memenuhi. Dia dimasukkan sebagai mahasiswa di kelas bagian malam (qiyam lail). Semua mahasiswanya berkebangsaan Mesir, kecuali Mahmud Yunus. Tercatat dia menjadi orang Indonesia pertama yang masuk Dar al-Ulum.

Kuliah Mahmud Yunus berakhir dengan lancar. Tahun 1929, dia mendapat ijazah diploma guru dengan spesialisasi bidang ilmu kependidikan. Setelah itu, dia kembali ke kampung halamannya di Sungayang Batusangkar. Gerakan pembaruan di Minangkabau saat itu makin berkembang. Ini amat menggembirakan Mahmud Yunus yang lantas mendirikan dua lembaga pendidikan Islam, tahun 1931, yakni al-Jami›ah Islamiyah di Sungayang dan Normal Islam di Padang. Di kedua lembaga inilah dia menerapkan pengetahun dan pengalaman yang didapatnya di Dar al-Ulum, Kairo. Karena kekurangan tenaga pengajar, al-Jami›ah Islamiyah terpaksa ditutup tahun 1933. Sedangkan Normal Islam hanya menerima tamatan madrasah 7 tahun dan dimaksudkan untuk mendidik calon guru. Ilmu yang diajarkan berupa ilmu agama, bahasa Arab, pengetahuan umum, ilmu mengajar, ilmu jiwa dan ilmu kesehatan.

Dua penekanan dalam pembaruan Mahmud Yunus di lembaga pendidikannya yakni pengenalan pengetahuan umum dan pembaruan pengajaran bahasa Arab. Pengajaran pengetahuan umum di sekolahnya sebenarnya tidaklah baru. Tahun 1909 Abdullah Ahmad sudah mengajarkan berhitung, bahasa Eropa di Adabiyah School. Sementara Mahmud menambahkan beberapa pelajaran umum semisal ilmu alam, hitung dagang, dan tata buku.

Pada bidang pengajaran bahasa Arab, pembaruan Mahmud Yunus tak hanya menekankan penguasaan bahasa Arab, namun juga menunjukkan bagaimana secara didaktis-metodis modern

(6)

para siswa menguasai bahasa tersebut dengan cepat dan mudah. Dia memimpin Normal Islam selama 11 tahun, mulai 19311938- dan 1942 dan 1946. Pada tahun 30-an, dia juga aktif di organisasi Islam antara lain menjadi salah satu anggota Minangkabau Raad. Lantas tahun 1943 dipilih menjadi Penasehat Residen mewakili Majelis Islam Tinggi. Demikian pula di kementerian agama yakni dengan menjabat selaku Kepala Penghubung Pendidikan Agama. Awal tahun 1970 kesehatan Mahmud Yunus menurun dan bolak balik masuk rumah sakit. Tahun 1982, dia memperoleh gelar doctor honoris causa di bidang ilmu tarbiyah dari IAIN Jakarta atas karya-karyanya dan jasanya dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Sepanjang hidupnya, Mahmud menulis tak kurang dari 43 buku. Pada tahun 1982, Mahmud Yunus meninggal dunia.3

b. Eksistensi Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Karya Mahmud Yunus

Tafsir Quran Karim menurut keterangan penulisnya merupakan hasil penyelidikan selama kurang lebih 53 tahun, yaitu sejak penulisnya berusia 20 tahun hingga 73 tahun. Dalam rentang waktu yang cukup lama ini, reaksi keras dan protes terus bermunculan, baik dari kalangan umat Islam secara umum maupun dari kalangan ulama terkemuka sekalipun. Hal ini disebabkan kegiatan penfsiran ketika itu dianggap sebagai perbuatan langka yang diharamkan. Ada dua ulama besar yang masing-masing dari Yogyakarta dan Jatinegara yang pernah

3 Luluvikar, Biografi Mahmud Yunus, artikel inernet pada www.luluvikar.com,

(7)

melakukan protes tertulis agar apa yang diupayakan Mahmud Yunus dihentikan.4

Penulisan Tafsir Qur’an Karim dimulai pada tahun 1922 dan berhasil diterbitkan untuk juz pertama, kedua dan ketiga. Pada tahun 1924, Usaha penulisan untuk sementara waktu berhenti karena penulisnya memutuskan melanjutkan pendidikan ke al-Azhar, Mesir. Satu pelajaran penting yang penulis dapatkan disana ialah kobolehan menerjemahkan al-Quran dan bahkan dianjurkan agar bangsa asing yang tidak mengetahui bahasa Arab dapat memahaminya juga. Setelah penulis dalam hal ini Mahmud Yunus telah menempuh pendidikan di al-Azhar dan Darr al-Ulum, ia pulang ke Indonesia dan kembali melanjutkan usahanya untuk menafsirkan al-Quran.5

Mahmud Yunus melanjutkan usaha ini pada tahun 1354 H / 1935 M dan yang terpenting pada saat itu ialah ia berikan nama Tafsir Quran Karim. Kegiatan penafsiran tersebut diterbitkan 1 juz tiap 2 bulan. Adapun dalam menerjemahkan juz 7 sampai juz 18 dibantu oleh AlMarhum H.M.K. Bakry. Pada bulan april 1938 tammatlah 30 juz.6

c. Karya Mahmud Yunus

Mahmud Yunus adalah penulis yang cukup produktif. Banyak bukunya telah diterbitkan dan tersebar di tanah air. Buku-buku tersebut meliputi berbagai bidang ilmu, di antaranya bidang pendidikan, hukum Islam (fiqh), tafsir, akhlak, ilmu jiwa, sejarah Islam dan lain-lain. Bukunya itu antara lain:7

4 Sulaiman Ibrahim , Pendidikan dan Tafsir...,h. 84

5 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Abang, 1981), h. iii 6 Ibid, h. iii-iv

7 Malta Rina, Artikel Pemikiran dan Karya-karya Prof. Dr. H. Mahmud Yunus tentang

(8)

1. Bidang Pendidikan Sejarah

Pendidikan Islam di Indonesia (Penerbit Mutiara Jakarta, 1997), Pendidikan di Negara negara Islam dan Intisari Pendidikan Barat (CV. Al-Hidayah Jakarta, 1968), Pengetahuan Umum dan Ilmu Mendidik: Methodik Khusus Pendidikan Agama (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1980), Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia; Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1978), Al-Tarbiyah wal Ta’lim (Pendidikan dan Pengajaran).

2. Bidang Bahasa Arab

Pelajaran Bahasa Arab I, Pelajaran Bahasa Arab II, Pelajaran Bahasa Arab III, Pelajaran Bahasa Arab IV, Durus Al-Lughat Methodik Khusus Bahasa Arab: Kamus Arab Indonesia:Contoh Tulisan Arab, (17) Muthall’ah wa Mahfuzhar (Bedah Buku dan Kata Mutiara): Darus Al-Lughat al-’Arabiyah II (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1980): Durus Al-Lughat Al-Arabiyah III (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1980): Muhadatsat Al-Arabiyah/ Percakapan: Bahasa Arab (PT. Hidakarya Agung Jakarta, 1981):Al-Muktarat Lil Muthalla’ah wal Mahfuzhat (Kapita Selekta Bedah Buku dan Kata Mutiara).

3. Bidang Fiqh (Hukum Islam)

Bukunya Antara lain: Marilah Sembahyang I (Hidakarya Agung, Jakarta, 1979), Marilah Sembahyang II (Hidakarya Agung Jakarta, 1979), Puasa dan Zakat (Hidakarya Agung Jakarta, 1979), Haji ke Mekkah (Hidakarya Agung Jakarta, 1979), Hukum Warisan dalam Islam (Hidakarya Agung, Jakarta 1974), Hukum Perkawinan dalam Islam 4 Mazhab (Hidakarya Agung, Jakarta,

(9)

1979), Pelajaran Sembahyang untuk Orang Dewasa: Soal jawab Hukum Islam: Fiqh Al-Wadhih I: Al-Fiqh Al-Wadhih II (Hidakarya Agung, Jakarta, 1935), Al- Fiqh Al-Wadhih III (Hidakarya Agung Jakarta,1936), Mabadi’ al- Fiqh Tsanawiy:Tarikh Fiqh Al-Islamiy (Sejarah Fiqh Islam), Al-Masail Al-Fiqhiyah ’ala Madzahib Al-Arab’ah (Masalah Masalah Fiqh Empat Madzhab).

4. Bidang Tafsir

Tafsir Al-Qur’an Karim 30 Juz Tafsir Al-Fatihah (Sa’adiyah Putra, Padang Panjang Jakarta, 1971), Tafsir Ayat Akhlak (Al-Hidayah Jakarta, 1975), Juz ’Amma dan Terjemahnya (Hidakarya Agung, Jakarta, 1978), Tafsir Al-Qur’an Juz 110-, Pelajaran Huruf Al-Qur’an I-II, 1973: Kesimpulan Isi Al-Qur’an, Tahun 1978, Alif Ba Ta wa Juz ’Amma Muhadharat Al-Israiliyat fi Tafsir wal Hadits (Cerita Israiliyat dalam tafsir dan hadist), Tafsir Al-Qur’an Karim Juz II 20, 1973, Tafsir Al-Qur’an Karim juz 211973 ,30-, Kamus Al-Qur’an I: Kamus Al-Qur’an II Kamus Al-Qur’an Juz 130- (Hidakarya Agung Jakarta, 1978: Surat Yasin dan Terjemahannya, 1977).

5. Bidang Akhlak

Keimanan dan Akhlak I (1979): Keimanan dan Akhlak II (1979): Keimanan dan Akhlak III (1979): Keimanan dan Akhlak II (1979): Beriman dan Berbudi Pekerti (Hidakarya Agung, Jakarta 1981): Lagu-lagu Baru Pendidikan Agama/ Akhlak Bahasa Indonesia: Moral Pembangunan dalam Islam: Akhlak (1978).

6. Bidang Sejarah Islam

Sejarah Islam di Minangkabau tahun 1971: Tarikh Al-Islam (Hidakarya Agung, Jakarta, 1971).

(10)

7. Bidang Perbandingan Agama

Ilmu Perbandingan Agama (Hidakarya Agung, Jakarta, 1978), Al-Adyan (agama-agama).

8. Bidang Dakwah

Pedoman Dakwah Islamiyah (Hidakarya Agung, Jakarta, 1978).

9. Bidang Ushul Fiqh Mudzakarat ushul Al-Fiqh 10. Bidang Tauhid

Durus Al-Tauhid (pelajaran tauhid) 11. Bidang Ilmu Jiwa

Buku Tentang Doa seperti: Kumpulan Do’a (Hidakarya Agung Jakarta, 1976), Doa-doa Rasulullah (Hidakarya Agung, Jakarta, 1979).

12. Buku tentang Pemikiran

Mari Kembali ke Al-Qur’an (Hidakarya Agung Jakarta, 1971) dan Al-Syuhur Al-Arabiyah fil Bilad Al-Islamiyah.

13. Buku tentang Kisah

Beberapa Kisah Nabi dan Khalifahnya (Hidakarya Agung, Jakarta, 1980), Khulashah Tarikh Hayat Al-Ustadz Mahmud Yunus (Ringkasan Biografi Mahmud Yunus).

14. Buku tentang Pelajaran Agama

Pemimpin Pelajaran Agama I: Pemimpin Pelajaran Agama II: Pemimpin Pelajaran Agama III (Al-Hidayah Jakarta).

(11)

d. Metodologi Tafsir Quran Karim

Untuk analisa metodologi terhadap Tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus, dapat lihat dari beberapa segi,8 yaitu:

1) Metode Penafsiran dan Corak Tafsir

Tafsir al-Quran Karim Mahmud Yunus ini menunjuk pada metode tahlili, suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Quran dan seluruh aspeknya. Dalam tafsir Mahmud Yunus, aspek kosa kata dan penjelasan arti global tidak selalu dijelaskan. Kedua aspek tersebut dijelaskan ketika dianggap perlu atau kadang pula suatu ayat, suatu lafadz dijelaskan arti kosakata-katanya, sedangakan lafadz yang lain dijelaskan arti kosa katanya, sedengkan lafadz yang lain dijelaskan arti globalnya karena mengadung suatu istilah, bahkan dijelaskan secara terperinci dengan memperlihatkan penggunaan istilah itu pada ayat-ayat yang lain.

2) Metode Pemikiran Penafsiran

Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya Mahmud Yunus ini adalah tafsir ijmali yakni hanya menafsirkan ayat secara global saja. Namun pada beberapa ayat, beliau memberikan perhatian lebih hingga terlihat corak penafsiran tahlili.9 Dari penjelasan di atas,

metode pemikiran penafsiran Mahmud Yunus cenderung ke arah penafsiran model bil riwayah, yakni metode penafsiran yang menggunakan riwayah-riwayah para sahabat dan para tabi’in sebagai dasar pijakan. Metode ini kurang memberikan porsi yang besar terhadap akal dan lebih banyak berpegang

8 Ibid, h. 105-109.

9 Mahmud Yunus, Pembaharu Pengajaran Bahasa Arab, diupload pada 08 Oktober

(12)

pada arti harfiahnya. Untuk dapat mengetahui kecenderungan metode pemikiran penafsiran Mahmud Yunus yang dapat di kategorikan bercorak bil riwayah, dapat dilihat dari bagaimana Mahmud Yunus menyingkap ayat-ayat Al-Qur’an dalam tafsirnya sebagai berikut: Ketika menafsirkan surat al-Fath ayat 10���ْو�َف��� َهَّللا ُد�َق�� َق

ْم� َه�ْق��َد�ْق��َأا dan surat Ali-Imran ayat 26 dan 73 yang masing-masing ada kata َرْق��َف��ْل��ا َكَد�َق�َف�� dan َهّللا َد�َق�َف�� yang ayat tersebut dapat membawa pemahaman antropomorfisme.

Mahmud Yunus mengartikan kata ٌد�َق�� dengan tangan, maka dari sisi ini mahmud yunus memaknai teks Al-Qur’an secara harfiah. Penfsiran ini didasarkan pada riwayah yang mengatakan bahwa ayat ini turun ketika orang-orang yang bersetia teguh kepada muhammad, berjabat tangan dengan nabi muhammad dan mengumpamakan tangan nabi muhammad sebagai tangan Allah, seperti di ungkap mahmud yunus dalam tafsir Al-Qur’an al-Karim. Jadi penafsiran yang diperlihatkan beliau ini menunjukkan metode tafsir bil riwayah. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa Mahmud Yunus dalam metode pemikiran penafsirannya sebagian besar bercorak bil riwayah, meskipun pada ayat-ayat yang lain beliau melakukan penta’wilan arti kata, tetapi hanya sebatas arti kata untuk menjelaskan supaya tidak terjadi kesalahahpahaman tentang maksud ayat yang dimaksud.

Sistematika Pembahasan Dalam menyusun tafsirnya, Mahmud Yunus memulai dengan bab 1 pendahuluan yang berisi tekhnik penerjemahan, catatan tentang turunnya Al-Qur’an dst, kemudian bab yang kedua tentang indeks istilah-istilah dalam Al-Qur’an, bab ke 3 nama dan lokasi surah-surah dan juz, bab ke 4 teks, terjemahan, dan catatan-catatan dan bab 5 garis besar kandungan setiap surat. Mahmud Yunus merupakan seorang tokoh pendidikan, dan pembaharu dalam pendidikan.

(13)

Metode-metode yang dibangun oleh beliau sangat berpengaruh dalam pendidikan bahasa Arab di Indonesia.

e. Penafsiran Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus

Berikut beberapa contoh penafsiran ayat dari tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus:

a) Surah al-Fi’il

Artinya:

Tiadakah engakau tahu, bagaimana Tuhanmu memperbuat terhadap orang-orang yang mempunyai gajah (1); Tiadakah ia menjadikan tipu daya mereka jadi sia-sia (2); Dan mengirim kepada meraka burubf berbondong-bondong (3); Yang melempar mereka dengan batu dari tanah yang keras (4); lalu Allah jadikan mereka seperti daun yang dimakan (ulat) (Q.S. al-Fi’il : 15-).

Adapun balatentara yang bergajah itu, ialah Raja Yaman yang datang ke Negeri Makkah hendak meruntuhkan Ka’bah dengan membawa lascar dan gajah yang kuat. Setelah mereka hamper masuk ke Negeri Makkah, lalu beberapa burung menjatuhkan batu (tanah yang keras), boleh jadi didalamnya banyak hama penyakit cacar, sehingga mereka semuanya dihinggapi penyakit itu, akahirnya badan mereka hancur luluh seperti daun kayu dimakan binatang atau ulat. Pendeknya maksud mereka hendak meruntuhkan Ka’bah tiadalah berhasil adanya.10

10 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim..., h. 918-919

ْﻢَﻟَأ

َﺮَﺗ

َﻒْﻴَآ

َﻞَﻌَﻓ

َﻚﱡﺑَر

ِبﺎَﺤْﺻَﺄِﺑ

ِﻞﻴِﻔْﻟا

﴿

١

ْﻢَﻟَأ

ْﻞَﻌْﺠَﻳ

ْﻢُهَﺪْﻴَآ

ﻲِﻓ

ٍﻞﻴِﻠْﻀَﺗ

﴿

٢

َﻞَﺳْرَأَو

ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ

اًﺮْﻴَﻃ

َﻞﻴِﺑﺎَﺑَأ

﴿

٣

ْﻢِﻬﻴِﻣْﺮَﺗ

ٍةَرﺎَﺠِﺤِﺑ

ْﻦِﻣ

ٍﻞﻴﱢﺠِﺳ

﴿

٤

ْﻢُﻬَﻠَﻌَﺠَﻓ

ٍﻒْﺼَﻌَآ

ٍلﻮُآْﺄَﻣ

﴿

٥

) ﴾

ةرﻮﺳ

ﻞﻴﻔﻟا

:

١

(

(14)

b) Surah al-Fushshilat ayat 13

Artinya:

Jika mereka berpaling katakanlah : Aku beri peringatan kamu dan petir (sikas), seumpama siksa (yang menimpa kaum) ‘Ad dan Tsamud. (Q.S. Fushshilat : 13).

Arti (َقه�َق�� َع�ا�َ���) yang jama’nya adalah (َق��َأ��اَو�َص��) ialah Petir, geledek, halilintar, yaitu bunyi yang keras sekali di udara dan biasanya bersama kilat. Dalam Quran ada tiga tafsirnya:

• Mati seperti (���َفرَْأ��ل��ا ْ ق��َف��� ْف�َم�َو�� َق�اَو��ا�َم�س��ل��ا ق��ََّ ف��� ْف�َم� َق��َع� َص��َف���) : maka matilah siapa yang di langit dan siapa yang dibumi,

• Azab seperti (َدْو�ُم�َث�َو�� ٍدا�َع� َقه�َق��َأ��ا�َ��� َل�ْث��َم� ٍقه�َق�� َع�ا�َ��� ْم�ُ����ُق�ْرَفد�ْف��َأا) : Aku beri peringatan kamu dan petir (siksa), seumpama siksa (yang menimpa kaum) ‘Ad dan Tsamud, dan

• Api (kilat) seperti (ُءا�َث���َق� ْف�َم� ا�َ��َف�� ُف�ْق�� َ���ُق�َف��� َق��َأ��اَو�ص�����ا ُل� َ����ْرُق�َو��): َّ Dia mengirim api (kilat), lalu mengenai siapa yang dikehendakinya. Sebenarnya ketiga-tiganya itu adalah hasil dari petir.

ُقه�َ��ْق�ص������َّ َا : teriakan yang keras (Surah al-Hijr ayat 73) ditafsirkan

dengan Shaa’iqah ini, bukan dengan teriakan Jibril seperti dalam Tafsir Jalalain.11

c) Surah Quraisy ayat 4

11 Ibid, h. 705.

ْنِﺈَﻓ

اﻮُﺿَﺮْﻋَأ

ْﻞُﻘَﻓ

ْﻢُﻜُﺗْرَﺬْﻧَأ

ًﺔَﻘِﻋﺎَﺻ

َﻞْﺜِﻣ

ِﺔَﻘِﻋﺎَﺻ

ٍدﺎَﻋ

َدﻮُﻤَﺛَو

﴿

ةرﻮﺳ

ﺖﻠﺼﻓ

:

١٣

يِﺬﱠﻟا

ْﻢُﻬَﻤَﻌْﻃَأ

ْﻦِﻣ

ٍعﻮُﺟ

ْﻢُﻬَﻨَﻣﺁَو

ْﻦِﻣ

ٍفْﻮَﺧ

﴿

ةرﻮﺳ

ﺶﻳﺮﻗ

:

٤

(15)

Artinya:

Yang telah memberi makan kepada mereka karena kelaparan dan telah mengamankan mereka karena ketakutan. (Q.S. Quraisy: 4)

Arti �َم� ْف “min” banyak, di antaranya:12

• Min untuk permulaan (mulai dari) seperti َهَد� ْبف�َع�َف�� ���ر َْسب���َأا

َ

��ص��َقق���َْأ��ل�ْ�ا َد� َجف��ْ�ص��َمْ��ا ��َ���َأا َم�اَرَسب��ْل��ا َد��َف��ْ�ص��َمْ��ا َف�َم� ٍا�ل�ْق�َ��� “dia memperjalankan hambanya pada malam hari dari masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa”.

• Untuk menerangkan setengah, seperti ل�ُ�ْو�ُقع�َق�� ْف�َم� َ���ا�َّبف�ل��ا َف�َم�َو��

ا�َّف�َب��ا “dan setengah (diantara) manusia ada yang berkata: kami beriman”.

• Untuk arti ganti seperti ( َكا�َل��اَفد ْف�َم� اَفد��� د��ُف��)ْف “ambillah ini ganti itu”.

• Untuk menerangkan yaitu atau yakni seperti َو�� َقه�َّبف� َف��ْل�� ا َف�َم�

َ���اَّجف�ل��ا “(Syetan itu), yaitu jin dan manusia”.

• Untuk arti karena seperti: ٍف���ْو�َف�� ْف�َم� ْم�ُه�َف�َم�ا َو�� ٍعْو�ُف�� ْف�َم� ْم�ُه�َم�َع� ْل����َأا “Dia memberi makan mereka karena kelaparan”

• Untuk zaidah (tambahan saja) seperti

ٍّق��َفصَف� ْف�َم� ْم�َه� ْيق�َق��ْأا�َق�� ا�َب��َو�� َف

�ُأو�� َرفسب��َْق�ْس��َق� َه�َف�� اْو�ُف��ا�َك َّ��ل�� َأا“Tidak datang Nabi kepada mereka melainkan mereka perolok-olokkan”.

f. Sumber-sumber Tafsir Al-Qur’an Mahmud Yunus

Adapun sumber-sumber rujukan tafsir Quran karya Mahmud Yunus sebagai berikut:13

12 Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim..., h. 919 13 Mahmud Yunus , Tafsir Quran Karim..., h. VI

(16)

1. Tafsir al-Thabary 2. Tafsir Ibnu Katsir 3. Tafsir al-Qasimy 4. Fajrul Islam 5. Zhuhrul Islam

Dapatlah diambil kesimpulan bahwa sumber-sumber tafsir itu tujuh:

a) Tafsir Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, karena ayat-ayat itu tafsir-menafsirkan dan jelas-menjelaskan antara satu dengan yang lain.

b) Tafsir dengan hadist yang shahih, seperti hadist Bukahri dan Muslim. Sekali-kali tidak boleh dengan hadist yang Maudlu’ dan Dho’if.

c) Tafsir dengan perkataan sahabat, tapi khusus dengan menerangkan sebab-sebab turunnya sayat, bukan menurut pendapat dan pikirannya.

d) Tafsir dengan perkataan tabi’in, bila mereka ijma’ atas semua tafsir. Hal ini menurut pendapat bahwa ijma’ itu hujjah.

e) Tafsir dengan umum bahasa arab bagi Ahli Ilmu Lughah. f) Tafsir dengan Ijtihad bagi Mujtahid.

g) Tafsir dengan tafsir Aqli bagi Mu’tazilah. Selain dari pada itu ada lagi tafsir Akil menurut Syi’ah dan tafsir Shufi bagi ahli Tasawwuf.

(17)

g. Keistimewaan Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Mahmud Yunus

Adapun keistimewaannya adalah:

a. Terjemahan Al-Qur’an disusun baru, sesuai dengan perkembangan bahasa Indonesia, serta mudah difahami oleh pembaca. Bahkan mahasiswa-mahasiswa dapat memperluas bahasa arabnya.

b. Teks Al-Qur’an terjemahannya disusun sejajar dan setentang. Dengan demikian mudah mengetahui nomor-nomor ayat Al-Qur’an dalam teks bahasa arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

c. Keterangan-keterangan ayat ditaruh dan diletakkan didalam ayat yang bersangkutan, sehingga mudah mempelajarinya tanpa memeriksa ke halaman-halaman yang lain, seperti cetakan yang lama.

d. Keterangan-keterangan ayat ditambah dan diperluas, setengahnya berupa masalah-masalah ilmiyah yang harus dipelajari oleh mahasiswa-mahasiswa.

C. PENUTUP

Dari bahasan di atas, dapatlah diambil beberapa kesimpulan, di antaranya:

1. Mahmud Yunus lahir di desa Sungayang, Batusangkar, Sumatera Barat, hari Sabtu 10 Pebruari 1899.

2. Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya Mahmud Yunus ini adalah tafsir ijmali yakni hanya menafsirkan ayat secara global saja. Namun pada beberapa ayat, beliau memberikan perhatian lebih hingga terlihat corak penafsiran tahlili.

(18)

3. Sistematika Pembahasan Dalam menyusun tafsirnya, Mahmud Yunus memulai dengan bab pertama berisi pendahuluan yang berisi tekhnik penerjemahan, catatan tentang turunnya Al-Qur’an dst, kemudian bab yang kedua tentang indeks istilah-istilah dalam Al-Qur’an, bab ke 3 nama dan lokasi surah-surah dan juz, bab ke 4 teks, terjemahan, dan catatan-catatan dan bab 5 garis besar kandungan setiap surat.

4. Adapun sumber-sumber rujukan tafsir Quran karya Mahmud Yunus sebagai berikut, Tafsir al-Thabary, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Qasimy, Fajrul Islam, dan Zhuhrul Islam.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi, Sejarah Ulumul Qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999)

Al-Qur’an al-Karim

Luluvikar, Biografi Mahmud Yunus, artikel inernet pada www. luluvikar.com, didownload pada 14 Oktober 2015

Malta Rina, Artikel“Pemikiran dan Karya-karya Prof. Dr. H. Mahmud Yunus tentang Pendidikan Islam”, (Sumatera Barat: 2011)

Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Abang, 1981)

---(1981), Tafsir Quran Karim, (Jakarta: PT Hidakarya Abang, Pendahuluan, 1081)

Sulaiman Ibrahim , Pendidikan dan Tafsir “Kiprah Mahmud Yunus dalam Pembaruan Islam”, Jakarta: LEKAS, 2011)

Republika Online - http--www_republika_co_id., Prof Mahmud Yunus Pembaharu Pengajaran Bahasa Arab. Didownload pada 08 Oktober 2015 (20.00 Wib)

Referensi

Dokumen terkait

Kedua penafsir baik Mahmud Yunus maupun Hasbi ash Shidieqy menafsirkan kata ( ﻰﺤﻀﻟا ) dengan kata matahari atau lebih tepatnya ketika matahari pagi yang terbit. Artinya bahwa

disandangkan kepada orang yang beriman, maka ia dipahami dalam arti kecaman yang amat keras, bukan dalam arti kekufuran yang menjadikan seseorang keluar dari agama. Di sisi lain

Struktur kisah Ibrahim dan Musa dalam Tafsir Qurān Karim karya Mahmud Yunus pada umumnya hanya berisi komentar singkat yang menjadi semacam catatan kaki, yang terdiri dari

Kedua, Pesan yang moral yang dapat kita ambil dari kisah Nabi Yunus dalam Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta’wīl āy al-Qur’ān antara lain pentingnya kesabaran dalam berdakwah,

Dalam hal ini, M Quraish Shihab menafsirkan khaira ummah sebagai umat terbaik yang dikeluarkan atau diwujudkan untuk manusia sejak nabi Adam hingga akhir zaman

Selain karya-karya tafsir para intelektual muslim Indonesia di atas, yang tidak boleh dilupakan adalah tafsir asli berbahasa Indonesia lengkap yang pertama yaitu Tafsir

Menurut Husain al-Dhahabi, yang dimaksud dengan tafsir ‘ilmi adalah: corak penafsiran yang menggunakan nomenklantur-nomenklantur ilmiah dalam menafsirkan al- Quran,

Keenam, penelitian oleh Ahmad Ghozali Harahap, 2016 yang berjudul “Konsep pendidikan Islam perspektif Mahmud Yunus” adapun fokus penelitian ini yaitu: konsep